Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MATEMATIKA

Jason Matthew Reke


XII-Perhotelan
SMK Baranangsiang Bogor
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan yang apabila kita
telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Dengan mengubahnya kedalam bahasa atau
persamaan matematika maka persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan. Tetapi terkadang
suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua persamaan dan beberapa variabel, sehingga
kita mengalami kesulitan untuk mencari hubungan antara variabel-variabelnya. Bahkan
dinegara maju sering ditemukan model ekonomi yang harus memecahkan suatu sistem
persamaan dengan puluhan atau ratusan variabel yang nilainya harus ditentukan.

Matriks, pada dasarnya merupakan suatu alat atau instrumen yang cukup ampuh untuk
memecahkan persoalan tersebut. Dengan menggunakan matriks memudahkan kita untuk
membuat analisa-analisa yang mencakup hubungan variabel-variabel dari suatu persoalan.
Pada awalnya matrik ditemukan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh seorang ilmuan
yang berasal dari Inggris yang bernama Arthur Cayley (1821-1895) yang mana studi yang
dilakukan untuk meneliti persamaan linier dan transformasi linear, awal dari semua ini matrik
dianggap sebagai sebuah permainan karena matrik dapat diaplikasikan, sedangkan pada tahun
1925 matrik digunakan sebagai kuantum dan pada perkembangannya matrik digunakan
dalam berbagai bidang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas kami menemukan permasalahan sebagai berikut :
Apa pengertian atau definisi matriks serta bagaimana pengertian determinan dan invers
matriks?
Bagaimana operasi penyelesaian matriks dan permasalahan pada matriks?

1.3 Tujuan Pembahasan


Berdasarkan uraian di atas kami menemukan permasalahan sebagai berikut:
Menjelaskan tentang pengertian dan definisi matriks, dan pengertian determinan dan invers
matriks
Menjelaskan tentang jenis-jenis operasi matriks dan penyelesaian masalah pada matriks.
BAB II
PEMBAHASAN

Matriks adalah susunan suatu kumpulan bilangan dalam bentuk persegi panjang yang diatur
menurut baris dan kolom dan dibatasi oleh kurung biasa atau kurung siku. Sebuah matriks
terdiri dari baris dan kolom. Baris suatu matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang
mendatar dalam matriks, sedangkan kolom suatu matrik adalah susunan bilangan-bilangan
yang tegak (vertikal) dalam matrik.

Notasi Matriks
Cara penulisan matriks adalah menggunakan dengan huruf besar, A, B, C dan
sebagainya.Pada umumnya aij akan menyatakan entri matriks A yang berada pada baris i dan
kolom j. Jadi jika A adalah matriks m x n , maka:

a11 a12 … a1n

a21 a22 … a2n

am1 am2 … amn

Jka matriks A, maka entrinya aij , matriks B entrinya bij , dan C = cij , dan seterusnya.
Matriks yang memiliki hanya satu baris atau satu kolom di sebut vektor. Jika tupel- n
dinyatakan sebagai matriks 1 x n disebut Vektor baris, dan matriks n x 1 disebut vektor
kolom.

Contoh:

Penyelesaian persamaan linier

X1 + X2 = 3

X1 – X2 = 1
Vektor baris = (2 1)

Vektor kolom = 2

Biasanya persamaan-persamaan dalam matriks digunakan vektor kolom ( n x 1), maka notasi
baku vektor kolom adalah huruf kecil:

x1

x = x2

x3

Diberikan suatu matriks A berordo mx n, vektor baris ke-I dari A dinyatakan oleh a (1,: ) dan
vektor kolom ke j dinyatakan oleh a ( :, j).

Bila A suatu matriks m x n , vektor baris A diberikan oleh a ( 1,: ) = (ai1, ai2, . . . ain ) i = 1,
2, 3, . . . , n , vektor kolom a ( :, j ) adalah sama dengan :

a1j

a2j

amj

sehingga matriks A dinyatakan oleh vektor baris / kolom

A = ( a1, a2, . . . ., an ) atau : a ( 1, . . . )


a ( 2, . . . )

a ( m, . . . )

Agar dua matriks menjadi sama, maka kedua matriks harus mempunyai ordo yang sama dan
entri-entri yang seletak sama.

Definisi:
Dua matriks A dan B berordo masing-masing berordo m x n dikatakan sama, jika aij = bij
untuk setiap I dan j.
Penjumlahan Matriks
Dua matriks dengan ordo yang sama dapat dijumlahkan dengan
menjumlahkan entri-entri yang seletak.
Definisi:
Jika A = aij dan B = bij kedua-duanya adalah matriks m x n . maka jumlah A + B aadalah aij
+ bij untuk setiap pasang ( i, j ).

Contoh:

321 2 2 2 5 4 3
4 5 6 + 1 2 3 = 5 7 9

Perkalian Matriks

Lebih umum perkalian matriks A dan B jika banyaknya kolom dari A sama
dengan banyaknya baris dari B.

Definisi:

Jika a = aij adalah matriks m x n dan B = bij matriks n x r, maka hasil kali AB = C =cij
adalah matriks m x n yang entrinya di definisikan oleh:
Cij = a ( i , : ) b ij =

Contoh:

Buktikan bahwa AB ¹ BA
3 -2

B= 2 4 A= -2 1 3

1 -3 4 1 6

Buktikan bahwa XY ¹ YX
Y= 1 1 X= 1 1

0 0 2 2

Berat badan Bob adalah 178 pound. Dia ingin mengurangi berat badan melalui diet dan
latihan fisik. Sesudah mencari keterangan dari tabel 1, dia membuat jadwal latihan fisik pada
tabel 2. Berapa kalori yang akan terbakar dengan melakukan latihan fisik setiap hari jika dia
mengikuti rencana ini.
Tabel.1.

Kalori yang terbakar tiap jam

Aktifitas latihan Berat badan dalam pound

152 161 178

Jalan kaki = 2 mil/jam 213 225 249

Lari 5,5 mil/jam 651 688 764


Sepeda 5,5 mil/jam 304 321 356

Tenis secukupnya 420 441 492

Tabel.2.

Jumlah jam/hari untuk setiap aktifitas jadwal latihan

Jadwal Latihan

Jalan Lari Sepeda Tenis

Senin 1 0 1 0

Selasa 0 0 0 2

Rabu 0,4 0,5 0 0

Kamis 0 0 0,5 2

Jumat 0,4 0,5 0 0

Sebuah perusahaan menghasilkan 3 buah produk: Biaya produksi dibagi ke dalam 3 kategori,
dan setiap kategori diberikan taksiran untuk biaya produksi barang dari masing-masing
produk. Dibuat juga suatu taksiran untuk jumlah masing-masing produk yang akan dihasilkan
setiap kuartal.Taksiran tersebut disajikan dalam tabel 1 dan tabel 2.
Perusahaan ingin menyajikan pada rapat pemegang saham (tabel menunjukkan biaya total
setiap kuartal dari masing-masing pada 3 buah kategori yaitu bahan mentah, tenaga kerja, dan
biaya overhead)

Tabel.1.
Biaya produksi per barang ( $ )

Produk

Biaya A B C

Bahan mentah 0,1 0,3 0,15

Tenaga kerja 0,3 0,4 0,25

Biaya overhead 0,1 0,2 0,15

Tabel.2.

Jumlah yang dihasilkan per kuartal

Musim

Produk Panas Gugur Dingin Semi

A 4000 4500 4500 4000

B 2000 2400 2400 2200

C 5800 6200 6000 6000

TRANSPOSE MATRIKS
Jika A adalah suatu matriks m x n, maka transpose dari A dinotasikan sebagai AT. Yaitu
suatu matriks n x m yang dihasilkan dari saling menukarkan antara baris dan kolom matriks
A. Dalam hal ini kolom pertama dari matriks AT adalah baris pertama dari matriks A, kolom
kedua matriks AT adalah baris kedua matriks A dan seterusnya.

Contoh:

2 3 2 1 5

A= 1 4 AT = 3 4 6

5 6

Ada 3 macam jenis matriks transpose :

Matriks simetris
Matriks miring (skew)
Matriks miring simetris (skew symetris )
Syarat utama pada ketiga jenis matriks ini adalah bujur sangkar (ordo sama).

Matriks Simetris
Matriks elemen aij pada baris ke-I dan kolom ke-j sama dengan elemen aji pada baris ke j dan
kolom ke i.Hubungan antara elemen tersebut berarti bahwa transpose dari sebuah matriks
adalah sama dengan matriks asal, maka matriks simetris adalah:

A = AT jika A adalah matriks simetri

Contoh:

1 2 3 1 2 3

A= 2 4 5 AT = 2 4 5
3 5 6 3 5 6

Matriks Skew (miring )


Matriks yang antara elemen-elemen yang tidak terletak pada diagonal utamanya mempunyai
hubungan negatif. Artinya aij = – aji dan elemen diaginal utamanya boleh terdiri atas
sembarang bilangan asalakan tidak nol semuanya (aii ¹0)

Contoh:

1 2 3

-2 4 -5

-3 5 6

Matriks Skew Simetris


Jika semua elemen diagonalnya adalah nol semuanya dan transpose dari matriks ini sama
dengan matriks asala dengan tanda negatif.

Matriks skew simetris mempunyai syarat :

A = – AT

Aij = -aji dan aii = 0

Contoh:

0 2 3 0 -2 -3

A = -2 0 -5 -AT = 2 0 5
-3 5 0 3 -5 0

Soal transpos matriks

Misalkan A =nbsp; dan B=


Jika A’ menyatakan matriks tranpos dari A, maka persamaan A’ = B dipenuhi bila x
= . . . . .Pembahasan
A = maka A’ =
A’ = B, maka =

Diperoleh : x + y = 1 dan x = -2y


dengan demikian , x+y =1
<=> (-2y) + y = 1
<=> -y = 1
<=> y= -1
Untuk y =-1 , maka x = -2 (-1) =2

Soal transpos matriks

Invers Matriks
Invers matriks persegi atau bujur sangkar baik yang berordo 2×2, 3×3 , maupun ordo nxn
akan menjadi topik pembahasan kali ini. Sebelum mempelajari invers matriks, terlebih
dahulu akan dibahas tentang determinan matriks.

Determinan Matriks Ordo 2×2

Jika suatu matriks persegi yang berordo 2×2, maka determinan matriks A ditulis |A| atau det
A adalah:

Contoh mencari determinan matriks ordo 2×2


Diketahui matriks-matriks dibawah ini:
Tentukan | A | dan | B |

[Penyelesaian]

Determinan matriks A dan B adalah,

Syarat dua Matriks Saling Invers


Diketahui A dan B dua buah matriks persegi yang berordo sama sehingga AB = BA = I ,
maka B adalah invers dari A ditulis B = dan A adalah invers dari Bditulis A = . Maka,

Contoh dua matriks saling invers:

Diketahui matriks-matriks dibawah ini,

Tunjukkan bahwa AB = BA = I

[Penyelesaian]

Hasil kali matriks AB adalah,

Hasil kali matriks BA adalah,

Matriks Singular dan Matriks Non Singular


Matriks singular adalah matriks yang determinannya nol, dan matriks non singularadalah
matriks yang determinannya tidak nol

Contoh matriks singular

Diketahui matriks dibawah ini,

Buktikan bahwa A adalah matriks singular!


[Penyelesaian]

Determinan matriks A adalah,

Rumus invers matriks 2×2


Jika , maka adalah,

Dari rumus invers matriks diatas dapat disimpulkan bahwa:

a.Suatu matriks persegi atau bujur sangkar tidak memiliki invers jika dan hanya jika matriks
persegi tersebut singular.

Suatu matriks persegi atau bujur sangkar memiliki invers jika dan hanya jika matriks persegi
tersebut non singular.
Invers Matriks 3×3
Cara menentukan invers matriks selain ordo 2×2 dapat menggunakan adjointmatriks. Jadi
sebelum mempelajari cara mencari invers matriks ordo 3×3, terlebih dahulu harus dipelajari
tentang minor, kofaktor, dan adjoint.

1.Minor

Jika pada matriks A ordo 3×3 elemen baris ke-i dan kolom ke-j dihilangkan maka akan
didapat matriks yang baru dengan ordo 2×2, determinan matriks baru dengan ordo 2×2 itulah
yang disebut minor ditulis dengan simbol . Agar lebih jelas perhatikan contoh dibawah ini,

Jika diketahui matriks A ordo 3×3 ,

Maka minor-minor dari matriks A adalah ,

, hilangkan baris ke-1 dan kolom ke-1 matriks A diatas maka sisanya adalah elemen-elemen
di dalam kotak merah dibawah ini
Sehingga mminor dari adalah :

, hilangkan baris ke-1 dan kolom ke-2 matriks A diatas maka :

, hilangkan baris ke-3 dan kolom ke-2 matriks A diatas maka:

Jadi, minor dari matriks A adalah:

2.Kofaktor

Kofaktor dituliskan dengan simbol dibaca kofaktor baris ke-i dan kolom ke-j dan rumus nya
adalah :

Jika diketahui matriks A,

Dari rumus kofaktor diatas maka kofaktor-kofaktor dari matriks A diatas adalah:

Jadi, kofaktor dari matriks A adalah,

Agar lebih jelas perhatikan contoh dibawah ini!

Contoh 1

Diketahui matriks A yaitu,

Tentukan minor dan kofaktor dari matriks A

[Penyelesaian]

a.Minor-minor dari matriks A adalah,


Minor-minor dari matriks A lainnya adalah ,

Jadi, matriks minornya adalah:

b.Kofaktor-kofaktor matriks A adalah:

Jadi, matriks kofaktornya adalah:

Adjoint
Adjoint suatu matriks diperoleh dari transpose matriks kofaktornya. Pemahaman anda tentang
adjoint, minor, determinan dan kofaktor sangat dibutuhkan dalam menentukan invers matriks
ordo 3×3

Rumus invers matriks ordo 3×3


Rumus invers matriks ordo 3×3 adalah:
Contoh

Tentukan invers matriks A dibawah ini,

[Penyelesaian]

Dari contoh 1 kofaktor matriks A adalah :

Maka Adjoint matriks A adalah transpose kofaktor matriks A, yaitu :

Dan determinan matriks A adalah:

Jadi invers matriks A adalah:

Seperti itulah contoh cara menentukan invers matriks baik baik invers matriks ordo 2×2,
maupun ordo 3×3.
Determinan Matriks ordo 3×3
Untuk menentukan determinan matriks ordo 3×3 menggunakan metode sarrus.Perhatikan
contoh dibawah ini,

Jika matriks B diketahui seperti dibawah ini,


Maka determinan matriks B dapat ditentukan dengan metode sarrus yaitu:

Contoh soal :

Tentukan determinan matriks dibawah ini,


[Penyelesaian]
Dengan menggunakan metode sarrus, maka determinan matriks B adalah

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan :

Pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan yang
apabila kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Dengan kata lain kita selalu
bersentuhan dengan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan matematika entah itu kita
sadari ataupun tidak. Agar mudah difahami maka persoalan tersebut diubah kedalam bahasa
atau persamaan matematika supaya persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan. Tetapi
terkadang suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua persamaan dan beberapa
variabel, sehingga kita mengalami kesulitan untuk mencari hubungan antara variabel-
variabelnya.

Adapun matriks sendiri merupakan susunan elemen-elemen yang berbentuk persegi panjang
yang di atur dalam baris dan kolom dan di batasi sebuah tanda kurung di sebut matriks.

3.2 Saran :
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang paling tidak disukai oleh anak-anak.
Kenyataan di lapangan membuktikan cukupbanyak siswa yang tidak suka bahkan membenci
mata pelajaran matematika. Dalam benak mereka matematika merupakan mata pelajaran
yang sangat sulit untuk dimengerti bahkan membosankan.

Hal ini menjadi dilema bagi para pendidik dan para ahli, karena matematika merupakansalah
satu pengetahuan untuk sains dan teknologi yang sangat perlu bagi kelanjutan pembangunan.
Apalagi dalam memasuki abad ke -21 yangditandai dengan kemajuan dalam perkembangan
IPTEK, pengetahuan siapdan kepiawaian berpikir logis yang dikembangakan dalam
pelajaranmatematika sangat diperlukan.

Dalam menghadapi era globalisasi yang diiringi dengan perkembangan IPTEK yang sangat
pesat, maka peningkatan kualitas-kualitas sumber daya manusia mempunyai posisi yang
strategis bagi keberhsilan dan kelanjutan pembangunan nasional. Oleh sebab itu, upaya
tersebut mutlak harus mendapat perhatian yangsungguh-sungguh dan harus dirancang secara
sistematis dan seksama berdasarkan pemikiran yang matang. Wadah yang tepat bagi upaya
peningkatan kualitas sumberdaya manussia adalah pendidikan.

Ada beberapa indikator dalam peningkatan mutu pendidikan antara lain melalui peningkatan
kinerja guru dan peningkatan mutupelajaran yang melibatkan MBS, Pakem, serta peran serta
masyarakat (PSM).Dalam kaitannya dengan Pakem, guru dituntut untuk menciptakan situasi
pembelajaran yang kondusif, yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
danmenyenangkan. Situasi pakem tersebut harus diupayakan untuk semua mata pelajaran.

Dengan begitu, diharapkan peningkatan mutu pendidikn pendidikan dapat tercapaisecara


optimal. Guru sebagai faktor penentu dan paling berpengaruh dalam hal menanamkan konsep
terhadap siswa. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan guru dalam memilih
dan menggunakan metode pembelajaran serta kemampuan guru dalam menetapkan media
pembelajaran sangat menentukan terhadap keberhasilan proses pembelajaran, di samping
adanya potensi dan kemauan siswa sendiri.Terilhami oleh suatu ungkapan

Anda mungkin juga menyukai