Alur Pembuatannya
Author - Lubis Muzaki
Tugas divisi engineering dalam sebuah perusahaan konstruksi tidak akan jauh dari pembuatan dan penyesuaian
gambar-gambar kerja sehingga gambar tersebut siap diimplementasikan pada pelaksanaan pekerjaan di lapang.
Dalam dunia konstruksi, ada tiga jenis gambar yang saling berkaitan, yaitu: gambar rencana, shop
Adapun jenis gambar yang wajib diproduksi oleh kontraktor adalah shop drawing dan as built drawing yang
mana keduanya memiliki perbedaan dan fungsinya masing-masing dalam proses pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
Jika dilihat sekilas, hasil gambar shop drawing dan as built drawing tidak ada perbedaan dan hampir mirip.
Namun, keduanya mempunyai perbedaan meskipun terlihat hampir sama. Berikut di bawah ini kami jelaskan
perbedaan keduanya.
Shop drawing adalah gambar yang dibuat oleh kontraktor yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pekerjaan di
lapang. Sedangkan pengertian as-built drawing adalah gambar realisasi yang sesuai dengan keadaan di
lapangan, baik pemasangan, peletakan dan bentuk, pada saat pembangunan konstruksi selesai.
2. Fungsinya
Shop drawing berperan sebagai media komunikasi antara perencanaan dan pelaksanaan, berisi tentang detail
dari pembuatan komponen konstruksi dan digunakan pada proses instalasi untuk mempermudah proses
pemasangan.
Pembuatan shop drawing merupakan bagian terpenting dari proses konstruksi, karena;
Shop drawing berperan sebagai acuan yang jelas dan detail bagi pelaksana di lapang agar terhindar
Shop drawing dapat membantu kegiatan pengendalian pada kegiatan perhitungan terhadap kebutuhan
jumlah/volume material, sehingga optimalnya ketepatan perhitungan biaya dan pembelian suatu
material.
Sedangkan as-built drawing berfungsi untuk menunjukkan adanya perubahan yang terjadi antara gambar
rencana, shop drawing, dan realisasinya. As-built drawing berguna untuk pengelolaan fisik suatu proyek
setelah pelaksanaan konstruksi diselesaikan. Pembuatan as-built drawing akan mempermudah kontraktor
dalam merekap semua perubahan yang terjadi sebagai amandemen terhadap dokumen kontrak asli.
Kedua gambar tersebut jika di dalam sebuah pekerjaan konstruksi maka pekerjaannya akan dikerjakan oleh
divisi engineering. Namun, Bidang Usaha Jasa Konstruksi yang mana yang mengerjakannya?
Gambar shop drawing sendiri dibuat oleh Konsultan Perencana, baik itu perorangan ataupun perusahaan.
Sedangkan gambar as built drawing dibuat oleh kontraktor/pelaksana, juga bisa perorangan ataupun
Gambar shop drawing dibuat/diserahkan pada awal/sebelum proyek dilaksanakan atau biasanya sudah masuk
ke dalam dokumen lelang yang diupload di dalam LPSE (jika lelang/tender proyek pemerintah). Sedangkan
gambar as built drawing dibuat, lebih tepatnya diserahkan saat proyek konstruksi selesai dikerjakan. Namun
dalam pembuatan as-built drawing disarankan untuk dibuat pada saat bersamaan pekerjaan konstruksi dimulai,
Menggunakan notasi gambar dan legenda yang jelas untuk jenis material,
Skala, elevasi dan dimensi yang akurat pada tiap item pekerjaan,
Dalam proses pembuatannya seorang drafter harus berkoordinasi dengan pihak pengawas/manajemen
konstruksi (MK) diperlukan untuk menjamin apa yang telah digambar sesuai dengan maksud perencanaan.
Setelah shop drawings yang telah dibuat mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas atau MK,
maka shop drawings segera dapat didistribusikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu site manager
Pelaksanaan pekerjaan di lapang dapat dilakukan setelah didapatkannya surat Izin Pelaksanaan Pekerjaan
(IPP). IPP berisi keterangan mengenai pekerjaan apa yang akan dilaksanakan, material/bahan apa yang
dibutuhkan, berapa volume pekerjaan yang akan dilakukan, dan dengan metode seperti apa.
IPP tersebut dilampirkan di dalam shop drawings, kemudian diajukan kepada Konsultan Perencana dan Site
Manager (SM) untuk ditandatangani. Tanpa IPP, kegiatan pelaksanaan pekerjaan tidak dapat dilaksanakan.
Setelah didapatkan surat Izin Pelaksanaan Pekerjaan (IPP), supervisor akan menerjemahkan shop drawings ke
dalam bentuk petunjuk pengerjaan, berupa penjelasan teknis kepada mandor. Karena disinilah peran seorang
supervisor, yakni harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik kepada bawahannya.
Tahapan selanjutnya, para mandor membagikan tugas kepada masing-masing pekerjanya. Selama proses
pengerjaan berlangsung, supervisor secara langsung mengawasi kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh
mandor dan pekerja. Hasil pekerjaan tersebut kemudian diperiksa ulang oleh pihak Manajemen Konstruksi
(MK).
Apabila hasil pekerjaan tidak sesuai dengan shop drawing tanpa ada konfirmasi sebelumnya, MK akan
meminta pertanggungjawaban kepada Site Manager (SM) dan berhak membuat instruksi tertulis agar
pekerjaan tersebut dibongkar dan diulang kembali sampai sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah
disepakati.
Setiap kemajuan (progress) selalu dicatat oleh supervisor untuk dilaporkan kepada SM. Site Manager membuat
laporan kemajuan proyek beserta modifikasi apa saja yang dilakukan untuk dilaporkan secara berkala kepada
Project Manager/Kepala Proyek. Setiap modifikasi yang keluar dari gambar rencana dan shop drawing tersebut
ditampung dalam as-built drawing, dilengkapi dengan berita acara lapangan serta foto-foto dokumentasi.
Itulah ulasan mengenai perbedaan shop drawing dan as built drawing, dan bagaimana alur pembuatan shop