Anda di halaman 1dari 7

DISTOSIA BAHU

No. Dokumen : / / / /2024


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD
PUSKESMAS
Ns. SUFIANI, S.Kep
MEUTULANG
NIP.19690912 199603 2 002
Distosia bahu adalah suatu keadaan dimana setelah kepala
dilahirkan, bahu anterior tidak dapat lewat di bawah simfisis
1. Pengertian pubis. Kondisi ini merupakan kegawatdaruratan obstetri
karena bayi dapat meninggal jika tidak segera dilahirkan.

Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah dalam


2. Tujuan
melakukan penatalaksanaan distosia bahu
SK. Kepala Puskesmas No. / /UKP/2024, tentang
3. Kebijakan
pelaksanaan pelayanan PONED
1. Prawirohardjo, S. Saifuddin, AB. Rachimhadi, T
Wiknjosastro. Ilmu kebidanan sarwono Prawirohardjo.
Edisi keempat cetakan ketiga. Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
4. Referensi
2. Kementrian Kesehatan RI dan WHO. Buku saku
Pelayanan Kesehatan Ibu Difasilitas Kesehatan Dasar
dan rujukan. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
2013.
3. Alat dan Alat Steril
Bahan 1. Partus Set (harus steril/ DTT)
a. Bak instrumen
b. Klem kocher (2 buah)
c. Gunting tali pusat
d. Gunting episiotomi
e. Kassa
f. Handscoon steril (2 pasang)
g. Kapas basah DTT
h. Kom kecil berisi povidion iodin
i. Pengikat tali pusat
2. Kateter no 16
3. Transfusi set
a. Cairan infus RL
b. Selang transfusi
c. Vena kateter no 16/ 18
4. Duk sedang (untuk menahan bayi supaya tidak
jatuh/ licin)
5. Spuit 2,5/ 3 cc
6. Bak instrumen
7. Tempat sarung tangan dan korentang

Alat Tidak Steril


1. Resusitasi set (penghisap lendir bayi, sungkup)
2. Duk/ kain untuk alas tempat resusitasi dan untuk
membungkus bayi.
3. APD (clemek, topi, apron, kaca mata, masker, sepatu)
4. Set 02 (pastikan ada oksigen dalam tabungnya, selang
oksigen, regulator, humadifier terisi air DTT sesuai
batas indikator).
5. Plester, gunting, betadin, alkohol, bengkok, tempat
sampah.
6. Tempat plasenta.
7. Perlengkapan cuci tangan (air mengalir, sabun cair,
handuk bersih dan kering/ tisu).
8. Obat uterotonika (oksitosisn, mesoprostol tablet).
9. Larutan klorin 0,5% dalam tempatnya.
10. Ember, tempat pakaian kotor.
11. Alat memberiksa vital sign (tensimeter, jam tangan,
termometer).
12. Safety box.
13. Lampu sorot.
14. Perlak/ underpad.
15. Waskom besar dua buah, untuk memandikan pasin,
dan dua waslap.
16. Tiang infus.
17. Bengkok.

Persiapan Pasien
1. Selimut pasien
Handuk bersih dan perlengkapan pasien (baju ibu dan
bayi, kain, pakaian dalam, pembalut)

4. Langkah- 1. Memastikan benar pasien (nama, umur, alamat,


langkah nomer rekam medis).
2. Memakai APD (kecuali sarung tangan) dan
mencuci sampai siku dengan menggunakan sabun
cair dan air mengalir serta mengeringkan tangan
dengan handuk (sebelumnya melepas jam tangan
dan perhiasan)
3. Mengawasi keadaan umum (vital sign, his, dan
DJJ)
4. Memakai sarung tangan steril.
5. Melakukan vulva hygine dan melakukan
pemeriksaan dalam.
6. Melepas sarung tangan, mencuci dengan air klorin
0,5%, kemudian melepasnya secara terbalik.
7. Karena posisi janin yang abnormal, mengalami
distosia bahu, maka dilakukan pemasangan infus
dan oksigen.
8. Membantu klien dalam posisi litotomi/ dorsal
recumbent, memasang alas bokong dan menutup
perut ibu dengan duk.
9. Memakai sarung tangan steril.
10. Melakukan episiotomi ketika ada kontraksi/ saat
ibu mengalami nyeri.
11. Sebelum melakukan manuver Mc Robert, ibu
diminta untuk meluruskan kedua kakinya terlebih
dahulu. Kemudian memposisikan ibu berbaring
pada punggunya dengan menggunakan kedua
tangan, ibu diminta untuk menarik kedua lututnya
sejauh mungkin ke arah dadanya.
12. Minta dua asisten (boleh suami atau keluarga)
untuk membantu ibu.
13. Lakukan Manuver McRobert’s
Dengan posisi ibu berbaring pada punggungnya,
minta ibu menarik kedua lututnya sejauh mungkin
ke arah dadanya. Minta suami atau anggota
keluarganya untuk membantu ibu.
14. Tekan kepala bayi secara mantap dan terus
menerus ke arah bawah (ke arah anus ibu) untuk
menggerakan bahu anterior di bawah simfisis
pubis.
15. Jika bahu masih tetap tidak lahir setelah
melakukan manuver di atas, minta ibu untuk
berganti ke posisi merangkak. Coba bantu
kelahiran bayi tersebut dalam posisi ini dengan
cara melakukan tarikan perlahan pada bahu
anterior ke arah atas dengan hati-hati, segera
setelah bahu anterior lahir, lahirkan bahu
posterior dengan tarikan perlahan ke arah bawah
dengan hati-hati.

Catatan. Jangan lakukan dorongan pada fundus, karena akan


mempengaruhi bahu jauh lebih jauh dan bisa menyebabkan ruptur
uteri.
16. Setelah bahu lahir, lakukan pertolongan persalinan
sesuai prosedur.
17. Menyingkirkan peralatan, membuang bahan-bahan
terkontaminasi ke tempat sampah.
18. Merendam peralatan dalam larutan klorin 0,5 %
selama 10 menit, kemudian mencuci alat dengan
sabun dan membilas dengan air mengalir.
19. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 %,
melepas sarung tangan secara terbalik/
20. Mencuci tangan dengan air mengalir.
21. Memeriksa vital sign.
22. Memberitahukan kepada ibu bahwa tindakan telah
selesai disertai mengucapkan hamdalah.
23. Melakukan pendokumentasian pada lembar
catatan medik klien dan lembar belakang
partograf.
Petugas memakai
Lakukan Manouver
sarung tangan McRobert’s
steril

Jika bahu tidak lahir setelah


dilakukan Manouver McRobert's
minta ibu untuk berganti posisi
merangkak. coba bantu kelahiran
bayi pada posisi ini dengan cara
melakukan tarikan perlahan pada
5. Diagram Alir bahu anterior kearah atas dengan
hati-hati, segera setelah bahu
anterior lahir, lahirkan bahu
postterior dengan tarikan perlahan
kearah bawah dengan hati-hati

Lanjut Penangan
Kala 3

1. PONED
6. Unit Terkait
2. POLI KIA

Yang Diberlakukan
No Halaman Perubahan
dirubah Tanggal
7. Rekaman
Historis

Anda mungkin juga menyukai