Disusun Oleh :
Bernadeta Leviana
170109073
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum..................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti......................................................... 4
1.4.2 Manfaat Bagi Perawat......................................................... 4
1.4.3 Manfaat Bagi Institusi......................................................... 4
Gambar 2.5.......................................................................................................
Gambar 3.1.......................................................................................................
Gambar 4.3.......................................................................................................
Gambar 4.5.......................................................................................................
Lampiran 1........................................................................................................
Lampiran 2........................................................................................................
Lampiran 3........................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuha Yang maha Esa yang telah
memberikan kurnia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
yang berjudul : ”HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA
PERAWAT DI RUMAH SAKIT PANTI NIRMALA MALANG”.
Proposal skripsi ini telah dibuat untuk memenuhi syarat guna mencapai
gelar sarjana keperawatan pada program studi S1 keperawatan di STIKes
Kendedes Malang.
Penulis juga menyadarai bahwa penulisan proposal skripsi ini sanga jauh
dari kata sempurna. Meski demikian, penulis berusaha semaksimal mungkin agar
penyusunan proposa skripsi ini berhasil dengan sebaik-baiknya sehingga dapat
diterima dan disetujui pada saat seminar proposal skripsi.
Bersama dengan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang mendukung:
1. Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan penyertaan, kekuatan, dan
kelancaran dalam bertindak dan berpikir untuk penyusunan proposal ini.
2. Orang tua, saudara dan keluarga saya yang selalu memberikan doa, semangta
dan juga dukungan materi dalam penyusunan proposal ini.
3. Ns. Putu Sintya Arlinda Arsa.,M.kep, sebagai dosen penguji yang telah
bersedia melungkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengetahuan, dan
petunjuk dengan penuh kesabran serta motivasi dalam penyusunan proposal
ini.
4. Ns. Erwanto, S.Kep.,M, MRS sebagai pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, menerima saya berproses, selalu membantu dan memberi
arahan pada saya dalam menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini.
5. Ns. Nadhifah Rahmawati,M.Tr.Kep sebagai pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dan juga membantu dan mengarahkan saya dalam
menyelesaikan penyususnan proposal skripsi.
6. Orang terdekat yang selalu berada disamping saya dalam keadaan paling
buruk selama beberapa tahun ini, yang selalu memberi semangat dan
mendukung saya.
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran vital dalam
memberikan pelayanan di rumah sakit adalah perawat yang merupakan jumlah
terbesar dari seluruh petugas kesehatan. Perawat menjadi tolak ukur yang
menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Perawat selalu
dituntut profesionalismenya dalam menjalankan tugas keperawatan
(Sandora,2022).
Beban kerja perawat tiap waktu akan berubah. Perubahan ini dapat
disebabkan oleh faktor internal atau faktor internal. Faktor internal
lebih mudah diatasi daripada faktor eksternal karena faktor luar tidak
bisa dikandalikan oleh pihak manajemen rumah sakit sendiri melainkan
memerlukan bantuan pihak luar. Secara umum faktor-faktor internal
yang mempengaruhi beban kerja perawat (Anwar,2013;Gulo,2019),
antara lain:
1) Jumlah pasien yang dirawat tiap hari, bulan dan tahun.
2) Kondisi atau tingkat ketergantungan pasien.
3) Rata-rata hari perawatan tiap pasien.
4) Pengukuran tindakan keperawatan langsung dan tidak langsung
5) Frekuensi tindakan keperawatan yang dibutuhkan.
Adapun faktor-faktor eksternal yang bisa mempengaruhi beban
kerja perawat antara lain (Nursalam, 2011;Iqra,2020) :
1. Masalah komunitas yaitu situasi yang ada di masyarakat saat ini
seperti jumlah penduduk yang padat atau berlebihan, lingkungan
kurang bersih, kebiasaan kurang sehat, dan sebagainya.
2. Disaster, yaitu kondisi dimana bencana seperti banjir, gempa bumi,
tsunami, dan lain-lain. Hal ini akan mempengaruhi kebijakan rumah
sakit karena rumah sakit harus menyediakan tenaga keperawatan
cadangan.
3. Hukum atau undang-undang dan kebijakan, yaitu situasi hukum
perundang- undangan yang bisa mempengaruhi kinerja rumah
sakit/ketenagakerjaan, UU No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan,
UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen serta UU
keperawatan sebagai pedoman utama praktik keperawatan.
4. Politik, yaitu kebijakan pemerintah yang berkuasa atau oposisi yang
bisa mempengaruhi kondisi kinerja rumah sakit seperti banyaknya
pasien karena kecelakaan akibat demonstrasi, kekerasan politik
lainnya, kecenderungan partai politik dalam memandang tenaga
keperawatan dan lain sebagainya.
5. Pendidikan konsumen, yaitu tingkat pendidikan masyarakat sudah
semakin tinggi sehingga tenaga perawat harus profesional sehingga
tenaga perawat yang dibutuhkan harus memiliki pengetahuan yang
lebih baik disbanding dengan masyarakat.
6. Kemajuan ilmu dan teknologi, yaitu kemajuan ilmu dan teknologi
termasuk bahasa harus diikuti oleh semua perawat, karena kalau
tidak bisa mengikuti maka otomatis tidak akan bisa masuk bursa
tenaga kerja. Hal ini menyebabkan institusi pelayanan akan
memilih perawat yang memiliki kompetensi internasional.
2.2.5 Dampak Beban Kerja
Beban kerja haruslah seimbang, sebab beban kerja yang terlalu
tinggi maupun terlalu rendah akan berdampak tidak baik bagi karyawan.
Beban kerja yang tinggi akan menimbulkan stres kerja, minimnya
konsentrasi karyawan, timbulnya keluhan pelanggan dan menyebabkan
tingginya angka ketidakhadiran karyawan. Sedangkan beban kerja yang
terlalu rendah akan memunculkan kebosanan dan rendahnya konsentrasi
terhadap pekerjaan. Baik beban kerja yang terlampau tinggi maupun
terlalu rendah pada akhirnya akan menyebabkan rendahnya produktifitas
karyawan (Koesoemowidjojo, 2017).
Dalam profesi keperawatan sendiri beban kerja yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan dampak seperti munculnya kesalahan
pada pelaporan status pasien, kelelahan kerja, meninggalkan pekerjaan
yang tidak selesai selama shift kerja, terganggunya alur kerja, hingga
kesalahan pemberian medikasi pada pasien (McPhee, Dahinten, & Havaei,
2017).
(Ambarwati,2014 ; Al Fatih,2022) menyatakan Stres terbagi
menjadi dua, yaitu:
1. Role overload
Role overload dapat terjadi saat tuntutan-tuntutan pekerjaan
melebihi kapasitas dari seseorang perawat untuk memenuhinya
secara memadai.
2. Role underload
Role underload adalah pekerjaan dimana tuntutan-tuntutan yang
dihadapi ada di bawah kapasitas yang dimiliki seorang perawat.
2.2.6 Teknik Perhitungan Beban Kerja Perawat
Koesomowidjojo (2017) menyebutkan bahwa perhitungan beban
kerja dapat dipandang dari 3 aspek, yaitu aspek fisik, mental dan
penggunaan waktu. Penghitungan beban kerja berdasarkan aspek-aspek
tersebut dilakukan dengan :
1. Beban kerja fisik, terdiri dari beban kerja fisik fisiologis dan beban
kerja fisik biomekanika.
a. Beban kerja fisik fisiologis, diukur dengan pemeriksaan kesehatan
yaitu pada sistem faal tubuh, denyut jantung, pernafasan, serta
fungsi alat indra pada tubuh karyawan.
b. Beban kerja fisik biomekanik, diukur dengan pemeriksaan daya
kinetik tubuh, yang disesuaikan dengan standar daya jangkau
tubuh, kecepatan dan kemampuan menjangkau benda-benda
bergerak, serta kemampuan tubuh menahan beban atau
menggerakkan beban tertentu yang tentunya berkaitan dengan
kekuatan otot tangan, kaki dan tubuh.
2. Beban kerja mental/psikis, penilaian didasarkan pada bagaimana
tanggung jawab, kewaspadaan karyawan atas pekerjaan yang
dihadapi, tingkat konsentrasi yang dimiliki kayawan, bahkan
bagaimana karyawan berinteraksi dengan lingkungan kerjanya.
a. Pengukuran subjektif, diukur dengan beberapa metode antara lain :
MCH (Modified Cooper-Harper) Scale, NASA-TLX (Task Load
Index), dan SWAT (Subjective Workload Assessment Technique),
serta metode Spare Mental Capacity Technique.
b. Pengukuran performa, dilakukan pengukuran atas waktu kerja,
frekuensi individu dalam menjalankan instruksi, serta kualitas hasil
kerja dan lain- lain.
c. Pengukuran psyhco-psysiological, dengan cara menidentifikasi
cairan dalam tubuh, durasi kedipan mata karyawan, diameter pupil,
gerakan mata, kardiovaskuler, elektrodermal, serta hormon kortisol
dan adrenalin bahkan juga dengan pengukuran aktivitas otak
menggunakan EEG.
d. Task analysis, pengukuran dilakukan dengan menganalisa beban
kerja menggunakan software dan hardware khusus pengukuran
beban kerja.
3. Pemanfaatan waktu, penghitungan dibedakan menjadi dua hal berikut:
a. Pekerjaan yang dilakukan berulang (repetitif), gerakan berulang
dan berlebihan bersamaan dengan penggunaan mesin-mesin yang
memiliki getaran dan posisi tertentu perharinya menimbulkan
risiko kecelakaan kerja semakin tinggi.
b. Pekerjaan yang dilakukan tidak berulang (nonrepetitif), beban kerja
yang diampu oleh karyawan tidak hanya berlaku bagi karyawan
yang berkaitan langsung dengan pekerjaan fisik yang terlihat berat.
Pekerjaan nonrepetitif juga beresiko meningkatkan angka beban
kerja karyawan apanila organisasi/perusahaan tidak jeli mengatasi
hal tersebut.
Beban kerja juga dapat dihitung berdasarkan beberapa aspek
antara lain (Nursalam, 2016 ; Siagian,2023) :
1. Aspek fisik
Beban kerja ditentukan berdasarkan jumlah pasien yang
harus dirawat dan banyaknya perawat yang bertugas dalam suatu
unit atau ruangan. Tingkatan tergantungnya pasien diklasifikan
menjadi tiga tingkat yaitu tingkatan tergantung minimal/ringan,
tingkatan tergantung parsial/sebagian, dan pasien dengan tingkatan
tergantung penuh/total.
2. Aspek psikologis
Aspek mental/psikologis dihitung berdasarkan hubungan
antar individu, dengan perawat serta dengan kepala ruangan dan
juga berhubungan antara perawat dengan pasien, yang berpengaruh
pada kinerja dan tingkat produktif perawat. Akibat yang sering
timbul adalah stress kerja, yang akan menurunkan motivasi kerja
dan menurunkan kinerja pegawai.
3. Aspek waktu kerja
Waktu kerja produktif yaitu banyaknya jam kerja produktif
dapat dipergunakan pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya berdasarkan uraian tugas dan waktu melaksanakan tugas
tambahan yang tidak termasuk dalam tugas pokoknya.
Pengukuran beban kerja pada penelitian ini mengacu pada
kuesioner dengan berdasarkan pada uraian tugas pokok perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruangan, jumlah pasien
yang dirawat, jumlah perawat yang bertugas di ruangan dan waktu
kerja tiap shif perawat.
dalam bahasa Inggris disebut sebagai "performance." Dalam situasi ini, frasa
yang mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan
atau kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja adalah hasil dari
suatu proses yang mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu
pegawai (Lestari,2023).
yang berbeda. Demikian juga dengan karyawan yang sama akan memiliki
kinerja yang berbeda jika berada di tempat kerja yang berbeda pula
(Nisak,2023).
b. Faktor Motivasi:
Motivasi merujuk pada sikap seseorang pegawai dalam menghadapi
f) Kompetensi individu
sebagai berikut :
1. Caring
2. Kolaborasi
3. Empati
4. Kecepatan respons
5. Courtesy
organisasi.
tingkat ini dipengaruhi oleh tujuan dari proses tersebut, desain proses,
Pada saat yang bersamaan, para pegawai atau karyawan juga membutuhkan
baik.
mengenai apa yang akan dinilai dan dapat mempersiapkan diri dengan
baik.
deskripsi jabatan yang terperinci dan jelas bagi setiap karyawan, sehingga
mereka dapat memahami dengan baik fungsi dan tanggung jawab yang melekat
tujuh komponen utama yang mendefinisikan deskripsi jabatan yang baik, yaitu:
kekuatan dan kelemahan dalam tugas dan tanggung jawab, yang pada
pekerjaannya.
Faktor-faktor yg
mempengaruhi Faktor-faktor yang
Beban kerja mempengaruhi
perawat kinerja perawat :
Kinerja
Beban Kerja
perawat
Gambar 2.4 Kerangka Teori Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Kierja
Perawat Di Rumah Sakit Umum Panti Nirmala Malang.
BAB III
KERANGKA KONSEP
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja :
1. Efektifitas dan
efisiensi
2. Otoritas/wewe
nang
3. Disiplin
4. Inisiatif
Penilaian Kinerja :
Beban kerja Kinerja 1. Kurang
Perawat
2. Cukup baik
3. Baik
Tingkat Beban
Kerja :
1. Berat
2. Sedang
3. Ringan
Keterangan :
: Garis yang menunjukkan faktor
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan
Kierja Perawat Di Rumah Sakit Umum Panti Nirmala Malang.
BAB IV
METODE PENELITIAN
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = tingkat error
Populasi
Seluruh perawat yang bekerja di RSU Panti Nirmala malang
Sampel
Sebagian perawat yang bekerja di RSU Panti Nirmala yang memenuhi
kriteria inklusi dan ekslusi.
Tehknik Sampling
Tehknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling
Desain penelitian
Cross-sectonal
Pengumpulan data
kuisioner
Analisa data
Uji korelasi spearman dan SPSS
4.9.3 Scoring
Skoring merupakan dasar pemberian nilai pada data sesuai dengan
skor pada tingkat beban kerja dan stres kerja yang tersusun pada kuisioner.
a. Beban Kerja
scor : 4 = tidak menjadi beban kerja
3 = beban kerja ringan
2 = beban kerja sedang
1 = beban kerja berat
Skor dari beban kerja kemingkinan muncul dengan nilai
terendah sebesar 13 dan tertinggi 52. Pengukuran beban kerja berat
dengan skor 13-25, beban kerja sedang 26-38 dan beban kerja
ringan 39-52.
b. Stres Kerja
Scor : selalu = 4
sering = 3
kadang-kadang =2
tidak pernah = 1
Untuk penguukuran stres kerja, dianggap selalu jika dalam satu
bulan mengalami lebih dari 4 kali, sering jika dalam satu bulan
mengalami 3-4 kali, kadang-kadang jika dalam satu bulan mengalami
2-3 kali, dan tidak pernah jika dalam satu bulan tidak pernah
mengalami dan untuk penghitungan skor stres kerja ringan dengan skor
35-69, stres kerja sedang 70-104, stres kerja berat 105-140.
4.9.4 Entry Data
Entry data haruslah dengan teliti, sebab bila tidak dilakukan
dengan teliti akan terjadi bias pada hasil data. Data dalam bentuk kode
(angka atau huruf) dimasukkan kedalam program atau software komputer.
Program yang digunakan peneliti dalam mengolah data pada penelitian ini
adalah jenis SPSS 16.0
4.9.5 Tabulasi
Tabulating yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan
tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo,
2012).
4.9.6 Cleaning
Dilakukan cek kembali pada data yang telah dientri untuk
menghindari kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan
sebagainya untuk kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Setelah
proses cleaing data selesai, dapat dilakukan analisa data.
4.10 Analisa data
1. Analisa Univariat
Pada analiasa univariat, data yang diperoleh dari hasil
pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan presentase tiap variabel seperti umur, jenis kelamin tingkat
pendidikan dan lain sebagainya. Pada penelitian ini analisa univariat
dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi terhadap jenis
kelamin, usia, status perkawinan, serta tingkat pendidikan perawat.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi. Dalam penelitian ini analisis bivariat
dilakukan untuk mengetahui pengaruh beban kerja perawat terhadap
stres kerja perawat. Pengolahan analisis bivariat dilakukan dengan
bantuan komputerisasi. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji korelasi Kendall Tau, yang bertujuan untuk menguji
pengaruh antara satu variabel independen berupa beban kerja dan satu
variabel dependen berupa stres kerja dengan data berbentuk ordinal
dengan jumlah sampel lebih dari 10 anggota. Uji Korelasi Kendall Tau
ini dapat digunakan pada sebaran data yang berdistribusi normal
maupun tidak normal. Untuk dapat mengambil keputusan terdapat
pengaruh atau tidak terdapat pengaruh dilihat dari nilai signifikansi :
a. Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima, tidak ada pengaruh beban kerja
terhadap stres kerja perawat.
b. Jika Sig < 0,05 maka H1 diterima, ada pengaruh beban kerja
terhadap stres kerja perawat.
3. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar mengukur apa yang diukur.Validitas instrumen membahas
ketelitian atau ketepatan (akurasi) peneliti dalam mengamati,
mengukur, menginterpretasi dan mengolah informasi dari subjek
penelitian.
4.11Etika Penelitian
Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).
Penelitian mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki
kebebasaan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartipasi
dalam kegiatan penelitian (autonomy).
4.11.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Informed consent dari subjek merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Inform Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan, dengan
memberikan lembar dalam bentuk virsual persetujuan untuk menjadi
responden. Tujuan inform consent adalah agar subjek mengerti maksud
dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika bersedia, maka mereka
harus menandatangani lembar persetujuan.Jika responden tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati hak responden (Hidayat, 2014).
4.11.2 Anonimity (Tanpa Nama)
Informasi yang telah di dapat dari responden tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner pengetahuan,
lembar screening dan lembar observasi,cukup dengan memberi kode pada
masing-masing lembar pengukuran tersebut untuk menjaga kerahasiaan
responden. Pada saat responden mulai mendapatkan penjelasan dan
mendapatkan sebuah angket atau pertanyaan, wawancara, maka responden
tidak perlu mencantumkan nama responden ke dalam lembar pertanyaan
tersebut.
4.11.3 Keadilan dan Keterbukaan (Respect or human justice an inclusiveness)
Menurut peneliti di dalam hal ini menjamin bahwa semua subjek
penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama,tanpa
membedakan jenis kelamin dan agama. Dan sebagai serta perlunya prinsip
keterbukaa dan adil pada kelompok. Keadilan dalam penelitian ini pada
setiap responden ,sama-sama diberikan intervensi meski responden tidak
memenuhi kriteria inklusi.
Budiono dan Pertami, S.B. 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi
Medika.
Kusuma.2020. Stres Kerja, Beban Kerja, Terhadap Kinerja melalui kepuasan kerja
Pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mojokerto.
Waryatini & Maya.2020. Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Dalam
Melakukan asuhan Keperawatan Diruang Rawat Inap Rumah Sakit.