Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

BADAN BERDASARKAN UKURAN PERUSAHAAN

Oleh:
Nazifa Alya
Dr. Syaiful Iqbal, Ak., CA., CPMA.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya


Jalan MT. Haryono 165, Malang 65145, Indonesia
Email: nazifaalyaz@gmail.com

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti bahwa kepatuhan wajib pajak badan diperiksa
lebih tinggi daripada kepatuhan wajib pajak badan tidak diperiksa, dan ukuran perusahaan
mempengaruhi pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan. Variabel ukuran
perusahaan terbagi menjadi perusahaan kecil, perusahaan menengah, dan perusahaan besar.
Peneliti menggunakan 3 indikator untuk mengukur kepatuhan pajak, yaitu menyampaikan SPT
tepat waktu, kesukarelaan dalam membayar pajak, dan kejujuran dalam menyampaikan SPT.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Bentuk eksperimen yang
digunakan adalah desain faktorial 2x3. Data dianalisis menggunakan kolmogorov smirnov test,
statistik deskriptif, dan uji Mann Whitney dengan alat bantu SPSS. Hasil uji Mann Whitney
menunjukkan nilai signifikansi dari kepatuhan wajib pajak badan diperiksa dan tidak diperiksa
sebesar 0,424. Nilai signifikansi perbandingan tiap ukuran perusahaan sebesar 0,422; 0,456;
dan 0,494. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan, dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan dalam pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan.
Kata kunci: kepatuhan wajib pajak badan, pemeriksaan pajak, ukuran perusahaan.

PENDAHULUAN pada perintah dan aturan, serta berdisiplin.


Kesuksesan dalam penyelenggaraan Nurmantu (2005, hal. 148) mendefinisikan
perpajakan membutuhkan tingkat kepatuhan wajib pajak sebagai suatu
kepatuhan wajib pajak yang tinggi. kondisi dimana wajib pajak memenuhi
Kepatuhan yang tinggi akan meningkatkan semua kewajiban perpajakan dan
penerimaan pajak negara. Apapun sistem mendapatkan semua hak perpajakannya.
yang diterapkan, jika kepatuhan dapat Rahayu (2013, hal. 19) mengatakan bahwa
diwujudkan maka penerimaan pajak akan kepatuhan dalam memenuhi kewajiban
tinggi (Harahap A. A., 2004, hal. 96). Hal perpajakan secara sukarela (voluntary of
ini diperkuat oleh penyataan compliance) merupakan tulang punggung
Reksohardiprodjo (1999) yang dalam menjalankan self assessment system.
mengungkapkan bahwa salah satu faktor Permasalahan kepatuhan pajak
yang mempengaruhi penerimaan pajak merupakan hal yang muncul sejak pertama
adalah tingkat kepatuhan wajib pajak. kali pajak diberlakukan (Andreoni et al.,
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998). Wajib pajak badan cenderung untuk
(KBBI), patuh berarti suka menurut, taat menghindari dan meminimalisir jumlah
pajak daripada membayar sesuai dengan et al. (2014) telah melakukan penelitian
peraturan yang berlaku. Sebagai ilustrasi, mengenai pengaruh pemeriksaan pajak
pada tahun 2018 dan 2019, rata-rata jumlah terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak
wajib pajak badan yang terdaftar wajib SPT badan dalam memenuhi kewajiban
sebanyak 1,47 juta WP. Sedangkan, rata- perpajakan pada KPP Pratama Manado.
rata jumlah WP Badan yang patuh dalam Hasil penelitian menyatakan bahwa
penyampaian SPT pada tahun yang sama pengaruh pelaksanaan pemeriksaan pajak
hanya 908.011 WP. Kepatuhan pajak yang sebesar 64,7% terhadap tingkat kepatuhan
belum mencapai 100% menyebabkan wajib pajak badan, sedangkan sisanya
sektor pajak belum menjadi instrumen yang merupakan faktor-faktor yang tidak diteliti
efektif sebagai sumber pendapatan negara. seperti sistem administrasi perpajakan,
Menurut penelitian yang dilakukan pelayanan, penegakan hukum perpajakan,
oleh Kirchler et al. (2008), kepatuhan pajak dan tarif pajak.
dapat dipaksakan dengan menggunakan Sedangkan penelitian yang
power of authority kepada wajib pajak. dilakukan oleh Bergman & Nevarez (2006)
Dalam hal ini, otoritas pajak dapat menunjukkan fakta bahwa pengaruh
melakukan pemeriksaan pajak (tax audit). pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan
Adanya pemeriksaan pajak akan wajib pajak atas VAT di Argentina dan
menimbulkan konsekuensi–konsekuensi Chile berpengaruh negatif. Kepatuhan
yang berakibat ketidaknyamanan bagi para wajib pajak justru menurun setelah otoritas
wajib pajak. Konsekuensi yang pajak melakukan pemeriksaan.
ditimbulkan berupa pemberian sanksi Penelitian terdahulu yang dilakukan
terhadap wajib pajak yang tidak patuh, baik Advani et al. (2015), Mandagi et al. (2014),
melalui surat teguran ataupun tindakan Ginting (2015), Alm & McKee (1998), dan
tegas. Reinganum dan Wilde (1985) Wahda et al. (2018) memiliki hasil yang
mengatakan dengan adanya pemeriksaan konsisten bahwa pemeriksaan pajak dapat
pajak, maka wajib pajak akan lebih berhati- mempengaruhi tingkat kepatuhan pajak.
hati dalam melaporkan jumlah Sayangnya, penelitian-penelitian terdahulu
penghasilannya. tidak melibatkan ukuran perusahaan
Pemeriksaan pajak adalah kegiatan sebagai variabel yang mempengaruhi
yang dilakukan untuk mengawasi self tingkat kepatuhan wajib pajak badan.
assessment system. Dalam pelaksanaannya, Padahal perbedaan kepentingan antara
pemeriksaan pajak berpedoman kepada otoritas pajak dan perusahaan dapat
undang-undang (Rahayu, 2013, hal. 245). memunculkan respon yang berbeda dari
Keputusan wajib pajak untuk melaporkan tiap ukuran perusahaan. Otoritas pajak
jumlah penghasilannya bergantung pada menganggap pajak sebagai sumber
kemungkinan mereka akan diperiksa atau pendapatan yang potensial dan
tidak (Allingham & Sandmo, 1972). menginginkan penerimaan pajak sebesar-
Penelitian yang dilakukan oleh besarnya, sedangkan perusahaan
Advani et al. (2015) mengatakan bahwa menginginkan pembayaran pajak
pemeriksaan pajak dilakukan oleh fiskus seminimal mungkin (Hardika, 2007).
untuk mendapatkan penilaian tentang Adanya perbedaan ukuran perusahaan
kepatuhan pajak serta melaksanakan tersebut akan menimbulkan perilaku yang
perundang-undangan perpajakan. Mandagi berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh sukarela. Dapat dilihat dari model
Suryadi (2006) mengungkapkan bahwa persamaan berikut:
adanya perbedaan tingkat kesadaran pajak D = D (I, t, p, f)
diantara wajib pajak besar dan wajib pajak Faktor utama kepatuhan pajak
kecil. Perbedaan ukuran dan jenis antara lain pendapatan tetap (I), tarif pajak
perusahaan, modal, aktivitas usaha, dan (t), probabilitas pemeriksaan pajak (p), dan
kebijakan manajemen akan mempengaruhi besarnya sanksi yang mungkin dikenakan
kemampuan menghasilkan laba yang akan (f). Notasi D menunjukkan declaration
diungkapkan. Hal ini didukung oleh income, yaitu tingkat pendapatan wajib
penelitian yang dilakukan Hendry (2006), pajak yang akan dilaporkan. Pendapatan
bahwa ukuran perusahaan menjadi salah yang tidak dilaporkan tidak dikenai pajak,
satu aspek yang mempengaruhi tingkat tetapi memiliki resiko akan mengalami
voluntary disclosure (pengungkapan pemeriksaan dengan probabilitas p, dan
sukarela) dan menentukan jumlah pajak. dikenakan denda sebesar f. Individu akan
Dengan adanya perbedaan memilih declared income untuk
kesimpulan yang dihasilkan pada beberapa memaksimalkan utilitas yang diharapkan
penelitian, maka peneliti ingin melakukan (expected utility) dari tindakan spekulasi
penelitian mengenai pengaruh pemeriksaan penghidarannya.
dan kepatuhan pajak. Penelitian ini Model persamaan tersebut
dilakukan untuk membuktikan bahwa menunjukkan bahwa besarnya declared
ukuran perusahaan memberikan kontribusi income akan meningkat seiring adanya
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak kemungkinan mengalami pemeriksaan dan
badan. Penelitian akan dilakukan dengan sanksi yang akan dikenakan. Sedangkan
menggunakan metode eksperimen agar dampak dari tarif dan pendapatan
dapat mengurangi bias-bias dalam bergantung pada perilaku individu terhadap
penelitian. Berdasarkan latar belakang yang resiko (Suyapto & Lasmana, 2014).
telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk Contohnya adalah wajib pajak
melakukan penelitian dengan judul sebagai individu yang dapat berpikir secara
“Pengaruh Pemeriksaan Pajak rasional dan memiliki pendapatan dengan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak jumlah yang tetap sehingga wajib pajak
Badan Berdasarkan Ukuran tersebut dapat menentukan pilihan, berapa
Perusahaan”. jumlah yang pendapatan yang akan
dilaporkan dalam administrasi perpajakan.
TINJAUAN PUSTAKA Wajib pajak akan menghadapi sebuah
Teori Expected Utility pilihan, yaitu apakah akan melaporkan
Pada tahun 1972, Allingham dan Sandmo jumlah pendapatan kurang atau sesuai
mengembangkan teori expected utility dengan kondisi sesungguhnya ketika
untuk mempelajari perilaku wajib pajak mengetahui akan menghadapi risiko berupa
ketika menghadapi sebuah keputusan untuk pemeriksaan dan denda. Allingham dan
melaporkan jumlah penghasilan ketika Sandmo (1972) berpendapat bahwa wajib
menghadapi pemeriksaan dan denda. Teori pajak yang memiliki pendapatan tetap akan
ini berkeyakinan bahwa tidak ada wajib melakukan underreporting income, yaitu
pajak yang bersedia membayar pajak secara melaporkan pendapatannya lebih kecil dari
kondisi sesungguhnya untuk
memaksimalkan fungsi utilitasnya serta Kepatuhan pajak merupakan pemenuhan
menanggung akibat jika terdeteksi saat kewajiban perpajakan bagi wajib pajak
dilakukan pemeriksaan. Underreporting dalam rangka memberikan kontribusi
income adalah jenis masalah kepatuhan kepada negara. Menurut James dan Clinton
yang berhubungan dengan etika wajib pajak (2004), kepatuhan pajak adalah kondisi
dalam melaporkan jumlah pendapatannya. dimana wajib pajak bersedia membayar
Menurut Andreoni et al. (1998) pajak berdasarkan peraturan yang berlaku
alasan yang melandasi wajib pajak tanpa adanya paksaan. Hal ini berkaitan erat
melakukan underreporting income dengan bagaimana wajib pajak
diantaranya adalah etika, tarif pajak, memasukkan dan melaporkan semua
pemeriksaan pajak, dan denda. Semakin informasi tepat waktu, mengisi secara benar
tinggi tarif pajak yang dikenakan, maka jumlah pajak terutang, dan membayar pajak
semakin besar kemungkinan wajib pajak tepat pada waktunya secara sukarela.
akan melakukan underreporting income.
Sehingga harus dilakukan pemeriksaan Ukuran Perusahaan
pajak untuk mengatasi permasalahan Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang
kepatuhan tersebut. Akan muncul sikap dapat diklasifikasikan besar kecil
kewaspadaan dari wajib pajak akibat perusahaan menurut berbagai cara, antara
adanya pemeriksaan, sehingga wajib pajak lain log aset, penjualan tahunan, nilai pasar
akan berhati-hati dalam mengungkapkan saham, dan lain–lain. Menurut Brigham et
pendapatannya (Reinganum & Wilde, al., (2010, hal. 4) ukuran perusahaan adalah
1985). Probabilitas pemeriksaan pajak akan besar kecilnya suatu perusahaan yang
memberikan efek positif terhadap diperlihatkan melalui total aset, total
kepatuhan pajak dan dapat diasumsikan penjualan, jumlah laba, dan beban pajak.
bahwa probabilitas pemeriksaan pajak yang Harahap (2008, hal. 43) menyatakan bahwa
tinggi akan dapat meningkatkan kepatuhan ukuran perusahaan adalah suatu skala
pajak (Alm & McKee, 1998). dimana terdapat klasifikasi besar kecil
perusahaan yang terbagi menjadi tiga
Pemeriksaan Pajak kategori, yaitu perusahaan kecil (small
Menurut Undang–Undang No. 16 Tahun firm), perusahaan menengah (medium
2009 Pasal 1 Ayat 25 Tentang Ketentuan firm), dan perusahaan besar (big firm).
Umum dan Tata Cara Perpajakan,
pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan Kerangka Teoritis
menghimpun dan mengolah data, Pajak merupakan salah satu aspek yang
keterangan, dan/atau bukti yang potensial dalam meningkatkan penerimaan
dilaksanakan secara objektif dan negara. Tingkat penerimaan pajak
profesional berdasarkan suatu standar tercermin dalam rasio pajak. Rasio pajak
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan yang meningkat menunjukkan kenaikan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau penerimaan pajak negara, begitupun
untuk tujuan lain dalam rangka sebaliknya semakin rendah rasio pajak
melaksanakan ketentuan perundang- negara maka menurunkan penerimaan
undangan. pajak. Pada tahun 2019, rasio pajak di
Indonesia hanya 14,6% terhadap PDB. Hal
Kepatuhan Pajak ini mencerminkan bahwa rasio pajak
Indonesia masih rendah dibanding rasio kepentingan antara otoritas pajak dan
pajak negara-negara berkembang lainnya perusahaan dapat memunculkan respon
yang bisa mencapai 27,8% (Kurniati, yang berbeda dari tiap ukuran perusahaan.
2020). Penerimaan pajak yang masih Perusahaan sebagai wajib pajak
tergolong rendah ini berkaitan dengan memiliki macam-macam ukuran dan
tingkat kepatuhan wajib pajak, dimana perbedaan ukuran ini akan mempengaruhi
wajib pajak badan sebagai salah satu subjek tingkat kepatuhan pajaknya. Hal ini sejalan
didalamnya. dengan teori expected utlity Allingham dan
Menurut James (2012, hal. 85) Sandmo (1972) dimana wajib pajak akan
kepatuhan pajak akan terealisasi setelah membuat keputusan berdasarkan
dilakukannya tindakan penegakan hukum pendapatan yang diperoleh dan risiko yang
(law enforcement), yakni dalam dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk
implementasi keberhasilan administrasi mendapatkan bukti apakah kepatuhan wajib
perpajakan yang disertai dengan tindakan pajak badan yang diperiksa lebih tinggi,
pemeriksaan pajak atau sanksi hukum. serta ukuran perusahaan mempengaruhi
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemeriksaan pajak terhadap tingkat
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk kepatuhan wajib pajak badan.
mengontrol dan meningkatkan kepatuhan
pajak adalah dengan melakukan
pemeriksaan pajak.
Penelitian-penelitian terdahulu Kepatuhan
Pemeriksaan Wajib Pajak
telah membuktikan bahwa melakukan Pajak (X1) Badan
pemeriksaan pajak dapat mempengaruhi (Y)
kepatuhan pajak, antara lain penelitian yang
dilakukan oleh Alm & McKee (1998); Ukuran
Juanda et al. (2010); Mandagi et al. (2014); Perusahaan
(X2)
Advani et al. (2015); Ginting (2015);
Lestari (2015); dan Wahda et al. (2018).
Penelitian-penelitian ini
Gambar 2.1
menjelaskan bahwa dengan diadakannya Kerangka Teoritis
pemeriksaan pajak, maka wajib pajak
cenderung akan patuh dibandingkan Penelitian ini terdiri dari 3 variabel,
dengan tidak dilakukannya pemeriksaan. yaitu pemeriksaan pajak, ukuran
Pemeriksaan pajak tidak dilakukan secara perusahaan, dan kepatuhan wajib pajak.
merata kepada seluruh wajib pajak. Ada Pemeriksaan pajak sebagai variabel
beberapa wajib pajak yang diperiksa dan independen (X1) memiliki dua kondisi,
tidak diperiksa. Pemeriksaan pajak yaitu wajib pajak badan diperiksa dan wajib
dilakukan sesuai dengan kebutuhan wajib pajak badan tidak diperiksa. Ukuran
pajak yang telah diatur dalam peraturan perusahaan sebagai variabel moderasi (X2)
perpajakan. Sayangnya, belum ada terbagi menjadi tiga, yaitu ukuran
penelitian yang melibatkan ukuran perusahaan kecil, perusahaan menengah,
perusahaan sebagai variabel yang dan perusahaan besar. Kepatuhan wajib
mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak badan berperan sebagai variabel
pajak badan. Padahal perbedaan dependen (Y).
wajib pajak dalam membuat sebuah
Rumusan Hipotesis keputusan terkait melaporkan jumlah
Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Pajak penghasilan ketika memiliki resiko
Penelitian ini menggunakan teori expected pemeriksaan dan denda. Teori ini
utility yang dikembangkan oleh Allingham berkeyakinan bahwa tidak ada wajib pajak
& Sandmo, untuk mempelajari perilaku yang bersedia membayar pajak secara
wajib pajak dalam membuat sebuah sukarela, sehingga ketika wajib pajak
keputusan terkait melaporkan jumlah memiliki pendapatan tetap akan melakukan
penghasilan ketika memiliki resiko underreporting income. Teori tersebut
pemeriksaan dan denda. Teori ini menunjukkan bahwa besarnya declared
berkeyakinan bahwa tidak ada wajib pajak income akan menyesuaikan dan meningkat
yang bersedia membayar pajak secara seiring adanya kemungkinan mengalami
sukarela, sehingga ketika wajib pajak pemeriksaan dan sanksi yang akan
memiliki pendapatan tetap akan melakukan dikenakan. Sedangkan dampak dari
underreporting income. Teori tersebut pendapatan tetap dan tarif pajak tergantung
menunjukkan bahwa besarnya declared pada perilaku individu terhadap resiko.
income akan menyesuaikan dan meningkat Ukuran perusahaan dianggap dapat
seiring adanya kemungkinan mengalami mempengaruhi cara perusahaan dalam
pemeriksaan dan sanksi yang akan memenuhi kewajiban perpajakan (Landolf,
dikenakan. Pemeriksaan pajak dilakukan 2006). Semakin besar ukuran perusahaan
oleh DJP untuk meningkatkan kepatuhan maka akan menjadi pusat perhatian
pajak. Dengan adanya pemeriksaan pajak, pemerintah dan KPP setempat sehingga
akan menimbulkan sikap kehati-hatian memunculkan kecenderungan bagi para
wajib pajak dalam melaporkan manager untuk berlaku patuh dalam
penghasilannya (Reinganum & Wilde, perpajakan (Kurniasih & Sari, 2013).
1985). Hal itu disebabkan adanya Siahaan (2005) menyatakan bahwa
ketidakpastian dalam kemungkinan profitabilitas perusahaan telah terbukti
mengalami pemeriksaan pajak. Probabilitas menjadi salah satu faktor yang
pemeriksaan pajak memberikan efek yang mempengaruhi kepatuhan perusahaan.
positif terhadap kepatuhan pajak, dimana Perbedaan ukuran perusahaan pada
artinya kemungkinan mengalami pemeriksaan pajak akan memiliki respon
pemeriksaan dapat meningkatkan dan menimbulkan dampak yang berbeda
kepatuhan pajak. Berdasarkan uraian terhadap kepatuhan pajak. Berdasarkan
diatas, maka hipotesis yang dirumuskan uraian tersebut, maka ditetapkan rumusan
adalah sebagai berikut: hipotesis sebagai berikut:
H1: Kepatuhan wajib pajak badan H2a: Pengaruh pemeriksaan pajak
diperiksa lebih tinggi daripada kepatuhan terhadap kepatuhan pajak pada
wajib pajak badan tidak diperiksa. perusahaan kecil lebih tinggi daripada
perusahaan menengah.
Ukuran Perusahaan, Pemeriksaan dan H2b: Pengaruh pemeriksaan pajak
Kepatuhan Pajak terhadap kepatuhan pajak pada
Penelitian ini menggunakan teori expected perusahaan kecil lebih tinggi daripada
utility yang dikembangkan oleh Allingham perusahaan besar.
& Sandmo, untuk mempelajari perilaku
H2c: Pengaruh pemeriksaan pajak terhadap Kepatuhan Pajak
kepatuhan pajak pada perusahaan Peneliti menggunakan Peraturan Menteri
besar lebih tinggi daripada Keuangan No. 54/PMK.04/2000 sebagai
perusahaan menengah. indikator kepatuhan pajak yang disajikan
dalam tabel 3.2.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan Tabel 3.2
menggunakan pendekatan kuantitatif. Indikator Kepatuhan Pajak
Variabel Indikator
Penelitian kuantitatif adalah metode yang Menyampaikan SPT tepat
digunakan untuk meneliti populasi tertentu waktu
Tidak memiliki
dengan menggunakan teknik random dalam tunggakan pajak untuk
pengambilan sampel, menggunakan Kepatuhan Wajib Pajak segala jenis pajak kecuali
Badan yang mendapat izin untuk
instrumen penelitian untuk mengumpulkan menunda pembayaran.
data dengan bertujuan menguji hipotesis Laporan keuangan diaudit
oleh Akuntan Publik
yang telah dirumuskan (Sugiyono, 2017, dengan pendapat WTP
hal. 8). dan tidak termasuk utang
pajak yang belum lewat
akhir batas pelunasan.
Definisi Operasional dan Pengukuran Tidak pernah dipidana
karena melakukan pidana
Variabel perpajakan dalam jangka
Pemeriksaan Pajak waktu 3 tahun terakhir.
Sumber: Peraturan Menteri Keuangan No. 54/PMK.04/2000
Pada penelitian ini, pemeriksaan pajak
bersifat sebagai variabel independen dan
Jenis dan Sumber Data
berwujud sebagai manipulasi dalam
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
eksperimen. Terdapat dua kondisi untuk
ini adalah data primer. Data primer adalah
pemeriksaan pajak, yaitu wajib pajak badan
data yang diperoleh oleh peneliti dari
diperiksa dan wajib pajak badan tidak
sumber pertama yang berkaitan dengan
diperiksa.
variabel penelitian untuk tujuan spesifik
(Sekaran, 2011:76).
Ukuran Perusahaan
Teknik pengumpulan data adalah
Peneliti memilih total penjualan sebagai
cara yang digunakan untuk memperoleh
proksi yang akan digunakan, karena
data dan keterangan yang diperlukan dalam
menjadi aspek dalam menentukan jumlah
penelitian. Dalam penelitian ini, teknik
pajak. Pada penelitian ini, ukuran
yang digunakan untuk mengumpulkan data
perusahaan bersifat sebagai variabel
adalah metode eksperimen, yaitu metode
moderasi dan berwujud sebagai manipulasi
yang dilakukan untuk menguji suatu
dalam eksperimen.
peristiwa dengan cara memanipulasi suatu
keadaan sesuai dengan prosedur yang telah
Tabel 3.1
ditetapkan oleh peneliti (Nahartyo &
Klasifikasi Ukuran Perusahaan
Perusahaan Omzet Utami, 2016). Metode eksperimen
Kecil Rp 300jt-2,5M dianggap sebagai metode penelitian yang
Sedang Rp 2,5M-50M paling aktif dan paling kuat yang dapat
Besar >Rp 50M
Sumber: UU No. 20 Tahun 2009
digunakan sebagai penjelas kausalitas
variabel penelitian.
pengganggu yang akan memengaruhi
Metode Eksperimen hubugan kausalitas antara variabel
Desain Eksperimen independen dan variabel dependen
Penelitian ini menggunakan desain (Nahartyo & Utami, 2016, hal. 87).
faktorial 2x3. Alasan penggunaan desain
faktorial adalah karena dapat digunakan Subjek dan Lokasi Penelitian
untuk menguji interaksi antarfaktor, dapat Peneliti memilih mahasiswa sebagai subjek
meneliti pengaruh dua variabel secara penelitian dengan beberapa pertimbangan,
bersamaan, memerlukan subjek dalam diantaranya adalah:
jumlah yang lebih sedikit dibandingkan jika 1. Kesulitan dalam mendapatkan wajib
tiap faktor diteliti dengan desain lain serta pajak riil yang berasal dari berbagai
dapat digunakan untuk menguji efek utama macam ukuran perusahaan dan dalam
dari tiap variabel dan efek interaksi antara jumlah besar, terutama wajib pajak
kedua variabel. badan yang diperiksa.
2. Wajib pajak akan mempertimbangkan
Tabel 3.4 risiko yang terjadi ketika menjawab
Desain Eksperimen dengan kondisi yang sesungguhnya.
Pemeriksaan Ukuran Perusahaan
3. Penggunaan mahasiswa sebagai subjek
Pajak Kecil Sedang Besar
Diperiksa Sel 1 Sel 2 Sel 3 penelitian disetujui oleh literatur dan
Tidak Sel 4 Sel 5 Sel 6 penelitian. Nahartyo dan Utami (2016)
diperiksa mengatakan bahwa perilaku
Keterangan: mahasiswa sebagai subjek tidak
1. Sel 1: Kelompok dengan kondisi berbeda dengan perilaku subjek yang
dilakukan pemeriksaan pajak pada berasal dari bidang yang berbeda-beda.
ukuran perusahaan kecil. Mahasiswa dan wajib pajak memiliki
2. Sel 2: Kelompok dengan kondisi struktur kognitif yang serupa, hal ini
dilakukan pemeriksaan pajak pada menunjukkan bahwa mahasiswa dapat
perusahaan menengah. digunakan sebagai pengganti wajib
3. Sel 3: Kelompok dengan kondisi pajak sesungguhnya.
dilakukan pemeriksaan pajak pada Demi menunjang keberhasilan
perusahaan besar. penelitian, peneliti menetapkan beberapa
4. Sel 4: Kelompok dengan kondisi tidak kriteria yang dijadikan dasar untuk
dilakukan pemeriksaan pajak pada menentukan subjek penelitian. Pertama,
ukuran perusahaan kecil. subjek penelitian berasal dari mahasiswa
5. Sel 5: Kelompok dengan kondisi tidak dengan jenjang pendidikan Strata-1, Strata-
dilakukan pemeriksaan pajak pada 2 dan Strata-3 Fakultas Ekonomi dan
ukuran perusahaan menengah. Bisnis. Kedua, mahasiswa pernah
6. Sel 6: Kelompok dengan kondisi tidak menempuh mata kuliah perpajakan dan
dilakukan pemeriksaan pajak pada memiliki pengetahuan dasar tentang pajak.
ukuran perusahaan besar. Mahasiswa yang dapat menjadi subjek
Penelitian ini merupakan jenis penelitian adalah mahasiswa yang berstatus
eksperimen laboratorium, dimana peneliti aktif diinstansi terkait.
memiliki kendali penuh untuk melakukan Penelitian dilakukan ketika
manipulasi serta dapat mengontrol variabel pandemi covid-19 belum berakhir. Hal ini
menyebabkan pelaksanaan penelitian Cek manipulasi dilakukan untuk
dilakukan secara online melalui google memastikan keberhasilan manipulasi yang
form. Pendistribusian instrumen penelitian telah dirancang. Subjek penelitian yang
dilakukan dengan cara menyebarkan link berhasil dalam menjawab soal cek
penelitian melalui sosial media. manipulasi dianggap layak untuk
melanjutkan eksperimen dan data yang
Prosedur Eksperimen berasal dari subjek tersebut akan diolah
Partisipan mengeklik link utama yang telah lebih lanjut oleh peneliti.
diberikan.

Randomisasi
Memilih secara acak salah satu dari 18 link Randomisasi merupakan prosedur vital
instrumen yang tersedia. dalam eksperimen. Menurut Hartono
(2014), randomisasi digunakan untuk
meminimalisir hingga menghilangkan
Mengisi formulir persetujuan menjadi partisipan
penelitian. pengaruh dari variabel ekstrani.
Randomisasi terbukti dapat menggantikan
Mengisi instrumen penelitian sesuai petunjuk yang
penyampelan acak (Kuehl, 2000). Dalam
telah disediakan. pelaksanaan eksperimen ini, teknik
randomisasi dilakukan saat pendistribusian
instrumen penelitian kepada subjek
Mengeklik tombol “kirim” ketika instrument telah
selesai dikerjakan. penelitian. Partisipan dapat memilih salah
satu instrumen yang telah disediakan,
Gambar 2.1 Prosedur Penelitian sesuai dengan link yang diinginkan tanpa
paksaan dari peneliti.
Manipulasi
Karakteristik utama dari metode penelitian METODE PENELITIAN
eksperimen adalah adanya perlakuan Pilot Test
manipulasi terhadap variabel yang telah Penelitian ini didahului dengan melakukan
ditetapkan oleh peneliti. Solso et al. (1998) pilot test sebelum menyebarkan kuesioner
menyatakan bahwa penekanan eksperimen kepada partisipan. Pilot test bertujuan
adalah pada manipulasi variabel dan untuk menguji kuesioner yang telah dibuat
kontrol pada variabel lain. Manipulasi oleh peneliti untuk melihat apakah
dalam penelitian ini digunakan untuk kuesioner yang dibentuk dapat dimengerti
mengamati dua kondisi, yaitu wajib pajak oleh partisipan.
badan dengan ukuran perusahaan tertentu Pengujian yang dilakukan dalam
yang diperiksa dan tidak diperiksa. pilot test meliputi dua hal, yaitu uji validitas
dan uji reliabilitas. Uji validitas digunakan
Tabel 3.5 untuk mengetahui kelayakan pertanyaan
Pertanyaan Cek Manipulasi mencerminkan variabel. Kriteria yang
Skenario Manipulasi Pertanyaan
Pemeriksaan pajak dan Berapakah jumlah
digunakan dalam uji validitas yaitu tingkat
Ukuran Perusahaan pajak yang harus sig. sebesar 5% dan nilai rhitung > rtabel. Uji
dibayar pada tahun reliabilitas digunakan untuk menguji
2019?
konsistensi alat ukur. Apabila hasil uji
dinyatakan tidak reliabel, maka instrumen
penelitian dianggap tidak konsisten untuk Apabila uji normalitas memperoleh hasil
melakukan pengukuran sehingga hasil tidak berdistribusi normal, maka
pengukuran tidak dapat dipercaya pengujian hipotesis dapat dilakukan
(Priyatno, 2012). Instrumen penelitian dengan uji non-parametrik Mann
dikatakan reliabel jika nilai rhitung > 0,60 Whitney. Kriteria dalam pengambilan
(Ghozali, 2018). keputusan adalah sebagai berikut:
- Jika Zhitung < Ztabel, maka H0 diterima
Uji Normalitas dan H1 ditolak.
Uji normalitas merupakan uji yang - Jika nilai sig. > 0,05 maka H0
dilakukan sebagai prasyarat untuk diterima dan H1 ditolak.
melakukan analisis data. Uji normalitas
adalah pengujian yang bertujuan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengetahui apakah setiap variabel Pilot Test
mempunyai distribusi yang normal atau Pilot test dilaksanakan pada tanggal 6-9
tidak (Ghozali, 2018, hal. 161). Alat uji November 2020. Kegiatan ini melibatkan
normalitas yang digunakan dalam 54 partisipan, yang terdiri dari 30 laki-laki
penelitian ini adalah uji Kolmogorov- dan 24 perempuan. Subjek penelitian yang
Smirnov, yang memiliki ketentuan sebagai digunakan memiliki karakteristik dan
berikut: bidang yang sama dengan subjek
1. Jika nilai Sig. < 0,05 maka data tidak eksperimen yang sesungguhnya, yaitu
berdistribusi normal. mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2. Jika nilai Sig. > 0,05 maka data yang pernah menempuh mata kuliah
berdistribusi normal. perpajakan dan memiliki pengetahuan
dasar tentang pajak. Partisipan diminta
Uji Hipotesis untuk mengerjakan instrumen yang berisi
Uji hipotesis dilakukan untuk menetapkan rangkaian pertanyaan, terdiri dari
acuan yang dapat dijadikan alasan pertanyaan demografis, informasi umum
mengenai penerimaan atau penolakan perpajakan, skenario penelitian, dan cek
terhadap asumsi yang telah dibuat. Alat uji manipulasi.
yang digunakan ditentukan berdasarkan uji Peneliti memperoleh hasil analisis
normalitas yang telah dilakukan. Peneliti untuk uji validitas dan uji reliabilitas yang
menggunakan alat uji: disajikan dalam tabel 4.1 dan 4.2.
1. Independent Sample T Test
Apabila uji normalitas memperoleh hasil Tabel 4.1
data berdistribusi dengan normal, maka Uji Validitas
Var. Item Rhitung Sig. Rtabel Ket.
pengujian hipotesis dapat dilakukan
Kepa- KP1 0,762 0,000 0,269 Valid
menggunakan uji independent sample T tuhan KP2 0,867 0,000 0,269 Valid
test. Kriteria dalam pengambilan Pajak KP3 0,780 0,000 0,269 Valid
keputusan adalah sebagai berikut: Sumber: Data primer diolah peneliti (2020)

- Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima


dan H1 ditolak.
- Jika nilai sig. > 0,05 maka H0 Tabel 4.2
diterima dan H1 ditolak. Uji Reliabilitas
2. Mann Whitney
Var. Jum. Cronbach’s R Ket. Tabel 4.3
Alpha Tabel Analisis Deskriptif Cek Manipulasi
Kepa- 3 0,722 0,600 Reliabel
Valid Frekuensi Presentase
tuhan Benar 212 81,5%
pajak Salah 48 18,5%
Sumber: Data primer diolah peneliti (2020) Jumlah 260 100%
Sumber: Data yang diolah peneliti (2020)
Gambaran Umum Partisipan
Peneliti mendistribusikan instrumen Tabel 4.4 menunjukkan sebanyak
penelitian secara online dengan 212 partisipan (81,5%) menjawab
menggunakan google form. Proses pertanyaan cek manipulasi dengan benar.
pengumpulan data dilakukan selama 9 hari, Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
dimulai dari tanggal 9-17 November 2020. partisipan memahami skenario penelitian
Data gambaran umum partisipan disajikan dengan baik dan benar. Berdasarkan hal
dalam tabel 4.3. tersebut, maka data yang dapat digunakan
dan dianalisis lebih lanjut adalah data dari
Tabel 4.2 212 partisipan.
Gambaran Umum Partisipan
Data Jumlah Persentase Pengetahuan Dasar Perpajakan
Jenis kelamin Pertanyaan mengenai informasi umum
Pria 114 43,8
Wanita 146 56,2 perpajakan digunakan untuk mengetahui
Usia apakah partisipan memiliki wawasan yang
<19 tahun 9 3,5% memadai tentang perpajakan. Analisis
20-29 tahun 235 90,4%
30-39 tahun 14 5,4% deskriptif akan menghasilkan informasi
40-49 tahun 2 0,8% mengenai nilai minimum, maksimum,
Status mean, dan standar deviasi. Hasil analisis
Pendidikan
S1 151 58,1% deskriptif pengetahuan dasar perpajakan
S2 106 40,8% disajikan dalam tabel 4.5.
S3 3 1,2%
Lama Bekerja
<1 tahun 159 61,2% Tabel 4.4
1-5 tahun 83 31,9% Analisis Deskriptif Pengetahuan Dasar
6-10 tahun 10 3,8% Perpajakan
11-15 tahun 7 2,7% N Min. Max. Mea Std.
>15 tahun 1 0,4% n Devias
Sumber: Data yang diolah peneliti (2020) i
Pengetahuan 2 14 28 24,5 2,53
Analisis Deskriptif Dasar 1 3
Perpajakan 2
Cek Manipulasi Sumber: Data yang diolah peneliti (2020)
Pertanyaan cek manipulasi digunakan
untuk mengetahui apakah partisipan telah Berdasarkan tabel 4.5, nilai rata-rata
memahami dengan baik dan benar keseluruhan partisipan mengenai
mengenai ilustrasi kasus yang diberikan pengetahuan dasar pajak sebesar 24,53 dari
dalam penelitian ini. Hasil analisis total nilai maksimum 28,00. Hal ini dapat
deskriptif disajikan dalam tabel 4.4. mengindikasikan bahwa partisipan
memiliki dasar pengetahuan perpajakan
yang memadai. Nilai pengetahuan dasar
perpajakan dengan total 212 partisipan
mempunyai nilai minimum sebesar 14 dan Uji normalitas dilakukan pada skor data
nilai maksimum sebesar 28. Serta nilai variabel kepatuhan pajak. Hal ini dilakukan
standar deviasi sebesar 2,53. Nilai standar untuk mengetahui apakah data yang
deviasi yang lebih kecil dari nilai mean tersebar berdistribusi dengan normal.
menunjukkan bahwa nilai mean dapat Analisis statistik yang digunakan dalam uji
digunakan sebagai representasi normalitas adalah Kolmogorov-Smirnov
keseluruhan data. yang dihitung dengan program SPSS for
windows.
Kepatuhan Pajak Dalam pengujian normalitas,
Analisis deskriptif tentang kepatuhan pajak peneliti menggunakan nilai sig. sebagai
akan menghasilkan indikasi tingkat acuan dengan kriteria apabila nilai sig. >
kepatuhan wajib pajak badan berdasarkan 0.05 maka data telah berdistribusi secara
pemeriksaan pajak dan ukuran perusahaan. normal. Hasil uji normalitas disajikan
Analisis deskriptif kepatuhan pajak dalam tabel 4.7.
mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6
Tabel 4.5 Uji Normalitas Kepatuhan Pajak
Analisis Deskriptif Kepatuhan Pajak N Kolmogorov- Asymp. Sig.
Pemerik- Ukuran Perusahaan Smirnov Z (2-tailed)
saan Kecil Mene- Besar Kepatuhan 212 0,188 0,000
Pajak ngah Pajak
Sumber: Data yang diolah peneliti (2020)
N 38 38 33
Min. 13,00 6,00 13,00
Berdasarkan hasil kolmogorov-
Diperiksa Max. 21,00 21,00 21,00
Mean 17,84 17,61 18,00 smirnov test, diketahui nilai Sig. untuk
Std. 2,12 2,90 2,50 kepatuhan pajak 0,00 < 0,05. Dengan
Deviasi
demikian dapat disimpulkan bahwa data
N 34 33 36
Min. 14,00 9,00 9,00 yang digunakan dalam penelitian ini tidak
Tidak Max. 21,00 21,00 21,00 berdistribusi secara normal. Dengan hasil
Diperiksa Mean 18,10 17,85 17,11
tersebut, maka data akan diolah lebih lanjut
Std. 2,00 3,40 3,40
Deviasi menggunakan statistik non-parametrik,
Sumber: Data yang diolah peneliti (2020) yaitu Mann Whitney.

Berdasarkan tabel hasil analisis Uji Hipotesis


deskriptif, dapat diindikasikan bahwa Dari pengujian Mann Whitney yang telah
kepatuhan wajib pajak badan diperiksa dilakukan, dihasilkan tabel-tabel statistik
lebih rendah daripada wajib pajak badan dibawah ini.
tidak diperiksa. Dan terdapat perbedaan
pengaruh pemeriksaan pajak terhadap Tabel 4.7
kepatuhan berdasarkan ukuran perusahaan. Hasil Uji Mann Whitney Kepatuhan Wajib
Namun, hasil analisis deskriptif ini perlu Pajak Badan Diperiksa dan Wajib Pajak
diuji lebih lanjut untuk memastikan Badan Tidak Diperiksa
kebenarannya. Tingkat N Me Mann Z Sig.
Kepatu- an Whit
han ney U
Uji Normalitas Pajak
WP Badan 1 10 5517, -0,218 0,828 Tabel 4.10
Diperiksa 0 5, 500 Hasil Uji Mann Whitney Kepatuhan Pajak
9 62
WP Badan 1 10
Perusahaan Besar dan Perusahaan
Tidak 0 7, Menengah
Diperiksa 3 43 Kepatu- N M Mann Z Sig.
Total 2 han Pajak ea Whit
1 n ney U
2 Perusahaan 5 6 1795, -0,016 0,987
Sumber: Data yang diolah peneliti (2020) Besar 8 0 00
,
4
Tabel 4.8
5
Hasil Uji Mann Whitney Kepatuhan Pajak Perusahaan 6 6
Perusahaan Kecil dan Perusahaan Menengah 2 0
Menengah ,
Kepatu- N M Mann Z Sig. 5
han Pajak ea Whitne 5
n yU Total 1
Perusahaan 6 6 1883,00 -0,198 0,843 2
Kecil 2 1 0
, Sumber: Data yang diolah peneliti (2020)
8
7 Pembahasan
Perusahaan 6 6 Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap
Menengah 2 3
Kepatuhan Pajak
,
1 Berdasarkan tabel 4.8, pengujian H1
3 membuktikan bahwa kepatuhan wajib
Total 1 pajak badan diperiksa lebih rendah daripada
2 kepatuhan wajib pajak badan tidak
0
diperiksa. Hasil statistik menunjukkan nilai
Sumber: Data yang diolah peneliti (2020)
Sig. 0,424 > 0,05 sehingga H0 diterima dan
Tabel 4.9 H1 ditolak.
Hasil Uji Mann Whitney Kepatuhan Fenomena yang terjadi pada objek
Pajak Perusahaan Kecil dan penelitian menggambarkan bahwa
Perusahaan Besar kepatuhan wajib pajak cenderung lebih
Kepatu- N M Mann Z Sig. rendah ketika diperiksa oleh DJP. Sejalan
han Pajak ea Whit
n ney U
dengan pendapat dari Alm et al. (2004)
Perusahaan 6 6 1777, -0,112 0,911 yang menyatakan bahwa wajib pajak
Kecil 2 0 00 melakukan usaha untuk memenuhi
,
1
kewajiban perpajakan dipengaruhi oleh niat
6 untuk patuh atau tidak. Hasil penelitian ini
Perusahaan 5 6 menegaskan bahwa kepatuhan wajib pajak
Besar 8 0
,
berasal dari niat masing-masing wajib pajak
8 badan, sehingga adanya upaya dari
6 Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yaitu
Total 1
2
dengan melakukan pemeriksaan pajak tidak
0 berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
Sumber: Data yang diolah peneliti (2020) wajib pajak mereka.
Faktor yang mempengaruhi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
kepatuhan wajib pajak badan tidak wajib pajak mereka.
diperiksa lebih tinggi adalah karena telah
memiliki kepedulian terhadap pajak. Ketika Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap
wajib pajak telah memiliki pemahaman Kepatuhan Wajib Pajak Badan
tentang pentingnya pajak, maka mereka Berdasarkan Ukuran Perusahaan
akan memiliki kesadaran untuk patuh Berdasarkan tabel 4.9, pengujian H2a
pajak. Serta memiliki rasa takut jika tidak membuktikan bahwa pengaruh
patuh akan mengalami pemeriksaan. Wajib pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan
pajak tidak ingin mengambil resiko wajib pajak perusahaan kecil lebih rendah
mengalami pemeriksaan pajak yang daripada kepatuhan wajib pajak perusahaan
memungkinkan untuk terkena sanksi atau menengah. Hasil statistik menunjukkan
denda. Ketika wajib pajak badan memilih nilai Sig. 0,493 > 0,05 sehingga H0 diterima
untuk melaporkan pendapatan sesuai dan H2a ditolak.
dengan kondisi sesungguhnya dan bersikap Berdasarkan tabel 4.10, pengujian
patuh terhadap pajak, maka tidak H2b membuktikan bahwa pengaruh
diprioritaskan untuk diperiksa. pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan
Dengan hasil tersebut, maka pajak perusahaan kecil lebih rendah
penelitian ini tidak mendukung teori daripada kepatuhan wajib pajak perusahaan
expected utility, dimana mengasumsikan besar. Hasil statistik menunjukkan nilai Sig.
bahwa wajib pajak akan melakukan 0,493 > 0,05 sehingga H0 diterima dan H2b
underreporting income ketika akan ditolak.
membayar pajak untuk memaksimalkan Berdasarkan tabel 4.11, pengujian
fungsi utilitasnya (Allingham & Sandmo, H2c membuktikan bahwa pengaruh
1972). Wajib pajak tidak melakukan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan
underreporting income, sehingga jumlah wajib pajak perusahaan besar lebih rendah
pajak yang dibayarkan sesuai dengan daripada kepatuhan wajib pajak perusahaan
kondisi yang sesungguhnya. menengah. Hasil statistik menunjukkan
Hasil penelitian juga diperkuat nilai Sig. 0,493 > 0,05 sehingga H0 diterima
dengan melihat hasil analisis deskriptif dan H2c ditolak.
mengenai tingkat pengetahuan pajak Kondisi pada subjek penelitian
partisipan, nilai rata-rata yang tinggi menggambarkan bahwa tidak ada
menggambarkan bahwa pengetahuan yang perbedaan secara signifikan pengaruh
dimiliki oleh partisipan baik, sehingga hal pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan
ini mengakibatkan kesadaran akan berdasarkan ukuran perusahaan. Ketika
kewajiban membayar pajak muncul secara perusahaan melakukan underreporting
mandiri. income dan mengalami pemeriksaan,
Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan yang dihasilkan perusahaan
partisipan sudah memiliki kesadaran dari kecil, perusahaan menengah, dan
dalam diri bahwa masing-masing wajib perusahaan besar tidak jauh berbeda.
pajak badan memiliki kewajiban terhadap Perusahaan besar menghasilkan nilai
pembayaran pajak, sehingga dengan adanya sedikit lebih tinggi dalam kepatuhan pajak.
atau tidak ada pemeriksaan pajak tidak Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran
perusahaan, akan semakin menjadi pusat
perhatian dari pemerintah. Sehingga akan PENUTUP
menimbulkan kecenderungan bagi para Kesimpulan
pembuat keputusan pajak di perusahaan Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
untuk berlaku patuh. Sedangkan kondisi bukti empiris bahwa terdapat perbedaan
perusahaan kecil yang masih dalam masa kepatuhan wajib pajak badan diperiksa dan
perintisan usaha menyebabkan perusahaan wajib pajak badan tidak diperiksa, dan
tersebut fokus dalam pengembangan pengaruh pemeriksaan pajak terhadap
ekspansi perusahaan. Namun, bukan berarti kepatuhan wajib pajak badan berdasarkan
perusahaan kecil tidak mematuhi kewajiban ukuran perusahaan. Untuk memperoleh
perpajakan. tujuan tersebut, peneliti menggunakan
Dalam sudut pandang perusahaan metode eksperimen sebagai teknik
sebagai badan yang berusaha menghasikan mengumpulkan data.
laba sebesar-besarnya, perusahaan akan Penelitian ini menggunakan alat uji
melihat pajak sebagai komponen beban statistik non-parametrik, yaitu Mann
yang akan mengurangi laba. Oleh karena Whitney. Hal ini dikarenakan data yang
itu, perusahaan akan melakukan digunakan tidak berdistribusi dengan
underreporting income untuk normal. Berdasarkan penelitian yang telah
memaksimalkan laba. Upaya yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
dilakukan perusahaan pada dasarnya sebagai berikut:
merupakan cara untuk mencapai expected 1. Pemeriksaan pajak tidak berpengaruh
utility yang diharapkan perusahaan yang signifikan terhadap kepatuhan wajib
menginginkan laba sebesar-besarnya. pajak badan. Dengan diadakannya
Namul hal ini bertentangan dengan pemeriksaan, semakin membuat
kepentingan pemerintah yang perusahaan enggan untuk membayar
menginginkan pajak sebesar-besarnya dari pajak. Terbukti secara empiris bahwa
perusahaan, karena pajak merupakan lebih tinggi tingkat kepatuhan wajib
penghasilan utama bagi pemerintah. pajak badan tidak diperiksa daripada
Perusahaan yang diindikasikan melakukan wajib pajak badan diperiksa.
underreporting income akan diperiksa oleh 2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
pemerintah yang hasilnya akan meminta signifikan dalam pemeriksaan pajak
perusahaan untuk membayar pajak sesuai terhadap kepatuhan wajib pajak badan.
dengan yang seharusnya tertera dalam SKP. Terbukti secara empiris bahwa
Dalam kasus ini perusahaan gagal perbedaan kepatuhan pajak ukuran
mendapatkan expected utility yang perusahaan kecil, perusahaan menengah,
diharapkan perusahaan karena harus dan perusahaan besar tidak berbeda jauh.
membayar pajak sebagaiman mestinya, Berdasarkan kesimpulan tersebut,
ditambah dengan pengenaan denda atau DJP khususnya bidang P2Humas dapat
sanksi. meningkatkan pengadaan kegiatan
Dapat disimpulkan bahwa ketika sosialisasi dan penyuluhan kepada wajib
wajib pajak badan mengalami pemeriksaan, pajak mengenai kewajiban perpajakannya
kepatuhan yang dihasilkan tidak berbeda terutama dalam hal pelaporan SPT.
secara signifikan. Karena mereka telah Diharapkan wajib pajak semakin paham
memahami konsekuensi dan sanksi yang akan kewajiban mereka untuk membayar
didapat jika tidak patuh. pajak dan tepat dalam menghitung,
membayar, serta melaporkan jumlah pajak Allingham, M. G., & Sandmo, A. (1972).
terutang. Income Tax Evasion: A Theoritical
Analysis. Journal of Public
Keterbatasan Economics , 323-328.
Terdapat keterbatasan dan halangan yang Alm, J., & McKee, M. (1998). Extending
terjadi saat melakukan penelitian ini, the Lessons of Laboratory
sehingga penelitian tidak dapat berjalan Experiments on Tax Compliance to
sesuai dengan rancangan awal penelitian. Managerial and Decision
Selama masa penelitian berlangsung terjadi Economics. Managerial and
peristiwa diluar didugaan, yaitu pandemi Decision Economics, 259-275.
covid-19 yang berpengaruh terhadap jenis Alm, J., Blackwell, C., & McKee, M.
metode eksperimen serta lokasi penelitian. (2004). Audit Selection and Firm
Dikarenakan adanya peristiwa tersebut, Compliance with a Broad-based
maka peneliti tidak dapat melakukan teknik Sales Tax. National Tax Journal,
pengumpulan data dengan metode Vol. LVII, No. 2, Part 1.
eksperimen laboratorium. Hal ini Andreoni, J., Erard, B., & Feinstein, J.
menyebabkan peneliti tidak memiliki (1998). Tax Compliance. Journal of
kendali penuh untuk mengontrol variabel Economic Literature vol. 36, 818-
pengganggu yang akan mempengaruhi 860.
hubungan kausalitas variabel independen Belmore, S. M. (1985). Reading Computer-
terhadap variabel dependen. Presented Text. Bulleting of
Psychology Society vol. 23, 12-14.
Saran Bergman, M., & Nevarez, A. (2006). Do
Berdasarkan penelitian yang telah Audit Enhance Compliance? An
dilaksanakan, peneliti mengajukan saran Empirical Assessment of VAT
untuk penelitian selanjutnya agar dapat Enforcement. National Tax
dikembangkan demi penelitian yang lebih Journal, issue 4, 817-832.
baik. Adapun saran yang diberikan, yaitu Brigham, Eugene F, & J. F., H. (2010).
agar peneliti selanjutnya melakukan Dasar - Dasar Manajemen
penelitian dengan metode eksperimen Keuangan. Jakarta: Salemba
laboratorium setelah pandemi covid-19 Empat.
berakhir. Dengan tujuan peneliti dapat Bwoga, H. (2005). Pemeriksaan Pajak di
memiliki kendali penuh untuk mengontrol Indonesia. Jakarta: Grasindo.
variabel penganggu yang akan Candrlic, S., Katic, M. A., & Dlab, M. H.
mempengaruhi hubungan kausalitas (2014). Online vs. Paper-Based
variabel independen terhadap variabel Testing: A Comparison of Test
dependen. Results. 37th International
Convention on Information and
DAFTAR PUSTAKA Communication Technology,
Electronics and Microelectronics
Advani, A., Elming, W., & Shaw, J. (2015). (MIPRO). Croatia: IEEE.
How Long-lasting are The Effects Debacker, J. M., Tran, A., & Heim, B.
of Audits? Tax Administration (2013). The Impact of Legal
Research Centre, 11-15. Enforcement: An Analysis of
Corporate Tax Aggressiveness Harahap, S. S. (2008). Analisis Kritis atas
After an Audit. SSRN Electronic Laporan Keuangan . Jakarta: Raja
Journal. Grafindo Persada.
Elliot, W. B., Hodge, F. D., Kennedy, J. J., Hardika, N. S. (2007). Perencanaan Pajak
& Pronk, M. (2007). Are M.B.A sebagai Strategi Penghematan
Students A Good Proxy for Pajak. Jurnal Bisnis dan
Nonprofessional Investors? The Kewirausahaan vol. 3 , 103-112.
Accounting Review, p. 139-168. Hartono, J. (2014). Metodologi Penelitian
Erard , B., Feinstein, J., & Andreoni, J. Bisnis: Salah Kaprah dan
(1998). Tax Compliance. Journal of Pengalaman-Pengalaman.
Economic Literature vol. 36, 818- Yogyakarta: Universitas Gadjah
860. Mada.
Febrianty. (2011). Faktor - Faktor yang Hendry, Y. (2006). Pengaruh Karakteristik
Berpengaruh Terhadap Audit Delay Perusahaan, Struktur Kepemilikan,
Perusahaan Sektor Perdagangan dan Auditor Eksternal,
yang Terdaftar di BEI Periode Karakteristik Individu dan
2007-2009. Jurnal Ekonomi dan Karakteristik Tata Kelola Korporasi
Akuntansi vol. 1. terhadap Pengungkapan Sukarela
Friedman, D., & Sunder, S. (1994). (Studi Pada Perusahaan Terbuka di
Experimental Methods. Cambridge PT. Bursa Efek Jakarta. Disertasi
University Press. UNDIP.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis James. (2012). In T. Hamonangan, & M.
Multivariate dengan Program IBM Imam, Dimensi Ekonomi
SPSS 25. Semarang: Badan Penerbit Perpajakan dalam Pembangunan
Universitas Diponegoro. Ekonomi (p. 85). Bogor: Raih Asa
Ginting, R. P. (2015). Pengaruh Sukses.
Pemeriksaan Pajak Terhadap James, S., & Clinton, A. (2004). Tax
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Compliance, Self-Assesment and
Kantor Pelayanan Pajak Madya Tax Administration. Journal of
Malang). Jurnal Mahasiswa FInance and Management in Public
Perpajakan. Service vol. 2, 27-42.
Hair, J., & et al. (2010). Multivariate Data Juanda, B., Ridiawati, I., & Maryati.
Analysis. USA: Pearson. (2010). Kajian Tingkat Kepatuhan
Hani, S., & Lubis, M. R. (2010). Pengaruh Pajak dalam Sistem Self-
Karakteristik Perusahaan Terhadap Assessment dengan Metode
Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Eksperimen . Department of
Riset Akuntansi dan Bisnis vol. 10, Economics, IPB.
67-82. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
Harahap, A. A. (2004). Paradigma Baru 544/KMK.04/2000 tentang Kriteria
Perpajakan Indonesia: Perspektif Wajib Pajak yang Dapat Diberikan
Ekonomi Politik. Jakarta: Integritas Pengembalian Pendahuluan
Dinamika Press. Kelebihan Pembayaran Pajak.
(2000). Retrieved from Diakses dari
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext Myers, A., & Hansen, C. (2002).
/2000/544~kmk.04~2000kep.htm Experimental Psychology. USA:
Kirchler, Erich, Hoelzl, E., & Wahl, I. Wadsworth Group.
(2008). Enforced Versus Voluntary Nahartyo, E., & Utami, I. (2016). Panduan
Tax Compliance: The "Slippery Praktis Riset Eksperimen. Jakarta:
Slope" Framework. Journal of PT Indeks.
Economic Psychology, 29:210-250. Nikou, S. A., & Economides, A. A. (2016).
Kurniasih, T., & Sari, M. (2013). Pengaruh The Impact of Paper-Based,
Return On Assets, Leverage, Computer-Based and Mobile-Based
Corporate Governance, Ukuran Self-Assessment on Students'
Perusahaan dan Kompensasi Rugi Science Motivation and
Laba Fiskal pada Tax Avoidance. Achievement. Computers in Human
Buletin Studi Ekonomi, 58-66. Behavior, 1241-1248.
Kurniati, D. (2020). Kinerja Pajak: Tax Noyes, J. M., & Garland, K. J. (2008).
Ratio Rendah. Retrieved from Computer vs Paper Based Tasks:
DDTC News: Diakses dari Are They Equivalent? Ergonomics
https://news.ddtc.co.id/tax-ratio- vol. 5, 1352-1375.
indonesia-rendah-ini-kata-sri- Nurmantu, S. (2005). Pengantar
mulyani-21793?page_y=1409 Perpajakan. Jakarta: Granit.
Landolf, U. (2006). Tax and Corporate Oduntan, O., Ojuawo, O., & Oduntan, E.
Responsibility. International Tax (2015). A Comparative Analysis of
Review. Student Performance in Paper
Lestari, T. (2015). Pengaruh Pemeriksaan Pencil Test (PPT) and Computer
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Based Test (CBT) Examination
Pajak Badan dalam Memenuhi System. Research Journal and
Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus Educational Studies and Review,
Pada KPP Sumedang). Program S1 vol.1, p.24-29.
Fakultas Ekonomi Universitas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Widyatama. 74/PMK.03/2012 tentang Tata
Malhotra, M. K. (2012). Operations Cara Penetapan dan Pencabutan
Management. USA: Pearson. Penetapan Wajib Pajak dengan
Mandagi, C., Sabijono, H., & Tirayoh, V. Kriteria Tertentu dalam Rangka
(2014). Pengaruh Pemeriksaan Pengembalian Pendahuluan
Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Kelebihan Pembayaran Pajak.
Wajib Pajak Badan dalam (2012). Retrieved from Diakses dari
Memenuhi Kewajiban https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext
Perpajakannya pada KPP Pratama /2012/74~PMK.03~2012Per.HTM
Manado. Journal EMBA vol. 2. Prameswari, F. (2017). Pengaruh Ukuran
Mardiasmo. (2009). Perpajakan. Perusahaan Terhadap Agresivitas
Yogyakarta: Andi. Pajak Dengan Corporate Social
Moleong, L. J. (2010). Metodologi Responsibility Sebagai Variabel
Penelitian Kualitatif. Bandung: Moderasi. Jurnal Ekonomi
Remaja Rosda Karya. Akuntansi, Vol. 3 Issue 4.
Priyatno, D. (2012). Cara Kilat Belajar Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
Analisis Data dengan SPSS. tentang Usaha Kecil, Mikro, dan
Yogyakarta: Andi Offset. Menengah. (2008). Retrieved from
Rahayu, S. K. (2013). Perpajakan Diakses dari
Indonesia: Konsep dan Aspek https://www.jdih.kemenkeu.go.id/f
Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu. ullText/2008/20TAHUN2008UU.h
Reinganum, J., & Wilde, L. L. (1985). tm
Income Tax Compliance in A Wahda, N., Bagianto, A., & Yuniati.
Principal-Agent Framework. (2018). Pengaruh Pemeriksaan
Journal of Public Economics vol. Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
26, 1-18. Pajak dan Dampaknya Terhadap
Resmi, S. (2017). Perpajakan: Teori dan Efektivitas Penerimaan PPh Badan.
Kasus. Jakarta: Salemba Empat. Jurnal Ilmiah MEA vol. 2, 115-143.
Scott, D. D., Hanlon, M., & Edward, L. M. Waluyo. (2010). Perpajakan Indonesia.
(2010). The Effects of Executives Jakarta: Salemba Empat.
on Corporate Tax Avoidance.
American Accounting Association,
p.1163-1189.
Siahaan, F. O. (2005). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Tax
Professional dalam Pelaporan Pajak
Badan pada Perusahaan Industri
Manufaktur di Surabaya. Program
Pasca Sarjana Universitas
Airlangga.
Solso, R. L., Johnson, H. H., & Beal, K. B.
(1998). Experimental Psychology:
A Case Approach . New York:
LONGMAN.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suwito, E., & Herawati, A. (2005). Analisis
Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tindakan Perataan Laba
yang Dilakukan Oleh Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta. SNA VIII.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan. (2009).
Retrieved from Diakses dari
https://www.kemenkeu.go.id/sites/
default/files/uu-kup%20mobile.pdf

Anda mungkin juga menyukai