DEWI NILASARI
18.012
i
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN
DENGAN TERJADINYA DIARE PADA ANAK USIA
SEKOLAH
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan program studi Diploma III Keperawatan
DEWI NILASARI
18.012
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Politeknik
Yakpermas Banyumas. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak pada penyusunan karya tulis ilmiah ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Rahaju Ningtyas, S.Kp, M.Kep selaku Direktur Politeknik Yakpermas
Banyumas.
2. Ns. Puji Indriyani, M.Kep selaku dosen pembimbing 1 yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini dengan baik.
3. Ns. Wiwik Priyatin, S.Kep, MM selaku dosen pembimbing 2 yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini dengan baik.
4. Bapak dan Ibu dosen beserta staf karyawan Politeknik Yakpermas Banyumas
atas kerjasamanya.
5. Orang tua penulis Bapak Parman dan Ibu Lasminah serta keluarga penulis
yang telah memberikan motivasi, dukungan material dan moral.
6. Kakak penulis Alm. Alfiah Septiani yang telah memotivasi serta memberikan
dukungan untuk penulis.
7. Sahabat penulis Tiyas Sintiarini dan Laeli Dwi Oktafianti yang selalu
memberikan semangat, do’a dan menghibur saat penulis hampir menyerah.
8. Aldi Ghifari Setiadi Tama yang selalu memberikan semangat, memotivasi
penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
9. Teman-teman angkatan 2018 khususnya kelas 3A yang saling memberikan
dukungan satu sama lain.
vi
10. Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah ikut
membantu penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Semoga bantuan serta budi baik yang telah diberikan kepada penulis,
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari dalam penulisan karya
tulis ilmiah ini jauh dari sempurna, penulis berharap hasilnya dapat memberikan
manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
4. Manifestasi Klinis......................................................................................9
C. Konsep Dasar Perilaku Cuci Tangan............................................................9
1. Definisi......................................................................................................9
2. Kapan Waktu Harus Cuci Tangan...........................................................10
3. Manfaat Perilaku Cuci Tangan................................................................10
4. Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun.........................................................10
D. Konsep Dasar Perilaku................................................................................12
1. Definisi....................................................................................................12
2. Bentuk-Bentuk Perilaku..........................................................................12
3. Pengukuran dan Indikator Perilaku Kesehatan.......................................13
E. Literatur Review.........................................................................................15
1. Jurnal 1....................................................................................................15
2. Jurnal 2....................................................................................................17
F. Kerangka Teori...........................................................................................20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian.........................................................................................21
B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi.......................................................................21
1. Tipe Studi................................................................................................21
2. Tipe Intervensi.........................................................................................22
3. Hasil Ukur...............................................................................................22
4. Strategi Pencarian Literatur.....................................................................22
5. Sintesis Data............................................................................................23
6. Penelusuran Jurnal...................................................................................23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil............................................................................................................25
B. Pembahasan.................................................................................................29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................................33
B. Saran............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Kedua telapak tangan digosokan secara bersamaan dengan benar. 11
Gambar 1.2 : Gosok punggung kedua tangan tersebut..........................................11
Gambar 1.3 : Satukan kedua telapak tangan, kemudian gosokan dengan benar. .11
Gambar . 1.4 : Tautkan kedua jari telapak tangan tersebut dengan saling mengunci
................................................................................................................................11
Gambar 1.5 : Daerah antara ibu jari dan jari telunjuk digosok secara bergantian
dengan cara memutar.............................................................................................12
Gambar 1.6 : Gosokan ujung jari-jari di telapak tangan gerakan memutar, bilas
menggunakan air bersih dan keringkan.................................................................12
Gambar 1.7 : Kerangka Teori...............................................................................20
Gambar 1.8 : Diagram Alur Review Jurnal..........................................................24
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH
% : Persen
< : Kurang dari
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun
Kemenkses RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonsesia
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
VIP : Vasoactive Intestinal Peptide
WHO : World Health Organization
xiii
ABSTRAK
Dewi Nilasari
“Literatur Review Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan
Terjadinya Diare pada Anak Usia Sekolah”
xv + 5 tabel + 8 gambar + 6 lampiran
Latar Belakang : Diare adalah BAB yang keluarnya berupa cairan, biasanya
dengan ataupun tanpa lendir darah dalam tinja dan terjadi lebih dari 3 kali sehari.
(Febry & Marendra, 2010, page 30). Diare membunuh sekitar 760.000 anak-anak
tiap tahunnya dan anak Indonesia meninggal akibat diare tiap tahunnya yaitu
100.000 anak. (Boway et al., 2019, page 396). Menurut WHO permasalahan diare
di negara-negara berkembang khususnya Indonesia dapat dikurangi dengan
melakukan perilaku hidup sehat yaitu perilaku cuci tangan pakai sabun. Perilaku
cuci tangan merupakan suatu proses pembersihan tangan dari kotoran, yang
bertujuan mencegah terjadinya infeksi ataupun penyakit. Proses tersebut dimulai
dari membersihkan ujung jari-jari tangan sampai siku lengan atas. (Kusyati et al.,
2013, page 1). Tujuan : Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
perilaku cuci tangan pakai sabun dengan terjadinya diare pada anak usia sekolah.
Metode : Metode penelitian yang digunakan pada jurnal penelitian ini adalah
menggunakan cross sectional studi. Cross sectional studi merupakan studi yang
membahas tentang faktor risiko dengan menggunakan pengumpulan data.
Pengumpulan data yang dimaksud yaitu variabel penelitian baik itu independen
maupun dependen yang dilakukan secara bersamaan. (Sinaga & Limbong, 2019,
page 192). Hasil : Berdasarkan dari telaah kedua jurnal tersebut, ditemukan
adanya kejadian diare pada anak usia sekolah yang memiliki perilaku cuci tangan
pakai sabun yang baik yaitu 5 dan 1 responden mengalami diare, 9 dan 56
responden tidak diare. Kesimpulan : Terdapat hubungan perilaku cuci tangan
pakai sabun dengan terjadinya diare pada anak usia sekolah.
xiv
ABSTRACT
Dewi Nilasari
“Literature Reviewe The Relationship of Handwashing with Soap Behavior with
the Occurrence of Diarrhea in School-Age Children”
xv + 5 table + 8 picture + 6 attachment
Background : Diarrhea is a stool that comes out in the form of liquid, usually
with or without blood mucus in the stool and occurs more than 3 times a day.
(Febry & Marendra, 2010, page 30). Diarrhea kills around 760,000 children every
year and Indonesian children die from diarrhea every year, namely 100,000
children. (Boway et al., 2019, page 396). According to WHO, the problem of
diarrhea in developing countries, especially Indonesia, can be reduced by adopting
a healthy lifestyle, namely washing hands with soap. Hand washing is a process of
cleaning hands from dirt, which aims to prevent infection or disease. The process
starts from cleaning the tips of the fingers to the elbows of the upper arms.
(Kusyati et al., 2013, page 1). Purpose : This study was to determine the
relationship between handwashing with soap and the occurrence of diarrhea in
school-age children. Methods : The research method used in this research journal
is a cross sectional study. Cross sectional study is a study that discusses risk
factors using data collection. The data collection in question is the research
variables, both independent and dependent, which are carried out simultaneously.
(Sinaga & Limbong, 2019, page 192). Results : Based on the review of the two
journals, it was found that there was an incidence of diarrhea in school-age
children who had good hand washing behavior with soap, namely 5 and 1
respondent had diarrhea, 9 and 56 respondents did not. Conclusion : There is a
relationship between the behavior of washing hands with soap and the occurrence
of diarrhea in school-age children.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat mengetahui hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun
dengan terjadinya diare pada anak usia sekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kejadian diare pada anak usia sekolah.
b. Mengetahui hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun dengan
terjadinya diare pada anak usia sekolah.
D. Manfaat Penelitian
1. Definisi
Anak usia sekolah merupakan anak yang berada dalam periode
kehidupan dimulai dari usia 6-12 tahun, masing-masing mempunyai
karakteristik atau ciri yang penting dari periode tersebut. Periode itu
dimulai dengan anak masuk ke lingkungan sekolah, anak mulai
bergabung dengan teman-teman sebayanya, anak mulai mempelajari
budaya masa kanak-kanak, dan anak mulai berinteraksi dengan
lingkungannya. Error: Reference source not found.
Anak usia sekolah merupakan anak yang berada pada usia 7-12
tahun, dimana ditetapkan sebagai batas usia anak mulai belajar di
sekolah untuk menempuh pendidikan formalnya yaitu usia 7 tahun.
(Trianingsih, 2018, page 2-3).
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan merupakan ukuran dan jumlah sel dalam jaringan
intraseluler yang mengalami peningkatan, yang berarti ukuran fisik
juga struktur tubuh akan bertambah keseluruhannya. Oleh karena itu
satuan panjang dan berat dapat diukur. Error: Reference source not
found.
Perkembangan merupakan perubahan secara kualitas, yang
menitikberatkan pada suatu perubahan melalui proses pematangan dan
pembelajaran. Error: Reference source not found.
3. Pencapaian Perkembangan Anak Usia Sekolah
Kategori usia Sekolah Dasar merupakan anak usia 6 sampai
dengan 12 tahun. Pada saat usia tersebut, anak akan mengalami suatu
perkembangan yang semakin maju atau pesat diantaranya yaitu :
4
5
a. Senang Bermain
Pada umumnya anak usia sekolah sangat senang bermain,
karena itu pendidik harus paham dengan perkembangan anak dan
memberikannya aktivitas fisik salah satunya dengan model
bermain. Dengan ini akan membuat anak tertarik sehingga dengan
sukarela dan antusiasnya mengikuti pendidikan dan pembelajaran
yang diberikan.
b. Senang Bergerak
Anak usia sekolah itu sangat senang bergerak. Bahkan
anak-anak kemungkinan untuk duduk tenang hanya selama
maksimal 30 menit. Dalam teori perkembangan ini bukan berarti
anak tidak bisa diatur atau tidak bisa dikendalikan, tetapi senang
bergerak berarti bisa diarahkan ke hal-hal yang sifatnya itu
mendidik.
c. Senang Beraktivitas Kelompok
Anak usia sekolah senang beraktivitas kelompok, apalagi
mengelompok dengan teman sebayanya. Pada bagian ini yang bisa
dilakukan oleh anak yaitu berinteraksi dengan teman sebayanya
dengan kerja kelompok.
1. Definisi
Diare adalah BAB yang keluarnya berupa cairan, biasanya
dengan ataupun tanpa lendir darah dalam tinja dan terjadi lebih dari 3
kali sehari. Error: Reference source not found.
Diare adalah keadaan seperti yang diuraikan berikut ini (Yun
diarrea = mengalir melalui), artinya BAB keluarnya berbentuk cair
(mencret) dan merupakan suatu gejala penyakit ataupun gangguan
lainnya. Error: Reference source not found.
7
3. Patofisiologi
Menurut Error: Reference source not found, terdapat empat
mekanisme patofisiologi terjadinya gangguan, yaitu terjadinya
gangguan keseimbangan air dan elektrolit menyebabkan diare.
Sehingga ion aktif mengalami perubahan melalui absorbsi sodium
menurun atau sekresi klorida yang meningkat, perubahan motilitas
intestinal, osmolaritas yang meningkat pada luminal dan meningkatnya
tekanan hirostatik pada suatu jaringan. Mekanisme yang seperti itu
berhubungan dengan 4 macam terjadinya diare antara lain :
a. Diare Sekretori
Diare tersebut disebabkan oleh adanya rangsangan substansi
tertentu, misalnya Vasoactive Intestinal Peptide (VIP), diet lemak
yang tidak dapat diabsorbsi, hormon sekretin ataupun toksin dari
suatu bakteri.
b. Diare Osmotik
Karena buruknya substansi yang terlalu menahan cairan intestinal,
bisa menyebabkan terjadinya diare osmotik. Secara klinik, diare
tersebut dapat sembuh dengan sendirinya jika pasien istirahat.
c. Penyakit Inflamasi pada Saluran Cerna
Penyakit inflamasi yang terjadi pada saluran cerna, bisa
menyebabkan berhentinya mukus, protein serum, juga darah yang
masuk ke dalam usus.
d. Transit Intestinal
Hubungan motalitas usus dengan terjadinya diare itu melalui tiga
tahapan atau mekanisme yaitu kontak waktu yang menurun dengan
usus halus, pengosongan kolon terlalu cepat, dan jumlah bakteri
yang meningkat.
e. Intoleransi Laktosa
Jenis makanan yang mengandung lemak, produk susu, dan produk
makanan karbohidrat non-absorpsi, karena itu sebagian bayi atau
balita yang intoleransi pada suatu laktosa yang terkandung dalam
susu dapat menyebabkan diare.
9
4. Manifestasi Klinis
Seseorang dengan diare akibat infeksi akan muncul beberapa
gejala seperti mual, muntah, nyeri perut juga sampai kejang perut,
demam dan diare. Menurut Error: Reference source not found, diare
yang di akibatkan infeksi di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Diare yang terdiri dari cairan saja (koleriform).
b. Diare yang terdapat lendir kental terkadang ada darahnya
(disentriform).
Sedangkan akibat terjadinya diare jangka panjang antara lain :
1) Dehidrasi.
2) Asidosis metabolik.
3) Adanya gangguan gizi, ini di akibatkan terjadinya muntah juga
diare.
4) Hipoglikemia.
5) Adanya gangguan sirkulasi darah, sehingga terjadi syok di
akibatkan darah banyak yang keluar.
Terdapat pembagian derajat dari dehidrasi yaitu :
a. Penurunan BB 2,5%, maka tidak terjadi dehidrasi.
b. Penurunan BB 2,5 – 5%, maka akan terjadi dehidrasi ringan.
c. Penurunan BB 5 - 10%, maka akan terjadi dehidrasi sedang.
d. Penurunan BB 10%, maka akan terjadi dehidrasi berat.
1. Definisi
Perilaku cuci tangan merupakan suatu proses pembersihan
tangan dari kotoran, yang bertujuan mencegah terjadinya infeksi
ataupun penyakit. Proses tersebut dimulai dari membersihkan ujung
jari-jari tangan sampai siku lengan atas. Error: Reference source not
found.
10
mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir itu selama 40-60
detik. Error: Reference source not found.
Menurut Kemenkes RI (2014), cuci tangan pakai sabun yang
benar langkah-langkahnya sebagai berikut :
Gambar 1.5 Daerah antara ibu jari dan jari telunjuk digosok secara
bergantian dengan cara memutar
1. Definisi
Perilaku merupakan suatu karakteristik seseorang dan
lingkungannya. Karakteristik seseorang tersebut terdiri dari motif,
nilai-nilai, sifat, kepribadian individu, dan sikapnya. Error: Reference
source not found.
Perilaku merupakan tindakan yang diamati dan dipelajari, hasil
keseluruhan penghayatan dan aktivitas itu berasal dari pengaruh faktor
internal juga eksternal. Error: Reference source not found.
2. Bentuk-Bentuk Perilaku
Menurut Error: Reference source not found, stimulus perilaku
dilihat dari bentuk responnya dibedakan menjadi 2 diantaranya :
a. Perilaku Tertutup (Convert Behavior)
Perilaku tertutup merupakan rangsangan dalam bentuk tertutup
terhadap suatu respon individu. Biasanya respon tersebut terbatas
13
5 : Sangat setuju
4 : Setuju
3 : Biasa saja
2 : Tidak setuju
1 : Sangat tidak setuju
2) Secara tidak langsung sikap dapat diukur dari pertanyaan-
pertanyaan misalnya, apakah anda mau hadir seandainya akan
di lakukan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan pakai
sabun yang baik dan benar ?
c. Tindakan Kesehatan
Tindakan kesehatan merupakan semua kegiatan orang dalam
bentuk memelihara kesehatan. Terdapat 2 cara untuk melakukan
pengukuran perilaku yaitu :
1) Secara langsung, yaitu dalam rangka memelihara suatu
kesehatan dapat dilakukan dengan mengobservasi secara
langsung. Pengukuran perilaku yang paling baik yaitu dengan
pengukuran perilaku secara langsung.
2) Secara tidak langsung, yaitu menggunakan cara mengingat
kembali (recall).
15
E. Literatur Review
1. Jurnal 1
Tabel 1.1 Jurnal Keperawatan
Vol. 6 No. 1 Maret 2013
Judul Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
dengan Kejadian Diare Anak Usia Sekolah di SDN 02
Pelemsengir Kecamatan Tidonan Kabupaten Blora
Penulis Utomo, AM, Alfiyanti, D, dan Nurahman 16
Responden 72 responden yang terdiri dari anak usia sekolah
Teori Diare merupakan masalah masyarakat khususnya di
Indonesia. Menurut WHO permasalahan diare dapat
dikurangi dengan membiasakan perilaku cuci tangan
pakai sabun, karena cara tersebut paling efektif. Bukan
hanya sekedar mencuci tangan, tetapi dengan memakai
sabun di bawah air yang mengalir (Syahputra, 2011).
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan
perilaku cuci tangan pakai sabun dengan terjadinya
diare.
Hasil Responden pada penelitian ini menggunakan anak usia
dan Pembahasan sekolah yang berjumlah 72 responden di SDN 02
Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.
Berdasar dari hasil data yang diperoleh pada kelompok
pengetahuan pada anak usia sekolah yaitu terdapat 46
responden (63,9%) pengetahuan kurang baik, 26
responden (36,1%) pengetahuan baik. Kemudian hasil
responden pada kelompok sikap pada anak usia sekolah
terdapat 32 responden (44,4%) sikapnya buruk, 40
responden (55,6%) sikapnya baik. Responden
berdasarkan budaya pada anak usia sekolah terdapat 48
responden (66,7%) budaya buruk, 24 responden (33,3%)
budaya baik. Hasil responden berdasarkan kelompok
lingkungan pada anak usia sekolah dengan lingkungan
yang kurang mendukung sebanyak 42 responden
(58,3%), lingkungan mendukung sebanyak 30
responden (41,7%). Hasil responden berdasarkan
kelompok pada anak usia sekolah terdapat 44 responden
(61,1%) keluarga tidak mendukung, 28 responden
(38,9%) keluarga mendukung. Dan untuk hasil
responden anak usia sekolah berdasarkan hubungan cuci
tangan pakai sabun dengan kejadian diare karena cuci
tangan pakai sabun yang kurang, tidak terjadi diare
sebanyak 7 responden (18,9%) dan yang terkena diare
sebanyak 30 responden (81,1%). Selanjutnya untuk cuci
tangan pakai sabun yang sedang sebanyak 8 responden
(38,1%) tidak terkena diare dan sebanyak 13 responden
(61,9%) yang terkena diare. Lalu cuci tangan pakai
sabun yang baik sebanyak 9 responden (64,3%) tidak
terkena diare dan sebanyak 5 responden (35,7%) yang
mengalami diare. Hasil penelitian tersebut sebagian
besar menunjukan kategori kurang dalam berperilaku
cuci tangan pakai sabun, karena hal tersebut tingkat
pengetahuan pada anak di sekolah itu, mengenai
perilaku cuci tangan pakai sabun rata-rata masih kurang
baik. Terdapat faktor yang berpengaruh terhadap
perilaku itu salah satunya pengetahuan, dan faktor yang
lain yaitu budaya. Kemungkinan adanya faktor tersebut
karena rata-rata budaya cuci tangan pakai sabun anak
sekolah di SDN 02 Pelemsengir kurang baik. Faktor
berikutnya yaitu lingkungan, karena salah satu
kebiasaan seseorang dalam membentuk perilaku
dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor yang terakhir yaitu
keluarga, karena keluarga sangat berpengaruh terhadap
anak dalam berperilaku. Pembentukan perilaku cuci
tangan pakai sabun mungkin juga dipengaruhi oleh
sikap, tetapi di penelitian ini anak SDN 02 Pelemsengir
tidak berpengaruh besar dalam pembentukan itu.
Berdasarkan suatu hasil uji statistik yang diperoleh
dalam penelitian ini menggunakan Chi-Square perilaku
cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada
anak di SDN 02 Pelemsengir adanya hubungan yang
17
2. Jurnal 2
Tabel 1.2 Prosiding Seminar Nasional & Internasional
18
1 (1), 2017
Judul Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan
Kejadian Diare pada Anak Usia Sekolah di Sekolah
Dasar Negeri Mangkang kulon 03 Semarang
Penulis Windyastuti, Rohana, N, dan Santo, RA 19
Responden 74 responden yang terdiri dari siswa kelas 1-6 SD
Teori Diare merupakan salah satu penyakit menular di
masyarakat Indonesia, hal tersebut dapat ditularkan
melalui tangan yang kotor. Penyebab utama ke-3 angka
kesakitan dan kematian anak di berbagai negara
termasuk di Indonesia, disebabkan karena diare
(Widoyono, 2011). Suatu bakteri dan virus patogen dari
tubuh dapat berpindah ke tangan yang tidak bersih.
Karenanya sangat penting untuk menjaga kebersihan
tangan dan dipercaya bahwa mencuci tangan menjadi
prioritas yang tinggi. Walaupun di kehidupan sehari-hari
masih kurang yang memperhatikan juga
membiasakannya. Padahal kebiasaan cuci tangan pakai
sabun (CTPS) harus dibiasakan sejak kecil, karena tidak
terbentuk dengan sendirinya (Batanoa, 2008).
Hasil Penelitian ini karakteristik respondennya yaitu
dan Pembahasan menggunakan anak SD kelas 1-6 yang berjumlah 74
responden di SDN Mangkang kulon 03 Semarang.
Berdasarkan hasil data dari karakteristik responden pada
kelompok umur, yaitu terdapat 15 responden (20,3%)
umur 8 tahun, terdapat 9 responden (12,2%) umur 9
tahun, terdapat 13 responden (17,6%) umur 10 tahun
terdapat 18 responden (24,3%) umur 11 tahun, dan
terakhir terdapat 19 responden (25,7%) umur 12 tahun.
Hasil responden berdasar jenis kelamin yaitu terdapat 41
responden (55,4%) laki-laki, dan terdapat 33 responden
(44,6%) perempuan. Selanjutnya berdasarkan perilaku
cuci tangan dengan total keseluruhan responden
sebanyak 74 didapatkan hasil 57 responden (77%)
perilaku cuci tangan baik, dan terdapat 17 responden
(17%) perilaku cuci tangan tidak baik. Kemudian hasil
responden berdasarkan kejadian diare dengan total
keseluruhan responden sebanyak 74, hasilnya yaitu
terjadi diare 15 responden (20,3%), dan tidak diare
terdapat 59 responden (79,7%). Total keseluruhan dari
74 responden yang terakhir berdasarkan kelompok dari
hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun dengan
kejadian diare, hasilnya yaitu perilaku yang baik dalam
mencuci tangan pakai sabun terdapat 1 responden
(1,4%) yang terkena diare, dan tidak mengalami diare
terdapat 56 responden (75,6%). Perilaku tidak baik
dalam mencuci tangan pakai sabun terdapat 14
responden (18,9%) yang terkena diare, dan tidak
mengalami diare terdapat 3 responden (4,1%). Berdasar
jenis kelamin dan umur tidak berpengaruh terhadap
tinggi rendahnya angka kejadian diare. Rata-rata
responden yang mengisi kuesioner tersebut dari
responden yang tidak menggunakan sabun saat mencuci
tangan, melainkan hanya menggunakan air. Padahal
suatu cara paling mudah dalam mencegah adanya
penyakit dan membersihkan kedua tangan yang
terkontaminasi kotoran yaitu dengan mencuci tangan
pakai sabun (Proverawati dan Rahmawati, 2011). Tidak
jarang orang mencuci tangan masih belum baik dan
benar, masih ada yang tanpa sabun, bahkan
menggunakan air tidak bersih dan lain-lain. Mencuci
tangan seharusnya dilakukan dibawah air yang mengalir
juga menggunakan sabun. Perlunya air yang mengalir
saat mencuci tangan agar menghilangkan kotoran dan
kuman yang menempel di kedua tangan (Proverawati
dan Rahmawati, 2011).
Institusi pendidikan khususnya di SDN Mangkang kulon
20
F. Kerangka Teori
1. Senang bermain
Karakteristik anak 2. Senang bergerak
usia sekolah 3. Senang beraktivitas
Manfaatnya yaitu : kelompok
a. Efektif
menghilangkan
kotoran atau debu Perilaku cuci tangan
b. Mengurangi pakai sabun
jumlah
mikroorganisme
Kurangnya
Pengetahuan Perilaku yang baik yaitu dengan
mempraktikan mencuci tangan
menggunakan sabun dalam kehidupan
di setiap harinya :
Salah satu contoh perilaku yang 1. Sebelum menyiapkan makanan
buruk yaitu tidak mempraktikan 2. Sebelum makan dan setelah
mencuci tangan menggunakan makan
sabun dalam kehidupan di 3. Setelah dari toilet
setiap harinya 4. Setelah membuang sampah
5. Setelah batuk atau bersin yang
mencemari tangan
A. Desain Penelitian
1. Tipe Studi
Metode penelitian yang digunakan pada jurnal penelitian ini
adalah menggunakan cross sectional studi. Cross sectional studi
merupakan studi yang membahas tentang faktor risiko dengan
menggunakan pengumpulan data. Pengumpulan data yang dimaksud
yaitu variabel penelitian baik itu independen maupun dependen yang
dilakukan secara bersamaan. Error: Reference source not found.
21
22
2. Tipe Intervensi
Intervensi utama yang telah ditelusuri ini yaitu hubungan
perilaku cuci tangan pakai sabun dengan terjadinya diare pada anak
usia sekolah.
3. Hasil Ukur
Pencarian ilmiah ini hasil akhir yang di ukur yaitu hubungan
perilaku cuci tangan pakai sabun dengan terjadinya diare pada anak
usia sekolah.
4. Strategi Pencarian Literatur
Pada Google Scholar pencarian terbitan artikel menggunakan
keywords yang terpilih yaitu : cuci tangan, diare, anak usia sekolah.
Selanjutnya jurnal diambil untuk dianalisis yang sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi.
Literature Review ini bisa didapatkan full text dalam bentuk pdf
menggunakan terbitan tahun 2010-2017. Selanjutnya sebuah jurnal
direview, kriteria jurnalnya yaitu pada artikel jurnal penelitian
menggunakan bahasa Indonesia dengan pokok pembahasan anak usia
sekolah. Tema yang digunakan itu hubungan perilaku cuci tangan
pakai sabun dengan terjadinya diare pada anak usia sekolah.
Tabel 1.3 Kriteria Inklusi Penelitian
Kriteria Inklusi
Jangka waktu Rentang waktu penerbitan jurnal maksimal 7 tahun
terakhir (2010-2017)
Bahasa Bahasa Indonesia
Subyek Anak usia sekolah
Jenis jurnal Original artikel penelitian (bukan review penelitian)
Tersedia full text
Tema isi jurnal Hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun dengan
terjadinya diare pada anak usia sekolah
23
5. Sintesis Data
Tinjauan pustaka ini disintesis dengan cara menguraikan,
selanjutnya dikelompokan informasi akhir yang sejenis. Kemudian
hasilnya diukur, disesuaikan untuk memenuhi tujuan.
Setelah itu jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi
diakumulasi untuk dibuatkan ringkasan jurnal. Ringkasan jurnal
tersebut terdiri dari nama peneliti, tahun terbit jurnal, negara peneliti,
judul penelitian, metode dan ringkasan sebuah hasil.
Ringkasan dalam jurnal selanjutnya dianalisis pada sebuah isi.
Isi tersebut berada pada perolehan dalam suatu penelitian. Kemudian
untuk mendapatkan kesimpulan kedua jurnal tersebut datanya
ditelusuri persamaan dan perbedaannya.
6. Penelusuran Jurnal
Berdasarkan dari perolehan telusuran di Google Scholar
menggunakan keywords cuci tangan, diare, dan anak usia sekolah.
Jurnal dicari dan yang disesuaikan dengan keywords, peneliti
mendapatkan 20 jurnal. Setelah diskrining menjadi 9 jurnal, kemudian
karena tidak terdapat artikel full text 7 jurnal dieksklusi. Selanjutnya di
assessment layak tidaknya menjadi 7 jurnal yang full text. Setelah itu
peneliti melakukan eksklusi sebanyak 4 jurnal terhadap jurnal yang
tidak sesuai kriteria inklusi, sehingga akhirnya didapatkan 2 jurnal full
text yang akan dilakukan review.
24
A. Hasil
25
26
b. Jurnal 2
Melibatkan 74 responden yang terdiri dari siswa kelas
1-6 SD.
7. Metodologi a. Jurnal 1 a. Jurnal 1
Penelitian Rancangan penelitian menggunakan discriptive Teknik pengambilan sampel dengan proporsional
correlation, dengan pendekatan cross sectional. Data random sampling.
yang dikumpulkan dengan menggunakan lembar
kuesioner.
b. Jurnal 2 b. Jurnal 2
Penelitian menggunakan diskriptif korelasional, Teknik pengambilan sampel dengan total sampling.
dengan pendekatan cross sectional. Data yang
dikumpulkan dengan menggunakan lembar
kuesioner.
8. Hasil a. Jurnal 1
Penelitian Berdasarkan dari hasil penelitian diketahui perilaku
cuci tangan pakai sabun yang kurang, tidak terkena
diare sebanyak 7 responden (18,9%) dan yang terkena
diare sebanyak 30 responden (81,1%). Selanjutnya
untuk perilaku cuci tangan pakai sabun yang sedang
sebanyak 8 responden (38,1%) tidak terkena diare dan
27
b. Jurnal 2
Berdasarkan dari hasil penelitian diketahui perilaku
cuci tangan pakai sabun yang tidak baik, tidak terkena
diare sebanyak 3 responden (4,1%) dan yang terkena
diare sebanyak 14 responden (18,9%). Selanjutnya
untuk perilaku cuci tangan pakai sabun yang baik,
tidak terkena diare sebanyak 56 responden (75,6%)
dan terkena diare sebanyak 1 responden (1,4%).
9. Teori Jurnal 1 dan 2 menjelaskan tentang hubungan
yang dipakai perilaku cuci tangan pakai sabun dengan
terjadinya diare pada anak usia sekolah.
Jurnal 1
Diare merupakan masalah masyarakat khususnya
di Indonesia. Secara klinis penyebab diare
dikelompokkan menjadi enam yaitu karena
infeksi, malabsorpsi, alergi, keracunan makanan
atau minuman, imunodefisiensi dan lain-lainnya.
Namun yang masih sering ditemukan penyebab
diare karena infeksi dan keracunan makanan atau
minuman (Departemen Kesehatan RI, 2011).
Salah satu pembawa utama suatu kuman penyakit
adalah tangan. Karena itu perilaku cuci tangan
pakai sabun sangat efektif diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari untuk mencegah
penyebaran penyakit menular misalnya diare
28
(Subea, 2010).
Jurnal 2
Diare merupakan salah satu penyakit menular di
masyarakat Indonesia, hal tersebut dapat
ditularkan melalui tangan yang kotor. Penyebab
utama ke-3 angka kesakitan dan kematian anak di
berbagai negara termasuk di Indonesia,
disebabkan karena diare (Widoyono, 2011). Suatu
bakteri dan virus patogen dari tubuh dapat
berpindah ke tangan yang tidak bersih. Karenanya
sangat penting untuk menjaga kebersihan tangan
dan dipercaya bahwa mencuci tangan menjadi
prioritas yang tinggi. Walaupun di kehidupan
sehari-hari masih kurang yang memperhatikan
juga membiasakannya. Padahal kebiasaan cuci
tangan pakai sabun (CTPS) harus dibiasakan sejak
kecil, karena tidak terbentuk dengan sendirinya
(Batanoa, 2008).
29
B. Pembahasan
pada saat makan dan dapat mengakibatkan diare. Sehingga pada kejadian
diare perilaku cuci tangan pakai sabun mempunyai pengaruh yang cukup
besar.
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat
hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun dengan terjadinya diare pada
anak usia sekolah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Adanya kejadian diare pada anak usia sekolah yang memiliki perilaku
cuci tangan pakai sabun yang baik yaitu 5 dan 1 responden mengalami
diare, 9 dan 56 responden tidak diare.
2. Adanya hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun dengan terjadinya
diare pada anak usia sekolah.
B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan fasilitas tempat cuci tangan disediakan dengan baik oleh
institusi pendidikan khususnya di lingkungan Sekolah Dasar.
2. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti
tentang kebiasaan dan budaya hidup sehat, khususnya perilaku cuci
tangan pakai sabun.
33
DAFTAR PUSTAKA
Anshor, M. U., & Ghalib, A. (2010). Parenting With Love Panduan Islami
Mendidik Anak Penuh Cinta dan Kasih Sayang. Mizania.
Ashari, A. E., Ganing, A., & Mappau, Z. (2020). Peningkatan Pengetahuan, Sikap
dan Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Anak Kelas V Sekolah
Sarmelalui Senam Cuci Tangan Pakai Sabun. Jurnal Ilmiah STIKES Kendal,
10(1), 11–18.
Djarkoni, I. H., Lampus, B. S., Siagian, I. E., Kaunang, W. P. J., & Palandeng, H.
(2014). Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Diare
di SD Advent Sario Kota Manado. Jurnal Kedokteran Komunitas Dan
Tropik, 2(3), 95–98.
Febry, A. B., & Marendra, Z. (2010). Smart Parents Pandai Mengatur Menu &
Tanggap Saat Anak Sakit (W. Satia (ed.); 1st ed.). GagasMedia.
Irwan. (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan (1st ed.). CV. Absolute Media.
Kapti, R. eko, & Azizah, N. (2017). Perawatan Anak Sakit di Rumah (N. Azizah
& Tim UBPress (eds.); 1st ed.). UBPress.
Kusyati, E., Yunani, Syaifudin, A., Wahyuningsih, R. D., Mustaida, Fauziyah, &
Hartana, A. (2013). Keterampilan & Prosedur Laboratorium Keperawatan
Dasar (S. Isneini & D. Widiarti (eds.); 2nd ed.). EGC.
Mutiah, D. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Kencana Prenada media
Group.
Nurmala, I., Rahman, F., Nugroho, A., Erlyani, N., Laily, N., & Anhar, V. Y.
(2018). Promosi Kesehatan (Zadina (ed.); 1st ed.). Airlangga University
Press (AUP).
Purnama, B. A., Indriyani, P., & Ningtyas, R. (2020). Pengaruh Terapi Story
Telling Terhadap Tingkat Kecemasan pada Anak Prasekolah dengan
Hospitalisasi. Journal of Nursing & Health, 5(1), 40–51.
Riyadi, S., & Suharsono. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit (Sumitro
(ed.); 1st ed.). Gosyen Publishing.
Sinaga, M., & Limbong, D. (2019). Dasar Epidemiologi (1st ed.). Deepublish
Publisher.
Siregar, P. A., Harahap, R. A., & Aidha, Z. (2020). Promosi Kesehatan Lanjutan
Dalan Teori dan Aplikasi (1st ed.). Kencana.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (1st ed.).
Prenadamedia Group.
Sutini, T. (2018). Modul Ajar Konsep Keperawatan Anak (Y. Supartini (ed.)).
Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia (AIPViKI).
Tjay, T. H., & Rahardja, K. (2015). Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan
Efek-efek Sampingnya (7th ed.).
Trianingsih, R. (2018). Aplikasi Pembelajaran Kontekstual Yang Sesuai
Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar (N. Fatimah (ed.); 1st ed.). LPPM
Institut Agama Islam Ibrahimy Genteng Banyuwangi.
Utomo, A. M., Alfiyanti, D., & Nurahman. (2013). Hubungan Perilaku Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan Kejadian Diare Anak Usia Sekolah di
SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Jurnal
Keperawatan, 6(1), 1–9.
Windyastuti, Rohana, N., & Santo, R. A. (2017). Hubungan Perilaku Cuci Tangan
Pakai Sabun dengan Kejadian Diare pada Anak Usia Sekolah di Sekolah
Dasar Negeri Mangkangkulon 03 Semarang. Prosiding Seminar Nasional &
Internasional, 1(1), 484–491.
Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P.
(2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (E. K. Yudha, D. Yulianti, N. B.
Subekti, E. Wahyuningsih, & M. Ester (eds.); 6th ed.). EGC.
Zein, U., & Newi, E. El. (2019). Buku Ajar Ilmu Kesehatan (Memahami Gejala,
Tanda dan Mitos) (1st ed.). Deepublish.
LAMPIRAN