Anda di halaman 1dari 51

PENANGGULANGAN

KEDARURATAN
NUKLIR

PRAKTIKUM PERUNDANG-UNDANGAN
NUKLIR
LATAR BELAKANG

Pemanfaatan Potensi Bahaya


Teknologi Nulir

• Bidang Industri • Operasi Normal


• Bidang Medis • Kecelakaan
POKOK BAHASAN
Kecelakaan Radiaologi
1. Kategori bahaya radiologi
2. Penyebab kecelakaan
3. Tindakan pencegahan kecelakaan

Penanggulangan Keadaan Darurat


1. Tujuan penanggulangan
2. Infrastruktur penanggulangan
3. Fungsi penanggulangan
4. Pelaporan dan Pencatatan
DASAR HUKUM
Pelaksanaan kesiapsiagaan dan penanggulangan keadaan
darurat di instalasi nuklir dan fasilitas zat radioaktif harus
sesuai dengan:
1. UU No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
2. PP No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion
an Keamanan Usmber Radioaktif
3. PP No. 54 tahun 2012 tentang Keselamatan dan Keamanan
Instalasi Nuklir
4. Perka BAPETEN No. 4 Tahun 2013 tentang Proteksi dan
Keselamatan Radiasi
5. Perka BAPETEN No. 1 tahun 2010 tentang Kesiapsiagaan
dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir
PENGERTIAN
Kecelakaan Radiasi adalah Kejadian yang tidak direncanakan, termasuk
kesalahan operasi, kerusakan atau kegagalan fungsi alat, atau kejadian
lain yang menjurus pada timbulnya dampak radisi, kondisi paparan
radiasi dan/atau kontaminasi yang melampaui batas sebagaimana
ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Intervensi adalah setiap tindakan untuk mengurangi atau menghindarhi
paparan atau kemungkinan terjadnya paparan kronik dan paparan
darurat
Tindakan Perlindungan Segera adalah tindakan yang harus dilakukan
dengan segera untuk menghindari atau mengurangi dosis pada
masyarakat pada kedaruratan nuklir agar memberikan hasil yang efektif
Tindakan Mitigasi adalah tindakan untuk membtasai dan mengurangi
paparan radiasi jika terjadi peristiwa yang dapat menyebabkan atau
menungkatkan paparan radiasi
INSTALASI NUKLIR

Instalasi
Nuklir

Fasilitas penyimpanan
Reaktor Nuklir bahan bakar nuklir dan
bahan bakar nuklir
bekas

Fasilitas pemurnian, konversi,


pengayaan bahan nuklir,
fabrikasi bahan nuklir, dan/atau
pengolahan ulang bahan bakar
nuklir bekas
ZONA KEDARURATAN

Instalasi
Nuklir

Zona Zona
Pencegahan Pengawasan

Zona
Perencanaan
KATEGORI BAHAYA
RADIOLOGI
Bedasarkan Perka BAPETEN No.1 tahun 2010, potensi
bahaya radiologi dibedakan menjadi 5 kategori:

Kategori Bahaya Radiologi Fasilitas


I Instalasi dengan  Reaktor dengan
potensi bahaya daya > 100 MWt
sangat besar yang  Fasilitas penyimpan
dapat menghasilkan bahan bakar bekas
lepasan radioaktif jenis kolam yang
yang memberikan setara dengan teras
efek deterministik reaktor untuk daya ≥
parah di luar tapak 3000 MWt
 Inventori ZRA
dengan nilai ≥ 10000
kali A/D2
KATEGORI BAHAYA RADIOLOGI

Kategori Bahaya Radiologi Fasilitas


II Instalasi atau  Reaktor dengan
fasilitas dengan daya ≥ 2 Mwt tetapi ≤
potensi bahaya 100 MWt
yang menghasilkan  Fasilitas penyimpan
lepasan radioaktif bahan bakar bekas
dengan dosis di jenis kolam yang
atas nilai yang setara dengan teras
diizinkan tetapi reaktor untuk daya >
tidak memberikan 10 dan < 3000 MWt
efek deterministik  Inventori ZRA
parah di luar tapak dengan nilai ≥ 10 kali
dan < 10000 kali
A/D2
KATEGORI BAHAYA
RADIOLOGI
Kategori Bahaya Radiologi Fasilitas
III Instalasi atau  Reaktor dengan daya < 2
fasilitas dengan MWt
potensi bahaya  Fasilitas penyimpan bahan
tidak memberikan bakar kering
dampak di luar  Fasilitas produksi
tapak tetapi radioisotop
berpotensi  Fasilitas iradiator kategori IV
memberikan efek dengan sumber terbungkus
deterministik di  Fasilitas radioterapi,
dalam pada tapak radiografi, industri fasilitas
tertutup
 Fasilitas fabrikasi bahan
bakar nuklir
 Inventori ZRA dengan nilai ≥
0,01 kali dan < 10 kali A/D2
KATEGORI BAHAYA
RADIOLOGI
Kategori Bahaya Radiologi Fasilitas
IV Kegiatan yang  Radiografi industri
dapat fasilitas terbuka
menyebabkan  Well logging
kedaruratan nuklir  Fasilitas gauging industri
pada lokasi yang yang bergerak (mobile)
tidak dapat aktivitas tinggi
diperkirakan,  Transportasi bungkusan
termasuk tipe B dan Tipe C
pengangkutan dan  Transportasi bungkusan
kegiatan yang dengan pengaturan
melibatkan zat khusus
radioaktif yang  Sumber berbahaya
bergerak (mobile). hilang atau dicuri
 Kapal bertenaga nuklir
KATEGORI BAHAYA
RADIOLOGI
Kategori Bahaya Radiologi Fasilitas
IV Kegiatan yang tidak  Kontaminasi dari
melibatkan sumber daerah perbatasan
radiasi pengion, tetapi dengan negara lain
menghasilkan produk  Impor bahan-bahan
yang dapat terkontaminasi
terkontaminasi akibat
kecelakaan yang
terjadi pada instalasi
atau fasilitas dengan
kategori bahaya
radiologi I atau II, baik
di dalam maupun di
luar batas negara.
PEMERINGKATAN KEJADIAN
NUKLIR DAN RADIOLOGI

Pemeringkatan berdasarkan Sakala INES (International Nuclear and


Radiological Event Scale) oleh IAEA
PENYEBAB
KECELAKAAN
1 2
Unsafe Condition Unsafe Act

Pelanggaran
terhadap prosedur
Keadaan fisik atau
keselamatan dan
lingkungan yang
ketentuan
memungkinkan
keselamatan lain
terjadinya
yang harus dipatuhi
kecelakaan
yang disebabkan
oleh faktor manusia
PENYEBAB
KECELAKAAN

Unsafe Condition Unsafe Act

1. Tidak mengikuti
1. Tidak tersedia sistem
prosedur keselamatan
keselamtan
2. Kurang
2. Tidak tersedia prosedur
pengetahuan/ketrampil
keselamatan
an
3. Kegagalan peralatan
3. Salah menghitung
4. Kerusakan alat ukur
4. Bekerja dalam
5. Rancangan dinding
keadaan lelah
yang tidak memenuhi
5. Memiliki kelainan yang
syarat
tak nampak
PENCEGAHAN
KECELAKAAN
1. Pengurangan potensi bahaya radiasi
2. Pengendalian bahaya radiasi, baik secara eksterna atau
interna
3. Peningkatan kompetensi pekerja radiasi
PENCEGAHAN
KECELAKAAN

Upaya Pengendalian Bahaya Radiasi

1. Memilih sumber radiasi yang tepat


2. Menggunakan aktivitas sumber radiasi yang sesuai
3. Membuat prosedur kerja sesuai aspek keselamatan
4. Memilih dan memerika peralatan radiasi untuk
memastikan dalam keadaan baik
5. Menyediakan dan menggunakan saranan kerja sesuai
dengan kondisi lingkungan kerja termasuk APD
PENCEGAHAN
KECELAKAAN

Upaya Pengurangan Potensi Bahaya

Pengendalian Bahaya Eksterna


(Jarak, Batasi Waktu, Penggunaan
Penahan Radiasi)

Pengendalian Bahaya Interna


(Sumber radiasi, Lingkungan kerja,
Personel/Pekerja)
PENCEGAHAN
KECELAKAAN

Peningkatan Kompentensi Pekerja Radiasi

1. Pelatihan keselamatan sebelum bekerja dan dilakukan


penyegaran setelah waktu tertentu
2. Pemantauan terhadap perilaku pekerja dalam bekerja
PENANGGULANGAN
KEDARURATAN

Tujuan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir dan Radiologi

1. Mengendalikan situasi
2. Mencegah atau memitigasi konsekuensi di tempat atau sumber
kejadian
3. Mencegah terjadinya efek deterministik terhadap kesehatan pekerja
dan masyarakat
4. Melakukan pertolongan pertama dan mengelola penanganan
korban luka radiasi
5. Membatasi peluang terjadinya efek stokastik pada populasi
6. Mencegah terjadinya efek nonradiologi pada individu dan populasi
7. Melindungi harta benda dan lingkungan.
PENANGGULANGAN
KEDARURATAN
1. PI harus menentapkan program kesiapsiagaan nuklir
berdasarkan hasil kajian potensi bahaya radiologi
2. Program ini harus di kaji ulang secara berkala setiap 2
tahun sekali
3. Unsur yang harus terdapat di dalam program ini, adalah
terdiri dari: infrastruktur dan fungsi pengendalian.
PROGRAM
KESIAPSIAGAAN NUKLIR
Program kesiapsiagaan nuklir harus memuat setidaknya:
1. Infrastruktur , yang terdiri dari:
a) Organisasi
b) Koordinasi
c) Fasilitas dan peralatan
d) Prosedur penanggulangan , dan
e) Pelatihan atau Gladi kedaruratan nuklir
2. Fungsi penanggulangan, yang terdiri dari:
f) Identifikasi dan pelaporan an pengaktifan
g) Tindakan mitigasi
h) Tindakan perlindungan segera
i) Tindakan perlindungan untuk petugas penanggulangan, pekerja, dan
masyarakat
j) Pemberian informasi dan instruksi pada masyarakat
INFRASTRUKTUR
Pada bagian infrastruktur menjelaskan setidaknya:

Organisasi Tanggap Darurat

Fungsi Koordinasi

Fasilitas dan Peralatan

Prosedur Tanggap Darurat

Pelatihan/Gladi Kedaruratan
ORGANISASI
TUGAS SATUAN
PENANGGUALANGAN

Ketua Penanggulangan

1. melaporkan terjadinya kejadian operasi terantisipasi dan/atau


kecelakaan dan upaya penanggulangannya kepada BAPETEN;
2. mengatur prioritas dan perlindungan terhadap masyarakat dan
petugas penanggulangan;
3. memastikan semua pelaksanaan penanggulangan sesuai dengan
prosedur dan komunikasi dengan petugas lapangan berjalan
dengan optimal;
4. memberikan informasi kepada masyarakat, media massa dan
instansi terkait (dapat menunjuk seseorang sebagai petugas) dan
5. bekerja sama dengan pengendali operasi dalam operasi
penanggulangan.
TUGAS SATUAN
PENANGGUALANGAN

Pengendali Operasi (KO)

1. mengumpulkan informasi awal perihal kecelakaan yang terjadi;


2. melaporkan informasi awal kepada ketua penanggulangan
kedaruratan nuklir;
3. melakukan koordinasi satuan pelaksana di lapangan dalam
pelaksanaan pemulihan awal, operasi pembersihan,
4. perlindungan terhadap petugas penanggulangan dan langkah
perlindungan lainnya;
5. memberikan masukan dan rekomendasi dalam penanggulangan
kedaruratan kepada ketua penanggulangan kedaruratan nuklir;
6. mengawasi dan mengkoordinasikan pelaksana operasi dalam
melakukan tugasnya.
TUGAS SATUAN
PENANGGUALANGAN

Pengkaji Radiologi (RA)

1. melaksanakan survei lapangan di lokasi kecelakaan;


2. mengendalikan kontaminasi;
3. merumuskan rekomendasi langkah-langkah
perlindungan;
4. melaksanakan koordinasi penanganan penemuan
kembali sumber, dekontaminasi dan penanganan limbah
radioaktif; dan
5. melakukan estimasi dan mencatat dosis yang diterima
oleh masyarakat dan/atau petugas penanggulangan.
TUGAS SATUAN
PENANGGUALANGAN

Pelaksana Operasi (PO)

1. Melaksanakan tindakan penanggulangan sesuai dengan tugas dan


fungsi masing-masing satuan pelaksana operasi
2. Satuan Proteksi, melakukan pengendalian akses di safety perimeter,
pengukuran radiasi, pengamanan sumber, dekontaminasi,
penanganan limbah sesuai arahan KO dan rekomendasi RA
3. Satuan Medis, pertolongan pertama pada korban, dekontaminasi
korban jika tekontaminasi
4. Satuan Damkar, melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran pada
daerah sekuriti paramater
5. Satuan SAR, melakukan evakuasi pada korban saat terjadi
kecelakaan
FUNGSI KOORDINASI
1. Sistem hubungan antar organisasi yang terkait dalam
fungsi penanggulangan
2. Prosedur koordinasi dengan organisasi terkait lain
3. Perjanjian atau dokumen tertulis dengan organisasi atau
pihak-pihak terkait lain untuk melaksanakan tindakan
penanggulangan.
KOORDINASI
KOORDINASI
FASILITAS DAN
PERALATAN
Fasilitas, peralatan, dan saranan pendukung
meliputi:

1. Sistem deteksi dini dan alarm


2. Peralatan monitoring dan survei
3. Peralatan dekontaminasi
4. Peralatan medis kedaruratan
5. Peralatan pemadam kebakaran
6. Peralatan proteksi pekerja kedaruratan dan pekerja
7. Peralatan komunikasi
8. Pos koordinasi
FASILITAS DAN
PERALATAN
Fasilitas untuk potensi bahaya kategori I dan II
perlu menambahkan:

1. Peralatan proteksi untuk anggota masyarakat dan


persediaan tablet yodium (thyroid agent blocking);
2. Prasarana evakuasi;
3. Tempat evakuasi;
4. Fasilitas analisis sampel.
PROSEDUR
PENANGGULANGAN
PI wajib menetapkan prosedur penanggulangan
1. Menyelamatkan Jiwa (manusia)
2. Mengisolasi daerah kecelakaan (safety perimeter & Security Perimeter)
3. Menyusun rencana pengamanan bahan nuklir dan/atau sumber radiasi
sesuai prosedur
4. Meminta bantuan ke instansi terkait dan berwenang (BAPETEN,
Damkar, kepolisian, Kemenkes dll)
5. Mengukur tingkat radioaktivitas
6. Memperkirakan dosis yang diterima petugas penanggulangan, korban,
dan masyarakat
7. Mengelompokkan penderita menurut tingkat dosis yang diterima
8. Melakukan dekontaminasi
9. Melaporkan kepada penanggungjawab organisasi kawasan dan
BAPETEN
ISOLASI DAERAH
KECELAKAAN

Safety perimeter
ditentukan
berdasarkan laju
dosis yang terukur
yaitu sebesar 100
µSv/jam
PERKIRAAN DOSIS
EKSTERNAL
• Evaluasi Dosis Peroranganm
• Dosimeter Biologi, dengan mengamati aberasi kromosom
• Rekonstruksi Dosis, dengan mengukur laju dosis/tingkat
kontaminasi permukaan dan lamanya waktu berada di
lokasi

H : Dosis ekivalen yang diterima korban (µSv)


TK : Tingkat Kontaminasi (Bq/cm2)
F : Faktor konversi (µSv/jam)/(Bq/cm2)
T : Waktu kontaminasi (jam)
PERKIRAAN DOSIS
INTERNAL
• Pengukuran menggunakan WBC (Whole Body Counter)
• Bioassay, dengan melakukan pengukuran radioaktivitas
pada sampel urin atau feses korban
LATIHAN/GLADI
KEDARURATAN
1. PI harus menyusun dan melaksanakan Program
Pelatihan dan Uji Coba Penanggulangan Keadaan
Darurat
2. Dan Dilakukan minimal satu satun sekali
3. PI melakukan pengembangan sistem tes dan evaluasi
untuk menjamin kesiagaan perorangan, peralatan, dan
tim secara keseluruhan
4. Rencana, pelaksanaan dan hasil dari program pelatihan,
serta ujia coba harus disampaikan pada BAPETEN
FUNGSI
PENANGGULANGAN
Terdiri atas:

Identifikasi, Pelaporam dan Pengaktifan

Tindakan Mitigasi

Tindakan Perlindungan Segera

Tindakan Perlindungan Petugas, Pekerja, dan


Masyarakat

Pemberian Informasi dan Instruksi kepada


Masyarakat
FUNGSI
PENANGGULANGAN

Sistem Pelaporam dan Pengaktifan


1. Identifikasi kejadian awal, deteksi alarm atau alat
pemantau dan klarifikasi kejadian/kecelakaan
2. Laporan personel, diskripsi kecelakaan, jumlah korban
3. Pengaktifan oleh ketua penanggulangan berdasarkan
skala kedaruratan
FUNGSI
PENANGGULANGAN

Identifikasi Awal
1. Deteksi alarm alat pemantau tingkat kontaminasi
permukaan/personel dan/atau kontaminasi udara
2. Konfirmasi kejadian awal, identifikasi data sumber dan
dilakukan pengambilan cuplikan
3. Assesment tingkat radiasi sebagai bahan pertimbangan
pengaktifan
4. Penyedia APD terkait sumber radiasi interna
FUNGSI
PENANGGULANGAN

Tujuan Tindakan Mitigasi


1. Mencegah eskalasi bahaya radiologi
2. Mengembalikan fasilitas atau instalasi ke dalam
keadaaan selamat dan stabil
3. Mengurangi potensi lepasan ZRA atau paparan radiasi
4. Memitigasi dampak lepasan ZRA atau paparan radiasi
FUNGSI
PENANGGULANGAN
Aspek Mitigasi
1. tindakan operasi fasilitas atau instalasi yang diperlukan;
2. kebutuhan informasi tentang operasi fasilitas atau instalasi;
3. beban kerja dan kondisi staf pengoperasi fasilitas atau
instalasi;
4. tindakan petugas penanggulangan yang diperlukan dalam
fasilitas atau instalasi;
5. kondisi dalam fasilitas atau instalasi yang memerlukan
tindakan petugas penanggulangan; dan
6. tanggapan personil, instrumentasi dan sistem di fasilitas
atau instalasi dalam kondisi kedaruratan.
FUNGSI
PENANGGULANGAN
Tindakan Perlindungan Segera
Tindakan perlindungan segera dapat berupa: pemberian iodin
propilaksis, evakuasi dan sheltering.

• Zona tindakan
pencegahan (Precaution
Action Zone, PAZ) untuk
fasilitas kategori I
• Zona perencanaan
(Urgent protective action
planning zone, UPZ)
untuk fasilitas dalam
kategori I atau II
FUNGSI
PENANGGULANGAN
Tindakan Perlindungan Petugas, Pekerja, dan Masyarakat
• Harus ada jaminan keselamatan masyarakat dan petugas
penanggulangan pada fasilitas, kawasan dan lepas kawasan
selama melaksanakan tugasnya.
• Dosis yang diterima harus dipantau sesuai dengan nilai
batas yang dikeluarkan oleh BAPETEN dan dinyatakan
dengan langkah tindak lanjut bagi petugas yang terkena
paparan berlebih.
FUNGSI
PENANGGULANGAN
Tindakan Perlindungan Petugas, Pekerja, dan Masyarakat
FUNGSI
PENANGGULANGAN
Pemberian Informasi dan Instruksi kepada Masyarakat
PI bertanggungjawab untuk:
1. memberikan informasi yang berguna, tepat waktu, benar
dan konsisten kepada masyarakat;
2. menanggapi informasi yang tidak benar dan rumor; dan
3. menanggapi permintaan informasi dari masyarakat, atau
media informasi cetak atau elektronik.
PENCATATAN DAN
PELAPORAN

Laporan dilakukan oleh PI selaku Ketua


Penanggulangan kepada BAPETEN

Laporan Lisan melalui telepon, faksimili, atau surat


elektronik paling lama 1 jam setelah kejadian

Laporan Tertulis paling lama 2x24 jam setelah


kejadian

Berdasarkan PP no 54 tahun 2012 dan Perka


BAPETEN No. 1 tahun 2010
PROSEDUR PELAPORAN
PI berkewajiban melaporkan keadaan darurat mengenai
Paparan Radiasi yang melebihi NBD:

1. Dilaporkan segera pada BAPETEN dalam waktu satu kali


24 (duapuluh empat) jam melalui telepon, faksimili, atau
secara langsung.
2. Laporan lengkap diberikan secara tertulis paling lambat 3
(tiga) hari setelah laporan kecelakaan melalui telepon,
faksimili, atau secara langsung

Berdasarkan PP no 33 tahun 2007


TUGAS PRESENTASI
KELOMPOK
Penanggulangan Keadaan Darurat
1. Kategori bahaya radiologi, Penyebab kecelakaan, dan
Tindakan pencegahan kecelakaan
2. Tujuan penanggulangan dan infrastruktur
penanggulangan
3. Organisasi tanggap darurat dan tugas satuan
penanggulangan
4. Koordinasi Penanggulangan
5. Fungsi penanggulangan dan Pelaporan dan Pencatatan
6. Contoh Prosedur penanggulangan keadaan darurat
KETENTUAN TUGAS
• Kelompok masih tetap seperti sebelumnya
• Silahkan acak topik dan bagikan pada masing-masing
kelompok
• Presentasi maksimal 15 menit

Anda mungkin juga menyukai