Penelitian kedua yaitu dilakukan oleh Muhammad Fuadi (2017) dengan judul
“Analisis Pengaruh Pengetahuan Tentang Pajak, Persepsi Manfaat Pajak dan Sikap
Optimis Wajib Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak dalam Melakukan Kewajiban
Perpajakan di Kota Padang” Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
pengetahuan pajak, persepsi manfaat pajak dan sikap optimis wajib pajak. Metode
yang dilakukan adalah metode survey yakni dengan menggunakan sample dari 100
responden dipilih dengan teknik probability sampling di Padang. Data diperoleh dari
data primer dengan memberikan kuesioner. Analisis data menggunakan regresi linier
berganda dan untuk menentukan hipotesis menggunakan t-test dan f-test. Berdasarkan
hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan pajak dan optimisme wajib pajak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesadaran wajib pajak, tetapi persepsi
manfaat pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak.
8 STIE INDONESIA
9
STIE INDONESIA
10
STIE INDONESIA
11
Departemen Koperasi dan UKM, Perdagangan dan Industri pada tahun 2012. Metode
pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah judgement sampling,
yang terdiri dari 47 UKM pemilik. Dengan menggunakan regresi multivariat, hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pajak, manfaat manajerial pajak,
sosialisasi pajak UKM, memiliki efek positif terhadap kesediaan untuk membayar
pajak UKM.
Penelitian international yang kedua adalah dilakukan oleh Merima Ali (2014)
dengan judul “To Pay or Not to Pay? Citizens’ Attitudes Toward Taxation in Kenya,
Tanzania, Uganda, and South Africa” atau Bayar atau Tidak Bayar? Sikap Warga
Terhadap Perpajakan di Kenya, Tanzania, Uganda, dan Afrika Selatan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang menentukan sikap kepatuhan pajak
warga negara di Kenya, Tanzania, Uganda, dan Afrika Selatan. Dengan
menggunakan data survei Afrobarometer 2011-12, kami menemukan bahwa sikap
kepatuhan pajak berkorelasi positif dengan penyediaan layanan publik di semua
empat negara. Namun, korelasinya tergantung pada layanan spesifik yang
dipermasalahkan dan berbeda antar negara. Pengetahuan dan kesadaran pajak
ditemukan berkorelasi positif dengan sikap kepatuhan pajak.
STIE INDONESIA
12
Menurut Siti Resmi (2013:24) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan
suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas. Setiap wajib pajak hanya diberikan satu NPWP. NPWP
juga dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam
pengawasan administrasi perpajakan. Seseorang di wajibkan memiliki NPWP
berdasarkan Undang-undang Nomor 28 tahun 2007, tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan (untuk selanjutnya disebut UU KUP) tepatnya di penjelasan
Pasal 2 ayat (1) UU KUP apabila sudah memenuhi syarat subjektif maupu objektif.
Adapun yang dimaksud dengan syarat subjektif dan objektif adalah sebagai berikut :
Yaitu persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak dalam
Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 dan perubahannya.
1. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang
berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
STIE INDONESIA
13
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun
pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di
Indonesia;
2. badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia;
3. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak.
STIE INDONESIA
14
STIE INDONESIA
15
DJP dapat menerbitkan NPWP secara jabatan, apabila Wajib Pajak tidak
melaksanakan kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Hal ini sesuai
dengan pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(UU KUP).
STIE INDONESIA
16
a. Bagi wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
dan wajib pajak badan, wajib mendaftarkan diri paling lambat 1 (satu) bulan
setelah saat usaha mulai dijalankan.
b. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan suatu usaha atau tidak
melakukan pekerjaan bebas apabila jumlah penghasilannya sampai dengan
satu bulan yang disetahunkan telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak,
wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya.
STIE INDONESIA
17
Tata cara untuk pendaftaran NPWP telah diatur kembali melalui Peraturan
Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan terkait peraturan tersebut dapat disarikan sebagai berikut:
1. Untuk Wajib Pajak orang pribadi, yang tidak menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas berupa:
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi Warga Negara
Indonesia; atau
Fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas
(KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), bagi Warga
Negara Asing.
STIE INDONESIA
18
3. Dalam hal wajib pajak orang pribadi adalah wanita kawin yang
dikenai pajak secara terpisah karena menghendaki secara tertulis
berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, dan wanita
kawin yang memilih melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
secara terpisah, permohonan juga harus dilampiri dengan:
STIE INDONESIA
19
2. Untuk Wajib Pajak badan yang tidak berorientasi pada profit (non
profit oriented) dokumen yang dipersyaratkan hanya
berupa: fotokopi e-KTP salah satu pengurus badan atau organisasi;
dan surat keterangan domisili dari pengurus Rukun Tetangga
(RT)/Rukun Warga (RW).
3. Wajib Pajak badan yang hanya memiliki kewajiban perpajakan sebagai
pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk kerja sama operasi
(Joint Operation), berupa :
STIE INDONESIA
20
Wajib Pajak dengan Status Cabang dan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha
Tertentu
1. Untuk Wajib Pajak dengan status cabang dan Wajib Pajak Orang
Pribadi Pengusaha Tertentu. Dokumen yang dilampirkan berupa:
Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak pusat atau induk;
Surat keterangan sebagai cabang untuk Wajib Pajak Badan
Fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh
instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah
sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa bagi Wajib Pajak
badan; atau
Fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh
instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah
sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar
STIE INDONESIA
21
STIE INDONESIA
22
STIE INDONESIA
23
STIE INDONESIA
24
Sesuai dengan salah satu bagian dari defenisi pajak yang merupakan iuran dari
masyarakat kepada negara, yang dapat memungut pajak adalah negara. Untuk
melaksanakan tugas pengenaan dan pemungutan pajak, negara dalam hal ini
pemerintah menunjuk dan memberikan kewenangan kepada instansi, orang atau
pejabat tertentu untuk melakukan adminitrasi dan pengawasan pelaksanaan,
pengenaan dan pemungutan pajak kepada masyarakat. Pegawai pemerintah yang
diberi kewenangan untuk melaksanakan tugas pemungutan pajak dikenal sebagai
pejabat pajak yang biasa disebut sebagai fiskus. Meskipun diberi kewenangan
menjadi fiskus yang bertanggung jawab dalam keberhasilan pemungutan pajak, tetapi
kewenangan setiap pegawai tersebut tetap dibatasi sesuai dengan jenjang jabatan pada
instansi yang bersangkutan. Hal ini perlu agar tidak terjadi penyalahgunaan
kewenangan oleh fiskus yang pada akhirnya dapat merugikan wajib pajak. Oleh
karena itu dalam menjalankan tugasnya yang diberikan kepada seorang fiskus, harus
ada penugasan resmi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang. Dengan demikian
STIE INDONESIA
25
apabila fiskus akan melakukan pemungutan terhadap wajib pajak atau instansi yang
terkait harus dilengkapi dengan surat tugas dan tanda pengenal diri yang sah.
STIE INDONESIA
26
STIE INDONESIA
27
Sanksi adalah suatu tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang
yang melanggar peraturan. Peraturan atau undang-undang merupakan rambu-rambu
bagi seseorang untuk melakukan sesuatu mengenai apa yang harus dilakukan dan apa
yang seharusnya tidak dilakukan. Sanksi diperlukan agar peraturan atau undang-
undang tidak dilanggar (Arum 2012:40). Sanksi dalam perpajakan menjadi penting
karena pemerintah lndonesia memilih menerapkan self assessment system dalam
rangka pelaksanaan pemungutan pajak. Pemerintah telah menyiapkan rambu-rambu
yang diatur dalam Undang-Undang Perpajakan yang berlaku agar pelaksanaan
pemungutan pajak dapat tertib dan sesuai dengan target yang diharapkan. Apabila
kewajiban perpajakan tidak dilaksanakan, maka ada konsekuensi hukum yang bisa
terjadi karena pajak mengandung unsur pemaksaan. Konsekuensi hukum tersebut
adalah pengenaan sanksi-sanksi perpajakan. Dalam Undang-Undang Nomor 28
STIE INDONESIA
28
Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan disebutkan bahwa
ada dua macam sanksi, yaitu :
a. Sanksi administrasi yang terdiri dari :
1. Sanksi administrasi berupa denda.
2. Sanksi administrasi berupa bunga.
b. Sanksi pidana yang terdiri dari :
1. Pidana penjara.
Ketika Wajib Pajak tidak memiliki NPWP maka Wajib Pajak akan dikenai
pengenaan tarif Pajak Penghasilan (PPh) yang lebih tinggi. Deskriminasi yang
diberikan oleh DJP kepada Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP sebagaimana
diatur dalam dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan, diberikan tariff sebagai berikut :
Tabel 2.1
Tabel Tarif Sanksi Memiliki NPWP
Pajak Pengasilan Tarif Sanksi
b. Pasal 21 20%, - lebih tinggi
c. Pasal 22 100%, - lebih tinggi
d. Pasal 23 100%, - lebih tinggi
STIE INDONESIA
29
STIE INDONESIA
30
STIE INDONESIA
31
wajib pajak semacam ini berjumlah paling banyak dari seluruh wajib pajak terdaftar.
Patut menjadi perhatian lebih serius bagi Ditjen Pajak agar masalah ini bisa diatasi
dan diawasi secara lebih.
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kepatuhan wajib pajak antara lain
ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan publik, pembangunan infrastruktur
yang tidak merata, dan banyaknya kasus korupsi yang dilakukan pejabat tinggi.
Dalam sesi tanya jawab pada beberapa kegiatan sosialisasi perpajakan yang
dilakukan, salah satu penyebabnya adalah masyarakat kurang merasakan manfaat dari
pajak yang telah dibayar, misalnya masih banyaknya jalan yang rusak dan sarana
publik yang tidak memadai serta kasus korupsi yang kerap mendera pejabat eksekutif
pemerintahan baik pusat ataupun daerah.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
kepatuhan wajib pajak melaporkan pajaknya sebagai bagian pembentukan basis data
yang valid antara lain menciptakan pelayanan publik yang profesional, mengelola
uang pajak secara adil dan transparan, membuat peraturan perpajakan yang mudah
dipahami wajib pajak, dan meningkatkan tindakan penegakan hukum kepada wajib
pajak yang tidak patuh.
STIE INDONESIA
32
STIE INDONESIA
33
patuh terhadap aturan. Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa Sanksi Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
H3 : Sanski Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Pengetahuan WP
Variabel Bebas
Sanksi Pajak
Variabel Bebas
STIE INDONESIA