Anda di halaman 1dari 12

Fungsi Manajemen Waktu

4. 1. Perencanaan(planning) Memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang


dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan
cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua
fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tidak dapat berjalan.
5. 2. Pengorganisasian(organizing) Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi
suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian dapat
dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dukelompokkan, siapa yang bertanggung jawab
atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
6. 3. Pengarahan Suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mancapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha
organisasi 4. Penggerakan / Actuating Menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan
sendirinya atau penuh kesadaran secara berama-sama mencapai tujuan yang dikehendaki secara
efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
7. Teknik Manajemen Waktu
8. Skalaprioritas SkalaPrioritasadalahtingkat-tingkatyang memilikikriteria tertentuatassegala
sesuatuyang diutamakan. Berikut adalahbeberapa hal-halyang mempengaruhi SkalaPrioritas: 1)
TingkatUrgensinya, yang mana yang harus didahulukan 2) Kesempatan yang dimiliki misalnya:
obat,saatsakitmenjadihal utama danyang lainmenjadihal kedua
9. 3) PertimbanganMasa depan, agar masa depangemilang kitaperlu
mendapatkanpendidikanmaka dari itu pendidikanbeserta pelengkapnyaharusdi utamakanjuga 4)
Kemampuan diri 5) Tingkat pendapatan 6) StatusSosial 7) Lingkungan
TigaKategoriPrioritasWaktu: 1) Jangan dikerjakan 2) KerjakanNanti 3) KerjakanSekarang
10. DELEGASI Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal
kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Ada alasan mengapa diperlukan
pendelegasian, yaitu sebagai berikut : 1. Memungkinkan atasan dapat mencapai lebih dari pada
mereka menangani setiap tugas sendiri. 2. Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien. 3.
Atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih diprioritaskan. 4. Dapat
mengembangkan keahlian bawahan sebagai suatu alat pembelajaran dari kesalahan. 5. Karena
atasan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan.
11. Dibawah ini adalah prinsip prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk delegasi
yang efektif: 1. Prinsip scalar. 2. Prinsip kesatuan perintah. 3. Tanggung jawab, wewenang,
dan akuntabilitas.
12. Yang memungkinkan gagalnya delegasi, yaitu: 1. Atasan merasa lebih jika mereka tetap
mempertahankan hak pembuatan keputusan. 2. Atasan tidak ingin ambil resiko kalau saja
bawahannya salah ataupun gagal dalam menjalankan wewenangnya. 3. Atasannya kurang atau
tidak percaya kepada bawahannya.
13. 4. Atasan takut apabila seorang bawahannya melakukan tugas dengan sangat baik dan
efektif, sehingga dapat mengancam posisinya sebagai atasan. 5. Bawahan tidak menerima
dengan alasan dapat menambah tanggung jawab yang sudah diterima. 6. Bawahan takut tidak
dapat menjalankan tugas tugas dengan benar dan dikatakan gagal. 7. Bawahan merasa tertekan
apabila dilimpahkan tanggung jawab yang lebih besar.
14. Perilaku asertif dapat dengan mudah dipahami bila dibandingkan dengan perilaku non
asertif, baik yang sifatnya pasif atau agresif. Dalam perilaku pasif, seseorang tidak memberikan
reaksi atau mengekspresikan perasaan negatif yang dialaminya secara jujur dan terbuka, tetapi
dilakukan dengan menyimpan perasaannya tersebut, menarik diri, menerima, atau
15. Perilaku non asertif-pasif hakekatnya adalah bentuk ketidakjujuran emosi, kegagalan diri
atau kekalahan diri yang didasari oleh perasaan-perasaan takut, cemas, mengindari konflik,
keinginan untuk mencari jalan keluar paling mudah, dan bahkan ketidakmampuan untuk
memahami diri dan memenuhi kebutuhan untuk bersikap sabar. Pola komunikasi yang
berkembang pada kelompok nonasertif-pasif adalah Im not okay, youre okay.
16. Perilaku non asertif-pasif > Pada hakekatnya adalah bentuk ketidakjujuran emosi,
kegagalan diri atau kekalahan diri yang didasari oleh perasaan-perasaan takut, cemas,
mengindari konflik, keinginan untuk mencari jalan keluar paling mudah, dan bahkan
ketidakmampuan untuk memahami diri dan memenuhi kebutuhan untuk bersikap sabar. Pola
komunikasi yang berkembang pada

Manajemen Waktu Ciri-ciri Waktu : 1. Waktu tidak bisa disewa, dipinjam, atau dibeli 2.
Waktu tidak berubah 3. Waktu tidak bisa disimpan dan dikumpulkan 4. Waktu tidak ada
penggantinya Prioritas Amal : 1. Wajib, laksanakan 2. Sunah, upayakan 3. Mubah, lakukan
yang paling bermanfaat 4. Makruh, hindarkan 5. Haram, tinggalkan
13. Perampok WaktuPerampok Waktu Penundaan Telepon Televisi Transportasi
Tamu tak diundang Pertemuan Kurangnya rencana harian Melakukan sesuatu secara
emosional Tidak bisa mengatakan tidak Kebiasaan hidup yang tidak baik Penundaan
Telepon Televisi Transportasi Tamu tak diundang Pertemuan Kurangnya rencana harian
Melakukan sesuatu secara emosional Tidak bisa mengatakan tidak Kebiasaan hidup yang
tidak baik

Pengertian Manajemen Waktu Menurut Para Ahli


Manajemen waktu adalah menyelesaikan sesuatu dengan lebih cepat dan bekerja lebih cerdas
(Davidson, 2001).

Manajemen waktu diartikan sebagai penggunaan waktu seefisien dan seefektif mungkin untuk
memperoleh waktu maksimal (Saputro, 2006.).
Untaian Kata
Saat ini, sama seperti saat-saat yang lain, merupakan waktu yang berharga, jika kita tahu apa yang harus
kita lakukan dengan waktu yang ada.
Kesimpulan
Manajemen waktu berkaitan erat dengan manajemen diri. Manajemen waktu adalah proses pencapaian
suatu sasaran atau tujuan yang telah ditentukan dalam kurun batas tertentu dengan menggunakan
waktu secara maksimal tanpa membuang waktu yang dimiliki.
Cara Mengelola Waktu
Buatlah atau tulis kegiatan yang harus Anda lakukan.
Megelompokkan kegiatan, yaitu menentukan kegiatan mana yang penting dan tidak terlalu penting
untuk Anda lakukan saat ini.
Mengerjakan pekerjaan yang penting terlebih dahulu
Terapkan prinsip Jika kita bisa lakukan sekarang untuk apa menunggu esok hari. Walaupun deadline
pekerjaan kita masih lama, kita sebaiknya jangan menunda-nunda pekerjaan. Jangan pernah berfikir
bahwa masih ada waktu.
Hindari melakukan hal-hal yang tidak penting
Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Waktu
Pengaturan diri (self-regulation)
Dengan adanya pengaturan diri, seseorang dapat mengatur waktunya dengan baik.

Motivasi
Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi memiliki manajemen waktu yang semakin efektif dan efisien

Pencapaian Tujuan
Seseorang yang berusaha mencapai tujuannya akan dapat mengatur waktunya dengan baik.
Contoh Manajemen Waktu
Seorang Mahasiswa mempunyai list kegiatan mengerjakan makalah Bahasa Indonesia dengan deadline 6
hari lagi, UAS 7 hari lagi, latihan paduan suara untuk lomba 2 bulan lagi, mengerjakan tugas membuat
artikel dengan deadline 2 hari.

Mahasiswa tersebut harus memanage waktunya dengan baik. Manajemen waktu Mahasiswa tersebut
adalah pertama mengerjakan tugas artikel, kemudian mulai mengerjakan tugas makalah, menyempatkan
belajar di setiap waktu yang ada dan terakhir menyempatkan waktu untuk latihan paduan suara.

DEFENISI MANAJEMEN DIRI

Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner : Manajemen adalah


suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua
sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian Manajemen Menurut Mary
Parker Follet : Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan
suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.

Manajemen diri adalah orang yang mampu untuk mengurus dirinya


sendiri. Sedangkan kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat
dari kemampuan untuk mengurus wilayah diri yang paling bermasalah.
Dan yang paling biasa bermasalah dalam diri itu adalah hati. Oleh karena
itu kita harus bisa memanaj hati.
Menata hati dan potensi yang ada di dalam diri diperlukan kecerdasan.
Saat ini seseorang berkarya tidak cukup dengan kecerdasan rasional yaitu
seseorang yang bekerja dengan rumus dan logika kerja saja, atau dengan
kecerdasan emosional (Goleman, 1996) agar merasa gembira, dapat
bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja, bertanggungjawab
dan life skill lainnya. Dan satu hal lain yaitu kecerdasan spiritual agar
seseorang merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur
dan tanpa pamrih yang menjajahnya (Zohar, 2002).

Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat manata atau


mamanaj diri, tidaklah mungkin semua yang sudah kita rencanakan dapat
berjalan sesuai dengan harapan. Karena dari ketiga kecerdasan tersebut
saling mendukung dalam menata diri.

Kesuksesan dapat dilihat dari kesuksesan seseorang dalam memanaj


dirinya sendiri. Karena setelah dapat memenaj diri sendiri pasti orang itu
akan dapat memimpin.

Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)


Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh
seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia
menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah
diringkas menjadi empat, yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan
dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan
perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.
Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan
dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan
untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya
tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-
tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut,
pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha

Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi maupun di antara
teoritis mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula disebut
unsur-unsur manajemen.
fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:

Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang
sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah
penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.
Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban
kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu
untuk mencapai sasaran tadi.

Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang
terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.

Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
Mengambil keputusan
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak.
Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki
pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai
tujuan yang ditetapkan.

Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan
dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik
dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan
melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.

Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan
kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan
bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan
organisasi.

Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi
sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan
maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.

Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil
kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas
dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.

Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada
suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan
usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.

Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap
berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat
dilakukan.

Manajemen diri itu erat kaitannya dengan bagaimana kita mengatur waktu kita sehari-
hari. Dengan kita bisa mengatur diri secara tepat dan benar maka kita bisa tampil
produktif. Jika kita sudah menjadi orang yang produktif maka kita dapat tampil
maksimal dimana pun kita berada. Oleh karena itu jangan biarkan hal-hal yang tidak
penting mengganggu produktifitas kita.
Berikut ini ada tiga Tips untuk Menjadi pribadi yang Produktif

Pernahkah Anda merasa pada saat bekerja jarum jam sudah menunjukkan pukul 11
menjelang makan siang padahal Anda belum sempat menyelesaikan satu pekerjaan
pun. Sibuk tapi rasanya pekerjaan tidak produktif? Satu hal yang harus disadari bahwa
kesibukan tidak sama dengan menjadi produktif. Anda bisa saja menghabiskan sekian
jam tanpa menghasilkan apa-apa. Sounds familiar? Ada beberapa prinsip yang
sebaiknya Anda pertimbangkan dalam manajemen waktu sehingga Anda bisa bekerja
efektif:

1. Menyusun Rencana
Ada ungkapan yang mengatakan If you fail to plan, you plan to fail. Apabila Anda
menjalani hari Anda tanpa ada gambaran apa yang harus dikerjakan dan bagaimana
cara mengerjakannya, Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu Anda bertanya
Apa yang harus saya kerjakan sekarang ya?. Rencana memberikan peta apa yang ada
dihadapan Anda hari itu. Alokasikan sedikit waktu untuk menyusun rencana sehingga
Anda bisa mengelompokkan tugas-tugas yang sesuai dan memberikan prioritas serta
waktu pengerjaannya.

Susunlah rencana di pagi hari atau hari sebelumnya. Anda bisa mulai dari catatan kecil
saja atau bahkan menyusunnya di kepala untuk sekedar memberikan sinyal kepada otak
mengenai apa yang harus Anda selesaikan hari itu.

Gunakan strategi yang cerdas dalam menyusun rencana. Kapan biasanya Anda merasa
energi Anda tinggi, baik mental maupun fisik? Buat saya biasanya waktu antara jam
10:00 sampai 12:00 adalah saat dimana saya sedang on fire. Disaat itu saya
manfaatkan untuk memulai atau menyelesaikan tugas-tugas dengan prioritas tinggi.
Waktu yang tersisa biasanya saya gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
dengan prioritas lebih rendah.

Rencana tidak bersifat kaku dan selalu terbuka untuk adjustment kapanpun. Jangan
lupa untuk menyisipkan waktu untuk istirahat. Pada prinsipnya, Anda melakukan
manajemen diri untuk Anda sendiri. Belajar mengelola waktu adalah latihan yang bagus
untuk disiplin diri.

2. Fokus
Seringkali dalam bekerja kita membiarkan diri kita larut dalam beberapa pekerjaan
sekaligus, istilahnya multi-tasking. Mungkin Anda mencoba menyenangkan boss Anda
dengan mengiyakan semua permintaannya, tapi tanpa Anda sadari sebenarnya Anda
justru membebani diri Anda dengan stress dan belum tentu juga apa yang Anda kerjaan
akan berkualitas bagus.

Mengerjakan dua hal pada saat bersamaan bukan saja membagi perhatian Anda tetapi
juga membuat Anda kurang fokus yang akibatnya butuh waktu lebih lama untuk
menyelesaikan pekerjaan itu. Fokus dalam bekerja membuat kita lebih produktif dan
mengurangi beban stress. Buat skala prioritas apabila Anda harus menyelesaikan
beberapa pekerjaan dalam kurun waktu yang bersamaan.

3. Hindari Interupsi
Dua hal dalam dunia kerja sekarang ini yang menjadi sering menjadi sumber interupsi
adalah: telepon dan email. Tentu saja interupsi ini tidak bisa dihindari tetapi gunakan
keahlian Anda dalam manajemen diri untuk menanganinya:
Jawab telepon dari orang-orang yang berkepentingan saja pada saat Anda sedang
fokus bekerja. Apabila Anda harus terpaksa menjawab, usahakan waktunya
seminimal mungkin. Anda bisa menelepon balik ketika Anda sudah agak bebas.

Kita harus dapat menumbuhkan kepercayaan diri, dan yang paling penting adalah kita
harus memiliki motivasi diri yang tinggi dan stabil.
Untuk memiliki motivasi diri yang dahsyat dan selalu dalam performa yang tinggi dan
stabil, maka kita harus mengandalkan motivasi dari diri sendiri (motivasi intrinsik) dan
jangan mengandalkan motivasi dari luar/lingkungan (ekstrinsik). Contoh motivasi
ekstrinsik adalah pujian, lingkungan yang mendukung atau upah yang besar. Kalau kita
tergantung pada motivasi ekstrinsik maka kita akan menunggu dimotivasi. Padahal
motivasi dari luar itu tidak selalu kita dapatkan, sehingga akhirnya motivasi kita jadi
naik turun tergantung stimulus dari luar.

Sedang motivasi intrinsik bisa kita bangkitkan kapan saja sesuai kehendak kita, bahkan
bisa terus kita bangkitkan sehingga kita akan selalu mempunyai motivasi yang tinggi.
Caranya bisa dengan berbagai cara.

1. Dengan membayangkan manfaat besar yang akan didapat, melakukan sugesti untuk
menyenangi pekerjaan yang sedang kita lakukan, menumbuhkan rasa tanggung jawab
dan meyakini bahwa kita baru berarti hidup di dunia ini jika berhasil melakukan
pekerjaan tersebut atau dengan cara memaksa diri bertindak walau ogah-ogahan
(karena pada dasarnya sebagian besar motivasi/semangat muncul ketika kita
beraktivitas, bukan sebelum beraktivitas).

2. Untuk strategi merealisasikan target dan planning yang sudah dibuat, caranya
adalah : bawa target dan planning tersebut ke alam bawah sadar kita. Dengan membawa
ke alam bawah sadar, kita akan bergerak sepenuhnya dan menjadikan target/planning
tersebut sebagai kebiasaan sehari;hari. Bagaimana cara membawa target/planning kita
ke alam bawah sadar? Caranya dengan selalu mengingat dan mengevaluasi pencapaian
target tersebut. Oleh karena itu kita harus punya waktu minimal 30 menit sehari untuk
mengevaluasi pencapaian target hidup kita. Jangan pernah bosan dan putus asa untuk
mengevaluasinya setiap hari. Sebab ketika Anda tidak lagi mengevaluasinya setiap hari,
maka target tersebut berubah hanya menjadi rencana di atas kertas belaka.

3. Untuk menumbuhkan kepercayaan diri yang mantap, maka kita harus selalu berpikir
positif bahwa kita bisa, kita baik dan kita pasti sukses. Kita bisa karena Allah pada
dasarnya telah mengaruniakan kita otak yang hebat dan tubuh yang luar biasa. Otak
kita lebih hebat dari komputer secanggih apa pun (bahkan otak kita yang membuat
komputer). Kita baik karena pada dasarnya manusia mempunyai fitrah yang selalu
mengajaknya untuk berbuat baik (disebut juga hati nurani). Kita sukses karena kita
pernah mengalahkan 1 milyar lebih calon manusia (sperma) pada masa dahulu (tapi
kita tidak ingat saja). Kemudian selain berpikir positif, kita juga harus bertumpu pada
kelebihan kita supada PD. Maksudnya, jangan sering mengingat-ingat kekurangan kita.
Sebaliknya lebih sering mengingat-ingat kelebihan/potensi kita. Bahkan kalau bisa kita
beraktivitas yang sesuai dengan kelebihan/potensi kita supaya PD yang kita miliki lebih
besar lagi. Dan yang terakhir, supaya kita selalu PD jangan lupa untuk tidak takut
berbuat. Jangan takut gagal dan harus berani mencoba. Pada dasarnya ketakutan kita
akan kegagalan lebih besar daripada kegagalan itu sendiri.

Berikut ini 5 pertanyaan mendasar yang mungkin bisa membuat hidup kita lebih efektif
dan efisien.

1. What Are My Strength?


Cara terefektif untuk mengukur seberapa besar kekuatan Anda adalah dengan
menggunakan feedback analysis. Setiap kali Anda telah memikirkan cita-cita/impian
Anda untuk beberapa waktu kedepan, maka tuliskanlah. Setelah waktu yang Anda
tenggatkan telah lewat, maka lakukan penilaian seberapa besar hasil yang Anda
dapatkan dari cita-cita yang direncanakan. Kemampuan apa saja yang telah Anda
kerahkan untuk mencapainya? kebiasaan buruk apa yang menghambat cita-cita Anda?
Karena kita terikat dengan waktu yang terbatas, maka jangan pernah membuang waktu
untuk mengerahkan sebuah skill dimana Anda tidak menguasainya. Berkonsentrasilah
pada kekuatan Anda dan bangun kekuatan Anda.

2. How Do I Work?
Dengan jalan seperti apakah Anda dapat mengeluarkan performa terbaik Anda? Apakah
dengan membacanya atau mendengar orang lain yang berdiskusi? Apakah Anda lebih
senang bekerja sendiri atau bekerja secara tim? Apakah Anda adalah seorang tipe
konseptor ataukah seorang tipe eksekutor? Apakah Anda dapat bekerja dalam tingkat
stress yang tinggi ataukah dalam lingkungan yang baik? Semua pertanyaan ini
membantu mengarahkan pada Anda agar dapat mengerti bagaimana pola kerja Anda.
Dengan mengetahuinya, peluang efektivitas kerja Anda akan meningkat drastis karena
Anda telah mengetahui bagaimana cara Anda bekerja.

3. What Are My Values?


Nilai disini dapat didekati dengan prinsip-prinsip hidup yang Anda pegang. Suatu saat
mungkin Anda akan menemukan sebuah lingkungan organisasi yang bertentangan
dengan prinsip hidup yang Anda pegang, dan hal itu mengurangi performa Anda. Maka
tak ada kata lain dalam kamus kata efektivitas, Anda harus pindah. Carilah lingkungan
yang sesuai dengan prinsip hidup Anda sehingga Anda dapat berada pada puncak
performa Anda.
4. Where Do I Belong?
Berdasarkan kekuatan, cara bekerja, dan prinsip hidup Anda, kini carilah lingkungan
yang tepat dimana Anda bisa memaksimalkan ketiga hal tadi sehingga Anda dapat
menjadi seorang bintang (star) didalam organisasi yang Anda geluti. Dengan komposisi
kekuatan, cara kerja, dan prinsip hidup yang tepat dengan lingkungan akan membuat
efektivitas dan efesiensi kerja Anda akan meningkat drastis.

5. What Can I Contribute?


Dewasa ini, dimanapun organisasi Anda berada, Anda memiliki banyak pilihan. Jarang
ada organisasi atau perusahaan yang mengarahkan Anda untuk melakukan apa yang
seharusnya dilakukan. Untuk itu, pertama-tama penting sekali menanyakan bagaimana
situasi yang ada sekarang. Berkaca dari situasi demikian, dan mengkombinasikan
dengan kekuatan, cara kerja dan prinsip hidup Anda, Anda dapat mengambil ancang-
ancang sedini mungkin kontribusi terhebat apa yang mungkin dapat Anda lakukan
untuk organisasi yang Anda tekuni saat itu.

Upaya pengembangan diri untuk manajemen diri yang baik

Pengembangan diri sebenarnya merupakan proses pembaruan. Proses ini disebut oleh
Stephen R. Covey dalam The 7 habits of Highly Effective People (1993) sebagai konsep
asah gergaji. Pembaruan yang dilakukan, menurut Covey mesti meliputi empat dimensi
yaitu: pembaruan fisik, spiritual, mental dan sosial/emosional.

Pengembangan diri tidak muncul begitu saja. Untuk meraihnya, diperlukan latihan
dengan pola seperti spiral. Pola ini melatih kita untuk bergerak ke atas sepanjang spiral
secara terus-menerus. Pola spiral ini memaksa kita untuk melalui tiga tahap kegiatan
yakni belajar, berkomitmen, dan berbuat. Latihan ini harus terus-menerus berjalan
secara berulang-ulang sampai kualitas dan produktivitas diri kita menjadi semakin
tinggi.

Dalam melakukan pengembangan diri, kita memerlukan tolok ukur yang nyata dan
aplikatif untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan yang telah kita capai . Konsep
Sharpening Our Concept and Tools (SHOOT) yang dikembangkan oleh Lembaga
Manajenen Terapan Trustco berikut ini dapat kita jadikan sebagai contoh daftar
aktivitas pengembangan diri.

1. Memperluas pengetahuan mengenai fakta situasional. Jangan bersikap tak acuh


dengan lingkungan sekitar;
2. Menjalin hubungan dengan orang lain;
3. Mengelola waktu secara efektif;
4. Menjaga keaktualan pengetahuan agar tidak tertinggal dan relevan. Jangan malas
mencari pengetahuan baru;
5. Berlatih untuk mengumpulkan fakta dan membuat asumsi;
6.Membuat jurnal pribadi dengan menggunakan catatan harian agar jadwal kita
menjadi teratur.;

Menentukan batas-batas kekuasaan dan otoritas yang kita miliki


1. Jelas agar kita dapat leluasa berkembang;
2.Mendengarkan dengan seksama;
3.Melakukan pengambilan keputusan dengan baik;
4. Membiasakan membuat teknik perencanaan (planning) yang baik.

Melakukan secara mandiri


Proses pengembangan diri yang kita lakukan tidak akan berjalan lancar apabila kita
mengandalkan dukungan dari luar. Diperlukan sebuah etos tarbiah dzatiyah (self
education) yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Pembelajaran yang harus dilakukan
secara mandiri ini setidaknya mencakup tiga hal, yaitu: kemampuan membuat
kurikulum atau agenda pribadi (self curriculum), kemampuan menjadi pembelajar yang
cepat (speed learner), dan belajar secara mandiri (self learning).

Melakukan proses pengembangan diri memang tidak bebas hambatan, bahkan


seringkali penuh kendala. Albert Ellis, psikolog dan penulis terkenal dalam bukunya
Feeling Better, Getting Better, Staying Better (2001) memperkenalkan konsep terapi
Rational Emotive Behavior Theraphy (REBT) . Konsep ini diperkenalkan oleh Ellis
untuk membantu mengatasi hambatan dalam pengembangan diri. Beberapa hal yang
disampaikannya berikut ini dapat menjadi bahan renungan kita:

Bicara adalah perkara mudah. Namun, hanya bicara yang diikuti oleh tindakan yang
dapat membuat segalanya menjadi lebih baik.
Anda tidak akan dapat mencapai kemajuan apabila selalu mengerjakan
sesuatu dengan cara yang sama. Oleh karena, mengubah cara harus sering dilakukan
meskipun dapat membuat anda merasa kurang nyaman.
Anda harus berusaha menghentikan kebiasaan yang tidak baik dengan
sungguh-sungguh.
Semakin lama anda tenggelam dalam perilaku yang merugikan diri sendiri,
semakin lama anda harus berjuang untuk menghentikannya.
Menghindari tindakan yang anda kuatirkan akan gagal hanya dapat
mengurangi kecemasan anda sementara. Dalam jangka panjang, penghindaran ini
justru dapat berakibat buruk. Oleh karena itu lebih baik menghadapinya, ketimbang
mengindar.
Makin sering anda berfikir bahwa anda tidak berguna dan tidak berharga
setelah mengalami kegagalan, semakin sulit anda mencapai keberhasilan.
Sikap diri seperti di atas perlu dibangun karena menentukan gaya manajemen
pengembangan diri anda. John Maxwell dalam The Winning Attitude; Your Key to
Personal Success (1993) menyimpulkan bahwa sikap hidup menentukan tindakan, pola
hubungan dengan orang lain, perlakuan yang kita terima dari orang lain, keberhasilan
dan kegagalan, menentukan hasil akhir, cara pandang yang positif dan optimis. Ia juga
menyatakan, sikap anda sekarang adalah hasil dari sikap-sikap anda selama ini.

Berbicara tentang manajemen itu tidak terlalu sulit, namun juga tidak terlalu mudah.
Kita perlu mengenali diri kita secara mendalam. Kemampuan kita juga kelemahan kita.
Kekuatan kita ditingkatkan dan kelemahan kita di kurangi. Satu hal lagi adalah
bagaimana kita bisa mengenali peluang yang ada disekitar kita, kemudian
memanfaatkannya. Atau yang lebih baik lagi jika kita dapat menciptakan peluang baik
bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain. Semua ini hanya mungkin terjadi bila kita
sudah mempunyai manajemen diri yang baik. Berhasil tidaknya kita ditentukan oleh
diri kita sendiri. Satu-satunya yang dapat menolong kita adalah diri kita sendiri. Mari
mulai saat ini mulailah untuk me-manage diri kita sebaik mungkin.

Anda mungkin juga menyukai