Anda di halaman 1dari 1

“Love live is not sprin, this is a maraton.

Berkawan, bercerita dan menua.

Dewasa perlahan merubah pemahamanku tentang makna cinta. Seketika aku menolah diriku waktu
masih menginjak remaja mengartikan romantis dengan sebatang coklat dan setangkai mawar.
Menyanyikan lagu-lagu yang membuat perjalanan cinta terasa hangat. Senyuman kekasih akan selalu
mengiringi kisah-kisah romantis.

Setelah mengalami lika-liku perjalanan kisah-kisah romansa. Perlahan aku membuka mata bahwa
dewasa ini romantis tidak lagi soal pelukan sepanjang waktu. Bukan lagi mengucapkan I Love You setiap
bertemu. Bahkan memcipta puisi tentang rindu saat bertemu. Belajar menjadi dewasa aku lebih paham
bagaimana romantis harusnya.

Apa pun yang terbayang ketika masih menginjak usia muda berbeda setelah dewasa. Asmara tidak lagi
menjadi tujuan. Jalan terjal harus dihadapi ketika menginjak usia seperti ini. Terkadang salah satu di
antara pasangan akan disibukan dengan urusan pekerjaannya. Semakin sadar bahwa masa depan
banyak keinginan yang perlu wujudkan.

Aku pun semakin sadar bahwa perihal romantis tidak bisa selalu muluk-muluk. Pada perjalanannya ia
bakal dihantam gelombang di luar rencana. Mungkin saja ini yang dipikirkan Donne melalui lagunya
bercerita lewat kata. “Apakah cinta masih sama bila kamu tahu ujungnya? Satu perkenal, dua
pendekatan, apa kau bosan? bencana-bencana diluar rencana janji-janji fana membuat merana”.

Saat dewasa ini menjalankan hubungan bagiku telah lebih sederhana. Meluangkan waktu bertemu di
tengah kesibukan masing-masing. Berpegangan tangan saat sedang dalam perjalanan pulang. Ketika
pasangan tiba-tiba mengucapkan kalimat “sayang aku merindukanmu”. Sesuatu semacam itu ketika
dewasa begitu berharga.

Bahkan terkadang hanya melalui percakapan yang terasa receh. Membahas berbagaia kelucuan yang
tidak semua orang paham. Aku mengerti bahwa berkomunikasi merupakan kunci menjadi romantis.
Segalanya akan selesai saat keduanya saling berkompromi. Kalau saja diatara keduanya hanya berfikir
tentang dirinya. segala kompromi tidak mungkin terjadi.

Kelak setelah segalanya tidak lagi menarik. Setelah harat lapuk tergerus waktu. Tidak ada lagi alasan
untuk saling bertahan. Hanya melalui obrolan yang mampu menguatkan perasaan. Suatu masa hanya
bisa duduk di depan teras menyaksikan pasangan muda bergandengan tangan.

Nanti saat paras tidak lagi menarik. Tenaga sudah mulai ikut menua. Hasrat telah menguap. Apalagi yang
membuat sepasang manusia mau tetap bersama. Hanya satu alasan yang terbayang bagiku. Berdialog di
depan teras sambil memandang lalu lalang manusia.

Anda mungkin juga menyukai