PENGAWASAN
TENORM
Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir
Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Disampaikan dalam
Sosialisasi Peraturan Pengelolaan Limbah B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Yogyakarta, 27 Agustus 2018
Lingkup Presentasi
• Pendahuluan
• TENORM
• Intervensi TENORM
• Perizinan TENORM
• Kesimpulan
• Lampiran
2
PENDAHULUAN
3
UU NO. 10 Th. 1997 TENTANG
KETENAGANUKLIRAN
4
UU NO. 10 Th. 1997 TENTANG
KETENAGANUKLIRAN
5
Aspek Pengawasan BAPETEN
Safety
Safeguard Security
Mewujudkan Pasal 15
UU No. 10/1997 6
TENORM
7
Definisi
Definisi:
bahan/ zat radioaktif alam yg konsentrasi
TENORM radionuklidanya atau potensi paparannya
1 terhadap manusia meningkat akibat
(Technologically adanya kegiatan/ teknologi oleh manusia
Enhanced Naturally yang terjadi pada saat sekarang maupun
di masa lampau.
Occuring Radioactive
Material) ditemukan di berbagai jenis tambang/ industri
baik pada tahap penggalian, proses/fabrikasi
2 maupun pada Tailing / limbah; dapat berupa
gas, padat (scale dan slag), lumpur (sludge)
atau lapisan tipis cairan dipermukaan (Film).
11
Daya Tembus Radiasi
12
ASPEK RADIOLOGI
POTENSI BAHAYA RADIASI
Paparan Eksternal (radiasi ß, 𝑔𝑎𝑚𝑚𝑎)
Kontaminasi Internal (Inhalasi, ingesti,
absorpsi debu TENORM dan gas Radon)
Efek Deterministik
• Ada dosis ambang
• Keparahan bergantung dosis
• Umumnya tanpa periode laten
• Terjadi pada individu terpapar
Efek Stokastik
• Tanpa dosis ambang
• Probabilitas bergantung dosis
• Ada periode laten
•Terjadi pada individu terpapar & turunannya
13
Obyek Pengawasan
TENORM di Indonesia
14
INTERVENSI TENORM
15
PP No. 33 Tahun 2007
Tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif (1)
Pasal 1:
Intervensi adalah setiap tindakan untuk mengurangi atau menghindari
paparan atau kemungkinan terjadinya paparan kronik dan paparan
darurat.
Ayat 1 Pasal 50 :
Setiap orang atau badan yang karena kegiatannya dapat menghasilkan
mineral ikutan berupa TENORM harus melaksanakan intervensi
terhadap terjadinya paparan yang berasal dari TENORM melalui
tindakan remedial.
Ayat 2 Pasal 50 :
Pelaksanaan intervensi dilaporkan pada BAPETEN.
Ayat 3 Pasal 50 :
BAPETEN mengevaluasi pelaksanaan intervensi.
16
PP No. 33 Tahun 2007
Tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif (2)
Pasal 52:
Pelaksanaan intervensi hanya diberlakukan untuk TENORM dengan
konsentrasi radioaktif melebihi Tingkat Intervensi.
Ayat 1 Pasal 59:
Intervensi dilaksanakan hingga mencapai nilai dibawah Tingkat
Intervensi.
Ayat 2 Pasal 59:
Ketentuan mengenai Tingkat Intervensi diatur dengan Peraturan Kepala
BAPETEN.
18
Tingkat Intervensi
Tingkat Intervensi :
a. jumlah atau kuantitas TENORM paling sedikit 2 (dua) ton
b. tingkat kontaminasi sama dengan atau lebih kecil dari 1 Bq/cm2 (satu becquerel
persentimeter persegi) dan/atau konsentrasi aktivitas sebesar 1 Bq/gr (satu
becquerel pergram) untuk tiap radionuklida anggota deret uranium dan thorium;
atau 10 Bq/gr (sepuluh becquerel pergram) untuk kalium.
19
Ketetapan Intervensi
Kepala BAPETEN, dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak batas
akhir penilaian atas hasil analisis keselamatan radiasi, menerbitkan ketetapan yang
menyatakan bahwa Intervensi terhadap paparan yang berasal dari TENORM perlu
dilaksanakan oleh Penghasil TENORM melalui tindakan remedial.
Kepala BAPETEN, dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak batas akhir penilaian
atas hasil analisis keselamatan radiasi, menerbitkan ketetapan yang menyatakan bahwa Intervensi
terhadap paparan yang berasal dari TENORM tidak perlu dilaksanakan oleh Penghasil TENORM.
21
Alur Intervensi TENORM
Lab analisis
Tdk
Kegiatan Analisis Dibawah Dibawah
Tindakan
Penghasil Keselamatan Tingkat Tingkat
Intervensi
TENORM Radiasi Intervensi? Intervensi?
Diklat PPR/PR
22
PERIZINAN TENORM
23
PP No. 29 Tahun 2008
Tentang Perizinan Pemanfaatan
Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir
Pasal 7 huruf b:
Izin Penyimpanan Zat Radioaktif (Pemanfaatan Kelompok B)
Penyimpanan zat radioaktif yang dimaksud adalah bahan lain
yang mengandung radioaktif, yang merupakan hasil samping
antara lain dari kegiatan produksi, penambangan, atau
rekayasa industri (Penjelasan Pasal 7 huruf b).
Persyaratan Izin:
• Persyaratan Administratif dan
• Persyaratan Teknis
Perka BAPETEN NO. 16 TAHUN 2013 Tentang
Keselamatan Radiasi Dalam Penyimpanan
Technologically Enhanced Naturally Occuring Radioactive
Materials (TENORM)
24
Perka BAPETEN No. 16 Tahun 2013
tentang Keselamatan Radiasi dalam
Penyimpanan TENORM
Pasal 3:
Pasal 9:
25
Alur Proses Perizinan Penyimpanan TENORM
Penilaian
Permohonan terhadap ya
Dokumen Memenuhi Terbit izin
Pemohon Izin tertulis Dokumen
lengkap? Syarat?
Persyaratan
Dokumen
persyaratan izin tdk tdk
12 hrai kerja
Penyampaian ya
dok
perbaikan? Pemberitahuan
dok yg tdk
memenuhi
5 hari kerja persyaratan
tdk
Biaya izin
Permohonan
Batal
Berdasarkan PP 29/2008, PP 56/2014, Perka 16/2013
26
Pemanfaatan TENORM
27
KESIMPULAN
28
Kesimpulan
29
30
LAMPIRAN
31
INDUSTRI ZIRKON
32
INDUSTRI PELEBURAN TIMAH
33
Kawasan Pengelolaan Limbah Industri B3
34
INDUSTRI ALUMUNIUM
35
INDUSTRI BAHAN BANGUNAN
36
INDUSTRI SAND BLASTING
37
INDUSTRI GEOTHERMAL
38
Survey Lapangan (1)
39
2018/8/27
Survey Lapangan (2)
40
2018/8/27
Survey Lapangan (3)
41