Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH GEOGRAFI

NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG (MYANMAR)

DISUSUN OLEH :
AMALIA PUTRI
DAFFA FERNANDA AKBAR
DESTA AHMAD AFARIZI
FILSA AZ-ZAHRA

KELAS 12 IPS 3

SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat serta
karunia-Nya makalah dengan judul " NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG (MYANMAR)" dapat
terselesaikan dengan baik. Tidak lupa sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan alam nabi Muhammad SAW. yang kita nantikan syafaatnya di Yaumil akhir
kelak.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru
yang telah membimbing serta teman-teman yang telah membantu, sehingga makalah
Geografi dapat selesai dengan baik.

Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan dengan segala
kerendahan hati, saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar penyusunan
makalah selanjutnya jauh lebih baik. Akhir kata saya ucapkan terima kasih
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BEAKANG


Myanmar merupakan sebuah negara beribukota Naypyidaw, awalnya Myanmar bernama
Birma atau Burma, akan tetapi pada Tanggal 18 Juni 1989 berubah nama menjadi
Myanmar oleh pemerintahan junta militer. Myanmar merupakan salah satu negara
berkembang yang berada di kawasan Asia Tenggara yang hingga kini pemerintahannya
dikuasai oleh Junta militer. Setelah memperoleh kemerdekaannya dari Inggris pada
tahun 1948,pemerintahan Burma berbentuk Republik bernama Union of Burma dengan
Sao Shwe Thaik sebagai Presiden pertama dan U Nu sebagai Perdana Menteri. Myanmar
merupakan negara terbesar kedua di ASEAN setelah Indonesia dengan jumlah Penduduk
sekitar 60 juta jiwa.

Myanmar berada di bagian barat Asia Tenggara yang secara astronomis terletak pada
garis 98 BT-111,5 BT dan 10,5 LU-26 LU dengan Luas wilayah berkisar 676.578 km².
Jumlah penduduk Myanmar pada tahun 2020 mencapai kurang lebih 54.409.800 jiwa.
Kemudian nilai tersebut bertambah pada tahun 2019-2020 berkisar 0,67% atau apabila
dikalkulasikan terdapat pertambahan sejumlah 364.380 jiwa. Myanmar termasuk negara
yang tingkat keberagaman suku yang sangat besar yakni sejumlah 135 etnis yang terbagi
atas etnis kayah, Karen, Birma, Rakhine atau Arakan, Kachin, Mon, Rohingya dan Chin.
Sejak tahun 1997, Myanmar telah tergabung selaku anggota perhimpunan Bangsa-
Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Myanmar memiliki sumber daya alam yang kaya seperti minyak, mineral-mineral serta
batu berharga, namun Myanmar merupakan negara dengan tingkat pendapatan
perkapita yang cukup rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Walau merupakan negara berkembang dengan tingkat pertumbuhan perekonomian
yang cukup rendah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana kondisi geografis di Myanmar?
2. Bagaimana kondisi fisiografi di Myanmar?
3. bagaimana kondisi sosial di Myanmar?
4. bagaimana kondisi ekonomi di Myanmar?
5. bagaimana kondisi politik di Myanmar?
6. bagaimana kondisi budaya di Myanmar?
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. KONDISI GEOGRAFIS DI MYANMAR


MYANMAR negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Bangladesh di sebelah
barat, dengan India dan R. R. Cina di sebelah utara, Laos di sebelah timur, Thailand di
sebelah tenggara dan Teluk Benggala di sebelah selatan.

A . Iklim Myanmar
Seperti negara-negara lain di Asia Tenggara, Myanmar juga beriklim tropis. Ada tiga
musim yang menonjol di sini, yakni: musim hujan (Mei-Oktober) akibat angin musim
barat daya yang hangat dan lembab; musim kemarau yang sejuk akibat angin musim
barat laut (November-pertengahan Pebruari); dan musim kemarau yang panas.

Di kebanyakan tempat, lebih dari 80 persen hujan tahunan terjadi selama musim
hujan. Curah hujan di suatu tempat sebagian besar tergantung pada jarak tempat
tersebut dari pantai, pada relief, dan pada keterbukaannya akan angin musim barat
daya yang datang.

Dataran Tinggi Mandalay dikenal sebagai Zona Kering, terletak di daerah bayangan
hujan Pegunungan Arakan Yoma, jadi menerima hujan kurang dari 750 mm; sedang
di Moulmein (Maulamyaing) dan Tavoy di pantai Tenasserim curah hujan rata-rata
5.000 mm per tahun. Kebanyakan bagian pedalaman, termasuk Plato Shan,
menerima hujan 1.3001.900 mm per tahun.

Di Yangon suhu rata-rata 27°C, tetapi daerah-daerah sebelah utara umumnya lebih
dingin. Suhu maksimum terjadi pada bulan April, sedang bulan Desember dan
Januari merupakan bulan-bulan terdingin. Di Zona Kering suhu udara kadang-kadang
lebih dari 30°C.

B. Flora dan fauna


Wilayah pantai Myanmar sebagian besar tertutup oleh hutan hujan tropis, tetapi di
dataran rendah pedalaman lebih banyak terdapat hutan berganti daun. Di Plato
Shan, hutan yang lebih lebat terdapat di bagian yang lebih rendah, tetapi tidak
begitu luas dibanding hutan yang terbuka dan sabana, walaupun di sana juga
terdapat hutan hujan yang membentang jauh sampai ke lembah Sungai Salween.

Di pegunungan utara terdapat hutan subtropis dan hutan iklim sedang yang
ditumbuhi pohon pinus, ek, berangan dan paku, dan umumnya menutupi ketinggian
di atas 1.000 m. Satwa liar yang terdapat di hutan ini antara lain gajah, harimau,
kerbau liar, rusa, dan berbagai jenis ular.

2.2. KONDISI FSIOGRAFIS DI MYANMAR


Negeri Myanmar terbentuk dari dua unsur struktural yang pokok, yakni sederetan lipatan
di sebelah barat dan sebuah patahan blok masif di sebelah timur. Kedua bagian ini
berjajar dari utara ke selatan. Jajaran sebelah barat mencakup barisan Letha, Bukit Chin
dan Pegunungan Arakan Yoma, yang diliputi hutan-hutan lebat, terpisah satu sama lain
oleh lembah-lembah yang dalam dan panjang, dan membentuk batas antara Myanmar,
India dan Bangladesh.

Di bagian barat menjulang Gunung Victoria (3.053 m). Wilayah pegunungan lain meliputi
bagian paling utara. Di perbatasan dengan R.R. Cina terdapat gunung paling tinggi, yakni
Gunung Hkakabo Rizi (5.881 m).

Di antara jajaran bagian barat dan masif sebelah timur terdapat sebuah dataran rendah
aluvial yang membentang dari daerah delta dan lembah Sungai Irawadi dan lembah
Sungai Sittang sampai ke dataran pedalaman Mandalay. Lebih dari separuh wilayah
Myanmar terletak di lembah Sungai Irawadi dan cabang-cabangnya. Sungai besar ini
mempunyai hulu di pegunungan-pegunungan sebelah utara, mengalir ke selatan dan
bermuara di L. Andaman.

Di bagian timur dataran rendah ini terletak Plato Shan, yang bergelombang dan terdiri
dari batu-batu kristal, tanah liat dan serpih-serpih; tingginya rata-rata kurang dari 900 m
di atas permukaan laut. Dari arah timur laut masuk Sungai Salween, melintasi plato lewat
lembah yang sempit.

Dari Teluk Martaban, wilayah Myanmar menjulur kira-kira 800 km ke arah selatan antara
perbatasan dengan Thailand dan Laut Andaman.

2.3. KONDISI SOSIAL DI MYANMAR


Penduduk Myanmar terdiri dari beberapa kelompok etnis. Kelompok terbesar ialah orang
Burma turunan Tibet-Burma, yang mewarisi peradaban bangsa-bangsa Pyus dan Mon
yang menempati wilayah Irawadi.
Dewasa ini orang Burma mencakup sekitar 69% penduduk Myanmar. Kelompok suku lain
ialah Shan (8,5%), Karen (6,2%), Rakhin (4,5%), Mon (2,4%), Cina (2,2%), Kachin (1,4%),
dan lain-lain. Kebanyakan orang Burma tinggal di desa dan terpusat di sekitar kuil-kuil
Budha. Kota-kota terbesar ialah Yal ngon, Mandalay, dan Moulmein.
Penduduk yang menganut agama Budha tercatat sekitar 89,4 persen. Lebih dari 78 persen
penduduk sudah dapat membaca dan menulis, tetapi hanya sekitar 66 persen yang dapat
berbicara dalam bahasa Burma resmi. Selain bahasa Burma juga dipakai bahasa Inggris. Di
sekolah-sekolah menengah bahasa Inggris dipakai sebagai bahasa kedua, walaupun bahasa
Burma tetap digunakan sebagai bahasa pengantar.

Buddhisme Theravada, cabang agama yang lebih konservatif, dipraktekkan oleh lebih dari
90% populasi. Ini menjadi agama resmi negara di bawah Kerajaan Pagan pada tahun 1044.
Buddhisme Theravada dan bahasa Burma berkembang dan tumbuh dalam popularitas dan
pengaruh selama era ini.

Anda akan melihat bahwa banyak penduduk setempat secara teratur mengunjungi kuil atau
pagoda dan memberikan persembahan ke berbagai kuil dan gambar Buddha. Ini adalah
bagian utama dari budaya dan agama di Myanmar. Cara hidup Buddha konservatif yang
tertanam dalam identitas Burma mendikte kehidupan dan budaya modern Myanmar.

Anda dapat menemukan ribuan pagoda emas di seluruh Myanmar dengan yang paling
terkenal adalah Pagoda Shwedagon di Yangon. Area religius dijaga sangat bersih dan Anda
harus melepas sepatu Anda untuk masuk. Aturan berpakaian yang ketat berlaku dan semua
wisatawan harus menghormatinya.

Selain Buddhisme, kelompok agama terbesar kedua adalah Kristen, di mana Protestanisme
sangat dominan. Misionaris Portugis membawa agama Katolik pada abad ke-18 dan
kemudian beralih lebih ke arah Protestan di bawah Inggris. Islam juga dipraktikkan oleh
sebagian besar penduduk di Negara Bagian Rakhine, yang saat ini dalam keadaan konflik.

2.4. KONDISI EKONOMI D MYANMAR


Pertanian, aktivitas ekonomi terpenting di Myanmar, memberikan lebih dari sepertiga GNP-
nya. Kira-kira 15 persen dari seluruh lahan ditanami dan kira-kira 65 persen penduduk
tergantung pada usaha pertanian. Cara-cara bertani di Myanmar tergantung pada keadaan
setempat.

Pertanian dengan sistem tebang-bakar masih banyak dilakukan oleh penduduk di daerah
pegunungan atau dataran tinggi; sistem tadah hujan banyak dilakukan di daerah-daerah
kering, sementara sistem tanam sawah tergantung pada turunnya hujan.

Para petani di bagian-bagian delta yang tinggi biasanya mengairi sawah mereka, tetapi yang
di bagian lain tergantung pada luapan air yang muncul secara teratur setiap tahun. Di daerah
tropis Tenasserim tanaman ekspor seperti karet diusahakan di tanah-tanah perkebunan.
Tanaman pangan yang utama di Myanmar ialah padi. Lebih dari 50 persen lahan
pertanian terdapat di daerah-daerah delta. Sebelum Perang Dunia II Myanmar
mengekspor 3 juta ton beras tiap tahun. Beras tetap meru. pakan komoditi utama
walaupun belakangan ini jumlahnya berkurang.

Tanaman lain: teh (di Plato Shan), tembakau (di bagian utara), tebu (di lembah Sungai
Sittang), dan bermacam-macam sayuran (di daerah pantai Arakan). Tanah di Zona Kering
banyak diolah untuk tanaman gandum, jagung, kapas, wijen, dan lain-lain.

Untuk meningkatkan produksi beras pemerintah berusaha membantu petani dengan


berbagai cara seperti mengadakan land red form, menaikkan harga beras (semua beras
harus dijual kepada pemerintah), dan memperkenalkan varietas padi unggul. Penipisan
hara akibat sistem monokultur ditanggulangi dengan pemberian pupuk kimia. Sementara
itu mekanisasi telah mengalami kemajuan, walaupun lebih banyak pemakai ternak
dibandingkan dengan pemakai traktor.

Lebih dari 60 persen daratan Myanmar tertutup oleh hutan, tetapi banyak di antaranya
yang belum diolah karena transportasi belum memadai. Jenis kayu yang paling penting di
sini ialah jati dan kayu besi (pyinkado); kayu gelondongan diangkut ke tepi sungai dengan
menggunakan gajah terlatih dan selanjutnya dihanyutkan ke pabrik penggergajian. Tiap
tahun hutan Myanmar menghasilkan kayu jati lebih dari 300.000 ton dan kayu keras kira-
kira 1 juta ton dengan 30.000 tenaga kerja.

Ikan termasuk bahan makanan penting bagi orang Myanmar. Ikan diperoleh terutama
dari kolam-kolam ikan yang ada di sekitar Yangon. Di Mauhin dan Hanthawaddy sudah
ada pusat penelitian ikan, sedangkan di Mergui sudah didirikan sekolah perikanan.

Walaupun Myanmar kaya akan mineral, kekayaan itu baru sedikit yang diolah. Ladang
minyak di Chauk dan di Yenangyaung dulu menjadi korban Perang Dunia II, tetapi kini
sudah dibangun kembali Di Syriam terdapat sebuah pabrik penyulingan minyak bumi. Di
Chauk terdapat endapan gas alam.

Timah dan tungsten ditambang di Tenasserim, sedang antimon digali di Plato Shan.
Selain itu masih ada jenis mineral lain, seperti seng, merkuri, dan batu bara.

Industri terutama terdiri dari industri pengolahan hasil pertanian, hasil hutan dan
mineral. Sejak Myanmar merdeka, pemerintah mengusahakan pabrik pengolahan
barang-barang kebutuhan dalam negeri yang sebelumnya diimpor.
Pabrik pupuk, misalnya, telah dibangun di Sale dan di Kynchaung. Hampir semua usaha
perindustrian dikendalikan oleh pemerintah, sedang perusahaan swasta dan perusahaan
asing sudah tidak ada.

Angkutan sungai masih banyak dipakai di Myanmar. Sungai Irawadi dapat dilayari sampai
ke Myitkyina, Sungai Chindwin sampai sejauh 650 km. Sungai Sittang dan Sungai Irawadi
dihubungkan oleh terusan sepanjang 100 km.

Selain angkutan sungai, jalan darat juga terus dikembangkan walaupun sebagian besar
belum diaspal. Jaringan jalan kereta api terutama menghubungkan Yangon dengan Pye
(Prome), Mandalay dan Myitkyina. Pelabuhan Yangon mempunyai peranan besar dalam
perdagangan luar negeri. Kota pelabuhan lain, Moulmein, baru dalam tahap
pengembangan. Yangon juga berfungsi penting sebagai pelabuhan udara internasional di
samping sebagai jalur penghubung dengan kota-kota penting lain di Myanmar.
2.5. KONDISI POLITIK DI MYANMAR ke
Pada tahun 1962 kudeta militer mengakhiri demokrasi parlementer di Myanmar dan
selanjutnya pemerintahan dipegang sebuah Dewan Revolusioner di bawah pimpinan Ne
Win. Ne Win memerintah dengan dekrit melalui sebuah dewan menteri. Tahun 1972
diumumkan sebuah rencana undang-undang, yang memungkinkan pemerintahan
kembali ke pemerintahan sipil dan beralih ke sistem sosialis.

Partai yang berkuasa, Burma Socialist Program Party (BSPP), diketuai Ne Win. Tahun 1976
terjadi percobaan kudeta tetapi gagal, dan tahun berikutnya Ne Win dikukuhkan kembali
sebagai ketua BSPP (sampai tahun 1988).

2.6. KONDISI BUDAYA DI MYANMAR


A. Peran tradisional pria dan wanita
Secara tradisional dalam budaya Myanmar, perempuan menuntut penghormatan tingkat
tinggi. Namun, setelah beberapa dekade pemerintahan yang didominasi laki-laki di
bawah rezim militer, status ini telah sedikit dirusak. Sekarang negara ini sudah bebas dan
demokratis, kaum wanita mendapatkan kembali pengaruh mereka yang dulu dan
mengambil peran penting dalam pemerintahan. Lihat saja keberhasilan pemenang
Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi.

Peran pria dan wanita cenderung kurang jelas dan setara di Burma dalam hal kehidupan
keluarga. Keduanya bekerja di ladang dengan pria melakukan tugas-tugas yang lebih
berat dan wanita melakukan hal-hal seperti menenun. Bahkan, di dalam rumah, pria juga
memasak dan mengurus anak-anak seperti halnya wanita. Bandingkan pandangan liberal
dan setara tentang peran gender ini dengan tempat-tempat seperti India, di mana
masyarakatnya didominasi oleh laki-laki. Bahkan dibandingkan dengan negara-negara
yang lebih terbuka di Asia Tenggara, wanita cenderung memiliki lebih banyak hak di
Myanmar.

Kehidupan keluarga adalah bagian utama dari budaya dan warisan Myanmar. Orang-
orang cenderung tinggal berdekatan satu sama lain di desa dan sangat dekat dan saling
mendukung. Anak-anak yang pergi bekerja di kota-kota besar cenderung pulang ke
rumah secara teratur, suatu sifat yang mirip dengan negara-negara terdekat seperti
Thailand dan Vietnam.

B. Budaya -seni & arsitektur di Myanmar

Gaya arsitektur adalah bagian utama dari budaya tradisional Myanmar. Anda dapat
melihat hal ini dalam desain pagoda dan kuil-kuil. Sebagian besar gaya yang Anda lihat
saat ini berakar dari pengadopsian Buddhisme Theravada sebagai agama utama pada
abad ke-11. Bahkan, Kerajaan Pagan menugaskan pembangunan ribuan bangunan
keagamaan dan kuil-kuil dengan berbagai ukuran di daerah yang relatif kecil di Bagan
modern. Anda juga dapat melihat ukiran-ukiran indah di biara-biara kayu, yang sangat
khas Burma. Arsitektur tradisional memiliki nada religius yang kuat.

Karakteristik lainnya adalah penggunaan lapisan emas. Bahkan di tempat yang paling
terpencil di mana sebuah stupa dengan bangga menjulang ke langit, Anda akan melihat
permukaan luarnya ditutupi lapisan emas. Hti, atau payung terbalik di atas stupa, adalah
karakteristik arsitektur tradisional Myanmar lainnya. Hti dikatakan sebagai salah satu
bagian terpenting dari pagoda itu sendiri dan biasanya dihiasi dengan berlian dan batu
mulia. Berlian 75 karat duduk dengan senang hati di atas Hti pada Pagoda Shwedagon di
Yangon.

Bangunan-bangunan kolonial Inggris di Yangon juga layak untuk disebutkan juga. Di


bawah pemerintahan Inggris, sejumlah bangunan dibangun dengan gaya arsitektur khas
kerajaan mereka. Dekade pemerintahan militer yang ketat praktis menghentikan
pembangunan bekas ibukota. Banyak bangunan yang masih utuh sehingga
menjadikannya sebagai koleksi bangunan kolonial terbesar di Asia Tenggara.

Kesenian di Myanmar juga sangat selaras dengan cara hidup Buddha konservatif mereka.
Lukisan dan pahatan yang menunjukkan kehidupan dan ajaran Gautama adalah hal yang
umum, terutama di kuil-kuil kuno Bagan. Ini dulunya dilukis atau diukir langsung ke batu.
Ketika kertas diperkenalkan ke negara ini, seni dan lukisan yang berkaitan dengan
kepercayaan agama menjadi lebih rumit dan ekspresif.

C. Pakaian tradisional di Myanmar

longyi adalah jenis pakaian tradisional yang paling umum dipakai secara teratur. Ini
adalah kain besar yang menyerupai sarung yang dipakai oleh pria dan wanita. Laki-laki
mengikat bagian depan dengan simpul yang menggantung, sedangkan wanita
menyelipkannya ke samping. Satu-satunya hal yang berbeda di antara kedua jenis
kelamin adalah pola dan cara pemakaiannya. Longyi maskulin memiliki pola kotak-kotak
sederhana pada kain berwarna gelap, sedangkan longyi feminin lebih berwarna-warni.

Anda akan melihat hampir semua orang di Myanmar mengenakan ini setiap hari, yang
sering disertai dengan sandal atau sandal jepit. Bahkan orang-orang yang pergi ke kantor
atau lingkungan yang lebih formal dan profesional memilih longyi dengan kemeja. Di
Myanmar, longyi adalah pakaian yang cocok untuk hampir setiap kesempatan.

Pakaian tradisional untuk acara-acara formal seperti acara nasional dan pernikahan
sedikit berbeda. Pria mengenakan longchy yang mirip dengan longyi dengan kemeja
formal. Wanita, di sisi lain, memiliki thummy. Ini sangat mirip dengan pakaian tradisional
yang dikenakan di Thailand.

D. Makanan tradisional di Myanmar


Makanan sangat bervariasi tergantung pada bagian mana dari negara yang Anda
kunjungi dan kelompok etnis mana yang dominan. Ada 135 kelompok etnis yang
berbeda di Myanmar yang memiliki gaya memasak dan menyiapkan makanan mereka
sendiri. Dan negara ini berbatasan dengan tiga masakan utama di wilayah tersebut
termasuk India, Thailand, dan Cina. Untuk alasan ini, cenderung ada berbagai macam
makanan yang tersedia untuk pengunjung dan kombinasi eklektik khusus.

Lebih khusus dan sejalan dengan budaya Asia, nasi adalah makanan pokok utama. Nasi
ini sering disajikan dalam bentuk nasi putih polos bersama dengan ikan atau daging
utama dan sayuran. Ikan memainkan peran besar dalam hidangan lokal dan cukup umum
untuk makanan yang disajikan dengan saus ikan. Hidangan populer lainnya termasuk mie
yang digoreng atau bagian dari sup. Penduduk setempat juga menyantap kari secara
teratur.
Salah satu hidangan yang cenderung dicicipi wisatawan adalah salad daun teh. Salad ini
terdiri dari daun teh yang diparut yang dicampur dengan kubis dan disajikan dengan
kacang-kacangan, kacang polong, dan tomat. Orang-orang akan memakannya sebagai
camilan atau sebagai pendamping nasi. Anda akan dapat menemukan ini dijual di hampir
semua bagian negara ini karena ini adalah favorit banyak penduduk setempat.

E. Perayaan dan festival tradisional di Myanmar

Salah satu festival terbesar yang menyajikan adat istiadat Burma yang terbaik adalah
(/en/myanmar/festivals/water-festival). Ini adalah Tahun Baru yang dirayakan pada bulan
April dan ditandai dengan seluruh negeri yang ikut serta dalam perang air besar-besaran.
Siapa pun yang pernah bepergian ke Thailand dan mengalami Songkran akan tahu
tentang acara ini.

Tahun Baru Burma mengikuti kalender lunar dan tanggalnya sedikit berbeda setiap
tahunnya. Perayaan biasanya dimulai setelah satu hari menjalankan praktik Buddhis yang
ketat dan membuat persembahan selama siang hari pada hari pertama. Kemudian diikuti
dengan empat hari berpesta, minum-minum, dan saling menyemprotkan air.

Phaung Daw U adalah festival besar lainnya yang diadakan di Danau Inle. Empat patung
emas Buddha yang besar diarak mengelilingi danau dengan perahu dengan orang-orang
yang datang dari seluruh penjuru negeri untuk menghadiri dan memberikan
penghormatan mereka. Hal ini sangat berkaitan dengan kepercayaan konservatif
Buddhisme Myanmar yang dominan di seluruh negeri.

Festival Cahaya (dikenal secara lokal sebagai Thadingyut) dimulai segera setelah Phaung
Daw U. Penduduk setempat menyalakan lilin, lampu, dan lentera dan menggunakannya
sebagai dekorasi di gedung-gedung keagamaan untuk merayakan kembalinya Buddha
kembali ke bumi. Keduanya adalah festival yang bagus untuk dihadiri untuk
mendapatkan lebih banyak ide tentang cara hidup dan budaya lokal.
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Myanmar merupakan salah satu negara ASEAN. Dalam proses
pengembangannya, Pemerintah Myanmar telah menetapkan Kerangka
Reformasi Ekonomi dan Sosialnya dengan mengeluarkan Myanmar Tourism
Master Plan 2013-2020, yang berkolaborasi dengan Pemerintah Norwegia dan
Asian Development Bank. Negara yang mayoritas penduduknya menganut
agama Budha ini memiliki sejarah pariwisata yang tidak berkembang. Potensi
wisata yang tidak berkembang ini dikarenakan infrastruktur yang lemah dan
citra internasional Myanmar yang telah dirusak oleh pelanggaran hak asasi
manusia yang sering terjadi dan penindasan politik dari kaum petinggi negara.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Myanmar muncul sebagai negara


tujuan wisata yang dicari-cari oleh para wisatawan. Sejak Negara Seribu Pagoda
ini membuka pintunya melalui reformasi politik pada tahun 2011, banyak
wisatawan yang tertarik pada beragam budaya yang kaya, bentang alam yang
indah dan situs warisan yang dimilikinya. Dengan diluncurkannya Myanmar
Tourism Master Plan yang berjalan hingga 2020 ini, pemerintah berharap untuk
dapat memaksimalkan kontribusi sektor pariwisata dalam penciptaan lapangan
kerja dan peningkatan pendapatan, sambil memastikan bahwa manfaat sosial
dan ekonomi dari pariwisata didistribusikan secara adil.

Melalui strategi yang dijalankan oleh Pemerintah Myanmar yang


bekerjasama dengan ADB dan Pemerintah Norwegia, Master Plan 2013-2020
telah berhasil dan menjadi salah satu rencana pariwisata paling maju di ASEAN,
berdasarkan laporan dari ADB. Berbagai strategi yang dijalankan oleh
Pemerintah. Myanmar telah dianalisis oleh penulis dengan menggunakan tiga
komponen utama Sustainable Tourism, yang disebut sebagai “triple bottom
line” yaitu Environmentally, Socially and culturally, dan Economically.
Komponen tersebut fokus melihat bagaimana aspek lingkungan, sosial budaya,
dan ekonomi dalam aturan Master Plan dan juga dalam prakteknya.

Dalam aspek lingkungan, pemerintah focus dalam mengembangkan


Kebijakan Ekowisata dan Strategi Manajemen; mengaktifkan 22 lokasi
ekowisata, menginvestasikan 500 juta USD untuk memperbarui infrastuktur
pariwisata seperti jalan raya, kereta api, bandara, dan pelabuhan;
mengimplementasikan mitigasi dan pertumbuhan hijau di destinasi wisata; dan
mengadopsi beberapa bentuk teknologi hijau serta mencapai Standar ASEAN
Green Hotel.

Dalam aspek social budaya, pemerintah menjalankan strategi


pengembangan Produk dan Layanan Pariwisata yang Berkualitas; membentuk
pasukan polisi wisata dan mengadakan pelatihan tentang metode pencegahan
dan pendeteksian pariwisata seks dan perdagangan manusia, serta
mengembangkan wisata berdasarkan experiential tours, wisata alam dan
petualangan, yang sesuai dengan permintaan segmen pasar yang berbeda,
bersama dengan produk dan layanan wisata kelas atas. Dalam aspek ekonomi,
pemerintah menjalankan strategi dengan mengadakan kegiatan yang
membutuhkan partisipasi dan kehadiran dari para wisatawan di acara budaya;
penggunaan kembali secara adaptif monumen dan bangunan bersejarah
sebagai kantor publik yang membantu meremajakan citra dan basis ekonomi
dari bagian kota yang lebih tua; dan meningkatkan proyek investasi asing dan
lokal yang telah menciptakan lebih dari 140.000 peluangkerja.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa strategi yang paling


menonjol dalam mewujudkan Myanmar Tourism Master Plan 2013-2020
adalah dalam aspek lingkungan, dimana pemerintah mengutamakan
Ecotourism karena wisata alam dan petualangan merupakan pasar pariwisata
yang paling diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke Myanmar. Dengan
adanya fokus pada aspek lingkungan, wisatawan pun tak ragu mengunjungi
Myanmar karena produk dan pelayanannya pun sudah diperbarui berdasarkan
Kebijakan Pariwisata Bertanggung Jawab dan Pariwisata Berkelanjutan.
Selain itu, aspek lingkungan juga sesuai dengan ciri-ciri dari pariwisata
berkelanjutan poin pertama yaitu direncanakan dengan tiga tujuan,
diantaranya: laba, lingkungan, dan masyarakat. Maksudnya yaitu pariwisata
berkelanjutan sengaja direncanakan untuk memberi manfaat bagi penduduk
lokal, menghormati budaya lokal, melestarikan sumber daya alam,
mengarahkan lebih banyak keuntungan kepada masyarakat lokal dan kawasan
perlindungan laut, serta mendidik turis dan penduduk setempat tentang
pentingnya konservasi.
3.2 Saran
Penulis mengakui bahwa penelitian ini masih belum sempurna. Namun
penulis berharap bahwa penelitian ini dapat menambah pengetahuan para
pembaca mengenai sector pariwisata yang dijalankan di suatu negara beserta
strategi yang diimplementasikan oleh pemerintahnya dalam mewujudkan
sebuah kebijakan atau rencana induk. Penulis juga berharap bahwa Myanmar
sebagai negara yang dibahas dalam penelitian ini dapat mempertahankan atau
meningkatkan kinerjanya sehingga citranya di dunia internasional
semakin membaik.
DAFTAR PUSTAKA

http://scholar.unand.ac.id/64509/3/BAB%205.pdf

https://scholar.unand.ac.id/17828/2/File%202%20BAB%201.pdf

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Geografi_Myanmar

https://lifestyle.pinhome.id/blog/sejarah-negara-myanmar-lengkap/

https://scholar.unand.ac.id/64509/BAB%205.pdf

Anda mungkin juga menyukai