Anda di halaman 1dari 18

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(MATERI TEKS ULASAN)

NAMA : DIAN CAHYANINGSIH, S.Pd.


NO. PESERTA PPG : 201503893056
PROGRAM STUDI : BAHASA INDONESIA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
TAHUN 2021
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP )

Satuan Pendidikan : SMPIT Avicenna


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VIII/Genap
Materi Pokok : Teks Ulasan (Cerita Pendek)
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 menit)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
4.12 Menyajikan tanggapan 4.12.1 Menganalisis bagian-bagian yang akan diulas
tentang kualitas karya dari suatu karya (kelebihan dan kekurangan
(film, cerpen, puisi, cerpen).
novel, karya seni daerah, 4.12.2 Merancang kerangka teks ulasan berdasarkan
dll.) dalam bentuk teks kelebihan dan kekurangan cerpen dengan
ulasan secara lisan dan memperhatikan struktur teks ulasan (orientasi,
tulis dengan interpretasi/tafsiran, evaluasi, simpulan).
memperhatikan struktur, 4.12.3 Menyusun teks ulasan berdasarkan kerangka
unsur kebahasaan, atau teks ulasan dengan memperhatikan struktur
aspek lisan (orientasi, interpretasi/tafsiran, evaluasi,
simpulan) dan unsur kebahasaan teks ulasan
(kata-kata persuasif, kata sifat, konjungsi,
ungkapan perbandingan, kata kerja material dan
relasional).

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan STEAM dan model problem based
learning pendidik berkolaborasi dengan peserta didik untuk dapat:
1. menganalisis bagian-bagian yang akan diulas dari suatu karya (kelebihan dan kekurangan
cerpen) dengan tepat serta jujur.
2. merancang kerangka teks ulasan berdasarkan kelebihan dan kekurangan cerpen dengan
memperhatikan struktur (orientasi, interpretasi/tafsiran, evaluasi, simpulan) dengan tepat serta
penuh tanggung jawab
3. menyusun teks ulasan berdasarkan kerangka teks ulasan dengan memperhatikan struktur
(orientasi, interpretasi/tafsiran, evaluasi, simpulan) dan unsur kebahasaan teks ulasan (kata-kata
persuasif, kata sifat, konjungsi, ungkapan perbandingan, kata kerja material dan relasional)
dengan benar serta tepat waktu.

D. Materi Pembelajaran
1. Faktual: teks cerita pendek
2. Konseptual: struktur dan kebahasaan teks ulasan.
3. Prosedural: langkah-langkah menulis teks ulasan cerpen.
4. Metakognitif: menyimpulkan keterkaitan (relevansi) atas kemanfaatan pemahaman teks
ulasan terhadap kehidupan.

E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


Pendekatan: STEAM
Model: Problem Based Learning
Metode: tanya jawab secara daring, diskusi secara daring, dan penugasan

F. Media/ Alat dan Sumber Belajar


1. Media/Alat: teks cerpen, LKPD, laptop, hp, power point.
2. Sumber Belajar:
a. Ekawati, Devitta dan Siti Isnatun. 2017. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Yudhistira.
b. Kosasih, F.2018.Bahasa Indonesia: Buku SiswaSMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Kemendikbud.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Tahap Kegiatan Pembelajaran Nilai Karakter Alokas
(PPK), i
Literasi, 4C, Waktu
dan HOTs
Kegiatan 1. Pendidik bersama peserta didik masuk ke Google 10
Pendahulua Classroom mapel Bahasa Indonesia untuk menit
n mengisi presensi dan memasuki link Google
Meet.
2. Pendidik dan peserta didik saling mengucapkan
religius
salam dan berdoa sebelum memulai
pembelajaran, melalui Google Meet.
3. Pendidik bersama peserta didik melakukan tanya collaboration
jawab yang berkaitan dengan materi pada
pembelajaran sebelumnya, melalui Google Meet.
4. Pendidik bersama peserta didik menyimak
kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan collaboration
dicapai dan mengaitkan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari, melalui Google Meet.
5. Pendidik bersama peserta didik melakukan
permainan “Lakukan Perintah Saya”, melalui collaboration
Google Meet.
6. Peserta didik mengerjakan Tes awal
HOTs
Kegiatan Fase 1. Orientasi peserta didik pada masalah 50
Inti 1. Pendidik dan peserta didik dihadapkan pada menit
contoh teks ulasan cerpen “Aku, Ibu, dan Literasi
Takdir” karya Bahtari Anugerah, yang dibagikan
melalui Google Classroom.
2. Pendidik mengarahkan peserta didik untuk
critical thinking
membuat peta struktur dan kebahasaan menulis
teks ulasan.
Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik
untuk belajar
1. Pendidik membagi peserta didik ke dalam
kelompok kecil, beranggotakan 5 orang dengan collaboration/
mempertimbangkan kemampuan dan keaktifan literasi
peserta didik.
2. Peserta didik secara berkelompok membaca teks collaboration/
ulasan cerpen yang telah diberikan. critical thinking
3. Peserta didik berdiskusi menelaah struktur dan
kebahasaan yang ada dalam teks ulasan tersebut. collaboration/
critical thinking
Fase 3. Membimbing penyelidikan individu
maupun kelompok
1. Pendidik membimbing peserta didik untuk
menelaah ketepatan/kesalahan struktur dan
kebahasaan teks ulasan cerpen.
creativity
2. Pendidik membagikan teks cerpen “Kisah Dua
Bocah Yatim Piatu” karya Tia Fitriani kepada
peserta didik untuk dilakukan penyusunan
tanggapan dalam bentuk teks ulasan. creativity
Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
1. Pendidik membimbing peserta didik untuk
Tahap Kegiatan Pembelajaran Nilai Karakter Alokas
(PPK), i
Literasi, 4C, Waktu
dan HOTs
menganalisis kelebihan dan kekurangan cerpen
sebagai dasar membuat kerangka teks ulasan.
2. Pendidik membimbing peserta didik untuk
membuat kerangka teks ulasan yang memuat critical thinking
struktur teks.
3. Peserta didik membuat teks ulasan berdasarkan
kerangka tersebut dengan menerapkan aspek
kebahasaan teks ulasan.
Fase 5. Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
1. Peserta didik mempresentasikan teks ulasan yang
telah disusun.
2. Pendidik dan peserta didik menanggapi
penampilan dari kelompok yang tampil.
3. Pendidik bersama peserta didik memberikan communication
pujian dan ucapan terima kasih kepada kelompok
yang sudah tampil.
4. Peserta didik mengerjakan tes akhir.

Kegiatan 1. Pendidik bersama peserta didik menyimpulkan collaboration/ 10


Penutup pembelajaran yang telah dilakukan. critical menit
2. Pendidik bersama peserta didik melakukan thinking/HOTs
refleksi berupa pemaparan kesan terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
3. Peserta didik menyimak dengan saksama
penjelasan pendidik terkait rencana tindak lanjut
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
4. Pendidik bersama peserta didik berdoa untuk religius
menutup pembelajaran.

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Sikap
Teknik penilaian : Observasi
Instrumen penilaian : Jurnal Perkembangan Sikap Sosial

Jurnal Perkembangan Sikap Sosial


SMPIT Avicenna
Kelas/Semester : VIII/Genap
Tahun Pelajaran : 2020/2021
Catatan Butir Tindak
No Waktu Nama Siswa
Perilaku Sikap Lanjut
1
2
3
4
5

b. Keterampilan
1) Kisi-kisi soal

Kompetensi Materi Indikator Bentuk Soal Level


Dasar Kognitif
4.12
Langkah- Menganalisis kualitas Uraian C5
Menyajikan
tanggapan langkah karya (kelebihan dan
tentang menulis kekurangan cerpen)
kualitas karya teks Merancang
(film, cerpen, ulasan C6
kerangka teks
puisi, novel,
ulasan berdasarkan
karya seni
kelebihan dan
daerah, dll.)
kekurangan cerpen
dalam bentuk
dengan
teks ulasan
memperhatikan
secara lisan
struktur (orientasi,
dan tulis
interpretasi/tafsiran
dengan
, evaluasi,
memperhatikan
simpulan)
struktur, unsur
Menyusun teks
kebahasaan, C6
ulasan berdasarkan
atau aspek
kerangka teks
lisan
ulasan dengan
memperhatikan
struktur (orientasi,
interpretasi/tafsiran
, evaluasi,
simpulan) dan
unsur kebahasaan
teks ulasan (kata-
kata persuasif,
konjungsi,
ungkapan
perbandingan, kata
kerja material dan
relasional).

2) Soal
Disajikan teks cerpen berjudul “Kisah Dua Bocah Yatim Piatu” karya Tia
Fitriani. Lakukan kegiatan berikut:
(1) Berikan tanggapan berupa kelebihan dan kekurangan cerpen tersebut!
(2) Buatlah kerangka teks ulasan berdasarkan tanggapan yang telah dibuat
dengan memperhatikan struktur teks ulasan!
(3) Kembangkanlah kerangka yang telah dibuat menjadi sebuah teks ulasan
yang utuh, dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaannya!

3) Rubrik penilaian keterampilan menulis

No Aspek yang dinilai Kriteria Skor


1
Kelengkapan a. Terdapat empat bagian struktur 4
struktur teks ulasan terpenuhi.
(orientasi, b. Terdapat tiga bagian struktur terpenuhi. 3
interpretasi/tafsiran, c. Terdapat dua bagian struktur terpenuhi. 2
evaluasi, simpulan). d. Tanya satu bagian struktur terpenuhi. 1
2
Ketepatan isi pada a. Semua isi setiap struktur sudah tepat. 4
setiap strukturnya. b. Terdapat satu isi struktur tidak tepat. 3
c. Terdapat dua isi struktur tidak tepat. 2
d. Terdapat tiga isi struktur tidak tepat. 1
3
Kelengkapan dan a. Menuliskan kelebihan dan kekurangan 4
kesesuaian bagian
No Aspek yang dinilai Kriteria Skor

evaluasi dalam teks sesuai cerpen yang diulas.


ulasan. b. Hanya menuliskan kelebihan atau 3
kekurangan sesuai cerpen yang diulas
c. Menuliskan kelebihan dan kekurangan 2
namun tidak sesuai cerpen yang diulas
d. Hanya menuliskan kelebihan atau 1
kekurangan namun tidak sesuai cerpen
yang diulas.
4
Kelengkapan a. Terdapat lima unsur kebahasaan 4
penggunaan unsur terpenuhi.
kebahasaan teks b. Terdapat empat unsur kebahasaan 3
ulasan (kata-kata terpenuhi.
persuasif, konjungsi, c. Terdapat tiga unsur kebahasaan 2
ungkapan terpenuhi.
perbandingan, kata d. Terdapat dua unsur kebahasaan 1
kerja material, dan terpenuhi.
kata kerja
relasional).
5
Ketepatan a. Penggunaan kata dan tanda baca sudah 4
penggunaan kata dan tepat semua.
tanda baca. b. Terdapat 1-3 penggunaan kata dan tanda 3
baca yang tidak tepat.
c. Terdapat 4-6 penggunaan kata dan tanda 2
baca yang tidak tepat.
d. Terdapat > 6 penggunaan kata dan tanda 1
baca yang tidak tepat.
Skor Maksimal
20

Nilai = skor perolehan x 100 = ….


skor maksimal

2. Remedial
a. Pembelajaran remedial diberikan peserta didik yang capaian KD nya belum
tuntas.
b. Pembelajaran remedial diberikan untuk IPK/ materi yang menuntut tingkat
berpikir tinggi.
c. Pembelajaran remedial dilakukan secara berkelompok, individu, ataupun klasikal
disesuaikan dengan peserta didik yang tidak tuntas.
d. Tes remedial dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial
belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa
tes tertulis kembali.

3. Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
a. peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan diberikan materi masih dalam
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
b. peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan diberikan materi melebihi cakupan
KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
Bekasi, 03 Mei 2021
Mengetahui,
Kepala SMPIT Avicenna Guru Mata Pelajaran

Abdul Qodir, S.Ag. Dian Cahyaningsih,


S.Pd.

Kelas
Materi Ajar
Oleh Dian Cahyaningsih, S.Pd.

TEKS ULASAN

A. Struktur Teks Ulasan


Struktur teks ulasan merupakan susunan yang membangun sebuah teks ulasan sehingga
menjadi suatu teks yang utuh. Struktur teks ulasan terdiri dari beberapa hal berikut:
1. Orientasi
Orientasi merupakan bagian pertama yang menjelaskan tentang gambaran umum sebuah
karya baik film, drama, cerpen, maupun sebuah buku yang akan diulas. Bagian orientasi
memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai apa yang akan diulas.
2. Interpretasi/ Tafsiran
Interpretasi/tafsiran merupakan bagian yang berisi penjelasan detail mengenai sebuah
karya yang diulas, misalnya berisi tentang bagian-bagian suatu karya, keunikan,
keunggulan, kualitas, dan sebagainya.
3. Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang berisi pandangan dari pengulas mengenai hasil karya
yang diulas. Evaluasi dilakukan setelah pengulas melakukan tafsiran secara cukup
terhadap hasil karya tersebut. Pada bagian evaluasi ini pengulas akan menyebutkan
bagian yang bernilai atau kelebihan dari karya tersebut. Ataupun bagian yang kurang
bernilai atau kekurangan dari karya tersebut.
4. Simpulan
Simpulan merupakan bagian yang berisi simpulan dari ulasan terhadap suatu karya.
Bagian ini juga memuat komentar penulis apakah hasil karya tersebut berkualitas atau
tidak untuk ditonton atau dibaca serta siapa saja yang layak membaca atau menonton
karya tersebut.

Contoh Teks Ulasan Cerpen

Judul: Aku, Ibu, dan Takdir


Penulis: Bahtari Anugerah

Cerpen dengan judul “Aku, Ibu, dan Takdir” ditulis oleh Bahtari Anugerah. Cerpen
dengan tema kekeluargaan dan sosial ini dipublikasikan sejak tahun 2015. Cerpen ini
mengisahkan tentang kerasnya kehidupan yang harus dilalui seorang gadis belia. Ia
bernama Bella. Di dalam cerpen, dikisahkan seorang gadis yang terpisah dengan Ibu
kandungnya. Diceritakan pula penderitaan yang ia alami.
Bella adalah gadis belia yang kini duduk di bangku SMA. Parasnya cantik,
senyumnya menawan, anaknya pun pandai. Ia hidup bersama seorang nenek. Diceritakan,
sejak bayi Bella dititipkan kepada nenek tua ini. Ibunya bekerja dan ayahnya entah kemana.
Dua tahun berjalan, entah apa yang terjadi Bella tak kunjung dijemput ibunya hingga
malam tiba.
Sang nenek pun merawat Bella sebatang kara. Saat ditinggalkan sang Ibu, usia Bella
menginjak empat tahun. Dan kini usia Bella tepat lima belas tahun. Disayangkan, saat Bella
mulai mengerti kehidupan, sang nenek telah menua. Sehingga nenek lupa siapa sosok Ibu
Bella. Hingga akhirnya Bella berniat mencaritahu keberadaan sang Ibu. Pencarian dimulai
melalui tetangga sekitar rumah Nenek.
Hingga akhirnya, Bella menemui titik terang keberadaan ibunya. Namun, alangkah
perihnya, yang Bella temui bukanlah sosok sang Ibu. Namun, yang ia temui jasad sang Ibu
yang terbaring lemah. Bella menangis. Ia tak menyangka takdirnya seburuk ini.
Kebahagiaan yang ia dapat hanyalah satu. Kebahagiaan itu ialah setidaknya ia tahu
bagaimana wajah sang Ibu.
Cerpen ini memiliki akhir yang menyedihkan. Alurnya jelas dan ceritanya ringkas.
Bahasa yang digunakan juga tidak rumit. Namun, hal yang kurang dalam cerpen ini ialah
kisah masa lalu sang Ibu. Kejadian mengapa sang Ibu meninggalkan Bella. Kisah itu tak
diceritakan di dalam cerpen. Sehingga, pembaca akan kesulitan memahami apa yang
sebenarnya terjadi.
Dengan kekurangan yang ada, kelebihan yang dimiliki cerpen telah cukup untuk
menutupi kekurangan itu. Cerpen ini layak dibaca agar pembaca selalu bersyukur dengan
apa yang dipunya. Terutama bila pembaca masih dapat melihat sosok ibunya masing-
masing. Selain itu, cerpen karangan Bahtari memberi pelajaran agar kita tak marah kepada
takdir yang telah digariskan Tuhan.

https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-teks-ulasan/
Oleh Dosen Pendidikan 2 Diposting pada 20/03/2021

B. Aspek Kebahasaan Teks Ulasan


Teks ulasan yang baik harus disusun sesuai dengan struktur teks dan menggunakan
kaidah kebahasaan, termasuk kaidah ejaan. Berikut ini adalah kaidah kebahasaan dalam teks
ulasan.
1. Kata-kata persuasif
Kata persuasif adalah kata yang sifatnya membujuk, merayu, atau meyakinkan
seseorang sehingga mengikuti keinginan atau kegiatan yang disampaikan. Kata
persuasif sifatnya tidak memaksa. Dalam teks ulasan kata-kata persuasif digunakan
untuk memberikan saran/rekomendasi tentang karya sastra yang sedang diulas.
2. Kata sifat
Kata sifat merupakan kelas kata yang mengubah kata benda dan kata ganti, seringkali
dengan menerangkan atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Kata sifat ini bisa
menjelaskan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, ataupun penekanan suatu kata.
Contoh kata sifat yang digunakan dalam teks ulasan seperti: bagus, baik, layak, dan
sebagainya.
3. Konjungsi
Konjungsi adalah kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi menghubungkan dua
buah klausa, kalimat, atau paragraf. Konjungsi yang sering digunakan dalam teks
ulasan, berupa:
a. Konjungsi Koordinatif. Contoh: dan, atau, tetapi
b. Konjungsi Subordinatif. Contoh: jika, agar, meskipun, alih-alih, sebagai, sebab,
karena, maka, sesudah, sebelum, sementara
c. Konjungsi Korelatif. Contoh: baik … maupun … | bukan … melainkan … | tidak
hanya … tetapi …
d. Konjungsi AntarKalimat. Contoh: sebaliknya, di samping itu, selanjutnya
4. Ungkapan perbandingan
Contohnya : daripada, sebagaimana, demikian halnya, berbeda dengam, seperti,
seperti halnya, serupa dengan, dan sebagainya.
5. Kata kerja material dan relasional
Kata kerja material yaitu kata kerja yang menyatakan kegiatan fisik/proses. Misalnya:
makan, minum, membawa, berbicara, melamun, bertepuk tangan, mendengarkan,
menunggu, melebur, memukul, bertanya, dan lainnya. Sedangkan kata kerja relasional
adalah kata kerja yang berfungsi untuk membentuk predikat nominal (kata-kata
kopulatif) dan dapat juga membantu memperjelas predikat (kata kerja bantu). Misalnya:
adalah, merupakan, dan sebagainya.

C. Langkah-Langkah Menulis Teks Ulasan


Langkah-langkah menulis teks ulasan

Tentukan jenis Catat identitas Baca karya sastra Tulis bagian


karya sastra karya dengan saksama penting/menarik

Kembangkan Nilai
Buat kerangka
kerangka menjadi kelebihan/kekuran
teks ulasan
teks ulasan. gan karya sastra

Inti dari teks ulasan terletak pada kemampuan pengulas dalam menemukan keunggulan
dan kelemahan karya yang diulas. Keunggulan dan kelemahan yang diungkapkan perlu
disertai dengan alasan dan bukti yang meyakinkan sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kepada pembaca. Agar lebih mudah dalam menyusun teks ulasan, berikut langkah-langkah
yang harus dilakukan:
1. Tentukan jenis karya sastra yang akan diulas (film, lagu, cerpen, novel,atau puisi).
2. Mencatat identitas buku atau karya lain yang nantinya akan diulas yang mencangkup
judul karya, penulis, pihak lain yang memiliki peranan penting (sutradara dan lainnya)
serta tanggal terbit.
3. Bacalah karya tersebut berulang-ulang hingga kamu dapat memahami dan merasakan
keindahannya.
4. Catatlah garis besar bagian-bagian penting atau hal yang menarik dalam karya tersebut
pada selembar kertas.
5. Menganalisis lalu menelaah kelebihan serta kekurangan isi dari suatu karya yang akan
diulas.
6. Buatlah kerangka teks ulasan berdasarkan bagian-bagian struktur teks yang telah kamu
ketahui.
7. Kembangkan garis besar bagian-bagian penting tersebut menjadi teks ulasan sesuai
struktur dan aspek kebahasaannya.
LEMBAR KERJA PESERTA
DIDIK
MENULIS TEKS ULASAN (CERPEN)
Setelah kalian memahami langkah-langkah menulis
teks ulasan, mari kita berlatih menulis teks ulasan.

Bacalah cerpen berikut ini dengan saksama, kemudian kerjakanlah tugas-


tugas selanjutnya!

Kisah Dua Bocah Yatim Piatu


Karangan: Tia Fitriani (23 Februari 2021)

Gelapnya kota ketika fajar belum menyapa, tengah malam bukan juga. Jalanan tidak
seberisik waktu siang yang terik membabi buta, panasnya sungguh tiada tara. Dengan kabut
yang panas dari sisa-sisa polusi berpadu kabut dingin menjadi begitu sulit untuk diterima
kenyamanannya. Kota yang tidak begitu tua juga tidak begitu muda, tetapi terlalu banyak
gaya. Mirisnya penghuninya juga menjadi terlalu memaksa. Suara kendaraan ngebut terdengar
seperti ada satu pembalap liar yang tertinggal. Serta para pedagang-pedagang yang mulai pergi
ke pasar untuk membeli dagangan murah untuk dijual kembali ke pasar dengan harga sedikit
dilebihkan. Menggunakan kendaraan yang sederhana, tetapi kekuatannya tidak perlu ditanya.
Jalan lebar beraspal itu sebagiannya gelap dan sebagiannya lagi diterangi lampu jalan.
Dari kejauhan ada dua bayangan hitam anak kecil, kakak beradik itu berhasil berjalan
melewatinya. Berjalan dengan tenang, tetapi hatinya begitu ketakutan. Bukan perihal takut
kakinya akan terkena benda tajam di jalan karena tidak mengenakan alas sendal. Tetapi,
ketakutan pada kehidupan barunya sebagai anak yatim piatu yang mendadak ditinggal.
Orangtuanya harus kehilangan nyawa ketika pergi untuk membantu saudara yang sedang
merayakan acara pernikahan. Memberi ucapan kepada para pengantin “selamat menempuh
hidup baru”. Tidak disangka, kehidupan baru juga mereka berikan pada kedua buah hatinya.
“Kakak, kita mau kemana, sih?”
“Tidak tau Aan, kita jalan saja dulu,”
Mereka bergandengan tangan di sepanjang jalan yang remang-remang. Jalan masih
gelap, tetapi kendaraan sudah mulai membuat bising dan mengganggu lampu-lampu jalan.
Para pedagang telah kembali dan seperti sudah ingin menjajakan dagangannya di pasar dengan
harga yang menguntungkan. Sayur-sayur segar itu menumpuk bagian depan dan belakang
kendaraan yang kecepatannya tidak dapat maksimal. Ada pula pedagang ikan yang di bagian
belakangnya ada box dan sterofom yang pasti berisi ikan dan banyak es batu agar tetap segar.
”Gimana caranya kita nyeberang, Kak? Ada banyak kendaraan lalu-lalang!”
“Pegang saja tanganku, Aan!”
Kendaraan itu berhenti, bukan karena mempersilakan mereka berdua lewat, tetapi karena
lampu pada rambu-rambu lalu lintas itu sedang berwarna merah.
“Harinya sudah mulai terang, Kak!”
“Iyaa, Aan,”
“Jadi, kita mau kemana, Kak?”
“Tidak tau, Aan. Kita jalan saja dulu,”
Fajar telah menyapa, azan subuh berkumandang dengan suara merdu dan lantang.
Memaksa umat muslim dan muslimah untuk bangun dan melaksanakan kewajibannya.
Perintah bahwa sholat merupakan hal yang lebih baik daripada kembali terlelap berselimutkan
dosa-dosa.
“Kita ke mesjid saja ya, Aan,”
“Kita sholat dulu ya, Kak?”
“Iya, kita bisa santai dulu di mesjid ini, Aan,”
Air dari keran mulai berjatuhan tanpa henti. Para muslim itu berbaris mengantri untuk
menghapuskan dosa-dosa. Bangun dari tidur untuk beribadah taat kepada Tuhan yang Maha
Esa. Dengan wajah yang basah, lengan baju yang masih tersingsing. Mereka bersusun di shaf
pertama, kemudian kedua, dan seterusnya. Walau begitu, mesjid ketika waktu sholat subuh
tidak pernah penuh shaf-nya.
“Kita shaf ketiga, Kak,”
“Iya, Aan, ayo duduk,”
“Huaahhhhhhh,”
“Kamu ngantuk, Aan?”
“Iyaa, Kak, tapi Aan tahan, Aan mau sholat subuh dulu,”
Iqamat dikumandangkan, seluruh muslim dan muslimah berdiri dan mengangkat takbir.
Ada beberapa yang menahan kantuk dengan menutup rapat mulutnya agar tidak terbuka lebar
ketika menguap. Satu diantara mereka bahkan menutup mata agar terlihat khusyuk,
sebenarnya mata kantuknya yang terlalu berat. Di antara semua orang yang sedang beribadah,
satu doa sedang begitu bersinar di mesjid tersebut.
“Hiks, hiks, hiks,”
“Kakak menangis?”
Satu anak itu bersujud dengan linangan air mata dan satunya lagi merasa iba kepada
kesedihan kakak tercintanya. Duduk di antara dua sujud, air matanya masih membasahi
pipinya. Sesekali ia tarik nafasnya untuk menahan ingusnya agar tidak jatuh keluar. Hingga
salam, anak itu mulai tenang dan mengusap wajahnya. Meminta agar doanya dapat dikabulkan
oleh Tuhan. Aan begitu sedih melihat wajah penuh harapan dari kakaknya. Ia peluk kakaknya
dengan mata terpejam, mereka terlihat sebagai sepasang kakak adik yang saling menyayangi.
“Aan, dulu ada yang bilang, kalau mau rumah di surga, itu mudah saja caranya,”
“Rumah di surga, Kak?”
“Iya, Aan. Sekarang kita sudah tidak punya rumah di sini. Jadi, gimana kalau kita bikin rumah
saja, tapi di surga!”
“Aan terserah Kakak saja. Aan pasti bantu Kakak buat rumahnya,”
“Aan memang anak pintar!”
“Gimana cara buatnya, Kak?”
“Katanya sih, sholat duha aja, Aan. 12 rakaat, kita bisa buat rumah bahkan istana di surga,
Aan!”
“Berarti istana kita hampir jadi, Kak. Kita kan selalu sholat duha, tapi kita ngerjakannya cuma
8 rakaat!”
“Iya, Aan. Kita bisa selesaikan hari ini. Kita sholat duha 12 rakaat hari ini ya, Aan!”
“Iya, Kak!”
Gerakan sholat itu begitu penuh harapan, berdiri, rukuk, duduk, dan sujud.
Mengulanginya hingga rakaat ke-12, kaki yang masih bersimpul tahiyat akhir.
Menengadahkan ribuan doa bersama harapan akan diberikannya kebahagiaan. Aan,
menguatkan pejamannya, entah untuk menahan air mata atau bahkan untuk memudahkan air
mata itu mengalir ke pipinya. Anak satunya lagi, melihat wajah adik kecilnya. Rasa sayang
bagaikan pijar yang menyala di dalam hutan. Sesuatu yang terlihat, tetapi tidak terlalu
dirasakan kehadirannya. Sebab, waktu tidak menapaki alurnya dengan tepat.
Mengharap cemas mengenai akankah Tuhan mengabulkan sebuah doa kecil tersebut.
Perjalanan mereka berlanjut dan kembali tanpa tujuan.
“Sekarang, kita akan pergi kemana, Kak?”
“Tidak tau, Aan,”
Hari sudah terik, walaupun hari itu dapat dikatakan masih pagi. Memang sebuah kota,
pemandangan sekitarnya harus dibuat sesibuk mungkin. Orang-orangnya akan diperlihatkan
memiliki banyak pekerjaan yang begitu memakmurkan. Di jalanan pun tidak banyak interaksi,
apalagi basa-basi. Jika matahari telah sampai tepat di atas, kemarahan yang datang tiba-tiba
dapat mengeluarkan segala macam ucapan mengerikan. Tidak ada lagi rasa simpati, mereka
hanya mencari cara agar segala kebutuhannya dapat terpenuhi. Hanya dirinya, tidak peduli
bagaimana hidup orang lain.
Dua bocah itu, kembali menanti kendaraan-kendaraan itu berhenti. Menyeberangi jalan
beraspal yang selang-seling bercat putih. Walaupun lampu itu telah berwarna merah, masih
saja ada pengendara yang melaju untuk mengambil kesempatan yang dapat menghilangkan
peluang hidupnya. Mereka pun menjadi menunggu terlebih dahulu dan memastikan bahwa
memang tidak ada lagi pengendara seperti itu. Ketika dirasa aman, dengan bergandengan
tangan, satu bocah melihat kearah adik kecilnya. Dengan mempercepat langkah kaki, mereka
melewati jalan hitam dan putih itu. Ternyata satu pengendara ajaib datang menyerobot ikatan
tangan kedua anak tersebut.
“Kita berhasil melewatinya, Kak!”
“Iya, Aan,” wajahnya begitu mengharukan untuk dilihat. Tetapi, itulah kebahagiaan
terbesarnya. Melihat adiknya bahagia atas apa yang telah diharapkan di dalam doanya.
“Aan, beginilah rupa rumah yang telah kita bangun,”.

Berikanlah tanggapan terhadap cerpen tersebut


dengan memberikan alasan dan bukti yang tepat!

No Tanggapan Alasan Bukti


1
Kelebihan:

2
Kekurangan:
Buatlah kerangka teks ulasan berdasarkan
tanggapan yang telah kamu buat dengan
memperhatikan struktur teks ulasan!

No Kerangka Utama Gagasan utama


1
Orientasi

2
Interpretasi/Tafsiran

3
Evaluasi

4
Simpulan

Kembangkanlah kerangka yang telah kamu


buat menjadi sebuah teks ulasan yang utuh,
dengan memperhatikan struktur dan kaidah
kebahasaannya!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SOAL TES AWAL DAN TES AKHIR

Buatlah teks ulasan berdasarkan cerpen berikut ini dengan memperhatikan struktur dan kaidah
kebahasaan teks ulasan!
SEGELAS AIR JERUK
Karya: Dimas Ayu Subekti
Matahari tidak pernah absen untuk memancarkan sinarnya yang terik. Seperti juga hari ini
bulir bulir keringatku seperti air terjun yang sangat deras hingga membuat baju bagian
belakangku basah kuyup. Hanya berjarak kurang lebih lima meter dari tempat kakiku berpijak,
mataku menangkap seorang ibu dan anak perempuan yang keluar dari toko busana muslim
sambil menenteng kantung plastik hitam yang entah isinya apa. Tanpa kuperintah lagi kakiku
dengan cepat menghampiri ibu dan anak perempuan itu dengan harapan mereka bisa membeli
donat yang belum laku sama sekali.
“Bu… bu donatnya cuma dua ribuan.”
“Nggak dek… makasih.” Menjauh dariku.
“Cuma dua ribuan bu… buat beli minum.” Aku mengejar.
“Ya sudah, saya beli dua.” Memberiku uang sepuluh ribuan.
“Terima kasih bu, ini kembaliannya.”
“Buat kamu saja.”
“Terima kasih bu… terima kasih.”
Aku melihat uang sepuluh ribu dengan tersenyum lebar. Terbilang jarang aku
mendapatkan uang sebanyak itu. Perlahan ibu dan anak itu menghilang dari pandanganku.
Disaat yang sama pula. Telingaku menangkap suara air yang menyegarkan rupanya itu berasal
dari abang penjual es berperisa di sampingku. Mataku menatap nanar kumpulan air berprisa
jeruk bersatu dengan es batu yang saling bergesekan dalam gelas transparan. Itu membuatku
menelan air liur. Betapa segarnya jika tenggorokanku yang kering ini dilalui dengan air jeruk
itu.
Selangkah dua langkah tiga langkah aku semakin dekat dengan penjual. Hatiku semakin
bimbang pikiranku campur aduk. Tenggorakanku semakin tercekik oleh kekeringan. Lidahku
semakin getir.
“Es jeruknya dek.” Suara ramah dari abang penjual.
“Berapa satunya bang?” tanyaku basa basi.
“Tiga ribu untuk gelas kecil. Lima ribu untuk gelas besar.”
“Emm… nggak bang terima kasih.” Sambil kupandangi uang sepuluh ribu di tanganku.
“Sepuluh ribu itu sudah cukup dek.” Menunjuk tanganku.
“Iya bang… cukup, tapi saya minum di rumah saja, lagi pula kalau di rumah bisa minum
sepuasnya. Gratis pula.”
Aku memalingkan badan dan menjauh dari abang penjual. Bibirku kering kerontng
hingga terpecah pecah. Tanganku memengang kasar tenggorakanku.
Lima langkah kakiku beranjak dari penjual itu, telingaku menangkap suara abang penjual yang
memanggilku.
“Dek sini!” mengayunkan tanganya.
Aku menghampirinya sambil berpikir mungkin abangnya mau membeli donatku.
“Ini, buat kamu.” Memberikan es jeruk gelas besar.
“Terima kasih bang, tapi saya minun di rumah saja.”
“Ini gratis. Ayo duduk sini!” Mempersilahkan aku duduk di sampingnya.
“Terima kasih bang.” Aku duduk.
“Aahhhh… segar banget!” mengusap sisa es di bibir.
“Adek umur berapa? masih sekolah?”
“Saya lima belas tahun kelas tiga SMP.”
“Alhamdulillah kalau masih sekolah. Abang juga punya adek seumuran kamu tapi sudah
berhenti sekolah.”
“Kenapa?” aku menanyakan dengan hati hati.
“Karena… biayanya nggak ada. Orangtua abang sudah meninggal dua duanya, jadi abang
yang harus mencukupi kebutuhan. Kalau orangtuamu masih lengkap kamu harus bersyukur.”
Abang penjual memandangku.
“Kamu berapa bersaudara?”
“Tiga dan saya anak pertama jadi harus bantu mereka. Kalau adek abang perempuan?”
“Iya. Adek abang perempuan. Dia juga dagang di samping butik.”
“Kamu harus bersyukur masih punya orangtua dan bisa sekolah. Banyak yang ingin di posisi
kamu.”
Aku tertegun tertampar dan malu dengan kenyataan. Selama ini aku hanya bisa mengeluh
setiap saat tanpa berucap syukur sedikitpun. Kupikir masalah dalam hidupku adalah yang
paling besar ternyata tidak. Masih ada yang lebih membutuhkan dariku. Mungkin aku terlalu
sering melihat ke atas tanpa pernah bersyukur dan melihat seorang yang lebih membutuhkan
dari aku.
http://cerpenmu.com/cerpen-kehidupan/segelas-air-jeruk.html

MEDIA PEMBELAJARAN

1. Salindia

Anda mungkin juga menyukai