Anda di halaman 1dari 12

 Simplified Dam Break (SMPDBK) adalah model sederhana

untuk mengevaluasi kegagalan bendungan dengan


menggunakan metode yang disederhanakan. SMPDBK dapat
digunakan untuk membuat solusi terhadap kedalaman
genangan banjir di arah hilir dari bendungan.
1. Buka file topografi (contourwmp32.dwg)
2. Sesuaikan proyeksi, pada main menu pilih
“display”, kemudian pilih “display
projection”, sesuaikan proyeksi dengan
lokasi data (lihat contoh gambar).
3. Ubah file cad menjadi “TIN” data
4. Pada project explorer, klik kanan pada file
contourwmp32.dwg, kemudian pilih “cad
to”, kemudian pilih “tin”
5. Sesuaikan nama TIN yang diinginkan, klik
“ok”
6. Remove file cad, pada project explorer,
klik kanan pada file contourwmp32.dwg,
kemudian pilih “remove”
7. Convert TIN data menjadi DEM data
8. Pada project explorer, klik kanan pada file
TIN “contourwmp32”, kemudian pilih
“convert to”, kemudian pilih “tin  dem”
9. Sesuaikan ukuran cell yang diinginkan,
kemudian klik “ok”
10. Pilih “no” ketika muncul delete exsisting
TIN data
11. Sekarang kita telah memiliki file topografi
dalam bentuk TIN dan DEM data
1. Pada project explorer, uncheck TIN data
(konturwmp32)
2. Buka Drainage Module
3. Kemudian pada main menu, pilih “DEM”,
kemudian pilih “Compute Flow
Direction/Accumulation”. Klik Ok
4. Pilih “drain data display opt” untuk
menyesuaiakan unit yang digunakan, dan
akumulasi aliran yang ditampikan.
5. Pada DEM menu, ubah min. accumulation
for display menjadi “5”
6. Klik ok jika sudah, model akan merunning
1. Tentukan outlet point, dengan memilih
“Create Outlet Point”
2. Letakkan outlet point pada bagian paling
hilir dari aliran yang terpanjang (lihat
contoh gambar), dengan lokasi dam
disumsikan berada pada aliran tengah
3. Pada main menu, pilih “DEM”, kemudian
“DEM →Stream Arcs”, kemudian klik “ok”
4. Maka akan stream arc yang terbentuk.
Dengan diasumsikan pond mengalami
kegagalan (jebol), maka aliran yang
dipilih hanya yang langsung berhubungan
Lokasi dengan pond. Cabang sungai lain yang
Pond tidak berhubungan langsung dengan
pond akan dihapus.
5. Pada Map module , pilih “Feature Arc”
6. Tekan tombol shift dan tahan untuk
memilih cabang-cabang sungai yang akan
dihapus (garis coklat, panah merah),
kemudian tekan “delete”, klik “ok”

Catatan: Pada contoh ini, aliran sungai di ambil dengan mengambil


garis aliran yang berasal dari komputasi flow program. Jika garis aliran
sungai telah dimiliki sebelumnya, proses computing flow, dapat di skip
1. Langkah selanjutnya ada merubah arcs
menjadi centerline dari sungai untuk
digunakan pada analisis 1D-Hydraulic
2. Untuk memudahkan, uncheck dem data
pada project explorer
3. Pada Map Module Pilih “Point/Node”
4. Drag data hingga mencakup keseluruhan
stream arc yang hadir. (akan terpilih 4
titik).
5. Pada main menu, pilih “Feature Objects”,
kemudian pilih “Vertex <-> Node”.
6. Selanjutnya pada project explorer, klik
kanan pada “drainage coverage”,
kemudian pilih “type”, kemudian pilih
“1D-Hyd-Centreline”, secara otomotatis
garis aliran akan berubah arah.
7. Untuk membetulkan arah aliran kembali
ke arah hilir, pilih garis dengan “select
feature arc” kemudian klik kanan, dan
pilih “reserve direction”
1. Pada project explorer, klik kanan pada
folder “coverages”, kemudian pilih “new
coverages”
2. Pilih “1D-Hyd Cross Section”, klik “ok”
3. Klik “Create Feature Arc”
4. Buat garis cross sections yang dibutuhkan.
Jika terdapat garis section actual, maka
dapat digunakan.
1. Pada project explorer, klik “1D-Hyd Cross
Section” untuk mengaktifkan coverage
2. Pada Map Module, di main menu pilih
river tools, kemudian pilih extract cross
section.
3. Pada generate point properties, pilih
using arcs, kemudian pilih “1D-Hyd-
Centreline”
4. Masukkan nilai manning value
5. Simpan file database cross section yang
telah diekstrak.
6. Pilih extraxt cross section from TIN
7. Pada project explorer, aktifkan coverages
“1D-Hyd Centerline”
8. Pada Map Module, di Main menu, pilih
“River Tools”, kemudian pilih Map -> 1D
Schematics.
1. Pilih River module
2. Pada model drop-down, pilih SMPDBK
3. Pada main menu, pilih “SMPDBK”,
kemudian pilih “Edit Parameters”
4. Masukkan nilai yang sesuai dengan
kondisi (contoh hanya berupa asumsi)
1. Buka program SMPDBK.exe atau GUI
SMPDBK.exe
2. Pada program SMPDBK.exe, di main menu,
pilih “SMPDBK”, kemudian pilih “Run
SMPDBK”
3. Save file output.
4. Maka output hasil running dari program
SMPDBK akan langsung keluar ke window
1. Buka kembali WMS
2. Pada main menu, pilih “SMPDBK”, kemudian
pilih “Read Solution”. Maka akan muncul hasil
berupa 2D scatter data pada project explorer
3. Pindah ke Terrain Data module
4. Pada main menu, pilih “Flood”, kemudian
“Delineate”
5. Set Max search radius menjadi 250
6. Select “OK”
7. Pada Project explorer, pilih MaxWS_fd dari the
Terrain Data folder
8. Klik kanan pada MaxWS_fd dan pilih “Contour
Options”
9. Set “Contour Method” menjadi Color Fill dan
set transparasi menjadi 40%
10. check box “Specify a range”
11. Uncheck “fill below” dan “Fill above”
12. Klik “Legend”
13. Check on pilihan “Display Legend”
14. Select “OK” 2 kali, maka output banjir akibat
bobolnya sed.pond akan terlihat

Anda mungkin juga menyukai