MENU VERTIKAL
MENU HORIZONTAL
Untuk melakukan setting BIOS dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
manual dan otomatis:
Setting konfigurasi BIOS mode Auto, BIOS akan memberikan setting paling
standard untuk motherboard ybs. Artinya setting Auto akan menjamin bahwa
BIOS mampu menangani semua hardware yang terpasang, dan dijamin
beroperasi dengan lancar. Tentu saja performa-nya adalah standar. Pilihan Auto
biasanya tersedia dalam menu-menu yang bersifat “kritis”, yang butuh
pengetahuan cukup untuk mengisinya dengan nilai-setting manual. Kata “kritis”
disini berarti jika salah dalam memasukkan suatu nilai, bisa menimbulkan
kerusakan mainboard maupun hardware terkait. Contohnya adalah setting pada
Processor atau RAM.
Setting konfigurasi BIOS mode Manual, Bios akan (berusaha) mengikuti setting
sesuai kehendak user. Biasanya user memasukkan parameter-nilai setting secara
manual untuk mendapatkan kualitas kinerja yang optimal dari semua hardware
yang terpasang pada motherboard tsb. Tidak selalu BIOS akan berhasil mengikuti
kehendak user (parameter manual), bagaimanapun BIOS juga memiliki
keterbatasan. Jadi jika ingin menggunakan opsi Manual, user harus mengerti
dengan baik batas kemampuan BIOS (mainboard) tsb. Contoh cara setting
manual bisa dibaca pada artikel Setting RAM Mode Manual.
Konfigurasi BIOS[periperal MM]
BIOS (Basic Input Output System), merupakan perangkat lunak komputer yang
berfungsi mengatur seluruh konfigurasi sistem komputer saat pertamakali dijalankan,
adapun hal yang dilakukan oleh BIOS antara lain :
Inisialisasi (penyalaan) serta pengujian terhadap perangkat keras (dalam proses
yang disebut dengan Power On Self Test, POST)
Memuat dan menjalankan sistem operasi
Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, waktu, konfigurasi
media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan komputer)
Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam proses pengaturan perangkat keras
dengan menggunakan BIOS Runtime Services.
Saat pertamakali komputer dinyalakan sebenarnya komputer melakukan
pengecekan terlebih dahulu yang biasa disebut POST BIOS (Power On Self Test),
Proses ini berjalan singkat, sesaat sebelum komputer booting memuat ( load )
sistem operasi Windows. Proses POST (umumnya) akan muncul dilayar seperti
gambar ini.
Setiap Komputer memiliki tampilan POST BIOS yang berbeda , tergantung jenis
BIOS yang digunakan pada motherboard. Kadang POST BIOS ini tidak muncul di
layar, tetapi diganti logo merek komputer. Dengan men-desable tampilan logo (dari
dalam BIOS ), maka POST BIOS akan tampil di layar.
Komponen BIOS
BIOS tersusun dari beberapa bagian/komponen.
BIOS Setup, program untuk merubah konfigurasi dasar komputer, yang terdiri dari
bermacam menu yang kadang cukup rumit untuk mengaksesnya. Pelajari buku
manualnya.
Driver, ini adalah software untuk hardware dasar mis. Keyboard, video adapter,
processor, harddisk dll.agar bisa berfungsi dalam mode DOS.
Bootstraper, agar komputer dapat menjalankan proses booting ke dalam OS yang
ter install dalam komputer.
Tempat Penyimpanan BIOS
Program BIOS disimpan di dalam chip ROM(Read Only Memmory), untuk komputer
modern sekarang rata-rata menggunakan FlashROM yang dapat di Update
menggunakan software Flash BIOS Programmer.
Hasil setting BIOS akan disimpan dalam chip CMOS RAM yang memerlukan daya
listrik, dan jika aliran listrik ke CMOS putus maka isi nya kan hilang dan kembali ke
setting standar BIOS. Daya linstrik untuk CMOS disediakan oleh sebuah
battery litium seri CR2032.
Jika battery ini rusak atau dilepas, aliran daya terputus, maka BIOS akan
menampilkan pesan “ CMOS Checksum Error“. Setelah aliran daya tersedia, kita
harus men-setting ulang konfigurasi BIOS nya.
CMOS = Complementary Metal Oxide Semiconductor.