(RPP)
I. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model
project based learning serta metode diskusi kelompok, ceramah, tanya jawab, dan
penugasan peserta didik dapat menunjukkan karakteristik dan unsur intrinsik cerita
cekak, menafsirkan isi teks cerita cekak dan nilai-nilai yang terkandung dalam teks
cerita cekak, serta dalam keterampilan menulis sinopsis. Peserta didik dalam praktik
nyata atau tertulis dengan rasa ingin tahu kerjasama, tanggungjawab, disiplin selama
proses pembelajaran dan bersikap jujur serta percaya diri.
V. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam materi ini adalah Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan,
Diskusi
(creative, comunikation)
(pembelajaran berbasis HOTS)
Penutup Generalization Peserta didik menyimpulkan tentang 10 menit
(menarik unsur-unsur pembangun teks crita cekak,
kesimpulan) pengertian dan nilai-nilai dalam teks crita
cekak.
Pertemuan ke-2
Sintak Model
Langkah Pembelajaran Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran (Berbasis waktu
Proyek)
Pendahuluan Stimulation Siswa merespon salam dan pertanyaan 10 menit
(simullasi/Pemb dari guru berhubungan dengan kondisi
erian dan pembelajaran sebelumnya (kegiatan
rangsangan) Penguatan Pendidikan Karakter)
(creative, comunikation)
(pembelajaran berbasis HOTS)
Pertemuan ke- 3
Sintak Model
Langkah Alokasi
Pembelajaran Deskripsi
Pembelajaran waktu
(Berbasis Proyek)
Pendahuluan Stimulation Peserta didik merespon salam dan 10 menit
(simullasi/Pemberi pertanyaan dari guru berhubungan
an rangsangan) dengan kondisi dan pembelajaran
sebelumnya (kegiatan Penguatan
Pendidikan Karakter)
1. Jenis/teknik penilaian
a. Kompetensi Sikap:
Observasi
Penilaian diri
b. Kompetensi Pengetahuan:
Tes tertulis
Tes lisan
c. Kompetensi Keterampilan:
Tugas:
Para siswa diminta berdiskusi untuk memahami struktur dan isi cerkak
Proyek :
Menulis sinopsis sesuai cerkak yang dibahas
Praktik :
Menyajikan sinopsis cerkak secara tulis
Tes Tertulis:
Lisan maupun tulisan
Serat Wédhatama ("tulisan mengenai ajaran utama") adalah sebuah karya sastra Jawa Baru
yang bisa digolongkan sebagai karya moralistis-didaktis yang sedikit dipengaruhi Islam. Karya ini
secara formal dinyatakan ditulis oleh KGPAAMangkunegara IV. Walaupun demikian didapat
indikasi bahwa penulisnya bukanlah satu orang. Serat Wedhatama adalah Sastra tembang atau
kidungan jawa (berasal dalam bahasa Jawa; Wredhatama) yang berarti serat (tulisan/karya) wedha
(Ajaran) tama (keutamaan/utama) Wedhatama merupakan ajaran luhur untuk membangun budi
pekerti dan olah spiritual bagi kalangan raja-raja Mataram, tetapi diajarkan pula bagi siapapun yang
berkehendak menghayatinya. Wedhatama menjadi salah satu dasar penghayatan bagi siapa saja yang
ingin “laku” spiritual dan bersifat universal lintas kepercayaan atau agama apapun. Karena ajaran
dalam Wedhatama bukan lah dogma agama yang erat dengan iming-iming ersu dan ancaman neraka,
melainkan suara hati nurani, yang menjadi “jalan setapak” bagi siapapun yang ingin menggapai
kehidupan dengan tingkat spiritual yang tinggi. Mudah diikuti dan dipelajari oleh siapapun, diajarkan
dan dituntun step by step secara rinci. Puncak dari “laku” spiritual yang diajarkan serat Wedhatama
adalah; menemukan kehidupan yang sejati, lebih memahami diri sendiri, manunggaling kawula-
Gusti.
Serat ini dianggap sebagai salah satu puncak estetika sastra Jawa abad ke-19 dan memiliki
karakter mistik yang kuat. Bentuknya adalah tembang, yang biasa dipakai pada masa itu.
Isi
Serat ini terdiri dari 100 pupuh (bait, canto) tembang macapat, yang dibagi dalam lima lagu, yaitu:
Pangkur (14 pupuh, I - XIV))
Isinya adalah merupakan falsafah kehidupan, seperti hidup bertenggang rasa, bagaimana menganut
agama secara bijak, menjadi manusia seutuhnya, dan menjadi orang berwatak ksatria.
1. Mingkar-mingkuring ukara, akarana karenan mardi siwi, sinawung resmining kidung, sinuba
sinukarta, mrih kretarta pakartining ilmu luhung,kang tumrap ing tanah Jawa, agama ageming
aji.
Meredam nafsu angkara dalam diri, Hendak berkenan mendidik putra-putri. Tersirat dalam
indahnya tembang, dihias penuh variasi, agar menjiwai hakekat ilmu luhur, yang berlangsung di
tanah Jawa (nusantara) agama sebagai “pakaian” kehidupan.
2. Jinejer ing Weddhatama, mrih tan kemba kembenganing pambudi,mangka nadyan tuwa pikun,
yen tan mikani rasa, yekti sepi sepa lir sepah asamun,samasane pakumpulan, gonyak-ganyuk
nglelingsemi.
Disajikan dalam serat Wedhatama, agar jangan miskin pengetahuan, walaupun sudah tua pikun,
jika tidak memahami rasa sejati (batin), niscaya kosong tiada berguna bagai ampas, percuma sia-
sia, di dalam setiap pertemuan sering bertindak ceroboh memalukan.
3. Nggugu karsane priyangga, nora nganggo peparah lamun angling,lumuh ingaran balilu, uger
guru aleman, nanging janma ingkang wus waspadeng semu, sinamun samudana, sesadoning adu
manis .
Mengikuti kemauan sendiri, Bila berkata tanpa dipertimbangkan (asal bunyi), Namun tak mau
dianggap bodoh, Selalu berharap dipuji-puji. (sebaliknya) Ciri orang yang sudah memahami
(ilmu sejati) tak bisa ditebak berwatak rendah hati, selalu berprasangka baik.
5. Mangkono ilmu kang nyata, sanyatane mung we reseping ati,bungah ingaran cubluk, sukeng
tyas yen den ina, nora kaya si punggung anggung gumunggung, ugungan sadina dina, aja
mangkono wong urip.
Demikianlah ilmu yang nyata, Senyatanya memberikan ketentraman hati, Tidak merana dibilang
bodoh, Tetap gembira jika dihina Tidak seperti si dungu yang selalu sombong, Ingin dipuji setiap
hari. Janganlah begitu caranya orang hidup.
6. Uripa sapisan rusak, nora mulur nalare ting saluwir, kadi ta guwa kang sirung, sinerang ing
maruta, gumarenggeng anggereng anggung gumrunggung, pindha padhane si mudha, prandene
paksa kumaki.
Hidup sekali saja berantakan, Tidak berkembang, pola pikirnya carut marut. Umpama goa gelap
menyeramkan, Dihembus angin, Suaranya gemuruh menggeram, berdengung Seperti halnya
watak anak muda masih pula berlagak congkak
7. Kikisane mung sapala, palayune ngendelken yayah wibi, bangkit tur bangsaning luhur, lah iya
ingkang rama, balik sira sarawungan bae ersua, mring atining tata ersu, nggon-anggon agama
suci.
Tujuan hidupnya begitu rendah, Maunya mengandalkan orang tuanya, Yang terpandang serta
bangsawan Itu kan ayahmu ! Sedangkan kamu kenal saja belum, akan hakikatnya tata ersu
dalam ajaran yang suci
8. Socaning jiwangganira, jer katara lamun pocapan pasthi, lumuh asor kudu unggul, sumengah
sesongaran,yen mangkono kena ingaran katungkul, karem ing reh kaprawiran, nora enak iku
kaki.
Cerminan dari dalam jiwa raga mu, Nampak jelas walau tutur kata halus, Sifat pantang kalah
maunya menang sendiri Sombong besar mulut, Bila demikian itu, disebut orang yang terlena,
Puas diri berlagak tinggi Tidak baik itu nak !
9. Kekerane ngelmu karang, kakarangan saking bangsaning gaib, iku boreh paminipun, tan
rumasuk ing jasad, ersu aneng sajabaning daging kulup, Yen kapengkok pancabaya,
ubayane mbalenjani. Di dalam
ilmu yang dikarang-karang (sihir/rekayasa), Rekayasa dari hal-hal gaib, Itu umpama bedak.
Tidak meresap ke dalam jasad, Hanya ada di kulitnya saja nak, Bila terbentur marabahaya,
bisanya menghindari.
10. Marma ing sabisa-bisa, babasane muriha tyas basuki, puruitaa kang patut, lan traping
angganira, Ana uga angger ugering kaprabun, abon aboning panembah, kang kambah ing siang
ratri.
Karena itu sebisa-bisanya, Upayakan selalu berhati baik, Bergurulah secara tepat, Yang sesuai
dengan dirimu, Ada juga peraturan dan pedoman bernegara, Menjadi syarat bagi yang berbakti,
yang berlaku siang malam.
11. Iku kaki takokena, marang para sarjana kang martapi, mring tapaking tepa tulus, kawawa nahen
hawa, Wruhanira mungguh sanjataning ngelmu, tan mesthi neng janma wreda, tuwin muda
sudra kaki.
Tulah nak, tanyakan Kepada para sarjana yang menimba ilmu, Kepada jejak hidup para suri
tauladan yang benar, dapat menahan hawa nafsu, Pengetahuanmu adalah senyatanya ilmu, Yang
tidak harus dikuasai orang tua, Bisa juga bagi yang muda atau miskin, nak !
12. Sapantuk wahyuning Allah, gya dumilah mangulah ngelmu bangkit, bangkit mikat reh mangukut,
kukutaning Jiwangga, Yen mangkono kena sinebut wong sepuh, liring sepuh sepi hawa, awas
roroning ngatunggil.
Siapapun yang menerima wahyu Tuhan, Dengan cermat mencerna ilmu tinggi, Mampu
menguasai ilmu kasampurnan, Kesempurnaan jiwa raga, Bila demikian pantas disebut “orang
tua”. Arti “orang tua” adalah tidak dikuasai hawa nafsu, Paham akan dwi tunggal (menyatunya
sukma dengan Tuhan)
13. Tan samar pamoring Sukma, sinukma ya winahya ing ngasepi, sinimpen telenging kalbu,
Pambukaning waana, tarlen saking liyep layaping ngaluyup, pindha pesating supena,
sumusuping rasa jati.
Tidak lah samar sukma menyatu, meresap terpatri dalam keheningan semadi, Diendapkan dalam
lubuk hati menjadi pembuka tabir, berawal dari keadaan antara sadar dan tiada, Seperti
terlepasnya mimpi Merasuknya rasa yang sejati.
14. Sajatine kang mangkono, wus kakenan nugrahaning Hyang Widi, bali alaming ngasuwung, tan
karem karamean, ingkang sipat wisesa winisesa wus, mulih mula mulanira, mulane wong anom
sami.
Sebenarnya ke-ada-an itu merupakan anugrah Tuhan, Kembali ersuas yang mengosongkan, tidak
mengumbar nafsu duniawi, yang bersifat kuasa menguasai. Kembali ke asal muasalmu Oleh
karena itu, wahai anak muda sekalian.
15. Mingkar-mingkuring ukara, akarana karenan mardi siwi, sinawung resmining kidung, sinuba
sinukarta, mrih kretarta pakartining ilmu luhung,kang tumrap ing tanah Jawa, agama ageming
aji.
Meredam nafsu angkara dalam diri, Hendak berkenan mendidik putra-putri. Tersirat dalam
indahnya tembang, dihias penuh variasi, agar menjiwai hakekat ilmu luhur, yang berlangsung di
tanah Jawa (nusantara) agama sebagai “pakaian” kehidupan.
16. Jinejer ing Weddhatama, mrih tan kemba kembenganing pambudi,mangka nadyan tuwa pikun,
yen tan mikani rasa, yekti sepi sepa lir sepah asamun,samasane pakumpulan, gonyak-ganyuk
nglelingsemi.
Disajikan dalam serat Wedhatama, agar jangan miskin pengetahuan, walaupun sudah tua pikun,
jika tidak memahami rasa sejati (batin), niscaya kosong tiada berguna bagai ampas, percuma sia-
sia, di dalam setiap pertemuan sering bertindak ceroboh memalukan.
17. Nggugu karsane priyangga, nora nganggo peparah lamun angling,lumuh ingaran balilu, uger
guru aleman, nanging janma ingkang wus waspadeng semu, sinamun samudana, sesadoning adu
manis .
Mengikuti kemauan sendiri, Bila berkata tanpa dipertimbangkan (asal bunyi), Namun tak mau
dianggap bodoh, Selalu berharap dipuji-puji. (sebaliknya) Ciri orang yang sudah memahami
(ilmu sejati) tak bisa ditebak berwatak rendah hati, selalu berprasangka baik.
19. Mangkono ilmu kang nyata, sanyatane mung we reseping ati,bungah ingaran cubluk, sukeng
tyas yen den ina, nora kaya si punggung anggung gumunggung, ugungan sadina dina, aja
mangkono wong urip.
Demikianlah ilmu yang nyata, Senyatanya memberikan ketentraman hati, Tidak merana dibilang
bodoh, Tetap gembira jika dihina Tidak seperti si dungu yang selalu sombong, Ingin dipuji setiap
hari. Janganlah begitu caranya orang hidup.
20. Uripa sapisan rusak, nora mulur nalare ting saluwir, kadi ta guwa kang sirung, sinerang ing
maruta, gumarenggeng anggereng anggung gumrunggung, pindha padhane si mudha, prandene
paksa kumaki.
Hidup sekali saja berantakan, Tidak berkembang, pola pikirnya carut marut. Umpama goa gelap
menyeramkan, Dihembus angin, Suaranya gemuruh menggeram, berdengung Seperti halnya
watak anak muda masih pula berlagak congkak
21. Kikisane mung sapala, palayune ngendelken yayah wibi, bangkit tur bangsaning luhur, lah iya
ingkang rama, balik sira sarawungan bae ersua, mring atining tata ersu, nggon-anggon agama
suci.
Tujuan hidupnya begitu rendah, Maunya mengandalkan orang tuanya, Yang terpandang serta
bangsawan Itu kan ayahmu ! Sedangkan kamu kenal saja belum, akan hakikatnya tata ersu
dalam ajaran yang suci
22. Socaning jiwangganira, jer katara lamun pocapan pasthi, lumuh asor kudu unggul, sumengah
sesongaran,yen mangkono kena ingaran katungkul, karem ing reh kaprawiran, nora enak iku
kaki.
Cerminan dari dalam jiwa raga mu, Nampak jelas walau tutur kata halus, Sifat pantang kalah
maunya menang sendiri Sombong besar mulut, Bila demikian itu, disebut orang yang terlena,
Puas diri berlagak tinggi Tidak baik itu nak !
23. Kekerane ngelmu karang, kakarangan saking bangsaning gaib, iku boreh paminipun, tan
rumasuk ing jasad, ersu aneng sajabaning daging kulup, Yen kapengkok pancabaya,
ubayane mbalenjani. Di dalam
ilmu yang dikarang-karang (sihir/rekayasa), Rekayasa dari hal-hal gaib, Itu umpama bedak.
Tidak meresap ke dalam jasad, Hanya ada di kulitnya saja nak, Bila terbentur marabahaya,
bisanya menghindari.
24. Marma ing sabisa-bisa, babasane muriha tyas basuki, puruitaa kang patut, lan traping
angganira, Ana uga angger ugering kaprabun, abon aboning panembah, kang kambah ing siang
ratri.
Karena itu sebisa-bisanya, Upayakan selalu berhati baik, Bergurulah secara tepat, Yang sesuai
dengan dirimu, Ada juga peraturan dan pedoman bernegara, Menjadi syarat bagi yang berbakti,
yang berlaku siang malam.
25. Iku kaki takokena, marang para sarjana kang martapi, mring tapaking tepa tulus, kawawa nahen
hawa, Wruhanira mungguh sanjataning ngelmu, tan mesthi neng janma wreda, tuwin muda
sudra kaki.
Tulah nak, tanyakan Kepada para sarjana yang menimba ilmu, Kepada jejak hidup para suri
tauladan yang benar, dapat menahan hawa nafsu, Pengetahuanmu adalah senyatanya ilmu, Yang
tidak harus dikuasai orang tua, Bisa juga bagi yang muda atau miskin, nak !
26. Sapantuk wahyuning Allah, gya dumilah mangulah ngelmu bangkit, bangkit mikat reh mangukut,
kukutaning Jiwangga, Yen mangkono kena sinebut wong sepuh, liring sepuh sepi hawa, awas
roroning ngatunggil.
Siapapun yang menerima wahyu Tuhan, Dengan cermat mencerna ilmu tinggi, Mampu
menguasai ilmu kasampurnan, Kesempurnaan jiwa raga, Bila demikian pantas disebut “orang
tua”. Arti “orang tua” adalah tidak dikuasai hawa nafsu, Paham akan dwi tunggal (menyatunya
sukma dengan Tuhan)
27. Tan samar pamoring Sukma, sinukma ya winahya ing ngasepi, sinimpen telenging kalbu,
Pambukaning waana, tarlen saking liyep layaping ngaluyup, pindha pesating supena,
sumusuping rasa jati.
Tidak lah samar sukma menyatu, meresap terpatri dalam keheningan semadi, Diendapkan dalam
lubuk hati menjadi pembuka tabir, berawal dari keadaan antara sadar dan tiada, Seperti
terlepasnya mimpi Merasuknya rasa yang sejati.
28. Sajatine kang mangkono, wus kakenan nugrahaning Hyang Widi, bali alaming ngasuwung, tan
karem karamean, ingkang sipat wisesa winisesa wus, mulih mula mulanira, mulane wong anom
sami.
Sebenarnya ke-ada-an itu merupakan anugrah Tuhan, Kembali ersuas yang mengosongkan, tidak
mengumbar nafsu duniawi, yang bersifat kuasa menguasai. Kembali ke asal muasalmu Oleh
karena itu, wahai anak muda sekalian.
Lampiran 1
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP
Kompetensi : Sikap
Bentuk Penilaian : Non-Tes
Satuan Pendidikan : SMAN 1 Purworejo
Kelas/ Semester : X / GANJIL
Mata pelajaran : Bahasa Jawa
Materi Pokok : ......................................................
Pertemuan ke- : ......................................................
Tanggal : ......................................................
Nama Peserta Didik : ......................................................
Nomor Absen : ......................................................
1. Kompetensi Dasar :
Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari dalam
pembelajaran Bahasa Jawa
2. Indikator :
a. Peserta didik dapat berperilaku jujur dalam membaca dan menyalin informasi dari buku
sumber.
b. Peserta didik dapat bertanggung jawab dalam menngerjakan tugas.
c. Peserta didik dapat berperilaku disiplin dalam mengumpulkan tugas.
d. Peserta didik dapat menunjukkan sikap bekerjasama dalam menyelesaikan tugas.
e. Peserta didik dapat berperilaku santun dalam berdikusi.
Hasil
No Sikap Kriteria Pengamatan
Ya Tidak
1 Jujur Melaporkan data/ informasi sesuai dengan
apa yang dibaca.
Menyampaikan pendapat disertai dengan
informasi dari buku sumber yang bacanya.
2 Tanggung Melaksanakan tugas sesuai dengan perintah
jawab Menyelesaikan tugas sampai selesai
3 Disiplin Melaksanakan tugas sesuai dengan waktu
yang ditetapkan
Mennyelesaikan tugas sesuai dengan waktu
yang ditetapkan
4 Bekerja sama Menghargai pekerjaan teman
Berperan aktif dalam menyelesaikan tugas
kelompok
5 Santun Menyampaikan pendapat dengan bahasa
dan nada yang baik.
Menghargai adanya perbedaan
Skor
Catatan : Nilai = (skor x 20)
Lampiran 2 :
LEMBAR PENILAIAN ANTAR TEMAN
Lampiran 3
LEMBAR PENILAIAN DIRI
PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
Tanggapan Verifikasi
N
KD/Pernyataan Guru
o
TP KD SR SL ya tidak
1 Saya mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran
Bahasa Jawa
2 Saya mempersiapkan buku Pegangan Bahasa Jawa ,
alat tulis, dan buku catatan.
3 Saya bekerjasama dengan teman jika mengerjakan
tugas kelompok.
4 Saya berani mengakui kesalahan yang dilakukan
5 Saya mau menerima dan menghargai adanya
perbedaan pendapat.
6 Saya berani bertanya dan menjawab pertanyaan
7 Saya membuat catatan dan laporan diskusi secara
teliti, rapi, dan lengkap.
8 Saya berani memaparkan hasil diskusi di depan kelas
9 Saya siap menerima masukan, sanggahan, dan
dukungan dari teman.
1 Saya menyampaikan laporan diskusi/ kerja
0 kelompok kepada Bapak/ Ibu guru
Keterangan :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penyekoran:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Lampiran 4
PENGUKURAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL
RUBRIK PENSKORAN
Aspek : 1. Tekun
No. Indikator Tekun Penilaian Tekun
1. Menyukai tantangan Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten
ditunjukkan peserta didik
2. Giat dalam belajar dan bekerja Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan peserta
didik
3. Tidak mudah menyerah Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan peserta
menghadapi kesulitan didik
4. Berusaha menjadi lebih baik Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta
didik
Aspek : 2. Kerjasama
No. Indikator Kerjasama Penilaian Kerjasama
1. Terlibat aktif dalam bekerja kelompok Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang
konsisten ditunjukkan peserta didik
2. Kesediaan melakukan tugas sesuai Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan
kesepakatan peserta didik
3. Bersedia membantu orang lain dalam satu Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan
kelompok yang mengalami kesulitan peserta didik
4. Rela berkorban untuk teman lain Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan
peserta didik
Aspek : 3. Tanggungjawab
No Indikator Tanggungjawab Penilaian Tanggungjawab
.
1. Melaksanakan tugas individu Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten
dengan baik ditunjukkan peserta didik
2. Menerima resiko dari Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan peserta didik
tindakan yang dilakukan
3. Mengembalikan barang yang Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan peserta didik
dipinjam
4. Meminta maaf atas kesalahan Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta
yang dilakukan didik
Aspek : 4. Toleran
No Indikator Toleran Penilaian Toleran
.
1. Tidak mengganggu teman yang berbeda Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang
pendapat konsisten ditunjukkan peserta didik
2. Menghormati teman yang berbeda suku, Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan
agama, ras, budaya, dan gender peserta didik
3. Menerima kesepakatan meskipun berbeda Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan
dengan pendapatnya peserta didik
4. Dapat mememaafkan kesalahan/kekurangan Skor 4 jika 4 indikator konsisten
orang lain ditunjukkan peserta didik
Aspek : 5. Kreativitas
No. Indikator Kreativitas Penilaian Kreativitas
1. Dapat menyatakan pendapat dengan jelas (ideational Skor 1 jika 1 sampai 2 indikator
fluency) muncul
2. Dapat menemukan ide baru yang belum dijelaskan Skor 2 jika 3 sampai 4 indikator
guru (originality) muncul
3. Mengenali masalah yang perlu dipecahkan dan tahu Skor 3 jika 4 sampai 5 indikator
bagaimana memecahkannya (critical thinking) muncul
4. Senang terhadap materi pelajaran dan berusaha Skor 4 jika 6 sampai 7indikator
mempelajarinya (enjoyment) muncul
5. Mempunyai rasa seni dalam memecahkan masalah
(aesthetics)
6. Berani mengambil risiko untuk menemukan hal-hal
yang baru (risk-taking)
7. Mencoba berulang-ulang untuk menemukan ide yang
terbaik (cyclical procedure)
Aspek : 6. Kejujuran
No. Indikator Kejujuran Penilaian Kejujuran
1. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan Skor 1 jika 1 sampai 2 indikator
muncul
2. Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya Skor 2 jika 3 sampai 4 indikator
orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam muncul
mengerjakan setiap tugas
3. Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa Skor 3 jika 5 indikator muncul
adanya
4. Melaporkan barang yang ditemukan Skor 4 jika 6 indikator muncul
5. Melaporkan data atau informasi apa adanya
6. Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki
Aspek : 7. Kecermatan
No. Indikator Kecermatan Penilaian Kecermatan
1. Mengerjakan tugas dengan teliti Skor 1 jika 1 indikator muncul
2. Berhati-hati dalam menggunakan peralatan Skor 2 jika 2 indikator muncul
3. Memperhatikan keselamatan diri Skor 3 jika 3 indikator muncul
4. Memperhatikan keselamatan lingkungan Skor 4 jika 4 indikator muncul
Aspek : 8. Santun
No Indikator Santun Penilaian Santun
.
1. Baik budi bahasanya (sopan ucapannya) Skor 1 jika terpenuhi satu indikator
2. Menggunakan ungkapan yang tepat Skor 2 jika terpenuhi dua indikator
3. Mengekspresikan wajah yang cerah Skor 3 jika terpenuhi tiga indikator
4. Berperilaku sopan Skor 4 jika terpenuhi semua indikator
Aspek : 9. Responsif
No. Penilaian Responsif
1. Skor 1 jika acuh (tidak merespon)
2. Skor 2 jika ragu-ragu/bimbang dalam merespon
3. Skor 3 jika lamban memberikan respon/tanggapan
4. Skor 4 jika cepat merespon/menanggapi
Lampiran 5 :
LEMBAR PENGAMATAN KETRAMPILAN/PSIKOMOTOR
Kompetensi : Ketrampilan
Bentuk Penilaian : Non-Tes
Satuan Pendidikan : SMAN 1 Purworejo
Kelas/ Semester : ..... / .....
Mata pelajaran: Bahasa Jawa
Materi Pokok : ..........................................
Tanggal : ..........................................
Isilah dengan tanda centang (√) apabila seorang siswa melakukan aktifitas !
Aspek Ketrampilan*)
No Nama Nilai **)
1 2 3 4 5
Bentuk
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaia Instrumen
Kompetensi Penilaian
n
Membuat pertanyaan yang Tes lisan/ Uraian Gawea pitakonan kang ana
berhubungan dengan isi teks tertulis gandheng cenenge karo isi cerkak
crita cekak
Menentukan nilai-nilai yang Tes lisan/ Uraian Sebutna nilai-nilai kang kandhut
terkandung di dalam crita cekak. tertulis ing cerkak kasebut!
Menganalisis unsur-unsur Tes lisan/ Uraian Sebutna unsur intrinsik cerkak
pembangun crita cekak. tertulis kasebut!
Mengaitkan nilai-nilai dengan Tes lisan/ Uraian Jlentrehna kepriye jumbuh orane
kondisi masyarakat saat ini. tulis nilai cerkak karo kahanan saiki!
Memberi tanggapan isi cerkak Tes lisan/ Uraian Jlenterna panemumu babagan
dengan bahasa sendiri tertulis isining cerkak!
Menyunting kesalahan sinopsis Tes lisan/ Uraian Garapane kancamu koreksinena!
crita cekak tulisan teman. tertulis
menyajikan secara lisan atau Tes Uraian Gawea sinopsis cerkak kasebut!
tulisan sinopsis crita cekak yang tertulis
ditulis.
2. Soal nomor 2
3. Soal nomor 3
4. Soal nomor 4
5. Soal nomor 5
6. Soal nomor 6
7. Soal nomor 7
Penilaian Proyek
2 Organisasi
Amat teratur dan rapi; amat jelas; kaya akan gagasan; Amat baik 4
urutan amat logis; kohesi amat tinggi.
Baik 3
Teratur dan rapi; jelas; banyak gagasan; urutan logis;
kohesi tinggi. Sedang 2
6 Kerapian
Terbaca, bersih dan rapi. Amat baik 4
Baik 3
Terbaca, bersih, tapi tidak rapi. Sedang 2
kurang 1
Terbaca, tidak bersih dan tidak rapi.
Soal nomor 8
HAL-HAL YANG DIAMATI
Kesesuaian
4… Sesuai dengan kaidah dan struktur
3… Sebagian sesuai dengan kaidah dan struktur
2... Sebagian sesuai kaidah tetapi struktur tidak atau sebaliknya
1… Tidak sesuai dengan kaidah dan struktur
Kelengkapan (ada peringatan-saran)
4… Ada bagian peringatan dan saran
3… Ada bagian peringatan atau saran saja
2... Ada sebagian peringatan atau larangan tidak sesuai
1...Tidak sesuai dengan kelengkapan
Kelogisan
4… Alasan mendukung pernyataan disertai dasar
3.... Alasan mendukung tapi tidak bisa menunjukkan dasar
2… Alasan kurang mendukung pernyataan
1… Alasan tidak mendukung pernyataan
Kelancaran dan Keruntutan
4… Tidak tersendat-sendat sehingga mudah diikuti
3... Lancar tapi ada beberapa bagian yang tidak runtut
2… Beberapa kali tersendat-sendat/ berhenti untuk berpikir
1… Selalu berhenti untuk mengingat-ingat
Penggunaan Bahasa
4… Bahasa komunikatif dan sederhana, tidak menghafal
3... Lancar tetapi terlalu sering mengulang bahasa yang sama
2… Struktur kalimat terlalu panjang sehingga sukar dipahami
1… Kalimat rumit dan tidak logis
Pelafalan dan Intonasi
4… Pelafalan jelas dan tepat, intonasi bervariasi
3… Pelafalan jelas dan tepat tanpa variasi
2… Pelafalan jelas dan tepat tetapi intonasi monoton
1… Pelafalan tidak jelas dan tepat, intonasi monoton
Penampilan
4… Gerakan tubuh bermakna dan mendukung isi
HAL-HAL YANG DIAMATI
3... gerakan tubuh bermakna tetapi kurang mahir dalam improvisasi
2… Beberapa gerakan kurang sesuai dengan isi
1… Banyak gerakan yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan isi
Lampiran 7
Kinerja Presentasi
Presentasi Isi Laporan Jumlah
No Nama Siswa Nilai
Keleng Skor
kelancaran Kebahasaan kesesuaian kelogisan sistematis
kapan
1
2
1. Dst