Anda di halaman 1dari 14

By Kelmpok 2

presentation
Sebenarnya seni kaligrafi Jepang ini
berasal dari Tiongkok. Baru masuk ke
negeri sakura pada sekitar periode Nara
oleh seorang kaligrafer bernama Wang
Xizhi. Saat itu kesenian shodo masuk
bersama pengenalan kuas dan tintanya,
serta teknik pembuatan kertas.
>> Ada versi lain yang menyebutkan bahwa seni shodo berkembang di Jepang pada saat dinasti
Han. Pada abad ke-6 tersebut, kaligrafi digunakan untuk mempertahankan hubungan antar negara,
termasuk dengan Tiongkok. Kala itu para biksu dan kaligrafer pun mempraktikkan shodo sebagai
bentuk pikiran yang jernih dan jiwa yang tenang. Sebab seseorang hanya memiliki satu kesempatan
untuk menggoreskan tinta. Jika ada kesalahan, goresan tersebut tidak bisa dicoret atau dihapus.
>> Versi terakhir, shodo juga diriwayatkan baru masuk ke Jepang pada abad ke-17. Kesenian ini
berkembang seiring dengan penyebaran agama Budha dari India menuju Korea, Tiongkok, dan
Jepang. Terlepas dari cerita mana yang menjadi asal mula shodo masuk ke Jepang, seni kaligrafi
Jepang ini kian diminati oleh orang asing, bahkan ada yang sengaja memperdalam ilmunya.
Macam-Macam
Kaligrafi
Ini adalah model pertama yang diajarkan kepada
pemula. Sebab dalam penulisannya huruf tidak diberi
kreasi macam-macam alias persis seperti bentuk aslinya
agar mudah dibaca. Tujuan dari latihan shodo jenis
kaisho adalah menerapkan teknik-teknik dasar. Oleh
sebab itu, kaisho banyak diajarkan kepada anak-anak
sekolah dasar atau seseorang yang baru pertama kali
belajar shodo.
Model shodo yang satu ini terlihat santai. Jika dibandingkan
dengan kaisho, huruf kaligrafi gyousho lebih miring dan ujungnya
tumpul. Sekilas hasilnya mirip seperti tulisan tangan biasa.
Namun sebenarnya menulis model gyousho dibutuhkan
kemampuan satu tingkat di atas kaisho. Seseorang harus bisa
lebih santai dalam menggoreskan kuas sehingga hasilnya tampak
natural.
Model sousho hanya bisa dibuat oleh seseorang yang
sudah ahli shodo atau kaligrafer master. Mereka sama
sekali tidak mengangkat kuasnya dan bisa membuat dua
huruf sekaligus. Hasilnya tentu saja sulit dibaca jika
tidak memahami betul aksara Jepang. Meski sulit
dibaca, hasil goresannya sangat halus dan terasa indah,
apalagi ada makna khusus dibalik kaligrafinya.
Alat Yang Digunakan

Ada dua jenis kuas yang digunakan, yaitu Tinta terbaik dipercaya berasal dari sisi
hosofude (kuas ramping) dan futofude gunung dekat Nara dan Suzuka. Bahan
(kuas tebal). Kuas-kuas ini terbuat dari dasar pembuatnya adalah jelaga cabang
bambu dan bulunya diambil dari binatang, pinus. Namun kini telah banyak dijual
seperti kuda, tupai, musang, bahkan tinta-tinta kemasan di beberapa toko
serigala.
Alat Yang Digunakan

Kertas untuk membuat shodo bukanlah Ini adalah tempat untuk menuangkan
kertas biasa. Ada kertas khusus yang tinta. Biasanya terbuat dari batu atau
teksturnya lebih keras namun dapat bahan metal lainnya.
menyerap tinta lebih baik dibandingkan
kertas biasa.
▪︎ Tidak mudah untuk memposisikan tubuh dan tangan yang
benar sesuai aturan teknik menulis shodo. Seseorang harus
duduk tegak, kaki rata di lantai, dan jika duduk di atas kursi
jangan terlalu sering menggeser posisi duduk apalagi
membungkuk.
▪︎ Tangan tegak lurus di atas kertas. Tangan satunya boleh
digunakan untuk menahan kertas agar tidak bergerak. Cara
memegang kuas tidak seperti menggunakan pensil atau pena.
Ibu jari, telunjuk, dan jari tengah memegang bagian tengah kuas
(fude), sedangkan jari manis menjadi tumpuannya. Jaga posisi
tangan jangan sampai siku menyentuh kertas.
Cara Menulis
》 Umumnya orang-orang menggunakan fude dengan tangan kanan. Tapi
bagi yang kidal bisa menyesuaikannya dengan tangan kiri. Satu yang
terpenting adalah kemiringan fude tidak semiring sudut menulis dengan
pena. Posisinya harus tegak lurus di atas kertas.
》 Bagi pemula, bisa menggoreskan setiap garis perlahan. Setiap satu garis
angkat fude sebelum menggoreskan garis selanjutnya. Urutan sapuan fude
sama seperti urutan menulis aksara Jepang biasanya. Tenangkan hati dan
pikiran karena jika gugup akan menimbulkan stroke pada goresan. Selain itu,
jangan berhenti di tengah sapuan. Selesaikan goresan dengan gerakan yang
lembut.
Ai Wa Ryoku Fuku
Kata “Ai” sangat populer untuk dijadikan Simbol “Wa” menunjukkan kesederhanaan Kebalikan dari simbol “Wa”, simbol Makna dari simbol “Fuku” adalah
shodo karena artinya adalah “cinta”. Simbol karena artinya adalah “damai” atau “Ryoku” menunjukkan kekuatan atau “keberuntungan”. Simbol ini memiliki makna
“Ai” menunjukkan rasa kasih sayang, “harmonis”. Orang-orang yang memilih kekuasaan. Namun bukan berarti simbol ini yang sama di Tiongkok, hanya saja
kesukaan, atau ketertarikan terhadap hal lambang ini menyukai kehidupan yang berkaitan dengan pemberontakan. Simbol penyebutannya yang berbeda, yaitu “Fu”.
tertentu, tidak selalu kepada sesama tenang, damai, ramah, dan kebersamaan. “Ryoku” lebih erat dengan hal-hal yang Beberapa orang percaya apabila ada simbol
manusia. Selain pada kertas, banyak juga Maka tak heran kalau simbol “Wa” sering menunjukkan kemampuan fisik atau ini di depan rumah atau pintu masuk acara,
yang menggunakan simbol “Ai” di kaos, digunakan untuk acara-acara kemanusiaan. pengaruh seseorang yang kuat. maka akan terhindar dari kesialan. Makna
mug, bahkan sebagai tato. lain dari “Fuku” adalah kebahagiaan,
keberkahan, atau tercukupi.
Ini adalah huruf kanji yang simpel namun memiliki makna
mendalam, yaitu “indah”. Bentuk tulisannya sangat
sederhana namun tetap terlihat artistik. Maka dari itu,
banyak orang yang menghadiahkan shodo tulisan “Bi” untuk
orang-orang tersayangnya.

Terakhir, ini adalah simbol kanji yang bisa memberikan


semangat dan inspirasi bagi pemiliknya. Simbol “Yume”
memiliki arti “mimpi”. Siapapun yang menulis kaligrafi
Jepang dengan simbol “Yume” berharap kalau cita-citanya
bisa terkabul atau harapan baik terwujud di masa depan.
www.reallygreatsite.com

Anda mungkin juga menyukai