1.1 Tujuan
• Membuat tegangan rendah arus searah menjadi tegangan searah yang lebih tinggi
dengan mempergunakan converter.
• Mengetahui daerah tanggap frekuensi sebuah trafo.
Secara blok diagram pada gambar rangkaian DC ke Dc konverter ini terdiri dari :
• Pengbangkit gelombang persegi
• Untai flip-flop
• Rangkaian penguat daya
• Pengali tegangan dan penyearah
Pembangkit gelombang persegi
Pembangkit gelombang persegi digunakan untai NE555 yang diperlukan sebagai
multivibrator. Frekuensi dapat diatur dengan merubah nilai tahanan RA, RB dan
kapasitor Ct.
Gambar 2 Rangkaian pembangkit gelombang persegi
Untai Flip-Flop
Flip-Flop pembagi dua disini dipergunakan sebuah JK Master Slave flip-flop tipe
SN7476
Untai penguat daya
Penguat daya disini dipergunakan 2 buah transistor power 2SC1061 yang dikerjakan
pada klas B (Push Pull Power Amplifier). Sebagai pengumudi/driver digunakan BC108
yang tersusun secara emiter folower. Sisi primer dari transformator dihubungkan dengan
sumber tegangan Vcc.
400
300
200
100
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Tegangan PS (Volt)
310
305
300
295
290
285
280
275
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Frekuensi (Hz)
3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan HV DC atau sumber daya tegangan
tinggi arus searah. Pratikum ini bertujuan agar praktikan dapat membuat tegangan rendah
arus searah menjadi tegangan searah yang lebih tinggi dengan menggunakan converter,
dan juga agar praktikan dapat mengetahui daerah tanggap frekuensi sebuah trafo.
Percobaan dilakukan dengan merangkai rangkaian gambar 3 terlebih dahulu,
kemudian dilihat masing masing keluaran pada tiap subsistem dengan menggunakan
osiloskop. Pada subsistem untai flip-flop gelombang yang dihasilkan merupakan
gelombang terbalik dapat dilihat pada gambar 4, yang berarti channel 1 dan 2 akan
berlawanan. Selanjutnya pada subsistem transistor gelombang yang dihasilkan terdapat
adanya penguatan daya, dapat dilihat pada gambar 5.
Setelah mendapatkan gambaran keluaran dari tiap subsistem dilakukan dua
pengambilan data, yang pertama pengambilan data dengan nilai tegangan PS di
variasikan dengan frekuensi tetap 1 kHz kemudian tegangan trafo diukur, dan yang
kedua pengambilan data dengan frekuensi di variasikan dengan tegangan PS tetap 9 Volt
kemudian tegangan trafo diukur.
Setelah dilakukan pengambilan data didapatkan pengambilan data pertama seperti
pada tabel 1, dan data kedua seperti pada tabel 2. Dari data pengambilan pertama (Tabel
1) dibuatlah grafik hubungan antara tegangan PS dengan tegangan trafo, dapat dilihat
pada grafik 1. Dari grafik 1 terlihat bahwa pada frekuensi tertentu jika diberi tegangan
masukan lebih besar maka tegangan keluaran juga akan semakin besar. Sehingga
percobaan kali ini sesuai dengan tujuan praktikum yaitu dapat memperkuat tegangan arus
searah.
Sedangkan dari data pengambilan kedua (Tabel 2) dibuat grafik tanggap frekuensi,
dapat dilihat pada grafik 2. Dari grafik 2 didapatkan data bahwa jika frekuensi semakin
besar maka tegangan keluaran akan mengalami kenaikan di awal dan penurunan di akhir.
Hal ini dapat terjadi karena adanya pengaruh dari kemampuan trafo, jika frekuensi
melebihi toleransi trafo maka akan mengakibatkan penurunan magnetizing trafo yang
akan berdampak pada tegangan keluaran yang dihasilkan. Oleh sebab itu grafik ini
disebut grafik tanggap frekuensi, daerah tanggap frekuensi pada daerah yang di arsir
yaitu antara 700 Hz hingga 1000 Hz dengan tegangan 320 Volt.
BAB 4
KESIMPULAN