Anda di halaman 1dari 3

manajemen diri, waktu, dan prioritas

Manajemen diri adalah orang yang mampu untuk mengurus dirinya sendiri.
Sedangkan kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat dari kemampuan untuk
mengurus wilayah diri yang paling bermasalah. Dan yang paling biasa bermasalah dalam diri
itu adalah hati. Oleh karena itu kita harus bisa memanaj hati.
Menata hati dan potensi yang ada di dalam diri diperlukan kecerdasan. Saat ini
seseorang berkarya tidak cukup dengan kecerdasan rasional yaitu seseorang yang bekerja
dengan rumus dan logika kerja saja, atau dengan kecerdasan emosional (Goleman,
1996)agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja,
bertanggungjawab dan life skill lainnya. Dan satu hal lain yaitu kecerdasan spiritual agar
seseorang merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih
yang menjajahnya (Zohar, 2002).
Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat manata atau mamanaj diri, tidaklah
mungkin semua yang sudah kita rencanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan. Karena
dari ketiga kecerdasan tersebut saling mendukung dalam menata diri. Kesuksesan dapat
dilihat dari kesuksesan seseorang dalam memanaj dirinya sendiri. Karena setelah dapat
memenege diri sendiri pasti orang itu akan dapat memimpin
1. Tentukan tujuan Anda
Sebelum memulai apapun, tentukan tujuannya. Jika Anda tidak tahu ke mana akan pergi,
bagaimana Anda dapat sampai ke sana? Tentukan sasaran sederhana dan berikan diri Anda
ganjaran jika berhasil.
3. Jangan mengandalkan ingatan
Anda berrisiko membuat tugas menjadi gagal karena lupa. Cara terbaik agar tidak pernah
melupakan janji, tenggat waktu, atau rincian mengenai sesuatu adalah dengan
menuliskannya di atas kertas.
4. Gabungkan kegiatan-kegiatan yang serupa
Alih-alih memulai dan berhenti pada tingkatan kegiatan yang berbeda-beda, Anda akan
menghemat waktu dengan melakukan telepon keluar sekaligus, menangani seluruh pesan
Anda dalam sekali jalan.
9. Tentukan batas waktu
Katakan, "Saya hanya memiliki lima menit untuk berbicara." Buatlah garis besar pembicaraan
telepon Anda. Katakan, "Saya ingin membicarakan dua kemungkinan solusi untuk masalah
ini: A…”.
10. Luangkan waktu untuk diri sendiri
Tentukan setidaknya satu waktu untuk diri sendiri setiap harinya. Waktu yang telah
ditentukan itu haruslah tenang dan tidak diganggu sehingga Anda dapat berkonsentrasi pada
suatu proyek atau mengejar ketertinggalan bacaan Anda.
13. Buatlah tenggat waktu palsu
Jika Anda memiliki tenggat waktu sampai akhir bulan, catatlah tenggat waktu empat hari
lebih cepat. Anda akan menghindari serbuan menit-terakhir untuk menyelesaikan proyek
karena Anda telah memberikan batas akhir palsu.
47. Akhiri setiap hari dengan suasana yang baik
Simpanlah tugas termudah Anda di akhir hari. Anda akan sanggup menyelesaikannya dan
mengakhiri hari dengan suasana yang positif dan bermanfaat Tingkatkan terus diri Anda-
buatlah diri Anda terorganisasi dan tetap terorganisasi.

Waktu memang hal yang kadang diabaikan. Seolah-olah kita mempunyai banyak
waktu. Padahal tidak tahu apakah besok masih menjumpai waktu. Tenang saja 'belanda
masih jauh', besok masih ada waktu, nanti saja, besok saja, minggu depan saja, bulan depan
saja, tahun depan saja, santai-santai, masih muda. Ternyata waktu itu amat berharga. Waktu
itu berlian atau emas. Waktu itu kesempatan. Kesempatan yang tidak dapat kembali lagi.
Ada sebuah ungkapan dari buku mengenai manajemen waktu, buku karangan Dr.
Ing. ‘Abdullah Ali asy-Syarman “ ANDA PENGUASA WAKTU” benar-benar memberi
pandangan baru tentang memahami waktu secara benar dan dalam buku ini terdapat banyak
ungkapan yang luar biasa, suatu ungkapan yang begitu mempesona dan menyadarkan saya
tentang waktu, inilah ungkapan emas itu : Ketika seseorang dapat mengatur satu jam dari
waktunya, berarti ia seorang yang serius dan efektif.
Manajemen waktu sangat diperlukan dalam hidup ini, namun kita dalam sehari-hari
atau dalam kehidupan, jarang sekali kita jumpai mengenai manajemen waktu ini. Yang
banyak beredar seperti manajemen pemasaran, manajemen PR dan berbagai manajemen
lainnya. Namun sedikit sekali yang mengulas tentang pentingnya manajemen waktu. Padahal
suatu manajemen lain tidak akan berdiri dengan tegak dan kokok jika pelakunya tidak tahu
menahu tentang manajemen waktu.
Manajemen waktu sama halnya dengan mengatur diri sendiri dan setiap waktu pasti
dimulai dari detik dan yang paling kita tidak sadari adalah detik-detik yang sudah berlalu.
Detik itu tidak tidak akan kembali lagi.
Detik merupakan awal dari manajemen waktu. Tanpa kita sadari Berbagai hari yang
kita nantikan berawal dari detik, bulan yang kita nanti-nanti juga berawal dari detik, tahun
yang kita tunggu ultahnya juga dari detik. Lalu masihkah detik itu sepele? Manajemen
waktu merupakan kesadaran terhadap waktu yang kita gunakan, jika kita hanya menyadari
waktu sebagai hari maka bisa jadi kita tidak pernah menghargai setiap jam, menit dan detik.
Jika kita hanya menyadari bulan maka pastinya kita bukannya mahluk yang ingat kepada
Tuhan. Inti dari manajemen waktu adalah kesadaran individu akan pentingnya waktu dari
DETIK.
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan produktivitas waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk kerja.
Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien. Efektifitas terlihat dari
tercapainya tujuan menggunakan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan efisien tidak
lain mengandung dua makna,yaitu: makna pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna
investasi waktu menggunakan waktu yang ada. Manajemen waktu bertujuan kepada
produktifitas yang berarti rasio output dengan input. Tampak dan dirasakan seperti
membuang-buang waktu dengan mengikuti fungsi manajemen dalam mengelola waktu.
Merencanakan terlebih dahulu penggunaan waktu bukanlah suatu pemborosan melainkan
memberikan pedoman dan arah bahkan pengawasan terhadap waktu. Dari tinjauan secara
komprehensif pekerjaan yang hendak dikerjakan dan rumusan tertulis sebuah rencana dapat
diketahui prioritas hubungan antar aktifitas yang akan dikerjakan sendiri serta didelegasikan.
Jebakan yang sering muncul disini adalah rasa percaya diri dapat cepat bila dikerjakan
sendiri dimana itu perasaan yang kurang tepat. Setelah pengorganisasian terjadi maka
penggerakan pun dilakukan yang mencakup pelaksanaan sendiri dan pemberian motivasi
kepada pemegang delegasi. Satu hal yang penting ialah komitmen kuat untuk konsisten
pada rencana dan mengeliminasi gangguan-gangguan termasuk permintaan bantuian dari
atasan maupun bawahan dengan cara berani mengatakan “TIDAK”. Akhirnya setelah
selesai tuntas pekerjaan dilakukan pengawasan berdasarkan rencana, yang tidak lupa
memberikan reward terhadap keberhasilan. Dalam situasi waktu sesuai rencana belum habis
sedangkan pekerjaan telah tuntas seyogyanya dipergunakan untuk menambah kuantitas,
merencanakan pekerjaan selanjutnya dan atau investasi waktu.

Banyak mahasiswa, terutama mahasiswa baru, merasa bahwa kebiasaan belajar


yang dilakukannya sudah memadai. Manajemen waktu yang dilakukan sudah efisien.
Terbukti di SMA dulu mereka adalah murid terpandai atau setidaknya tidak pernah merasa
kesulitan mendapatkan nilai yang baik. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu,
beberapa diantara mahasiswa ini menyadari bahwa nilai yang diperoleh tidaklah
secermelang seperti ketika di SMA. Nilai A atau B sepertinya sulit dijangkau. Mengapa? Apa
sebenarnya yang terjadi? Salah satu jawabannya mungkin karena ketrampilan belajar,
termasuk manajemen waktunya, kurang efektif. Kuliah di perguruan tinggi memang berbeda
dengan belajar di SMA, karena itu manajemen waktu yang ada mestinya turut disesuaikan.
Memang tidak ada satu cara yang ampuh yang berlaku bagi semua orang
dalam manajemen waktu, tetapi dengan mengenali diri sendiri dengan lebih baik anda
dapat menentukan bagaimana anda akan mempergunakan waktu anda dengan lebih
efektif. Patut pula diingat bahwa inti dari manajemen waktu adalah konsentrasi pada
hasil dan bukan sekedar menyibukkan diri. Banyak orang menghabiskan hari-harinya
dengan berbagai kegiatan yang seakan tiada habisnya tetapi tidak mendapat capaian
apapun karena kurang konsentrasi pada hal yang benar.

Anda mungkin juga menyukai