Anda di halaman 1dari 177

Kata Pengantar

Selamat datang dan selamat bergabung dalam program training Legal Corporate Specialist
Program yang diselenggarakan oleh Jimly School Law and Goverment (JSLG) Surabaya
bersama dengan Pusat Mediator Resolusi Konflik (PMRK).

Legal Corporate Specialist merupakan pelatihan yang di persiapkan untuk membentuk dan
meningkatkan kapasitas SDM dalam aspek legal perusahaan. Dengan pesatnya pertumbuhan
korporasi di Indonesia maka hal tersebut sejalan dengan kompleksitas regulasi yang mengatur.
Menghadapi hal tersebut maka diperlukan legal expertise yang memumpuni untuk menjawab
kebutuhan hukum Perusahaan.

Melalui training Legal Corporate Specialist ini diharapkan menghasilkan legal expertise yang
handal dan mampu menyelesaikan masalah dan kebutuhan hukum Perusahaan dengan baik
seperti pada aspek perizinan, ketenagakerjaan, kontrak bisnis, dll sehingga Perusahaan dapat
mengimplementasi good corporate governance.

Pada kesempatan ini kami atas nama pengurus JSLG Surabaya, juga menyampaikan terima
kasih kepada Bapak/Ibu narasumber dan seluruh peserta yang telah bersedia berpartisipasi
sehingga acara ini dapat terlaksana dengan lancar dan sukses. Tentu secara keseluruhan masih
banyak kekurangan dan kelemahan dalam Pelaksanaan Legal Coporate Specialist yang
berlangsung selama 3 hari ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan
segala rahmat dan hidayah kepada kita semua untuk selalu berbuat kebaikan, menegakkan
kebenaran dan keadilan.

Surabaya, 05 Februari 2024


Hormat Kami

Prof. Dr. M. Khoirul Huda S.H., M.H., C.M.C., C.C.D.


Direktur JSLG Surabaya
Da�ar Isi

Sesi Narasumber Materi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Sesi 1 Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H. Pengantar Legal Corporate
Sesi 2 Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum. Perkembangan Jenis Perseroan pasca UU Cipta Kerja
Sesi 3 Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA. Teknik Legal Audit & Legal Due Diligence
Sesi 4 Akhmad Irham Faujik, S.Si. Teknik Perizinan Melalui OSS
Sesi 5 Rizania Kharismasari, S.H., M.H. Teknik Pembuatan Legal Opinion
Sesi 6 Dr. Asri Wijayanti, S.H., M.H. Aspek Hukum Kontrak Kerja (PKWT, PKWTT)
Sesi 7 Dr. Mustaqim, S.H.,M.H. Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
TIM Jimly School of Law and Government Surabaya
Rundown Kegiatan Legal Corporate Speciaslist Batch 3
Sesi 1

Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H.

Pengantar Legal Corporate


Legal Coporate Specialist Sesi 1 - Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H.

PENGANTAR
LEGAL
CORPORATE

Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H.

LEGAL
CORPORATE?
Merupakan pegawai organik suatu korporasi /
perusahaan yang bertanggung jawab terhadap
aspek hukum yang dibutuhkan atau timbul ketika
perusahaan menjalankan kegiatan usaha-nya.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 1 - Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H.

LEGAL CORPORATE
DALAM PERUSAHAAN

DASAR HUKUM
Indonesia adalah negara hukum
(Pasal 1 ayat 3 Konstitusi), sehingga
semua kegiatan usaha yang
dilakukan di wilayah Indonesia
haruslah berdasarkan hukum positif
nasional.

Dengan demikian, perusahaan


membutuhkan legal corporate
untuk penanganan aspek hukum.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 1 - Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H.

LEGAL CORPORATE
ADALAH INVESTASI
ESENSIAL SUATU
PERUSAHAAN.

Pengamanan Peningkatan
aset reputasi
Perusahaan Perusahaan

ASPEK HUKUM
LEGAL CORPORATE
• Hukum Perdata
• Hukum Pidana Korporasi
• Hukum Bisnis
• Hukum Perusahaan
• Hukum Ketenagakerjaan
• Hukum Kekayaan
Intelektual
• Hukum Dagang
• Hukum Kepailitan
• Hukum Pajak

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 1 - Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H.

PERAN YURIDIS LEGAL


CORPORATE
Direksi dapat memberi kuasa
tertulis kepada 1 (satu) orang
karyawan Perseroan atau lebih
atau kepada orang lain untuk
dan atas nama Perseroan
melakukan perbuatan hukum
tertentu sebagaimana yang
diuraikan dalam surat kuasa
(Pasal 103 UUPT).

PERAN YURIDIS LEGAL


CORPORATE

Direksi memiliki kewenangan eksklusif


sebagai representatif Perusahaan baik di
dalam maupun luar Pengadilan.

Dengan Legal Corporate, Direksi dapat


mendelegasikan aspek-aspek hukum terkait
sehingga dapat fokus untuk menjalankan
core business Perusahaan.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 1 - Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H.

PERAN YURIDIS
LEGAL CORPORATE

Dalam proses transaksi bisnis, Perusahaan


pasti melewati fase negosiasi yang
membutuhkan representasi langsung dari
Perusahaan - terlebih kontrak komersial.

Direksi dapat mendelegasikan kehadirannya


ke Legal Corporate yang tentunya
memahami seni-seni bernegosiasi.

FUNGSI UTAMA
LEGAL CORPORATE

• Fungsi Preventif, Legal Corporate


mencegah terjadinya sengketa yang
'costly' bagi Perusahaan;
• Fungsi Administasi, Legal Corporate
menjadi administrator utama dokumen-
dokumen hukum Perusahaan;

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 1 - Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H.

FUNGSI UTAMA
LEGAL CORPORATE
• Fungsi Mediasi, dengan seni mediasi yang
netral, Legal Corporate dapat menjadi
'agent of change' dalam sengketa internal
maupun eksternal Perusahaan;
• Fungsi Konsultasi, dalam pengembangan
'blueprint' Perusahaan, dibutuhkan arah
bisnis yang sesuai dengan hukum positif.

LEGAL
CORPORATE:
SKILLSET

• Pengetahuan Yuridis, merupakan esensi dari


setiap profesi hukum yang menjadi value
proposition seorang jurist (Legal Corporate);
• Analisis dan Pemecahan Masalah, sangatlah
diperlukan untuk membaca keadaan dan
memberikan solusi hukum yang benar;

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 1 - Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H.

LEGAL
CORPORATE:
SKILLSET
• Riset, menjadi kekuatan seorang Legal
Corporate dalam berargumen dan
konsultansi yang valid;
• Komunikasi, untuk menyampaikan
pemikiran hukum dan argumen agar
dapat diterima pihak lain;
• Negosiasi, menyesuaikan pengajuan
(kontrak) dengan melihat kekuatan tawar-
menawar;

LEGAL
CORPORATE:
SKILLSET
• Atensi ke Detail, sangatlah penting karena
setiap kata dan setiap tanda baca
memiliki pengaruh besar dalam suatu
fakta hukum; dan
• Client Relationship Management, sebagai
seni profesionalisme seorang Legal
Corporate terhadap klien yang menjadi
representasi perusahaan.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 1 - Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H.

APA IMPLIKASI KEKOSONGAN LEGAL


CORPORATE DALAM SUATU
PERUSAHAAN?

APA IMPLIKASI KEKOSONGAN


LEGAL CORPORATE DALAM
SUATU PERUSAHAAN?
JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 1 - Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H.

APA IMPLIKASI KEKOSONGAN


LEGAL CORPORATE DALAM
SUATU PERUSAHAAN?

KONKLUSI

Risiko Legal
Legal
suatu
Corporate Perusahaan

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 1 - Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H.

KONKLUSI

Seorang Legal Corporate harus


mampu menjadi 'defender'
utama suatu Perusahaan,
sehingga harus dibekali skillset
yang memadai.

"The legal corporate


profession is an
orchestra of diverse
talents harmonizing to
create a symphony of
legal compliance and
strategic innovation."
- Kim Koopersmith

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 1 - Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H.

TERIMA KASIH -
SESI TANYA JAWAB

JSLG Surabaya
Sesi 2

Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

Perkembangan Jenis Perseroan pasca UU


Cipta Kerja
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HABIB ADJIE
08121652894
Habib Adjie
hb_adjie
Habib Adjie
tanyahabibadjie
A adjieku61@gmail.com
HBA - INC 1

HBA - INC 2

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

BAHWA UNTUK MELAKSANAKAN


PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
NOMOR 91/PUU-XVIII/2O2O, PERLU DILAKUKAN PERBAIKAN
MELALUI PENGGANTIAN TERHADAP UNDANG-UNDANG
NOMOR 11
TAHUN 2O2O TENTANG CIPTA KERJA;

PERATURAN PEMERINTAH
PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2TAHUN 2022
TENTANG
CIPTA KERJA

HBA - INC 3

ADA BEBERAPA SUBSTANSI DALAM


PERATURAN PEMERINTAH
PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 2TAHUN 2022
TENTANG
CIPTA KERJA
YANG BERKAITAN DENGAN BADAN USAHA

4 HBA - INC

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

1. PERSEROAN TERBATAS DAN


PERSEROAN TERBATAS
PERORANGAN.
2. KOPERASI.
3. BADAN USAHA MILIK DESA
(BUMDES).

HBA - INC 5

HBA - INC 6

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 7

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2018


TENTANG PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA
ELEKTRONIK - PASAL 6 AYAT (3) : PELAKU USAHA NON PERSEORANGAN
SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1) HURUF b TERDIRI ATAS:
a. perseroan terbatas;
b. perusahaan umum;
c. perusahaan umum daerah;
d. badan hukum lainnya yang dimiliki oleh negara;
e. badan layanan umum;
f. lembaga penyiaran;
g. badan usaha yang didirikan oleh yayasan;
h. koperasi;
i. persekutuan komanditer (commanditaire vennootschap);
j. Persekutuan firma (venootschap onderfirma), dan
k. Persekutuan perdata.

HBA - INC 8

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PASAL 6 AYAT (3) - PERATURAN PEMERINTAH


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2018
TENTANG PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA
TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK

KORPORASI DALAM ARTI LUAS YANG


BERBADAN HUKUM DAN YANG TIDAK
BERBADAN HUKUM
HBA - INC 9

PERSEROAN TERBATAS DAN


PERSEROAN TERBATAS
PERORANGAN
DALAM PASAL 109 (PASAL 1) UUCK JUNCTO PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2O2I
TENTANG MODAL DASAR PERSEROAN SERTA PENDAFTARAN
PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PEMBUBARAN PERSEROAN
YANG MEMENUHI KRITERIA UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL
JUNCTO PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2021
TENTANG SYARAT DAN TATACARA PENDAFTARAN PENDIRIAN,
PERUBAHAN, DAN PEMBUBARAN BADAN HUKUM PERSEROAN
TERBATAS MENGINTRODUKSI MENGENAI:

HBA - INC 10

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

1. PT PERSEKUTUAN MODAL (DIDIRIKAN


BERDASARKAN OLEH 2 (DUA) SUBJEK
HUKUM/LEBIH) DENGAN AKTA NOTARIS.
2. PT PERORANGAN (YANG DIDIRIKAN OLEH 1
(SATU) SUBJEK HUKUM ORANG)  DENGAN
MENGISI PERNYATAAN SECARA ELEKTRONIK
(TIDAK MEMERLUKAN AKTA NOTARIS).

HBA - INC 11

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

3. KETENTUAN PT PERSEKUTUAN MODAL TIDAK


BERLAKU UNTUK PT YANG DIDIRIKAN OLEH:
a. Pesero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.
b. Badan Usaha Milik Daerah.
c. Badan Usaha Milik Desa.
d.Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan,
dan lembaga penyimpanan dan penjelesaian, dan lembaga lain sesuai
dengan Undang-Undang tentang Pasar Modal.
e.Perseroan yang memenuhi kriteria usaha Mikro dan Kecil.
4. STATUS BADAN HUKUM (PT PERSEKUTUAN MODAL
DAN PT PERORANGAN)  DIPEROLEH DENGAN CARA
PENDAFTARAN (BUKAN PENGESAHAN LAGI).

HBA - INC 12

5.PT. PERORANGAN BISA KONVERSI KE


PT.PERSEKUTUAN MODAL, JIKA PT.
PERORANGAN TERSEBUT SUDAH TIDAK
MEMENUHI SYARAT KRITERIA USAHA MIKRO
DAN KECIL.
6.PT. PERSEKUTUAN MODAL BISA KONVERSI
KE PT. PERORANGAN, JIKA PT. PERSEKUTUAN
MODAL MEMENUHI SYARAT KRITERIA
USAHA MIKRO DAN KECIL

HBA - INC 13

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PT. PERORANGAN (PO)


• DALAM UU CIPTA KERJA
DIMUNGKINKAN KONVERSI
(PERUBAHAN) PERSEROAN TERBATAS
PERORANGAN (YANG MEMENUHI
SYARAT PT.UMK) MENJADI PERSEROAN
TERBATAS BIASA (PERSEKUTUAN
MODAL)
HBA - INC 14

• PASAL 153H UUCK :


(1) Dalam hal Perseroan untuk Usaha Mikro dan Kecil
sudah tidak memenuhi kriteria Usaha Mikro dan Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 153A, Perseroan
harus mengubah statusnya menjadi Perseroan
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Ketetuan lebih lanjut mengenai pengubahan status
Perseroan untuk Usaha Mikro dan Kecil menjadi
Perseroan diatur dalam Peraturan Pemerintah

HBA - INC 15

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

• PASAL 153A UUCK :


(1) Perseroan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
dan Kecil dapat didirikan oleh 1 (satu) orang.
(2) Pendirian Perseroan untuk Usaha Mikro dan Kecil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan surat pernyataan pendirian yang
dibuat dalam Bahasa Indonesia.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendirian
Perseroan untuk Usaha Mikro dan Kecil diatur
dalam Peraturan Pemerintah

HBA - INC 16

• PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2021
TENTANG MODAL DASAR PERSEROAN
SERTA PENDAFTARAN PENDIRIAN,
PERUBAHAN, DAN PEMBUBARAN
PERSEROAN YANG MEMENUHI
KRITERIA UNTUK USAHA MIKRO DAN
KECIL.

HBA - INC 17

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

• PASAL 9 :
(1) Perseroan perorangan harus mengubah
status badan hukumnya menjadi Perseroan jika :
a. Pemegang saham menjadi lebih dari 1 (satu)
orang dan/atau
b. Tidak memenuhi kriteria usaha mikro dan kecil
sebagaimana diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai
usaha mikro dan kecil.

HBA - INC 18

(2) Perseroan perorangan sebelum menjadi


Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) melakukan perubahan status melalui akta
Notaris dan didaftarkan secara elektronik
kepada Menteri.
(3) Perubahan status sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai Perseroan.

HBA - INC 19

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

CATATAN
 PERUBAHAN DARI PT. PERORANGAN KE PT. BIASA
MEKANISME RINCINYA TIDAK ADA DALAM KEDUA
ATURAN HUKUM TERSEBUT.
 MEKANISME TERSEBUT BISA SAJA DIAWALI DENGAN
PERNYATAAN (RUPS) DARI PT. PERORANGAN KARENA
TELAH MEMENUHI SYARAT UNTUK BERUBAH MENJADI
PT. BIASA.
 ADA PERNYATAAN DAN KESEPAKATAN DENGAN SUBJEK
HUKUM YANG AKAN MENJADI PEMEGANG SAHAM
(MENJADI 2 LEBIH ATAU LEBIH).

HBA - INC 20

 SELURUH AKTIVA DAN PASIVA (ASET) DARI PEMEGANG


SAHAM PT. PERORANGAN AKAN MASUK MENJADI MODAL
DASAR PT. BIASA DITAMBAH DENGAN MODAL DARI
PEMEGANG SAHAM YANG BARU.
 PENDIRIAN TERSEBUT SEPERTI PENDIRIAN PT. BIASA. TAPI
DALAM PREMISSE BISA DISEBUTKAN/DIURAIKAN BAHWA
PT. BIASA TERSEBUT BERASAL DARI PT. PERORANGAN.
 PT. PERORANGAN YANG BERUBAH MENJADI PT. BIASA
BUBAR TANPA LIKUIDASI, KARENA KALAU BUBAR DENGAN
LIKUIDASI HARUS MEMENUHI SYARAT TERTENTU (PASAL 13
PP 8 TAHUN 2021)

HBA - INC 21

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.470, 2021 KEMENKUMHAM. Pendaftaran Pendirian,
Perubahan, Pembubaran. Badan Hukum
Perseroan Terbatas. Syarat Tata Cara.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 2021
TENTANG
SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN
PEMBUBARAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi


Manusia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan
Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar serta
Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran
Dasar dan Perubahan Data Perseroan Terbatas
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 14 Tahun 2020 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan
Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar serta
Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran
Dasar dan Perubahan Data Perseroan Terbatas, sudah
tidak sesuai dengan perkembangan hukum di

2021, No.470 -2-

masyarakat, sehingga perlu diganti;


b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, dan untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 12 ayat (2) dan Pasal 14 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2021 tentang
Modal Dasar Perseroan serta Pendaftaran Pendirian,
Perubahan dan Pembubaran Perseroan yang Memenuhi
Kriteria untuk Usaha Mikro dan Kecil, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pendirian,
Perubahan, dan Pembubaran Badan Hukum Perseroan
Terbatas;

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4756);
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2011 tentang
Tata Cara Pengajuan dan Pemakaian Nama Perseroan
Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5244);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2021 tentang
Modal Dasar Perseroan serta Pendaftaran Pendirian,
Perubahan, dan Pembubaran Perseroan yang Memenuhi
Kriteria untuk Usaha Mikro dan Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 18, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6620);
6. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 84);

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

2021, No.470
-3-

7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia


Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1473) sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2018 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1135);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN
PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PEMBUBARAN BADAN
HUKUM PERSEROAN TERBATAS.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan
adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham atau Badan Hukum perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro dan Kecil
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan mengenai Usaha Mikro dan Kecil.
2. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya
disingkat RUPS adalah organ Perseroan yang
mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada
direksi atau dewan komisaris dalam batas yang
ditentukan dalam Undang-Undang mengenai Perseroan

2021, No.470 -4-

Terbatas dan/atau anggaran dasar.


3. Sistem Administrasi Badan Hukum yang selanjutnya
disingkat SABH adalah pelayanan jasa teknologi
informasi Perseroan secara elektronik yang
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Administrasi
Hukum Umum.
4. Pernyataan Pendirian adalah format isian pendirian
Perseroan perorangan yang didirikan oleh 1 (satu) orang
secara elektronik.
5. Pernyataan Perubahan adalah format isian perubahan
atas Perseroan perorangan secara elektronik.
6. Pernyataan Pembubaran adalah format isian pernyataan
pembubaran Perseroan perorangan yang didirikan oleh 1
(satu) orang secara elektronik.
7. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia
8. Hari adalah hari kalender.

Pasal 2
(1) Perseroan terdiri atas:
a. Perseroan persekutuan modal; dan
b. Perseroan perorangan.
(2) Perseroan persekutuan modal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a merupakan badan hukum
persekutuan modal yang didirikan berdasarkan
perjanjian dan melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham.
(3) Perseroan perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b merupakan badan hukum perorangan yang
memenuhi kriteria untuk usaha mikro dan kecil
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan mengenai usaha mikro dan kecil.

Pasal 3
(1) Permohonan pendaftaran pendirian, perubahan, dan
pembubaran badan hukum Perseroan diajukan oleh
pemohon kepada Menteri.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

2021, No.470
-5-

(2) Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri


atas:
a. bagi Perseroan persekutuan modal meliputi pendiri
bersama-sama atau direksi Perseroan yang telah
memperoleh status badan hukum atau likuidator
Perseroan bubar atau kurator Perseroan pailit yang
memberikan kuasa kepada notaris; dan
b. bagi Perseroan perorangan meliputi pendiri atau
direksi Perseroan yang telah memperoleh status
badan hukum, atau likuidator Perseroan bubar
atau kurator Perseroan pailit.

Pasal 4
Pemohon wajib membayar biaya permohonan pendaftaran
badan hukum Perseroan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang penerimaan negara bukan
pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia.

BAB II
PERSEROAN PERSEKUTUAN MODAL

Bagian Kesatu
Pendirian Perseroan

Pasal 5
Pendirian Perseroan persekutuan modal dilakukan oleh
pemohon melalui notaris dengan mengisi format isian
pendirian secara elektronik melalui SABH.

Bagian Kedua
Dokumen Pendukung Perseroan Persekutuan Modal

Pasal 6
(1) Pengisian format pendirian Perseroan persekutuan modal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus dilengkapi
dengan dokumen pendukung yang terdiri atas:

2021, No.470 -6-

a. pernyataan secara elektronik dari pemohon tentang


dokumen untuk pendirian Perseroan yang telah
lengkap;
b. salinan akta pendirian Perseroan yang diunggah ke
SABH;
c. minuta akta pendirian Perseroan atau minuta akta
perubahan pendirian Perseroan;
d. minuta akta peleburan dalam hal pendirian
Perseroan dilakukan dalam rangka peleburan;
e. bukti setor modal Perseroan berupa:
1. salinan slip setoran atau salinan surat
keterangan bank atas nama Perseroan atau
rekening bersama atas nama para pendiri atau
asli surat pernyataan telah menyetor modal
Perseroan yang ditandatangani oleh semua
anggota direksi bersama-sama semua pendiri
serta semua anggota dewan komisaris
Perseroan, jika setoran modal dalam bentuk
uang;
2. asli surat keterangan penilaian dari ahli yang
tidak terafiliasi atau bukti pembelian barang
jika setoran modal dalam bentuk lain selain
uang yang disertai bukti pengumuman dalam
surat kabar, jika setoran dalam bentuk benda
tidak bergerak;
3. fotokopi Peraturan Pemerintah dan/atau
Keputusan Menteri Keuangan bagi Perseroan
persero atau Peraturan Daerah dalam hal
pendiri merupakan perusahaan daerah atau
pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota;
atau
4. salinan neraca dari Perseroan yang meleburkan
diri atau neraca dari perusahaan bukan badan
hukum yang dimasukkan sebagai setoran
modal;

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

2021, No.470
-7-

f. surat pernyataan kesanggupan dari pendiri untuk


memperoleh keputusan, persetujuan, atau
rekomendasi dari instansi teknis untuk Perseroan
bidang usaha tertentu atau fotokopi keputusan,
persetujuan, dan rekomendasi dari instansi teknis
terkait untuk Perseroan bidang usaha tertentu;
g. surat pernyataan kesanggupan dari pendiri untuk
memperoleh nomor pokok wajib pajak dan laporan
penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak;
dan
h. salinan surat keterangan mengenai alamat lengkap
Perseroan dari pengelola gedung atau instansi yang
berwenang atau asli surat pernyataan mengenai
alamat lengkap Perseroan yang ditandatangani oleh
semua anggota direksi bersama-sama semua
pendiri serta semua anggota dewan komisaris
Perseroan.
(2) Dokumen pendukung pendirian Perseroan persekutuan
modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
sampai dengan huruf h disimpan oleh notaris.

Pasal 7
(1) Menteri menerbitkan sertifikat pendaftaran badan
hukum Perseroan secara elektronik.
(2) Pemohon melakukan pencetakan sertifikat pendaftaran
badan hukum Perseroan secara mandiri menggunakan
kertas berwarna putih ukuran F4/folio.

Bagian Ketiga
Pendaftaran Perubahan Anggaran Dasar dan Data Perseroan
Persekutuan Modal

Pasal 8
(1) Perubahan anggaran dasar dan data Perseroan
persekutuan modal harus didaftarkan kepada Menteri.
(2) Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:

2021, No.470 -8-

a. nama Perseroan dan/atau tempat kedudukan


Perseroan;
b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;
c. jangka waktu berdirinya Perseroan;
d. besarnya modal dasar;
e. pengurangan modal ditempatkan dan disetor; dan
f. status Perseroan yang tertutup menjadi Perseroan
terbuka atau sebaliknya.
(3) Perubahan anggaran dasar selain sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), tetap didaftarkan kepada
Menteri.
(4) Perubahan data Perseroan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. perubahan susunan pemegang saham karena
pengalihan saham dan/atau perubahan jumlah
kepemilikan saham yang dimiliki;
b. perubahan susunan nama dan jabatan anggota
direksi dan/atau dewan komisaris;
c. penggabungan, pengambilalihan, dan pemisahan
yang tidak disertai perubahan anggaran dasar;
d. pembubaran Perseroan;
e. berakhirnya status badan hukum Perseroan;
f. perubahan nama pemegang saham karena
pemegang saham ganti nama; dan
g. perubahan alamat lengkap Perseroan.

Pasal 9
(1) Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2) dan/atau perubahan data
Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4)
huruf a sampai dengan huruf e ditetapkan melalui
RUPS.
(2) Perubahan anggaran dasar dan/atau data Perseroan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimuat atau
dinyatakan dalam akta notaris dalam Bahasa Indonesia.
(3) Perubahan anggaran dasar yang tidak dimuat dalam
akta berita acara rapat yang dibuat notaris harus

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

2021, No.470
-9-

dinyatakan dalam akta notaris dalam jangka waktu


paling lama 30 (tiga puluh) Hari terhitung sejak tanggal
keputusan RUPS.
(4) Perubahan anggaran dasar tidak boleh dinyatakan
dalam akta notaris setelah lewat jangka waktu 30 (tiga
puluh) Hari sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Dalam hal terjadi perubahan data Perseroan berupa
perubahan anggota direksi dan dewan komisaris, direksi
wajib memberitahukan perubahan data Perseroan
tersebut kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar
Perseroan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) Hari terhitung sejak tanggal perubahan tersebut.
(6) Permohonan perubahan anggaran dasar dan/atau data
Perseroan selain perubahan anggota direksi dan dewan
komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diajukan
kepada Menteri dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) Hari terhitung sejak tanggal akta notaris yang
memuat perubahan anggaran dasar.
(7) Dalam hal permohonan perubahan anggaran dasar
dan/atau data Perseroan melewati jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (6), tidak dapat
diajukan kepada Menteri.

Pasal 10
Permohonan perubahan anggaran dasar dan/atau data
Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 diajukan
secara elektronik melalui SABH dengan cara mengisi format
perubahan dilengkapi keterangan mengenai dokumen
pendukung.

Pasal 11
(1) Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 disertai dengan pernyataan secara
elektronik dari pemohon mengenai dokumen perubahan
anggaran dasar yang telah lengkap.
(2) Selain menyampaikan pernyataan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), pemohon juga harus

2021, No.470 -10-

mengunggah dokumen berupa salinan akta perubahan


anggaran dasar Perseroan.
(3) Dokumen perubahan anggaran dasar sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disimpan oleh notaris, yang
meliputi:
a. akta tentang perubahan anggaran dasar yang dibuat
notaris;
b. notula RUPS perubahan anggaran dasar atau
keputusan pemegang saham di luar RUPS;
c. akta tentang penggabungan, pengambilalihan, dan
pemisahan yang dibuat notaris, dengan
melampirkan:
1. akta tentang persetujuan penggabungan,
pengambilalihan, dan pemisahan serta
rancangan penggabungan, pengambilalihan,
dan pemisahan dari Perseroan;
2. salinan laporan keuangan yang meliputi 3 (tiga)
tahun buku terakhir dari setiap Perseroan yang
akan melakukan penggabungan, peleburan,
pengambilalihan, dan pemisahan; dan
3. bukti pengumuman dalam 1 (satu) surat kabar
mengenai ringkasan rancangan penggabungan,
peleburan, pengambilalihan, dan pemisahan
Perseroan;
d. salinan nomor pokok wajib pajak;
e. bukti pembayaran untuk:
1. biaya perubahan anggaran dasar; dan
2. biaya pengumuman dalam Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia;
f. bukti setor modal Perseroan dari bank atas nama
Perseroan, neraca Perseroan tahun buku berjalan,
atau bukti setor dalam bentuk lain, jika perubahan
anggaran dasar mengenai peningkatan modal
ditempatkan dan disetor Perseroan;
g. bukti pengumuman dalam surat kabar, jika
perubahan anggaran dasar mengenai pengurangan
modal;

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

2021, No.470
-11-

h. salinan surat keterangan mengenai alamat lengkap


Perseroan dari pengelola gedung atau instansi yang
berwenang atau asli surat pernyataan mengenai
alamat lengkap Perseroan yang ditandatangani oleh
direksi Perseroan; dan
i. salinan dokumen pendukung dari instansi terkait
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 12
(1) Perubahan data Perseroan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 disertai dengan pernyataan secara
elektronik dari pemohon mengenai dokumen perubahan
data Perseroan yang telah lengkap.
(2) Dokumen perubahan data Perseroan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disimpan oleh notaris, untuk:
a. perubahan susunan pemegang saham karena
pengalihan saham dan/atau perubahan jumlah
kepemilikan saham yang dimiliki, berupa:
1. akta tentang perubahan susunan pemegang
saham yang meliputi nama dan jumlah saham
yang dimiliki; dan/atau
2. akta pemindahan hak atas saham sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. perubahan nama pemegang saham karena
pemegang saham melakukan ganti nama, berupa:
1. akta pernyataan dan dokumen lainnya tentang
ganti nama pemegang saham; dan
2. keputusan instansi terkait mengenai
perubahan nama pemegang saham badan
hukum atau orang perseorangan.
c. perubahan susunan nama dan jabatan anggota
direksi dan/atau dewan komisaris berupa akta
tentang RUPS atau akta keputusan pemegang
saham di luar RUPS tentang perubahan susunan
direksi dan/atau dewan komisaris;

2021, No.470 -12-

d. fotokopi surat keterangan mengenai alamat lengkap


Perseroan dari pengelola gedung, instansi yang
berwenang, atau asli surat pernyataan mengenai
alamat lengkap Perseroan yang ditandatangani oleh
direksi Perseroan;
e. penggabungan yang tidak disertai perubahan
anggaran dasar berupa:
1. salinan akta penggabungan Perseroan;
2. akta RUPS atau keputusan pemegang saham di
luar RUPS tentang persetujuan rancangan
penggabungan dari Perseroan yang akan
menggabungkan diri maupun yang menerima
penggabungan Perseroan;
3. salinan laporan keuangan yang meliputi 3 (tiga)
tahun buku terakhir dari setiap Perseroan yang
akan melakukan penggabungan; dan
4. pengumuman dalam 1 (satu) surat kabar
mengenai ringkasan rancangan penggabungan
Perseroan.
f. pembubaran Perseroan berupa:
1. akta tentang RUPS, akta keputusan pemegang
saham di luar RUPS, atau dokumen lainnya
yang menyetujui pembubaran Perseroan dan
bukti pengumuman pembubaran dalam surat
kabar jika pembubaran Perseroan berdasarkan
keputusan RUPS, atau jangka waktu berdirinya
Perseroan yang ditetapkan dalam anggaran
dasar telah berakhir;
2. akta mengenai pernyataan likuidator tentang
pembubaran Perseroan berdasarkan penetapan
pengadilan yang dilampiri fotokopi penetapan
pengadilan jika Perseroan bubar berdasarkan
penetapan pengadilan;
3. akta mengenai pernyataan likuidator tentang
pembubaran Perseroan berdasarkan putusan
pengadilan niaga yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap karena harta pailit

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

2021, No.470
-13-

Perseroan tidak cukup untuk membayar biaya


kepailitan yang dilampiri fotokopi putusan
pengadilan niaga yang telah berkekuatan
hukum tetap;
4. akta mengenai pernyataan kurator tentang
pembubaran Perseroan berdasarkan putusan
pengadilan niaga yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap karena harta pailit
dalam keadaan insolvensi yang dilampiri
fotokopi putusan pengadilan niaga; atau
5. akta mengenai pernyataan direksi tentang
pembubaran Perseroan berdasarkan surat
pencabutan izin usaha dari instansi pemberi
izin usaha yang dilampiri fotokopi surat
pencabutan izin tersebut yang diketahui oleh
notaris sesuai dengan aslinya.
g. telah berakhirnya Perseroan berupa:
1. pemberitahuan tertulis dari likuidator atau
kurator mengenai pertanggungjawaban hasil
akhir proses likuidasi dan pengumuman dalam
surat kabar mengenai pelunasan dan
pembebasan kepada likuidator atau kurator,
dan akta mengenai pertanggungjawaban hasil
akhir proses likuidasi yang diketahui oleh
notaris sesuai dengan aslinya; dan
2. pengumuman dalam surat kabar mengenai
hasil penggabungan, peleburan, atau
pemisahan.
h. salinan neraca dan laporan laba rugi dari tahun
buku bersangkutan bagi Perseroan yang wajib
diaudit; dan
i. salinan nomor pokok wajib pajak dan laporan
penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak
Perseroan.
(3) Ketentuan mengenai surat pemberitahuan tahunan
pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf i tidak
berlaku bagi Perseroan yang melakukan perubahan

2021, No.470 -14-

anggaran dasar dan perubahan data di bawah 1 (satu)


tahun setelah nomor pokok wajib pajak diterbitkan.
(4) Dokumen perubahan data sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf f dan huruf g selain disimpan oleh notaris
juga harus disampaikan kepada Menteri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III
PERSEROAN PERORANGAN

Bagian Kesatu
Pernyataan Pendirian

Pasal 13
Pernyataan Pendirian didaftarkan dengan mengisi format
isian yang dilakukan oleh pendiri secara elektronik melalui
SABH.

Pasal 14
(1) Menteri menerbitkan sertifikat Pernyataan Pendirian
secara elektronik.
(2) Pemohon melakukan pencetakan Pernyataan Pendirian
Perseroan perorangan dan sertifikat Pernyataan
Pendirian secara mandiri menggunakan kertas berwarna
putih ukuran F4/folio.

Bagian Kedua
Pendaftaran Pernyataan Perubahan

Pasal 15
(1) Terhadap Pernyataan Pendirian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 dapat dilakukan perubahan.
(2) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mengisi data yang akan diubah pada
format isian Pernyataan Perubahan.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

2021, No.470
-15-

Pasal 16
(1) Menteri menerbitkan sertifikat Pernyataan Perubahan
secara elektronik.
(2) Pemohon melakukan pencetakan Pernyataan Perubahan
Perseroan perorangan dan sertifikat Pernyataan
Perubahan secara mandiri menggunakan kertas
berwarna putih ukuran F4/folio.

Bagian Kedua
Perubahan Status Perseroan Perorangan
Menjadi Perseroan Persekutuan Modal

Pasal 17
(1) Perseroan perorangan harus mengubah status badan
hukumnya menjadi Perseroan persekutuan modal jika:
a. pemegang saham menjadi lebih dari 1 (satu) orang;
dan/atau
b. tidak memenuhi kriteria usaha mikro dan kecil
sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Sebelum menjadi Perseroan persekutuan modal,
Perseroan perorangan melakukan perubahan status
melalui akta notaris dan didaftarkan secara elektronik.
(3) Akta notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memuat:
a. pernyataan pemegang saham yang memuat
perubahan status Perseroan perorangan menjadi
Perseroan persekutuan modal;
b. perubahan anggaran dasar dari semula pernyataan
pendirian dan/atau pernyataan perubahan
Perseroan perorangan menjadi anggaran dasar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2); dan
c. data Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (4).

2021, No.470 -16-

Pasal 18
Pemohon harus mengisi surat pernyataan secara elektronik
yang menyatakan format isian Perseroan dan keterangan
mengenai dokumen pendukung yang diajukan berdasarkan
Peraturan Menteri ini telah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, serta pemohon bertanggung
jawab penuh terhadap kebenaran format isian dan
keterangan tersebut.

Bagian Ketiga
Laporan Keuangan

Pasal 19
(1) Laporan keuangan Perseroan perorangan dilaporkan
kepada Menteri dengan melakukan pengisian format
isian penyampaian laporan keuangan secara elektronik
melalui SABH paling lama 6 (enam) bulan setelah akhir
periode akuntansi berjalan.
(2) Format isian penyampaian laporan keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat:
a. laporan posisi keuangan;
b. laporan laba rugi; dan
c. catatan atas laporan keuangan tahun berjalan.
(3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
masuk dalam daftar Perseroan perorangan.
(4) Menteri menerbitkan bukti penerimaan laporan
keuangan secara elektronik.

Pasal 20
(1) Perseroan perorangan yang tidak menyampaikan laporan
keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
dikenai sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis;
b. penghentian hak akses atas layanan; atau
c. pencabutan status badan hukum.
(2) Dalam hal Perseroan perorangan tidak menyampaikan
laporan keuangan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

2021, No.470
-17-

sejak kewajiban penyampaian laporan keuangan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) maka
akan disampaikan teguran tertulis secara elektronik.
(3) Dalam hal Perseroan perorangan tidak memenuhi
kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan
dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah teguran
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan, Menteri menyampaikan teguran tertulis
kedua secara elektronik.
(4) Dalam hal Perseroan perorangan tidak memenuhi
kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah teguran
tertulis kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disampaikan, Menteri menghentikan hak akses
Perseroan atas layanan SABH.
(5) Permohonan pembukaan hak akses Perseroan
perorangan yang telah dihentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) diajukan secara tertulis kepada
Menteri.
(6) Dalam hal Perseroan perorangan tidak memenuhi
kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan
paling lama 5 (lima) tahun sejak hak akses atas layanan
SABH dihentikan, Menteri mencabut status badan
hukum Perseroan perorangan yang bersangkutan.
(7) Menteri menerbitkan surat keterangan pencabutan
status badan hukum Perseroan perorangan dan
mengumumkan dalam laman resmi Direktorat Jenderal
Administrasi Hukum Umum.

Bagian Keempat
Pembubaran dan Penghapusan Status Badan Hukum

Pasal 21
(1) Pembubaran Perseroan perorangan dilakukan dengan
mengisi format isian Pernyataan Pembubaran secara
elektronik melalui SABH.

2021, No.470 -18-

(2) Dalam hal Perseroan perorangan dinyatakan pailit,


penghapusan Perseroan perorangan dapat dilakukan
setelah kurator melakukan pemberesan atas aset pailit.
(3) Menteri mencatat berakhirnya status badan hukum
Perseroan perorangan dan menghapus nama Perseroan
perorangan dari daftar Perseroan terhitung sejak
Pernyataan Pembubaran didaftarkan secara elektronik.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 4 Tahun 2014
tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan
Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar serta
Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan
Perubahan Data Perseroan Terbatas (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 392) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 14 Tahun 2020
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan
Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar serta Penyampaian
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan
Data Perseroan Terbatas (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 489), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 23
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

2021, No.470
-19-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 April 2021

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI


MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 April 2021

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

KONVERSI
DARI PERSEROAN
TERBATAS
PERORANGAN KE
PERSEROAN TERBATAS
BIASA
HBA - INC 22

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PASAL 153H UUCK :


(1) Dalam hal Perseroan untuk Usaha Mikro dan
Kecil sudah tidak memenuhi kriteria Usaha
Mikro dan Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 153A, Perseroan harus mengubah
statusnya menjadi Perseroan sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Ketetuan lebih lanjut mengenai pengubahan
status Perseroan untuk Usaha Mikro dan Kecil
menjadi Perseroan diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
HBA - INC 23

PASAL 153A UUCK :


(1) Perseroan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
dan Kecil dapat didirikan oleh 1 (satu) orang.
(2) Pendirian Perseroan untuk Usaha Mikro dan Kecil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan surat pernyataan pendirian yang
dibuat dalam Bahasa Indonesia.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendirian
Perseroan untuk Usaha Mikro dan Kecil diatur
dalam Peraturan Pemerintah.

24 HBA - INC

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8
TAHUN 2021 TENTANG MODAL
DASAR PERSEROAN SERTA
PENDAFTARAN PENDIRIAN,
PERUBAHAN, DAN PEMBUBARAN
PERSEROAN YANG MEMENUHI
KRITERIA UNTUK USAHA MIKRO
DAN KECIL.

SALINAN

PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 8 TAHUN 2O2I

TENTANG

MODAL DASAR PERSEROAN SERTA PENDAFTARAN PENDIRIAN,


PERUBAHAN, DAN PEMBUBARAN PERSEROAN YANG MEMENUHI KRITERIA
UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal lo9 dan


Pasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2o2o
tentang cipta Kerja, perlu menetapka, peraturan
Pemerintah tentang Modal Dasar perseroan serta
Pendaftaran Pendirian, perubahan, dan pembubaran
Perseroan yang Memenuhi Kriteria untuk usaha Mikro dan
Kecil;

Mengingat 1 Pasal 5 ayat (?l Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2OOT tentang
Perseroan Terbatas (Lembaran Negara RepubH[
lndonesia Tahun 2OOT Nomor 106, Tamtahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 47561;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta
Kerja (lembaran Negara Republik Indonesia lahun
2O2O Nomor 245, Tambahan L,embaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);

MEMUTUSI(AN:
Menetapkan PERATURAN PEMERINTAH TENTANG MODAL DASAR
PERSEROAN SERTA PENDAFTARAN PENDIRIAN,
PERUBAHAN, DAN PEMBUBARAN PERSEROAN YANG
MEMENUHI KRITERIA UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL.

BABI...

SK No 086083 A

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-2-
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan


1 Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut
Perseroan adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikarr berdasaikan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham atau
badan hukum perorangan yang memenuhi kriteria
usaha mikro dan kecil sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan mengenai usaha
mikro dan kecil.
2 Pernyataan Pendirian adalah format isian pendirian
Perseroan perorangan yang didirikan oleh 1 (satu)
crang secara elektronik.
3 Pernyataan Pembubaran aclalah format isian
pernyataan pembubaran Perseroan perorangan yang
cliciirikan oleh 1 (satu) orang secara elektronik.
4 Hari adalah hari kalender.
5 Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak
asasi manusia.

Pasal 2
(1) Perseroan yang memenuhi kriteria untuk usaha
mikro dan kecil terdiri atas:
a. Perseroan yang didirikan oleh 2 (dua) orang atau
lebih; dan
b. Perseroan perorangan yang didirikan oleh 1
(satu) orang.
(2) Pendirian...

SK No 094502A

PRES IDEN
REPUBLTK INDONESIA

-3-
(21 Pendirian, perubahan anggaran dasar, dan
pembubaran Perseroan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perLlndang-undangan mengenai
Perseroan.

BAB II
MODAL DASAR

Pasal 3
(1) Perseroan wajib memiliki modal dasar Perseroan.
(2) Besaran modal dasar Perseroan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan
keputusan pendiri Perseroan.

Pasal 4
(1) Modal dasar Perseroan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 harus ditempatkan dan disetor penuh paling
sedikit 25o/o (dua puluh lima persen) yang dibuktikan
dengan bukti penyetoran yang sah.
(2) Bukti penyetoran yang sah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib disampaikan secara elektronik
kepacla Menteri dalam waktu paling lama 60 (enam
puluh) Hari terhitung sejak tanggal:
a. akta pendirian Perseroan untuk Perseroan; atau
b. pengisian Pernyataan Pendirian untuk Perseroan
perorangan.

Pasai 5
Perseroan yang melaksanakan kegiatan usaha tertentu,
besaran minimum modal dasar Perseroan harus sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BABIII ...

SK No 094503 A

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-4-
BAB III
PERSEROAN PERORANGAN
Bagian Kesatu
Pendirian

Pasal 6
(1) Perseroan perorangan didirikan oleh Warga Negara
Indonesia dengan mengisi Pernyataan Pendirian
dalam bahasa Indonesia.
(2) Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memenuhi persyaratan:
a. berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun;
dan
b. cakap hukum.
(3) Perseroan perorangan memperoleh status badan
hukum setelah didaftarkan kepada Menteri dan
mendapatkan sertilikat pendaftaran secara elektronik.
(4) Perseroan perorangan yang telah memperoleh status
badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diumumkan oleh Menteri dalam laman resmi
direktorat jenderal yang menyelengp;arakan tugas dan
fungsi di bidang administrasi huknm umum.

Pasal 7
(1) Pernyataan Pendirian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (1) didaftarkan secara elektronik kepada
IUenteri dengan mengisi format isian.
(2) Format isian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat:
a. nama dan tempat kedudukan Perseroan
perorangan;
b. jangka waktu berdirinya Perseroan perorangan;

c. maksud

SK No 094504 A

PRES IDEN
REPUBLTK INDONESIA

-5-
c. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
Perseroan perorangan;
d. jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan
modal disetor;
e. nilai nominal dan jumlah saham;
f. alamat Perseroan perorangan; dan
g. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir,
pekerjaan, tempat tinggal, nomor induk
kependudukan, dan nomor pokok wajib pajak
dari pendiri sekaligus direktur dan pemegang
saham Perseroan perorangan.
(3) Format isian Pernyataan Pendirian sebagaimana
dimaksud pada ayat (21 tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Pemerintah ini.

Bagian Kedua
Perubahan
Pasal 8

(1) Pernyataan Pendirian Perseroan perorangan


sebagaimana climaksud dalam Pasal 7 dapat
dilakukan perubahan.
(2) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mengisi format isian perubahan
Pernyataan Pendirian Perseroan perorangan dalam
bahasa Indonesia.
(3) Terhadap perubahan Pernyataan Pendirian Perseroan
sebagaimana dimaksud pada ayat (21dapat dilakukan
perubahan lebih dari 1 (satu) kali melalui perubahan
pernyataan perubahan Perseroan perorangan.
(4) Format isian perubahan sebagaimana dimaksud pada
ayaL (21memuat:
a nama dan tempat kedudukan Perseroan
perorangan;
b jangka waktu berdirinya Perseroan perorangan;
c maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
Perseroan perorangan;
d. jumlah

SK No 094505 A

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-6-
d. jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan
modal disetor;
e. nilai nominal dan jumlah saham;
f. alamat Perseroan perorangan; dan
g. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir,
pekerjaan, tempat tinggal, nomor induk
kependudukan, dan nomor pokok wajib pajak
dari pendiri sekaligus direktur dan pemegang
saham Perseroan perorangan.
(5) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) ditetapkan dengan keputusan pemegang
saham Perseroan perorangan yang mempunyai
kekuatan hukum sama dengan rapat umum
pemegang saham.
(6) Pernyataan perubahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (21 dan ayat (3) diajukan kepada Menteri secara
elektronik untuk mendapatkan sertifikat pernyataan
perubahan.
(7) Pernyataan perubahan berlaku sejak terbitnya
sertifikat pernyataan perubahan.
(8) Perseroan perorangan yang telah dinyatakan pailit
tidak dapat dilakukan perubahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) atau ayat (3), kecuali atas
persetujuan kurator.
(9) Persetujuan kurator sebagainlana dimaksud pada
ayat (8) dilampirkan dalam pernyataan perubahan.
(10) Format isian perubahan Pernyataan Pendirian
Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
forrnat isian perubahan pernyataan perubahan
sebagaima-na dimakstid p"da ayat (3) tercantum
dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 9
(1) Perseroan perorangan harus mengubah status badan
hukrrmnya rnenjadi Perseroan jika:
a.pemegang...

SK No 094506 A

PRES IDEN
REPUBLIK TNDONESIA

-7 -

a. pemegang saham menjadi lebih dari 1 (satu)


orang: dan/atau
b. tidak memenuhi kriteria usaha mikro dan kecil
sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai usaha mikro
dan kecil
(2) Perseroan perorangan sebelum menjadi Perseroan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan
perubahan status melalui akta notaris dan
didaftarkan secara elektronik kepada Menteri.
(3) Perubahan status sebagaimana dimaksud pada ayat
(21 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan mengenai Perseroan.

Bagian Ketiga
Laporan Keuangan

Pasal 10
(1) Perseroan perorangan wajib membuat laporan
keuangan
(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaporkan kepada Menteri dengan melakukan
pengisian format isian penyampaian laporan
keuangan secara elektronik paling lambat 6 (enam)
bulan setelah akhir periode akuntansi berjalan.
(3) Format isian penyampaian laporan keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat:
a. laporan posisi keuangan;
b. laporan laba rugi; dan
c. ca-tatan atas laporan keuangan tahun berjalan.
(41 Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) masuk dalam daftar Perseroan perorangan.

(5) Format

SK No 094507 A

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-8-
(5) Format isian penyampaian laporan keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum
dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 1 I
Menteri menerbitkan bukti penerimaan laporan keuangan
secara elektronik setelah pemohon mengisi format isian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.

Pasal 12
(1) Perseroan perorangan yang tidak menyampaikan
laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 dikenai sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis;
b. penghentian irak akses atas layanan; atau
c. perrcabutan status badan hukum.
(21 Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Menteri.

Bagian Keempat
Perrrbubaran

Pasal 13
(t) Pembubaran Perseroan perorangan ditetapkan
dengan keputusan pemegang saham Perseroan
perorangan yang mempunyai kekuatan hukum sama
dengan rapat umum pemegang saham yang
dituangkan dalam Pernyataan Pembubaran dan
diberitahukan secara elektronik kepada Menteri.

(2) Pembubaran...

SK No 094508 A

PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-9-
(2) Pembubaran Perseroan perorangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terjadi karena:
a berdasarkan keputusan pemegang saham
Perseroan perorangan yang mempunyai
kekuatan hukum sama dengan rapat umum
pemegang saham;

b. jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam


Pernyataan Pendirian atau perubahannya telah
berakhir;
c berdasarkan penetapan pengadilan;

d dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan


putusan pengadilan niaga yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, harta pailit Perseroan
perorangan tidak cukup untuk membayar biaya
kepailitan;
e harta pailit Perseroan perorangan yang telah
dinyatakan pailit berada dalam keadaan
insolvensi sebagaimana diatur dalam unclang-
undang mengenai kepailitan dan penundaan
kewajiban pembayaran utang; atau

f. dicabutnya perizinan berusaha Perseroan


perorangan sehingga mewajibkan Perseroan
perorangan rnelakukan likuidasi dengan mengisi
Pernyataan Pembubaran.
(3) Dalam hal pembubaran tedadi berdasarkan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (21huruf
a, huruf b, dan huruf d, pemegang saham menunjuk
likuidator.
(41 Dalam hal pemegang saham tidak menunjuk
likuidator, Direksi bertindak sebagai likuidator.

(5) Format...

SK No 094509 A

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-10-
(s) Format isian Pernyataan Pembubaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran IV
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 14
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendirian,
perubahan, dan pembubaran Perseroan perorangan
diatur dengan Peraturan Menteri.
(21 Perubahan format isian Pernyataan Pendirian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3), format
isian perubahan Pernyataan Pendirian dan format
isian perubahan pernyataan perubahan sebagaimana
dimalisud dalam Pasal 8 ayat (10), format isian
penyampaian laporan keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (5), dan format isian
Pernyataan Pembubaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (5) ditetapkan oleh Menteri'

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15
pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2016 tentang
perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 137,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5901), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 16
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar

SK No 086082 A

PRES IOEN
REPUBLIK INDONESIA

- 11-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Februari2O2l

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 Februari 2O2L

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2I NOMOR 18

Salinan sesuai dengan aslinYa


KEMENTERIAN SEKRETARI-AT NEGARA
K INDONESIA
rundang-undangan dan
trasi Hukum,

Djaman

SK No 086081 A

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PRES IDEN
REPIJBLIK INDONESIA

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2O2I
TENTANG
MODAL DASAR PERSEROAN SERTA PENDAFTARAN PENDIRIAN,
PERUBAHAN, DAN PEMBUBARAN PERSEROAN YANG MEMENUHI KRITERIA
UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL

I UMUM
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja mengatur
ketentuan mengerr"i P".".roan yang memenuhi kriteria usaha mikro dan
kecit yang dapaididirikan baik oleh 2 (dua) orang atau lebih maupun oleh 1
(satui or"rrg. H"t ini dilakukan dalam rangka meningkatkan peringkat
i<emudah"t, b.tr"aha serta daya saing perorangan' Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja mendelegasikan ke dalam Peraturan
pemerintah ketentuan mengenai modal dasar, pendirian, materi Pernyataan
pendirian dan format isian, perrrbahan Pernyataan Pendirian Perseroan,
materi dan format isian perubahan Pernyataan Pendirian, kewajiban
membuat laporan keuangan Perseroan, dan pengubahan status Perseroan
perorangan untuk usaha mikro dan kecil menjadi Perseroan.
Dalam peraturan Pemerintah ini diatur mengenai modal dasar bagi
Perseroan, serta tata cara pendirian, perubahan, kewajiban menyampaikan
laporan keuangan, dan pembubaran Perseroan perorangan yang didirikan
oleh 1 (satu) orang.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1

CukuP jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
CukuP jelas.
Pasal 4
CukuP jelas.
Pasal 5

SK No 086080A

PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-2-
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Ayat ( 1)

Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Pengumuman Perseroan perorangan dalam laman direktorat
jenderal yang menyelenggarakan tugas dan fungsi di bidang
administrasi hukum umum merupakan pemenuhan terhadap
asas publisitas. '

Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat l2l
Yang dimaksud dengan "periode akuntansi berjalan" adalah
periode akuntansi yang dihitung sejak tanggal sertifikat
diterbitkan.
Ayat (3)
Dalam ketentuan ini laporan keuangan digunakan sebagai data
base profil Perseroan perorangan dan dasar pertimbangan
dalam menentukan kriteria Perseroan perorangan.
Ayat. . .

SK No 094513 A

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PFTES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-3-
AYat (a)
CukuP jelas.
AYat (s)
CukuP jelas.
Pasal 11

CukuP jelas.
Pasal 12
CukuP jelas.
Pasal 13
CukuP jelas.
Pasal 14
CukuP jelas.
Pasal 15
CukuP jelas.
Pasal 16
CukuP jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6620

SK No 086078 A

PRES IDEN
FIEPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN I
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2O2I
TENTANG
MODAL DASAR PERSEROAN SERTA
PENDAFTARAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN
PEMBUBARAN PERSEROAN YANG MEMENUHI
KRITERIA UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL

FORMAT ISIAN PERNYATAAN PENDIRIAN

PERNYATAAN
PENDIRIAN PERSEROAN PERORANGAN

Data Perseroan
1. Nama Perseroan PT
2. Tempat kedudukan Perseroan
Alamat LengkaP
3. Jangka waktu
berakhirnya Perseroan
4. Maksud dan T\rjuan
Kegiatan Usaha
5. Modal
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
Nilai Nominal
Jumlah Saham

Data

SK No 086079 A

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PRES lDEN
REPUBLIK INDONESIA

-2-
Date Pcodlri, Pcmegang Saham, eekaligus Direkai
a. Nama lengkaP :

b. Tempat dan tanggal lahir :

c. Pekerjaan i

d. Tempat tinggal :

e. Kewarganegaraan : *lndonesia
f. Nomor Induk KePendudukan :

g. Nomor Pokok Wajib Pajak :

Pernyataan (Disclaimer) : Saya selaku Pendiri Perseroan perorangan PT


menyatakan bahwa dengan ini Saya menyatakan mendirikan Perseroan
perorangan dengan nama PT . . , dengan ini Saya bertanggung jawab bahwa
data yang Saya isikan tersebut telah benar adanya dan Saya bersedia untuk
menaati peraturan yang berkaitan dengan Perseroan perorangan dan
peraturan terkait lainnYa.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

JOKO WIDODO

Salinan sesuai dengan aslinya


KEMENTERIAN SEKRETARTAT NEGARA
BLIK INDONESIA
Perundang-undangan dan
istrasi Hukum,
t
LU
I
Djaman
tKt

SK No 086077A

PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN II
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2O2I
TENTANG
MODAL DASAR PERSEROAN SERTA
PENDAFTARAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN
PEMBUBARAN PERSEROAN YANG MEMENUHI
KRITERIA UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL

FORMAT ISIAN PERUBAHAN PERNYATAAN PENDIRIAN DAN


FORMAT ISIAN PERUBAHAN PERNYATAAN PERUBAHAN

A. Format Isian Perubahan Pernyataan Pendirian Perseroan Perorangan

PERUBAHAN PERNYATAAN PENDIRIAN


PERSEROAN PERORANGAN
Data Perseroan
1. Nama Perseroan PT
2. Tempat kedudukan Perseroan
Alamat LengkaP
3. Jangka waktu
berakhirnya Perseroan
4. Maksud dan T\rjuan
Kegiatan Usaha
5. Modal
Modal Dasar
Modal DitemPatkan
Modal Disetor
Nilai Nominal
Jumlah Saham
Data

SK No 086076A

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-2-
Data Pendiri, Pemegang Saham, sekaligus Direksi
a. Nama lengkap :

b. Tempat dan tanggal lahir :

c. Pekerjaan :

d. Tempat tinggal :

e. Kewarganegaraan : *lndonesia
f. Nomor Induk Kependudukan :

g. Nomor Pokok Wajib Pajak :

Pernyataan (Disclaimer): Bahwa saya selaku Pemohon menyatakan Perubahan


Pernyataan Pendirian PT telah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

B. Format Isian Perubahan Pernyataan Perubahan Perseroan Perorangan

PERUBAHAN PERNYATAAN PERUBAHAN


PERSEROAN PERORANGAN
Data Perseroan
1. Nama Perseroan PT
2. Tempat kedudukan Perseroan
Alamat Lengkap
3. Jangka waktu
berakhirnya Perseroan
4. Maksud dan T\rjuan
Kegiatan Usaha
5. Modal
Modal Dasar
Modal Ditempatkan

Modal
SK No 094707 A

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-3-
Modal Disetor :

Nilai Nominal :

Jumlah Saham :

Data Pendiri, Pemegang Saham, sekaligus Direksi


a. Nama lengkaP :

b. Tempat dan tanggal lahir :

c. Pekerjaan :

tinggal
d. Tempat :

e. Kewarganegaraan : *lndonesia
f. Nomor tnduk KePendudukan :

g. Nomor Pokok Wajib Pajak :

pernyataan (Disclaimer): Bahwa saya selaku Pemohon menyatakan Perubahan


pernyataan Perubahan PT telah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

JOKO WIDODO

Salinan sesuai dengan aslinYa


KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
BLIK INDONESIA
Perundang-undangan dan
Hukum,

Slvanna Djaman

SK No 086074A

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN III
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2O2I
TENTANG
MODAL DASAR PERSEROAN SERTA

PENDAFTARAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN


PEMBUBARAN PERSEROAN YANG MEMENUHI
KRITERIA UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL

FORMAT ISIAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

A Format Isian Laporan Posisi Keuangan Perseroan Perorangan

LAFORAN POSISI KEUANGAN


PERSEROAN PERORAT{GN{

Laporan Posisi Keuangan


Aset
Kas dan Setara Kas
Kas
Giro
Deposito
Jumlah Kas dan Setoran Kas

Piutang Usaha
Persediaan
Beban dibayar di muka
Aset tetap
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset

Liabilitas:

SK No 086073 A

PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-2-

Liabilitas
Utang Usaha
Utang Bank
Jumlah Liabilitas
Ekuitas
Modal
Saldo Laba
Jumlah Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas

B. Format Isian Laporan Laba Rugi Perseroan Perorangan

LAPORAN LABA RUGI


PERSEROAN PERORANGAN
UNTUK TATIUN YANG BERAKHIR PADA

PENDAPATAN
Pendapatan Usaha
Pendapatan lain-lain
JUMLAII PENDAPATAN

BEBAN
Beban Usaha
Beban lain-lain
JIJMLATI BEBAN

Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan


Beban pajak Penghasilan
Laba (Rugi) setelah Pajak penghasilan
C. Catatan .

SK No 094710 A

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PRES IOEN
REPUBLIK INDONESIA

-3-
C. Catatan Atas LaPoran Keuangan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


.... Sampal

1 UMUM
perseroan perorangan didirikan berdasarkan Pernyataan Pendirian

Hak Asasi Manusia Repubtik Indonesia dan telah mendapatkan sertilikat


Pendaftaran Nomor. ..tanggal.
Perseroan perorangan ini berkedudukan di ....'....dan bergerak di
kriteria Usaha Mikro Kecil.

2. IKHTISAR I(EBIJAI(AN AKUNTANSI PENTING


a. Pernyataan KePatuhan
Laporan Keuangan disusun menggunakan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro, Kecil.
b. Dasar Pen5rusunan
Dasar pen5rusunan laporan keuangan adalah biaya historis dan
menggunakan asumsi dasar aktual. Mata uang penyajian yang
aigunatcan untuk penJrusunan laporan keuangan adalah Rupiah.
c. Piutang Usaha
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah tagihan'
d. Persediaan
Biaya persediaan bahan baku meliputi biaya pembelian dan biaya
.t gt,rf pembelian. Biaya konversi meliputi biaya tenaga kerja
tangsung dan ouerhead. Ouerhead tetap dialokasikan ke biaya
konversiberdasarkan kapasitas produksi normal. OuerLrcad uariabel
dialokasikan pada unit produksi berdasarkan penggunaan aktual
fasilitas produksi. Entitas menggunakan rumus biaya persediaan
rata- rata.
e. Aset TetaP
Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehannya jika aset tersebut
dimiliki secara hukum oleh entitas. Aset tetap disusutkan
menggunakan metode garis lurus tanpa nilai residu'

f. Pengakuan

SK No 086072A

PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-4-
f. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan penjualan diakui ketika tagihan diterbitkan atau
pengiriman dilakukan kepada pelanggan. Beban diakui saat terjadi.
o
b Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan mengikuti ketentuan perpajakan yang berlaku di
Indonesia.

3. r(AS
Kas kecil Jakarta-Rupiah

4. GIRO
Bank. . Rp..

5 DEPOSITO
PT Bank...
Suku Bunga Deposito...

6 PIUTANG USAHA
4...
b....

Jumlah

7. BEBAN DIBAYAR DI MUI(A


Sewa
Asuransi
Lisensi dan perizinan
Jumlah

8. UTANG BANK

9. SALDO

SK No 094712 A

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA

-5-
9. SALDO IITBA
Saldo laba merupakan akumulasi selisih penghasilan dan beban, setelah
dikurangkan dengan distribusi kepada pemilik.

10. PENDAPATAN PENJUALAN


Penjualan
Retur Penjualan
Jumlah

1I. BEBAN I,/Uil LIUN


Bunga pinjaman
Lain-lain
Jumlah

L2. BEBAN PA"IAK PENGI{ASILIIN


PaJak Penghasilan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

JOKO WIDODO

Salinan sesuai dengan aslinya


KEMENTERIAN SEKRETARTAT NEGARA
K INDONESIA
Perundang-undangan dan
si Hukum,

Djaman

SK No086071 A

PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN IV
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2O2I
TENTANG
MODAL DASAR PERSEROAN SERTA
PENDAFTARAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN
PEMBUBARAN PERSEROAN YANG MEMENUHI
KRITERIA UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL

FORMAT ISIAN PERNYATAAN PEMBUBARAN

PERNYATAAN
PEMBUBARAN PERSEROAN PERORANGAN
Data Perseroan
1. Nama Perseroan PT
2. Tempat kedudukan Perseroan
Alamat Lengkap
3. Jangka waktu
berakhirnya Perseroan
4. Maksud dan T\rjuan
Kegiatan Usaha
5. Modal
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
Nilai Nominal
Jumlah Saham
Data Pendiri, Pemegaug Saham, sekaligus Direksi
a. Nama lengkap :

b. Tempat dan tanggal lahir :

c. Pekerjaan :

d. Tempat
SK No 086070 A

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PRE S IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-2-

d. Tempat tinggal
e. Kewarganegaraan *lndonesia
f. Nomor Induk KePendudukan
g. Nomor Pokok Wajib Pqiak
Nasan Pembubarau :

tr berdasarkan keputusan pemegang saham Perseroan Perorangan yang


mempunyai kekuatan hukum sama dengan rapat umum pemegang
saham;
O jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam pernyataan pendirian
atau perubahannYa telah berakhir;
tr berdasarkan penetapan pengadilan;
tr dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit Perseroan
peroranga., iidrk cukup untuk membayar biaya kepailitan;
tr harta pailit Perseroan perorangan yang telah dinyatakan pailit berada
dalam keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam undang-undang
mengenai kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang; atau
tr dicabutnya perizinan berusaha Perseroan perorangan sehingga
mewajibkan Perseroan perorangan melakukan likuidasi dengan mengisi
Pernyataan Pembubaran.
Pernyataan (Dsclaimefl: Bahwa saya selaku Pemohon menyatakan
pembubaran pI teiah menyelesaikan segala kewajiban dan melakukan
pemberesan dengan pihak ketiga sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.
JOKO WIDODO
Salinan sesuai dengan aslinYa
SEKRETARIAT NEGARA
K INDONESIA
Perundang-undangan
strasi H

Djaman

SK No 086107 A

PASAL 9 :
(1) Perseroan perorangan harus mengubah status
badan hukumnya menjadi Perseroan jika :
a. Pemegang saham menjadi lebih dari 1
(satu) orang dan/atau
b. Tidak memenuhi kriteria usaha mikro
dan kecil sebagaimana diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai usaha mikro dan
kecil.
HBA - INC 26

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

(2) Perseroan perorangan sebelum menjadi


Perseroan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) melakukan perubahan status
melalui akta Notaris dan didaftarkan
secara elektronik kepada Menteri.
(3) Perubahan status sebagaimana dimak-
sud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai
Perseroan.
HBA - INC 27

CATATAN :
• PERUBAHAN DARI PT. PERORANGAN KE PT. BIASA
MEKANISME RINCINYA TIDAK ADA DALAM KEDUA
ATURAN HUKUM TERSEBUT.
• MEKANISME TERSEBUT BISA SAJA DIAWALI DENGAN
PERNYATAAN (RUPS) DARI PT. PERORANGAN KARENA
TELAH MEMENUHI SYARAT UNTUK BERUBAH
MENJADI PT. BIASA.
• ADA PERNYATAAN DAN KESEPAKATAN DENGAN
SUBJEK HUKUM YANG AKAN MENJADI PEMEGANG
SAHAM (MENJADI 2 LEBIH ATAU LEBIH).

HBA - INC 28

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

• SELURUH AKTIVA DAN PASIVA (ASET) DARI


PEMEGANG SAHAM PT. PERORANGAN AKAN MASUK
MENJADI MODAL DASAR PT. BIASA DITAMBAH
DENGAN MODAL DARI PEMEGANG SAHAM YANG
BARU.
• PENDIRIAN TERSEBUT SEPERTI PENDIRIAN PT. BIASA.
TAPI DALAM PREMISSE BISA DISEBUTKAN/DIURAIKAN
BAHWA PT. BIASA TERSEBUT BERASAL DARI PT.
PERORANGAN.
• PT. PERORANGAN YANG BERUBAH MENJADI PT.
BIASA BUBAR TANPA LIKUIDASI, KARENA KALAU
BUBAR DENGAN LIKUIDASI HARUS MEMENUHI
SYARAT TERTENTU (PASAL 13 PP 8 TAHUN 2021).
HBA - INC 29

 APAKAH MEMUNGKINKAN JUGA PERSEROAN


TERBATAS BIASA (PERSEKUTUAN MODAL)
MENJADI BERUBAH PERSEROAN TERBATAS
PERORANGAN (YANG MEMENUHI SYARAT
PT.UMK)..?
 HAL TERSEBUT TIDAK DISEBUTKAN SECARA
TEGAS DALAM KEDUA PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN TERSEBUT DI
ATAS.
 TAPI DALAM PRAKTEK MUNGKIN SAJA TERJADI
(SAMPAI SAAT INI BELUM ADA/TERJADI).
HBA - INC 30

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

Klasifikasi UMK-M
Menurut Badan Pusat Statistik
(BPS)

Kecil Menengah
Tenaga kerja 5-19 orang. Tenaga kerja 20-99 orang.

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.


Notaris & PPAT Kab. Bogor

KLASIFIKASI UMK-M (WORLD BANK)


MENENGA
MIKRO KECIL
H
 Jumlah  Jumlah  Jumlah
karyawan < karyawan < karyawan
10 orang. 30 orang. maksimal 300
 Pendapatan  Pendapatan orang.
setahun < setahun < US  Pendapatan
$100 ribu. $3 juta. setahun US
 Kepemilikan  Kepemilikan $15 juta.
aset < $ 100 aset < US $3  Kepemilikan
ribu. juta. aset
mencapai US
$15 juta.

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

KRITERIA UMK
SKALA SKALA
MIKRO KECIL

USAHA MILIK / BADAN OMSET PENJUALAN


USAHA EKONOMI
PRODUKTIF USAHA PRODUKTIF MILIK / > Rp. 300 JUTA
PERORANGAN BADAN USAHA sd RP. 2,5 M
PERORANGAN
PER-TAHUN

KEKAYAAN BERSIH KEKAYAAN BERSIH


BUKAN
OMSET MAKS > RP. 50 JUTA sd
ANAK PERUSAHAAN /
PENJUALAN MAKS RP 500 JUTA
RP. 50 JUTA CABANG
Rp. 300 JUTA (tidak termasuk tanah PERUSAHAAN USAHA
(tidak termasuk dan bangunan tempat MENEGAH & BESAR
PER-TAHUN usaha)
tanah bangunan
tempat usaha)

UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

KLASIFIKASI MODAL USAHA


UU UMKM PERMENDAG 46/M-DAG/PER/9/2009

 MIKRO  MIKRO
Kekayaan Bersih maks Rp. 50 juta Usaha Perorangan < Rp. 50
Omset maks Rp. 300 juta / tahun jt
 KECIL
Kekayaan bersih > Rp. 50 juta sd  KECIL
Rp. Rp. 500 juta Rp. 50 juta sd Rp. 500 jt
Omset > Rp. 300 juta sd Rp. 2,5
Miliar/tahun
 MENENGAH
 MENENGAH > Rp. 500 jt sd Rp. 10 Miliar
Kekayaan Bersih > Rp. 500 jt sd
Rp. 10 Miliar
 BESAR
Omset >Rp. 2,5 Miliar sd Rp. 10
Miliar /tahun > Rp. 10 Miliar

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PERBANDINGAN KLASIFIKASI UMK-M


UU No. 20 Tahun 2008
Skala Usaha Kekayaan Bersih/Aset (tidak termasuk Hasil Penjualan/Omset
tanah dan bangunan tempat usaha

Usaha Mikro Maksimal Rp. 50 Juta Maksimal Rp 300 Juta

Usaha Kecil > Rp 50 Juta-Rp 500 Juta > Rp 300 Juta-Rp 2,5 Milyar

Usaha Menengah > Rp 500 Juta-Rp 10 Milyar > Rp 2,5 Milyar-Rp 50 Milyar

Modal usaha merupakan modal sendiri dan modal pinjaman untuk melaksanakan kegiatan usaha (Pasal 35 PP 7/2021 tentang
Kemudahan, Perlindungan dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah & UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

UU No. 11 Tahun 2020 jo PP No. 7 Tahun 2021

Skala Usaha Modal Usaha Hasil Penjualan Tahunan


Usaha Mikro Maksimal Rp 1 Milyar Maksimal Rp 2 Milyar
Usaha Kecil > Rp 1 Milyar-Rp 5 Milyar > Rp 2 Milyar-Rp 15 Milyar
Usaha Menengah > Rp 5 Milyar-Rp 10 Milyar > Rp 15 Milyar-Rp 50 Milyar

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

PENDIRIAN

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PERSEROAN TERBATAS
PERSEROAN TERBATAS PERSEROAN TERBATAS
(Persekutuan Modal) (Perorangan - UMK)
 Akta Notaril  Pernyataan
 Data sesuai kesepakatan  Data sesuai yang dinyatakan
pendiri
para pendiri  Sistem Pernyataan Pendaftaran
 SABH (Kemenkumham) (Kemenkumham)
 Modal sesuai kesepakatan  Modal sesuai pernyataan pendiri
pendiri  Khusus UMK
 Skala Usaha Bebas  Sertipikat Pendaftaran Elektronik
 SK Pengesahan Menteri Dasar Hukum
Pasal 109 dan 185 UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
PP No. 8 Tahun 2021
Dasar Hukum PP No. 7 Tahun 2021
UU No. 40 Tahun 2007
PP No. 29 Tahun 2016

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

PERSEROAN TERBATAS
PERSEKUTUAN MODAL PERORANGAN
 Perjanjian  Pernyataan Pendirian (sepihak)
 2 orang atau lebih  1 orang
 WNI / BHI  WNI min 17 tahun & cakap hukum (PP 8/2021)
 Modal (terdiri dari saham)  Modal (terdiri dari Saham)
 Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor  Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor
 Modal Dasar berdasarkan Kesepakatan Para Pendiri PT  Modal Dasar berdasarkan Pernyataan Pendiri (UU No.
(PP 29/2016) 11/2020 jo PP No. 7/2021)
 MT/MS = min 25% x MD  MT/MS = min 25% x MD
 Bukti setor 60 hari sejak tanggal akta pendirian  Bukti setor 60 hari sejak tanggal Pernyataan Pendirian
 Lahirnya Badan Hukum (SK Pengesahan)  Lahirnya Badan Hukum (Sertipikat Pendaftaran Secara
 Perubahan Elektronik)
 Keputusan RUPS atau Circular Resolution  Perubahan
 SK Persetujuan / Surat Penerimaan pemberitahuan  Keputusan Pemegang Saham (Keputusan Pemegang saham
Perubahan Anggaran Dasar/ Surat Penerimaan Tunggal berkekuatan hukum sama dengan Keputusan RUPS)
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan  Sertifikat Pernyataan Perubahan
 Modal minimum kegiatan usaha tertentu sesuai  Khusus UMK dengan klasifikasi dan kriteria UMK
peraturan terkait. berdasarkan peraturan perundang-undangan terkait
 Laporan keuangan (tidak ada kewajiban pelaporan UMKM
regular ke Kemenkumham, cukup laporan tahunan  Laporan keuangan wajib dilaporkan setiap tahun ke
internal, audit internal / external) Kemenkumham (bukti penerimaan laporan keuangan
 Pembubaran secara elektronik berkala) Sanksi: teguran tertulis,
 Keputusan RUPS (Notariil)
penghentian hak akses atas layanan, pencabutan status
 Pemegang saham menunjuk likuidator (Direksi/pihak lain)
badan hukum
 Pembubaran
 Pernyataan Pembubaran
 Pemegang saham menunjuk likuidator (Direksi/pemilik)

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PT (PERORANGAN - UMK)
PERNYATAAN PENDIRIAN
ELEKTRONIK CATATAN

 Nama & Tempat Kedudukan  Tidak disebut adanya Komisaris


 Keputusan pemegang saham
 Jangka Waktu perorangan, berkekuatan hukum
 Maksud & Tujuan sama dengan RUPS
 Wajib menyampaikan laporan
 Modal Dasar, Modal keuangan tahunan (elektronik)
Ditempatkan & Modal Disetor secara berkala (laporan posisi
keuangan, laba rugi dan catatan atas
 Nilai Nominal & Jumlah Saham laporan keuangan tahun berjalan)
 Alamat paling lambat 6 bulan setelah akhir
periode akuntansi berjalan.
 Identitas & NPWP Pendiri  Sanksi: teguran tertulis,
(Pemegang Saham sekaligus penghentian hak akses, pencabutan
Direktur) status.

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

PENDIRIAN PT (PERORANGAN)
 Pernyataan Pendaftaran
 Tanpa Akta Notaris
 Sertifikat Pernyataan Pendaftaran
 Perpajakan (NPWP / PKP)
 Perizinan Berusaha (OSS)
 Perizinan Teknis Kementerian/Lembaga
terkait/Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah)
 Perijinan Komersial / Operasional (lihat PP No.
7/ 2021 tentang Pelayanan Perijinan Berusaha
Berbasis Risiko & Permendag 8/2020
Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO


PENERBITAN JENIS PERIZINAN JENIS PRODUK
 NIB
RENDAH, MENENGAH (RENDAH, TINGGI), TINGGI

TINGKAT RESIKO  SERTIFIKASI STANDAR


Hasil Analisis  Sertifikasi Usaha

BESAR, MENENGAH, KECIL, MIKRO


Risiko
(identifikasi
PERINGKAT
SKALA KEGIATAN
 Sertifikasi Produk
kegiatan usaha,
tingkat bahaya, USAHA  Sertifikasi lainnya
potensi Penetapan
terjadinya bahaya peringkat skala  Penerapan Standar
ex: aspek usaha. Nasional Indonesia (SNI)
kesehatan,
keselamatan,  Sertifikasi Jaminan
lingkungan,
pemanfaatan dan Produk Halal
pengelolaan
sumber daya) ---
Penetapan
tingkat risiko.  IZIN

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

PERIZINAN BERBASIS RISIKO


16 KEGIATAN USAHA a. RISIKO RENDAH

 Kelautan dan perikanan Nomor Induk Berusaha (NIB)
Identitas pelaku usaha sekaligus legalitas untuk melaksanakan kegiatan usaha.
 Pertanian NIB untuk kegiatan usaha risiko rendah yang dilakukan UMK berlaku juga
 Lingkungan hidup dan sebagai (1) Standar Nasional Indonesia (SNI) dan (2) pernyataan jaminan halal

kehutanan
b. RISIKO MENENGAH (RENDAH & TINGGI)
 Energi dan sumber daya mineral  Nomor Induk Berusaha (NIB)
ketenganukliran  Sertifikasi Standar

 Perindustrian RISIKO MENENGAH (RENDAH)


 Perdagangan NIB dan Sertifikasi Standar (pernyataan untuk memenuhi standar usaha yang diberikan
 Pekerjaan umum dan melalui OSS) bisa sebagai dasar persiapan melakukan usaha. Wajib dipenuhi bila
melaksanakan kegiatan.
perumahan rakyat
RISIKO MENENGAH (TINGGI)
 Transportasi NIB dan Sertifikasi Standar (Pelaksanaan kegiatan usaha yang diterbitkan pemerintah
 Kesehatan obat dan makanan pusat dan pemerintah daerah berdasarkan hasil verifikasi). Pelaku Usaha membuat
pernyataan untuk memenuhi standar dan kesanggupan untuk diverifikasi. Sertifikasi
 Pendidikan dan kebudayaan Standar yang belum terverifikasi menjadi dasar persiapan kegiatan usaha. Kalau
 Pariwista Sertifikasi Standar sudah terverifikasi maka menjadi perijinan berusaha untuk
melakukan kegiatan operasional dan/atau komersial usaha. Kalau 1 tahun sejak NIB
 Keagamaan terbit, sertifikasi standar belum terverifikasi, atau belum memenuhi sertifikasi standar,
maka OSS akan membatalkan sertifikasi standar yang belum terverifikasi tsb.
 Pos, telekomunikasi, penyiaran,
dan sistem transaksi elektronik c. RISIKO TINGGI
 Nomor Induk Berusaha
 Pertahanan dan keamanan  Izin
 Ketenagakerjaan NIB dan Izin (persetujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah). Sebelum dapat
Izin, NIB berlaku sebagai dasar persiapan kegiatan usaha. NIB dan Izin merupakan
dasar pelaku usaha melakukan kegiatan komersial dan operasional. Apabila diperlukan
pemerintah dapat menerbitkan Sertifikat Standar Usaha dan Standar Produk
berdasarkan hasil verifikasi pemenuhan standar. Pemerintah pusat atau Pemda dapat
menugaskan Lembaga atau profesi ahli yang bersertifikat atau terakreditasi.

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PERUBAHAN

SUMBER : DHYAH MADYA RUTH SN.

PERUBAHAN STATUS PT UMK


PP No. 8 TAHUN 2021 CATATAN

KEWAJIBAN MENGUBAH STATUS 1. TIDAK DIJELASKAN DETAIL TATA CARA


PROSES PERUBAHAN STATUSNYA
DARI PT (PERORANGAN - UMK) (hanya sampaikan melalui akta notaris dan
MENJADI PT (PERSEKUTUAN didaftarkan secara elektronik kepada
Menteri).
MODAL) APABILA:
2. BAGAIMANA APABILA ADA USAHA
PERORANGAN (UD/PD) YANG INGIN
1. PERUBAHAN JUMLAH MENGUBAH STATUS MENJADI PT
(PERORANGAN)?
PEMEGANG SAHAM
 DARI 1 MENJADI 2 3. BAGAIMANA APABILA PEMEGANG SAHAM
MENINGGAL DUNIA?
ORANG ATAU LEBIH Pemegang saham (1 orang) karena
peristiwa hukum pewarisan, saham
menjadi hak para ahli waris yang jumlahnya
2. TIDAK MEMENUHI KRITERIA lebih dari 1 orang. Apakah otomatis
menjadi PT (Persekutuan Modal) sesuai UU
UMK No. 40 Tahun 2007 ?

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PT UMK
PERUBAHAN PEMBUBARAN
 Keputusan pemegang saham DASAR PEMBUBARAN
1. Keputusan pemegang saham perorangan
perorangan 2. Jangka waktu berakhir
3. Penetapan Pengadilan
4. Pailit
 Sertifikat Pernyataan Perubahan 5. Insolvensi
6. Perizinan dicabut

 Efektif berlaku sejak tanggal Pemegang saham menunjuk likuidator.


Sertipikat Pernyataan
Perubahan Apabila pemegang saham tidak menunjuk
likuidator, maka Direksi bertindak sebagai
likuidator.
 PT UMK pailit tidak dapat Pernyataan Pembubaran.
melakukan perubahan, kecuali Catatan:
atas persetujuan kurator. Tidak disebut kapan efektif terjadinya
pembubaran dan bagaimana mekanisme
pertanggungjawaban likuidator.

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

PEMBUBARAN

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

PEMBERESAN & PENGALIHAN

PEMBERESAN
INTERNAL
ASET
KEUANGAN
PERPAJAKAN

PEMBERESAN
EKSTERNAL
HAK
KEWAJIBAN
PERIKATAN
PIHAK KETIGA
PENGALIHAN, PENERIMAAN
PENGALIHAN OLEH RUPS PERTAMA
DI ENTITAS BARU
+
PROSES LIKUIDASI, PENUTUPAN,
PENCABUTAN LEGALITAS ENTITAS
LAMA

Sumber : Dhyah Madya Ruth SN.

31

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 32

HBA - INC 33

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 34

HBA - INC 35

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

36

HBA - INC 37

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 38

HBA - INC 39

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 40

HBA - INC 41

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 42

HBA - INC 43

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 44

HBA - INC 45

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 46

HBA - INC 47

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 48

HBA - INC 49

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 50

HBA - INC 51

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 52

HBA - INC 53

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 54

HBA - INC 55

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 56

HBA - INC 57

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 58

HBA - INC 59

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 60

HBA - INC 61

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 62

IPO
• IPO (INITIAL PUBLIC OFFERING)  PENAWARAN UMUM PERDANA
SAHAM YANG DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN KEPADA MASYARAKAT
BERDASARKAN TATA CARA YANG DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG DAN
PERATURAN PELAKSANAAN. DALAM IPO, PERUSAHAAN AKAN
MEMPEROLEH DANA DARI MASYARAKAT YANG MEMBELI EFEK YANG
DITERBITKAN OLEH PERUSAHAAN. SEMENTARA ITU, MASYARAKAT AKAN
MENJADI PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN.
• IPO  PROSES PENAWARAN SAHAM PERUSAHAAN SWASTA KEPADA
PUBLIK DI MANA ADA PENERBITAN SAHAM BARU UNTUK PERTAMA
KALINYA YANG DIJUAL UNTUK PUBLIK SECARA LUAS.
• IPO SAHAM MEMUNGKINKAN PERUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN
MODAL EKUITAS DARI INVESTOR PUBLIK.
• IPO ADALAH SEMACAM TRANSISI DARI PERUSAHAAN SWASTA KE
PERUSAHAAN PUBLIK, DARI AWALNYA PERUSAHAAN YANG SEPENUHNYA
DIMILIKI TERBATAS SECARA PRIVAT KEMUDIAN MENJADI PERUSAHAAN
TERBUKA YANG BISA DIMILIKI SIAPA SAJA.

HBA - INC 63

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

• IPO SENDIRI MERUPAKAN KONDISI


KETIKA EMITEN MENJUAL SEBAGIAN
SAHAMNYA PADA PUBLIK ATAU
MASYARAKAT UMUM.
• IPO BERTUJUAN UNTUK
MENDAPATKAN DANA TAMBAHAN
UNTUK MELANCARKAN
OPERASIONAL PERUSAHAAN ATAU
MEMPERCEPAT KEGIATAN EKSPANSI.
HBA - INC 64

3 POIN PENTING ISTILAH DALAM IPO


1. GO PUBLIC
• GO PUBLIC  ISTILAH UNTUK PERUSAHAAN PUBLIK
YANG MENAWARKAN DAN MENJUAL SEBAGIAN
SAHAMNYA KEPADA PUBLIK SERTA MENCATATKAN
SAHAMNYA DI BURSA EFEK INDONESIA.
• GO PUBLIC MEMILIKI MANFAAT DI ANTARANYA
UNTUK MEMPEROLEH SUMBER PENDANAAN BARU,
MEMBERIKAN KEUNTUNGAN KOMPETITIF UNTUK
PENGEMBANGAN USAHA, SERTA MELAKUKAN
AKUISISI PERUSAHAAN LAIN DENGAN PEMBIAYAAN
MELALUI PENERBITAN SAHAM BARU.
HBA - INC 65

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

2. PROSPEKTUS
• PROSPEKTUS  DOKUMEN TERTULIS YANG
DIPERSIAPKAN OLEH EMITEN. DOKUMEN INI
BIASANYA DISIAPKAN SETELAH BERDISKUSI DENGAN
PENJAMIN PELAKSANA EMISI. PROSPEKTUS TERDIRI
DARI INFORMASI SERTA FAKTA-FAKTA PENTING
MENGENAI EMITEN DAN EFEK YANG DITAWARKAN
DALAM BENTUK PENAWARAN UMUM. SELAIN ITU,
PROSES PENCATATAN KEPADA BURSA, PERSYARATAN
PERNYATAAN PENDAFTARAN KEPADA OJK (OTORITAS
JASA KEUANGAN) DAN PEMASARAN YANG DAPAT
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN INVESTOR JUGA
SERINGKALI MEMBUTUHKAN ADANYA PROSPEKTUS.
HBA - INC 66

3. BOOKBUILDING
• BOOKBUILDING ATAU MASA PENAWARAN
AWAL BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI
MINAT CALON INVESTOR TERHADAP EFEK
YANG DITAWARKAN. PADA MASA
BOOKBUILDING, HARGA MASIH BERUPA
RENTANG. INVESTOR MENYAMPAIKAN MINAT
PEMESANAN SESUAI KEINGINAN DALAM
RENTANG HARGA YANG TELAH DITENTUKAN.
SEMAKIN TINGGI MINTA INVESTOR, HARGA
SAHAM PERDANANYA AKAN DITAWARKAN
LEBIH TINGGI.
HBA - INC 67

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

68
MEKANISME  SEBELUM
MELAKUKAN IPO SAHAM,
TERDAPAT BEBERAPA TAHAP
YANG HARUS DILAKUKAN OLEH
PERUSAHAAN YANG AKAN
MELANTAI DI BURSA. TAHAPAN-
TAHAPAN DARI IPO :

1. PERSETUJUAN DARI PEMEGANG


SAHAM TAHAP PERTAMA IPO ADALAH
PERUSAHAAN HARUS MENDAPATKAN
PERSETUJUAN DARI STAKEHOLDERS ALIAS
(PEMEGANG SAHAM), TERUTAMA DARI
PEMEGANG SAHAM MAYORITAS MELALUI
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
(RUPS).

HBA - INC 69

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

70

2. PENUNJUKAN PENJAMIN EMISI


PENJAMIN EMISI EFEK  DISEBUT
DENGAN UNDERWRITER ADALAH PIHAK
YANG MEMBUAT KONTRAK DENGAN
EMITEN UNTUK MELAKUKAN
PENAWARAN UMUM BAGI
KEPENTINGAN EMITEN. DALAM HAL INI,
KONTRAK DIBUAT DENGAN ATAU TANPA
KEWAJIBAN PENJAMIN EMISI EFEK
UNTUK MEMBELI SISA EFEK YANG TIDAK
TERJUAL.

HBA - INC

3. MELAPORKAN KE BEI DAN OJK LANGKAH KETIGA IPO


ADALAH EMITEN HARUS MENYAMPAIKAN PERMOHONAN
PENCATATAN SAHAM KE BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DAN
MENYAMPAIKAN PERNYATAAN PENDAFTARAN KEPADA
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK). BEI DAN OJK AKAN
MELAKUKAN PENELAAHAN ATAS PERMOHONAN YANG
DIAJUKAN PERUSAHAAN SERTA BERHAK MEMINTA
PERUBAHAN ATAU TAMBAHAN INFORMASI KEPADA
PERUSAHAAN UNTUK MEMASTIKAN BAHWA SEMUA FAKTA
MATERIAL TENTANG PENAWARAN SAHAM, KONDISI
KEUANGAN, DAN KEGIATAN USAHA PERUSAHAAN
DIUNGKAPKAN KEPADA PUBLIK MELALUI PROSPEKTUS.
TAHAPAN IPO SAHAM TERSEBUT BERTUJUAN UNTUK
MEMASTIKAN BAHWA SELURUH MATERIAL MENGENAI
PENAWARAN SAHAM, KONDISI KEUANGAN, DAN KEGIATAN
USAHA PERUSAHAAN YANG DIUNGKAPKAN KEPADA PUBLIK
MELALUI PROSPEKTUS SESUAI DENGAN FAKTA.

71
HBA - INC

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

HBA - INC 72

5. RESMI IPO KEMUDIAN, PERUSAHAAN PUN


BISA MELAKUKAN PENAWARAN UMUM KEPADA
PUBLIK, SERTA MELAKUKAN PENCATATAN DAN
PERDAGANGAN SAHAM DI BEI. BEI LALU AKAN
MEMBERI PERSETUJUAN DAN MENGUMUMKAN
PENCATATAN SAHAM PERUSAHAAN, SERTA
KODE SAHAM (TICKER CODE) PERUSAHAAN
GUNA KEPERLUAN PERDAGANGAN SAHAM DI
BURSA. ADAPUN MASA PENAWARAN UMUM
SAHAM KEPADA PUBLIK BIASANYA DILAKUKAN
SELAMA 1-5 HARI KERJA.

HBA - INC 73

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

6. PERDAGANGAN SAHAM SETELAH


SAHAM TERCATAT DI BEI, INVESTOR
AKAN DAPAT MEMPERJUALBELIKAN
SAHAM PERUSAHAAN KEPADA
INVESTOR LAIN MELALUI SEKURITAS
ATAU PERUSAHAAN EFEK YANG
MENJADI ANGGOTA BURSA YANG
TERDAFTAR DI BEI.

HBA - INC 74

HBA - INC 75

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

KALAU TIDAK ADA PERTANYAAN SAYA :

HBA - INC 76

 TERIMAKASIH
 HATUR NUHUN
 MATUR NUWUN
o MATOR SEKELANGKONG

HBA - INC 77

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 2 - Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.

UNTUK REKAN-REKAN
NOTARIS/PPAT YANG INGIN
BERDISKUSI DAN BERBAGI
INFORMASI
KENOTARIATAN/PPAT SECARA
“UP TO DATE/REAL TIME”
SILAHKAN BERGABUNG DI WAG
”INC”
HUBUNGI (WA) :
085799001818.
08112285459.
0811327044.
081361630229.

HBA - INC 78

JSLG Surabaya
Sesi 3

Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

Teknik Legal Audit & Legal Due Diligence


Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

Teknik Legal Audit


dan Legal
Due
Diligence
Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H.

SHORT PROFILE

Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H.


Advokat, Konsultan Hukum Terdaftar di OJK, Certified Legal Auditor, Certified
Likuidator of Indonesia, dan Mediator

ridho@ynkpartners.com | 08176000003

- Managing Partner di Y&K PARTNERS


- Sekretaris Jenderal Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN) 2016 – sekarang
- Sekretaris Umum Yayasan Jimly School Law and Government 2017 - sekarang
- Ketua Sertifikasi pada Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor Hukum Indonesia(LSP-AHI)
- Ketua Dewan Standar Profesi Asosiasi Auditor Hukum Indonesia (ASAHI) 2017 – 2022
- Asesor Auditor Hukum Sertifikasi BNSP 2014-sekarang
- Pengajar di Jimly School Law and Government
- Pengajar di Pendidikan Auditor Hukum
- Pengajar Pendidikan Khusus Advokat

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

Profesi Auditor Hukum


Personil yang mempunyai kualifikasi
kompetensi untuk melakukan audit kepatuhan
hukum pada sektor penyelenggara Negara,
sektor ekonomi dan usaha, serta sektor
sosial kemasyarakatan dan diberi tugas
untuk melakukan kegiatan audit
organisasi/lembaga yang kompeten.

STANDAR KHUSUS PROFESI AUDITOR


HUKUM INDONESIA

1. Melakukan Telaah
3. Meminta
dan Identifikasi 2. Melakukan
Konfirmasi
Tujuan Perencanaan Audit
Perencanaan Audit
Penugasan Audit Hukum
Hukum
Hukum

4. Melakukan 5. Melakukan 6. Menyusun 7. Menyampaikan


Pengumpulan Data Analisis Terhadap Laporan Hasil Audit Laporan Hasil Audit
dan Informasi Data dan Informasi Hukum Hukum

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

Apa itu LDD?


Uji Tuntas Dari Segi Hukum / Legal Due Diligence
 Kegiatan pemeriksaan secara seksama dalam bidang hukum
 Dilakukan seorang konsultan hukum (terdaftar di pasar modal)
 Terhadap suatu perusahaan atau objek atau transaksi
 Untuk memperoleh informasi atau fakta material guna mencari
gambaran kondisi suatu perusahaan atau objek transaksi.

Perkembangan LDD

 Awalnya hanya untuk IPO, terkait kegiatan emiten di pasar modal


 Merambah kepada kegiatan perseroan, misalnya: merger dan
akuisisi dilakukan bukan hanya advokat terdaftar pasar modal
 Dalam praktek: menjadi suatu pendekatan dalam melakukan
transaksi yang memiliki dampak substantial terhadap perseroan
dan menjadi pendekatan penanganan suatu masalah hukum.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

LDD  Sub dari Due Diligence yang lebih luas

Setelah para pihak melakukan dan menyelesaikan commercial DD/Uji


Tuntas komersial dan memutuskan bahwa transaksi tersebut akan
dilanjutkan secara komersial, maka akan melakukan ke tahap:
 Legal due diligence
 Tax due diligence
 Financial due diligence
 Technical due diligence

Jenis-jenis LDD
 Full due diligence
 LDD terhadap seluruh aspek hukum dalam perusahaan

 Limited due diligence


 LDD yang terbatas pada satu bidang saja

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

Tujuan LDD
 Sebagai dasar pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan/klien dalam
memutuskan tindak lanjut pelaksanaan transaksi;
 Guna menyajikan penjelasan yang jelas atas fakta, penemuan dan isu yang timbul dari
pelaksanaan Legal Due Diligence;
 Sebagai bahan dasar bagi konsultan hukum untuk mempersiapkan pendapat hukum
(legal opinion);
 Sebagai salah satu dokumen peryaratan dalam rangka pendaftaran untuk suatu
transaksi di OJK;
 Bahan pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi;
 Bahan evaluasi internal perusahaan sebelum pelaksanaan suatu transaksi atau LDD
dari pihak ketiga

Hal Penting dalam LDD


 Mengetahui tujuan penugasan LDD diberikan dan tujuan
transaksi/tindakan yang akan dilakukan klien;
 Memahami auditi/obyek LDD serta keinginan/target;
 Memiliki pengetahuan/penguasaan yang memadai berbagai bidang
hukum
 Memiliki tim yang memadai

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

Perencanaan LDD
 Tujuan penugasan LDD
 Ruang lingkup pekerjaan LDD
 Peraturan perundang-undangan terkait
 Materi LDD (lihat Standar Profesi HKHPM)
 Klasifikasi manajerial
 Diskripsi dan pembagian tugas (job description and distribution)
 Sarana dan prasarana
 Jadwal kerja
 Anggaran biaya
 Lampiran formulir kertas kerja/ Persiapan daftar permintaan due diligence

Ruang lingkup LDD


 Informasi perusahaan  Pengaturan pembiayaan

Tanggal pendirian, Anggaran dasar, Dokumen pinjaman, Dokumen


Hak atas saham, Struktur permodalan keamanan, Jaminan perusahaan,
saham, Direksi dan Dewan komisaris Pengaturan antar perusahaan

 Lisensi & kepatuhan terhadap  Kontrak pokok

peraturan Kontrak pemasok, Kontrak pelanggan,


Izin usaha, Lisensi komersial, Lisensi Kontrak pihak ketiga, Kontrak investasi
lingkungan hidup, Persetujuan peraturan,
Kewajiban pelaporan

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

…Ruang lingkup LDD


 Litigasi
 Aset pokok
Klaim, litigasi, arbitrase yang sedang
Akta kepemilikan tanah, Pembebanan,
berlangsung, Klaim yang tertunda dan
Pengaturan sewa, Portofolio investasi
terancam, Kewajiban yang belum dibayar
(outstanding)
 Pekerjaan

Kontrak kerja, Pengaturan perusahaan,  Kekayaan intelektual


Perjanjian kerja Bersama, Skema insentif Merek terdaftar, Paten terdaftar, Hak cipta
terdaftar, Desain industri, serta Hal-hal
yang tertunda seperti klaim, layanan tanah
dan property (LPS)

Materi LDD Dalam Penawaran Perdana (IPO)


Legal Due Diligence IPO dokumen informasi material meliputi:
 Anggaran Dasar perusahaan;
 Notulen rapat;
 Saham dan Permodalan;
 Komisaris dan Direksi;
 Izin dan persetujuan;
 Laporan Keuangan;
 Pajak;
 Asuransi
 Ketenagakerjaan;
 Perkara Hukum;
 Perjanjian dengan pihak ketiga dan terafiliasi;
 Pendapat ahi akuntan atau surat manajemen.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

Konfirmasi rencana pelaksanaan LDD


 Surat konfirmasi LDD
 Surat tanggapan auditee terhadap surat konfirmasi LDD
 Rapat pendahuluan (kick off meeting)

Surat konfirmasi penting karena:


- Tidak selalu ada perjanjian dengan auditee
- Memastikan auditee korporatif
- Bahan untuk kick off meeting

Persiapan pengumpulan data & informasi


 Jenis-jenis data dan informasi yang akan dikumpulkan diidentifikasi
dan diklasifikasi sesuai dengan materi LDD
 Sumber-sumber data dan informasi diidentifikasi sesuai materi LDD
 Teknik dan tahapan proses pengumpulan data dan informasi
ditentukan sesuai dengan perencanaan LDD

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

Melaksanakan Teknik dan tahapan proses


pengumpulan data dan informasi
 Pengkajian analitis terhadap data dan informasi dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
materi LDD
 Pemeriksaan fisik terhadap data dan informasi dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
materi LDD
 Pemeriksaan dalam LDD bersama-sama profesi lain terkait, (jika
diperlukan)
 Konfirmasi/cross checking kepada pihak ketiga dilakukan untuk
mendapatkan pengukuhan data dan informasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan materi LDD

…Melaksanakan Teknik dan tahapan proses


pengumpulan data dan informasi

 Observasi terhadap obyek-obyek yang terkait tujuan penugasan


audit hukum dilakukan sesuai materi LDD
 Wawancara kepada pihak-pihak terkait dilakukan guna
menambah dan mengklarifikasi informasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan materi LDD

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

Melaksanakan pengorganisasian
 Data dan informasi yang dikumpulkan diklasifikasikan
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan materi LDD
 Hasil pengumpulan data dan informasi dituangkan dalam kertas
kerja yang telah disiapkan
 Data dan informasi yang telah dikumpulkan disimpan di tempat
yang aman

Memvalidasi Data dan Informasi Yang Telah


Dikumpulkan
 Semua data dan informasi yang terkumpul divalidasi
 Hasil validasi dituangkan ke dalam kertas kerja yang telah
disiapkan
 Tempat kerja untuk menjaga keamanan dokumen dari pihak-
pihak yang tidak berkepentingan disiapkan

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

Panduan tentang Penelitian Umum


Penelitian regulasi Undang-undang

Sumber hukum sekunder Sistem informasi pencarian perkara (SIPP)

Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDK)

Ditjen AHU Online

Pse.Kominfo.go.id

Modi.minerba.esdm.go.id
Penelitian kepada pihak
Lembaga pemerintah
terkait
OJK website

Lembaga/profesi lainnya
Bank Indonesia website

Melaksanakan Evaluasi dan


Merangkai Data dan Informasi

 Relevansi data dan informasi yang diperoleh ditentukan dengan


peraturan perundang-undangan yang berlaku dan materi LDD
 Data dan informasi yang diperoleh dirangkaikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan materi LDD

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

Menganalisis data dan informasi yang


terkumpul dan memperolah temuan LDD

 Data dan informasi yang terkumpul dianalisis sesuai dengan


peraturan perundang-undanganan yang berlaku untuk
memperoleh temuan LDD
 Hasil temuan LDD dituangkan secara tertulis dalam kertas kerja
yang telah disiapkan

Contoh Analisa aspek korporasi


FAKTA HUKUM PEMBAHASAN YURIDIS

Akta Pendirian Perseroan No. 00 tanggal Jangka waktu Pengesahan Akta Pendirian
16 Agustus 1995 disahkan oleh Menteri adalah paling lama 60 (enam puluh) hari
Kehakiman pada tanggal 14 November sebagaimana disebutkan pada Pasal 9
1997, terdapat jangka waktu melebihi 60 ayat (1) UU No.1/1995.
(enam puluh) hari sejak tanggal Akta
Pendirian sampai dengan tanggal
Pengesahan Menteri Kehakiman.
Adanya beberapa perubahan Anggaran Perubahan Anggaran Dasar tersebut
dasar yang tidak memiliki dokumen wajib mendapat Persetujuan/Pencatatan
Persetujuan/Pencatatan Menteri Hukum Menteri Hukum dan HAM sebagaimana
dan HAM serta Tambahan Berita Negara. disebutkan pada Pasal 21 ayat (1) dan (2)
UU No. 40/2007.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

Contoh Analisa permodalan


FAKTA HUKUM PEMBAHASAN YURIDIS

Tidak menemukan dokumen berupa Bahwa modal ditempatkan dan disetor


Bukti Penyetoran yang sah atas modal dibuktikan dengan bukti penyetoran
ditempatkan dan modal disetor penuh yang sah sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 33 ayat (1) UU No.40/2007
Adanya beberapa perubahan Anggaran Perubahan Anggaran Dasar tersebut
dasar yang tidak memiliki dokumen wajib mendapat Persetujuan/Pencatatan
Persetujuan/Pencatatan Menteri Hukum Menteri Hukum dan HAM sebagaimana
dan HAM serta Tambahan Berita Negara disebutkan pada Pasal 21 ayat (1) dan (2)
UU No. 40/2007.

Contoh Proses Analisa Hukum (Data


searching)
LOKASI
SANKSI MATERIAL • Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan (1. UU NO.44 tahun 2009
Pasal 17 tentang Rumah Sakit ("UU Rumah Sakit") pasal 8 2. KepMenKes
Informasi yang sangat dibutuhkan oleh LDD

Legal Due Diligence Rumah Sakit yang tidak No.1204/MENKES/SK/X/2004)


Rumah Sakit memenuhi persyaratan • Laporan UKL-UPL (1. UU Rumah Sakit 2.Peraturan Menteri Lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam Hidup No.13 Tahun 2010)
Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, • Izin Lingkungan (PP No.27 Tahun 2012)
Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, • Rekomendasi UKL-UPL (1. PermenLH No.13 tahun 2010 2..Permenkes
Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, No.012 tahun 2012 3. Permenkes No.417 tahun 2011)
dan Pasal 16 tidak diberikan • Ijin Tingkat Kebisingan (Kep.Men. No.48 MENLH/II/1996.)
izin mendirikan, dicabut • Pengukuran Kualitas Air Bersih (Permenkes RI
atau tidak diperpanjang izin No.416/MENKES/PER/IX/1990)
operasional Rumah Sakit. • Baku Mutu limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit (Kep-
58/MENLH/12/1995)
Dasar Hukum UU No.
LOKASI: • Pemeriksaan Bakteriologi (KEPMENKES
44 Tahun 2009 tentang RI.No.492/MENKES/PER/IV/2010)
Pasal 8 ayat (1)
Rumah Sakit
Persyaratan lokasi • Pemeriksaan Mikrobiologi (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
sebagaimana dimaksud dalam • Ijin Pengelolaan Limbah (1. UU No.32 Tahun 2009 2. PP No.27 tahun
Pasal 7 ayat (1) harus 2012 3. PermenLH No.13 tahun 2010
memenuhi ketentuan
mengenai kesehatan,
keselamatan lingkungan, DOKUMEN
dan tata ruang, serta sesuai • Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan
dengan hasil kajian - Laporan UKL-UPL
PERSYARATAN: kebutuhan dan kelayakan - Rekomendasi UKL-UPL
Pasal 7 ayat (1) penyelenggaraan Rumah - Ijin Lingkungan
Rumah Sakit harus Sakit - Parameter Kualitas Udara Ambien
memenuhi persyaratan - Ijin Tingkat Kebisingan
lokasi, bangunan, Analisa Lokasi ini - Pengukuran Kualitas Air Bersih
prasarana, sumber mencakup 11 UU & - Baku Mutu limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit
daya manusia, Peraturan, itupun belum - Pemeriksaan Mikrobiologi
kefarmasian, dan - Ijin Pengelolaan Limbah cair
peralatan.
mencakup seluruh
- Ijin Pengelolaan Limbah B3
peraturan yang ada

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

Mengklarifikasi hasil temuan LDD kepada auditee

 Temuan LDD diklarifikasi kepada auditee sehingga diperoleh


tanggapan (feedback) dari auditee
 Temuan LDD yang sudah ditanggapi oleh auditee dimasukkan ke
dalam kertas kerja yang telah disiapkan

LDD report (pendapat hukum)


Pendapat Hukum sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:
 Identitas Konsultan Hukum/penyusun pendapat hukum
 Pihak penerima pendapat hukum
 Dasar penunjukkan sebagai konsultan hukum
 Tujuan dibuatnya pendapat hukum
 Bila pendapat hukum dimintakan dalam rangka tindak korporasi,
harus mengikutsertakan acuan kepada laporan hasil pemeriksaan Uji
Tuntas
 Pendapat hukum
 Asumsi dan pembatasan atas pendapat hukum yang diberikan
 Tanda tangan konsultan hukum.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

KERANGKA LAPORAN HASIL AUDIT HUKUM


● PENDAHULUAN …………………………………………………………………….
● TUJUAN PENUGASAN AUDIT HUKUM …………………………………………
● IDENTITAS AUDITOR HUKUM ………………………
● IDENTITAS PENERIMA LAPORAN HASIL AUDIT HUKUM ………………….
● IDENTITAS AUDITEE …………………………………………………………………
● MATERI AUDIT HUKUM ………….…………………………………………………
● RINGKASAN JADWAL KERJA AUDITOR HUKUM ……………………………..
● ASUMSI DAN KUALIFIKASI …………………………………………………………
● RINGKASAN EKSEKUTIF …………………………………………………………..
● HASIL AUDIT HUKUM …………………………………………………………….
● KESIMPULAN …………………………………………………………………………
● PENUTUP

Menyusun Laporan Hasil Audit Hukum

○ Laporan hasil audit hukum dibuat sesuai kerangka audit hukum yang telah ditetapkan

○ Laporan hasil audit hukum disusun berdasarkan hasil analisis audit hukum

○ Kesimpulan laporan hasil audit hukum dibuat berupa clear and clean (CC), clear but not clean
(CBNC), Not Clear but Clean (NCBC) atau not clear not clean (NCNC)

○ Kertas kerja hasil analisis data dan informasi dilampirkan dalam laporan hasil audit hukum

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 3 - Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.

Terima Kasih

JSLG Surabaya
Sesi 4

Akhmad Irham Faujik, S.Si.

Teknik Perizinan Melalui OSS


Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 4 - DPMPTSP Prov. Jatim

JSLG Surabaya
Sesi 5

Rizania Kharismasari, S.H., M.H.

Teknik Pembuatan Legal Opinion


Legal Coporate Specialist Sesi 5 - Rizania Kharismasari, S.H., M.H.

TEHNIK PEMBUATAN
LEGAL OPINION*

OLEH :
RIZANIA KHARISMASARI, S.H., M.H.**

* Disampaikan dalam Pelatihan Legal Corporate Specialist Programme Batch 2 yang


diselenggarakan oleh Jimly School of Law and Government (JSLG) Surabaya pada tanggal 26
Agustus 2023
** Managing Partner Zaidun & Partners Law Firm, Pengurus DPN Peradi dan DPC Peradi Surabaya

LEGAL OPINION
• SUATU CATATAN HUKUM YANG BERISIKAN PANDANGAN /
PENILAIAN DARI SARJANA HUKUM TERHADAP SUATU
PERMASALAHAN YANG TELAH SEDANG, MAUPUN YANG
MUNGKIN AKAN DIALAMI OLEH SESEORANG (KLIEN). SERTA
MENENTUKAN BAGAIMANA SOLUSI HUKUM ATAS
PERMASALAHAN TERSEBUT.

• PANDANGAN / PENILAIAN TERSEBUT DIDASARKAN PADA


PERATURAN YANG BERLAKU MAUPUN PRINSIP-PRINSIP HUKUM.

• LEGAL OPINION DISUSUN UNTUK KEPENTINGAN KLIEN / PIHAK


YANG MEMINTA PANDANGAN DARI AHLI HUKUM ATAS
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI.

• OLEH KARENA ITU SEBUAH LEGAL OPINION HARUS DIBUAT


SECARA OBYEKTIF SEHINGGA AKAN MEMBERIKAN GAMBARAN
YANG GAMBLANG KEPADA KLIEN DAN MEMUDAHKANNYA
UNTUK MENGAMBIL SUATU TINDAKAN.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 5 - Rizania Kharismasari, S.H., M.H.

PARAMETER

• PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN

• AZAS-AZAS HUKUM

HAL-HAL PENTING DALAM


PENYUSUNAN LEGAL OPINION

• PENGUASAAN MATERI
• PENGUASAAN DASAR HUKUM
• OBYEKTIFITAS
• SUSUNAN YANG RUNTUT
• PENGGUNAAN BAHASA YANG TEPAT
• MERUJUK PADA SOLUSI

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 5 - Rizania Kharismasari, S.H., M.H.

PENGUASAAN MATERI
• BAGI SEORANG SARJANA HUKUM YANG DIMINTA
UNTUK MEYUSUN LEGAL OPINION, PENGUASAAN
TERHADAP MATERI MERUPAKAN HAL YANG
MUTLAK.

• SEORANG SARJANA HUKUM UNTUK MENGUASAI


MATERI HARUS MELAKUKAN :
• INTERVIEW KEPADA KLIEN
• MENDAPATKAN DAN MEMPELAJARI DOKUMEN
OTENTIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERMASALAHAN
• MELAKUKAN OBSERVASI LANGSUNG

PENGUASAAN DASAR HUKUM


• SALAH SATU KEKUATAN DARI SEBUAH LEGAL
OPINION ADALAH KETAJAMAN ANALISA
HUKUM
• ANALISA HUKUM YANG TAJAM DAPAT
DIPEROLEH DENGAN MENGUASAI DASAR
HUKUM YANG TERKAIT
• DASAR HUKUM MERUPAKAN PONDASI DALAM
SEBUAH LEGAL OPINION.OLEH KARENA ITU
TIDAK ADA LEGAL OPINION TANPA DASAR
HUKUM.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 5 - Rizania Kharismasari, S.H., M.H.

OBYEKTIFITAS
• SEORANG SARJANA HUKUM DALAM
MENYAMPAIKAN PENDAPAT SEYOGYANYA TETAP
BERPEGANG HANYA PADA NORMA HUKUM YANG
BERLAKU
• SEORANG SARJANA HUKUM DALAM
MENYAMPAIKAN LEGAL OPINION HARUS
INDEPENDEN, TIDAK MEMIHAK SIAPAPUN TERMASUK
PADA KLIEN.
• PENYAMPAIAN PENDAPAT HUKUM SECARA OBYEKTIF
JUSTRU AKAN MEMBERIKAN GAMBARAN YANG
KOMPREHENSIF BAGI KLIEN MENGENAI POSISI HUKUM
KASUSNYA
• DENGAN MEMBERIKAN GAMBARAN YANG
KOMPREHENSIF MAKA AKAN SANGAT MEMBANTU
KLIEN DALAM MENENTUKAN LANGKAH YANG AKAN
DIAMBIL SELANJUTNYA.

SUSUNAN YANG RUNTUT


• LAYAKNYA SEBUAH PENULISAN HUKUM, USUR-UNSUR YANG AKAN DISAMPAIKAN
DALAM SEBUAH LEGAL OPINION HARUSLAH DISAMPAIKAN SECARA RUNTUT
• STRUKTUR PENULISAN LEGAL OPINION SETIDAK-TIDAKNYA MEMENUHI UNSUR
SEBAGAI BERIKUT :
− FAKTA HUKUM
− ISU HUKUM
− DASAR HUKUM
− ANALISA
− PENDAPAT HUKUM
− KESIMPULAN DAN SOLUSI
• UNSUR-UNSUR YANG DITUANGKAN DALAM LEGAL OPINION TERSEBUT
MENGGAMBARKAN LOGIKA BERPIKIR DARI PENYUSUN LEGAL OPINION.
• DALAM MENYUSUN SEBUAH LEGAL OPINION SEORANG SARJANA HUKUM HARUS
MENGGUNAKAN LOGIKA BERPIKIR YANG RUNTUT.
• DENGAN LOGIKA BERPIKIR YANG RUNTUT MAKA AKAN MEMPERMUDAH KLIEN
UNTUK MEMAHAMI MAKSUD DAN ARAH PEMIKIRAN KITA YANG DITUANGKAN
DALAM LEGAL OPINION TERSEBUT .

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 5 - Rizania Kharismasari, S.H., M.H.

FAKTA

• Pemilahan fakta hukum dan fakta non hukum

• Kemahiran menggali informasi dari klien

• Memahami fakta dengan tepat untuk


menentukan rumusan masalah yang tepat

ISU HUKUM

• Fokus pada permasalahan hukum

• Isu hukum dalam suatu legal opinion tidak perlu


banyak, buatlah isu hukum secara
komprehensif agar arah legal opinion jelas.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 5 - Rizania Kharismasari, S.H., M.H.

11

PENGGUNAAN BAHASA YANG TEPAT

• DALAM MENYUSUN SEBUAH LEGAL OPINION SEORANG


SARJANA HUKUM HARUS MEMPERHATIKAN KONDISI DAN
LATAR BELAKANG KLIEN YANG MEMINTA PENDAPAT
HUKUM.
• BAHASA DAN ISTILAH-ISTILAH YANG ADA DI LEGAL
OPINION ADALAH BAHASA HUKUM YANG TIDAK SEMUA
ORANG TAHU DAN MENGERTI
• SETIAP KLIEN MEMPUNYAI KEMAMPUAN YANG BERBEDA
DALAM MEMAHAMI BAHASA HUKUM YANG DITUANGKAN
DALAM SEBUAH LEGAL OPINION
• OLEH KARENA ITU PENGGUNAAN BAHASA DALAM LEGAL
OPINION HARUS DISESUAIKAN DENGAN INTELEKTUALITAS
KLIEN TERSEBUT.
• PENGGUNAAN BAHASA YANG TEPAT MAKA AKAN
MEMPERMUDAH KLIEN UNTUK MENGERTI ARAH PEMIKIRAN
KITA YANG KITA TUANGKAN DALAM SEBUAH LEGAL
OPINION.

12

MERUJUK PADA SOLUSI


• TUJUAN DARI LEGAL OPINION SELAIN
MEMBERIKAN GAMBARAN OBYEKTIF TENTANG
ISU HUKUM KEPADA KLIEN, JUGA MEMBERIKAN
JALAN KELUAR KEPADA KLIEN DALAM
MENGADAPI PERMASALAHAN HUKUM.

• OLEH KARENA ITU LEGAL OPINION


SEHARUSNYA DIAKHIRI DENGAN SOLUSI BAGI
KLIEN SEBAGAI HASIL DARI SEBUAH ANALISA
HUKUM TERHADAP MASALAH YANG ADA.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 5 - Rizania Kharismasari, S.H., M.H.

13

PENGGUNAAN
BAHASA
YANG TEPAT

PENYUSUNAN
UNSUR YANG
PENGUASAAN RUNTUT
MATERI
LEGAL
OPINION

MEMUNCULKAN PEMIKIRAN
SOLUSI OBYEKTIF
YANG TEPAT
PEMAHAMAN
DASAR HUKUM

14

LEGAL OPINION DALAM BISNIS


• MEMBERIKAN PANDANGAN TENTANG ASPEK-ASPEK
HUKUM TERHADAP KONDISI SEBUAH PERUSAHAAN
DAN TRANSAKSI BISNIS YANG AKAN DILAKUKAN

• MEMBERIKAN GAMBARAN TENTANG KONSEKUENSI


YURIDIS YANG AKAN TIMBUL DARI SUATU TRANSAKSI
BISNIS

• DENGAN MEMBERIKAN GAMBARAN DAN


KOSEKUENSI YURIDIS DARI SEBUAH TRANSAKSI BISNIS,
DAPAT MENJADI SARANA ANTISIPASI BAGI PEBISNIS
ATAS SEBUAH RESIKO HUKUM YANG AKAN
MENYEBABKAN INEFISIENSI.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 5 - Rizania Kharismasari, S.H., M.H.

15

LEGAL OPINION DALAM PASAR MODAL

• LEGAL OPINION WAJIB ADA DI SETIAP TINDAKAN


HUKUM YANG AKAN DILAKUKAN OLEH
PERUSAHAAN PUBLIK

• LEGAL OPINION DALAM PASAR MODAL HANYA


BISA DISUSUN OLEH KONSULTAN HUKUM YANG
TELAH MEMILIKI IZIN DAN TERDAFTAR DI OTORITAS
JASA KEUANGAN (OJK)

• SEBELUM MENYUSUN LEGAL OPINION KONSULTAN


HUKUM HARUS MELAKUKAN LEGAL AUDIT SEBAGAI
WUJUD DARI PENELUSURAN FAKTA

16

FUNGSI LEGAL OPINION


DALAM PASAR MODAL

• MEMBERIKAN GAMBARAN HUKUM ATAS KONDISI


RIIL SUATU PERUSAHAAN PUBLIK KEPADA
MASYARAKAT YANG AKAN MEMBELI SAHAM DI
PERUSAHAAN PUBLIK

• MENYAMPAIKAN ASPEK DAN KONSEKUENSI HUKUM


KEPADA PUBLIK ATAS SEBUAH TRANSAKSI YANG
DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN PUBLIK

JSLG Surabaya
Sesi 6

Dr. Asri Wijayanti, S.H., M.H.

Aspek Hukum Kontrak Kerja (PKWT,


PKWTT)
Legal Coporate Specialist Sesi 6 - Dr. Asri Wijayanti, S.H., M.H.

Aspek Penyusunan
Kontrak Kerja PKWT dan
PKWTT

Dasar Hukum

 UU 13/2003 jo. UU 11/2020 jo. Perpu 2/2022 jo. UU 6/2023 jo PP 35/2021


 Pasal 2-17; 18-20 PP 35/2021

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 6 - Dr. Asri Wijayanti, S.H., M.H.

Pengertian
PKWT adalah Perjanjian Kerja
antara Pekerja/ Buruh dengan
Pengusaha untuk mengadakan
Perjanjian Kerja =
Hubungan Kerja dalam waktu
perjanjian antara
tertentu atau untuk pekerjaan
Pekerja/Buruh
tertentu
dengan Pengusaha
atau pemberi kerja
yang memuat
syarat-syarat kerja, PKWTT adalah Perjanjian Kerja
hak, dan kewajiban antara Pekerja/Buruh dengan
para pihak. Pengusaha untuk mengadakan
Hubungan Kerja yang bersifat
tetap.

Syarat
Formal
Subtansi 1. nama, alamat Perusahaan, dan jenis usaha;
2. nama, jenis kelamin, umur, dan alamat
Pekerja/Buruh;
 jenis dan sifat atau
kegiatan pekerjaannya 3. jabatan atau jenis pekerjaan;
akan selesai dalam 4. tempat pekerjaan;
waktu tertentu
5. besaran dan cara pembayaran Upah;
 tidak dapat diadakan
untuk pekerjaan yang 6. hak dan kewajiban Pengusaha dan
bersifat tetap Pekerja/Buruh sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan dan/atau syarat
 Pengusaha wajib kerja yang diatur dalam Peraturan Perusahaan
memberikan uang atau Perjanjian Kerja Bersama;
kompensasi kepada
Pekerja/ Buruh (sesuai 7. mulai dan jangka waktu berlakunya PKWT;
dengan masa kerja) 8. tempat dan tanggal PKWT dibuat; dan
9. tanda tangan para pihak dalam PKWT.
10.Dicatat disnaker 3 hari (daring)/ 7 hari (luring)

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 6 - Dr. Asri Wijayanti, S.H., M.H.

Perjanjian Kerja
Berakhir
Tidak berakhir
1. Pekerja/Buruh meninggal dunia;
2. berakhirnya jangka waktu Perjanjian Kerja; 1. meninggalnya Pengusaha atau beralihnya hak
atas Perusahaan yang disebabkan penjualan,
3. selesainya suatu pekerjaan tertentu; pewarisan, atau hibah.
4. adanya putusan pengadilan dan/ atau putusan 2. terjadi pengalihan Perusahaan, hak-hak
lembaga PPHI yang telah mempunyai kekuatan Pekerja/Buruh menjadi tanggung jawab
hukum tetap; atau Pengusaha baru, kecuali ditentukan lain dalam
5. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang perjanjian pengalihan yang tidak mengurangi
dicantumkan dalam Perjanjian Kerja, Peraturan hak- hak Pekerja/Buruh.
Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama 3. ahli waris Pengusaha dapat mengakhiri
yang dapat menyebabkan berakhirnya Perjanjian Kerja setelah merundingkan dengan
Hubungan Kerja. Pekerja/ Buruh.
4. ahli waris Pekerja/Buruh berhak mendapatkan
hak- haknya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan atau hak-hak yang telah
diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.

1.yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang


jangk tidak terlalu lama (mak 5 Th) = dapat ditambah waktu
a sesuai kesepakatan = ruang lingkup pekerjaan dan waktu
waktu
1.yang bersifat musiman (tergantung musim/
cuaca, kondisi tertentu= pek tambahan utk
PKWT pesanan/target)
selesain
ya suatu 1.yang berhubungan dengan produk baru,
pekerja kegiatan baru, atau produk tambahan yang
an masih dalam percobaan atau penjajakan
tertentu

sekali selesai
jenis dan
Kompensasi sifat atau
= kegiatann sementara sifatnya
Proporsional ya bersifat
= UP+TT tidak pekerjaan berubah-ubah, berdasar waktu, volume,
U (U/U+TTT) tetap pembayaran
Perjanjiankerja harian= kurang dari 21 hari/bulan
>< PKWTT

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 6 - Dr. Asri Wijayanti, S.H., M.H.

Hubungan kerja
Alih Daya (PAD- Pekerja= PKWT/PKWTT)

berbentuk Perselisihan = PK,PP, PKB


badan hukum
dan wajib
memenuhi
Perizinan
Berusaha
yang PKWT= harus mensyaratkan pengalihan
diterbitkan
oleh pelindungan hak bagi Pekerja
Pemerintah apabila terjadi pergantian Perusahaan Alih Daya
Pusat
dan sepanjang obyek pekerjaannya tetap ada.

Tidak sesuai

Demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu


tidak tertentu.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 6 - Dr. Asri Wijayanti, S.H., M.H.

Tahapan

Pra Saat Post


Sepakat,
Cakap, asas kebebasan
Obyek, berkontrak,
Causa asas
Syarat sahnya Asas Hukum
konsensualisme,
perjanjian Kontrak
asas pacta sunt
servanda, dan asas
iktikad baik

Aspek Penyusunan

Subyek
Substansi
Strategi Obyek
Prosedur

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 6 - Dr. Asri Wijayanti, S.H., M.H.

penyelesaian pekerjaan kurang dari 7


jam/hari dan kurang dari 35/jam minggu
sektor
usaha atau waktu kerja fleksibel
WKWI = pekerjaan
tertentu
40 jam/ pekerjaan dapat dilakukan di luar lokasi kerja
minggu
Lembur= maks 4 jam/hari dan 18 jam/minggu =
1.diatur perintah dari Pengusaha dan persetujuan dari
dalam Pekerja/Buruh
Perjanjian
Kerja, Pekerja dalam golongan jabatan tertentu
Peraturan mempunyai tanggung jawab sebagai pemikir,
Perusahaan, perencana, pelaksana, dan latau pengendali
atau jalannya Perusahaan dengan waktu kerja tidak
Perjanjian dapat dibatasi dan mendapat Upah lebih tinggi.
Kerja Bersama
1400 kalori utk 4 jam/lebih

Terima kasih sudah mendengarkan saya

Asri

JSLG Surabaya
Sesi 7

Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

Penyelesaian Perselisihan Hubungan


Industrial
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

Dr. Mustakim, S.H., M.H, CMC., CCD


Dosen FH UNAS & Advokat

VIRTUAL LEGAL CORPORATE TRAINING BACTH 2

“PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL”

JIMLY SCHOOL OF LAW AND GOVERNMENT (JSLG) SURABAYA


MINGGU, 27 AGUSTUS 2023

RIWAYAT HIDUP SINGKAT

 WAKIL DEKAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NASIONAL (2019-SEKARANG)


 DOSEN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NASIONAL (2010-SEKARANG)
 ADVOKAT SENIOR PADA KANTOR MUSTAKIM & PARTNERS LAW OFFICE (2008-SEKARANG)
 MEDIATOR TERAKREDITASI MAHKAMAH AGUNG RI & BADAN NASIONAL SERTIFIKASI
PROFESI
 WAKIL KETUA BIDANG HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN DEWAN PIMPINAN
NASIONAL PERHIMPUNAN ADVOKAT INDONESIA (PERADI) PERIODE 2020-2025
 KETUA KOMPARTEMEN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN ASOSIASI PENGUSAHA
TRUK INDONESIA (APTRINDO) PERIODE 2021-2025
 DIREKTUR LEMBAGA KAJIAN DAN ADVOKASI HUKUM TRANPORTASI INDONESIA (LAKAT-
INDONESIA)
 ANGGOTA DEWAN TRANSPORTASI KOTA JAKARTA PERIODE 2013-2014 DAN 2014-2017

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

DASAR HUKUM RUJUKAN


 UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESUA TAHUN 1945 DAN PERUBAHANYA
 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA
 UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
 UNDANG-UNDANG N OMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (LEX SPECIALIS)
 UNDAUU NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN
 UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2022 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGANTI UNDANG-UNDANG
NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG CIPTA KERJA MENJADI UNDANG-UNDANG
 SUMBER HUKUM ACARA Perdata
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 34 TAHUN 2021 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 35 TAHUN 2021 TENTANG PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU, ALIH DAYA, WAKTU KERJA
DAN WAKTU ISTIRAHAT, DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2021 TENTANG PENGUPAHAN
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KEHILANGAN
PEKERJAAN
 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER.10/MEN/V/2005 TENTANG
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KONSILIATOR SERTA TATA KERJA KONSILIASI.
 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG
HONORARIUM/IMBALAN JASA BAGI KONSILIATOR DAN PENGGANTIAN BIAYA BAGI SAKSI DAN SAKSI AHLI DALAM SIDANG
MEDIASI ATAU KONSILIASI.
 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL SERTA TATA KERJA MEDIASI
 PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2022 TENTANG PAKAIAN DINAS PEJABAT
FUNGSIONAL MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL
 PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83
TAHUN 2020 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL.
 PERATURAN DAN PUTUSAN MK TERKAIT LAINYA.

HUBUNGAN KERJA
• HUBUNGAN KERJA ADALAH HUBUNGAN ANTARA PENGUSAHA DENGAN
PEKERJA/BURUH BERDASARKAN PERJANJIAN KERJA, YANG MEMPUNYAI
UNSUR PEKERJAAN, UPAH, DAN PERINTAH.
• HUBUNGAN KERJA TERJADI SETELAH ADANYA PERJANJIAN KERJA YANG
KENIMBULKAN HAK DAN KEWAJIBAN PEKERJA/BURUH DAN PENGUSAHA
• HAK DAN KEWAJIBAN PEKERJA/BURUH DAN PENGUSAHA HARUSLAH
SEIMBANG
• HAK ADALAH SUATU PERANAN YANG BOLEH ATAU TIDAK BOLEH
DILAKUKAN OLEH SUBJEK HUKUM, KARENANYA BILA DILANGGAR TIDAK
ADA SANKSI APA-APA (ABDUL KHAKIM, 2007 : 46)
• KEWAJIBAN ADALAH SUATU PERANAN YANG HARUS ATAU TIDAK HARAUS
DILAKUKAN OLEH SUBJEK HUKUM, KARENANYA APABILA DILANGGAR
BERAKIBAT SANKSI (ABDUL KHAKIM, 2007 : 46))

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

DASAR HUBUNGAN KERJA


• PASAL 1320 KUHPERDATA, PASAL 1338 KUHPERDATA, PASAL 52 UU NOMOR 13 TAHUN
2003 :
a. KESEPAKATAN KEDUA BELAH PIHAK;
b. KEMAMPUAN ATAU KECAKAPAN MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM;
c. ADANYA PEKERJAAN YANG DIPERJANJIKAN; DAN
d. PEKERJAAN YANG DIPERJANJIKAN TIDAK BERTENTANGAN DENGAN KETERTIBAN
UMUM, KESUSILAAN, DAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN YANG
BERLAKU.

• ADANYA PERJANJIAN KERJA ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA/BURUH (PASAL 2


AYAT (1) PP NOMOR. 35 TAHUN 2021)
• SECARA TERTULIS ATAU LISAN(PASAL 2 AYAT (2) PP NOMOR. 35 TAHUN 2021)
• BENTUKNYA PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT ) ATAU PERJANJIAN KERJA
WAKTU TIDAK TERTENTU (PKWTT)
• BENTUK PEKERJAANYA MERUJUK PASAL 5, 6 DAN 7 PP NOMOR. 35 TAHUN 2021

JANGKA WAKTU PKWT

UU NOMOR 13 TAHUN 2003 :


 PERUSAHAAN HANYA BISA MELAKUKAN PKWT MAKSIMUM DUA TAHUN DAN HANYA
BOLEH PERPANJANGAN SATU KALI UNTUK JANGKA WAKTU MAKSIMUM SATU TAHUN.
SETELAH ITU, PERUSAHAAN WAJIB MENGANGKAT PEKERJA SEBAGAI KARYAWAN TETAP
JIKA INGIN TERUS MEMPEKERJAKANNYA

PP NOMOR 35 TAHUN 2021:


 PEKERJAAN YANG DIPERKIRAKAN PENYELESAIANNYA DALAM WAKTU YANG TIDAK
TERLALU LAMA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 5 AYAT (1) HURUF A
DILAKSANAKAN PALING LAMA 5 (LIMA) TAHUN (PASAL 6 )
 PKWT BERDASARKAN JANGKA WAKTU SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 5 AYAT
(1) DAPAT DIBUAT UNTUK PALING LAMA 5 (LIMA) TAHUN (PASAL 8 (1)).

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

HUBUNGAN KERJA TIDAK SELALU HARMONIS


DAN SERING MUNCUL KONFLIK/PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL

PERSELISIHAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL
PERBEDAAN PENDAPAT YANG MENGAKIBATKAN PERTENTANGAN ANTARA PENGUSAHA
ATAUGABUNGAN PENGUSAHA DENGAN PEKERJA/BURUH ATAU SERIKAT PEKERJA/SERIKAT
BURUH MENGENAI:

1. PERSELISIHAN HAK
2. PERSELISIHAN KEPENTINGAN
3. PERSELISIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
4. DAN PERSELISIHAN ANTAR SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DALAM SATU PERUSAHAAN

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

JENIS-JENIS PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Perselisihan Hak Perselisihan Kepentingan Perselisihan PHK Perselisihan Antar Serikat


Pekerja/Serikat Buruh

Perselisihan yang Perselisihan yang timbul Perselisihan yang Perselisihan antara SP/SB
timbul karena tidak dalam hubungan kerja timbul karena tidak dengan SP/SB lain hanya
dipenuhinya hak akibat karena tidak adanya adanya kesesuaian dalam satu perusahaan,
adanya perbedaan kesesuaian pendapat pendapat karena tidak adanya
pelaksanaan atau mengenai pembuatan mengenai PHK, persesuaian paham
penafsiran terhadap dan/atau perubahan yang dilakukan mengenai keanggotaan,
ketentuan peraturan syarat-syarat kerja yang oleh salah satu pelaksanaan hak, dan
perundang-undangan, ditetapkan dalam pihak; kewajiban
Perjanjian Kerja, Perjanjian Kerja, atau Contoh : Prosedur keserikatpekerjaan.
Peraturan Perusahaan Peraturan Perusahaan PHK, Pengunduran Contoh : Membentuk SP
atau Perjanjian Kerja atau Perjanjian Kerja Diri, Perhitungan baru, Syarat Anggota SP
Bersama; Bersama, Pesangon dan hak-
Contoh : Kekurangan Contoh : kenaikan gaji, hak lainya
pembayaran upah, tunjangan, uang makan,
THR, Status transportasi, Jam
PKWT/PKWTT, dll Isntirahat, jam lembur,
BPJS Ketenagakerjaan

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

• PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA MERUPAKAN SALAH SATU BENTUK


PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL SELAIN PERSELISIHAN HAK,
PERSELISIHAN KEPENTINGAN DAN PERSELISIHAN ANTAR SERIKAT PEKERJA
DALAM SATU PERUSAHAAN.

• PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA MERUPAKAN SUATU PERISTIWA YANG TIDAK


DIHARAPKAN TERUTAMA OLEH PEKERJA MENGINGAT AKIBAT TERJADINYA
PHK MERUPAKAN AWAL KESENGSARAAN PEKERJA/BURUH DENGAN
PENGURANGAN ATAU HILANGNYA PENGHASILAN PEKERJA/BURUH UNTUK
DIRI DAN KELUARGANYA.

• ABDUL KHAKIM : PEMUTUSAN HABUNGAN KERJA SECARA TEORITIK TERBAGI


DALAM EMPAT MACAM YAITU PHK OLEH PEKERJA, PHK OLEH PENGUSAHA,
PHK OLEH PENGADILAN DAN PHK DEMI HUKUM.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


• UPAYA PENGHINDARI PHK (PASAL 151 AYAT (1)

• PERUSAHAAN MEM-PHK DENGAN MEMBERITAHUKAN TANPA HARUS MENDAPATKAN PENETAPAN PHI-


PASAL 151 AYAT 2 UU NO. 6 TAHUN 2023
• TANPA PEMBERITAHUAN UNTUK ALASAN MENDESAK DALAM PERATURAN PERUSAHAAN ATAU
PERJANJIAN KERJA BERSAMA.
• MEKANISMENYA SAMA DENGAN UU NO. 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL

ALASAN PHK :
LAMPIRAN UU NO. 6 TAHUN 2023
BAB IV PASAL 81 ANGKA 45 PASAL 154A
 Perusahaan melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan Perusahaan dan
Pekerja/Buruh tidak bersedia melanjutkan Hubungan Kerja atau Pengusaha tidak bersedia menerima
Pekerja/Buruh;
 Perusahaan melakukan efisiensi diikuti dengan Penutupan Perusahaan atau tidak diikuti dengan
Penutupan Perusahaan yang disebabkan Perusahaan mengalami kerugian;
 Perusahaan tutup yang disebabkan karena Perusahaan mengalami kerugian secara terrrs menerus
selama 2 (dua) tahun;
 Perusahaan tutup yang disebabkan keadaan memaksa (force majeur;
 Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang;
 Perusahaan pailit;
 adanya permohonan Pemutusan Hubungan Keda yang diajukan oleh Pekerja/Buruh dengan alasan
Pengusaha melakukan perbuatan sebagai berikut:
1. menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam Pekerja/ Buruh;
2. membujuk dan/atau menyuruh Pekerja/Buruh untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan
3. tidak membayar Upah tepat pada waktu yang telah ditentukan selama 3 (tiga) bulan berturut-turut atau lebih,
meskipun Pengusaha membayar Upah secara tepat waktu sesudah itu;
4. tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada Pekerja/ Buruh;
5. memerintahkan Pekerja/Buruh untuk melaksanakan pekerjaan di luar yang diperjanjikan; atau
6. memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan, dan kesusilaan Pekerja/Buruh
sedangkan pekerjaan tersebut tidak dicantumkan pada Perjanjian Kerja;

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

LANJUTAN : ALASAN PHK


 adanya putusan lembaga penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang menyatakan Pengusaha tidak
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud pada huruf g terhadap permohonan yang diajukan oleh
Pekerja/Buruh dan Pengusaha memutuskan untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja;
 Pekerja/Buruh mengundurkan diri atas kemauan sendiri dan harus memenuhi syarat:
1. mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum
tanggal mulai pengunduran diri;
2. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan
3. tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai pengunduran diri;
 Pekerja/Buruh mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang
dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh Pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis;
 Pekerja/Buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan,
atau Perjanjian Kerja Bersama dan sebelumnya telah diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga
secara berturut-turut masing-masing berlaku untuk paling lama 6 (enam) bulan kecuali ditetapkan lain dalam
Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama
 Pekerja/Buruh tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat ditahan pihak yang berwajib
karena diduga melakukan tindak pidana
 Pekerja/Buruh mengalami sakit berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat
melakukan pekerjaannya setelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan;
 Pekerja/Buruh memasuki usia pensiun; atau
 Pekerja/Buruh meninggal dunia

LARANGAN PHK
(LAMPIRAN UU NO. 6 TAHUN 2023
BAB IV PASAL 81 ANGKA 43 PASAL 153)
Pasal 153 (1) UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa Pengusaha dilarang
melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan :
a. pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12
(dua belas) bulan secara terus-menerus;
b. pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. pekerja/buruh menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya;
d. pekerja/buruh menikah;
e. pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayinya;
f. pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan perkawinan dengan pekerja/buruh lainnya di dalam satu
perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahan, atau perjanjian kerja bersama;
g. pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh, pekerja/buruh
melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas kesepakatan
pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian
kerja bersama;
h. pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang
melakukan tindak pidana kejahatan;
i. karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau status
perkawinan;
j. pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kerja yang
menurut surat keterangan dokter yang jangka waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

PERLUASAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)


(LAMPIRAN UU NO. 6 TAHUN 2023 PASAL 154 A & PASAL 36 PP NO. 35 TAHUN 2021

Perusahaan melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan


Perusahaan dan Pekerja/Buruh tidak bersedia melanjutkan Hubungan Kerja atau
1 Pengusaha tidak bersedia menerima Pekerja/Buruh

Perusahaan melakukan efisiensi diikuti dengan penutupan Perusahaan


atau tidak diikuti dengan penutupan Perusahaan yang disebabkan
2 Perusahaan mengalami kerugian

Perusahaan tutup yang disebabkan karena Perusahaan mengalami


3 kerugian secara terus menerus selama 2 (dua) tahun;

Perusahaan tutup yang disebabkan keadaan memaksa (force


4 majeure);

Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban


5 pembayaran utang;

MUNCUL PENAMBAHAN ALASAN PHK DALAM PP NO. 35 TAHUN 2021


(TIDAK SESUAI ALASAN POKOK LAMPIRAN UU NO. 6 TAHUN 2023
BAB IV PASAL 81 ANGKA 45 PASAL 154A

EFISIENSI UNTUK KEADAAN MEMAKSA


01 MENCEGAH KERUGIAN 02 (FORCE MAJEURE)
(PASAL 43 AYAT (2) PP YANG TIDAK
NO. 35 TAHUN 2021) MENGAKIBATKAN
PERUSAHAAN TUTUP
(PASAL 45 AYAT (2) PP
NO. 35 TAHUN 2021)

PERUSAHAAN TUTUP ALASAN MENDESAK


03 BUKAN KARENA 04 (PASAL 52 AYAT (2)
MENGALAMI PP NO. 35 TAHUN
KERUGIAN 2021)
(PASAL 44 AYAT (2)
PP NO. 35 TAHUN
2021)

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

ALASAN MENDESAK PHK


(PASAL 52 AYAT (2) PP NO. 35 TAHUN 2021)

01 TIDAK DIATUR DALAM


JENIS ALASAN PHK
Langsung PHK
tanpa
Pemberitahuan
02 MAKNA ALASAN MENDESAK
ADA DI PENJELASAN DAN
PROSEDURNYA MENYIMPANG
DARI PUTUSAN MKRI

PENGATURAN ALASAN MENDESAK INKONSISTENSI


DAN TIDAK SESUAI UU NO. 13 TAHUN 2019 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UU NO. 12 TAHUN 2011
TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

ALASAN MENDESAK
(PENJELASAN PASAL 52 AYAT (2) PP NO. 35 TAHUN 2021)

a. melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik


Perusahaan;
b. memberikan keterangan palsu atau dipalsukan sehingga merugikan Perusahaan;
c. mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;
d. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
e. menyerang, menganiaya, mengancam, ataumengintimidasi teman sekerja atau
Pengusaha di lingkungan kerja;
f. membujuk teman sekerja atau Pengusaha untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
g. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya
barang milik Perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi Perusahaan;
h. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau Pengusaha dalam
keadaan bahaya di tempat kerja;
i. membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan yang seharusnya dirahasiakan
kecuali untuk kepentingan negara; atau
j. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan Perusahaan yang diancam pidana
penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI


NO. 012/PUU-1/2003

Ketentuan Pasal 158 ayat (1) dianulir atau dinyatakan tidak mempunyai
kekuatan mengikat oleh Putusan Mahkamah Konstitusi No. 012/PUU-
1/2003 (Berita Negara RI No. 92 tahun 2004, tanggal 17 Nopember 2003)
ditindaklanuti Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesi No : SE-13/MEN/SJ-HK/I/ 2005, yang menjelaskan
”Sehubungan dengan hal Pengusaha yang akan melakukan PHK
dengan alas an pekerja/buruh melakukan kesalahan berat teks Pasal
158 ayat (1), maka PHK dapat dilakukan setelah ada putusan hakim
pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum mengikat”.

UNDANG-UNDANG UNDANG-UNDANG
NOMOR 13 TAHUN NOMOR 6 TAHUN
2003 2023
PROSEDUR PEMUTUSAN PERUSAHAAN HARUS PERUSAHAAN
HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI MEKANISME
DAN PENETAPAN
LANGSUNG DAPAT
MEM-PHK DENGAN
PENGADILAN MEMBERITAHUKAN
UPAYA PENGHINDARI PHK (BAB IV PASAL 81 ANGKA 40 HUBUNGAN
PASAL 151 AYAT (1) UU NO. 6 TAHUN 2023 TANPA HARUS
INDUSTRIAL
MENDAPATKAN
PENETAPAN PHI-
PASAL 151 AYAT (2)

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

SKORSING MENUJU PHK

 PASAL 155 AYAT (3) UUK :


PENGUSAHA DAPAT MELAKUKAN PENYIMPANGAN TERHADAP KETENTUAN SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM AYAT (2) BERUPA TINDAKAN SKORSING KEPADA PEKERJA/BURUH YANG
SEDANG DALAM PROSES PEMUTUSAN HAUBUNGAN KERJA DENGAN TETAP WAJIB
MEMBAYAR UPAH BESERTA HAK-HAK LAINNYA YANG BIASA DITERIMA
PEKERJA/BURUH.

 TINDAKAN SKORSING DILAKUKAN PENGUSAHA TERHADAP PEKERJA/BURUH DALAM PROSES


PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

 HAK SKORSING MENDAPATKAN UPAH POKOK DAN TUNJANGAN TETAP SETIAP BULANNYA DAN
TIDAK DIDASARKAN ATAS KEHADIRAN ATAU PENCAPAIAN PRESTASI/PRODUKTIVITAS
TERTENTU.

UPAH PROSES

 PASAL 155 AYAT (2)UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN :“SELAMA
PUTUSANLEMBAGA PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BELUM DITETAPKAN,
BAIK PENGUSAHAMAUPUN PEKERJA/BURUH HARUS TETAP MELAKSANAKAN SEGALA
KEWAJIBANNYA”
 MAHKAMAH KONSTITUSI (MK) MELALUI PUTUSANNOMOR 37/PUU-IX/2011 PADA INTINYA
BERPENDAPAT BAHWA UPAH PROSES DIHITUNG SAMPAIPUTUSAN PENGADILAN TELAH
BERKEKUATAN HUKUM TETAP. MENANGGAPI PUTUSAN MKTERSEBUT,
 RAPAT KAMAR PERDATA MAHKAMAH AGUNG TAHUN 2015 MENYEPAKATI BAHWATERKAIT
DENGAN UPAH PROSES, MAKA ISI AMAR PUTUSAN ADALAH MENGHUKUM PENGUSAHAMEMBAYAR
UPAH PROSES SELAMA 6 BULAN. KESEPAKATAN TERSEBUT DITUANGKAN DALAM SEMANOMOR 3
TAHUN 2015
 PUTUSAN PHI NOMOR 158 K/PDT.SUS/2007, Nomor 1464 K/PDT.SUS-PHI/2017, Nomor
679 K/PDT.SUS-PHI/2017, Nomor 336 K/PDT.SUS/2009, Nomor 1339 K/PDT.SUS-PHI/2017,
Nomor 1436 K/PDT.SUS-PHI/2017, Nomor 652 K/PDT.SUS-PHI/2017 dan 573 K/PDT.SUS-
PHI/2017

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

MEKANISME
PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PRINSIP PENYELESAIAN HI

Musyawarah untuk mufakat : Penyelesaian perselisihan hubungan


industrial dilakukan melalui musyawarah untuk mufakat secara

Bebas memilih lembaga penyelesaian perselisihan : Para pihak diberikan


kebebasan untuk memilih mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan
industrial yang akan didtempuh, apakah mengunakan Arbitrase, Konsiliasi atau
Mediasi sebelum mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial.
Tentunya kebebasan tersebut disesuaikan dengan jenis perselisihan hubungan
industrial yang dialami.

Cepat, Adil dan Murah : Penyelesaian perselisihan hubungan industrial menganut prinsip
cepat, adil dan murah. Haal tersebut dapat terlihat dari segi waktu penyelesaian, dimana
bipartit 30 hari, melalui tripartit (Konsiliasi, Arbitrase dan Mediasi waktu penyelesaiannya 30
hari, sedangkan waktu penyelesaian melalui Pengadilan Hubungan Industrial adalah 50 hari

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

MODEL PENYELESAIAN PERSELISIHAN


HUBUNGAN INDUSTRIAL

BIPARTIT TRIPARTIT PENGADILAN PHI

PERTEMUAN MELALUI GUGATAN DI


PERTEMUAN PENGUSAHA DAN PENGADILAN
PENGUSAHA DAN PEKERJA DIBANTU PERUSAHAAN
PEKERJA MENCARI DENGAN PIHAK KETIGA BERADA/TEMPAT
SOLUSI TERBAIK (MEDIATOR/KONSILIATO BEKERJA PEKERJA
R/ARBITER

TAHAPAN 1
PENYELESAIAN SECARA BIPARTIT
• BIPARTIT HAKEKATNYA PENYELESAIAN MELALUI MUSYAWARAH MUFAKAT DAN WAJIB DILAKUKAN PENGUSAHA
DAN PEKERJA/BURUH ATAU SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH SECARA MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT” (PASAL
136 AYAT (1) UUK JO. PASAL 3 UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2004;

• BIPARTIT DALAM HAL SEBAGAI MEKANISME ADALAH TATA CARA ATAU PROSES PERUNDINGAN YANG DILAKUKAN
ANTARA DUA PIHAK, YAITU PIHAK PENGUSAHA DENGAN PIHAK PEKERJA/BURUH ATAU SERIKAT PEKERJA/SERIKAT
BURUH, ANTARA LAIN APABILA TERJADI PERSELISIHAN ANTARA PENGUSAHA DENGAN PEKERJA/BURUH DI
PERUSAHAAN.

• JANGKA WAKTU 30 (TIGA PULUH) HARI

• ADA 2 (DUA) KEMUNGKINAN DALAM BIPARTIT YAITU ADA KESEPAKATAN DAN GAGAL/TIDAK SEPAKAT

• SEPAKAT DENGAN MEMBUAT KESEPAKATAN BERSAMA DAN DIDAFTARKAN KE PENGADILAN HUBUNGAN


INDUSTRIAL

• TIDAK SEPAKAT MENCATATKAN KE SUKU DINAS DENGAN MELAMPIRKAN RISALAH RISALAH PERUNDINGAN
SEKURANG-KURANGNYA:
a. NAMA LENGKAP DAN ALAMAT PARA PIHAK;
b. TANGGAL DAN TEMPAT PERUNDINGAN;
c. POKOK MASALAH ATAU ALASAN PERSELISIHAN;
d. PENDAPAT PARA PIHAK;
e. KESIMPULAN ATAU HASIL PERUNDINGAN; DAN
f. TANGGAL SERTA TANDATANGAN PARA PIHAK YANG MELAKUKAN PERUNDINGAN.

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

TAHAPAN II TRIPARTIT
 Syarat wajib telah menempuh penyelesaian secara bipartit,
akan tetapi mengalami kegagalan.
 Setelah pencatatan Suku Dinas menawarkan penyelesaian
melalui Konsiliasi atau arbitrase (waktu 7 hari)
 Arbitrase terhadap perselisihan kepentingan dan Antar Serikat
Pekerja dalam satu Perusahaan
 Konsiliasi terhadap perselisihan Kepentingan, PHK dan Antar
Serikat Pekerja dalam satu Perusahaan
 Lewat 7 hari kerja Suku Dinas melimpahkan ke
Mediasi/Mediator terhadap semua perselisihan hubungan
industrial yaitu perselisihan Hak, Kepentingan, PHK dan Antar
Serikat Pekerja dalam satu Perusahaan

KONSILIASI HUBUNGAN INDUSTRIAL

 Menurut Kamus Bahasa Indonesia, pengertian konsiliasi adalah suatu usaha


untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk mencapai
persetujuan dan penyelesaian perselisihan tersebut.
 Konsiliasi Hubungan Industrial yang selanjutnya disebut konsiliasi adalah
penyelesaian perselisihan kepentingan, pemutusan hubungan kerja atau
antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui
musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih konsiliator yang netral.
 7 hari kerja sudah melakukan kajian/penelitian masalah
 Melakukan sidang konsiliasi paling lambat 30 hari sudah selesai
• Produk Konsiliasi berupa Anjuran Tertulis harus direspon maksimal 10 hari kerja
• Jika sepakat dibuat Kesepakatan Bersama dan didaftarkan ke PHI = Akte
Perdamaian
• Jika gagal Anjuran Tertulis sebagai syarat Mengajukan gugatan ke Pengadilan
Hubungan Industrial

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

ARBITRASE HUBUNGAN INDUSTRIAL


• ARBITRASE HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG SELANJUTNYA DISEBUT ARBITRASE ADALAH PENYELESAIAN SUATU PERSELISIHAN
KEPENTINGAN, DAN PERSELISIHAN ANTAR SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH HANYA DALAM SATU PERUSAHAAN, DILUAR
PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI KESEPAKATAN TERTULIS DARI PARA PIHAK YANG BERSELISIH UNTUK
MENYERAHKAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN KEPADA ARBITER YANG PUTUSANNYA MENGIKAT PARA PIHAK DAN BERSIFAT
FINAL
• PUTUSAN ARBITRASE DAPAT DIBATALKAN KE PENGADILAN NEGERI APABILA PUTUSAN DIDUGA MENGANDUNG UNSUR-UNSUR”
a. SURAT ATAU DOKUMEN YANG DIAJUKAN DALAM PEMERIKSAAN, SETELAH PUTUSAN DIJATUHKAN, DIAKUI ATAU
DINYATAKAN PALSU;

b. SETELAH PUTUSAN DIAMBIL DITEMUKAN DOKUMEN YANG BERSIFAT MENENTUKAN, YANG DISEMBUNYIKAN OLEH PIHAK
LAWAN;

c. PUTUSAN DIAMBIL DARI TIPU MUSLIHAT YANG DILAKUKAN OLEH SALAH SATU PIHAK DALAM PEMERIKSAAN
PERSELISIHAN;

d. PUTUSAN MELAMPAUI KEKUASAAN ARBITER HUBUNGAN INDUSTRIAL; ATAU

e. PUTUSAN BERTENTANGAN DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PENYELESAIAN MELALUI MEDIASI


 MEDIASI HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG SELANJUTNYA DISEBUT MEDIASI
ADALAH PENYELESAIAN PERSELISIHAN HAK, PERSELISIHAN KEPENTINGAN,
PERSELISIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, DAN PERSELISIHAN ANTAR
SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH HANYA DALAM SATU PERUSAHAAN MELALUI
MUSYAWARAH YANG DITENGAHI OLEH SEORANG ATAU LEBIH MEDIATOR
YANG NETRAL.
 PIHAK KETIGA NETRAL DISEBUT MEDIATOR DARI PEGAWAI SUKU DINAS
BERSERTIFIKASI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI.
 MEDITOR PHI BERBEDA DENGAN MEDIATOR-MEDIATOR Penyelesaian Perkara
lain

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

PRINSIP MEDIASI
 PADA PRINSIPNYA MEDIASI BERSIFAT SUKARELA
 LINGKUP SENGKETA PADA PRINSIPNYA BERSIFAT KEPERDATAAN
 PROSES SEDERHANA
 PROSES MEDIASI TETAP MENJAGA KERAHASIAAN SENGKETA PARA PIHAK

MEDIATOR ADALAH PEGAWAI INSTANSI PEMERINTAH YANG BERTANGGUNG


JAWAB DI BIDANG KETENAGAKERJAAN YANG MEMENUHI SYARAT-SYARAT
SEBAGAI MEDIATOR YANG DITETAPKAN OLEH MENTERI UNTUK BERTUGAS
MELAKUKAN MEDIASI DAN MEMPUNYAI KEWAJIBAN MEMBERIKAN ANJURAN
TERTULIS KEPADA PARA PIHAK YANG BERSELISIH UNTUK MENYELESAIKAN
PERSELISIHAN YANG DILIMPAHKAN KEPADANYA.

PENYELESAIAN MELALUI PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL


 PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI PENGADILAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL DIATUR DALAM PASAL 81 – 115 UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG
PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL.
 HUKUM ACARA YANG BERLAKU DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
MELALUI PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL SESUAI KETENTUAN PASAL 57 UU PHI ADALAH HUKUM
ACARA PERDATA YANG BERLAKU DI PENGADILAN DALAM LINGKUNGAN PENGADILAN UMUM KECUALI
YANG DIATUR SECARA KHUSUS DALAM UU PHI
 PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ADALAH PENGADILAN KHUSUS YANG
DIBENTUK DI LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI YANG BERWENANG MEMERIKSA,
MENGADILI DAN MEMBERI PUTUSAN TERHADAP :
1. DI TINGKAT PERTAMA MENGENAI PERSELISIHAN HAK
2. DI TINGKAT PERTAMA DAN TERAKHIR MENGENAI PERSELISIHAN KEPENTINGAN
3. DI TINGKAT PERTAMA MENGENAI PERSELISIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
4. DI TINGKAT PERTAMA dan terakhir mengenai perselisihan antar Serikat Pekerja/Serikat
Buruh

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

TINGKATAN PHI :
 PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MENJADI DUA TINGKATAN YAITU
PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA TINGKAT PERTAMA DAN PENGADILAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA TINGKAT KASASI.
 PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA TINGKAT PERTAMA TERDAPAT PADA
PENGADILAN NEGERI YANG TERDAPAT PADA KABUPATEN ATAU KOTA. UNTUK
PERTAMA KALI TIDAK SELURUH KABUPATEN ATAU KOTA AKAN MEMILIKI PENGADILAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL, NAMUN HANYA TERBATAS PADA KABUPATEN ATAU KOTA YANG
MENJADI IBU KOTA PROVINSI YANG ADA DI 32 IBU KOTA PROVINSI YANG ADA DISELURUH
INDONESIA SAAT INI. DIKECUALIKAN TERHADAP DAERAH KABUPATEN ATAU KOTA YANG
MEMILIKI KEPADATAN INDUSTRI, MAKA PALING LAMBAT 6 BULAN SETELAH UNDANG-
UNDANG NO. 2 TAHUN 2004 TERBENTUK, MAKA DI KABUPATEN ATAU KOTA HARUS SEGERA
DIBENTUK PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI PENGADILAN NEGERI SETEMPAT.

PERSIAPAN PENYUSUNAN GUGATAN


• HARUS MELAMPIRKAN RISALAH/ANJURAN

• PERHATIKAN DALUARSA GUGATAN

1. DALUWARSA DIATUR DALAM PASAL 96 UUK : PEMBAYARAN UPAH PEKERJA/BURUH DAN


SEGALA PEMBAYARAN YANG TIMBUL DARI HUBUNGAN KERJA MENJADI DALUWARSA SETELAH
MELAMPAUI JANGKA WAKTU 2 TAHUN SEJAK TIMBULNYA HAK TELAH DIBATALKAN MK MELALUI
PUTUSAN NO.100/PUU-X/2012.
2. SEMA NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERLAKUAN RUMUSAN HASIL RAPAT PLENO KAMAR
MATAHUN 2013 SEBAGAI PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS BAGI PENGADILAN, YANG
MENYATAKAN “RUMUSAN PASAL 96 UU KETENAGAKERJAANYANGTELAH DI-JUDICIAL REVIEW
BERDASARKAN PUTUSAN MK NO.100/PUU-X/2012 TANGGAL 19 SEPTEMBER 2013 BUKAN
MENERBITKAN NORMA BARU. OLEH KARENANYA DALAM MEMUTUS KEDALUWARSA TIDAK
MENGURANGI KEBEBASAN HAKIM UNTUK MEMPERTIMBANGKAN RASA KEADILAN
BERDASARKAN PASAL 100 UU PHI JUNCTO PASAL 5 UU NO. 48 TAHUN 2009 TENTANG
KEKUASAAN KEHAKIMAN.

• TEMPAT PENGAJUAN GUGATAN DITUJUKAN KEPADA PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA


PENGADILAN NEGERI YANG DAERAH HUKUMNYA MELIPUTI TEMPAT PEKERJA/BURUH BEKERJA (PASAL
81 UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2004)

• BIAYA : GUGATANNYA DIBAWAH 150.000.000 TIDAK DIKENAKAN BIAYA, TERMASUK BIAYA EKSEKUSI
TERHADAP PERKARA TERSEBUT ( PASAL 4 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NO. 4 TAHUN 2004)

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

TAHAPAN PERSIDANGAN DI PHI


• TIDAK ADA MEDIASI DI PENGADILAN
• PEMERIKSAAN BIASA ATAU PEMERIKSAAN CEPAT
• PEMERIKSAAN BIASA MELIPUTI :
1. PERSIDANGAN PERTAMA : PENGECEKAN PARA PIHAK
2. PERSIDANGAN KEDUA : PEMBACAAN GUGATAN
3. PERSIDANGAN KETIGA : EKSEPSI DAN JAWABAN
4. PERSIDANGAN KE EMPAT : REPLIK
5. PERSIDANGAN KE LIMA : DUPLIK
6. PERSIDANGAN KE ENAM : PEMBUKTIAN PENGGUGAT
7. PERSIDANGAN KETUJUH : PEMBUKTIAN TERGUGAT
8. PERSIDANGAN KE DELAPAN : KESIMPULAN
9. PERSIDANGAN KE SEMBILAN : PUTUSAN

UPAYA HUKUM

 UPAYA HUKUM (BIASA MELIPUTI VERSET, BANDING, KASASI DAN LUAR BIASA MELIPUTI
PENINJAUAN KEMBALI DAN PERLAWINAN PIHAK KETIGA)
 PERKARA PHI TIDAK ADA BANDING
 TIDAK SEMUA JENIS PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAPAT DIMINTAKAN
KASASI.
 PERSELISIHAN HAK DAN PERSELISIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA YANG DAPAT
DIAJUKAN UPAYA HUKUM KASASI.
 KASASI DIAJUKAN 14 SEJAK PUTUSAN DIBACAKAN ATAU DITERIMANYA PUTUSAN
DAN SUDAH PUTUS 30 HARI SEJAK DITERIMANYA PERMOHONAN KASASI (115 UU NO.
2 TAHUN 2004)

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

PENINJAUAN KEMBALI (PK)

PERKARA PHI TIDAK ADA


Reputation. PUTUSAN MKRI NOMOR 34/PUU-
UPAYA PENINJAUAN KEMBALI
XVII/2019, NOMOR 46/PUU-
(SE MA NO. 3 TAHUN 2018
TENTANG PEMBERLAKUAN XVII/2019 DAN NOMOR 89/PUU-
RUMUSAN HASIL RAPAT XVIII/2020 = PENGUATAN
PLENO KAMAR MAHKAMAH PENIADAAN PK DALAM
AGUNG TAHUN 2018 PERKARA PHI
SEBAGAI PEDOMAN
PELAKSANAAN TUGAS BAGI
PENGADILAN,

HAMBATAN EKSEKUSI

Tidak Seragamnya Jumlah Biaya Eksekusi


Putusan Dengan Amar Berbunyi “Mempekerjakan Untuk Gugatan Di Bawah Rp. 150.000.000,-
Kembali Pekerja” Tidak Dapat Dilaksanakan (Seratus lima puluh juta rupiah)

Tidak adanya aturan memaksa


menghadiri panggilan peringatan
Tidak Adanya Tempat Khusus (aanmaning)
Untuk Menyimpan Objek Sitaan

sulit untuk membuktikan barang-


Ketentuan Paksa Badan (Gijzeling) sulit barang yang akan disita atau
dilaksanakan karena adanya batasan dimintakan untuk disita benar-benar
minimal nilai utang sebesar Rp. milik tergugat.
1.000.000.000,- (satu milyar) rupiah

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

SIKAP HAKIM DALAM MEMERIKSA PERKARA DI PHI

MENGALI NILAI-NILAI

2
WAJIB MEMERIKSA

1 PERKARA Hakim dan hakim konstitusi wajib


Pengadilan dilarang menolak untuk menggali, mengikuti, dan memahami
memeriksa, mengadili, dan memutus nilai-nilai hukum dan rasa keadilan
suatu perkara yang diajukan dengan yang hidup dalam masyarakat. (Pasal 5
dalih bahwa hukum tidak ada atau UU Nomor 48 Tahun 2009)
kurang jelas, melainkan wajib untuk
memeriksa dan mengadilinya (Pasal
10 UU Nomor 48 Tahun 2009)

4
MEMUTUS SECARA ADIL

3
NETRAL DALAM Kekuasaan Kehakiman Merdeka
PEMERIKSAAN dalam menyelenggaran peradilan
Seorang Hakim yang sangat guna menegakkan hukum dan
bebas, tidak bersifat memihak keadilan. (Pasal 24 UUD NRI Tahun
dalam menjalankan tugas 1945)
memutus suatu perkara di Hakim sebagai Penegak Hukum
peradilan (within the exercise of yang bertugas memeriksa dan
the judicial function) (Pasal 24 memutus perkara untuk
UUD NRI Tahun 1945) mewujudkan keadilan

SARAN
MEMBANGUN PENYELESAIAN
HUBUNGAN HARAMONIS MUSYAWARAH MUFAKAT HAKIM : TEROBOSAN HUKUM

Pengusaha dan Pekerja Apapun masalahnya Hakim dapat melakukan


saling memahami dan diselesaikan Musyawarah penemuan hukum
menghormati hak dan Mufakat dengan cara melakukan
kewajiban masing- penafsiran guna
masing mewujudkan keadilan

MENETAPKAN PERUBAHAN REGULASI


PERMA/KEPUTUSAN KAMAR PHI JUDICIAL REVIEW

Membuat Pihak-Pihak yang merasa Pembuat Undang-Undang


Regulasi/Keputusan dirugikan dapat melakukan dan/atau Pemerintah
mempejelas pengujian baik Ke Mahkamah merevisi ketentuan baik
ketidakpastian dalam UU Konstitusi RI atau Mahkamah atas inisiatif sendiri
Cipta Kerja dan Peraturan Agung RI maupun perintah Putusan
Pelaksananya. Pengadilan

JSLG Surabaya
Legal Coporate Specialist Sesi 7 - Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.

TERIMA KASIH

© 2018 Slidefabric.com All rights reserved. P A G E 41

© 2018 Slidefabric.com All rights reserved. P A G E 42

JSLG Surabaya
Lampiran

TIM Jimly School of Law and Government


Surabaya
Lampiran

Rundown Kegiatan Legal Corporate


Speciaslist Batch 3
LEGAL CORPORATE TRAINING
JIMLY SCHOOL OF LAW AND GOVERNMENT
BATCH 3

HARI/TANGGAL WAKTU DURASI KETERANGAN NARASUMBER/PIC


(WIB)
07.00 – 08.00 60 Registrasi Tim JSLG Surabaya
Wakil Ketua Yayasan Jimly School
08.00 – 08.30 30 Orientasi Pelatihan Legal Corporate
Dr. Hesti Armiwulan, S.H., M.Hum., CMC.,CCD.
08.30 – 10.30 120 Peranan Legal Corporate dalam Mengelola Governance, Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H.
Risk and Compliance Perusahaan
Jum’at,
10.30 – 11.30 60 Perkembangan Jenis Perseroan pasca UU Cipta Kerja Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.
09 Februari 2024
11.30 – 13.00 90 ISTIRAHAT Tim JSLG Surabaya
Perkembangan Jenis Perseroan pasca UU Cipta Kerja
13.00 – 14.30 90 Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum.
(lanjutan)
14.30 – 14.45 15 BREAK Tim JSLG Surabaya
14.45 – 16.45 120 Teknik Legal Audit & Legal Due Diligence Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA.
07.00 – 08.00 60 Registrasi Tim JSLG Surabaya
08.00 – 12.00 240 Teknik Perizinan Melalui OSS Akhmad Irham Faujik, S.Si.
Sabtu, 12.00 – 13.00 60 ISTIRAHAT Tim JSLG Surabaya
10 Februari 2024 13.00 – 15.00 120 Teknik Pembuatan Legal Opinion Rizania Kharismasari, S.H., M.H.
15.00 – 15.15 15 BREAK Tim JSLG Surabaya
15.15 – 16.45 90 Teknik Pembuatan Legal Opinion (Lanjutan) Rizania Kharismasari, S.H., M.H.
LEGAL CORPORATE TRAINING
JIMLY SCHOOL OF LAW AND GOVERNMENT
BATCH 3

HARI/TANGGAL WAKTU DURASI KETERANGAN NARASUMBER/PIC


(WIB)
07.00 – 08.00 60 Registrasi Tim JSLG Surabaya
08.00 – 10.00 120 Aspek Hukum Kontrak Kerja (PKWT, PKWTT) Dr. Asri Wijayanti, S.H., M.H.
Minggu,
10.00 – 12.00 120 Teknik Penyusunan Kontrak Kerja (PKWT, PKWTT) Dr. Asri Wijayanti, S.H., M.H.
11 Februari 2024
12.00 – 13.00 60 ISTIRAHAT Tim JSLG Surabaya
13.00 – 15.00 120 Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Dr. Mustaqim, S.H.,M.H.
15.00 – 16.00 60 Penutupan Tim JSLG Surabaya

Narasumber:
1. Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H., M.H. (Guru Besar Hukum Universitas Tarumanegara)
2. Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum. (Notaris Senior/Dosen Hukum)
3. Dr. M. Rasyid Ridho, S.H., M.H., CLA. (Jimly School Law And Government)
4. Dr. Asri Wijayanti, S.H., M.H. (Wakil Rektor 4 UMAHA / Dosen Hukum Ketenagakerjaan)
5. Rizania Kharismasari, S.H., M.H. (Advokat / Ketua Bidang Pendidikan DPC PERADI Surabaya)
6. Dr. Mustaqim, S.H., M.H. (Praktisi Hubungan Industrial / Dosen FH UNAS)
7. Akhmad Irham Faujik, S.Si. (DPMPTSP Provinsi Jawa Timur)

Anda mungkin juga menyukai