Anda di halaman 1dari 20

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB 5

PELAT LANTAI DAN PELAT ATAP

5.1. Perencanaan Pelat Lantai dan Pelat Atap


Pelat lantai merupakan salah satu komponen struktur konstruksi pada suatu
bangunan, baik itu gedung perkantoran maupun rumah tinggal. Pelat lantai adalah
struktur yang pertama kali menerima beban, baik beban mati maupun beban hidup
yang nantinya disalurkan ke system struktur rangka lain. Pelat lantai memiliki
pengertian tidak terletak di atas tanah langsung, melainkan lantai tingkat pembatas
antara yang satu dengan yang lain. Berikut ini gambar denah pelat lantai pada
gedung perkantoran dan restoran yang direncanakan.

Gambar 5. 1 Denah Pelat Lantai 2

71
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

Gambar 5. 2 Denah Pelat Lantai 3

Gambar 5. 3 Denah Pelat Lantai 4


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

Gambar 5. 4 Denah Pelat Atap

Gambar 5. 5. Denah Pelat Lantai 5


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

5.2. Diagram Alir

Mulai

Pelat Pelat
Lantai Atap

Data Desain
a) Geometry :
Lx (bentang pendek pelat)
Ly (bentang panjang pelat)
b) Bahan :
fy (tegangan leleh)
fc (mutu beton)
b (panjang tinjauan)
p (tebal selimut pelat)
D. tul (diameter tulangan)

Perhitungan
a) Cek ketebalan minimum Pelat,
b) Hitung beban :
Beban Mati (qD)
Beban Hidup (qL)
Beban Ultimate (qU)
c) Hitung momen : Mlx, Mly, Mtx, Mty, Mtix, dan Mtiy
d) Hitung penulangan :
Lapangan arah x
Lapangan arah y
Tumpuan arah x
Tumpuan arah y

Hasil : Gambar Kerja

Selesai

Gambar 5. 6 Diagram Alir Pekerjaan Pelat


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

5.3. Perencanaan Pelat Lantai dan Pelat Atap


5.3.1 Data Desain
Data perencanaan pelat terdiri dari perencanaan pelat lantai dan pelat atap sebagai
berikut:
a. Tipe Pelat Lantai dan Pelat Atap
Tabel 5. 1. Tipe Pelat Lantai dan Pelat Atap
Dimensi
Jenis Pelat Tipe Pelat
Ly Lx
A (kantor) 3 2,5
B (ruang meeting) 3 2,5
C (koridor) 3 2,5
D (restoran) 3 2,5
Pelat Lantai E (kantor) 3 3
F (koridor) 3 3
G (restoran) 3 3
H (koridor) 2,5 2
I (restoran) 2,5 2
Pelat Atap J 3 2,5

5.3.2 Perhitungan Perencanaan Pelat Lantai


Pelat lantai yang ditinjau adalah tipe pelat G dengan dimensi pelat 3000 mm × 3000
mm dengan tebal pelat rencana 120 mm.

Gambar 5. 7 Pelat Tipe G


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

76

a. Data Bahan Struktur


Kuat tekan beton (f’c) = 30 MPa
Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur (fy) = 400 MPa
b. Data Pelat Lantai
Panjang bentang pendek pelat, (Lx) = 3 m
Panjang bentang panjang pelat, (Ly) = 3 m
Tebal plat lantai, (h) = 120 mm
Koefisien momen plat untuk: Ly/Lx =1
Momen lapangan x, (Clx) = 36
Momen lapangan y, (Cly) = 36
Momen tumpuan x, (Ctx) = 36
Momen tumpuan y, (Cty) = 36
Diameter tulangan yang digunakan, (D) = 10 mm
Tebal bersih selimut beton, (ts) = 20 mm
Faktor reduksi kekuatan (ϕ) = 0,9

c. Beban Pelat Lantai


1. Beban Mati (Dead Load)

Tabel 5. 2. Beban Mati pada Pelat Lantai

Berat Tebal Q
Jenis Beban Mati
satuan (m) (kN/m2)
Berat sendiri plat lantai (kN/m3) 23,600 0,12 2,832
Berat mortar (kN/m3) 22,600 0,02 0,452
Berat keramik (kN/m3) 23,600 0,01 0,236
Berat pasir (kN/m3) 14,100 0,02 0,282
Berat penggantung dan plafond (kN/m2) 0,180 - 0,150
Berat instalasi (kN/m2) 0,250 - 0,250
Berat partisi (kN/m2) 0,190 - 0,190
Total beban mati (kN/m2), QD = 4,422

2. Beban Hidup (Live Load)


Beban hidup pada lantai bangunan QL = 4,79 kN/m2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

77

3. Beban Rencana Terfaktor


Beban rencana terfaktor, QU = 1,2 QD + 1,6 QL
= 1,2 (4,422) + 1,6 (4,8)
= 13,0 kN/m2
d. Momen Pelat Akibat Beban Terfaktor
𝐿𝑦 3
= =1
𝐿𝑥 3
Pelat lantai tipe dianggap terjepit penuh dalam kondisi II, sehingga:
a. Momen Lapangan Arah x
Mulx = Clx × 0,001 × QU × Lx2
= 36 × 0,001 × 13,0 × 32
= 4,2 kN
b. Momen Lapangan Arah y
Muly = Cly × 0,001 × QU × Lx2
= 36 × 0,001 × 13,0 × 32
= 4,2 kN
c. Momen Tumpuan Arah x
Mutx = Ctx × 0,001 × QU × Lx2
= 36 × 0,001 × 13,0 × 32
= 4,2 kN
d. Momen Tumpuan Arah y
Muty = Cty × 0,001 × QU × Lx2
= 36 × 0,001 × 13,0 × 32
= 4,2 kN
e. Penulangan Pelat
Dari hitungan momen diambil momen maksimum untuk hitungan pelat
Mlx = 4,2 kNm
Mtx = 4,2 kNm
Mly = 4,2 kNm
Mty = 4,2 kNm
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

78

1. Rencana tinggi efektif, dapat dilihat pada gambar

Gambar 5. 8. Perencanaan Tinggi Efektif


Dengan diameter tulangan 10 mm, maka
dx =h–p–½D
= 120 – 20 – ½ (10)
= 95 mm
dy =h–p–D–½D
= 120 – 20 – 10 – ½ (10)
= 85 mm
2. Menentukan nilai 𝛽1, 𝜌𝑚𝑖𝑛 , dan 𝑅𝑚𝑎𝑘𝑠
a. Factor bentuk distribusi tegangan beton 𝛽1
Untuk f’c = 30 MPa → 28 MPa < f’c < 55 MPa, maka
0,05(𝑓 ′ 𝑐−28)
𝛽1 = 0,85 − (SNI 2847:2019 Tabel 22.2.2.4.3)
7

0,05(30 − 28)
𝛽1 = 0,85 −
7
𝛽1 = 0,836
b. Rasio tulangan minimum
𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,0025
c. Rasio tulangan kondisi balance

0,85 × 𝑓′𝑐 600


𝜌𝑏 = ×𝛽×( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦

0,85 × 30 600
𝜌𝑏 = ×𝛽×( )
400 600 + 400

𝜌𝑏 = 0,032
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

79

d. Rasio tulangan maksimum

𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 × 𝜌𝑏

𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 × 0,032

𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,02

e. Factor tahanan momen maksimum


0,5 × 0,75 × 𝜌𝑏 × 𝑓𝑦
𝑅𝑚𝑎𝑥 = 0,75 × 𝜌𝑏 × 𝑓𝑦 × (1 − )
0,85 × 𝑓′𝑐
𝑅𝑚𝑎𝑥 = 0,75 × 0,0320 × 400
0,5 × 0,75 × 0,0320 × 400
× (1 − )
0,85 × 30
𝑅𝑚𝑎𝑥 = 7,79
3. Penulangan Lapangan Arah X
Ditinjau pelat lantai selebar 1 m, b=1000 mm
a. Momen nominal rencana
𝑀𝑈
𝑀𝑛 =
ϕ
4,2
𝑀𝑛 =
0,9
𝑀𝑛 = 4,67 kNm
b. Factor tahanan momen
𝑀𝑛 × 106
𝑅𝑛 =
𝑏 × 𝑑2
4,67 × 106
𝑅𝑛 =
1000 × 952

𝑅𝑛 = 0,52

c. Kontrol tahanan momen


Rn < Rmax
0,52 < 7,79 (OK)
d. Rasio tulangan yang diperlukan

0,85 × 𝑓′𝑐 2 × 𝑅𝑛
𝜌= (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 × 𝑓′𝑐
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

80

0,85 × 30 2 × 0,52
𝜌= (1 − √1 − )
400 0,85 × 30

𝜌 = 0,0008
Rasio tulangan yang digunakan
ρ < ρmin , maka digunakan ρmin = 0,0025
e. Luas tulangan
𝐴𝑠 = 𝜌 × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 = 0,0025 × 1000 × 95
𝐴𝑠 = 237,5 mm2
f. Digunakan tulangan D10 dengan luas tulangan 𝐴𝑠 𝑡𝑢𝑙 =
𝜋
× 102 = 78,5 mm2
4

𝐴𝑠 237,5
𝑛= = = 3,03 ≈ 4 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝐴𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 78,5
b 1000
𝑠= = = 250 𝑚𝑚
n 4
g. Jarak antar tulangan maksimum
𝑠𝑚𝑎𝑥 < 2 × ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑢 450 𝑚𝑚 SNI 2847:2019 Pasal 8.7.2
𝑠𝑚𝑎𝑥 = 2 × 120
𝑠𝑚𝑎𝑥 = 240 mm
𝑠𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 = 200𝑚𝑚
h. Luas tulangan yang diperlukan
𝜋 𝑏
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = × 𝐷2 ×
4 200
3,14 1000
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = × 102 ×
4 200
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 392,7 mm2
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 > 𝐴𝑠 (OK)
i. Tulangan yang digunakan
Digunakan tulangan D10 – 200 mm
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

81

4. Penulangan Lapangan Arah Y


Ditinjau pelat lantai selebar 1 m, b=1000 mm
a. Momen nominal rencana
𝑀𝑈
𝑀𝑛 =
ϕ
4,2
𝑀𝑛 =
0,9
𝑀𝑛 = 4,67 kNm
b. Factor tahanan momen
𝑀𝑛 × 106
𝑅𝑛 =
𝑏 × 𝑑2
4,67 × 106
𝑅𝑛 =
1000 × 852
𝑅𝑛 = 0,65
c. Kontrol tahanan momen
Rn < Rmax
0,65 < 7,79 (OK)
d. Rasio tulangan yang diperlukan

0,85 × 𝑓′𝑐 2 × 𝑅𝑛
𝜌= (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 × 𝑓′𝑐

0,85 × 30 2 × 0,65
𝜌= (1 − √1 − )
400 0,85 × 30

𝜌 = 0,0016
Rasio tulangan yang digunakan
ρ < ρmin , maka digunakan ρmin = 0,0025
e. Luas tulangan
𝐴𝑠 = 𝜌 × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 = 0,0025 × 1000 × 85
𝐴𝑠 = 212,5 mm2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

82

f. Digunakan tulangan D10 dengan luas tulangan 𝐴𝑠 𝑡𝑢𝑙 =


𝜋
× 102 = 78,5 mm2
4
𝐴𝑠 212,5
𝑛= = = 2,7 ≈ 3 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝐴𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 78,5
b 1000
𝑠= = = 333,33 ≈ 330 𝑚𝑚
n 3
g. Jarak antar tulangan maksimum
𝑠𝑚𝑎𝑥 < 2 × ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑢 450 𝑚𝑚 SNI 2847:2019 Pasal 8.7.2.1
𝑠𝑚𝑎𝑥 = 2 × 120
𝑠𝑚𝑎𝑥 = 240 mm
𝑠𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 = 200 mm
h. Luas tulangan yang diperlukan
𝜋 𝑏
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = × 𝐷2 ×
4 200
3,14 1000
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = × 102 ×
4 200
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 392,7 mm2
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 > 𝐴𝑠 (OK)
i. Tulangan yang digunakan
Digunakan tulangan D10 – 200 mm
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

83

5.4. Perencanaan Pelat Atap


Pelat lantai yang ditinjau adalah tipe pelat J dengan dimensi pelat 2500 mm
× 3000 mm dengan tebal pelat rencana 100 mm.

Gambar 5. 9. Pelat Tipe J


5.3.1 Hitungan Perencanaan Pelat Lantai
a. Data Bahan Struktur
Kuat tekan beton (f’c) = 30 MPa
Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur (fy) = 400 MPa
b. Data Pelat Lantai
Panjang bentang pendek pelat, (Lx) = 2,5 m
Panjang bentang panjang pelat, (Ly) = 3 m
Tebal plat lantai, (h) = 100 mm
Koefisien momen plat untuk: Ly/Lx = 1,2
Momen lapangan x, (Clx) = 46
Momen lapangan y, (Cly) = 38
Momen tumpuan x, (Ctx) = 46
Momen tumpuan y, (Cty) = 38
Diameter tulangan yang digunakan, (D) = 8 mm
Tebal bersih selimut beton, (ts) = 20 mm
Faktor reduksi kekuatan (ϕ) = 0,9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

84

c. Beban Pelat Atap


1. Beban Mati (Dead Load)

Tabel 5. 3. Beban Mati pada Pelat Atap

Berat Tebal Q
Jenis Beban Mati
satuan (m) (kN/m2)
Berat sendiri plat atap (kN/m3) 23,600 0,10 2,360
Berat air (kN/m3) 1,000 0,1 0,100
Berat plafon dan penggantung (kN/m2) 0,18 - 0,180
Berat instalasi (kN/m2) 0,25 - 0,250
Total beban mati, QD = 2,890

2. Beban Hidup (Live Load)


Beban hidup pada pelat atap QL =1 kN/m2
3. Beban Rencana Terfaktor
Beban rencana terfaktor, QU = 1,2 QD + 1,6 QL
= 1,2 (2,890) + 1,6 (1)
= 5,1 kN/m2
d. Momen Pelat Akibat Beban Terfaktor
𝐿𝑦 3
= = 1,2
𝐿𝑥 2,5
Pelat lantai tipe dianggap terjepit penuh dalam kondisi II, sehingga:
a. Momen Lapangan Arah x
Mulx = Clx × 0,001 × QU × Lx2
= 46 × 0,001 × 5,1 × 2,52
= 1,46 kN
b. Momen Lapangan Arah y
Muly = Cly × 0,001 × QU × Lx2
= 38 × 0,001 × 5,1 × 2,52
= 1,20 kN
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

85

c. Momen Tumpuan Arah x


Mutx = Ctx × 0,001 × QU × Lx2
= 46 × 0,001 × 5,1 × 2,52
= 1,46 kN
d. Momen Tumpuan Arah y
Muty = Cty × 0,001 × QU × Lx2
= 38 × 0,001 × 5,1 × 2,52
= 1,20 kN
e. Penulangan Pelat
Dari hitungan momen diambil momen maksimum untuk hitungan pelat
Mlx = 1,46 kNm
Mtx = 1,46 kNm
Mly = 1,20 kNm
Mty = 1,20 kNm
1. Rencana tinggi efektif, dapat dilihat pada gambar

Gambar 5. 10. Perencanaan Tinggi Efektif


Dengan diameter tulangan 10 mm, maka
dx =h–p–½D
= 100 – 20 – ½ (8)
= 76 mm
dy =h–p–D–½D
= 100 – 20 – 8 – ½ (8)
= 68 mm
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

86

2. Menentukan nilai β, 𝜌𝑚𝑖𝑛 , dan 𝑅𝑚𝑎𝑘𝑠


a. Factor bentuk distribusi tegangan beton 𝛽1
Untuk f’c = 30 MPa → 28 MPa < f’c < 55 MPa, maka
0,05(f′ c−28)
β1 = 0,85 − (SNI 2847:2019 Tabel 22.2.2.4.3)
7

0,05(30 − 28)
β1 = 0,85 −
7
β1 = 0,836
b. Rasio tulangan minimum
𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,0025
c. Rasio tulangan kondisi balance
0,85 × 𝑓′𝑐 600
𝜌𝑏 = ×𝛽×( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 × 30 600
𝜌𝑏 = ×𝛽×( )
400 600 + 400
𝜌𝑏 = 0,032
d. Rasio tulangan maksimum
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 × 𝜌𝑏
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 × 0,032
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,02
e. Factor tahanan momen maksimum
0,5 × 0,75 × 𝜌𝑏 × 𝑓𝑦
𝑅𝑚𝑎𝑥 = 0,75 × 𝜌𝑏 × 𝑓𝑦 × (1 − )
0,85 × 𝑓′𝑐
𝑅𝑚𝑎𝑥 = 0,75 × 0,0320 × 400
0,5 × 0,75 × 0,0320 × 400
× (1 − )
0,85 × 30
𝑅𝑚𝑎𝑥 = 7,79
3. Penulangan Lapangan Arah X
Ditinjau pelat lantai selebar 1 m, b=1000 mm
a. Momen nominal rencana
𝑀𝑈
𝑀𝑛 =
ϕ
1,46
𝑀𝑛 =
0,9
𝑀𝑛 = 1,62 kNm
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

87

b. Factor tahanan momen


𝑀𝑛 × 106
𝑅𝑛 =
𝑏 × 𝑑2
1,62 × 106
𝑅𝑛 =
1000 × 762
𝑅𝑛 = 0,28
c. Kontrol tahanan momen
Rn < Rmax
0,28 < 7,79 (OK)
d. Rasio tulangan yang diperlukan

0,85 × 𝑓′𝑐 2 × 𝑅𝑛
𝜌= (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 × 𝑓′𝑐

0,85 × 30 2 × 0,202
𝜌= (1 − √1 − )
400 0,85 × 30

𝜌 = 0,0007
Rasio tulangan yang digunakan
ρ > ρmin , maka digunakan ρ = 0,0025
e. Luas tulangan
𝐴𝑠 = 𝜌 × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 = 0,0025 × 1000 × 76
𝐴𝑠 = 190 mm2
𝜋
f. Digunakan tulangan D10 dengan luas tulangan 𝐴𝑠 𝑡𝑢𝑙 = 4 × 82 =

50,3 mm2
𝐴𝑠 190
𝑛= = = 3,7 ≈ 4 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝐴𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 50,3
b 1000
𝑠= = = 250 𝑚𝑚
n 4
g. Jarak antar tulangan maksimum
𝑠𝑚𝑎𝑥 < 2 × ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑢 450 𝑚𝑚 SNI 2847:2019 Pasal 8.7.2.1
𝑠𝑚𝑎𝑥 = 2 × 100
𝑠𝑚𝑎𝑥 = 200 mm
𝑠𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 = 200 𝑚𝑚
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

88

h. Luas tulangan yang diperlukan


𝜋 𝑏
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = × 𝐷2 ×
4 𝑠
3,14 1000
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = × 82 ×
4 200
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 251,3 mm2
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 > 𝐴𝑠 (OK)
i. Tulangan yang digunakan
Digunakan tulangan D10 – 200 mm

4. Penulangan Lapangan Arah Y


Ditinjau pelat lantai selebar 1 m, b=1000 mm
a. Momen nominal rencana
𝑀𝑈
𝑀𝑛 =
ϕ
1,20
𝑀𝑛 =
0,9
𝑀𝑛 = 1,34 kNm
b. Factor tahanan momen
𝑀𝑛 × 106
𝑅𝑛 =
𝑏 × 𝑑2
1,34 × 106
𝑅𝑛 =
1000 × 682
𝑅𝑛 = 0,29
c. Kontrol tahanan momen
Rn < Rmax
0,29 < 7,81 (OK)
d. Rasio tulangan yang diperlukan

0,85 × 𝑓′𝑐 2 × 𝑅𝑛
𝜌= (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 × 𝑓′𝑐

0,85 × 30 2 × 0,29
𝜌= (1 − √1 − )
400 0,85 × 30

𝜌 = 0,0007
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

89

Rasio tulangan yang digunakan


ρ > ρmin , maka digunakan ρmin = 0,0025
e. Luas tulangan
𝐴𝑠 = 𝜌 × 𝑏 × 𝑑
𝐴𝑠 = 0,0025 × 1000 × 68
𝐴𝑠 = 170 mm2
𝜋
f. Digunakan tulangan D10 dengan luas tulangan 𝐴𝑠 𝑡𝑢𝑙 = 4 × 82 =

50,3 mm2
𝐴𝑠 170
𝑛= = = 2,7 ≈ 4𝑏𝑢𝑎ℎ
𝐴𝑠 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 50,3
b 1000
𝑠= = = 250 𝑚𝑚
n 4
g. Jarak antar tulangan maksimum
𝑠𝑚𝑎𝑥 < 2 × ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑢 450 𝑚𝑚 SNI 2847:2019 Pasal 8.7.2.1
𝑠𝑚𝑎𝑥 = 2 × 100
𝑠𝑚𝑎𝑥 = 200 mm
h. Luas tulangan yang diperlukan
𝜋 𝑏
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = × 𝐷2 ×
4 𝑠
3,14 1000
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = × 82 ×
4 200
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 251,3 mm2
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 > 𝐴𝑠 (OK)
i. Tulangan yang digunakan
Digunakan tulangan D10 – 200 mm
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

90

5.5. Output
Rekapitulasi perhitungan tulangan pelat lantai dan pelat atap disajikan dalam
table berikut ini.

Tabel 5. 4. Rekapitulasi Penulangan Pelat

Jenis Tebal Tipe Arah X Arah Y


Pelat (mm) Pelat Tump Lap Tump Lap
A D10-200 D10-200 D10-200 D10-200
B D10-200 D10-200 D10-200 D10-200
C D10-200 D10-200 D10-200 D10-200
D D10-200 D10-200 D10-200 D10-200
Pelat
120 E D10-200 D10-200 D10-200 D10-200
Lantai
F D10-200 D10-200 D10-200 D10-200
G D10-200 D10-200 D10-200 D10-200
H D10-200 D10-200 D10-200 D10-200
I D10-200 D10-200 D10-200 D10-200
Pelat Atap 100 J D8-200 D8-200 D8-200 D8-200

Anda mungkin juga menyukai