Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMELIHARAAN INSTRUMENTASI NUKLIR


PENGARUH SUHU TERHADAP UNJUK KERJA ALAT

Disusun Oleh :
Nama : Haidaravi Ardi
NIM : 021800009

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


JURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIR
STTN-BATAN
YOGYAKARTA
2020/2021
PENGARUH SUHU TERHADAP UNJUK KERJA ALAT
I. Tujuan
1. Mengamati penampilan alat elektronik fungsi suhu ruang
2. Mencari korelasi perubahan suhu terhadap penampilan alat

II. Dasar Teori


Persyaratan yang perlu diperhatikan di dalam laboratorium yang berisi alat-alat
elektronik salah satunya adalah kondisi udara ruangan. Kondisi tersebut antara lain
temperatur (T) dan kelembaban relatif (RH = Relative Humidity). Salah satu sifat alat
elektronik adalah hanya bekerja benar dan menunjukkkan unjuk kerja yang sebetulnya pada
seleng temperatur tertentu. Pada umumnya suatu alat elektronik mempunyai batasan daerah
tertentu dalam hal temperature ruang pada pengoperasian. Komponen suatu alat elektronik
yang terdiri atas komponen aktif dan pasif masing-masing mempunyai sangka koefisien (𝛽)
yang berlainan pula. Sehingga dalam satu unit instrumen elektronik dapat mempunyai sifat
Negative Temperature Coeficient (NTC) atau Positive Temperature Coeficient (PTC) dalam
unjuk kerjanya terhadap pengaruh suhu ruangan di mana alat ditempatkan.
Persentase penggeseran unjuk kerja karena pengaruh temperatur dapat dideteksi dengan
persamaan sederhana sebagai berikut:
𝑥𝑇 − 𝑥𝑇1 (2)
× 100%
𝑥𝑇
Dimana
𝑥𝑇 = Unjuk kerja pada temperatur tertentu
𝑥𝑇1 = Unjuk kerja pada temperatur T1
Disini waktu operasi alat dan RH sementara diabaikan dalam perhitungannya, karena
diandaikan perubahan suhunya saja yang dianggap ekstrim.

III. Alat & Bahan


1. Modul yang diuji (Amplifier)
2. Pengontrol air conditioner
3. Hair dryer
3. Timer dan Counter
4. Termometer digital
IV. Langkah Kerja
1. Peralatan disiapkan dan disusun seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Blok diagram sistem pengujian unjuk kerja alat


2. Timer dan counter dihidupkan, kemudian waktu cacah diatur sesuai kebutuhan
3. Pengaturan suhu dilakukan dengan menggunakan AC untuk mencapai suhu yang rendah,
hair dryer untuk mencapai suhu yang tinggi, dan tanpa menggunakan apapun untuk suhu
ruangan.
4. Masing-masing suhu dilakukan pencacahan sebanyak lima kali.

V. Hasil Data
5.1. Hasil Pencacahan
Tabel 1. Hasil pencacahan dengan suhu yang divariasikan
Suhu Cacah 𝑥𝑇1 (℃) 𝑥𝑇 − 𝑥𝑇1
× 100%
(℃) 1 2 3 4 5 Rata-rata 𝑥𝑇

17 2654 2657 2654 2653 2656 2655,2


19 2655 2655 2653 2653 2655 2654,2 0.037676136
21 2654 2655 2658 2658 2654 2655,8 0.022592063
23 2655 2652 2653 2653 2651 2652,8 0.090470446
27 2648 2651 2653 2654 2652 2651,6 0.135767084
29 2655 2658 2655 2660 2655 2656,6 0.052698938
31 2651 2644 2656 2655 2654 2652 0.12066365
33 2661 2661 2660 2663 2661 2661,2 0.225462198
35 2662 2663 2664 2660 2661 2662 0.255447032
37 2663 2662 2664 2664 2666 2663,8 0.322847061
39 2663 2663 2664 2664 2664 2664 0.33033033
41 2666 2668 2666 2667 2663 2666 0.405101275
Penyimpangan unjuk kerja rata-rata (%/℃) 0.181732383
5.2. Grafik Perubahan Temperatur Terhadap Cacah

2668

2666

2664

2662

2660 y = 0.5075x + 2643


Cacah

2658

2656

2654

2652

2650
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Temperatur (℃)

Grafik 1. Perubahan temperatur terhadap cacah

5.3. Grafik Perubahan Temperatur Terhadap Penyimpangan Unjuk Kerja

0.45

0.4
Penyimpangan unjuk kerja (%)

0.35

0.3

0.25
y = 0.0168x - 0.3295
0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Temperatur (℃)

Grafik 2. Perubahan temperatur terhadap penyimangan unjuk kerja

Anda mungkin juga menyukai