Anda di halaman 1dari 63

t

LAPORAN PRAKTIKUM
AKTUATOR

oleh:
Muhammad Adhia Pasya
217341038

TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA


POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG
MARET 2019
PRAKTIKUM I

GENERATOR DC SERI

1.1 Tujuan

 Mahasiswa mengetahui dan memahami prinsip pengaturan tegangan pada generator seri.

 Mahasiswa mengetahui serta dapat membuat kurva karakteristik beban pada rangakain
generator seri.

1.2 Dasar Teori

A. Pengertian Generator

Generator adalah sebuah perangkat yang mengubah energi mekanik menjad


energi listrik. Sebuah generator akan bekerja dengan di bantu motor listrik
untuk menggerakan generator tersebut. Berdasarkan belitan magnet atau
penguat eksitasinya terhadap jangkar (angker)

B. Jenis Generator

Pada generator DC terdapat dua jenis generator, yaitu :

- Generator Penguat DC terpisah


- Generator penguat DC sendiri

C. Karakteristrik Generator

Disebut Generator DC Seri karena rangkaian eksitasi disambung secara seri


dengan jangkarnya. Sehingga arus medan (Is) sama dengan arus jangkarr (Ia) sama
dengan arus beban (IL).

Kurva magnetisasi generator seri pada kondisi berbeban arus medan bertambah
sehingga Ea bertambah dengan cepat. Akan tetapi drop tegangan Ia. (Ra+Rs) juga
bertambah dengan cepat sehingga terjadi penurunan tegangan yang cepat pula pada
mulanya pertambahan Ea lebih cepat akan tetapi kondisinya cepat jenuh sehingga Ea
hampir konstan meskipun beban masih bertambah.

Akhirnya pada kondisi sudah jenuh Ea sudah tidak dapat bertambah, sementara
arus beban (IL) masih terus bertambah , maka terjadilah penurunan tegangan
terminal dengan tajam .

1.3 Rangkaian Percobaan

Gambar 1.1 Rangkaian generator seri dengan pengukuran tegangan

1.4 Komponen yang diperlukan

 Multimeter

 Magnetic Powder Brake


 Tachometer

 Generator DC

 Tahanan Geser

 DC Power Supply

 Kontrol unit

1.5 Langkah Percobaan

1. Periksa dan catat spesifikasi dari generator DC yang ada pada papan namanya.

2. Buatlah rangkaian untuk menjalankan generator DC hubungan seri dengan kontrol tegangan
seperti pada gambar 1.1. Setelah itu dengan memindahkan amperemeter pada resistor
bebannya. Buatlah rangkaian generator seri untuk mengetahui karakteristik bebannya.

3. Dengan kecepatan konstan lakukan pengukuran V (tegangan). Untuk setiap perubahan I (arus)
dan catat hasilnya pada tabel 1.1.

4. Untuk mengetahui karakteristik beban pada generator seri. Ubahlah resistor beban sehingga
dihasilkan nilai arus yang telah ditentukan. Kemudian amati perubahan tegangannya.
Masukkan hasil pengamatan anda pada tabel 1.2
1.6 Tugas

1. Dari data yang anda dapatkan buatlah suatu kurva karakteristik hubungan tegangan
dengan kecepatan.

2. Bandingkan hasil pengukuran dan kurva karakteristik anda dengan teori yang ada.

3. Buatlah analisa serta kesimpulan dari hasil yang anda dapatkan

1.7 Hasil Praktikum

Tabel 1.1

Pengaturan tegangan pada generator seri

N (rpm) Ia (A) UG (V)

0.2 55

0.4 96

0.6 118
2800
0.8 180

1.0 151

1.2 161
Tabel 1.2

Karakteristik beban pada generator seri

IA (A) 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.4 1.6

VG (A) 0 59.8 93.1 130.0 141.0 151 162 170.1

P (W) 0 11.10 38.1 70.1 110.20 160 230 265.0

1.8 Analisa

kurva karakteristik hubungan tegangan dengan kecepatan.


Generator DC seri merupakan rangkaian eksitasi (penguat) disambung secara
seri dengan jangkarnya, sehingga arus medan sama dengan arus jangkar dan arus
beban.Dimana kondisi berbeban arus, medan bertambah sehingga Ea bertambah
dengan cepat. Akan tetapi drop tegangan Ia.(Ra+Rs) juga bertambah dengan cepat
sehingga terjadi penurunan tegangan yang cepat pula.

Pengaturan Tegangan pada Generator Seri


Grafik 1.1
200 3000
2800 2800 2800 2800 2800 2800
180
180
2500
160

140 151
141 2000
120
118
100 1500
96
80
1000
60
55
40
500
20

0 Ug (V) Ia (A) N (rpm) 0


0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Karakteristik beban pada generator seri

Grafik 2.1
180 300

160
250
140

120 200

100
150
80

60 100

40
50
20

0 Vg (A) Ia (A) P (W) 0


0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.4 1.6
Kurva diatas menunjukan semakin bertambah arus semakin besar tegangan
outputnya. Kurva diatas menunjukan data dari praktikum yang dilakukan.

Pada kurva pengaturan tegangan menunjukan semakin bertambah arus


semakin besar tegangan sampai dengan titik 180v lalu tegangan mulai turun sesuai
dengan landasan teori bahwa tegangan akan mengalami drop tegangan.

1.9 Kesimpulan

Dapat kita simpulkan pada praktikum ini dapat memenuhi tujuan kita
praktikum dimana mahasiswa memahami prinsip pengaturan tegangan pada generator seri .
Dan setelah menganalisa hasil praktikum generator DC seri ini, hasil yang kita dapat
adalah semakin bertambah arus semakin besar tegangan outputnya.
PRAKTIKUM II

GENERATOR DC SHUNT

2.1 Tujuan

 Mahasiswa dapat melakukan pengaturan tegangan pada generator shunt dengan mengatur
bebannya.

 Mahasiswa dapat membuat kurva karakteristik beban dari hasil percobaan pada rangkaian
generator shunt.

2.2 Dasar Teori

Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor
(A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada
medan magnet stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan
tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan
nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh
tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt
yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan
nominalnya

Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi
tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putaran
terbalik, atau rotor terhubung- singkat, maka tidak akan ada tegangan atau energi
listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.
2.2. Rangkaian Percobaan

Gambar 2.1 Rangkian generator shunt eksitasi terpisah dengan pengaturan tegangan

Gambar 2.2 Rangkian generator shunt eksitasi Sendiri dengan pengaturan tegangan
Gambar 2.3 Rangkian generator shunt eksitasi terpisah dengan pengaturan beban

Gambar 2.4 Rangkian generator shunt eksitasi Sendiri dengan pengaturan beban
2.3. Komponen yang diperlukan

 Amperemeter DC

 Voltmeter DC

 Magnetic Powder Brake

 Control Unit

 Load Resistor

 Tachometer

 Generator DC

 Field Regulator

 DC Power Supply

2.1 Langkah Percobaan

1. Periksa dan catat spesifikasi dari generator DC yang ada pada papan namanya.
2. Buatlah rangkaian untuk menjalankan generator DC hubungan shunt/paralel baik eksitasi
sendiri maupun eksitasi terpisah dengan kontrol tegangan dan karakteristik beban (gambar
2.1, gambar 2.2, gambar 2.3)

3. Aturlah besarnya Ia sesuai dengan tabel 2.1a dengan merubah posisi Ra amati perubahan Va
setiap terjadi perubahan nilai pada Ia, jagalah nilai Ie dan kecepatan motor sesuai dengan nilai
yang telah ditentukan. Catat hasil pengamatan anda pada tabel 2.1a.

4. Lakukan hal yang sama dengan cara yang hampir sama dengan langkah nomor 3 untuk
generator dengan eksitasi sendiri. Aturlah kecepatan motor dan arus eksitasi pada generator
sesuai dengan tabel 2.1b. Amatilah nilai Ia da Va untuk setiap perubahan nilai kecepatan dan
nilai arus eksitasinya. Catat hasil pengamatan anda pada tabel 2.1b.

5. Dengan cara yang sama lakukan langkah 3 dan 4 untuk pengaturan beban pada generator
shunt eksitasi terpisah maupun eksitasi sendiri. Catat hasil pengamatan anda pada tabel 2.2a
dan 2.2b.

2.2 Tugas

1. Dari data yang anda dapatkan buatlah suatu kurva karakteristik tegangan dengan
kecepatan dan tegangan dengan arus medan.

2. Bandingkan hasil pengukuran dan kurva karakteristik anda dengan teori yang ada.

2.3 Hasil Praktikum

Tabel 2.1 a
Pengontrolan tegangan dengan eksitasi terpisah

n = 2900 rpm ie = 0.1 A

IA (A) 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

VG (A) 46.2 36.8 25.5 13.2 0.92

P (W) 9.24 14.72 15.3 10.56 0.92

Tabel 2.2 a

Pengontrolan tegangan dengan eksitasi sendiri

n = 2500 rpm ie = 0.1 A

IA (A) 0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 0.17 0.18 0.19

VG (V) 8.5 7.4 6.17 2.5 2 1.7 1.1 0.4

P (W) 1.02 0.962 0.86 0.375 0.32 0.290 0.2 0.076

Tabel 2.1 b

Pengontrolan tegangan dengan ekstasi sendiri

N (rpm) IE (A) IA (A) VG (V)

2900 0.15 0.61 59.6

2800 0.14 0.49 53.7

2700 0.13 0.46 50.9

2600 0.13 0.45 49.87

2500 0.12 0.42 45.80

Tabel 2.2 b

Karakteristik beban dengan eksitasi terpisah

N = 2700 rpm Ie = 100 mA


V (V) 265 200 175 150 125 100 75 25

Ia (A) 1.8 2.8 3.7 4.6 5.5 6.3 7.1 8

P (W) 477 560 647.5 690 687.5 630 532.5 200

Pengontrolan tegangan dengan eksitasi sendiri


3000 0.7

2900 0.6

2800 0.5

2700 0.4

2600 0.3

2500 0.2

2400 0.1

2300 0
N (rpm) Ia (A) Ie (A)
2.4 Analisa

Karakteristik beban dengan eksitasi sendiri


9 1.2
8
1
7
6 0.8
5
0.6
4
3 0.4
2
0.2
1
0 0
Vg (V) P (W) Ia (A)
Pengontrolan tegangan dengan eksitasi terpisah
50 16
45 14
40
12
35
30 10
25 8
20 6
15
4
10
5 2
0 0
Ug (V) P (W) Ia (A)

Karakteristik beban dengan eksitasi terpisah


300 800
690 687.5
647.5 630 700
250
560 600
532.5
200 477 500
150 400
265
300
100 200 200
175
150 200
125
50 100
75 100
25
0 Va (V) P (W) Ia (A) 0
1.8 2.8 3.7 4.6 5.5 6.3 7.1 8

Dapat dilihat dari kurva diatas bahwa tegangan output akan turun lebih banyak
untuk kenaikan arus beban yang sama.

Sebagai sumber tegangan, karakteristik dari generator penguat terpisah dan


generator shunt tentu kurang baik, karena seharusnya sebuah generator mempunyai
tegangan output yang konstan, namun hal ini dapat diperbaiki pada generator
kompon.

2.5 Kesimpulan

Dapat kita simpulkan pada praktikum ini dapat memenuhi tujuan kita
praktikum dimana mahasiswa dapat mengatur tegangan pada generator shunt dengan
mengatur bebannya.dan menganalisis kurva karakteristik beban dari hasil percobaan
pada rangkaian generator shunt dan tugasnya dimana yang kita dapat dari praktikum
yang telah dilaksanakan bahwa generator DC shunt jika arus terus menaik dengan
beban yang sama maka tegangan output akan menurun.

PRAKTIKUM III

GENERATOR DC KOMPON

3.1 Tujuan

 Mahasiswa dapat merangkai generator kompon dengan eksitasi sendiri dan terpisah untuk
kontrol tegangan dan karakteristik beban.

 Mahasiswa dapat melakukan pengukuran tegangan output, kecepatan serta arus armatur
maupun arus eksitasi dari generator DC kompon.

 Mahasiswa mengetahui fungsi dan tujuan dari pengaturan arus medan.

3.2 Dasar Teori


A. Pengertian Generator DC Kompon

Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan generator


seri, yang dilengkapi dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat yang dimiliki
merupakan gabungan dari keduanya. Generator kompon bisa dihubungkan pendek
atau atau dalam kompon panjang. Perbedaan dari kedua hubungan ini hampir tidak
ada, karena tahanan kumparan seri kecil sehingga tegangan drop pada kumparan
ini ditinjau dari tegangan terminal kecil sekali dan terpengaruh.

B. Karakteristrik Generator DC Kompon

Biasanya kumparan seri dihubungkan sedemikian rupa, sehingga kumparan


seri ini membantu kumparan shunt, yakni MMF nya searah. Bila generator ini
dihubungkan seperti itu, maka dikatakan generator itu mempunyai kumparan
kompon bantu.

Mesin yang mempunyai kumparan seri melawan medan shunt disebut


kompon lawan dan ini biasanya digunakan untuk motor atau generator- generator
khusus seperti untuk mesin las. Dalam hubungan kompon bantu yang mempunyai
peranan utama ialah kumparan shunt dan kumparan seri dirancang untuk
kompensasi MMF akibat reaksi jangkar dan juga tegangan drop di jangkar pada
range beban tertentu. Ini mengakibatkan tegangan generator akan diatur secara
otomatis pasa satu range beban tertentu

3.3 Rangkaian Percobaan


Gambar 3.1 Generator Kompon eksitasi sendiri dengan pengaturan tegangan

Gambar 3.2 Generator Kompon eksitasi terpisah dengan pengaturan beban

3.4 Komponen yang diperlukan


 Amperemeter DC

 Voltmeter DC

 Tachometer

 Generator DC

 DC Power Supply

 Starter/Resistor beban

3.5 Langkah Percobaan

1. Buatlah rangkaian untuk menjalankan generator DC kompon/campuran dengan kontrol


tegangan untuk eksitasi sendiri (gambar 3.1).

2. Aturlah besarnya Rb sehingga didapatkan nilai Ia seperti pada tabel 3.1a. Amati dan catatlah
perubahan Va untuk setiap perubahan nilai Rb.

3. Aturlah besarnya Rf sehingga didapatkan nilai Ie seperti pada tabel 3.1b. Amati dan catatlah
perubahan Va untuk setiap perubahan nilai Rb.

4. Buatlah rangkaian untuk menjalankan generator DC kompon/campuran dengan karakteristik


beban untuk eksitasi terpisah (gambar 3.2).

5. Aturlah nilai arus yang masuk ke kumparan jangkar pada generator dengan merubah nilai Rb
dan amati perubahan tegangan jangkarnya. Kemudian catat hasil pengamatan anda pada tabel
3.2.
3.6 Tugas

1. Dari data yang anda dapatkan buatlah suatu kurva karakteristik tegangan dengan arus jangkar,
daya dan arus jangkar

2. Bandingkan hasil pengukuran dan kurva karakteristik yang telah anda buat dengan teori yang
ada.

3.7 Hasil Praktikum

Tabel 3.1 a

kontrol tegangan dengan arus jangkar

IA (A) 0.3 0.6 0.9 1.2

VA (V) 30 60 70 72.8

Tabel 3.1 b

Kontrol tegangan dengan arus exciter

IA (A) 50 70 90 110

VA (V) 53.2 60.5 66.2 70.6


Tabel 3.2

Karakteristik beban terhadap arus jangkar

IA (A) VA (V) PA (W)

0.3 64.5 19.35

0.5 76.4 38.2

0.7 81.1 56.7

0.9 83.2 74.88

1.0 83.3 83.33

1.1 82.9 91.19

1.2 81.5 97.8

1.3 79.6 103.48

3.8 Analisa
Grafik 3.1
80

70

60

50

40

30

20

10

0 Va (V) Ia (A)
0.3 0.6 0.9 1.2 Kontrol
tegangan dan arus jangkar

Kontrol tegangan dengan arus exciter

Grafik 3.2
120

100

80

60

40

20

0
50 70 90 110
Ia (mA) Va (V)
Karakteristik beban terhadap arus jangkar

Grafik 3.3
90 120

80
100
70

60 80

50
60
40

30 40

20
20
10

0 Va (V) 0
0.3 0.5 0.7 0.9 1 Pa (W)1.1 Ia
1.2(A) 1.3

Kurva diatas menunjukan data hasil praktikum perubahan arus beban


mengakibatkan tegangan output generator naik secara konstan baik pada arus eksitasi
sendiri maupun arus eksitasi terpisah

3.9 Kesimpulan

Dapat kita simpulkan pada praktikum kali ini, dapat terpenuhi tujuan
praktikum kita dimana mahasiswa dapat merangkai generator kompon dan melakukan
pengukuran tegangan output, kecepatan serta arus armature dan mengetahui fungsi
dan tujuan dari pengaturan arus beban dan yang dapat kita ketahui rangkaian ini
merupakan gabungan dari rangkaian generator DC Seri dan rangkaian Generator DC
Shunt.

PRAKTIKUM IV

MOTOR DC SERI

4.1 Tujuan
 Mahasiswa mampu merangkai dan mengoperasikan motor DC seri dengan dan tanpa starter.

 Mahasiswa dapat merangkai motor DC dengan putaran searah dan berlawanan arah jarum
jam.

 Mahasiswa dapat menjelaskan efek tahanan starter dan tahanan medan dengan menggunakan
regulator pada pengaturan kecepatan.

 Mahasiswa mengetahui pengaruh perubahan beban terhadap tegangan.

4.2 Dasar Teori

A. Pengertian Motor DC 
Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber tegangan DC. 

Motor DC atau motor arus searah sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung dan 

tidak langsung/direct­unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana 

diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan 

yang luas. 

B. Jenis – jenis Motor DC :

 Motor DC Sumber Daya Terpisah/ Separately Excited

 Motor DC Sumber Daya Sendiri/ Self Excited (Motor Shunt)

 Motor DC Daya Sendiri (Motor Seri)

 Motor DC Kompon/Gabungan

C. Karakteristrik Motor DC seri 
Motor DC seri ini mempunyai ciri kumparan penguat medan di seri kan terhadap 

kumparan armatur. Kelebihan dari Motor DC jenis ini yaitu daya output yang dihasilkan 

besar. Sedangkan kelemahannya yaitu arus beban yang diminta sangatlah besar, sesuai dengan
beban yang dipikulnya, jika tegangan inputnya tidak stabil maka flux magnet yang dihasilkan 

oleh kumparan seri tidak stabil pula, sehingga daya output yang dihasilkan tidak stabil.

Motor DC yang terhubung seri memiliki momen dan arus awal yang cukup besar. 

Kecepatannya secara otomatis menyesuaikan terhadap jangkauan ketika momen beban 

nilainya berubah­ubah. 

Kumparan medan (stator) dihubungkan secara seri dengan kumparan jangkar (rotor).

Hubungan antara tegangan sumber dan tegangan back EMF adalah
V = Ia*Rs + Eb
Dengan :
V = tegangan sumber DC
Ia = arus jangkar
Rs = resistansi seri

Eb = tegangan back EMF

4.3 Rangkaian Percobaan


Gambar 4.1 Rangkain DC seri tanpa starter
4.4 Langkah Percobaan

1. Periksa dan catat spesifikasi dari motor DC yang ada pada papan nama.
2. Buatlah rangkaian untuk menjalankan motor DC hubungan seri dengan tanpa starter (gambar
4.1 dan 4.2).

3. Pada motor DC seri dengan starter aturlah tahanan startnya dari 0 ohm sampai 47 ohm catat
arus start dan tegangan jangkarnya, catat hasilnya pada tabel 4.1.

4. Buatlah rangkaian untuk menjalankan motor DC seri dengan putaran searah jarum jam
(gambar 4.3).

5. Buatlah rangkaian untuk menjalankan motor DC seri dengan putaran berlawanan arah jarum
jam (gambar 4.4).

6. Rangkailah motor DC seri seperti gambar 4.5. Ubahlah tahanan startnya dari 0 ohm sampai
100 ohm. Amati dan catatlah perubahan kecepatan, tegangan jangkar dan arus jangkarnya
akibat perubahan tegangan startnya. Masukkan hasil pengamatan anda pada tabel 4.2.

4.5 Tugas

1. Buatlah kurva karakteristik starter dengan kecepatan, tegangan jangkar dan arus jangkar dari
motor DC seri yang anda amati.

2. Bandingkan kurva karakteristik motor yang anda amati dengan teori yang ada.

3. Dari data dan hasil pengamatan yang anda dapatkan buatlah analisa dan kesimpulan tentang
motor DC seri
4.6 Hasil Praktikum

Tabel 4.1 : Perubahan tahanan start


Starter (Ω) 0 47
Arus Start (Ia) 0,4 0,4
Tegangan Jagkar (Va) 218,8 200,1

Tabel 4.2 : Pengaturan Kecepatan


Starter R(%) N (rpm) Va(V) I (mA)
10 4211 218,6 420
25 4990 218 410
50 3841 217,8 410
100 2460 217,2 380

Tabel 4.3 : Motor DC Seri dengan Beban


U/V 220V
M/N
m 0,3 0,5 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 1,5
n/rpm 2481 2145 1928 1840 1901 1679 1598 1481 1368
I/A 0,78 0,96 1,18 1,27 1,36 1,40 1,53 1,62 1,80
396,0
P1/W 171,60 211,20 259,60 279,40 299,20 308,00 336,60 356,40 0
214,8
P2/W 77,94 112,30 141,32 154,14 179,15 175,81 184,06 186,09 7
∩ 2,20 1,88 1,84 1,81 1,67 1,75 1,83 1,92 1,84
4.7
Analisis
Grafik 4.1
0.45 225
0.4 0.4
0.4 220
218.8
0.35
215
0.3
0.25 210
0.2 205
0.15
200.1 200
0.1
0.05 195

0 190
0 47
Arus Start (Ia ) Tega ngan Jagka r (Va)

Grafik 4.2
6000 430

5000 420 420


410 410 410
4000
400
3000
4990 390
2000 4211 3841
380 380
2460
1000 370
0 218.6 218 217.8 217.2 360
10 25 50 100
Starter R (%)

N (rpm) Va(V) I (mA)


Dapat dilihat dari grafik, kecepatan yang dihasilkan pun semakin tinggi hal
tersebut terjadi karena Motor DC Seri dapat menghasilkan keluaran yang besar namun
disaat yang bersamaan, arus yang dibutuhkan oleh Motor DC ini juga besar.

Dan kecepatan motor, tegangan dan arus generator pada curava dan table diatas
berbanding lurus, hal tersebut sesuai dengan menggunakan rumus V = Ia*Rs + Eb,
semakin besar arus maka semakin besar tegangan.

4.8 Kesimpulan

Motor DC seri mempunyai ciri kumparan penguat medan di seri kan terhadap
kumparan armatur. Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab
motor akan mempercepat tanpa terkendali. Motor-motor seri cocok untuk penggunaan
yang memerlukan torque penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat
pengangkat hoist.

Kelebihan dari Motor DC jenis ini yaitu daya output yang dihasilkan besar.
Sedangkan kelemahannya yaitu arus beban yang diminta sangatlah besar,
sesuai dengan beban yang dipikulnya.

PRAKTIKUM V
MOTOR DC SHUNT

5.1 Tujuan

 Mahasiswa dapat merangkai dan mengoperasikan motor DC shunt dengan atau tanpa
menggunakan starter, sehingga dapat mengukur arus awal dan tegangan jangkarnya.

 Mahasiswa dapat membuat rangkaian membolak-balik, arah putaran motor DC shunt.

 Mahasiswa dapat mengatur perubahan kecepatan dengan menggunakan field regulator sambil
mengukur kecepatan, tegangan jangkar dan arus eksitasi.

5.2 Dasar Teori

A. Pengertian Motor DC Shunt

Pada motor shunt, gulungan medan(medan shunt) disambungkan secara


parallel dengan gulungan dinamo (A). Oleh karena itu total arus dalam
jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo

B. Konstruksi Motor Dc Shunt

Motor DC shunt merupakan motor DC penguatan sendiri dengan


rangkaianmedannya terhubung secara parallel dengan rangkaian jangkar.Gambar.
1. Stator

a. Rangka

Rangka Rangka mesin merupakan bagian dari tempat mengalirnya


fluks magnet, bagian ini terbuat dari bahan ferromagnetic. Fungsi dari
rangka adalah untuk meletakkan alat-alat tertentu dan bagian-bagian
mesin lainnya.

b. Inti kutub magnet dan lilitan penguat magnet


Kutub-kutub magnet pada mesin listrik menghasilkan fluks
magnet. Elektromagnetisme terjadi akibat kutub diberi lilitan
penguat magnet yang berfungsi untuk tempat aliran arus.

c. Sikat komutator

Sikat komutator merupakan alat terjadinya proses komutasi.


Fungsi utama komutator adalah sebagai penghubung aliran arus jangkar
ke terminal luar dan atau dari terminal luar ke jangkar

2. Rotor

a. Komutator

Komutator merupakan alat yang berfungsi sebagai penyearah


mekanik. Agar menghasilkan penyearah yang baik, jumlah komutator yang
digunakan harus banyak

b. Jangkar

Jangkar memiliki bentuk silinder yang diberi alur pada


bagian permukaannya untuk melilitkan kumparan-kumparan tempat
terbentuknya GGL imbas

c. Lilitan jangkar

Lilitan jangkar terdiri atas beberapa kumparan yang dipasang di


dalam alur jangkar. Tiap kumparan dapat terdiri atas lilitan kawat
atau lilitan batang. Fungsi lilitan jangkar sebagai terbentuknya GGL
imbas.Gambar 2.2 Konstruksi Motor DC Shunt
C. Prinsip Kerja Motor DC Shunt

Sebuah motor listrik adalah sebuah mesin yang merubah energi masukan
listrik menjadi energi outputmekanik. Motor listrik bekerja berdasarkan
hukum Lorenz, bila suatu penhantar dialiri arus yang ditempatkan dalam
suatu medan magnet maka akan timbul gaya sebesar:

Pada saat rotor berputar, maka kumparan jangkar juga akan ikut
berputar sehingga akan memotong garis gaya magnet, maka pada penghantar
tersebut akan diinduksika tegangan listrik (back EMF), yang besarnya adalah:

Tegangan sumber yang diterapkan pada kumparan jangkar digunakan untuk


mengatasi GGL lawan dan untuk mengatasi drop tegangan karena adanya tahanan
jangkar.

Sedangkan torsi yang dihasilkan motor adalah

D.

Karakteristrik Motor DC Shunt


Motor DC bekerja didasarkan adanya belitan konduktor yang dialiri arus
dalam medan magnet. Akibat medan magnetik yang dihasilkan oleh arus eksitasi
dan arus jangkar dihasilkan torsi elektromagnetik pada jangkar motor. Torsi
elektromagnetik ini proporsionaldengan medan magnetik dan arus jangkar.

Dimana:

Dalam pergerakan konduktor-konduktor jangkar, GGL, E, dihasilkan


berdasarkan hokum induksi. Tegangan ini berlawanan dengan tegangan
terminal V1berdasarkan hukum Lentz. Tegangan induksi ini tergantung papda
medan magnetik dan kecepatan jangkar, berdasarkan persamaan berikut:

Dimana :
Untuk menentukan kecepatan jangkar nr, persamaan (2.6) dapat ditulis
sebagai berikut:

Dari rangkaian ekuivalen gambar 2.4, diperoleh persamaan tegangan berikut


ini:

Dari persamaan (2.7) dan (2.8) akan diperoleh

Maka persamaan (2.8) dapat ditulis ulang sebagai berikut:

Jika persamaan (2.10) disubstitusikan ke persamaan (2.5), maka akan


diperoleh persamaan berikut ini:
Untuk motor DC Shunt, berlaku persamaan berikut ini

Dimana kf adalah
konstanta kumparan medan.Jika persamaan (2.12) disubstitusikan ke
persamaan (2.11), diperoleh persamaan berikut ini:

Jika terminal tegangan Vt dibuat konstan, maka persamaan (2.13) dapat


ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana sebagai berikut:

Dimana:
E. Penguat Motor

Pengasutan motor arus searah merupakan suatu proses yang dimulai dari
motor diberi tegangan samapai dengan saat motor berputar stabil. Pada saat
dimulai pengasutan, kecepatan motor adalan nol,nr = 0, sehingga menurut
persamaan (2.6) akan menyebabkan E= 0. Hal ini akan menyebabkan
persamaan (2.10) dapat disederhanakan menjadi:

Nilai tahanan jangkar Raadalah kecil, maka hal ini akan menyebabkan arus
jangkar selama pengasutan menjadi besar. Selain itu, agar proses
pengasutan berlangsung dengan cepat maka diperlukan torsi awal yang besar.
Hal ini dapat dicapat dengan membuat fluks magnetik maksimum saat
pengasutan.

F. Pembedanan Motor

Selama pembebanan motor daya elektromagnetkdapat diselesaikan


menggunakan persamaan berikut:
Nilai Ca’ dapat ditentukan dari percobaan beban nol.Daya output generator
dapat dihitung dari persamaan berikut:

Pkonstan adalah rugi-rugi daya konstan motor, yang terdiri dari rugi-rugi
inti besi dan rugi-rugi mekanik. Sedangkan daya motor diselesaikan
dengan persamaan:

Efisiensi motor diselesaikan melalui persamana:


Berikut tentang kecepatan motor Shunt:

a.Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga


torque tertentu) setelah kecepatannya berkurang, lihat gambar dan oleh karena
itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah,
seperti peralatan mesin.

b.Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam


susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan
memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).

5.3 Rangkaian Percobaan


5.4 Peralatan yang digunakan

 Unit kontrol

 Magnetic Powder Brake

 Motor DC

 Tahanan Geser

 DC Power Supply

 Amperemeter DC
 Voltmeter DC

5.5 Langkah Percobaan

1. Periksa dan catat spesifikasi dari motor DC yang ada pada papan nama.

2. Buatlah rangkaian untuk menjalankan motor DC hubungan shunt dengan tanpa starter
(gambar 5.1 dan 5.2).

3. Pada motor DC shunt dengan starter aturlah tahanan startnya dari 0 ohm sampai 47 ohm catat
arus start dan tegangan jangkarnya, catat hasilnya pada tabel 5.1.

4. Buatlah rangkaian untuk menjalankan motor DC shunt dengan putaran searah jarum jam
(gambar 5.3).

5. Buatlah rangkaian untuk menjalankan motor DC shunt dengan putaran berlawanan arah jarum
jam (gambar 5.4).

6. Rangkailah motor DC shunt seperti gambar 5.5. Ubahlah tahanan medan dan tahanan startnya
seperti pada tabel 5.2, Amati dan catatlah perubahan kecepatan, tegangan jangkar dan arus
medannya akibat perubahan tahanan medan dan startnya. Masukkan hasil pengamatan anda
pada tabel 5.2.

5.6 Tugas

1. Buatlah kurva karakteristik starter dan tahanan medan dengan kecepatan dan motor DC shunt
yang anda amati.

2. Buatlah kurva karakteristik starter dan tahanan medan dengan tegangan jangkar dan arus
jangkar dari motor DC shunt yang anda amati.

3. Buatlah kurva karakteristik tegangan jangkar fungsi kecepatan.

4. Buatlah kurva karakteristik arus medan fungsi kecepatan.


5. Bandingkan kurva karakteristik motor yang anda amati dengan teori yang ada.

6. Dari data hasil pengamatan yang anda dapatkan buatlah analisa dan kesimpulan tentang motor
DC shunt.

5.7 Hasil Praktikum

Tabel 5.1 : Perubahan tahanan start


Starter (Ω) 0 47
Arus Start (Ia) 1,3 1,2
Tegangan Jagkar (Va) 220 219,7

Tabel 5.2 : Pengaturan Kecepatan


Starter R(%) Starter/Ra(Ω) N (rpm) Va(V) Ie(A)
0 50 2290 192,3 0,98
50 75 2280 173,6 0,78
100 100 2550 108,9 0,38
100 50 3750 160,7 0,33
75 50 2540 194,1 0,75
0 0 2620 212,8 0,9

Tabel 5.3 Motor DC Shunt dengan beban


U/V 220V
M/N
m 0,3 0,5 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 1,4
n/rpm 2560 2574 2606 2630 2648 2667 2586 2575 2550
I/A 0,8 1,1 1,6 1,8 2,1 2,4 2,9 3,5 4,6
IE/A 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9

5.8 Analisis

Kurva karakteristik starter dan tahanan medan dengan kecepatan dan motor DC shunt
Grafik 5.1
1.32 220.1
1.3
1.3
220 220
1.28
1.26 219.9
1.24
219.8
1.22
1.2
1.2 219.7 219.7
1.18
219.6
1.16
1.14 219.5
0 47
Arus Start (Ia ) Tega ngan Jagka r (Va)

Grafik 5.1
1.32 220.1
1.3
1.3
220 220
1.28
1.26 219.9
1.24
219.8
1.22
1.2
1.2 219.7 219.7
1.18
219.6
1.16
1.14 219.5
0 47
Arus Start (Ia ) Tega ngan Jagka r (Va)
Kurva karakteristik starter dan tahanan medan dengan tegangan jangkar dan arus jangkar dari
motor DC shunt

Grafik 5.2
250 1.2

0.98 1
200
0.9
0.78 0.8
150 0.75
0.6
100
0.38 0.4
0.33
50
0.2

0 0
1 2 3 4 5 6
Starter/Ra(Ω) Va (V) Ie(A)

kurva karakteristik tegangan jangkar fungsi kecepatan.


Grafik 5.3
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5 6
N (rpm) Va(V)

kurva karakteristik arus medan fungsi kecepatan.

Grafik 5.4
4000 1.2
3500
0.98 1
3000 0.9
0.78 0.8
2500 0.75
2000 0.6
1500
0.38 0.4
1000 0.33
0.2
500
0 0
1 2 3 4 5 6
N (rpm) Ie(A)
Grafik 5.2
250 1.2

1
200

0.8
150
0.6
100
0.4

50
0.2

0 0
1 2 3 4 5 6
Starter/Ra(Ω) Va (V) Ie(A)

Grafik 5.3
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5 6
N (rpm) Va(V)
Grafik 5.4
4000 1.2
3500
1
3000
0.8
2500
2000 0.6
1500
0.4
1000
0.2
500
0 0
1 2 3 4 5 6
N (rpm) Ie(A)

Disebut motor DC shunt karena secara pengkabelannya yang paralel dengan kumparan
armature motor saat mempunyai kecepatan hampir konstan motor ini mempunyai putaran
yang hampir konstan walaupun terjadi perubahan pada beban yang motor DC shunt memiliki
karakteristik pengoperasian yang agak berbeda dengan motor listrik yang sejenis, karena
medan pada kumparan paralel terbuat dari yang kecil motor ini tidak dapat memproduksi arus
yang besar ketika mulai melakukan putaran seperti pada Medan kumparan hari hal ini berarti
motor paralel mempunyai torsi awal yang lemah ketika voltase diaplikasikan ke resistansi
yang tinggi pada kumparan paralel menjaga arus mengalir lambat.

Jadi Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu) setelah kecepatannya berkurang, lihat gambar dan oleh karena itu cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.

Tetapi jika kecepatan ingin dikendalikan, bisa dengan cara memasang tahanan dalam
susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan
pada arus medan (kecepatan bertambah).

5.9 Kesimpulan

Dapat kita simpulkan dengan praktikum ini bahwa kecepatannya dapat dikendalikan
dengan memasangkan sebuah resistor atau secara seri dengan kumparan Medan ataupun seri
dengan kumparan Anker jika resistor atau tahanan tersebut dipasang secara seri dengan
kumparan Medan maka kecepatannya akan berkurang sedangkan apabila resistor atau
tahanan tersebut secara seri dengan kumparan maka kecepatannya akan bertambah
PRAKTIKUM VI

MOTOR DC KOMPON

6.1 Tujuan

 Mahasiswa mengetahui perbedaan arus start dan tegangan jangkar pada motor DC kompon
dengan atau tanpa tahanan starter.

 Mahasiswa dapat merangkai motor DC kompon dengan putaran searah dan berlawanan arah
jarum jam.

 Mahasiswa dapat mengatur kecepatan motor DC kompon dengan menggunakan starter dan
field regulator, serta mengamati tegangan jangkar dan arus eksitasi.

6.2 Dasar Teori

Motor kompon ini mempunyai sifat seperti motor seri dan shunt, tergantung
lilitan mana yang kuat(kumparan seri atau shunt).
Pada motor kompon mempunyai dua buah kumparan medan dihubungkan seri
dan paralel denganangker. Bila motor seri diberi penguat shunt tambahan seperti
gambar diatas disebut motor komponshunt panjang
Motor kompon mempunyai dua buah kumparan medan dihubungkan seri dan
paralel dengan angker.Bila motor shunt diberi tambahan penguat seri seperti gambar
diatas disebut motor kompon shuntpendek.Penjelasan Motor Kompon1.

1. Karakteristik putaran Motor kompon

Putaran pada motor dengan penguat terpisah relatif konstan, penurunan


kecepatan akibat perubahanbeban sangatkecil. Hal ini disebabkan karena fluks medan
pada motor relatif konstan dan tahanan jangkar Ra sangat kecil,sehingga penurunan
kecepatan antara tanpa beban dan beban penuh adalahkecil sehingga motor bisa
dikatagorikansebagai motor yang mempunyai kecepatantetap.Karakteristik motor
kompon berada diantara karakteristik motor seri dan motor shunt,sedangkan
berdasarkanarah melilit penguat medannya motorkompon bisa dibagi atas
KomponLawan dan Kompon Bantu.2.
2. Karakteristik torsi Motor kompon

Torsi pada motor DC bekerja jika tegangan terminal V konstan maka arus ke
lilitan medan penguat juga akan konstan, sehingga fluks yangditimbulkan medan
akan konstan.Dengan demikian torsi padamotor dengan penguat terpisah hanya
tergantungpada arus jangkar atau perubahan torsi berbanding lurus dengan arus
jangkar.Akibat adanya fluks medan seri dan shunt pada motor kompon yang
salingmempengaruhi, maka karakteristik. Torsi yang terjadi merupakan gabungan
dari karakteristik motorseri dan shunt. Pada saat beban normal dengannaiknya la,
maka pertambahan. Torsi motor shuntlebih besar bila dibandingkan motor seri dan
karakteristikmotor kompon berada diantara keduakarakteristik tersebut, demikian
juga pada saat beban besar.3.

3. Karakteristik MekanisSalah satu faktor yang mengakibatkan kenaikkan Torsi


adalah naiknya arus jangkar Ia, dan akibatnaiknya arus jangkar maka kecepatan
akan turun dengan asumsi fluks kons-tan. Khusus untuk motordengan
penguatterpisah yang memiliki Ra kecil penurunan kecepatan tidak terlalu besar.4.

4. Karakteristik perbandingan kecepatan Motor dan Torsi pada Motor kompon


6.3 Rangkaian Percobaan
6.4 Peralatan yang digunakan

 Voltmeter DC

 Amperemeter DC

 Tachometer

 Motor DC
 DC Power Supply

 Tahanan Geser

 Magnetic Powder Brake

 Unit Kontrol

6.5 Tugas

1. Buatlah kurva karakteristik starter dan tahanan medan dengan kecepatan dan motor DC shunt
yang anda amati.

2. Buatlah kurva karakteristik starter dan tahanan medan dengan tegangan jangkar dan arus
jangkar dari motor DC shunt yang anda amati.

3. Buatlah kurva karakteristik tegangan jangkar fungsi kecepatan.

4. Buatlah kurva karakteristik arus medan fungsi kecepatan.

5. Dari data yang anda peroleh buatlah analisa dan kesimpulan.

6.6 Hasil Praktikum

Tabel 6.1 Kontrol Kecepatan


Field regulator Starter N(RPM) VA(V) IE(mA) IA(mA)
0 50 2042 207 700 240
50 75 2555 190 750 260
100 100 2700 180 600 300
100 50 2933 202 650 300
75 50 2773 205 550 280
0 0 2465 218 600 260

Tabel 6.2 Motor DC Kompon dengan Beban


M/N
m 0,2 0,4 0,6 0,8 0,9 1 1,1
IA/A 1,2 1,8 2,3 2,8 3,3 3,6 4,1
n/rpm 3432 2880 2383 1991 1585 1100 662
6.7 Analisa

Grafik 6.1
3500 250

3000
200
2500

2000 150

1500 100
1000
50
500

0 0
0 50 100 100 75 0
N(RPM) Starter VA(V) IE(mA) IA(mA)
Jika kita mengamati kurva dapat dilihat semakin besar torsi , maka akan
semakin turun torsi dan ketika IA turun maka IE akan naik. Hal diatas ini menjelaskan
bahwa karakteristrik dari motor dc kompon ini memilik kesamaan seperti motor dc
seri yang memiliki torsi awal yang tinggi dan memiliki karakter dc shunt dimana
memiliki kecepatan yang cukup konstan. Seperti demikian dikarenakan motor dc
kumpon ini merupakan penggabungan dari Motor DC seri dan Motor DC shunt.

6.8 Kesimpulan

Motor DC kompon merupakan penggabungan dari Motor DC seri dan Motor


DC shunt. Motor dc. Jenis Compound Motor jenis ini menggunakan lilitan seri dan
lilitan shunt, yang umumnya digabungsehingga medan-medannya bertambah secara
komulatif. Hubungan dua lilitan ini menghasilkan karakteristik pada motor medan
shunt dan motor medan seri. Kecepatan motor tersebut bervariasi lebih sedikit
dibandingkan motor shunt, tetapi tidak sebayak motor seri.

Anda mungkin juga menyukai