FINITE ELEMENT

ANALYSIS
D R . T R I S M A W AT I , S . S I . , M . T.
BAB 1
BAB 1 - INTRODUCTION
• Membantu dalam menciptakan, memodifikasi, menganalisis, dan
mengoptimasi desain.
Computer Aided • Contoh : Autocad, Solidwork, Pro/ENGINEER, dan Inventor
Design (CAD)

Huge • Digunakan untuk merencanakan, mengelola,dan mengendalikan

computer operasi manufaktur.
Computer Aided
storage, Manufacturing • Contoh : Mastercamp dan SAP2000
(CAM)
high
processor
speed
• Digunakan untuk menganalisis fungsi dari produk desain CAD,
mensimulasikan dan memperlajari bagaimana produk berperilaku.
Computer Aided • Contoh : Ansys, Abaqus, Pro/E, CATIA, PATRAN, dan NASTRAN
Engineering (CAE)
METODE ELEMEN HINGGA (MEH)
• MEH = FEM (Finite Element Methods), yaitu membagi struktur menjadi elemen yang lebih kecil
dengan dimensi berhingga (elemen hingga), struktur asli disebut assembly dari elemen elemen yang
dihubungkan dengan joint berjumlah berhingga yang disebut node (titik node). Elemen-elemen
tersebut dihitung untuk mendapat property total.

Elemen sederhana Elemen segitiga dengan Elemen sederhana 3 dimensi berbentuk

dengan 2 node 3 node dan 6 node tetrahedral dan hexahedral
PROSEDUR PERHITUNGAN DENGAN MEH
1 • Diskretisasi dan pemilihan elemen

2 • Memilih fungsi pendekatan

3 • Menurunkan persamaan-persamaan elemen

4 • Perakitan persamaan elemen untuk mendapatkan persamaan global

5 • Memecahkan besaran-besaran yang belum diketahui

6 • Interpretasi hasil-hasil
ANSYS
Model yang digambar Model dapat
dari software CAD dikondisikan sesuai
dapat langsung dengan jenis simulasi
diimport ke Ansys menggunakan Design
Workbench Modeler

Simulasi Finite
Implementasi design
Element Analysis
dapat dilakukan untuk
(FEA) dapat dilakukan
kondisi sebenarnya
dengan baik
MODUL ANSYS
Data engineering seperti data material
yang digunakan di berbagai aplikasi lain.

FE Modeler, misalnya dapat mengimport model

dari software lain seperti NASTRAN, ABAQUS,
dapat divisualisasikan dengan finite element.

Fitur CFX-Mesh, dapat melakukan meshing yang

tepat terhadap model dengan basic Computational
Fluid Dynamic.
LANGKAH PEMODELAN ANSYS
1. Preprocessing

• Pendefinisian Masalah
• Pemilihan TIPE ELEMEN untuk Mendiskritisasi Model yang Dibuat
• Material Properties (memasukkan data material)
• Pemodelan Geometri dari benda kerja
• Meshing (Pembagian struktur menjadi elemen-elemen kecil
• Mendefinisikan analisis solusi yang dipakai (Analysis Type)
• Memasukkan kondisi batas (Boundary Condition)
• Menerapkan pembebanan
 TIPE ELEMEN
Physical structure Mathematical model name Finite element
component discretization

Bar

Beam

Tube, pipe

Spar

Shear panel (2D version of above)

LANGKAH PEMODELAN ANSYS
2. Solusi

• Penyelesaian (Solving)

3. General Post Processing (Proses Pembacaan Hasil)

• Plot Result dengan menggunakan counter plot untuk melihat distribusi

tegangan / variable lain pada model supaya mudah menginterpretasikan
informasi. Model digambarkan dengan sebaran warna untuk menunjukkan
besarnya tegangan / variable.
• List Result untuk memaparkan hasil analisis berupa nilai perpindahan,
tegangan, atau variable berbentuk table.
• Animasi untuk mensimulasikan hasil.
TOOLS DALAM ANSYS (START PAGE NAVIGATION)
TOOLS DALAM ANSYS ( PROJECT PAGE NAVIGATION )

Menubar
Toolbar

Toolbox
Project Schematic
 TOOLS DALAM ANSYS (DESIGN MODELER WINDOW)
4. 5. 7.
1. 2. 3.
• Design Modeler Window
8. 6.
1. Sketch plane
2. New plane
3. New sketch
4. Selection filter
9. 5. Display plane
6. Display model
7. Sketch view
8. 3D feature
10. 13. 9. Tree outline
10. Sketching and
Modeling Tab
11. Detail view
11. 12. Hint area
13. Model
window
12.
DUA MODE DASAR DESIGN MODELER
Terdapat lima jenis toolbox untuk membuat
Mode sketsa 2D dan 3D, yaitu:
sketching a. Draw toolbox  menggambar garis,
rectangle, spiline
b. Modify toolbox  memodifikasi gambar
(cth : trimming, copy, cut)
c. Dimension toolbox  menampilkan
dimensi benda (cth : panjang, diameter,
Dua sudut)
d. Constraint toolbox  membuat kondisi
mode (cth : vertical, horizontal, titik tengah)
e. Setting toolbox  mengatur tampilan
(cth : besar grid, spasi yg digunakan)

Beberapa tools yang digunakan : extrude,

Mode
revolve, dll dari sketsa yang dibentuk dalam
modelling
mode sebelumnya
FUNGSI TOOLS 3D FEATURE TOOLBAR
Extrude • Membuat bangun ruang menggunakan alas

Revolve • Membuat bangun ruang dengan memutar sumbu

Sweep • Membentuk spiral dengan dasar alas

Skin/Loft • Membentuk 3D dari dasar berupa rangka

Thin/Surface • Menghubungkan permukaan antar benda

Blend • Menghubungkan ujung antar benda dengan busur

Chamfer • Memangkas sudut

Point • Membuat bangun melalui titik

MEMBUAT MODEL

Langkah Memilih plane yang

1 akan digunakan

Memilih salah satu Langkah

plane dalam Tree
Outline 2

Selain langkah 2,
Langkah plane bisa dibuat
3 sendiri dengan klik
icon ‘new plane’
SIMULASI DENGAN ANSYS WORKBENCH
Structural
• Simulasi yang dilakukan terhadap struktur, baik itu 2D maupun 3D.

Thermal
• Simulasi yang digunakan untuk mendapatkan karakteristik thermal pada sebuah
struktur.
Elektromagnetik
• Simulasi yang digunakan untuk mendapatkan karakteristik kemagnetan sebuah
model setelah diberikan beban elektromagnetik.
Fluida
• Simulasi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh fluida terhadap bentuk
bejana (Nozzle, Diffuser).
SIMULASI STRUCTURAL
Static
• Beban yang diberikan
terhadap struktur adalah
beban statis. Parameter yang
dihasilakan adalah tegangan
dan deformasi.
Fatigue
• Mendapatkan performa dari
struktur yang bekerja dalam
kondisi terkena beban siklus
sampai waktu tertentu.
Sequenced
• Beban yang diberikan pada
struktur bervariasi.
Frequency (Modal)
• Mendapatkan frekuensi
natural yang dimiliki oleh
struktur yang telah dibuat.
Harmonic
• Beban harmonic atau beban
siklus yang menyebabkan
respon dinamik pada
struktur.
Buckling
• Mengetahui karakteristik
benda yang bekerja dengan
deformasi yang besar akibat
peningkatan beban tinggi.
SIMULASI THERMAL
Static

• Beban thermal yang diberikan pada struktur adalah

konstan dan tidak berubah menurut waktu.
• Dapat digunakan untuk menemukan distribusi
temperature dan flux panas yang terjadi pada struktur.

Transient

• Beban thermal yang diberikan pada struktur

bervariasi.
BAB 2
BAB 2 - GEOMETRI
Extrude

Pemodelan solid
dapat dilakukan
dengan membuat
desain 2 dimensi
Skin/Loft dan memodifikasinya Revolve
ke 3 dimensi. Untuk
itu, perlu beberapa
3D tools, seperti :

Sweep
BAB 2 – DESIGN MODELER
Klik kanan geometry > Design modeler has
Drag CFX
new design modeler opened
MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN EXTRUDE

Pada jendela
Pilih XY Plane, utama, buat
click geometri
Sketching, berikut ini.
Pilih satuan
(mm) dalam click Draw,
toolbar units pilih Line.
Drag
Geometry
ke Project
Schematic,
Buka ANSYS double click
19.2, click Geometry
Workbench
 MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN EXTRUDE

1.

2.
3.
 MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN EXTRUDE

4.
5.

6.
7.

8.
 MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN EXTRUDE
2.

1.

3.

4.
MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN EXTRUDE
5.

Hasil coba
dari Hasil coba
polygon dari line
MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN REVOLVE

Click Apply
Click pada detail
Sumbu Y view
Click di jendela (kolom
Apply utama Axis), angle
Click pada 360o, then
Sketch 1 detail click
pada XY view Generate.
Click Plane (kolom
Revolve Geometry)
 MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN REVOLVE

2.

1.

3.
 MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN REVOLVE

5.

6.

4. Click sumbu Y pada jendela

utama
MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN REVOLVE
MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN SWEEP

Click look at
face
Click
Sketching

Click YZ
Plane
 MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN SWEEP
1.
4.

5.

2.

3.
 MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN SWEEP
6.

7.

8.
 MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN SWEEP
9.

10.

11.
MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN SWEEP
MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN SKIN/LOFT

Click kanan sketch

3 dan 4, pilih
Buatlah jumlah always show
titik yang sama sketch. Click
antar kedua skin/loft, pilih sisi
Click Plane 4, pilih
sketching, click
bidang atas persegi, tekan
draw, click tombl CTRL, sisi
rectangular (detail atas profil lingkaran,
Click lihat contoh click apply, click
Sketching dan gambar)
buat profil 1 generate.
lingkaran dengan
diameter 10 mm
Click XY (detail lihat
Plane contoh gambar)
 MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN SKIN/LOFT
2.

3. 5.
1.

4.

m
 MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN SKIN/LOFT
6.

8.
9.

7.
 MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN SKIN/LOFT

10.

11.

12.
MEMBUAT GEOMETRI MENGGUNAKAN SKIN/LOFT
13.
14. 15.

17.

18. 19.
16.

Click sisi atas

persegi dan
lingkaran
BAB 3
BAB 3 – STATIC MIXER
Beberapa Proses yang akan Pembuatan Geometry Pembuatan geometry 2D dan 3D

Pembuatan Elemen pada Pendiskritisasian suatu benda,

Geometry (MESH) semakin kecil semakin teliti
Dibahas

Pembuatan Kondisi
Batas pada Geometry
Pembuatan batas kondisi yang
(SETUP) diperlukan sebagai acuan perhitungan

Proses Pengerjaan Solusi Perhitungan seluruh data yang

(Solution) telah dimasukkan

Proses Pembacaan Hasil Penampilan hasil berupa

(Result) Countour, Streamline, dan Vektor
PEMBUATAN GEOMETRY
Click start > All Click Fluid Flow
program > (CFX) > drag ke
ANSYS 19.2 > Project
Workbench Schematic

Click kanan
Click kanan
CFX > Rename
Geometry >
> Ubah ke Static
New Geometry
Mixer

Pilih meter
sebagai satuan
yang ingin
dipakai
 PEMBUATAN GEOMETRY

Click Modelling
> Click XY
Plane

Click Sketching • Grid : Show in 2D

> Setting • Snap beri tanda check
• Major Grid spacing : 1m
• Minor step per major : 2
 PEMBUATAN GEOMETRY
• Click Draw > Line (buat Geometri warna kuning seperti di bawah. Perhatikan
panjang di setiap garisnya).
PEMBUATAN GEOMETRY

Click Modeling > Click

New Sketch (Sketch 2)
> Click Draw > Circle
> Buat lingkaran
pertama

Click Modeling >

Click New Sketch
(Sketch 3) > Click
Draw > Circle >
Buat lingkaran kedua
 PEMBUATAN GEOMETRY
Setting Tab Value

Click Revolve Details View Base Object > Sketch 1

Axis > Click Sumbu Y

FD1, Angle (>0) = 360o

Click Extrude Details View Base Object > Sketch 2

Direction = Normal

FD1, Depth (>0) = 6m

Click Extrude Details View Base Object > Sketch 3

Direction = Reversed

FD1, Depth (>0) = 6m

PEMBUATAN GEOMETRY
 PEMBUATAN ELEMEN PADA GEOMETRY
(MESH)

Kembali ke Click
project Generate
schematic Mesh

Solver
Click kanan
Preference =
Mesh > Edit
CFX Sisi Balok Nama Daerah
Depan Inlet1
Click Mesh > Physics
Belakang Inlet2
Lihat Details Preference =
View CFD Bawah Outlet
PEMBUATAN ELEMEN PADA GEOMETRY (MESH)
PEMBUATAN ELEMEN PADA GEOMETRY
(HASIL GENERATE MESH)
 PEMBUATAN ELEMEN PADA GEOMETRY (MESH)

Sisi Nama Daerah

Balok
Depan Inlet1
Belakang Inlet2
Bawah Outlet
 PEMBUATAN ELEMEN PADA GEOMETRY (MESH)
• Pada details View <> Sizing > Use Advanced Size Function = off > Element size =
0.3m > Generate Mesh
• Kembali ke Project Schematic > Click Kanan Mesh > Update
 PEMBUATAN KONDISI BATAS PADA GEOMETRY (SETUP)
• Click kanan Setup > Edit
• Pendefinisian Jenis Fluida
Pada Outline, double click default domain lalu masukkan data berikut :

Settings Tab Value

Basic Setting Fluid 1 > Material Water

Reference Pressure 1 atm

Fluid Model Heat transfer > Option : 25oC

Isothermal > Fluid Temperature

Click OK
 PEMBUATAN KONDISI BATAS PADA GEOMETRY (SETUP)
3.
1.

2.
PEMBUATAN KONDISI BATAS PADA
GEOMETRY (SETUP)
• Pendefinisian Boundary Condition
Click kanan Default domain > Insert > Boundary > ubah nama menjadi Inlet1 > Click OK, lalu
masukkan data berikut :

Settings Tab Value

Basic Setting Boundary Type Inlet
Boundary Details Mass and Momentum > Option 2 m/s
> Normal

Click OK
Lakukan hal yang sama pada Inlet 2 dengan normal speed 10 m/s
PEMBUATAN KONDISI BATAS PADA GEOMETRY (SETUP)
PEMBUATAN KONDISI BATAS PADA GEOMETRY (SETUP)
• Pendefinisian Boundary Condition
Click kanan Default domain > Insert > Boundary > ubah nama menjadi Outlet > Click OK, lalu
masukkan data berikut :

Settings Tab Value

Basic Setting Boundary Type Inlet
Location Outlet
Boundary Details Mass and Momentum > Option 0 Pa
> Average
Click OK
PEMBUATAN KONDISI BATAS PADA
GEOMETRY (SETUP)
PENGERJAAN SOLUSI (SOLUTION)
Perhitungan seluruh data yang telah dimasukkan yang akan digunakan sebagai acuan pembacaan hasil
• Kembali ke Project Schematic
• Click kanan Setup > Update
• Click kanan Solution > Edit > Start Run
PENGERJAAN SOLUSI (SOLUTION)
PEMBACAAN HASIL (RESULT)
• Menampilkan hasil berupa Contour, Streamline, dan Vektor

Kembali ke
Project
Schematic

Click kanan
Result > Edit
PEMBACAAN HASIL (RESULT)
• COUNTOUR PRESSURE

Click
Countour Click Masukkan Click
<> Name : OK Data : Apply
Tekanan

• Setting =
Geometry
• Tab =
Variable
• Value =
Pressure
PEMBACAAN HASIL (RESULT)
• STREAMLINE VELOCITY
Click Streamline <> Name : Streamline 1 > Click OK, lalu masukkan data berikut :
Settings Tab Value
Geometry Start from Inlet1, Inlet2 3.

Of point 30
Colour Variable Velocity
Symbol Show symbol Selected
Symbol Ball

Click Apply
1.
2.
PEMBACAAN HASIL (RESULT)
• VEKTOR VELOCITY
Click Vektor <> Name :Vektor 1 > Click OK, lalu masukkan data berikut :

Settings Tab Value

Geometry Location Select All
Variable Velocity
Symbol Symbol Line Arrow

Click Apply
1.
2.
PEMBACAAN HASIL TEKANAN (RESULT)
PEMBACAAN HASIL STREAMLINE (RESULT)
PEMBACAAN HASIL VECTOR (RESULT)
BAB 4
BAB 4 – TEMPERATURE DISTRIBUTE OF FLAT
• DEFINISI PERMASALAHAN Tb=-60 o C

Q=100 W/m2 T=20 o C

Steel Copper Aluminium

Tiga plat dengan ukuran (1x1x0.1)m

dialiri oleh fluk panas. Tiap plat juga
diberi beban thermal pada sisi tertentu.
Ta=100 o C Analisis lah distribusi temperature pada
ketiga plat tersebut.
PEMBUATAN GEOMETRY
Click Start > All Programs > ANSYS 14.5 > Workbench

Click Fluid Flow (CFX) > drag and drop to Project Schematic

Click kanan CFX > Rename > Ubah menjadi Distribute Temperature
PEMBUATAN GEOMETRY

Click Modeling >

Click XY Plane

Click Sketching

Click Draw >

Rectangle (buat
geometri seperti
gambar dengan
ukuran square 1m x
1m)
PEMBUATAN GEOMETRY

Edit :
• Geometry >
Click Sketch 1 >
Extrude Apply Generate
pada 3D • Operation :
features Add Frozen
• FD1, Depth
(0) : 0.1 m
PEMBUATAN GEOMETRY

Edit :
• Geometry >
Click 1 body
pada plat 1 >
Click Apply
Create > Generate
• FDI(offset) :
Pattern
1m
• FD3,
Coppies (>0)
:2
PEMBUATAN GEOMETRY

Edit :
• Geometry >
Click 1 body
pada plat 1 >
Click Apply
Create > Generate
• FDI(offset) :
Pattern
1m
• FD3,
Coppies (>0)
:2
PEMBUATAN ELEMEN PADA GEOMETRY (MESH)
1. Kembali
ke project
6. schematic
Relevance
2. Klik
center :
kanan Mesh
fine,
> Edit
Smoothing ;
high Mesh
(pendiskrit-
isasi benda)
5. Relevance : 3. Click
100, Use Mesh >
advance size lihat detail
function : off view
4. Physic
preference :
CFD, Solver
Preference :
CFX
PEMBUATAN ELEMEN PADA GEOMETRY (MESH)
• Click kanan sisi yang akan diberi nama > create name selection

Sisi Plat Nama Daerah

Plat 1 sisi kiri Inlet
Plat 3 sisi kanan Outlet
Plat 1 sisi bawah Temp A
Plat 2 sisi atas Temp B
Plat 1 sisi depan Sym 1
Plat 2 sisi depan Sym 2
Plat 3 sisi depan Sym 3
Plat 1 sisi belakang Sym 11
Plat 2 sisi belakang Sym 22
Plat 3 sisi belakang Sym 33
Plat 1 body Steel
Plat 2 body Copper
Plat 3 body Aluminium
PEMBUATAN ELEMEN PADA GEOMETRY (MESH)
Pada Details View
<> Sizing

Use Advanced Size

Function = off

Click Generate Mesh

Kembali ke project
schematic

Click kanan Mesh

Update
PEMBUATAN KONDISI BATAS PADA GEOMETRY (SETUP)

Kembali ke
1. project
schematic

Click kanan
setup > edit 2.
PENDEFINISIAN BOUNDARY CONDITION

Click
1. default
domain

Domain type :
solid domain 2.

3. Click OK
PENDEFINISIAN BOUNDARY CONDITION
• Pemberian Material pada Masing-masing Plat
– Lanjutan

1. 2. 3.
Insert domain Insert domain Rename default domain (name :
(name : steel) > (name : copper) > aluminium) > location : aluminium >
material : steel material : copper material : aluminium
PENDEFINISIAN BOUNDARY CONDITION
– Lanjutan

1. 2. 3.
Click steel > insert Boundary detail > Set heat flux in = 100 Wm-2 >
boundary (name : inlet) option : heat flux Click OK

4. 5. 6.
Click aluminium > insert Location : outlet > Option : temperature > fixed
boundary (name : outlet) boundary detail temperature : 20oC > Click OK

7. 8. 9.
Click steel > insert Boundary detail > Fixed temperature : 100oC >
boundary (name : Temp A) option : temperature Click OK

10. 11. 12.

Click steel > insert Boundary detail > Fixed temperature : -60oC >
boundary (name : Temp B) option : temperature Click OK
PENDEFINISIAN BOUNDARY CONDITION

Click Solver >

Click kanan
Solver control >
edit > residual
target :
0.0000001 >
Click OK
PENGERJAAN SOLUSI (SOLUTION)

Kembali ke Project Schematic

Click kanan Setup > update

Click kanan solution > edit

Checlist double precision > start run

PROSES PEMBACAAN HASIL (RESULT)
1. 2. 3. 4. 5.
Kembali ke Project Click kanan Click user location Range : local > # Apply
Schematic result > edit and plot > insert of contour : 20
contour > variable :
temperature
PROSES PEMBACAAN HASIL (RESULT)
1. 2. 3. 4. 5.
Kembali ke Click kanan Click user location Range : local > Apply
Project result > edit and plot > insert # of contour :
Schematic contour > variable : 20
temperature
PROSES PEMBACAAN HASIL (RESULT)
• Hasil distribusi temperaturenya terlihat seperti di gambar ini dengan nilai yang
terteran pada legend berwarna
BAB 5
 BAB 5 – ANALISIS COUNTER FLOW HEAT EXCHANGER
• Permasalahan

Inlet HOT Inlet Cool

V = 0.5 m/s V = 1 m/s
T = 90oC T = 25oC
P = 10 kPa P = 10 kPa

Heat exchanger terdiri dari dua pipa 600 mm dengan diameter luar 100 mm dan
tebal 5 mm berbahan copper. Pipa luar memiliki diameter luar 100 mm dengan tebal 5
mm berbahan steel. Aliran air di pipa dalam berkecepatan 0.5 m/s dan temeratur
90oC. Sedangkan aliran air di pipa luar mempunyai kecepatan 1 m/s dan temperature
25oC dengan arah berlawanan dengan aliran pipa dalam. Tentukan distribusi
temperature pada heat exchanger tersebut.
PEMBUATAN GEOMETRY
• Penyelesaian

Step pipa Step pipa

Step Awal
luar dalam
1. Gambar 2
1. Klik kolom lingkaran diameter 1. Klik XY Plane >
geometry 100m dan 90m New Sketch
pada XYPlane

2. Extrude >
2. Gambar 2
2. Pilih satuan details > direction
lingkaran diameter
milimeter > reverse > depth
60m dan 50m
= 600 mm
PEMBUATAN GEOMETRY
• Step awal
PEMBUATAN GEOMETRY
• Step pipa luar
PEMBUATAN GEOMETRY
• Step pipa dalam
PEMBUATAN GEOMETRY
• Penyelesaian lanjutan

Step fluida
Step fluida dingin
panas

1. Klik tools > fill. 1. Klik XYPlane > new sketch

2. Pada Face pilih

2. Gambar 2 lingkaran diameter
permukaan pipa
90 mm dan 60 m
dalam

3. Extrude > details > operation

3. Klik generate = add frozen > direction =
reverse > depth = 600 mm

Ubah solid.fluid = fluid

PEMBUATAN GEOMETRY
• Step fluida panas
PEMBUATAN GEOMETRY
• Step fluida dingin
PROSES MESHING

Pilih kolom
Mesh

Klik kanan
daerah yang
diberi nama

Create
named
selection
LANJUTAN PROSES MESHING

Permukaan kiri fluida panas Inlet hot

Permukaan kanan fluida panas Outlet hot
Permukaan kiri fluida dingin Outlet cool
Permukaan kanan fluida dingin Inlet cool
Pipa luar Pipa steel
Pipa dalam Pipa copper
Fluida panas (pipa dalam) Hot water
Fluida dingin (pipa luar) Cool water
LANJUTAN PROSES MESHING

2. 4.
• Klik kanan • Kembali
mesh • Generate ke project • Klik
mesh schematic update
1. 3.
LANJUTAN PROSES MESHING
SETUP BOUNDARY CONDITION
• Pilih kolom SETUP
– Pendeskripsian nama dan material pipa steel dan pipa copper

Domain
Klik kanan Ganti type : Solid
flow > nama domain
Click OK Click OK
insert > menjadi Material :
domain pipa steel Steel

– Lakukan hal yang sama untuk pipa copper

SETUP BOUNDARY CONDITION

Lakukan
hal yang
sama
untuk pipa
copper
SETUP BOUNDARY CONDITION
• Step selanjutnya
– Fluida Panas

1. 2. 3.
Klik Flow Ganti nama Click OK
Analysis > menjadi
Insert > “Hot
Domain Water”

4. 5. 6.
Basic Basic Click OK
Setting > Setting >
Domain Material :
type : Fluid Water
domain
SETUP BOUNDARY CONDITION
SETUP BOUNDARY CONDITION
• Step selanjutnya
– Fluida Panas

Pada fluid Click OK

models >
Option :
Step 1.

Step 2.
Thermal
Energy
SETUP BOUNDARY CONDITION
• Step selanjutnya
– Fluida Dingin
SETUP BOUNDARY CONDITION
• Step selanjutnya
– Fluida Dingin
SETUP BOUNDARY CONDITION
• Step selanjutnya
– Fluida Dingin

2.
1. Pada Options
fluid =
models > Thermal
Energy

3. Click OK
BOUNDARY CONDITION PADA FLUIDA PANAS
• Untuk INLET

Click OK
4. Pada
boundary
3. Ketik details
Name : Inlet
2. Pilih insert Hot
• Normal speed
= 0.5 m/s
> boundary • Static
1. Klik kanan temperature =
hot water 90oC
BOUNDARY CONDITION PADA FLUIDA PANAS
• Untuk OUTLET

Click OK
4. Pada
boundary
3. Ketik details
Name :
2. Pilih insert Outlet Hot
• Option =
Static pressure
> boundary • Static pressure
1. Klik kanan = 10 kPa
hot water
BOUNDARY CONDITION PADA FLUIDA DINGIN
• Untuk INLET

• Untuk OUTLET sama seperti FLUIDA PANAS

BOUNDARY CONDITION PADA FLUIDA DINGIN
1. Pada solver > Solver 2. Ubah Residual
control Target = 0.000001 3. Click OK
PROSES RUNNING
1. Double click kolom
solution 3. Start running

2. Centang double
precision
PROSES RUNNING
RESULT
Double Menambahkan plane Klik kanan Insert >
click (untuk melihat user Location > Click
kolom distribusi temperature location Plane (nama OK
result pada bagian tengah) and plot : plane 1)
RESULT

Pada details of plane 1

• Method = YZ Plane
• Apply
RESULT – DISTRIBUSI TEMPERATURE SEPANJANG PIPA
RESULT – DISTRIBUSI TEMPERATURE SEPANJANG PIPA
RESULT – DISTRIBUSI TEMPERATURE PADA
PENAMPANG PIPA

Tambahkan plane
baru seperti Plane 1

Set method :
XY Plane

Set Z : -0.3 m

Klik Apply
RESULT – DISTRIBUSI TEMPERATURE PADA
PENAMPANG PIPA

Tambahkan contour
seperti cara mencari Ubah details of
temperature contour 2
sepanjang pipa

Set Location : plane Set Variabel =

2 temperature

Set # of contour :
Klik Apply
20
 UDAH
GITU A JA ,
THX
D R . T R I S M A W AT I , S . S I . , M . T.