Anda di halaman 1dari 30

BUPATI KAPUAS H U L U

PROVINSI KALIMANTAN B A R A T

P E R A T U R A N BUPATI KAPUAS H U L U

NOMOR f TAHUN 2022

P E M B E N T U K A N , SUSUNAN ORGANISASI, T U G A S DAN F U N G S I S E R T A


TATA K E R J A UNIT PELAKSANA T E K N I S D A E R A H RUMAH S A K I T U M U M
DAERAH D O K T E R ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

D E N G A N RAHMAT TUHAN YANG MAHA E S A

BUPATI KAPUAS H U L U ,

Menimbang : a. b a h w a dengan adanya perubahan Nomenklatur


Dinas Kesehatan menjadi Dinas Kesehatan,
. *• Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana, perlu dilakukan penyesuaian
kembali terhadap Nomenkelatur Unit Pelaksana
Teknis Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
Dokter Achmad Diponegoro Putussibau;

b. b a h w a u n t u k m e l a k s a n a k a n ketentuan P a s a l 2 5
Peraturan Bupati Kapuas Hulu Nomor 110
Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas d a n Fungsi, serta T a t a Kerja
D i n a s Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana, Pembentukan Unit
Pelaksana Teknis Daerah pada D i n a s Kesehatan,
Pengendalian Penduduk d a n Keluarga Berencana
Kabupaten Kapuas Hulu ditetapkan dengan
Peraturan Bupati K a p u a s H u l u ; •.;

1
c. b a h w a berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam h u r u f a dan h u r u f b, perlu
menetapkan Peraturan Bupati Kapuas Hulu
tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis
Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Dokter
Achmad Diponegoro Putussibau;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 7 T a h u n 1959 tentang


Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3
Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat I I di Kalimantan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9)
sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72,
T a m b a h a n Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1820);

2 . Undang-Undang Nomor 5 T a h u n 2 0 1 4 tentang


Aparatur Sipil Negara (lemabaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,
tambahan Lemabaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);

3. Undang-Undang Nomor 2 3 T a h u n 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia T a h u n 2014 Nomor 244,
T a m b a h a n Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali d a n yang terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 11 T a h u n 2 0 2 0 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2 0 2 0 Nomor 2 4 5 , T a m b a h a n Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6573);

4. Undang-Undang Nomor 4 4 T a h u n 2009 tentang


Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia T a h u n 2009 Nomor 153, T a m b a h a n
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);

2
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 T a h u n 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia T a h u n 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 72 T a h u n 2019
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 18 T a h u n 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n
2019 Nomor 187, T a m b a h a n Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6402);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 T a h u n 2 0 1 7


tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia T a h u n
2017 Nomor 7 3 , Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6041);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 T a h u n
2014 tentang Dewan Pengawas R u m a h Sakit;

8. Peraturan Menteri Kesehatan 3 tahun 2020


tentang Klasifikasi d a n Perizinan R u m a h Sakit;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu


Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan
Pemerintahan yang menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten K a p u a s H u l u ;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu


Nomor 7 T a h u n 2016 tentang Pembentukan dan
S u s u n a n Perangkat Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu
Nomor 10 Tahun 2021 tentang Perubahan
Keempat atas Peraturan Daerah Nomor 7 T a h u n
2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah;
1 1 . Peraturan Bupati Kapuas Hulu Nomor 110
Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas d a n F u n g s i serta T a t a Kerja
D i n a s Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga B e r e n c a n a Kabupaten K a p u a s H u l u ;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI T E N T A N G PEMBENTUKAN,


SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI
S E R T A TATA K E R J A UNIT PELAKSANA TEKNIS
D A E R A H RUMAH S A K I T U M U M D A E R A H D O K T E R
ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

D a l a m Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten K a p u a s H u l u .

2. Pemerintah Daerah adalah, kepala daerah sebagai unsur


penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan
u r u s a n Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati K a p u a s H u l u .

4. Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati K a p u a s H u l u .

5. D i n a s Kesehatan, Pengendalian Penduduk d a n Keluarga B e r e n c a n a


yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten
Kapuas Hulu.

6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian


Penduduk d a n Keluarga B e r e n c a n a Kabupaten K a p u a s H u l u .

7. Sekretariat adalah Sekretariat D i n a s Kesehatan, Pengendalian

4
Penduduk dan Keluarga B e r e n c a n a Kabupaten K a p u a s H u l u .

8. Sekretaris adalah Sekretaris Dinas Kesehatan, Pengendalian


Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten K a p u a s H u l u .

9. U n i t Pelaksana T e k n i s Daerah y a n g selanjutnya disingkat U P T D


adalah unit organisasi atau satuan kerja mandiri yang
m e l a k s a n a k a n tugas teknis operasional tertentu dan/atau tugas
teknis penunjang tertentu dari dinas daerah provinsi atau
kabupaten/kota.

10. R u m a h Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna y a n g menyediakan pelayanan rawat inap, rawat j a l a n ,
d a n gawat darurat.

11. R u m a h Sakit Daerah yang selanjutnya disingkat R S D adalah r u m a h


sakit yang dimiliki d a n diselenggarakan oleh Pemerintah D a e r a h
Provinsi a t a u Pemerintah D a e r a h Kabupaten/Kota.

12. R u m a h Sakit Umum adalah rumah sakit y a n g memberikan


pelayanan kesehatan pada s e m u a bidang d a n j e n i s penyakit.

13. R u m a h S a k i t U m u m D a e r a h y a n g selanjutnya disingkat R S U D


adalah R S D y a n g memberikan pelayanan kesehatan pada s e m u a
bidang d a n j e n i s penyakit.

14. UPTD R S U D dr. A c h m a d Diponegoro Putussibau yang selanjutnya


disingkat R S U D dr. Achmad Diponegoro adalah UPTD pada D i n a s
Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten K a p u a s H u l u .

15. Kepala R S U D yang selanjutnya disebut Direktur adalah Direktur


Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Achmad Diponegoro
Putussibau.

16. R S U D dr. Achmad Diponegoro adalah UPTD D i n a s Kesehatan,


Pengendalian Penduduk d a n Keluarga B e r e n c a n a kelas C .

5
t

BABU

MAKSUD, T U J U A N DAN R U A N G L I N G K U P

Pasal 2

Peraturan Bupati i n i d i m a k s u d k a n sebagai a r a h d a n pedoman bagi


RSUD dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menjadi
kewenangan Perangkat Daerah yang menangani u r u s a n Pemerintahan
bidang kesehatan.

Pasal 3

Peraturan Bupati i n i bertujuan u n t u k mewujudkan penyelenggaraan


Pemerintahan yang rasional, proporsional, efektif d a n efisien yang
didasarkan pada a s a s efisiensi, efektivitas, pembagian i habis tugas,
rentang kendali, tata kerja yang jelas dan fleksibilitas antara
penyelenggara pelayanan kesehatan yang menjadi kewenangan
Perangkat Daerah yang menangani Urusan Pemerintahan bidang
kesehatan.

Pasal 4

R u a n g lingkup Peraturan Bupati i n i adalah:

a. kedudukan;

b. s u s u n a n organisasi;

c. tugas pokok, fungsi d a n u r a i a n tugas;

d. unit-unit non struktural;

e. tata kerja;

f. pelaporan;

g. penganggaran;

h. ketentuan lain; d a n

i. ketentuan penutup.

6
B A B III
KEDUDUKAN

Pasal 5

R S U D dipimpin oleh seorang Direktur yang berkedudukan di bawah d a n


bertanggung j a w a b kepada Kepala Dinas.

B A B IV
S U S U N A N ORGANISASI

Pasal 6

(1) S u s u n a n organisasi R S U D terdiri dari:

a. Direktur;

b. Bagian Tata U s a h a ;

1. S u b Bagian Administrasi d a n U m u m ;

2. S u b Bagian Personil d a n Hubungan Masyarakat; d a n

3 . S u b Perencanaan d a n Keuangan.

c. Bidang Pelayanan.

1. S e k s i Pelayanan Medik; d a n

2 . S e k s i Pelayanan Keperawatan.

d. Bidang Penunjang;

1. S e k s i Penunjang Medik; d a n

2. S e k s i R e k a m Medik;

e. Unit-Unit Non Struktural;

1. Dewan Pengawas;

2 . S a t u a n Pengawas Internal

3. Komite; d a n

4. Instalasi.

f. Kelompok J a b a t a n Fungsional.

7
(2) Bagan struktur organisasi R S U D , tercantum dalam Lampiran y a n g
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan B u p a t i ini.

BAB V
T U G A S DAN F U N G S I

Bagian K e s a t u
R u m a h S a k i t U m u m Daerah

Pasal 7

R S U D mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan pada s e m u a


bidang dan j e n i s penyakit secara paripurna y a n g menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat j a l a n , gawat darurat d a n pelayanan r u j u k a n .

Pasal 8

U n t u k m e l a k s a n a k a n tugas sebagaimana d i m a k s u d dalam P a s a l 7,


R S U D menyelenggarakan fungsi:

a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan


sesuai dengan standar pelayanan r u m a h sakit;

b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui


pelayanan kesehatan y a n g paripurna tingkat k e d u a d a n ketiga s e s u a i
k e b u t u h a n medis;

c. penyelenggaraan pendidikan d a n pelatihan sumber daya m a n u s i a


dalam rangka peningkatan k e m a m p u a n dalam pemberian pelayanan
kesehatan; d a n

d. penyelenggaraan penelitian d a n pengembangan serta penapisan


teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika i l m u pengetahuan bidang
kesehatan.

8
Bagian K e d u a
Direktur

Pasal 9

Direktur sebagaimana dimaksud dalam P a s a l 6 ayat (1) huruf a,


mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan r u m a h sakit.

Pasal 10

U n t u k m e l a k s a n a k a n tugas sebagaimana dimaksud dalam P a s a l 9,


Direktur menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi pelaksanaan tugas d a n fungsi R S U D ;

b. penetapan kebijakan penyelenggaraan R u m a h S a k i t s e s u a i dengan


kewenangannya;

c. penyelenggaraan tugas d a n fungsi R u m a h Sakit;

d. pembinaan, pengawasan, dan pengendalian pelaksanaan tugas dan


fungsi u n s u r organisasi; dan

e. evaluasi, pencatatan, d a n pelaporan.

Bagian Ketiga
Bagian T a t a U s a h a

Pasal 11

Bagian Tata U s a h a sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) h u r u f b,


dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang mempunyai tugas membantu
Direktur dalam merencanakan, mengatur, mengoordinasikan dan
mengendalikan seluruh kegiatan di bagian tata u s a h a sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

9
Pasal 12

U n t u k melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 1 ,


Bagian Tata U s a h a menyelenggarakan fungsi:

a. p e n y u s u n a n r e n c a n a program d a n kegiatan R S U D ;

b. pelaksanaan koordinasi d a n p e r u m u s a n kebijakan teknis R S U D ;

c. pelaksanaan kebijakan teknis, koordinasi, fasilitasi d a n pengelolaan


di bidang ketatausahaan yang meliputi administrasi u m u m , sistem
informasi, keprotokoleran, k e h u m a s a n , kemitraan, akreditasi r u m a h
sakit, penanganan aduan, keamanan, keuangan dan kepegawaian
RSUD;

d. penyelenggaraan urusan di bidang sarana prasana kesehatan,


perlengkapan r u m a h sakit d a n kelengkapan r u m a h tangga;

e. pelaksanaan pembinaan kelembagaan d a n ketatalaksanaan R S U D ;

f. monitoring, evaluasi d a n p e n y u s u n a n laporan pelaksanaan tugas di


bidang ketatausahaan; d a n

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan


tugas d a n fungsinya.

Bagian Keempat
S u b Bagian Administrasi d a n U m u m

Pasal 13

S u b Bagian Administrasi d a n U m u m sebagaimana dimaksud dalam Pasal


6 ayat (1) h u r u f b angka 1, dipimpin oleh seorang Kepala S u b Bagian yang
mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, menyusun laporan, dan
fasilitasi terhadap kegiatan teknis dan administratif seluruh u n s u r di
bidang administrasi dan u m u m .

10
Pasal 14

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, S u b


Bagian Administrasi dan U m u m menyelenggarakan fungsi:

a. p e n y u s u n a n rencana kegiatan s u b bagian administrasi dan u m u m ;

b. penyiapan b a h a n perumusan kebijakan di bidang administrasi d a n


umum;

c. pelaksanaan kegiatan teknis dan administratif di bidang administrasi


d a n u m u m yang meliputi administrasi perkantoran, sistem informasi
manajemen rumah sakit, penelitian dan pengembangan, dan akreditasi
r u m a h sakit;

d. pengelolaan s a r a n a p r a s a n a kesehatan, perlengkapan r u m a h sakit


d a n kelengkapan r u m a h tangga;

e. monitoring, evaluasi d a n p e n y u s u n a n laporan pelaksanaan kegiatan


sub bagian administrasi dan u m u m ; d a n

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan


tugas dan fungsinya.

Bagian Kelima
S u b Bagian Personil d a n Hubungan Masyarakat

Pasal 15

S u b Bagian Personil dan Hubungan Masyarakat sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b angka 2, dipimpin oleh seorang Kepala S u b
Bagian yang mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, menyusun
laporan dan fasilitasi terhadap kegiatan teknis dan administratif seluruh
u n s u r di bidang kepegawaian dan k e h u m a s a n .

Pasal 16

U n t u k melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, S u b


Bagian Personil dan Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

a. p e n y u s u n a n r e n c a n a kegiatan sub bagian personil d a n hubungan


masyarakat;

11
b. penyiapan b a h a n p e r u m u s a n kebijakan di bidang kepegawaian d a n
kehumasan;

c. pelaksanaan kegiatan teknis d a n administratif di h i d a n g kepegawaian


dan kehumasan yang meliputi penglolaan penanganan aduan,
kemitraan, keamanan, sumber daya manusia, keprotokoleran dan
kehumasan;

d. monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan


s u b bagian personil d a n h u b u n g a n masyarakat; d a n

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan s e s u a i dengan


tugas dan fungsinya.

Bagian Keenam
S u b Bagian Perencanaan d a n Keuangan

Pasal 17

S u b Bagian Perencanaan dan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 6 ayat (1) huruf b angka 3, dipimpin oleh seorang Kepala S u b Bagian
yang mempunyai tugas merencanakan, membina, mengkoordinasikan,
melaksanakan penyusunan anggaran, mengembangkan kegiatan
perbendaharaan, penerimaan, verifikasi sistem instansi, akuntansi dan
perumusan kebijakan melakukan mobilitas dana serta menyiapkan
pelaporan.

Pasal 18

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, S u b


Bagian Perencanaan dan Keuangan menyelenggarakan fungsi:

a. p e n y u s u n a n r e n c a n a kerja, program d a n kegiatan R S U D ;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penyusunan


perubahan d a n perhitungan anggaran pendapatan belanja R S U D ;

c. penyiapan b a h a n penyusunan r e n c a n a d a n program pengelolan


administrasi keuangan daerah;

12
d. penyiapan b a h a n bimbingan d a n pengendalian pengujian kebenaran
penagihan dan penerbitan surat perintah membayar dan
mengadakan pemeriksaan keuangan serta membina perbendaharaan;

e. penyiapan bahan bimbingan pengumpulan dan penyusunan


pedoman dan petunjuk teknis pembinaan administrasi keuangan;

f. penyiapan sistem kontrol dalam m e l a k u k a n kegiatan keuangan;

g. p e n y u s u n a n a k u n t a n s i dan analisa biaya pelaksanaan pengoperasian


dan pengembangan sistem informasi keuangan r u m a h sakit;

h. pengkoordinasian, pelaksanaan perencanaan kegiatan


perbendaharaan, penerimaan, verifikasi dan a k u n t a n s i ;

i. pengkoordinasian pengembangan kegiatan perbendaharaan,


penerimaan, verifikasi dan a k u n t a n s i ;

j. pelaksanaan monitoring, evaluasi d a n pelaporan kinerja dan tata


u s a h a keuangan R S U D ; dan

k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan s e s u a i dengan


tugas d a n fungsinya.

Bagian Ketujuh
Bidang Pelayanan

Pasal 19

Bidang Pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) h u r u f c,


dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu
Direktur dalam merencanakan, mengatur, mengoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan di bidang pelayanan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 20

U n t u k melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19,


Bidang Pelayanan menyelenggarakan fungsi:

a. p e n y u s u n a n rencana program dan kegiatan di bidang pelayanan;

13
b. pelaksanaan koordinasi dan p e r u m u s a n kebijakan teknis di bidang
pelayanan medik;

c. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi dan pengelolaan


di bidang pelayanan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan
medik, pelayanan ke perawatan dan kebidanan;

d. monitoring, evaluasi d a n p e n y u s u n a n laporan pelaksanaan tugas di


bidang pelayanan; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan


tugas d a n fungsinya.

Pasal 2 1

Ruang lingkup tugas Bidang Pelayanan meliputi pelayanan medik,


pelayanan keperawatan dan kebidanan.

Bagian Kedelapan
S e k s i Pelayanan Medis

Pasal 22

S e k s i Pelayanan Medis sebagaimana d i m a k s u d dalam Pasal 6 ayat (1)


h u r u f c angka 1, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai
tugas merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, menyusun
laporan dan fasilitasi terhadap kegiatan teknis dan administratif di bidang
pelayanan medis.

Pasal 2 3

U n t u k melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 2 ,


S e k s i Pelayanan Medik menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan r e n c a n a kegiatan seksi pelayanan medis;

b. penyusunan bahan kebijakan teknis pelayanan medis;

c. penyiapan bahan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan


pelayanan medis;

14
d. penyelenggaraan u r u s a n di bidang kefarmasian, pelayanan medik,
pelayanan rawat inap, rawat j a l a n , check-up kesehatan, pelayanan
r u j u k a n dan pelayanan medis lainnya;

e. monitoring, evaluasi d a n penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan


seksi pelayanan medik; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan


tugas dan fungsinya.

Pasal 24

R u a n g lingkup tugas seksi pelayanan medik meliputi:

a. m e n y u s u n r e n c a n a kegiatan pelayanan medik;

b. m e n y u s u n rencana kebutuhan s a r a n a p r a s a r a n a pelayanan medik;

c. mengoordinasikan, menyusun rencana pengembangan, fasilitasi


kegiatan d a n pengaturan sumber daya aparatur pelayanan medik;

d. mengelola kefarmasian;

e. mengelola pelayanan gawat darurat d a n r u j u k a n ;

f. merencanakan dan mengatur serta meningkatkan m u t u pelaksanaan


pelayanan:

1. Medik dasar rawat j a l a n ;

2. Medik gigi mulut;

3. Kesehatan ibu dan a n a k (kia) d a n keluarga berencana (kb);

4. Medik spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, obsterti d a n


ginekologi);

5. Medik spesialis lain (mata, telinga hidung tenggorok- bedah


kepala leher, saraf, j a n t u n g d a n pembuluh darah, kulit d a n
kelamin, kedokteran jiwa. Paru, orthopedi dan traumatology,
urologi, bedah saraf, bedah plastik rekonstruksi d a n estetika,
bedah anak, bedah thorax kardiak d a n vaskuler, kedokteran
forensik d a n medicolegal, bedah mulut, konservasi/endodonsi,
orthodonti, periodonti, prosthodonti, pedodonti, patologi klinik,
patologi anatomi, mikrobiologi klinik d a n parasitologi klinik,

15
penyakit mulut, anestesi, rehabilitasi medik, radiologi,
akupunktur, radioterapi, kedokteran nuklir, gizi klinik, dan
pelayanan spesialis lainnya;

6. Medik subspesialis dasar (subspesialis bedah, subspesialis


penyakit dalam, subspesialis anak, subspesialis obsterti dan
ginekologi); dan

7. Medik subspesialis lain (kedokteran jiwa, mata, telinga, hidung,


tenggorok, bedah kepala, leher, paru, saraf, jantung dan
pembuluh darah, orthopedi d a n traumatology, kulit d a n kelamin,
anestesi dan terapi intensif, radiologi, dialisis, pelayanan
subspesialis lainnya dan/atau spesialis lainnya dengan kualifikasi
tambahan.

g. monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan yang menjadi ruang


lingkup tugasnya.

Bagian Kesembilan
S e k s i Pelayanan Keperawatan

Pasal 2 5

S e k s i Pelayanan Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat


(1) h u r u f c angka 2, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai
tugas merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, menyusun
laporan dan fasilitasi terhadap kegiatan teknis dan administratif di bidang
pelayanan keperawatan dan kebidanan.

Pasal 26

U n t u k m e l a k s a n a k a n tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 5 ,


S e k s i Pelayanan Keperawatan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana kegiatan seksi pelayanan keperawatan;

b. penyusunan bahan kebijakan teknis pelayanan keperawatan dan


kebidanan;

c. penyiapan bahan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pelayanan

16
keperawatan dan kebidanan;

d. penyelenggaraan urusan di bidang pelayanan keperawatan dan


kebidanan;

e. monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan


seksi pelayanan keperawatan; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan


tugas dan fungsinya.

Pasal 2 7

R u a n g lingkup tugas seksi pelayanan keperawatan meliputi:

a. m e n y u s u n r e n c a n a kegiatan pelayanan keperawatan dan kebidanan;

b. menyusun rencana kebutuhan sarana prasarana pelayanan


keperawatan dan kebidanan;

c. mengoordinasikan, menyusun rencana pengembangan, fasilitasi


kegiatan dan pengaturan sumber daya aparatur keperawatan dan
kebidanan;

d. merencanakan, mengatur dan meningkatkan mutu pelayanan


keperawatan dan kebidanan; d a n

e. monitoring d a n evaluasi pelaksanaan pelayanan yang menjadi ruang


lingkup tugasnya.

Bagian Kesepuluh
Bidang Penunjang

Pasal 2 8

Bidang Penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 1 ayat (1) h u r u f


d, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu
Direktur dalam merencanakan, mengatur, mengoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan di bidang penunjang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

17
Pasal 29

U n t u k melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28,


Bidang Penunjang menyelenggarakan fungsi:

a. p e n y u s u n a n r e n c a n a program dan kegiatan di bidang penunjang;

b. pelaksanaan koordinasi dan p e r u m u s a n kebijakan teknis di bidang


penunjang;

c. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi dan pengelolaan


pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang non klinik dan
rekam medis;

d. monitoring, evaluasi d a n penyusunan laporan pelaksanaan tugas di


bidang penunjang; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur s e s u a i dengan


tugas dan fungsinya

Pasal 30

R u a n g lingkup tugas Bidang Penunjang meliputi pelayanan penunjang


klinik, pelayanan penunjang non klinik d a n rekam medis.

Bagian Kesebelas
S e k s i Penunjang Medik

Pasal 3 1

Seksi Penunjang Medik sebagaimana d i m a k s u d dalam Pasal 6 ayat (1)


h u r u f d angka 1, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai
tugas merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, menyusun
laporan dan fasilitasi terhadap kegiatan teknis dan administratif di bidang
penunjang medik.

18
Pasal 32

U n t u k m e l a k s a n a k a n tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 1 ,


Seksi Penunjang Medik menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana kegiatan seksi penunjang medik;

b. penyusunan bahan kebijakan teknis pelayanan penunjang klinik,


pelayanan penunjang non klinik;

c. penyiapan bahan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pelayanan


penunjang klinik dan pelayanan penunjang n o n klinik;

d. penyelenggaraan u r u s a n di bidang pelayanan penunjang klinik dan


pelayanan penunjang n o n klinik;

e. monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan


seksi penunjang medik; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan


tugas dan fungsinya.

Pasal 33

R u a n g lingkup tugas seksi penunjang medik meliputi:

a. m e n y u s u n rencana kegiatan pelayanan nonmedik;

b. menyusun rencana kebutuhan sarana prasarana pelayanan


nonmedik;

c. mengoordinasikan, menyusun rencana pengembangan, fasilitasi


kegiatan dan pengaturan sumber daya aparatur pelayanan
nonmedik;

d. merencanakan, mengatur d a n meningkatkan m u t u pelayanan :

1. lmmdn//binatu;

2. j a s a boga/dapur/pengolahan makanan/gizi;

3. Instalasi Pemeliharaan S a r a n a R u m a h S a k i t (IPSRS);

4. Gudang;

5. Ambulans;

6. pemulasaraan j e n a z a h ;

19
7. sistem penanggulangan kebakaran;

8. pengelolaan gas medik;

9. pengelolaan air bersih;

10. Sanitasi dan lingkungan;

1 1 . pelayanan darah;

12. sterilisasi instrumen;

13. pengelolaan limbah; dan

14. pelayanan penunjang nonmedik lainnya.

e. monitoring d a n evaluasi pelaksanaan pelayanan yang menjadi ruang


lingkup tugasnya.

Bagian K e d u a belas
S e k s i Rekam Medik

Pasal 34

S e k s i R e k a m Medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) h u r u f


d angka 2, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas
melaksanakan rekam medis melalui kegiatan menghimpun, mengolah,
menganalisa dan mensinkronisasi data medis serta mengolah berkas rekam
medis, menyediakan data rekam medis, dan mengevaluasi pelaksanaannya
agar tersedia informasi medis yang akurat dan tepat.

Pasal 3 5

U n t u k melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34,


S e k s i Penunjang Medik menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana kegiatan seksi rekam medik;

b. penyusunan bahan kebijakan teknis pelayanan rekam medik;

c. penyiapan bahan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pelayanan


rekam medik;

d. penyelenggaraan u r u s a n pengelolaan rekam medik;

e. monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan


seksi rekam medik; dan

20
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

Pasal 36

R u a n g lingkup tugas S e k s i R e k a m Medik meliputi:

a. m e n y u s u n rencana kegiatan pelayanan rekam medik;

b. m e n y u s u n rencana kebutuhan s a r a n a p r a s a r a n a pelayanan rekam


medik;

c. mengoordinasikan, menyusun rencana pengembangan, fasilitasi


kegiatan d a n pengaturan sumber daya aparatur pelayanan rekam
medik;

d. merencanakan, mengatur d a n meningkatkan m u t u :

1. pelayanan pelaksanaan administrasi d a n registrasi pasien dan


catatan rekam medis; dan

2. penyimpanan dokumen medis, surat keterangan medis dan


surat/dokumen medik lainnya.

e. monitoring d a n evaluasi pelaksanaan kegiatan yang menjadi ruang


lingkup tugasnya.

B A B VI
UNIT-UNIT NON S T R U K T U R A L

Bagian K e s a t u
Dewan Pengawas R u m a h S a k i t

Pasal 3 7

Dewan Pengawas

(1) D a l a m rangka upaya pembinaan dan pengawasan non teknis


perumahsaMtan secara internal di R S U D , dapat dibentuk Dewan
Pengawas.

(2) Dewan Pengawas merupakan unit n o n struktural yang bersifat non


teknis perumahsakitan dengan melibatkan u n s u r masyarakat.

21
(3) Dewan Pengawas R u m a h S a k i t dibentuk d a n bertanggung j a w a b
kepada B u p a t i dalam melakukan pembinaan dan pengawasan r u m a h
sakit secara internal.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman teknis pembentukan


Dewan Pengawas diatur tersendiri dengan Peraturan B u p a t i s e s u a i
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian K e d u a
Komite

P a s a l 38

(1) Komite merupakan w a d a h n o n struktural yang terdiri dari tenaga ahli


a t a u profesi dibentuk u n t u k memberikan pertimbangan strategis
kepada Direktur dalam rangka peningkatan dan pengembangan
pelayanan r u m a h sakit.

(2) Komite berkedudukan di bawah d a n bertanggung j a w a b kepada


Direktur.

(3) Komite dipimpin oleh seorang Ketua yang diangkat d a n diberhentikan


oleh Direktur.

(4) Pembentukan, perubahan j u m l a h , j e n i s komite, tugas dan fungsi


ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Bagian Ketiga
S a t u a n Pemeriksaan Internal

Pasal 39

(1) S a t u a n Pemeriksaan Internal merupakan u n i t n o n struktural yang


dipimpin oleh k e t u a u n t u k m e l a k s a n a k a n tugas pemeriksaan audit
kinerja internal r u m a h sakit yang dibentuk oleh d a n bertanggung
j a w a b kepada Direktur.

22
(2) S a t u a n Pengawas Intern dalam m e l a k s a n a k a n tugasnya berada di
bawah d a n bertanggung j a w a b kepada Direktur.

(3) S a t u a n Pengawas Intern dipimpin oleh seorang K e t u a yang diangkat


dan diberhentikan oleh Direktur.

(4) Keanggotaan S a t u a n Pemeriksaan Internal ditetapkan oleh Direktur


dengan mempertimbangkan sikap profesional, reputasi, dan perilaku.

Bagian Keempat
Instalasi

Pasal 40

(1) Instalasi merupakan unit pelayanan non struktural yang


menyediakan fasilitas d a n menyelenggarakan kegiatan pelayanan,
pendidikan dan penelitian r u m a h sakit.

(2) Instalasi mempunyai tugas membantu Direktur dalam


penyelenggaraan pelayanan fungsional sesuai dengan fungsinya
dengan memanfaatkan sumber daya y a n g a d a secara efektif d a n
efisien.

(3) Instalasi dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dan


diberhentikan oleh Direktur.

(4) Pembentukan instalasi ditetapkan oleh Direktur yang disesuaikan


dengan k e b u t u h a n dan kemampuan R S U D .

Bagian Kelima
Kelompok J a b a t a n Fungsional

Pasal 4 1

(1) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas m e l a k u k a n kegiatan


sesuai dengan jabatan fungsional secara profesional dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(2) Kelompok j a b a t a n fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional


yang terbagi atas berbagai kelompok j a b a t a n fungsional sesuai

23
dengari bidang keahliannya.

(3) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan ketentuan


peraturan perundang-undangan.

(4) J e n i s dan jenjang j a b a t a n fungsional diatur berdasarkan peraturan


perundang-undangan.

(5) Kelompok j a b a t a n fungsional mempunyai tugas d a n melaksanakan


tugasnya tersebut bertanggung j a w a b kepada Direktur.

(6) Tiap Kelompok dikoordinir oleh seorang Tanaga Fungsional Senior


dan/atau Tenaga Fungsional L a i n n y a yang ditunjuk diantara tenaga
fungsional yang a d a di lingkungan R S U D .

(7) Kelompok Jabatan Fungsional dalam melaksanakan tugasnya


bertanggung j a w a b kepada Direktur.

B A B VII
TATA K E R J A

Pasal 42

(1) Dinas Kesehatan melakukan pembinaan, perumusan kebijakan,


monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan R S U D .

(2) Pembinaan dan perumusan kebijakan sebagaimana dimaksud ayat (1)


dilakukan oleh Dinas kepada R S U D sebagai UPT dalam rangka
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan daerah.

(3) R S U D dalam penyelenggaraan tata kelola R u m a h Sakit dan tata kelola


klinis dibina dan bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan.

(4) Direktur mengendalikan dan bertanggung jawab terhadap


pelaksanaan tugas teknis opersional R S U D sebagai UPT Dinas.

(5) Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur, Kepala Bagian, Kepala


Bidang, Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan
Fungsional di lingkungan R S U D wajib menerapkan prinsip-prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di dalam maupun antar
satuan organisasi sesuai dengan bidang masing-masing.

24
Apabila Direktur dan/atau pejabat struktural lainnya di RSUD
berhalangan melaksanakan tugas, m a k a yang bersangkutan dapat
menunjuk seorang pejabat struktural dengan jabatan tertinggi di
R S U D untuk bertindak atas n a m a pejabat yang berhalangan.

Apabila pejabat struktural lainnya di RSUD berhalangan


melaksanakan tugas, m a k a yang bersangkutan dapat menunjuk
seorang pejabat setingkat lebih rendah di bawahnya yang bertindak
u n t u k dan atas n a m a pejabat yang berhalangan.

Pertanggungjawaban pengelolaan RSUD dilaksanakan melalui


laporan kinerja, laporan keuangan d a n laporan penggunaan d a n
penatausahaan barang milik Daerah dan laporan
pertanggungjawaban lainnya yang disampaikan secara berkala paling
sedikit d u a kali dalam satu t a h u n untuk disajikan menjadi satu
kesatuan pada laporan pertanggungjawaban Dinas.

Setiap pimpinan u n i t kerja pada R S U D wajib mematuhi petunjuk


kerja atau Standar Operasional Prosedur yang diberikan dan
ditetapkan oleh Direktur s e s u a i dengan r u a n g lingkup tugasnya.

B A B VIII
PELAPORAN

Pasal 43

Laporan kinerja sebagaimana dalam P a s a l 4 3 ayat (7) sekurang-


kurangnya memuat data dan informasi tentang pencapaian
indikator pelayanan R u m a h Sakit, pengelolaan ketenagaan dan
pengelolaan keuangan serta aset.

Terhadap laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


D i n a s h a r u s memberikan u m p a n balik dalam rangka peningkatan
kinerja R S U D .

25
(3) Selain laporan kinerja, R S U D mempunyai kewajiban memberikan
informasi tentang j u m l a h kesakitan, j u m l a h kematian, pola penyakit
menular dan tidak menular, dan jumlah kematian ibu
melahirkan/ kematian bayi serta kejadian l u a r biasa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) D i n a s m e l a k u k a n monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan


R S U D berdasarkan laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) sebagai bahan penyusunan kebijakan dan program
kesehatan daerah.

(5) RSUD menggunakan kebijakan d a n program kesehatan daerah


sebagaimana d i m a k s u d p a d a ayat (4) sebagai s a l a h s a t u a c u a n
dalam m e n y u s u n perencanaan dan kegiatan t a h u n a n R u m a h Sakit.

(6) Setiap Pimpinan Unit Kerja di lingkungan R S U D wajib mematuhi


petunjuk kerja yang diberikan s e s u a i dengan ketentuan d a n wajib
menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan masing-
masing.

BAB IX
PENGANGGARAN

Pasal 44

(1) Pelaksanaan program kegiatan yang mendukung tugas pokok d a n


fungsi pada RSUD dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah d a n penerimaan lain yang s a h , yang dialokasikan
pada anggaran D i n a s Kesehatan.

(2) Laporan pengelolaan anggaran terhadap pelaksanaan program dan


kegiatan dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

26
BAB X

KEPEGAWAIAN

Pasal 4 5

(1) R S U D dipimpin oleh seorang Direktur yang m e r u p a k a n J a b a t a n


Administrator a t a u J a b a t a n E s e l o n III a.

(2) Direktur d a n pimpinan u n s u r pelayanan medik d i R S U D harus


seorang tenaga medis y a n g mempunyai kemampuan d a n keahlian d i
bidang perumahsakitan yang dapat diperoleh melalui pendidikan
formal, pelatihan, dan/atau pengalaman bekerja di R u m a h Sakit.

(3) Kepala Bagian atau Kepala Bidang merupakan J a b a t a n Administrator


a t a u J a b a t a n E s e l o n III b.

(4) Kepala S u b Bagian atau Kepala S e k s i m e r u p a k a n J a b a t a n Pengawas


atau J a b a t a n E s e l o n I V a .

(5) Pengangkatan d a n Pemberhentian Direktur, Kepala Bagian, Kepala


Bidang, Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian diangkat dan
diberhentikan oleh B u p a t i d a n diberikan h a k kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XI
K E T E N T U A N LAIN-LAIN

Pasal 46

(1) Direktur selaku Kepala RSUD adalah pembina kepegawaian di


lingkungan R S U D .

(2) Dalam rangka pembinaan kepegawaian, Direktur dapat melakukan


mutasi internal di lingkungan R S U D .

(3) Antar Pimpinan Satuan Organisasi di lingkungan RSUD wajib


memberikan dukungan dan kerjasama dalam pelaksanaan program dan
kegiatan di R S U D .

27
(4) Evaluasi kinerja R S U D dilakukan setiap 1 (satu) t a h u n sekali di bawah
koordinasi Direktur yang secara teknis operasional dilaksanakan oleh
Kepala Bagian Tata Usaha.

(5) Pada R S U D dapat dibentuk tim, kelompok kerja atau panitia.

(6) Dalam penyelenggaraan tata kelola r u m a h sakit dan tata kelola klinis,
R S U D dibina dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(7) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (6)


dilaksanakan melalui penyampaian laporan kinerja R S U D kepada
Kepala Dinas.

BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 4 7

(1) Pada saat Peraturan Bupati i n i m u l a i berlaku, selama belum


ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan lainnya, seluruh
petunjuk atau pedoman yang a d a dinyatakan m a s i h tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan
Bupati ini.

(2) S e l u r u h Aparatur Sipil Negara yang m e l a k s a n a k a n tugas pada R S U D


sepanjang belum a d a penugasan y a n g b a r u dari Pejabat Pembina
Kepegawaian tetap melaksanakan tugasnya sepanjang belum ada
penugasan yang b a r u dari Pejabat Pembina Kepegawaian.

B A B XIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 48

Ketentuan y a n g belum c u k u p diatur dalam Peraturan ini, a k a n diatur


dengan Peraturan B u p a t i tersendiri, kecuali y a n g menyangkut teknis
pelaksanaannya a k a n diatur oleh Kepala D i n a s .

28
Pasal 49

Pada s a a t Peraturan Bupati i n i m u l a i berlaku, Peraturan Bupati K a p u a s


H u l u Nomor 70 T a h u n 2 0 2 0 tentang Perubahan Atas Peraturan B u p a t i
Nomor 32 T a h u n 2018 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi,
Tugas d a n F u n g s i Serta T a t a Kerja U n i t Pelaksana T e k n i s D a e r a h R u m a h
Sakit U m u m Daerah Dokter Achmad Diponegoro Putussibau (Berita
Daerah Kabupaten K a p u a s H u l u T a h u n 2 0 2 0 Nomor 70), dicabut d a n
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 50

Peraturan Bupati i n i m u l a i berlaku p a d a tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan, pengundangan


Peraturan Bupati i n i dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten K a p u a s H u l u .

Ditetapkan di Putussibau
pada tanggal 3 & n u * "

« B U P A T I KAPUAS H U L U , ^

Diundangkan di P u t u s s i b a u
pada tanggal A &Ma« 8Q2X

MOHD. ZAINI

B E R I T A D A E R A H K A B U P A T E N KAPUAS H U L U TAHUN 2 0 2 2
NOMOR I

29
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU
NOMOR \ TAHUN 2022
TENTANG
PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH DOKTER ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU

DIREKTUR

SATUAN PEMERIKSA BAGIAN


INTERNAL TATA USAHA

KOMITE-KOMITE

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


KELOMPOK JABATAN
ADMINISTRASI DAN PERENCANAAN DAN PERSONIL DAN
FUNGSIONAL
UMUM KEUANGAN HUBUNGAN

BIDANG BIDANG
PELAYANAN PENUNJANG

KELOMPOK JABATAN SEKSI S E K S I PELAYANAN SEKSI SEKSI KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL PELAYANAN MEDIK KEPERAWATAN PENUNJANG MEDIK REKAM MEDIK FUNGSIONAL

INSTALASI

1
JJ-BUPATI KAPUAS HULU,

FRANSISKUS DIAAN

Anda mungkin juga menyukai