Sekolah : SMA X
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X IIS/Ganjil
Materi Pokok : Konsep Wilayah dan Tata Ruang
Alokasi Waktu : 4 x 4 JP (45’)
A. Kompetensi Inti
No Kompetensi Inti
1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1. Memahami 3.1.1. Menjelaskan pengertian konsep wilayah dan tata ruang
konsep wilayah 3.1.2. Menjelaskan pembangunan dan perkembangan wilayah
dan perwilayahan 3.1.3. Menjelaskan perencanaan tata ruang nasional, provinsi, dan
dala perencanaan kabupaten / kota
tata ruangwilayah 3.1.4. Menganalisa permasalahan dalam penerapan perencanaan
nasional, tata ruan wilayah.
provinsi, dan
kabupaten/kota
4.1. Membuat peta 4.1.1. Mengumpulkan informasi/data melalui observasi berkiatan
pengelompokan penggunaan lahan di wilayah baik kabupaten / kota / provinsi
4.1.2. Mengolah informasi/data melalui observasi berkaitan dengan
penggunaan lahan penggunaan lahan di wilayah baik kabupaten / kota / provinsi
di wilayah 4.1.3. Menyajikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan
kabupaten / kota/ lahan di wilayah kabupaten / kota / provinsi dalam bentuk
peta
provinsi
berdasarkan data
wilayah setempat
C. Tujuan
Melalui pembelajaran berbasis aktivitas diharapkan peserta didik mampu: memahami konsep dasar wilayah dan
tata ruang wilayah dan berbagai permasalahan yang teradi karena adanya perencanaan wilayah. Menyajikan
contoh pembuatan perencanaan tata ruang baik di wilayah kabupaten / kota/ provinsi dengan mengembangkan
nila karakter gotong royong dan kerja sama.
1
D. Materi Pembelajaran
1. Wilayah dan tata ruang, meliputi:
a. Pengertian wilayah
b. Konsep wilayah
c. Perwilayahan
d. Tata ruang
2. Pembanguanan dan pertumbuhan wilayah, meliputi:
a. Pembangunan wilayah
b. Pertumbuhan wilayah
3. Perencanaan tata ruang nasiona, provinsi, dan kabupaten / kota
E. Metode:
Tanya jawab
Diskusi
Penugasan
Model :
Learning commmunity dengan Discovery learning
F. Media pembelajaran:
Alat:
LCD Proyektor
Laptop
Power point
Peta, Gambar, dan/artikel
Sumber:
Yasindhu Sinto P. 2016. Geografi SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Internet
G. KegiatanPembelajaran
Pertemuan keenam
Indikator Pencapaian Kompetensi:
Kegiatan Inti
Sintak model Kegiatan pembelajaran
pembelajaran
Orientasi peserta Mengamati
didik kepada Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
masalah memusatkan perhatian (Berpikir kritis dan bekerjasama (4C)
dalam mengamati permasalahan (literasi membaca) dengan
rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah (Karakter)pada
topic dengan cara : 55
Melihat (tanpa atau dengan alat) Berpikir kritis dan menit
bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan
(literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan
pantang menyerah (Karakter). Menayangkan
gambar/foto/tabel
Mengamati Berpikir kritis dan bekerjasama (4C)
dalammengamati permasalahan (literasi membaca)
dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah
(Karakter). lembar kerja, pemberian contoh-contoh
materi/soal untuk dapat dikembangkan peserta didik,
dari media interaktif,
Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung), (Literasi) materi dari buku
paket atau buku-buku penunjang lain,
Mendengar pemberian materi oleh guru
Menyimak, penjelasan pengantar kegiatan/materi
secara garis besar/global tentang materi pelajaran untuk
melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Membimbing Mengumpulkan informasi
penyelidikan Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi (Berpikir
individu dan kritis, kreatif, bekerjasama dan saling berkomunikasi dalam
kelompok kelompok (4C), dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab dan
pantang menyerah (Karakter),literasi (membaca) yang dapat
mendukung jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan,
baik dari buku paket maupun sumber lain seperti internet;
3
melalui kegiatan:
Membaca sumber lain selain buku teks,
Mengunjungi perpustakaan untuk membaca dari berbagai
sumber terkait dengan materi permasalahan dalam perencanaan
tata ruang wilayah.
Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi kelompok atau
kegiatan lain guna menemukan solusi masalah terkait materi
pokok yaitu: permasalahan dalam perencanaan tata ruang
wilayah.
Aktivitas (Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif,
berkomunikasi dan bekerjasama (4C)
Peserta didik diminta mencari materi yang berkaitan dengan
permasalahan dalam perencanaan tata ruang wilayah.
Mendiskusikan Berpikir kritis, kreatif, bekerjasama
dan saling berkomunikasi dalam kelompok (4C),
dengan rasa ingin tahu dan pantang menyerah
(Karakter) Peserta didik dibagi kelompok dengan
anggota 2-3 orang. Diskusi soal essay berikut ini.
Essay:
1. Sebutkan masalah dalam perencanaan tata ruang
kaitannya dengan pertumbuhan jumlah penduduk!
2. Jelaskan hubungan antara ekonomi dengan
perencanaan tata ruang wilayah!
3. Berikan contoh permasalahan tata ruang wilayah
dalam ranah sosial budaya!
4. Bagaiman upaya pemerintah dalam mengurangi
permsalahan yang ditimbulkan karena adanya
perencanaan tata ruang tersebut!
Mengembangkan Mengkomunikasikan
dan menyajikan Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
hasil karya Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta
4
didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya
Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang
telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
Menganalisa & Mengasosiasikan
mengevaluasi Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari
proses guru terkait pembelajaran
pemecahan Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
masalah kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada
lembar
kerja.
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran
yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh
menghadapi
masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup
Peserta didik :
Membuat rangkuman/simpulan pelajaran. tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik yang
selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut
peringkat, untuk penilaian projek.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
Evaluasi secara individu dengan tes tertulis
Menyampaikan materi pembelajaranan berikutnya interaksi keruangan desa kota 20
Memberi salam menit
5
Lampiran
Lampiran Penilaian:
Instrumen Penilaian keenam
Waktu Tindak
No Nama Peserta Didik Kejadian prilaku Butir sikap Pos/neg
lanjut
1 +
2
3
4
5
…
6
audien
Nilai rata-rata
Kriteria Penilaian:
Kelas/Semester: X / Ganjil
Soal uraian
kisi-kisi
C2 2. Diberikan soal
tentang
permasalahan
disektor
lingkungan karena
penerapan tata
ruang wilayah.
Soal :
1. Bagaimana peran masyarakat dalam upaya pemanfaatan ruang!
2. Berikan permasalahan ingkungan hidup akibat penerapan tata ruang wilayah!
Kunci jawaban:
1. Peran masyarakat dalam upaya pemanfaatan ruang antara lain sebagai berikut:
a) Memberikan masukan berkaitan dengan kebijakan pemanfaatan ruang,
b) Melakukan kerja sama dengan pemerintah, pemerintah daerah, dan/ atau sesama unsur
masyarakat dalam pemanfaatan ruang,
7
c) Kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan
meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam,
d) Melakukan kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Beberapa masalah lingkungan hidup terjadi karena adanya penyimpangan dalam penerapan tata
ruang wilayah antara lain sebagai berikut.
a) Berkurangnya lahan hijau, karena penerapan tata ruang yang kurang tepat
b) Berkurannya daerah penyangga, resapan air sehinga dapat terjadi banjir, tanah longosr dan
bencana alam lainnya.
Dapat disimpulkan, wilayah adalah area di permukaan bumi yang dibatasi oleh kenampakan tertentu yang
bersifat khas dan membedakan wilayah tersebut dengan wilayah lainnya. Misalnya, wilayah hutan berbeda
dengan wilayah pertanian, wilayah kota berbeda dengan perdesaan.
8
B. Pembagian Wilayah
1. Wilayah Formal (Uniform Region)
Wilayah yang dicirikan berdasarkan keseragaman atau homogenitas tertentu. Misalnya berdasarkan kriteria
fisik atau alam maupun kriteria sosial budaya.
1. Wilayah formal berdasarkan kriteria fisik didasarkan pada kesamaan topografi, jenis batuan, iklim, dan
vegetasi. Misalnya wilayah pegunungan kapur (karst), wilayah beriklim dingin, dan wilayah vegetasi
mangrove.
2. Wilayah formal berdasarkan kriteria sosial budaya misalnya wilayah suku Banjar, wilayah industri
tekstil, dan wilayah pertanian sawah basah.
2. Wilayah Fungsional (Nodal Region)
Wilayah yang dicirikan dengan kegiatan yang saling berhubungan antara beberapa pusat kegiatan secara
fungsional. Misalnya wilayah Jabodetabek secara fisik memang berbeda (heterogen), namun secara fungsional
saling berhubungan dalam memenuhi kebutuhan hidup di setiap wilayah.
Pembagian wilayah menurut Rustiadi sebagai berikut.
a. wilayah homogen
konsep wilayah homogen adalah konsep wilayah yang didasarkan pada kenyataan
bahwa faktor-faktor dominan pada wilayah tersebut bersifat homogen. Sementara itu,
faktor-faktor yang tidak dominan mungkin saja beragam (hetergon). Faktor alamiah
antara lain mencakup kemampuan topografi dan iklim. Sedangkan faktor artifisial
antara lain mencakup faktor-faktor sosial seperti suku bangsa, budaya, perilaku sosial,
pandangan politik, dan tingkat pendapatan.
b. wilayah sistem/fungsional
wilayah fungsional merupaan konsep wilayahsebagai suatu yang menekankan
perbedaan dua komponen wilayah yang terpisah berdasarkan fungsinya. Konsep ini
terdii dari dua hal sebagai berikut.
1) Konsep wilayah sistemm sederhana (dikotomis), konsep ini mengacu pada wilayah
yang bertumpu pada sistem kebergantungan atau keterkaitan anatar dua bagian
wilayah.
2) Konsep wilayah sistem kompleks (nondikotomis), konsep ini menggambarkan
interaksi antarwilayah sebagai suatusistem yang terdiri dari berbagai komponen-
komponen bersifat kompleks.
c. wilayah perencanaan/pengelolaan (planning region atau programming region)
wilayah perencanaan/pengelolaan tidak selalu berwujud administratif, melainkan dapat
berupa wilaya yang memiliki sifat-sifat tertentu baik sifat alamiah maupun
nonalamiah. Wilayah perencanaan khusu dapat ditunjukkan untuk percepatan
ertumbuhan wilayah serta produktivitas atau mobilisasi sumber daya dan efisiensi.
Contohnya, kawasan pengembangan ekonomi terpadu (kapet). Kawasan ini
9
merupakan wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang memiliki potensi untuk
seat tumbuh, dan / atau mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakan
pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya, dan / atau memerlukan dana insvestasi
yang besar bagi pengembangnya.
C. Perwilayahan
Perwilayahan (regionalisasi) adalah suatu proses penggolongan wilayah berdasarkan kriteria tertentu.
Klasifikasi atau penggolongan wilayah dapat dilakukan secara formal maupun fungsional. Dalam perencanaan
pembangunan, pemerintah harus memahami kondisi suatu wilayah karena setiap wilayah memiliki kondisi
yang berbeda-beda.
Penggolongan wilayah secara garis besar terbagi atas:
1. Natural Region (Wilayah Alamiah atau Fisik); berdasarkan ketampakan alami, seperti wilayah
pertanian dan kehutanan.
2. Single Feature Region (Wilayah Ketampakan Tunggal); berdasarkan pada satu ketampakan, seperti
wilayah berdasarkan iklim, hewan, atau iklim saja.
3. Generic Region (Wilayah Berdasarkan Jenisnya); didasarkan pada ketampakan jenis atau tema
tertentu. Misalnya di wilayah hutan hujan tropis yang ditonjolkan hanyalah flora tertentu seperti
anggrek.
4. Specific Region (Wilayah Spesifik atau Khusus); dicirikan kondisi grafis yang khas dalam
hubungannya dengan letak, adat istiadat, budaya, dan kependudukan secara umum. Misalnya wilayah
Asia Tenggara, Eropa Timur, dsb.
5. Factor Analysis Region (Wilayah Analisis Faktor); berdasarkan metoda statistik-deskriptif atau
dengan metoda statistik-analitik. Penentuan wilayah berdasarkan analisis faktor terutama bertujuan
untuk hal-hal yang bersifat produktif, seperti penentuan wilayah untuk tanaman jagung dan kentang.
10
E. Pembangunan wilayah
Pembangunan adalah upaya secara sadar dari manusia untuk memanfaatkan lingkungan dalam usaha
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan adanya pembangunan, kehidupan dan kesejahteraan manusia dapat
meningkat.
3. Pengendalian ekosisitem dan jenis spesies sebagai sumber daya bagi pembangunan.
4. Pengembangan industri.
Pembagian wilayah ditujukan untuk pemantapan dalam perumusan dan pengarahan kegiatan pembangunan.
Hal tersebut bertujuan agar pelaksanaan pembangunan bisa berjalan serasi dan seimbang, baik di dalam
wilayah pembangunan maupun antarwilayah pembangunan di seluruh Indonesia.
11
Tujuan akhir pembagian wilayah pembangunan ini adalah pemerataan pembangunan di seluruh wilayah
Indonesia.
Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah merupakan salah satu cara untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan pembangunan.
12
Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018, maka pengembangan wilayah akan ditujukan
pada pertumbuhan dan pemerataan pembangunan. Pertumbuhan pembangunan daerah pada tahun 2018 akan
didorong melalui pertumbuhan peranan sektor jasa-jasa, sektor industri pengolahan dan sektor pertanian.
Peningkatan kontribusi sektor-sektor tersebut dilakukan seiring dengan terus dikembangkannya kawasan-
kawasan strategis di wilayah yang menjadi main prime mover (pendorong pertumbuhan utama) antara lain
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri, Kawasan Perkotaan (megapolitan dan metropolitan),
Kawasan Pariwisata serta Kawasan yang berbasis pertanian dan potensi wilayah seperti agropolitan dan
minapolitan.
F. Pertumbuhan wilayah
Merupakan laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Pusat pertumbuhan (growth
pole) adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhan pembangunannya sangat pesat jika dibandingkan
dengan wilayah lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan wilayah lain di sekitarnya.
1. Teori tempat sentral (Walter Christaller). Menurut Christaller, kota sentral merupakan pusat bagi
daerah sekitarnya yang menjadi penghubung perdagangan dengan wilayah lain. Selanjutnya, Christaller
menyebutkannya sebagai tempat sentral karena tempat yang sentral tersebut tidaklah semata-mata hanya
bergantung kepada aspek permukiman penduduk. Dalam teori in digambarkan bahwa tempat sentral
merupakan suatu titik simpul dari suatu bentuk heksagonal atau segienam. Daerah segienam ini merupakan
wilayah-wilayah yang penduduknya mampu terlayani oleh tempat yang sentral tersebut. Tempat sentral dan
daerah yang dipengaruhinya (komplementer), pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
hirarki 3 (K=3), hirarki 4 (K=4), dan hirarki 7 (K=7).
a. Hirarki 3 (K=3)
13
Pusat pelayanan berupa pasar yang selalu menyediakan kebutuhan bagi daerah sekitarnya, sering
disebut kasus pasar optimal. Selain mempengaruhi wilayahnya sendiri, wilayah ini juga mempengaruhi
sepertiga bagian dari masing-masing wilayah tetangganya.
Struktur ini disebut Christaller sebagai asas pasar. Dalam arti, semua daerah harus dilengkapi dengan
barang-barang yang diperlukan dan lokasi tempat-tempat sentral harus harus sesedikit mungkin.
b. Hirarki 4 (k=4)
Wilayah ini dan daerah sekitarnya yang terpengaruh memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang paling
efisien. Tempat sentral ini disebut pula situasi lalu lintas yang optimum. Situasi lalu lintas yang optimum
ini memiliki pengaruh setengah bagian di masing-masing wilayah tetangganya.
Struktur ini disebut Christaller sebagai asas pengangkutan. Menurut asas pengangkutan, penyebaran
tempat-tempat sentral paling menguntungkan apabila terdapat tempat penting terletak pada jalan yang
menghubungkan dua kota. Jalan penghubung dua kota ini hendaknya berjarak pendek dan lurus.
c. Hirarki 7 (k=7)
14
Selain mempengaruhi wilayahnya sendiri, juga mempengaruhi seluruh bagian (satu bagian) masing-masing
wilayah tetangganya. Wilayah ini disebut juga situasi administratif yang optimum. Situasi administratif
yang dimaksud dapat berupa kota pusat pemerintahan. Pengaruh tempat yang sentral dapat diukur berdasarkan
hirarki tertentu, dan bergantung pada luasan heksagonal yang dilingkupinya.
Menurut Christaller, daerah ini sesuai dengan asas pemerintahan. Asas pemerintahan lebih ditekankan pada
penyatuan dan perlindungan kelompok masyarakat yang terpisah dari ancaman musuh. Oleh karena itu, sebuah
tempat sentral ideal menurut asas pemerintahan adalah kota besar yang berada di tengah-tengah kota dan
dikelilingi oleh kotakota satelit dan tak berpenghuni di pinggirnya.
Ketiga asas yang telah dikemukakan, masing-masing menentukan sistem tempat-tempat sentral dengan cara
yang berbeda-beda. Asas pasar dan pengangkutan dipengaruhi oleh motif ekonomi, sedangkan asas
pemerintahan dipengaruhi oleh kekuasaan negara.
15
sumber: sutartogeo.blogspot.co.id
Gambar di atas mencerminkan progresi wilayah pasaran untuk berbagai barang dan jasa dengan ambang yang
semakin meningkat. Masing-masing barang dan jasa terdapat di berbagai wilayah pasaran pada bentang lahan
yang disusun dengan penumpukan di atas wilayah pasaran lainnya yang berbentuk heksagonal.
Daerah dengan penduduk padat akan cepat berkembang (gambar A ditunjukkan dengan titik-titik, B berupa
noda hitam serta di C secara mendetail). Berdasarkan teori sektor oleh Losch dapat disimpulkan bahwa suatu
kota akan lebih cepat berkembang bila penduduknya padat dengan wilayah yang luas.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang
wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan jangka panjang. Jangka waktu Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional adalah 20 (dua puluh) tahun, ditinjau kembali satu kali dalam lima tahun.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) memuat:
1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional;
2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional;
3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional;
4. Pewujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta
keserasian antarsektor;
5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
6. Penataan ruang kawasan strategis nasional;
7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi kebijakan pengembangan struktur ruang dan
pola ruang.
Struktur ruang wilayah nasional:
1. Akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah.
2. Kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber
daya air.
16
Peta Struktur Ruang Wilayah Nasional (Sumber: bkprn.org)
Pola ruang wilayah nasional:
1. Kawasan lindung.
2. Kawasan budi daya.
3. Kawasan strategis nasional.
17
Perencanaan Tata Ruang Wilayah Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari
wilayah provinsi. Dalam penyusunannya harus mengacu pada RTRWN, pedoman bidang penataan ruang, dan
rencana pembangunan jangka panjang daerah.
Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota adalah rencana tata ruang yang bersifat umum
dari wilayah kabupaten, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten, rencana
struktur ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten, penetapan kawasan strategis
kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten.
18