Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME JURNAL PERPAJAKAN

NAMA : CHANDRA KURNIA

NPM : 0118103064

KELAS : AKUNTANSI REG B1-A

Membuat resume atas jurnal, dengan ketentuan sbb:

- Fenomena

- Teori

- Teori penghubung

- Indicator dan pengukuran

- Methodology

- Hasil.

JUDUL JURNAL :

Analisis Pengaruh Faktor-faktor Demografi Terhadap Kepatuhan Perpajakan

SUMBER :

https://scholar.archive.org/work/klerrcpwgvawvpebycvnbcpujy/access/wayback/https://
ejournal.unisnu.ac.id/JDEB/article/download/1080/pdf

FENOMENA :

Mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor demografi terhadap


kepatuhan perpajakan

TEORI :

-KEPATUHAN
Menurut Budiman (2018) terdapat dua macam kepatuhan yakni kepatuhan formal dan
kepatuhan materiil. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan di mana WP memenuhi
kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan formal dalam undang-undang
perpajakan. Kepatuhan materiil adalah suatu keadaan di mana WP secara substantif
memenuhi semua ketentuan materiil perpajakan yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang
perpajakan (Nurmantu, 2005).

TEORI PENGHUBUNG :

-ILMU DEMOGRAFI
Ilmu demografi merupakan suatu alat
untuk mempelajari perubahan-perubahan kependudukan dengan memanfaatkan data dan
statistik kependudukan serta perhitungan-perhitungan secara matematis dan statistik dari data
penduduk terutama mengenai perubahan jumlah, persebaran, dan komposisi atau strukturnya
(Adioetomo dan Samosir, 2011).

INDKATOR DAN PENGUKURAN

- Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah suatu kuesioner sah atau tidak.
Validitas akan mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah dibuat betul-betul
dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dalam penelitian menggunakan
korelasi product moment Pearson. Apabila korelasi Pearson antara butir pernyataan dengan
skor total memiliki tingkat signifikansi < 0,05 maka terjadi korelasi yang kuat. Hal ini
menandakan bahwa data tersebut valid. Berikut hasil uji validitas terhadap data penelitian.
- Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajekan atau konsistensi alat ukur yang
biasanya menggunakan kuesioner untuk dapat digunakan lagi untuk penelitian yang
sama.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha.
Hasil
pengujian reliabilitas diringkas berikut ini
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen.

METODOLOGI
Obyek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) yang terdaftar
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kudus yang berjumlah 63.929. Sampel yang digunakan
adalah WPOP yang datang ke KPP Pratama Kudus, dengan perhitungan Slovin didapatkan
hasil sebanyak 100 responden. Pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner. Penelitian
ini menggunakan uji analisis deskriptif, uji instrument, dan uji hipotesis.

HASIL

- Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Kepatuhan Perpajakan


Jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan dengan ditunjukkan
tidak adanya perbedaan kepatuhan perpajakan antara wajib pajak berjenis kelamin laki-
laki maupun wajib pajak berjenis kelamin perempuan yang ditunjukkan dengan nilai
Asymp. Sig bernilai 0,549 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan H1 ditolak.
Hasil ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu dan Tjen (2015),
Kasipillai dan Jabbar (2006), dan Al-Mamun et al (2014). Mereka menemukan bahwa
tidak ada perbedaan kepatuhan perpajakan antara laki-laki dan perempuan. Mereka
menyimpulkan bahwa hal ini disebabkan karena adanya persamaan persepsi antara laki-
laki dan perempuan bahwa pajak itu
penting sehingga keputusan yang diambil antara wajib pajak laki-laki dan perempuan
dalam mematuhi peraturan perpajakan sama
- Pengaruh Umur terhadap Kepatuhan Perpajakan
Umur berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan dilihat dari adanya perbedaan
jumlah antara wajib pajak yang lebih muda lebih banyak dibandingkan wajib pajak yang
lebih tua yang ditunjukkan oleh nilai Asymp. Sig bernilai 0,000 kurang dari 0,05 sehingga
dapat dinyatakan H2 diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur berpengaruh
terhadap kepatuhan perpajakan. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kurniati dan Fevriera (2011) dan Al-Mamun et al (2014) yang
menyatakan bahwa terjadi perbedaan antara wajib pajak yang muda dan yang tua.
Mereka menyimpulkan bahwa wajib pajak yang muda lebih patuh dibandingkan dengan
wajib pajak yang lebih tua. Dalam penelitian ini kelompok umur yang paling besar
pengaruhnya dalam kepatuhan perpajakannya adalah pada kelompok umur 20 tahun-30
tahun sebesar 49% yang termasuk kategori muda. Penelitian ini menjelaskan bahwa
jumlah wajib pajak yang berumur lebih muda sebanyak 76% dan wajib pajak yang
berumur lebih tua hanya sebanyak 24%. Hal ini disebabkan karena masyarakat pada usia
muda lebih banyak terikat dengan suatu instansi pekerjaan dimana diharuskan untuk
memenuhi kepatuhan perpajakannya sesuai undang-undang perpajakan yang berlaku.

- Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kepatuhan Perpajakan


Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan dilihat dari adanya
perbedaan jumlah wajib pajak yang berpendidikan tinggi lebih banyak dibanding yang
berpendidikan rendah yang ditunjukkan oleh Asymp. Sig bernilai 0,000 lebih kecil dari
0,05 sehingga dapat dinyatakan H3 diterima. Penelitian ini menunjukkan bahwa wajib
pajak yang berpendidikan tinggi (SMA, Akademi (D3), Sarjana (S1 dan S2) sebanyak 97%
dan wajib pajak yang berpendidikan rendah (SD dan SMP) sebanyak 3% dari kategori
tingkat pendidikan yang rendah dan tinggi kelompok tingkat pendidikan yang paling
besar nilainya adalah tingkat SMA/SLTA sebesar 39%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
wajib pajak yang berpendidikan tinggi lebih patuh dibandingkan dengan wajib pajak
yang berpendidikan lebih rendah, sehingga tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat
kepatuhan perpajakan. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Kurniati dan
Fevriera (2011) dan Al-Mamun et al(2014).

- Pengaruh Jenis Pekerjaan terhadap Kepatuhan Perpajakan


Jenis pekerjaan berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan. Kepatuhan perpajakan
antara wajib pajak yang memiliki jenis pekerjaan yang berbeda ditunjukkan oleh Asymp.
Sig bernilai 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan H5 diterima. Hasil
penelitian ini selaras dengan penelitian Pasaribu dan Tjen (2015) menyatakan bahwa
terdapat perbedaan atas jenis pekerjaan wajib pajak yaitu antara wajib pajak yang
bekerja sebagai pegawai negeri dan pegawai swasta dengan wirausahawan, pensiunan,
dan pekerjaan lainnya. Dari kelompok jenis pekerjaan nilai yang paling besar dimiliki
oleh pegawai swasta sebesar 48%.

- Pengaruh Tingkat Penghasilan terhadap Kepatuhan Perpajakan


Tingkat penghasilan berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan. Dilihat adanya
perbedaan jumlah antara wajib pajak yang memiliki tingkat penghasilan rendah berbeda
dengan wajib pajak yang memiliki tingkat penghasilan tinggi yang ditunjukkan oleh
Asymp. Sig bernilai 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan H6 diterima.
Tingkat penghasilan yang rendah akan membuat wajib pajak untuk lebih patuh dalam
hal perpajakan karena dianggap wajib pajak yang berpenghasilan rendah lebih takut
terkena sanksi yang lebih memberatkan. Dari kelompok tingkat penghasilan yang paling
besar nilainya adalah wajib pajak yang tingkat penghasilannya <50 juta rupiah. Dapat
disimpulkan bahwa tingkat penghasilan berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu dan Tjen (2015)

Anda mungkin juga menyukai