Anda di halaman 1dari 74

ORASI ILMIAH GURU BESAR IPB ORASI ILMIAH GURU BESAR IPB

BERAS ANALOG SEBAGAI VEHICLE BERAS ANALOG SEBAGAI VEHICLE


PENGANEKARAGAMAN PANGAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN

ORASI ILMIAH ORASI ILMIAH


Guru Besar Tetap Guru Besar Tetap
Fakultas Teknologi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto

AUDITORIUM REKTORAT AUDITORIUM REKTORAT


GEDUNG ANDI HAKIM NASOETION GEDUNG ANDI HAKIM NASOETION
INSTITUT PERTANIAN BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR
21 JUNI 2014 21 JUNI 2014

ORASI ILMIAH GURU BESAR IPB ORASI ILMIAH GURU BESAR IPB

BERAS ANALOG SEBAGAI VEHICLE BERAS ANALOG SEBAGAI VEHICLE


PENGANEKARAGAMAN PANGAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN

ORASI ILMIAH ORASI ILMIAH


Guru Besar Tetap Guru Besar Tetap
Fakultas Teknologi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto

AUDITORIUM REKTORAT AUDITORIUM REKTORAT


GEDUNG ANDI HAKIM NASOETION GEDUNG ANDI HAKIM NASOETION
INSTITUT PERTANIAN BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR
21 JUNI 2014 21 JUNI 2014
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan,
dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon korma yang dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon korma yang
bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang
sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas
sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum
yang berpikir”. (QS. Ar-Ra`d [13] : 4) yang berpikir”. (QS. Ar-Ra`d [13] : 4)

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan,
dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon korma yang dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon korma yang
bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang
sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas
sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum
yang berpikir”. (QS. Ar-Ra`d [13] : 4) yang berpikir”. (QS. Ar-Ra`d [13] : 4)
UCAPAN SELAMAT DATANG UCAPAN SELAMAT DATANG
Bismillahhirrohmanirrohim. Bismillahhirrohmanirrohim.
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang terhormat, Yang terhormat,
Rektor IPB Rektor IPB
Ketua dan Anggota Majelis Wali Amanah IPB Ketua dan Anggota Majelis Wali Amanah IPB
Ketua dan Anggota Senat Akademik IPB Ketua dan Anggota Senat Akademik IPB
Ketua dan Anggota Dewan Guru Besar IPB Ketua dan Anggota Dewan Guru Besar IPB
Para Wakil Rektor, Dekan dan Pejabat Struktural di IPB Para Wakil Rektor, Dekan dan Pejabat Struktural di IPB
Teman-teman sejawat, staf pengajar, tenaga kependidikan, alumni, Teman-teman sejawat, staf pengajar, tenaga kependidikan, alumni,
mahasiswa, keluarga dan hadirin sekalian yang saya muliakan. mahasiswa, keluarga dan hadirin sekalian yang saya muliakan.
Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji dan Syukur yang tak Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji dan Syukur yang tak
terhingga kepada Allah SWT atas segala nikmat yang dilimpahkan terhingga kepada Allah SWT atas segala nikmat yang dilimpahkan
kepada kita semua, sehingga kita dapat bersilaturahim untuk kepada kita semua, sehingga kita dapat bersilaturahim untuk
menghadiri acara Orasi Ilmiah ini. menghadiri acara Orasi Ilmiah ini.
Pada kesempatan yang sangat berharga ini, perkenankan saya untuk Pada kesempatan yang sangat berharga ini, perkenankan saya untuk
menyampaikan orasi ilmiah dengan judul: menyampaikan orasi ilmiah dengan judul:

BERAS ANALOG SEBAGAI VEHICLE BERAS ANALOG SEBAGAI VEHICLE


PENGANEKARAGAMAN PANGAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN
Topik orasi ini saya pilih sebagai upaya saya untuk menjawab Topik orasi ini saya pilih sebagai upaya saya untuk menjawab
mengapa kekayaan sumber karbohidrat kita yang berlimpah tidak mengapa kekayaan sumber karbohidrat kita yang berlimpah tidak
dapat sampai ke meja makan sehingga kita hanya bergantung pada dapat sampai ke meja makan sehingga kita hanya bergantung pada
satu komoditas pangan pokok beras. satu komoditas pangan pokok beras.

UCAPAN SELAMAT DATANG UCAPAN SELAMAT DATANG


Bismillahhirrohmanirrohim. Bismillahhirrohmanirrohim.
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang terhormat, Yang terhormat,
Rektor IPB Rektor IPB
Ketua dan Anggota Majelis Wali Amanah IPB Ketua dan Anggota Majelis Wali Amanah IPB
Ketua dan Anggota Senat Akademik IPB Ketua dan Anggota Senat Akademik IPB
Ketua dan Anggota Dewan Guru Besar IPB Ketua dan Anggota Dewan Guru Besar IPB
Para Wakil Rektor, Dekan dan Pejabat Struktural di IPB Para Wakil Rektor, Dekan dan Pejabat Struktural di IPB
Teman-teman sejawat, staf pengajar, tenaga kependidikan, alumni, Teman-teman sejawat, staf pengajar, tenaga kependidikan, alumni,
mahasiswa, keluarga dan hadirin sekalian yang saya muliakan. mahasiswa, keluarga dan hadirin sekalian yang saya muliakan.
Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji dan Syukur yang tak Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji dan Syukur yang tak
terhingga kepada Allah SWT atas segala nikmat yang dilimpahkan terhingga kepada Allah SWT atas segala nikmat yang dilimpahkan
kepada kita semua, sehingga kita dapat bersilaturahim untuk kepada kita semua, sehingga kita dapat bersilaturahim untuk
menghadiri acara Orasi Ilmiah ini. menghadiri acara Orasi Ilmiah ini.
Pada kesempatan yang sangat berharga ini, perkenankan saya untuk Pada kesempatan yang sangat berharga ini, perkenankan saya untuk
menyampaikan orasi ilmiah dengan judul: menyampaikan orasi ilmiah dengan judul:

BERAS ANALOG SEBAGAI VEHICLE BERAS ANALOG SEBAGAI VEHICLE


PENGANEKARAGAMAN PANGAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN
Topik orasi ini saya pilih sebagai upaya saya untuk menjawab Topik orasi ini saya pilih sebagai upaya saya untuk menjawab
mengapa kekayaan sumber karbohidrat kita yang berlimpah tidak mengapa kekayaan sumber karbohidrat kita yang berlimpah tidak
dapat sampai ke meja makan sehingga kita hanya bergantung pada dapat sampai ke meja makan sehingga kita hanya bergantung pada
satu komoditas pangan pokok beras. satu komoditas pangan pokok beras.
Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto

Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
Ucapan Selamat Datang............................................................ v Ucapan Selamat Datang............................................................ v
Foto Orator............................................................................ vii Foto Orator............................................................................ vii
Daftar Isi................................................................................. ix Daftar Isi................................................................................. ix

Pendahuluan................................................................................. 1 Pendahuluan................................................................................. 1
Budaya Ketergantungan pada Beras............................................... 3 Budaya Ketergantungan pada Beras............................................... 3
Produksi dan Konsumsi Beras....................................................... 3 Produksi dan Konsumsi Beras....................................................... 3
Konsumsi Karbohidrat non Beras.................................................. 5 Konsumsi Karbohidrat non Beras.................................................. 5
Program Penganekaragaman Pangan............................................. 7 Program Penganekaragaman Pangan............................................. 7
Program Penganekaragaman yang Telah Berjalan.......................... 7 Program Penganekaragaman yang Telah Berjalan.......................... 7
Pembelajaran dari Penganekaragaman Pangan Pembelajaran dari Penganekaragaman Pangan
Berbasis Tepung Terigu................................................................ 9 Berbasis Tepung Terigu................................................................ 9
Potensi Sumber Karbohidrat Non Beras...................................... 10 Potensi Sumber Karbohidrat Non Beras...................................... 10
Potensi Sumber Karbohidrat....................................................... 10 Potensi Sumber Karbohidrat....................................................... 10
Komposisi Zat Gizi Berbagai Sumber karbohidrat....................... 10 Komposisi Zat Gizi Berbagai Sumber karbohidrat....................... 10
Terobosan Pengembangan Vehicle Penganekaragaman Pangan.... 12 Terobosan Pengembangan Vehicle Penganekaragaman Pangan.... 12
Vehicle Penganekaragaman Pangan.............................................. 12 Vehicle Penganekaragaman Pangan.............................................. 12
Teknologi Pengolahan Beras Analog........................................... 13 Teknologi Pengolahan Beras Analog........................................... 13
Eksplorasi Bahan Baku Beras Analog........................................... 15 Eksplorasi Bahan Baku Beras Analog........................................... 15
Fungsi Beras Analog.................................................................... 16 Fungsi Beras Analog.................................................................... 16
Penelitian dan Pengembangan Beras Analog Sebagai Penelitian dan Pengembangan Beras Analog Sebagai
Vehicle Penganekaragaman Pangan Ke depan.............................. 23 Vehicle Penganekaragaman Pangan Ke depan.............................. 23

DAFTAR ISI DAFTAR ISI


Ucapan Selamat Datang............................................................ v Ucapan Selamat Datang............................................................ v
Foto Orator............................................................................ vii Foto Orator............................................................................ vii
Daftar Isi................................................................................. ix Daftar Isi................................................................................. ix

Pendahuluan................................................................................. 1 Pendahuluan................................................................................. 1
Budaya Ketergantungan pada Beras............................................... 3 Budaya Ketergantungan pada Beras............................................... 3
Produksi dan Konsumsi Beras....................................................... 3 Produksi dan Konsumsi Beras....................................................... 3
Konsumsi Karbohidrat non Beras.................................................. 5 Konsumsi Karbohidrat non Beras.................................................. 5
Program Penganekaragaman Pangan............................................. 7 Program Penganekaragaman Pangan............................................. 7
Program Penganekaragaman yang Telah Berjalan.......................... 7 Program Penganekaragaman yang Telah Berjalan.......................... 7
Pembelajaran dari Penganekaragaman Pangan Pembelajaran dari Penganekaragaman Pangan
Berbasis Tepung Terigu................................................................ 9 Berbasis Tepung Terigu................................................................ 9
Potensi Sumber Karbohidrat Non Beras...................................... 10 Potensi Sumber Karbohidrat Non Beras...................................... 10
Potensi Sumber Karbohidrat....................................................... 10 Potensi Sumber Karbohidrat....................................................... 10
Komposisi Zat Gizi Berbagai Sumber karbohidrat....................... 10 Komposisi Zat Gizi Berbagai Sumber karbohidrat....................... 10
Terobosan Pengembangan Vehicle Penganekaragaman Pangan.... 12 Terobosan Pengembangan Vehicle Penganekaragaman Pangan.... 12
Vehicle Penganekaragaman Pangan.............................................. 12 Vehicle Penganekaragaman Pangan.............................................. 12
Teknologi Pengolahan Beras Analog........................................... 13 Teknologi Pengolahan Beras Analog........................................... 13
Eksplorasi Bahan Baku Beras Analog........................................... 15 Eksplorasi Bahan Baku Beras Analog........................................... 15
Fungsi Beras Analog.................................................................... 16 Fungsi Beras Analog.................................................................... 16
Penelitian dan Pengembangan Beras Analog Sebagai Penelitian dan Pengembangan Beras Analog Sebagai
Vehicle Penganekaragaman Pangan Ke depan.............................. 23 Vehicle Penganekaragaman Pangan Ke depan.............................. 23
Riset yang dibutuhkan................................................................ 23 Riset yang dibutuhkan................................................................ 23
Kerja sama Sinergi antar Pemangku Kepentingan........................ 24 Kerja sama Sinergi antar Pemangku Kepentingan........................ 24
Penutup...................................................................................... 26 Penutup...................................................................................... 26

Daftar Pustaka........................................................................ 29 Daftar Pustaka........................................................................ 29


Ucapan Terima Kasih............................................................. 39 Ucapan Terima Kasih............................................................. 39
Riwayat Hidup....................................................................... 43 Riwayat Hidup....................................................................... 43

Riset yang dibutuhkan................................................................ 23 Riset yang dibutuhkan................................................................ 23


Kerja sama Sinergi antar Pemangku Kepentingan........................ 24 Kerja sama Sinergi antar Pemangku Kepentingan........................ 24
Penutup...................................................................................... 26 Penutup...................................................................................... 26

Daftar Pustaka........................................................................ 29 Daftar Pustaka........................................................................ 29


Ucapan Terima Kasih............................................................. 39 Ucapan Terima Kasih............................................................. 39
Riwayat Hidup....................................................................... 43 Riwayat Hidup....................................................................... 43
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu dari tujuh negara dengan kekayaan Indonesia adalah salah satu dari tujuh negara dengan kekayaan
biodiversitas terbesar didunia (The Seven Magnificent Mega biodiversitas terbesar didunia (The Seven Magnificent Mega
Biodiversity). Aneka tanaman sumber karbohidrat yang dapat Biodiversity). Aneka tanaman sumber karbohidrat yang dapat
dijadikan pangan pokok seperti serealia (padi, jagung, sorgum, dijadikan pangan pokok seperti serealia (padi, jagung, sorgum,
hotong), umbi-umbian (ubikayu, ubijalar, kentang, garut, ganyong hotong), umbi-umbian (ubikayu, ubijalar, kentang, garut, ganyong
dan umbi lainnya) dan tanaman pohon (sagu, sukun, pisang) dapat dan umbi lainnya) dan tanaman pohon (sagu, sukun, pisang) dapat
tumbuh dengan baik di Indonesia. tumbuh dengan baik di Indonesia.
Komposisi pangan pokok masyarakat Indonesia sebelum tahun 1960 Komposisi pangan pokok masyarakat Indonesia sebelum tahun 1960
sebenarnya cukup variatif dimana konsumsi beras 53,5%, ubikayu sebenarnya cukup variatif dimana konsumsi beras 53,5%, ubikayu
22,2%, jagung 18,9% dan kentang 4,99%. Namun, seiring dengan 22,2%, jagung 18,9% dan kentang 4,99%. Namun, seiring dengan
meningkatnya taraf hidup masyarakat Indonesia, konsumsi beras meningkatnya taraf hidup masyarakat Indonesia, konsumsi beras
mengalami kenaikan paling drastis dibandingkan pangan pokok mengalami kenaikan paling drastis dibandingkan pangan pokok
lainnya. Tingkat konsumsi beras mencapai 110 kg/kap/tahun pada lainnya. Tingkat konsumsi beras mencapai 110 kg/kap/tahun pada
periode tahun 1990-1999. Sedangkan konsumsi jagung dan ubi periode tahun 1990-1999. Sedangkan konsumsi jagung dan ubi
kayu masing-masing tinggal 3,1% dan 8,8%. Hingga tahun 2012, kayu masing-masing tinggal 3,1% dan 8,8%. Hingga tahun 2012,
konsumsi beras masyarakat Indonesia (sekitar 130 kg/kap/tahun) konsumsi beras masyarakat Indonesia (sekitar 130 kg/kap/tahun)
jauh melebihi rata-rata tingkat konsumsi dunia (60 kg/kap/tahun) jauh melebihi rata-rata tingkat konsumsi dunia (60 kg/kap/tahun)
dan harus dicukupi dengan membuka kran impor. dan harus dicukupi dengan membuka kran impor.
Nampaknya bentuk fisik beras/nasi adalah yang paling sesuai dengan Nampaknya bentuk fisik beras/nasi adalah yang paling sesuai dengan
kultur makan sebagian besar masyarakat yang cenderung menyukai kultur makan sebagian besar masyarakat yang cenderung menyukai
pangan pokok yang mudah dikonsumsi bersama-sama dengan pangan pokok yang mudah dikonsumsi bersama-sama dengan
lauk pauknya. Faktor lainnya adalah dikaitkannya konsumsi beras lauk pauknya. Faktor lainnya adalah dikaitkannya konsumsi beras
dengan status sosial seseorang. dengan status sosial seseorang.
Menyadari hal itu pada tahun 1969 Pemerintah mempopulerkan Menyadari hal itu pada tahun 1969 Pemerintah mempopulerkan
slogan “Pangan Bukan Hanya Beras” dengan tujuan menstimulasi slogan “Pangan Bukan Hanya Beras” dengan tujuan menstimulasi
konsumsi pangan pokok non beras. Saat itu diperkenalkan beras konsumsi pangan pokok non beras. Saat itu diperkenalkan beras
‘tekad’, yaitu pangan pokok terbuat dari ketela (ubikayu), kacang ‘tekad’, yaitu pangan pokok terbuat dari ketela (ubikayu), kacang

|1| |1|

PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu dari tujuh negara dengan kekayaan Indonesia adalah salah satu dari tujuh negara dengan kekayaan
biodiversitas terbesar didunia (The Seven Magnificent Mega biodiversitas terbesar didunia (The Seven Magnificent Mega
Biodiversity). Aneka tanaman sumber karbohidrat yang dapat Biodiversity). Aneka tanaman sumber karbohidrat yang dapat
dijadikan pangan pokok seperti serealia (padi, jagung, sorgum, dijadikan pangan pokok seperti serealia (padi, jagung, sorgum,
hotong), umbi-umbian (ubikayu, ubijalar, kentang, garut, ganyong hotong), umbi-umbian (ubikayu, ubijalar, kentang, garut, ganyong
dan umbi lainnya) dan tanaman pohon (sagu, sukun, pisang) dapat dan umbi lainnya) dan tanaman pohon (sagu, sukun, pisang) dapat
tumbuh dengan baik di Indonesia. tumbuh dengan baik di Indonesia.
Komposisi pangan pokok masyarakat Indonesia sebelum tahun 1960 Komposisi pangan pokok masyarakat Indonesia sebelum tahun 1960
sebenarnya cukup variatif dimana konsumsi beras 53,5%, ubikayu sebenarnya cukup variatif dimana konsumsi beras 53,5%, ubikayu
22,2%, jagung 18,9% dan kentang 4,99%. Namun, seiring dengan 22,2%, jagung 18,9% dan kentang 4,99%. Namun, seiring dengan
meningkatnya taraf hidup masyarakat Indonesia, konsumsi beras meningkatnya taraf hidup masyarakat Indonesia, konsumsi beras
mengalami kenaikan paling drastis dibandingkan pangan pokok mengalami kenaikan paling drastis dibandingkan pangan pokok
lainnya. Tingkat konsumsi beras mencapai 110 kg/kap/tahun pada lainnya. Tingkat konsumsi beras mencapai 110 kg/kap/tahun pada
periode tahun 1990-1999. Sedangkan konsumsi jagung dan ubi periode tahun 1990-1999. Sedangkan konsumsi jagung dan ubi
kayu masing-masing tinggal 3,1% dan 8,8%. Hingga tahun 2012, kayu masing-masing tinggal 3,1% dan 8,8%. Hingga tahun 2012,
konsumsi beras masyarakat Indonesia (sekitar 130 kg/kap/tahun) konsumsi beras masyarakat Indonesia (sekitar 130 kg/kap/tahun)
jauh melebihi rata-rata tingkat konsumsi dunia (60 kg/kap/tahun) jauh melebihi rata-rata tingkat konsumsi dunia (60 kg/kap/tahun)
dan harus dicukupi dengan membuka kran impor. dan harus dicukupi dengan membuka kran impor.
Nampaknya bentuk fisik beras/nasi adalah yang paling sesuai dengan Nampaknya bentuk fisik beras/nasi adalah yang paling sesuai dengan
kultur makan sebagian besar masyarakat yang cenderung menyukai kultur makan sebagian besar masyarakat yang cenderung menyukai
pangan pokok yang mudah dikonsumsi bersama-sama dengan pangan pokok yang mudah dikonsumsi bersama-sama dengan
lauk pauknya. Faktor lainnya adalah dikaitkannya konsumsi beras lauk pauknya. Faktor lainnya adalah dikaitkannya konsumsi beras
dengan status sosial seseorang. dengan status sosial seseorang.
Menyadari hal itu pada tahun 1969 Pemerintah mempopulerkan Menyadari hal itu pada tahun 1969 Pemerintah mempopulerkan
slogan “Pangan Bukan Hanya Beras” dengan tujuan menstimulasi slogan “Pangan Bukan Hanya Beras” dengan tujuan menstimulasi
konsumsi pangan pokok non beras. Saat itu diperkenalkan beras konsumsi pangan pokok non beras. Saat itu diperkenalkan beras
‘tekad’, yaitu pangan pokok terbuat dari ketela (ubikayu), kacang ‘tekad’, yaitu pangan pokok terbuat dari ketela (ubikayu), kacang

|1| |1|
(kedelai) dan jagung yang dibentuk butiran serupa beras. Namun (kedelai) dan jagung yang dibentuk butiran serupa beras. Namun
dalam perkembangannya, beras tersebut tidak dapat berkembang di dalam perkembangannya, beras tersebut tidak dapat berkembang di
masyarakat dikarenakan bentuk dan kualitas tanaknya belum dapat masyarakat dikarenakan bentuk dan kualitas tanaknya belum dapat
diterima oleh masyarakat. diterima oleh masyarakat.
Pada tahun 1970-an melalui paket kerjasama PL480 dengan Pada tahun 1970-an melalui paket kerjasama PL480 dengan
pemerintah USA, pemerintah memperkenalkan tepung terigu pada pemerintah USA, pemerintah memperkenalkan tepung terigu pada
masyarakat. Pada saat itu terigu dijual dengan harga terjangkau. masyarakat. Pada saat itu terigu dijual dengan harga terjangkau.
Produk olahan dengan bahan dasar terigu pun terus dikembangkan, Produk olahan dengan bahan dasar terigu pun terus dikembangkan,
seperti mie, aneka kue dan roti, aneka makanan ringan (snack), dan seperti mie, aneka kue dan roti, aneka makanan ringan (snack), dan
lainnya. Program ini cukup berhasil yang ditandai dengan tingkat lainnya. Program ini cukup berhasil yang ditandai dengan tingkat
konsumsi tepung terigu pada tahun 2011 mencapai 5.4 juta ton. konsumsi tepung terigu pada tahun 2011 mencapai 5.4 juta ton.
Volume impor ini terus meningkat, pada tahun 2012 menjadi 6.2 Volume impor ini terus meningkat, pada tahun 2012 menjadi 6.2
juta ton. juta ton.
Volume impor tepung terigu yang terus meningkat secara Volume impor tepung terigu yang terus meningkat secara
konsisten menyebabkan perubahan pola makan, yang mulai dan konsisten menyebabkan perubahan pola makan, yang mulai dan
semakin menyukai produk olahan berbahan baku terigu, sehingga semakin menyukai produk olahan berbahan baku terigu, sehingga
mempengaruhi pola makan. Sementara itu konsumsi pangan pokok mempengaruhi pola makan. Sementara itu konsumsi pangan pokok
lokal non beras dan non terigu semakin menghilang. lokal non beras dan non terigu semakin menghilang.
Fakta di atas sangatlah ironis mengingat gandum sebagai bahan baku Fakta di atas sangatlah ironis mengingat gandum sebagai bahan baku
tepung terigu bukan tanaman lokal yang bisa bersahabat dengan tepung terigu bukan tanaman lokal yang bisa bersahabat dengan
iklim Indonesia. Sedangkan begitu banyak komoditi pertanian iklim Indonesia. Sedangkan begitu banyak komoditi pertanian
lokal yang bisa tumbuh dengan baik di Indonesia, masih dapat lokal yang bisa tumbuh dengan baik di Indonesia, masih dapat
dikembangkan lebih luas. dikembangkan lebih luas.
Undang-Undang No 18 tahun 2012 tentang pangan mengamanatkan Undang-Undang No 18 tahun 2012 tentang pangan mengamanatkan
bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil,
merata, dan berkelanjutan berdasarkan Kedaulatan Pangan, merata, dan berkelanjutan berdasarkan Kedaulatan Pangan,
Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan. Salah satu tujuan Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan. Salah satu tujuan

|2| |2|

(kedelai) dan jagung yang dibentuk butiran serupa beras. Namun (kedelai) dan jagung yang dibentuk butiran serupa beras. Namun
dalam perkembangannya, beras tersebut tidak dapat berkembang di dalam perkembangannya, beras tersebut tidak dapat berkembang di
masyarakat dikarenakan bentuk dan kualitas tanaknya belum dapat masyarakat dikarenakan bentuk dan kualitas tanaknya belum dapat
diterima oleh masyarakat. diterima oleh masyarakat.
Pada tahun 1970-an melalui paket kerjasama PL480 dengan Pada tahun 1970-an melalui paket kerjasama PL480 dengan
pemerintah USA, pemerintah memperkenalkan tepung terigu pada pemerintah USA, pemerintah memperkenalkan tepung terigu pada
masyarakat. Pada saat itu terigu dijual dengan harga terjangkau. masyarakat. Pada saat itu terigu dijual dengan harga terjangkau.
Produk olahan dengan bahan dasar terigu pun terus dikembangkan, Produk olahan dengan bahan dasar terigu pun terus dikembangkan,
seperti mie, aneka kue dan roti, aneka makanan ringan (snack), dan seperti mie, aneka kue dan roti, aneka makanan ringan (snack), dan
lainnya. Program ini cukup berhasil yang ditandai dengan tingkat lainnya. Program ini cukup berhasil yang ditandai dengan tingkat
konsumsi tepung terigu pada tahun 2011 mencapai 5.4 juta ton. konsumsi tepung terigu pada tahun 2011 mencapai 5.4 juta ton.
Volume impor ini terus meningkat, pada tahun 2012 menjadi 6.2 Volume impor ini terus meningkat, pada tahun 2012 menjadi 6.2
juta ton. juta ton.
Volume impor tepung terigu yang terus meningkat secara Volume impor tepung terigu yang terus meningkat secara
konsisten menyebabkan perubahan pola makan, yang mulai dan konsisten menyebabkan perubahan pola makan, yang mulai dan
semakin menyukai produk olahan berbahan baku terigu, sehingga semakin menyukai produk olahan berbahan baku terigu, sehingga
mempengaruhi pola makan. Sementara itu konsumsi pangan pokok mempengaruhi pola makan. Sementara itu konsumsi pangan pokok
lokal non beras dan non terigu semakin menghilang. lokal non beras dan non terigu semakin menghilang.
Fakta di atas sangatlah ironis mengingat gandum sebagai bahan baku Fakta di atas sangatlah ironis mengingat gandum sebagai bahan baku
tepung terigu bukan tanaman lokal yang bisa bersahabat dengan tepung terigu bukan tanaman lokal yang bisa bersahabat dengan
iklim Indonesia. Sedangkan begitu banyak komoditi pertanian iklim Indonesia. Sedangkan begitu banyak komoditi pertanian
lokal yang bisa tumbuh dengan baik di Indonesia, masih dapat lokal yang bisa tumbuh dengan baik di Indonesia, masih dapat
dikembangkan lebih luas. dikembangkan lebih luas.
Undang-Undang No 18 tahun 2012 tentang pangan mengamanatkan Undang-Undang No 18 tahun 2012 tentang pangan mengamanatkan
bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil,
merata, dan berkelanjutan berdasarkan Kedaulatan Pangan, merata, dan berkelanjutan berdasarkan Kedaulatan Pangan,
Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan. Salah satu tujuan Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan. Salah satu tujuan

|2| |2|
penyelenggaraan pangan adalah tersedianya pangan yang beraneka penyelenggaraan pangan adalah tersedianya pangan yang beraneka
ragam berbasis sumber daya lokal. Selain itu, sebagai nilai tambah, ragam berbasis sumber daya lokal. Selain itu, sebagai nilai tambah,
pangan yang dihasilkan juga diharapkan mampu mengakomodir pangan yang dihasilkan juga diharapkan mampu mengakomodir
dua masalah kontradiktif yang telah dipaparkan di atas. dua masalah kontradiktif yang telah dipaparkan di atas.
Hingga saat ini program penganekaragaman pangan masih belum Hingga saat ini program penganekaragaman pangan masih belum
menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari
masih tingginya konsumsi beras di Indonesia. Berdasarkan sudut masih tingginya konsumsi beras di Indonesia. Berdasarkan sudut
pandang Ilmu dan Teknologi Pangan, kita masih belum mampu pandang Ilmu dan Teknologi Pangan, kita masih belum mampu
menyajikan aneka kekayaan sumber karbohidrat ke dalam bentuk menyajikan aneka kekayaan sumber karbohidrat ke dalam bentuk
yang dapat diterima oleh masyarakat luas. Oleh karena itu ahli yang dapat diterima oleh masyarakat luas. Oleh karena itu ahli
teknologi pangan harus berupaya keras untuk dapat menemukan teknologi pangan harus berupaya keras untuk dapat menemukan
vehicle (kendaraan atau wahana) yang dapat digunakan untuk vehicle (kendaraan atau wahana) yang dapat digunakan untuk
memperkuat program penganekaragaman pangan di Indonesia. memperkuat program penganekaragaman pangan di Indonesia.
Salah satu yang dapat ditawarkan adalah pengembangan beras analog Salah satu yang dapat ditawarkan adalah pengembangan beras analog
(beras yang dibuat dari sumber karbohidrat lokal non beras). (beras yang dibuat dari sumber karbohidrat lokal non beras).
Konsep pengembangannya perlu disertai dengan menggali Konsep pengembangannya perlu disertai dengan menggali
keunggulan nilai intristik seperti sifat fungsional. Hal ini dicoba keunggulan nilai intristik seperti sifat fungsional. Hal ini dicoba
diakomodir pada pengembangan beras analog yang tidak hanya diakomodir pada pengembangan beras analog yang tidak hanya
berfungsi sebagai makanan pokok, tapi juga dapat diarahkan hingga berfungsi sebagai makanan pokok, tapi juga dapat diarahkan hingga
memiliki sifat fungsional tertentu yang diharapkan dapat membantu memiliki sifat fungsional tertentu yang diharapkan dapat membantu
meningkatkan penerimaan beras analog oleh konsumen. Selain itu meningkatkan penerimaan beras analog oleh konsumen. Selain itu
penguasaan teknologi ini juga akan memungkinkan pengembangan penguasaan teknologi ini juga akan memungkinkan pengembangan
beras fortifikasi untuk mengatasi masalah gizi di Indonesia. beras fortifikasi untuk mengatasi masalah gizi di Indonesia.

BUDAYA KETERGANTUNGAN PADA BERAS BUDAYA KETERGANTUNGAN PADA BERAS


Produksi dan Konsumsi Beras Produksi dan Konsumsi Beras
Data FAO menunjukkan, pada kurun waktu 2009-2012 produksi Data FAO menunjukkan, pada kurun waktu 2009-2012 produksi
beras dunia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun beras dunia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun

|3| |3|

penyelenggaraan pangan adalah tersedianya pangan yang beraneka penyelenggaraan pangan adalah tersedianya pangan yang beraneka
ragam berbasis sumber daya lokal. Selain itu, sebagai nilai tambah, ragam berbasis sumber daya lokal. Selain itu, sebagai nilai tambah,
pangan yang dihasilkan juga diharapkan mampu mengakomodir pangan yang dihasilkan juga diharapkan mampu mengakomodir
dua masalah kontradiktif yang telah dipaparkan di atas. dua masalah kontradiktif yang telah dipaparkan di atas.
Hingga saat ini program penganekaragaman pangan masih belum Hingga saat ini program penganekaragaman pangan masih belum
menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari
masih tingginya konsumsi beras di Indonesia. Berdasarkan sudut masih tingginya konsumsi beras di Indonesia. Berdasarkan sudut
pandang Ilmu dan Teknologi Pangan, kita masih belum mampu pandang Ilmu dan Teknologi Pangan, kita masih belum mampu
menyajikan aneka kekayaan sumber karbohidrat ke dalam bentuk menyajikan aneka kekayaan sumber karbohidrat ke dalam bentuk
yang dapat diterima oleh masyarakat luas. Oleh karena itu ahli yang dapat diterima oleh masyarakat luas. Oleh karena itu ahli
teknologi pangan harus berupaya keras untuk dapat menemukan teknologi pangan harus berupaya keras untuk dapat menemukan
vehicle (kendaraan atau wahana) yang dapat digunakan untuk vehicle (kendaraan atau wahana) yang dapat digunakan untuk
memperkuat program penganekaragaman pangan di Indonesia. memperkuat program penganekaragaman pangan di Indonesia.
Salah satu yang dapat ditawarkan adalah pengembangan beras analog Salah satu yang dapat ditawarkan adalah pengembangan beras analog
(beras yang dibuat dari sumber karbohidrat lokal non beras). (beras yang dibuat dari sumber karbohidrat lokal non beras).
Konsep pengembangannya perlu disertai dengan menggali Konsep pengembangannya perlu disertai dengan menggali
keunggulan nilai intristik seperti sifat fungsional. Hal ini dicoba keunggulan nilai intristik seperti sifat fungsional. Hal ini dicoba
diakomodir pada pengembangan beras analog yang tidak hanya diakomodir pada pengembangan beras analog yang tidak hanya
berfungsi sebagai makanan pokok, tapi juga dapat diarahkan hingga berfungsi sebagai makanan pokok, tapi juga dapat diarahkan hingga
memiliki sifat fungsional tertentu yang diharapkan dapat membantu memiliki sifat fungsional tertentu yang diharapkan dapat membantu
meningkatkan penerimaan beras analog oleh konsumen. Selain itu meningkatkan penerimaan beras analog oleh konsumen. Selain itu
penguasaan teknologi ini juga akan memungkinkan pengembangan penguasaan teknologi ini juga akan memungkinkan pengembangan
beras fortifikasi untuk mengatasi masalah gizi di Indonesia. beras fortifikasi untuk mengatasi masalah gizi di Indonesia.

BUDAYA KETERGANTUNGAN PADA BERAS BUDAYA KETERGANTUNGAN PADA BERAS


Produksi dan Konsumsi Beras Produksi dan Konsumsi Beras
Data FAO menunjukkan, pada kurun waktu 2009-2012 produksi Data FAO menunjukkan, pada kurun waktu 2009-2012 produksi
beras dunia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun beras dunia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun

|3| |3|
2009 produksi beras dunia mencapai 454 juta ton, kemudian 2009 produksi beras dunia mencapai 454 juta ton, kemudian
menjadi 490,5 juta ton pada tahun 2012, dan tahun 2013 menjadi 490,5 juta ton pada tahun 2012, dan tahun 2013
diperkirakan akan mencapai 499,7 juta ton. Produsen beras utama diperkirakan akan mencapai 499,7 juta ton. Produsen beras utama
di dunia didominasi oleh Negara Negara Asia seperti China, India, di dunia didominasi oleh Negara Negara Asia seperti China, India,
Indonesia, Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Thailand, Filipina, Indonesia, Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Thailand, Filipina,
Brasil dan Jepang. Brasil dan Jepang.
FAO melaporkan bahwa pada kurun waktu yang bersamaan FAO melaporkan bahwa pada kurun waktu yang bersamaan
(2009-2012), konsumsi beras dunia juga mengalami peningkatan (2009-2012), konsumsi beras dunia juga mengalami peningkatan
dari 449,0 juta ton pada tahun 2009 hingga mencapai 478,2 juta dari 449,0 juta ton pada tahun 2009 hingga mencapai 478,2 juta
ton pada tahun 2012. FAO memperkirakan untuk mencukupi ton pada tahun 2012. FAO memperkirakan untuk mencukupi
kebutuhan beras dunia pada tahun 2013, produksi beras harus di kebutuhan beras dunia pada tahun 2013, produksi beras harus di
atas 500 juta ton. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa konsumsi atas 500 juta ton. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa konsumsi
beras per kapita Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan dengan beras per kapita Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan dengan
konsumsi beras di China dan India. Ketiga negara ini merupakan konsumsi beras di China dan India. Ketiga negara ini merupakan
negara dengan tingkat konsumsi beras terbesar di dunia. negara dengan tingkat konsumsi beras terbesar di dunia.

Gambar 1 Tingkat konsumsi beras dari tiga negara dengan konsumsi Gambar 1 Tingkat konsumsi beras dari tiga negara dengan konsumsi
beras terbesar di dunia (FAO 2012) beras terbesar di dunia (FAO 2012)

Kebutuhan beras yang tinggi untuk konsumsi masyarakat secara Kebutuhan beras yang tinggi untuk konsumsi masyarakat secara
nasional tentunya harus didukung oleh produktivitas padi yang nasional tentunya harus didukung oleh produktivitas padi yang

|4| |4|

2009 produksi beras dunia mencapai 454 juta ton, kemudian 2009 produksi beras dunia mencapai 454 juta ton, kemudian
menjadi 490,5 juta ton pada tahun 2012, dan tahun 2013 menjadi 490,5 juta ton pada tahun 2012, dan tahun 2013
diperkirakan akan mencapai 499,7 juta ton. Produsen beras utama diperkirakan akan mencapai 499,7 juta ton. Produsen beras utama
di dunia didominasi oleh Negara Negara Asia seperti China, India, di dunia didominasi oleh Negara Negara Asia seperti China, India,
Indonesia, Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Thailand, Filipina, Indonesia, Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Thailand, Filipina,
Brasil dan Jepang. Brasil dan Jepang.
FAO melaporkan bahwa pada kurun waktu yang bersamaan FAO melaporkan bahwa pada kurun waktu yang bersamaan
(2009-2012), konsumsi beras dunia juga mengalami peningkatan (2009-2012), konsumsi beras dunia juga mengalami peningkatan
dari 449,0 juta ton pada tahun 2009 hingga mencapai 478,2 juta dari 449,0 juta ton pada tahun 2009 hingga mencapai 478,2 juta
ton pada tahun 2012. FAO memperkirakan untuk mencukupi ton pada tahun 2012. FAO memperkirakan untuk mencukupi
kebutuhan beras dunia pada tahun 2013, produksi beras harus di kebutuhan beras dunia pada tahun 2013, produksi beras harus di
atas 500 juta ton. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa konsumsi atas 500 juta ton. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa konsumsi
beras per kapita Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan dengan beras per kapita Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan dengan
konsumsi beras di China dan India. Ketiga negara ini merupakan konsumsi beras di China dan India. Ketiga negara ini merupakan
negara dengan tingkat konsumsi beras terbesar di dunia. negara dengan tingkat konsumsi beras terbesar di dunia.

Gambar 1 Tingkat konsumsi beras dari tiga negara dengan konsumsi Gambar 1 Tingkat konsumsi beras dari tiga negara dengan konsumsi
beras terbesar di dunia (FAO 2012) beras terbesar di dunia (FAO 2012)

Kebutuhan beras yang tinggi untuk konsumsi masyarakat secara Kebutuhan beras yang tinggi untuk konsumsi masyarakat secara
nasional tentunya harus didukung oleh produktivitas padi yang nasional tentunya harus didukung oleh produktivitas padi yang

|4| |4|
tinggi. Selama sepuluh tahun terakhir, produksi padi di Indonesia tinggi. Selama sepuluh tahun terakhir, produksi padi di Indonesia
terus meningkat hingga mencapai 66 juta ton pada tahun 2010 terus meningkat hingga mencapai 66 juta ton pada tahun 2010
(Gambar 2). Walaupun produksi padi terus meningkat, jumlah (Gambar 2). Walaupun produksi padi terus meningkat, jumlah
ini tidak pernah mencukupi kebutuhan masyarakat (kecuali pada ini tidak pernah mencukupi kebutuhan masyarakat (kecuali pada
tahun 1984 dan 2008 di mana swasembada beras tercapai), sehingga tahun 1984 dan 2008 di mana swasembada beras tercapai), sehingga
pemerintah melakukan upaya impor beras yang cukup tinggi hingga pemerintah melakukan upaya impor beras yang cukup tinggi hingga
mencapai nilai sekitar satu juta ton. mencapai nilai sekitar satu juta ton.

70 3.5e+6 70 3.5e+6

68 68
Produksi padi 3.0e+6 Produksi padi 3.0e+6
66 Impor beras 66 Impor beras
Produksi padi (Juta ton)

Produksi padi (Juta ton)


64 2.5e+6 64 2.5e+6

Impor beras (ton)

Impor beras (ton)


62 62
2.0e+6 2.0e+6
60 60

58 58
1.5e+6 1.5e+6
56 56

54 1.0e+6 54 1.0e+6

52 52
5.0e+5 5.0e+5
50 50

48 0.0 48 0.0
00 02 04 06 08 10 12 00 02 04 06 08 10 12
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Gambar 2 Produksi padi dan impor beras 2000–2011 (Diolah dari Gambar 2 Produksi padi dan impor beras 2000–2011 (Diolah dari
BPS; Budijanto dan Sitanggang 2011) BPS; Budijanto dan Sitanggang 2011)

Konsumsi Karbohidrat non Beras Konsumsi Karbohidrat non Beras


Seperti diuraikan sebelumnya Indonesia merupakan salah satu Seperti diuraikan sebelumnya Indonesia merupakan salah satu
negara dengan tingkat konsumsi beras tertinggi didunia. Survei negara dengan tingkat konsumsi beras tertinggi didunia. Survei
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) kurun waktu 2009–2013 Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) kurun waktu 2009–2013
melaporkan tingkat konsumsi beras menduduki peringkat tertinggi melaporkan tingkat konsumsi beras menduduki peringkat tertinggi
jika dibandingkan dengan konsusmi bahan pangan lainnya (Tabel jika dibandingkan dengan konsusmi bahan pangan lainnya (Tabel
1). Berdasarkan data SUSENAS ini dapat dilihat selama kurun waktu 1). Berdasarkan data SUSENAS ini dapat dilihat selama kurun waktu
2009-2013 terjadi penurunan konsumsi beras sekitar 1,62%. Akan 2009-2013 terjadi penurunan konsumsi beras sekitar 1,62%. Akan
tetapi penurunan konsumsi beras tidak berimbas pada kenaikan tetapi penurunan konsumsi beras tidak berimbas pada kenaikan
konsumsi karbohidrat lokal lainnya, akan tetapi beralih pada konsumsi karbohidrat lokal lainnya, akan tetapi beralih pada
peningkatan konsumsi tepung terigu. Bahkan konsumsi sumber peningkatan konsumsi tepung terigu. Bahkan konsumsi sumber

|5| |5|

tinggi. Selama sepuluh tahun terakhir, produksi padi di Indonesia tinggi. Selama sepuluh tahun terakhir, produksi padi di Indonesia
terus meningkat hingga mencapai 66 juta ton pada tahun 2010 terus meningkat hingga mencapai 66 juta ton pada tahun 2010
(Gambar 2). Walaupun produksi padi terus meningkat, jumlah (Gambar 2). Walaupun produksi padi terus meningkat, jumlah
ini tidak pernah mencukupi kebutuhan masyarakat (kecuali pada ini tidak pernah mencukupi kebutuhan masyarakat (kecuali pada
tahun 1984 dan 2008 di mana swasembada beras tercapai), sehingga tahun 1984 dan 2008 di mana swasembada beras tercapai), sehingga
pemerintah melakukan upaya impor beras yang cukup tinggi hingga pemerintah melakukan upaya impor beras yang cukup tinggi hingga
mencapai nilai sekitar satu juta ton. mencapai nilai sekitar satu juta ton.

70 3.5e+6 70 3.5e+6

68 68
Produksi padi 3.0e+6 Produksi padi 3.0e+6
66 Impor beras 66 Impor beras
Produksi padi (Juta ton)

Produksi padi (Juta ton)

64 2.5e+6 64 2.5e+6
Impor beras (ton)

Impor beras (ton)

62 62
2.0e+6 2.0e+6
60 60

58 58
1.5e+6 1.5e+6
56 56

54 1.0e+6 54 1.0e+6

52 52
5.0e+5 5.0e+5
50 50

48 0.0 48 0.0
00 02 04 06 08 10 12 00 02 04 06 08 10 12
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Gambar 2 Produksi padi dan impor beras 2000–2011 (Diolah dari Gambar 2 Produksi padi dan impor beras 2000–2011 (Diolah dari
BPS; Budijanto dan Sitanggang 2011) BPS; Budijanto dan Sitanggang 2011)

Konsumsi Karbohidrat non Beras Konsumsi Karbohidrat non Beras


Seperti diuraikan sebelumnya Indonesia merupakan salah satu Seperti diuraikan sebelumnya Indonesia merupakan salah satu
negara dengan tingkat konsumsi beras tertinggi didunia. Survei negara dengan tingkat konsumsi beras tertinggi didunia. Survei
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) kurun waktu 2009–2013 Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) kurun waktu 2009–2013
melaporkan tingkat konsumsi beras menduduki peringkat tertinggi melaporkan tingkat konsumsi beras menduduki peringkat tertinggi
jika dibandingkan dengan konsusmi bahan pangan lainnya (Tabel jika dibandingkan dengan konsusmi bahan pangan lainnya (Tabel
1). Berdasarkan data SUSENAS ini dapat dilihat selama kurun waktu 1). Berdasarkan data SUSENAS ini dapat dilihat selama kurun waktu
2009-2013 terjadi penurunan konsumsi beras sekitar 1,62%. Akan 2009-2013 terjadi penurunan konsumsi beras sekitar 1,62%. Akan
tetapi penurunan konsumsi beras tidak berimbas pada kenaikan tetapi penurunan konsumsi beras tidak berimbas pada kenaikan
konsumsi karbohidrat lokal lainnya, akan tetapi beralih pada konsumsi karbohidrat lokal lainnya, akan tetapi beralih pada
peningkatan konsumsi tepung terigu. Bahkan konsumsi sumber peningkatan konsumsi tepung terigu. Bahkan konsumsi sumber

|5| |5|
karbohidrat non beras seperti ubi kayu dan ubi jalar mengalami karbohidrat non beras seperti ubi kayu dan ubi jalar mengalami
penurunan lebih besar dibandingkan dengan beras, yaitu sekitar penurunan lebih besar dibandingkan dengan beras, yaitu sekitar
8,7%. Berdasarkan data tersebut, kondisi ideal untuk tercapainya 8,7%. Berdasarkan data tersebut, kondisi ideal untuk tercapainya
ketahanan dan kedaulatan pangan nampaknya masih jauh dari yang ketahanan dan kedaulatan pangan nampaknya masih jauh dari yang
diharapkan. diharapkan.

Tabel 1 Konsumsi rata-rata per kapita beberapa makanan di Tabel 1 Konsumsi rata-rata per kapita beberapa makanan di
Indonesia tahun 2009 – 2013 (SUSENAS, 2009-2013) Indonesia tahun 2009 – 2013 (SUSENAS, 2009-2013)
Bahan Tahun Rata-rata Bahan Tahun Rata-rata
Makanan (kg) 2009 2010 2011 2012 2013 pertumbuhan Makanan (kg) 2009 2010 2011 2012 2013 pertumbuhan
Beras 91,30 90,12 89,48 87,24 85,51 -1,62 Beras 91,30 90,12 89,48 87,24 85,51 -1,62
Ketan 0,21 0,21 0,26 0,16 0,16 -3,75 Ketan 0,21 0,21 0,26 0,16 0,16 -3,75
Tepung beras 0,31 0,37 0,37 0,26 0,26 -2,98 Tepung beras 0,31 0,37 0,37 0,26 0,26 -2,98
Terigu 1,25 1,30 1,46 1,20 1,251 0,66 Terigu 1,25 1,30 1,46 1,20 1,251 0,66
Jagung pipil 1,83 1,56 1,20 1,51 1,30 -6,33 Jagung pipil 1,83 1,56 1,20 1,51 1,30 -6,33
Ubi kayu 5,53 5,06 5,79 3,60 3,49 -8,70 Ubi kayu 5,53 5,06 5,79 3,60 3,49 -8,70
Ubi jalar 2,24 2,29 5,79 3,598 3,49 -8,70 Ubi jalar 2,24 2,29 5,79 3,598 3,49 -8,70
Daging sapi 0,31 0,37 0,42 0,37 0,26 -2,53 Daging sapi 0,31 0,37 0,42 0,37 0,26 -2,53
Ayam ras 3,08 3,55 3,65 3,49 3,65 4,60 Ayam ras 3,08 3,55 3,65 3,49 3,65 4,60
Telur 5,84 6,73 6,62 6,52 6,15 1,61 Telur 5,84 6,73 6,62 6,52 6,15 1,61
Susu 0,73 0,78 0,73 0,36 0,73 12,62 Susu 0,73 0,78 0,73 0,36 0,73 12,62
Kedelai 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0.00 Kedelai 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0.00
Tahu 7,04 6,99 7,40 6,98 7,04 0,09 Tahu 7,04 6,99 7,40 6,98 7,04 0,09
Tempe 7,04 6,94 7,30 7,09 7,09 0,23 Tempe 7,04 6,94 7,30 7,09 7,09 0,23
Pisang 7,92 6,83 8,81 5,79 5,63 -5,46 Pisang 7,92 6,83 8,81 5,79 5,63 -5,46

Berdasarkan prespektif ilmu dan teknologi pangan fenomena Berdasarkan prespektif ilmu dan teknologi pangan fenomena
ini kemungkinan dikarenakan ketiadaan dan/atau terbatasnya ini kemungkinan dikarenakan ketiadaan dan/atau terbatasnya
vehicle product yang sesuai untuk dapat membawa aneka sumber vehicle product yang sesuai untuk dapat membawa aneka sumber
karbohidrat lokal ke meja makan masyarakat. Sedangkan di sisi lain karbohidrat lokal ke meja makan masyarakat. Sedangkan di sisi lain
keberhasilan tepung terigu tidak bisa lepas dari keunggulan sifat keberhasilan tepung terigu tidak bisa lepas dari keunggulan sifat
intristiknya. Dimana tepung terigu sangat mudah diolah menjadi intristiknya. Dimana tepung terigu sangat mudah diolah menjadi
berbagai produk yang sangat memasyarakat di Indonesia seperti mie berbagai produk yang sangat memasyarakat di Indonesia seperti mie
dan berbagai produk bakery. dan berbagai produk bakery.
|6| |6|

karbohidrat non beras seperti ubi kayu dan ubi jalar mengalami karbohidrat non beras seperti ubi kayu dan ubi jalar mengalami
penurunan lebih besar dibandingkan dengan beras, yaitu sekitar penurunan lebih besar dibandingkan dengan beras, yaitu sekitar
8,7%. Berdasarkan data tersebut, kondisi ideal untuk tercapainya 8,7%. Berdasarkan data tersebut, kondisi ideal untuk tercapainya
ketahanan dan kedaulatan pangan nampaknya masih jauh dari yang ketahanan dan kedaulatan pangan nampaknya masih jauh dari yang
diharapkan. diharapkan.

Tabel 1 Konsumsi rata-rata per kapita beberapa makanan di Tabel 1 Konsumsi rata-rata per kapita beberapa makanan di
Indonesia tahun 2009 – 2013 (SUSENAS, 2009-2013) Indonesia tahun 2009 – 2013 (SUSENAS, 2009-2013)
Bahan Tahun Rata-rata Bahan Tahun Rata-rata
Makanan (kg) 2009 2010 2011 2012 2013 pertumbuhan Makanan (kg) 2009 2010 2011 2012 2013 pertumbuhan
Beras 91,30 90,12 89,48 87,24 85,51 -1,62 Beras 91,30 90,12 89,48 87,24 85,51 -1,62
Ketan 0,21 0,21 0,26 0,16 0,16 -3,75 Ketan 0,21 0,21 0,26 0,16 0,16 -3,75
Tepung beras 0,31 0,37 0,37 0,26 0,26 -2,98 Tepung beras 0,31 0,37 0,37 0,26 0,26 -2,98
Terigu 1,25 1,30 1,46 1,20 1,251 0,66 Terigu 1,25 1,30 1,46 1,20 1,251 0,66
Jagung pipil 1,83 1,56 1,20 1,51 1,30 -6,33 Jagung pipil 1,83 1,56 1,20 1,51 1,30 -6,33
Ubi kayu 5,53 5,06 5,79 3,60 3,49 -8,70 Ubi kayu 5,53 5,06 5,79 3,60 3,49 -8,70
Ubi jalar 2,24 2,29 5,79 3,598 3,49 -8,70 Ubi jalar 2,24 2,29 5,79 3,598 3,49 -8,70
Daging sapi 0,31 0,37 0,42 0,37 0,26 -2,53 Daging sapi 0,31 0,37 0,42 0,37 0,26 -2,53
Ayam ras 3,08 3,55 3,65 3,49 3,65 4,60 Ayam ras 3,08 3,55 3,65 3,49 3,65 4,60
Telur 5,84 6,73 6,62 6,52 6,15 1,61 Telur 5,84 6,73 6,62 6,52 6,15 1,61
Susu 0,73 0,78 0,73 0,36 0,73 12,62 Susu 0,73 0,78 0,73 0,36 0,73 12,62
Kedelai 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0.00 Kedelai 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0.00
Tahu 7,04 6,99 7,40 6,98 7,04 0,09 Tahu 7,04 6,99 7,40 6,98 7,04 0,09
Tempe 7,04 6,94 7,30 7,09 7,09 0,23 Tempe 7,04 6,94 7,30 7,09 7,09 0,23
Pisang 7,92 6,83 8,81 5,79 5,63 -5,46 Pisang 7,92 6,83 8,81 5,79 5,63 -5,46

Berdasarkan prespektif ilmu dan teknologi pangan fenomena Berdasarkan prespektif ilmu dan teknologi pangan fenomena
ini kemungkinan dikarenakan ketiadaan dan/atau terbatasnya ini kemungkinan dikarenakan ketiadaan dan/atau terbatasnya
vehicle product yang sesuai untuk dapat membawa aneka sumber vehicle product yang sesuai untuk dapat membawa aneka sumber
karbohidrat lokal ke meja makan masyarakat. Sedangkan di sisi lain karbohidrat lokal ke meja makan masyarakat. Sedangkan di sisi lain
keberhasilan tepung terigu tidak bisa lepas dari keunggulan sifat keberhasilan tepung terigu tidak bisa lepas dari keunggulan sifat
intristiknya. Dimana tepung terigu sangat mudah diolah menjadi intristiknya. Dimana tepung terigu sangat mudah diolah menjadi
berbagai produk yang sangat memasyarakat di Indonesia seperti mie berbagai produk yang sangat memasyarakat di Indonesia seperti mie
dan berbagai produk bakery. dan berbagai produk bakery.
|6| |6|
Ketergantungan masyarakat Indonesia akan beras ternyata Ketergantungan masyarakat Indonesia akan beras ternyata
menyebabkan rentannya ketahanan pangan Indonesia. Terutama menyebabkan rentannya ketahanan pangan Indonesia. Terutama
saat kondisi peningkatan konsumsi beras terjadi lebih cepat saat kondisi peningkatan konsumsi beras terjadi lebih cepat
dibanding peningkatan produksinya melanda negara ini. Hal dibanding peningkatan produksinya melanda negara ini. Hal
ini menyebabkan sulitnya menstabilkan harga beras. Menurut ini menyebabkan sulitnya menstabilkan harga beras. Menurut
data dari Kementerian Sekretariat Negara, kenaikan harga beras data dari Kementerian Sekretariat Negara, kenaikan harga beras
merupakan penyumbang inflasi terbesar di Indonesia pada tahun merupakan penyumbang inflasi terbesar di Indonesia pada tahun
2010, yaitu sebesar 1,29%. Kebijakan impor beras digunakan 2010, yaitu sebesar 1,29%. Kebijakan impor beras digunakan
sebagai salah satu cara mengamankan stok beras dan menjaga sebagai salah satu cara mengamankan stok beras dan menjaga
kestabilan harga beras. Namun kondisi iklim yang semakin tidak kestabilan harga beras. Namun kondisi iklim yang semakin tidak
menentu memungkinkan negara-negara tujuan impor beras menentu memungkinkan negara-negara tujuan impor beras
Indonesia mengurangi ekspor untuk mengamankan stok pangan Indonesia mengurangi ekspor untuk mengamankan stok pangan
di negaranya sendiri. Jika ini terjadi, akan terjadi kenaikan harga di negaranya sendiri. Jika ini terjadi, akan terjadi kenaikan harga
beras. Beberapa kajian menunjukkan bahwa mahalnya harga beras beras. Beberapa kajian menunjukkan bahwa mahalnya harga beras
dapat berdampak terhadap status gizi seseorang terutama wanita dapat berdampak terhadap status gizi seseorang terutama wanita
dan anak-anak. Karena dengan kenaikan harga beras, maka dan anak-anak. Karena dengan kenaikan harga beras, maka
konsumsi produk lainnya seperti lauk pauk, sayur mayur dan konsumsi produk lainnya seperti lauk pauk, sayur mayur dan
buah-buahan akan menurun. Hal ini menciptakan peluang dan buah-buahan akan menurun. Hal ini menciptakan peluang dan
kesempatan untuk dapat mengintroduksi produk non beras, yang kesempatan untuk dapat mengintroduksi produk non beras, yang
dapat dan mudah diterima oleh mayoritas masyarakat Indonesia, dapat dan mudah diterima oleh mayoritas masyarakat Indonesia,
serta bahan bakunya tersedia dengan baik, tidak berbasis pada serta bahan bakunya tersedia dengan baik, tidak berbasis pada
produk impor dan/atau bahan baku impor. produk impor dan/atau bahan baku impor.

PROGRAM PENGANEKARAGAMAN PANGAN PROGRAM PENGANEKARAGAMAN PANGAN


Program Penganekaragaman yang telah Berjalan Program Penganekaragaman yang telah Berjalan
Program atau gerakan penganekaragaman bukan hal yang baru, akan Program atau gerakan penganekaragaman bukan hal yang baru, akan
tetapi sudah dicanangkan sejak tahun 1974 dengan dikeluarkannya tetapi sudah dicanangkan sejak tahun 1974 dengan dikeluarkannya
instruksi presiden No 14 tahun 1974 tentang perbaikan menu instruksi presiden No 14 tahun 1974 tentang perbaikan menu
makanan rakyat yang disempurnakan dengan Instruksi Presiden No makanan rakyat yang disempurnakan dengan Instruksi Presiden No

|7| |7|

Ketergantungan masyarakat Indonesia akan beras ternyata Ketergantungan masyarakat Indonesia akan beras ternyata
menyebabkan rentannya ketahanan pangan Indonesia. Terutama menyebabkan rentannya ketahanan pangan Indonesia. Terutama
saat kondisi peningkatan konsumsi beras terjadi lebih cepat saat kondisi peningkatan konsumsi beras terjadi lebih cepat
dibanding peningkatan produksinya melanda negara ini. Hal dibanding peningkatan produksinya melanda negara ini. Hal
ini menyebabkan sulitnya menstabilkan harga beras. Menurut ini menyebabkan sulitnya menstabilkan harga beras. Menurut
data dari Kementerian Sekretariat Negara, kenaikan harga beras data dari Kementerian Sekretariat Negara, kenaikan harga beras
merupakan penyumbang inflasi terbesar di Indonesia pada tahun merupakan penyumbang inflasi terbesar di Indonesia pada tahun
2010, yaitu sebesar 1,29%. Kebijakan impor beras digunakan 2010, yaitu sebesar 1,29%. Kebijakan impor beras digunakan
sebagai salah satu cara mengamankan stok beras dan menjaga sebagai salah satu cara mengamankan stok beras dan menjaga
kestabilan harga beras. Namun kondisi iklim yang semakin tidak kestabilan harga beras. Namun kondisi iklim yang semakin tidak
menentu memungkinkan negara-negara tujuan impor beras menentu memungkinkan negara-negara tujuan impor beras
Indonesia mengurangi ekspor untuk mengamankan stok pangan Indonesia mengurangi ekspor untuk mengamankan stok pangan
di negaranya sendiri. Jika ini terjadi, akan terjadi kenaikan harga di negaranya sendiri. Jika ini terjadi, akan terjadi kenaikan harga
beras. Beberapa kajian menunjukkan bahwa mahalnya harga beras beras. Beberapa kajian menunjukkan bahwa mahalnya harga beras
dapat berdampak terhadap status gizi seseorang terutama wanita dapat berdampak terhadap status gizi seseorang terutama wanita
dan anak-anak. Karena dengan kenaikan harga beras, maka dan anak-anak. Karena dengan kenaikan harga beras, maka
konsumsi produk lainnya seperti lauk pauk, sayur mayur dan konsumsi produk lainnya seperti lauk pauk, sayur mayur dan
buah-buahan akan menurun. Hal ini menciptakan peluang dan buah-buahan akan menurun. Hal ini menciptakan peluang dan
kesempatan untuk dapat mengintroduksi produk non beras, yang kesempatan untuk dapat mengintroduksi produk non beras, yang
dapat dan mudah diterima oleh mayoritas masyarakat Indonesia, dapat dan mudah diterima oleh mayoritas masyarakat Indonesia,
serta bahan bakunya tersedia dengan baik, tidak berbasis pada serta bahan bakunya tersedia dengan baik, tidak berbasis pada
produk impor dan/atau bahan baku impor. produk impor dan/atau bahan baku impor.

PROGRAM PENGANEKARAGAMAN PANGAN PROGRAM PENGANEKARAGAMAN PANGAN


Program Penganekaragaman yang telah Berjalan Program Penganekaragaman yang telah Berjalan
Program atau gerakan penganekaragaman bukan hal yang baru, akan Program atau gerakan penganekaragaman bukan hal yang baru, akan
tetapi sudah dicanangkan sejak tahun 1974 dengan dikeluarkannya tetapi sudah dicanangkan sejak tahun 1974 dengan dikeluarkannya
instruksi presiden No 14 tahun 1974 tentang perbaikan menu instruksi presiden No 14 tahun 1974 tentang perbaikan menu
makanan rakyat yang disempurnakan dengan Instruksi Presiden No makanan rakyat yang disempurnakan dengan Instruksi Presiden No

|7| |7|
20 tahun 1979. Penganekaragaman pangan juga selalu tercantum 20 tahun 1979. Penganekaragaman pangan juga selalu tercantum
dalam Rencana Pembanganan Lima Tahun (REPELITA) (Suharjo, dalam Rencana Pembanganan Lima Tahun (REPELITA) (Suharjo,
1998). Bahkan pentingnya program diversifikasi pangan juga 1998). Bahkan pentingnya program diversifikasi pangan juga
tercantum dalam UU no 7 tahun 1996 yang telah disempurnakan tercantum dalam UU no 7 tahun 1996 yang telah disempurnakan
menjadi UU No 18 tahun 2012. menjadi UU No 18 tahun 2012.
Perjalanan panjang program ini ternyata dampaknya masih Perjalanan panjang program ini ternyata dampaknya masih
belum dapat dirasakan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari belum dapat dirasakan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya tingkat ketergantungan kita pada komoditas beras seperti tingginya tingkat ketergantungan kita pada komoditas beras seperti
diperlihatkan pada Gambar 1, Indonesia merupakan negara dengan diperlihatkan pada Gambar 1, Indonesia merupakan negara dengan
konsumsi beras perkapita sangat besar di dunia. konsumsi beras perkapita sangat besar di dunia.
Pelaksanaan progam penganekaragaman pangan telah diupayakan oleh Pelaksanaan progam penganekaragaman pangan telah diupayakan oleh
pemerintah, seperti gerakan sadar pangan dan gizi yang dilaksanakan pemerintah, seperti gerakan sadar pangan dan gizi yang dilaksanakan
Departemen Kesehatan dan program penganekaragaman pangan Departemen Kesehatan dan program penganekaragaman pangan
dan gizi oleh Departemen Pertanian (1993-1998). Juga tahun 1989 dan gizi oleh Departemen Pertanian (1993-1998). Juga tahun 1989
telah dibentuk pula beberapa kelembagaan seperti Kantor Menteri telah dibentuk pula beberapa kelembagaan seperti Kantor Menteri
Negara Pangan dan Dewan Ketahanan Pangan (DKP) pada tahun Negara Pangan dan Dewan Ketahanan Pangan (DKP) pada tahun
2001 pada era kabinet Gotong Royong yang dipimpin langsung 2001 pada era kabinet Gotong Royong yang dipimpin langsung
oleh Presiden (Suyono, 2002). oleh Presiden (Suyono, 2002).
Penganekaragaman juga diatur pada UU No 18 tahun 2012 pada Penganekaragaman juga diatur pada UU No 18 tahun 2012 pada
bagian keenam, yaitu : penganekaragaman pangan merupakan bagian keenam, yaitu : penganekaragaman pangan merupakan
upaya meningkatkan ketersediaan pangan yang beragam dan upaya meningkatkan ketersediaan pangan yang beragam dan
yang berbasis potensi sumber daya lokal untuk : (1) Memenuhi yang berbasis potensi sumber daya lokal untuk : (1) Memenuhi
pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan
aman; (2) Mengembangkan usaha pangan; dan (3) Meningkatkan aman; (2) Mengembangkan usaha pangan; dan (3) Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. kesejahteraan masyarakat.
Beberapa upaya untuk mendorong percepatan program Beberapa upaya untuk mendorong percepatan program
penganekaragaman pangan selain upaya yang telah dilakukan penganekaragaman pangan selain upaya yang telah dilakukan
sebelumnya, perlu upaya lain seperti : (1) Meningkatkan sebelumnya, perlu upaya lain seperti : (1) Meningkatkan

|8| |8|

20 tahun 1979. Penganekaragaman pangan juga selalu tercantum 20 tahun 1979. Penganekaragaman pangan juga selalu tercantum
dalam Rencana Pembanganan Lima Tahun (REPELITA) (Suharjo, dalam Rencana Pembanganan Lima Tahun (REPELITA) (Suharjo,
1998). Bahkan pentingnya program diversifikasi pangan juga 1998). Bahkan pentingnya program diversifikasi pangan juga
tercantum dalam UU no 7 tahun 1996 yang telah disempurnakan tercantum dalam UU no 7 tahun 1996 yang telah disempurnakan
menjadi UU No 18 tahun 2012. menjadi UU No 18 tahun 2012.
Perjalanan panjang program ini ternyata dampaknya masih Perjalanan panjang program ini ternyata dampaknya masih
belum dapat dirasakan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari belum dapat dirasakan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya tingkat ketergantungan kita pada komoditas beras seperti tingginya tingkat ketergantungan kita pada komoditas beras seperti
diperlihatkan pada Gambar 1, Indonesia merupakan negara dengan diperlihatkan pada Gambar 1, Indonesia merupakan negara dengan
konsumsi beras perkapita sangat besar di dunia. konsumsi beras perkapita sangat besar di dunia.
Pelaksanaan progam penganekaragaman pangan telah diupayakan oleh Pelaksanaan progam penganekaragaman pangan telah diupayakan oleh
pemerintah, seperti gerakan sadar pangan dan gizi yang dilaksanakan pemerintah, seperti gerakan sadar pangan dan gizi yang dilaksanakan
Departemen Kesehatan dan program penganekaragaman pangan Departemen Kesehatan dan program penganekaragaman pangan
dan gizi oleh Departemen Pertanian (1993-1998). Juga tahun 1989 dan gizi oleh Departemen Pertanian (1993-1998). Juga tahun 1989
telah dibentuk pula beberapa kelembagaan seperti Kantor Menteri telah dibentuk pula beberapa kelembagaan seperti Kantor Menteri
Negara Pangan dan Dewan Ketahanan Pangan (DKP) pada tahun Negara Pangan dan Dewan Ketahanan Pangan (DKP) pada tahun
2001 pada era kabinet Gotong Royong yang dipimpin langsung 2001 pada era kabinet Gotong Royong yang dipimpin langsung
oleh Presiden (Suyono, 2002). oleh Presiden (Suyono, 2002).
Penganekaragaman juga diatur pada UU No 18 tahun 2012 pada Penganekaragaman juga diatur pada UU No 18 tahun 2012 pada
bagian keenam, yaitu : penganekaragaman pangan merupakan bagian keenam, yaitu : penganekaragaman pangan merupakan
upaya meningkatkan ketersediaan pangan yang beragam dan upaya meningkatkan ketersediaan pangan yang beragam dan
yang berbasis potensi sumber daya lokal untuk : (1) Memenuhi yang berbasis potensi sumber daya lokal untuk : (1) Memenuhi
pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan
aman; (2) Mengembangkan usaha pangan; dan (3) Meningkatkan aman; (2) Mengembangkan usaha pangan; dan (3) Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. kesejahteraan masyarakat.
Beberapa upaya untuk mendorong percepatan program Beberapa upaya untuk mendorong percepatan program
penganekaragaman pangan selain upaya yang telah dilakukan penganekaragaman pangan selain upaya yang telah dilakukan
sebelumnya, perlu upaya lain seperti : (1) Meningkatkan sebelumnya, perlu upaya lain seperti : (1) Meningkatkan

|8| |8|
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan
yang beragam, (2) Penyediaan produk berbasis karbohidrat yang yang beragam, (2) Penyediaan produk berbasis karbohidrat yang
mudah diolah dan mudah dikonsumsi, (3) Mendorong pihak swasta mudah diolah dan mudah dikonsumsi, (3) Mendorong pihak swasta
untuk berperan mengembangkan industri pangan berbasis sumber untuk berperan mengembangkan industri pangan berbasis sumber
karbohidrat lokal, (4) Mendorong IKM dan bisnis kuliner untuk karbohidrat lokal, (4) Mendorong IKM dan bisnis kuliner untuk
meningkatkan dan mengembangkan produknya dengan bahan meningkatkan dan mengembangkan produknya dengan bahan
berbasis karbohidrat lokal, (5) Peningkatan alokasi riset untuk berbasis karbohidrat lokal, (5) Peningkatan alokasi riset untuk
mengeksloprasi sumber karbohidrat lokal dari sisi teknologi proses, mengeksloprasi sumber karbohidrat lokal dari sisi teknologi proses,
sifat fungsional dan daya terimanya, dan (6) Perlunya pemberian sifat fungsional dan daya terimanya, dan (6) Perlunya pemberian
insentif bagi dunia usaha dan masyarakat yang mengembangkan insentif bagi dunia usaha dan masyarakat yang mengembangkan
industri pangan lokal. industri pangan lokal.

Pembelajaran dari Penganekaragaman Pangan Berbasis Pembelajaran dari Penganekaragaman Pangan Berbasis
Tepung Terigu Tepung Terigu
Harus diakui upaya penganekaragaman yang paling berhasil adalah Harus diakui upaya penganekaragaman yang paling berhasil adalah
introduksi tepung terigu. Keberhasilan ini harus dibayar mahal introduksi tepung terigu. Keberhasilan ini harus dibayar mahal
dengan ketergantungan impor yang sangat tinggi. Pada tahun 2012 dengan ketergantungan impor yang sangat tinggi. Pada tahun 2012
impor tepung terigu/gandum komersial adalah lebih dari 6 juta ton/ impor tepung terigu/gandum komersial adalah lebih dari 6 juta ton/
tahun (BPS, 2012). Jumlah impor tepung terigu sudah pada taraf tahun (BPS, 2012). Jumlah impor tepung terigu sudah pada taraf
yang mengkawatirkan. Harus diakui, selain dukungan kebijakan yang mengkawatirkan. Harus diakui, selain dukungan kebijakan
yang sangat kuat dari pemerintah, keberhasilan tepung terigu yang sangat kuat dari pemerintah, keberhasilan tepung terigu
di Indonesia tidak lepas dari keunggulan faktor intristik tepung di Indonesia tidak lepas dari keunggulan faktor intristik tepung
terigu yang tidak dipunyai oleh tepung dari sumber karbohidrat terigu yang tidak dipunyai oleh tepung dari sumber karbohidrat
lokal. Oleh karena itu perlu upaya yang serius dan konsisten untuk lokal. Oleh karena itu perlu upaya yang serius dan konsisten untuk
mencari vehicle yang dapat membawa sumber karbohidrat non padi mencari vehicle yang dapat membawa sumber karbohidrat non padi
dan non terigu menjadi salah satu pilihan pangan pokok. dan non terigu menjadi salah satu pilihan pangan pokok.
Salah satu terobosan yang dapat ditawarkan adalah mengembangkan Salah satu terobosan yang dapat ditawarkan adalah mengembangkan
teknologi pengolahan beras analog dan starch noodle dari berbagai teknologi pengolahan beras analog dan starch noodle dari berbagai
tepung-tepungan lokal, selain beras dan terigu. Produk ini diharapkan tepung-tepungan lokal, selain beras dan terigu. Produk ini diharapkan

|9| |9|

pengetahuan masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan
yang beragam, (2) Penyediaan produk berbasis karbohidrat yang yang beragam, (2) Penyediaan produk berbasis karbohidrat yang
mudah diolah dan mudah dikonsumsi, (3) Mendorong pihak swasta mudah diolah dan mudah dikonsumsi, (3) Mendorong pihak swasta
untuk berperan mengembangkan industri pangan berbasis sumber untuk berperan mengembangkan industri pangan berbasis sumber
karbohidrat lokal, (4) Mendorong IKM dan bisnis kuliner untuk karbohidrat lokal, (4) Mendorong IKM dan bisnis kuliner untuk
meningkatkan dan mengembangkan produknya dengan bahan meningkatkan dan mengembangkan produknya dengan bahan
berbasis karbohidrat lokal, (5) Peningkatan alokasi riset untuk berbasis karbohidrat lokal, (5) Peningkatan alokasi riset untuk
mengeksloprasi sumber karbohidrat lokal dari sisi teknologi proses, mengeksloprasi sumber karbohidrat lokal dari sisi teknologi proses,
sifat fungsional dan daya terimanya, dan (6) Perlunya pemberian sifat fungsional dan daya terimanya, dan (6) Perlunya pemberian
insentif bagi dunia usaha dan masyarakat yang mengembangkan insentif bagi dunia usaha dan masyarakat yang mengembangkan
industri pangan lokal. industri pangan lokal.

Pembelajaran dari Penganekaragaman Pangan Berbasis Pembelajaran dari Penganekaragaman Pangan Berbasis
Tepung Terigu Tepung Terigu
Harus diakui upaya penganekaragaman yang paling berhasil adalah Harus diakui upaya penganekaragaman yang paling berhasil adalah
introduksi tepung terigu. Keberhasilan ini harus dibayar mahal introduksi tepung terigu. Keberhasilan ini harus dibayar mahal
dengan ketergantungan impor yang sangat tinggi. Pada tahun 2012 dengan ketergantungan impor yang sangat tinggi. Pada tahun 2012
impor tepung terigu/gandum komersial adalah lebih dari 6 juta ton/ impor tepung terigu/gandum komersial adalah lebih dari 6 juta ton/
tahun (BPS, 2012). Jumlah impor tepung terigu sudah pada taraf tahun (BPS, 2012). Jumlah impor tepung terigu sudah pada taraf
yang mengkawatirkan. Harus diakui, selain dukungan kebijakan yang mengkawatirkan. Harus diakui, selain dukungan kebijakan
yang sangat kuat dari pemerintah, keberhasilan tepung terigu yang sangat kuat dari pemerintah, keberhasilan tepung terigu
di Indonesia tidak lepas dari keunggulan faktor intristik tepung di Indonesia tidak lepas dari keunggulan faktor intristik tepung
terigu yang tidak dipunyai oleh tepung dari sumber karbohidrat terigu yang tidak dipunyai oleh tepung dari sumber karbohidrat
lokal. Oleh karena itu perlu upaya yang serius dan konsisten untuk lokal. Oleh karena itu perlu upaya yang serius dan konsisten untuk
mencari vehicle yang dapat membawa sumber karbohidrat non padi mencari vehicle yang dapat membawa sumber karbohidrat non padi
dan non terigu menjadi salah satu pilihan pangan pokok. dan non terigu menjadi salah satu pilihan pangan pokok.
Salah satu terobosan yang dapat ditawarkan adalah mengembangkan Salah satu terobosan yang dapat ditawarkan adalah mengembangkan
teknologi pengolahan beras analog dan starch noodle dari berbagai teknologi pengolahan beras analog dan starch noodle dari berbagai
tepung-tepungan lokal, selain beras dan terigu. Produk ini diharapkan tepung-tepungan lokal, selain beras dan terigu. Produk ini diharapkan

|9| |9|
dapat dijadikan sebagai vehicle program penganekaragaman dapat dijadikan sebagai vehicle program penganekaragaman
pangan untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan terigu. pangan untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan terigu.
Bentuk beras dan mie menjadi penting karena pola mengkonsumi Bentuk beras dan mie menjadi penting karena pola mengkonsumi
nasi (berupa butiran) dan mie sudah menjadi sebuah tradisi atau nasi (berupa butiran) dan mie sudah menjadi sebuah tradisi atau
kebiasaan yang sangat sulit digantikan pada pola makan masyarakat kebiasaan yang sangat sulit digantikan pada pola makan masyarakat
Indonesia. Indonesia.

POTENSI SUMBER KARBOHIDRAT NON POTENSI SUMBER KARBOHIDRAT NON


BERAS BERAS
Potensi Sumber Karbohidrat Potensi Sumber Karbohidrat
Kita memiliki potensi sumber karbohidrat yang beraneka ragam Kita memiliki potensi sumber karbohidrat yang beraneka ragam
selain beras, yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai selain beras, yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
pangan pokok. Berbagai jenis umbi-umbian seperti garut, ganyong, pangan pokok. Berbagai jenis umbi-umbian seperti garut, ganyong,
ubikayu dan ubijalar merupakan jenis umbi yang biasa dikonsumsi ubikayu dan ubijalar merupakan jenis umbi yang biasa dikonsumsi
oleh masayarakat Indonesia. Demikian juga dengan buah sukun oleh masayarakat Indonesia. Demikian juga dengan buah sukun
sudah biasa dikonsumsi terutama di Jawa. Selain itu sagu juga sudah sudah biasa dikonsumsi terutama di Jawa. Selain itu sagu juga sudah
biasa dikonsumsi di Maluku dan Papua, sedangkan jagung biasa biasa dikonsumsi di Maluku dan Papua, sedangkan jagung biasa
dikonsumsi di Jawa Timur, Madura dan Sulawesi Selatan. dikonsumsi di Jawa Timur, Madura dan Sulawesi Selatan.
Pemanfaatan sumber pangan lokal terutama pangan non beras Pemanfaatan sumber pangan lokal terutama pangan non beras
selayaknya menjadi bagian integral dari upaya memperkokoh selayaknya menjadi bagian integral dari upaya memperkokoh
ketahanan pangan melalui kemandirian pangan. ketahanan pangan melalui kemandirian pangan.

Komposisi Zat Gizi berbagai Sumber Karbohidrat Komposisi Zat Gizi berbagai Sumber Karbohidrat
Potensi sumber karbohidrat yang beraneka ragam selain beras Potensi sumber karbohidrat yang beraneka ragam selain beras
sangat berpeluang untuk dijadikan sebagai pangan pokok sumber sangat berpeluang untuk dijadikan sebagai pangan pokok sumber
karbohidrat. Kandungan gizi beberapa komoditas sumber karbohidrat. Kandungan gizi beberapa komoditas sumber
karbohidrat lokal sangat baik, tidak kalah dibandingkan beras, karbohidrat lokal sangat baik, tidak kalah dibandingkan beras,
selengkapnya pada Tabel 2. selengkapnya pada Tabel 2.

| 10 | | 10 |

dapat dijadikan sebagai vehicle program penganekaragaman dapat dijadikan sebagai vehicle program penganekaragaman
pangan untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan terigu. pangan untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan terigu.
Bentuk beras dan mie menjadi penting karena pola mengkonsumi Bentuk beras dan mie menjadi penting karena pola mengkonsumi
nasi (berupa butiran) dan mie sudah menjadi sebuah tradisi atau nasi (berupa butiran) dan mie sudah menjadi sebuah tradisi atau
kebiasaan yang sangat sulit digantikan pada pola makan masyarakat kebiasaan yang sangat sulit digantikan pada pola makan masyarakat
Indonesia. Indonesia.

POTENSI SUMBER KARBOHIDRAT NON POTENSI SUMBER KARBOHIDRAT NON


BERAS BERAS
Potensi Sumber Karbohidrat Potensi Sumber Karbohidrat
Kita memiliki potensi sumber karbohidrat yang beraneka ragam Kita memiliki potensi sumber karbohidrat yang beraneka ragam
selain beras, yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai selain beras, yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
pangan pokok. Berbagai jenis umbi-umbian seperti garut, ganyong, pangan pokok. Berbagai jenis umbi-umbian seperti garut, ganyong,
ubikayu dan ubijalar merupakan jenis umbi yang biasa dikonsumsi ubikayu dan ubijalar merupakan jenis umbi yang biasa dikonsumsi
oleh masayarakat Indonesia. Demikian juga dengan buah sukun oleh masayarakat Indonesia. Demikian juga dengan buah sukun
sudah biasa dikonsumsi terutama di Jawa. Selain itu sagu juga sudah sudah biasa dikonsumsi terutama di Jawa. Selain itu sagu juga sudah
biasa dikonsumsi di Maluku dan Papua, sedangkan jagung biasa biasa dikonsumsi di Maluku dan Papua, sedangkan jagung biasa
dikonsumsi di Jawa Timur, Madura dan Sulawesi Selatan. dikonsumsi di Jawa Timur, Madura dan Sulawesi Selatan.
Pemanfaatan sumber pangan lokal terutama pangan non beras Pemanfaatan sumber pangan lokal terutama pangan non beras
selayaknya menjadi bagian integral dari upaya memperkokoh selayaknya menjadi bagian integral dari upaya memperkokoh
ketahanan pangan melalui kemandirian pangan. ketahanan pangan melalui kemandirian pangan.

Komposisi Zat Gizi berbagai Sumber Karbohidrat Komposisi Zat Gizi berbagai Sumber Karbohidrat
Potensi sumber karbohidrat yang beraneka ragam selain beras Potensi sumber karbohidrat yang beraneka ragam selain beras
sangat berpeluang untuk dijadikan sebagai pangan pokok sumber sangat berpeluang untuk dijadikan sebagai pangan pokok sumber
karbohidrat. Kandungan gizi beberapa komoditas sumber karbohidrat. Kandungan gizi beberapa komoditas sumber
karbohidrat lokal sangat baik, tidak kalah dibandingkan beras, karbohidrat lokal sangat baik, tidak kalah dibandingkan beras,
selengkapnya pada Tabel 2. selengkapnya pada Tabel 2.

| 10 | | 10 |
Berdasarkan Tabel 2 terlihat beras dan tepung terigu mempunyai Berdasarkan Tabel 2 terlihat beras dan tepung terigu mempunyai
energi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan komoditas energi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan komoditas
lainnya dalam berat basah. Akan tetapi jika dicermati, perbedaan lainnya dalam berat basah. Akan tetapi jika dicermati, perbedaan
tersebut dikarenakan kandungan air dari komoditas tersebut. tersebut dikarenakan kandungan air dari komoditas tersebut.
Dengan perhitungan pada basis yang sama yaitu berdasarkan berat Dengan perhitungan pada basis yang sama yaitu berdasarkan berat
kering dimana kandungan air tidak diperhitungkan, berbagai kering dimana kandungan air tidak diperhitungkan, berbagai
komoditas yang berpotensi untuk dijadikan sebagai pangan pokok komoditas yang berpotensi untuk dijadikan sebagai pangan pokok
mempunyai energi yang hampir sama yaitu sekitar 400 kalori per mempunyai energi yang hampir sama yaitu sekitar 400 kalori per
100 gram. Dengan demikian, semua komoditas yang tertera pada 100 gram. Dengan demikian, semua komoditas yang tertera pada
Tabel 2 sebenarnya sangat berpeluang untuk dijadikan sebagai Tabel 2 sebenarnya sangat berpeluang untuk dijadikan sebagai
pangan pokok selain beras. pangan pokok selain beras.

Tabel 2 Komposisi Zat Gizi Utama Beberapa Komoditas Berpotensi Tabel 2 Komposisi Zat Gizi Utama Beberapa Komoditas Berpotensi
Sebagai Sumber Karbohidrat*) Sebagai Sumber Karbohidrat*)
Jenis Karbohidrat Lemak Protein Energi Jenis Karbohidrat Lemak Protein Energi
Pangan (1) (2) (1) (2) (1) (2) (3) (4) Pangan (1) (2) (1) (2) (1) (2) (3) (4)
Beras 79 91 0,7 0,8 6,8 7,8 349 401 Beras 79 91 0,7 0,8 6,8 7,8 349 401
Ubikayu 38 95 0,3 0,8 0,8 2,0 158 394 Ubikayu 38 95 0,3 0,8 0,8 2,0 158 394
Jagung 64 84 3,4 4,5 7,9 10,4 317 417 Jagung 64 84 3,4 4,5 7,9 10,4 317 417
Ubijalar 28 89 0,7 2,2 1,8 5,7 125 397 Ubijalar 28 89 0,7 2,2 1,8 5,7 125 397
Kentang 34 94 0,4 1,1 0,9 2,5 142 394 Kentang 34 94 0,4 1,1 0,9 2,5 142 394
Garut 19 63 0,6 1,9 1,6 5,2 89 288 Garut 19 63 0,6 1,9 1,6 5,2 89 288
Ganyong 25 90 0,1 0,4 1,0 3,7 103 377 Ganyong 25 90 0,1 0,4 1,0 3,7 103 377
Talas 24 88 0,2 0,7 1,9 7,0 104 384 Talas 24 88 0,2 0,7 1,9 7,0 104 384
Sukun 28 92 0,3 1,0 1,3 4,2 121 393 Sukun 28 92 0,3 1,0 1,3 4,2 121 393
Pisang 38 93 0,2 0,5 2,0 4,9 163 398 Pisang 38 93 0,2 0,5 2,0 4,9 163 398
Sorgum 79 1,2 8,9 359 Sorgum 79 1,2 8,9 359
89 1,4 9,4 404 89 1,4 9,4 404
Hotong 73 83 2,4 2,7 11,2 12,7 358 408 Hotong 73 83 2,4 2,7 11,2 12,7 358 408
Sagu 75 98 0 0 0,6 0,8 306 404 Sagu 75 98 0 0 0,6 0,8 306 404
* Dari berbagai sumber. Ket : (1) % berat basah, (2) % berat * Dari berbagai sumber. Ket : (1) % berat basah, (2) % berat
kering, (3) Kalori berat basah dan (4) Kalori berat kering kering, (3) Kalori berat basah dan (4) Kalori berat kering
(kalori/100 gram) (kalori/100 gram)

| 11 | | 11 |

Berdasarkan Tabel 2 terlihat beras dan tepung terigu mempunyai Berdasarkan Tabel 2 terlihat beras dan tepung terigu mempunyai
energi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan komoditas energi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan komoditas
lainnya dalam berat basah. Akan tetapi jika dicermati, perbedaan lainnya dalam berat basah. Akan tetapi jika dicermati, perbedaan
tersebut dikarenakan kandungan air dari komoditas tersebut. tersebut dikarenakan kandungan air dari komoditas tersebut.
Dengan perhitungan pada basis yang sama yaitu berdasarkan berat Dengan perhitungan pada basis yang sama yaitu berdasarkan berat
kering dimana kandungan air tidak diperhitungkan, berbagai kering dimana kandungan air tidak diperhitungkan, berbagai
komoditas yang berpotensi untuk dijadikan sebagai pangan pokok komoditas yang berpotensi untuk dijadikan sebagai pangan pokok
mempunyai energi yang hampir sama yaitu sekitar 400 kalori per mempunyai energi yang hampir sama yaitu sekitar 400 kalori per
100 gram. Dengan demikian, semua komoditas yang tertera pada 100 gram. Dengan demikian, semua komoditas yang tertera pada
Tabel 2 sebenarnya sangat berpeluang untuk dijadikan sebagai Tabel 2 sebenarnya sangat berpeluang untuk dijadikan sebagai
pangan pokok selain beras. pangan pokok selain beras.

Tabel 2 Komposisi Zat Gizi Utama Beberapa Komoditas Berpotensi Tabel 2 Komposisi Zat Gizi Utama Beberapa Komoditas Berpotensi
Sebagai Sumber Karbohidrat*) Sebagai Sumber Karbohidrat*)
Jenis Karbohidrat Lemak Protein Energi Jenis Karbohidrat Lemak Protein Energi
Pangan (1) (2) (1) (2) (1) (2) (3) (4) Pangan (1) (2) (1) (2) (1) (2) (3) (4)
Beras 79 91 0,7 0,8 6,8 7,8 349 401 Beras 79 91 0,7 0,8 6,8 7,8 349 401
Ubikayu 38 95 0,3 0,8 0,8 2,0 158 394 Ubikayu 38 95 0,3 0,8 0,8 2,0 158 394
Jagung 64 84 3,4 4,5 7,9 10,4 317 417 Jagung 64 84 3,4 4,5 7,9 10,4 317 417
Ubijalar 28 89 0,7 2,2 1,8 5,7 125 397 Ubijalar 28 89 0,7 2,2 1,8 5,7 125 397
Kentang 34 94 0,4 1,1 0,9 2,5 142 394 Kentang 34 94 0,4 1,1 0,9 2,5 142 394
Garut 19 63 0,6 1,9 1,6 5,2 89 288 Garut 19 63 0,6 1,9 1,6 5,2 89 288
Ganyong 25 90 0,1 0,4 1,0 3,7 103 377 Ganyong 25 90 0,1 0,4 1,0 3,7 103 377
Talas 24 88 0,2 0,7 1,9 7,0 104 384 Talas 24 88 0,2 0,7 1,9 7,0 104 384
Sukun 28 92 0,3 1,0 1,3 4,2 121 393 Sukun 28 92 0,3 1,0 1,3 4,2 121 393
Pisang 38 93 0,2 0,5 2,0 4,9 163 398 Pisang 38 93 0,2 0,5 2,0 4,9 163 398
Sorgum 79 1,2 8,9 359 Sorgum 79 1,2 8,9 359
89 1,4 9,4 404 89 1,4 9,4 404
Hotong 73 83 2,4 2,7 11,2 12,7 358 408 Hotong 73 83 2,4 2,7 11,2 12,7 358 408
Sagu 75 98 0 0 0,6 0,8 306 404 Sagu 75 98 0 0 0,6 0,8 306 404
* Dari berbagai sumber. Ket : (1) % berat basah, (2) % berat * Dari berbagai sumber. Ket : (1) % berat basah, (2) % berat
kering, (3) Kalori berat basah dan (4) Kalori berat kering kering, (3) Kalori berat basah dan (4) Kalori berat kering
(kalori/100 gram) (kalori/100 gram)

| 11 | | 11 |
TEROBOSAN PENGEMBANGAN VEHICLE TEROBOSAN PENGEMBANGAN VEHICLE
PENGANEKARAGAMAN PANGAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN
Vehicle Penganekaragaman Pangan Vehicle Penganekaragaman Pangan
Lambatnya program penganekaragaman pangan antara lain Lambatnya program penganekaragaman pangan antara lain
dikarenakan belum ditemukannya vehicle yang tepat dan diterima dikarenakan belum ditemukannya vehicle yang tepat dan diterima
masyarakat luas. Untuk menjadi vehicle program penganekaragaman masyarakat luas. Untuk menjadi vehicle program penganekaragaman
pangan, suatu produk haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut pangan, suatu produk haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut
(1) Produk dapat diterima luas, (2) Tidak merubah kebiasaan cara (1) Produk dapat diterima luas, (2) Tidak merubah kebiasaan cara
mengkonsumsi pangan pokok, (3) Tidak merubah cara penyiapan mengkonsumsi pangan pokok, (3) Tidak merubah cara penyiapan
(cara masak), (4) Dapat divariasikan pengolahannya sesuai dengan (cara masak), (4) Dapat divariasikan pengolahannya sesuai dengan
resep masakan aneka kuliner Indonesia, (5) Harga yang kompetitif, resep masakan aneka kuliner Indonesia, (5) Harga yang kompetitif,
dan (5) Dapat dibuat dari sumber karbohidrat lokal (Muaris dan dan (5) Dapat dibuat dari sumber karbohidrat lokal (Muaris dan
Budijanto, 2013). Budijanto, 2013).
Berdasarkan kriteria yang telah diutarakan di atas ada dua produk Berdasarkan kriteria yang telah diutarakan di atas ada dua produk
yang dapat dijadikan kandidat untuk vehicle penganekaragaman yang dapat dijadikan kandidat untuk vehicle penganekaragaman
pangan di Indonesia yaitu produk berbentuk butiran beras (beras pangan di Indonesia yaitu produk berbentuk butiran beras (beras
analog) dan produk starch noodle (mie bebas gluten). Paparan ini akan analog) dan produk starch noodle (mie bebas gluten). Paparan ini akan
memfokuskan pada beras analog sebagai vehicle penganekaragaman memfokuskan pada beras analog sebagai vehicle penganekaragaman
pangan di Indonesia. pangan di Indonesia.
Beras analog dapat memenuhi semua kriteria sebagai vehicle seperti Beras analog dapat memenuhi semua kriteria sebagai vehicle seperti
yang disebutkan di atas. Beras analog dapat dibuat dari hampir yang disebutkan di atas. Beras analog dapat dibuat dari hampir
semua tepung lokal (non beras dan non terigu) dengan bentuk semua tepung lokal (non beras dan non terigu) dengan bentuk
butiran mirip beras dan dapat ditanak seperti menanak beras pada butiran mirip beras dan dapat ditanak seperti menanak beras pada
umumnya. Beras analog juga dapat diolah dalam bentuk aneka umumnya. Beras analog juga dapat diolah dalam bentuk aneka
kuliner Indonesia. Karakteristik ini menjadi faktor penting untuk kuliner Indonesia. Karakteristik ini menjadi faktor penting untuk
mendukung keberhasilan sosialisasi dan internalisasi beras analog mendukung keberhasilan sosialisasi dan internalisasi beras analog
kepada masyarakat luas karena tidak merubah kebiasaan makan kepada masyarakat luas karena tidak merubah kebiasaan makan
masyarakat Indonesia. masyarakat Indonesia.

| 12 | | 12 |

TEROBOSAN PENGEMBANGAN VEHICLE TEROBOSAN PENGEMBANGAN VEHICLE


PENGANEKARAGAMAN PANGAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN
Vehicle Penganekaragaman Pangan Vehicle Penganekaragaman Pangan
Lambatnya program penganekaragaman pangan antara lain Lambatnya program penganekaragaman pangan antara lain
dikarenakan belum ditemukannya vehicle yang tepat dan diterima dikarenakan belum ditemukannya vehicle yang tepat dan diterima
masyarakat luas. Untuk menjadi vehicle program penganekaragaman masyarakat luas. Untuk menjadi vehicle program penganekaragaman
pangan, suatu produk haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut pangan, suatu produk haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut
(1) Produk dapat diterima luas, (2) Tidak merubah kebiasaan cara (1) Produk dapat diterima luas, (2) Tidak merubah kebiasaan cara
mengkonsumsi pangan pokok, (3) Tidak merubah cara penyiapan mengkonsumsi pangan pokok, (3) Tidak merubah cara penyiapan
(cara masak), (4) Dapat divariasikan pengolahannya sesuai dengan (cara masak), (4) Dapat divariasikan pengolahannya sesuai dengan
resep masakan aneka kuliner Indonesia, (5) Harga yang kompetitif, resep masakan aneka kuliner Indonesia, (5) Harga yang kompetitif,
dan (5) Dapat dibuat dari sumber karbohidrat lokal (Muaris dan dan (5) Dapat dibuat dari sumber karbohidrat lokal (Muaris dan
Budijanto, 2013). Budijanto, 2013).
Berdasarkan kriteria yang telah diutarakan di atas ada dua produk Berdasarkan kriteria yang telah diutarakan di atas ada dua produk
yang dapat dijadikan kandidat untuk vehicle penganekaragaman yang dapat dijadikan kandidat untuk vehicle penganekaragaman
pangan di Indonesia yaitu produk berbentuk butiran beras (beras pangan di Indonesia yaitu produk berbentuk butiran beras (beras
analog) dan produk starch noodle (mie bebas gluten). Paparan ini akan analog) dan produk starch noodle (mie bebas gluten). Paparan ini akan
memfokuskan pada beras analog sebagai vehicle penganekaragaman memfokuskan pada beras analog sebagai vehicle penganekaragaman
pangan di Indonesia. pangan di Indonesia.
Beras analog dapat memenuhi semua kriteria sebagai vehicle seperti Beras analog dapat memenuhi semua kriteria sebagai vehicle seperti
yang disebutkan di atas. Beras analog dapat dibuat dari hampir yang disebutkan di atas. Beras analog dapat dibuat dari hampir
semua tepung lokal (non beras dan non terigu) dengan bentuk semua tepung lokal (non beras dan non terigu) dengan bentuk
butiran mirip beras dan dapat ditanak seperti menanak beras pada butiran mirip beras dan dapat ditanak seperti menanak beras pada
umumnya. Beras analog juga dapat diolah dalam bentuk aneka umumnya. Beras analog juga dapat diolah dalam bentuk aneka
kuliner Indonesia. Karakteristik ini menjadi faktor penting untuk kuliner Indonesia. Karakteristik ini menjadi faktor penting untuk
mendukung keberhasilan sosialisasi dan internalisasi beras analog mendukung keberhasilan sosialisasi dan internalisasi beras analog
kepada masyarakat luas karena tidak merubah kebiasaan makan kepada masyarakat luas karena tidak merubah kebiasaan makan
masyarakat Indonesia. masyarakat Indonesia.

| 12 | | 12 |
Teknologi Pengolahan Beras Analog Teknologi Pengolahan Beras Analog
Pada akhir tahun enampuluhan pemerintah sudah memperkenalkan Pada akhir tahun enampuluhan pemerintah sudah memperkenalkan
Beras Tekad yang terbuat dari ubikayu, jagung dan kedelai. Beras Tekad yang terbuat dari ubikayu, jagung dan kedelai.
Teknologi yang digunakan untuk memproduksi Beras Tekad adalah Teknologi yang digunakan untuk memproduksi Beras Tekad adalah
teknologi cold extrusion. Sayangnya industrialisasi produk ini tidak teknologi cold extrusion. Sayangnya industrialisasi produk ini tidak
berkembang dengan baik. Beberapa faktor penyebabnya antara berkembang dengan baik. Beberapa faktor penyebabnya antara
lain: (1) Penampilan fisik Beras Tekad tidak mirip dengan beras, lain: (1) Penampilan fisik Beras Tekad tidak mirip dengan beras,
(2) Kualitas tanaknya masih belum dapat diterima dengan baik dan (2) Kualitas tanaknya masih belum dapat diterima dengan baik dan
(3) Kesalahan memposisiskan beras tekad sebagai pengganti beras. (3) Kesalahan memposisiskan beras tekad sebagai pengganti beras.
Belajar dari pengalaman ini pengembangan beras analog harus Belajar dari pengalaman ini pengembangan beras analog harus
memperhatikan tidak hanya kelayakan teknologi akan tetapi juga memperhatikan tidak hanya kelayakan teknologi akan tetapi juga
harus memperhatikan kelayakan sosialnya. harus memperhatikan kelayakan sosialnya.
Di Indonesia banyak peneliti dari instansi seperti Universitas Jember, Di Indonesia banyak peneliti dari instansi seperti Universitas Jember,
UGM, Universitas Pasundan, Universitas Santo Thomas dan Balai UGM, Universitas Pasundan, Universitas Santo Thomas dan Balai
Besar Pasca Panen Kementerian Pertanian, serta perguruan tinggi Besar Pasca Panen Kementerian Pertanian, serta perguruan tinggi
dan badan litbang lainnya yang mengembangkan proses pengolahan dan badan litbang lainnya yang mengembangkan proses pengolahan
produk menyerupai beras, yang dikenalkan dengan nama rasbi, produk menyerupai beras, yang dikenalkan dengan nama rasbi,
beras tiruan, bibinber dan nama lainnya. Umumnya teknologi yang beras tiruan, bibinber dan nama lainnya. Umumnya teknologi yang
digunakan untuk membuat produk tersebut adalah cold extrusion digunakan untuk membuat produk tersebut adalah cold extrusion
atau teknologi granulasi. Kelemahan utama kedua teknologi ini atau teknologi granulasi. Kelemahan utama kedua teknologi ini
adalah produk yang dihasilkan bentuknya tidak mirip dengan adalah produk yang dihasilkan bentuknya tidak mirip dengan
beras, tetapi berbentuk mirip pellet, sedangkan teknologi granulasi beras, tetapi berbentuk mirip pellet, sedangkan teknologi granulasi
menghasilkan produk berbentuk bulat (seperti sagu mutiara). menghasilkan produk berbentuk bulat (seperti sagu mutiara).
Studi pengembangan beras analog yang dilakukan oleh Studi pengembangan beras analog yang dilakukan oleh
F-Technopark adalah dengan menggunakan teknologi hot extrusion F-Technopark adalah dengan menggunakan teknologi hot extrusion
(Budijanto et al. 2012). Ekstruder yang digunakan adalah ulir ganda (Budijanto et al. 2012). Ekstruder yang digunakan adalah ulir ganda
(double screw extruder), yang terdiri dari tiga tahap proses, yaitu (1) (double screw extruder), yang terdiri dari tiga tahap proses, yaitu (1)
Pemasukan bahan baku (feeding), (2) Pencampuran, (3) Pengulenan Pemasukan bahan baku (feeding), (2) Pencampuran, (3) Pengulenan
dan pencetakkan. Pada tahap feeding, bahan baku yang terdiri dari dan pencetakkan. Pada tahap feeding, bahan baku yang terdiri dari

| 13 | | 13 |

Teknologi Pengolahan Beras Analog Teknologi Pengolahan Beras Analog


Pada akhir tahun enampuluhan pemerintah sudah memperkenalkan Pada akhir tahun enampuluhan pemerintah sudah memperkenalkan
Beras Tekad yang terbuat dari ubikayu, jagung dan kedelai. Beras Tekad yang terbuat dari ubikayu, jagung dan kedelai.
Teknologi yang digunakan untuk memproduksi Beras Tekad adalah Teknologi yang digunakan untuk memproduksi Beras Tekad adalah
teknologi cold extrusion. Sayangnya industrialisasi produk ini tidak teknologi cold extrusion. Sayangnya industrialisasi produk ini tidak
berkembang dengan baik. Beberapa faktor penyebabnya antara berkembang dengan baik. Beberapa faktor penyebabnya antara
lain: (1) Penampilan fisik Beras Tekad tidak mirip dengan beras, lain: (1) Penampilan fisik Beras Tekad tidak mirip dengan beras,
(2) Kualitas tanaknya masih belum dapat diterima dengan baik dan (2) Kualitas tanaknya masih belum dapat diterima dengan baik dan
(3) Kesalahan memposisiskan beras tekad sebagai pengganti beras. (3) Kesalahan memposisiskan beras tekad sebagai pengganti beras.
Belajar dari pengalaman ini pengembangan beras analog harus Belajar dari pengalaman ini pengembangan beras analog harus
memperhatikan tidak hanya kelayakan teknologi akan tetapi juga memperhatikan tidak hanya kelayakan teknologi akan tetapi juga
harus memperhatikan kelayakan sosialnya. harus memperhatikan kelayakan sosialnya.
Di Indonesia banyak peneliti dari instansi seperti Universitas Jember, Di Indonesia banyak peneliti dari instansi seperti Universitas Jember,
UGM, Universitas Pasundan, Universitas Santo Thomas dan Balai UGM, Universitas Pasundan, Universitas Santo Thomas dan Balai
Besar Pasca Panen Kementerian Pertanian, serta perguruan tinggi Besar Pasca Panen Kementerian Pertanian, serta perguruan tinggi
dan badan litbang lainnya yang mengembangkan proses pengolahan dan badan litbang lainnya yang mengembangkan proses pengolahan
produk menyerupai beras, yang dikenalkan dengan nama rasbi, produk menyerupai beras, yang dikenalkan dengan nama rasbi,
beras tiruan, bibinber dan nama lainnya. Umumnya teknologi yang beras tiruan, bibinber dan nama lainnya. Umumnya teknologi yang
digunakan untuk membuat produk tersebut adalah cold extrusion digunakan untuk membuat produk tersebut adalah cold extrusion
atau teknologi granulasi. Kelemahan utama kedua teknologi ini atau teknologi granulasi. Kelemahan utama kedua teknologi ini
adalah produk yang dihasilkan bentuknya tidak mirip dengan adalah produk yang dihasilkan bentuknya tidak mirip dengan
beras, tetapi berbentuk mirip pellet, sedangkan teknologi granulasi beras, tetapi berbentuk mirip pellet, sedangkan teknologi granulasi
menghasilkan produk berbentuk bulat (seperti sagu mutiara). menghasilkan produk berbentuk bulat (seperti sagu mutiara).
Studi pengembangan beras analog yang dilakukan oleh Studi pengembangan beras analog yang dilakukan oleh
F-Technopark adalah dengan menggunakan teknologi hot extrusion F-Technopark adalah dengan menggunakan teknologi hot extrusion
(Budijanto et al. 2012). Ekstruder yang digunakan adalah ulir ganda (Budijanto et al. 2012). Ekstruder yang digunakan adalah ulir ganda
(double screw extruder), yang terdiri dari tiga tahap proses, yaitu (1) (double screw extruder), yang terdiri dari tiga tahap proses, yaitu (1)
Pemasukan bahan baku (feeding), (2) Pencampuran, (3) Pengulenan Pemasukan bahan baku (feeding), (2) Pencampuran, (3) Pengulenan
dan pencetakkan. Pada tahap feeding, bahan baku yang terdiri dari dan pencetakkan. Pada tahap feeding, bahan baku yang terdiri dari

| 13 | | 13 |
paling tidak satu jenis tepung (15-85%), paling tidak satu jenis pati paling tidak satu jenis tepung (15-85%), paling tidak satu jenis pati
(15-85%) dan bahan pengikat (0,1-2,5%) dimasukkan ke dalam (15-85%) dan bahan pengikat (0,1-2,5%) dimasukkan ke dalam
ekstruder. Setelah proses pencampuran dan pengulenan, kemudian ekstruder. Setelah proses pencampuran dan pengulenan, kemudian
dilewatkan melalui cetakan yang memiliki lubang berbentuk dilewatkan melalui cetakan yang memiliki lubang berbentuk
elips yang terpasang di ujung ekstruder. Produk yang keluar dari elips yang terpasang di ujung ekstruder. Produk yang keluar dari
cetakan tersebut dipotong oleh pisau berputar. Parameter kritis dari cetakan tersebut dipotong oleh pisau berputar. Parameter kritis dari
proses ini adalah kadar air adonan, suhu proses, kecepatan feeding, proses ini adalah kadar air adonan, suhu proses, kecepatan feeding,
kecepatan putar ulir, dan kecepatan pisau. Melalui tahap optimasi kecepatan putar ulir, dan kecepatan pisau. Melalui tahap optimasi
parameter kritis tersebut akan didapatkan butiran beras sesuai parameter kritis tersebut akan didapatkan butiran beras sesuai
dengan yang bentuk yang dikehendaki (Gambar 3). Produk yang dengan yang bentuk yang dikehendaki (Gambar 3). Produk yang
sudah berbentuk butir-butir mirip beras selanjutnya dikeringkan sudah berbentuk butir-butir mirip beras selanjutnya dikeringkan
dengan oven bersuhu 50-90oC sampai kadar air produk akhir sekitar dengan oven bersuhu 50-90oC sampai kadar air produk akhir sekitar
14%. 14%.

Gambar 3 Penampakan beras analog , dengan teknologi ekstrusi dengan Gambar 3 Penampakan beras analog , dengan teknologi ekstrusi dengan
berbagai kadar air dan suhu proses berbagai kadar air dan suhu proses

Kelebihan teknologi hot extrusion yang digunakan pada teknologi Kelebihan teknologi hot extrusion yang digunakan pada teknologi
pengolahan beras analog dibandingkan dengan pengolahan beras pengolahan beras analog dibandingkan dengan pengolahan beras
tiruan yang telah dikembangkan terdahulu (cold extrusion dan tiruan yang telah dikembangkan terdahulu (cold extrusion dan
teknik granulasi), secara lebih detail dapat dilihat pada Tabel 3. Pada teknik granulasi), secara lebih detail dapat dilihat pada Tabel 3. Pada
Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa kelebihan yang terpenting dari Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa kelebihan yang terpenting dari
teknologi ini adalah bahwa produk yang dihasilkan dapat dibuat teknologi ini adalah bahwa produk yang dihasilkan dapat dibuat

| 14 | | 14 |

paling tidak satu jenis tepung (15-85%), paling tidak satu jenis pati paling tidak satu jenis tepung (15-85%), paling tidak satu jenis pati
(15-85%) dan bahan pengikat (0,1-2,5%) dimasukkan ke dalam (15-85%) dan bahan pengikat (0,1-2,5%) dimasukkan ke dalam
ekstruder. Setelah proses pencampuran dan pengulenan, kemudian ekstruder. Setelah proses pencampuran dan pengulenan, kemudian
dilewatkan melalui cetakan yang memiliki lubang berbentuk dilewatkan melalui cetakan yang memiliki lubang berbentuk
elips yang terpasang di ujung ekstruder. Produk yang keluar dari elips yang terpasang di ujung ekstruder. Produk yang keluar dari
cetakan tersebut dipotong oleh pisau berputar. Parameter kritis dari cetakan tersebut dipotong oleh pisau berputar. Parameter kritis dari
proses ini adalah kadar air adonan, suhu proses, kecepatan feeding, proses ini adalah kadar air adonan, suhu proses, kecepatan feeding,
kecepatan putar ulir, dan kecepatan pisau. Melalui tahap optimasi kecepatan putar ulir, dan kecepatan pisau. Melalui tahap optimasi
parameter kritis tersebut akan didapatkan butiran beras sesuai parameter kritis tersebut akan didapatkan butiran beras sesuai
dengan yang bentuk yang dikehendaki (Gambar 3). Produk yang dengan yang bentuk yang dikehendaki (Gambar 3). Produk yang
sudah berbentuk butir-butir mirip beras selanjutnya dikeringkan sudah berbentuk butir-butir mirip beras selanjutnya dikeringkan
dengan oven bersuhu 50-90oC sampai kadar air produk akhir sekitar dengan oven bersuhu 50-90oC sampai kadar air produk akhir sekitar
14%. 14%.

Gambar 3 Penampakan beras analog , dengan teknologi ekstrusi dengan Gambar 3 Penampakan beras analog , dengan teknologi ekstrusi dengan
berbagai kadar air dan suhu proses berbagai kadar air dan suhu proses

Kelebihan teknologi hot extrusion yang digunakan pada teknologi Kelebihan teknologi hot extrusion yang digunakan pada teknologi
pengolahan beras analog dibandingkan dengan pengolahan beras pengolahan beras analog dibandingkan dengan pengolahan beras
tiruan yang telah dikembangkan terdahulu (cold extrusion dan tiruan yang telah dikembangkan terdahulu (cold extrusion dan
teknik granulasi), secara lebih detail dapat dilihat pada Tabel 3. Pada teknik granulasi), secara lebih detail dapat dilihat pada Tabel 3. Pada
Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa kelebihan yang terpenting dari Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa kelebihan yang terpenting dari
teknologi ini adalah bahwa produk yang dihasilkan dapat dibuat teknologi ini adalah bahwa produk yang dihasilkan dapat dibuat

| 14 | | 14 |
lebih mirip dengan beras, kualitas tanaknya yang sama dengan lebih mirip dengan beras, kualitas tanaknya yang sama dengan
beras, dapat dibuat dari berbagai jenis bahan baku, dan potensinya beras, dapat dibuat dari berbagai jenis bahan baku, dan potensinya
untuk dikembangkan pada industri skala menengah besar. untuk dikembangkan pada industri skala menengah besar.

Tabel 3 Perbandingan tiga teknologi penghasil beras analog Tabel 3 Perbandingan tiga teknologi penghasil beras analog
Teknologi Teknologi
Parameter Parameter
Hot Extrusion Cold Extrusion Granulasi Hot Extrusion Cold Extrusion Granulasi
Bentuk Mirip beras Seperti pelet Bulat seperti sagu Bentuk Mirip beras Seperti pelet Bulat seperti sagu
produk mutiara produk mutiara
Bentuk nasi Sangat mirip Seperti tiwul/ tidak Bulat bulat Bentuk nasi Sangat mirip Seperti tiwul/ tidak Bulat bulat
nasi berbentuk nasi nasi berbentuk nasi
Produk Bentuk dan Warna dan fisiknya Dapat dilakukan Produk Bentuk dan Warna dan fisiknya Dapat dilakukan
fortifikasi warna mirip berbeda dengan fortifikasi warna mirip berbeda dengan
beras beras beras beras
Kapasitas Menengah Besar Kecil menengah Mikro - Kecil Kapasitas Menengah Besar Kecil menengah Mikro - Kecil
Produksi Produksi
Type Industri Skala menengah- Skala mikro- kecil- Skala mikro- Type Industri Skala menengah- Skala mikro- kecil- Skala mikro-
besar menengah Kecil besar menengah Kecil
Bahan baku Sangat fleksibel Kurang fleksibel Kurang fleksibel Bahan baku Sangat fleksibel Kurang fleksibel Kurang fleksibel

Eksplorasi bahan baku beras analog Eksplorasi bahan baku beras analog
Penelitian di F-Technopark berhasil mengembangkan beras analog Penelitian di F-Technopark berhasil mengembangkan beras analog
dari berbagai sumber karbohidrat (Gambar 4). Menurut Budijanto dari berbagai sumber karbohidrat (Gambar 4). Menurut Budijanto
(2012), mengembangkan beras analog berbahan dasar jagung, (2012), mengembangkan beras analog berbahan dasar jagung,
sorgum, dan sagu dan menghasilkan beras analog menyerupai beras sorgum, dan sagu dan menghasilkan beras analog menyerupai beras
aslinya namun dari segi warna masih perlu disempurnakan karena aslinya namun dari segi warna masih perlu disempurnakan karena
tidak seputih beras. Hal ini dapat di atasi pada penelitian selanjutnya tidak seputih beras. Hal ini dapat di atasi pada penelitian selanjutnya
dengan menggunakan bahan baku singkong, sagu, dan ampas dengan menggunakan bahan baku singkong, sagu, dan ampas
kelapa, untuk menghasilkan beras yang berwarna lebih putih. kelapa, untuk menghasilkan beras yang berwarna lebih putih.
Perbedaan varietas bahan baku juga berpengaruh terhadap Perbedaan varietas bahan baku juga berpengaruh terhadap
penerimaan sensori beras yang dihasilkan. Tim peneliti beras penerimaan sensori beras yang dihasilkan. Tim peneliti beras
analog juga melakukan penelitian terhadap sifat sensori beras analog juga melakukan penelitian terhadap sifat sensori beras

| 15 | | 15 |

lebih mirip dengan beras, kualitas tanaknya yang sama dengan lebih mirip dengan beras, kualitas tanaknya yang sama dengan
beras, dapat dibuat dari berbagai jenis bahan baku, dan potensinya beras, dapat dibuat dari berbagai jenis bahan baku, dan potensinya
untuk dikembangkan pada industri skala menengah besar. untuk dikembangkan pada industri skala menengah besar.

Tabel 3 Perbandingan tiga teknologi penghasil beras analog Tabel 3 Perbandingan tiga teknologi penghasil beras analog
Teknologi Teknologi
Parameter Parameter
Hot Extrusion Cold Extrusion Granulasi Hot Extrusion Cold Extrusion Granulasi
Bentuk Mirip beras Seperti pelet Bulat seperti sagu Bentuk Mirip beras Seperti pelet Bulat seperti sagu
produk mutiara produk mutiara
Bentuk nasi Sangat mirip Seperti tiwul/ tidak Bulat bulat Bentuk nasi Sangat mirip Seperti tiwul/ tidak Bulat bulat
nasi berbentuk nasi nasi berbentuk nasi
Produk Bentuk dan Warna dan fisiknya Dapat dilakukan Produk Bentuk dan Warna dan fisiknya Dapat dilakukan
fortifikasi warna mirip berbeda dengan fortifikasi warna mirip berbeda dengan
beras beras beras beras
Kapasitas Menengah Besar Kecil menengah Mikro - Kecil Kapasitas Menengah Besar Kecil menengah Mikro - Kecil
Produksi Produksi
Type Industri Skala menengah- Skala mikro- kecil- Skala mikro- Type Industri Skala menengah- Skala mikro- kecil- Skala mikro-
besar menengah Kecil besar menengah Kecil
Bahan baku Sangat fleksibel Kurang fleksibel Kurang fleksibel Bahan baku Sangat fleksibel Kurang fleksibel Kurang fleksibel

Eksplorasi bahan baku beras analog Eksplorasi bahan baku beras analog
Penelitian di F-Technopark berhasil mengembangkan beras analog Penelitian di F-Technopark berhasil mengembangkan beras analog
dari berbagai sumber karbohidrat (Gambar 4). Menurut Budijanto dari berbagai sumber karbohidrat (Gambar 4). Menurut Budijanto
(2012), mengembangkan beras analog berbahan dasar jagung, (2012), mengembangkan beras analog berbahan dasar jagung,
sorgum, dan sagu dan menghasilkan beras analog menyerupai beras sorgum, dan sagu dan menghasilkan beras analog menyerupai beras
aslinya namun dari segi warna masih perlu disempurnakan karena aslinya namun dari segi warna masih perlu disempurnakan karena
tidak seputih beras. Hal ini dapat di atasi pada penelitian selanjutnya tidak seputih beras. Hal ini dapat di atasi pada penelitian selanjutnya
dengan menggunakan bahan baku singkong, sagu, dan ampas dengan menggunakan bahan baku singkong, sagu, dan ampas
kelapa, untuk menghasilkan beras yang berwarna lebih putih. kelapa, untuk menghasilkan beras yang berwarna lebih putih.
Perbedaan varietas bahan baku juga berpengaruh terhadap Perbedaan varietas bahan baku juga berpengaruh terhadap
penerimaan sensori beras yang dihasilkan. Tim peneliti beras penerimaan sensori beras yang dihasilkan. Tim peneliti beras
analog juga melakukan penelitian terhadap sifat sensori beras analog juga melakukan penelitian terhadap sifat sensori beras

| 15 | | 15 |
analog yang dibuat dari empat varietas sorgum yaitu varietas analog yang dibuat dari empat varietas sorgum yaitu varietas
pahat, B100, numbu, dan genjah. Hasilnya menunjukkan bahwa pahat, B100, numbu, dan genjah. Hasilnya menunjukkan bahwa
beras yang dibuat dari sorgum varietas pahat dan numbu memiliki beras yang dibuat dari sorgum varietas pahat dan numbu memiliki
penerimaan sensori yang lebih baik dari varietas lainnya. Hal ini penerimaan sensori yang lebih baik dari varietas lainnya. Hal ini
disebabkan karena keempat sorgum tersebut memiliki warna, kadar disebabkan karena keempat sorgum tersebut memiliki warna, kadar
amilosa-amilopektin serta tannin yang berbeda. Kadar amilosa dan amilosa-amilopektin serta tannin yang berbeda. Kadar amilosa dan
amilopektin berpengaruh pada kepulenan beras, sedangkan kadar amilopektin berpengaruh pada kepulenan beras, sedangkan kadar
tannin yang tinggi menyebabkan adanya rasa pahit pada beras. tannin yang tinggi menyebabkan adanya rasa pahit pada beras.
Pemanfaatan bahan baku lain seperti ubijalar ungu dan kuning, Pemanfaatan bahan baku lain seperti ubijalar ungu dan kuning,
serta jagung kuning menghasilkan beras analog aneka warna yang serta jagung kuning menghasilkan beras analog aneka warna yang
dapat memberikan daya tarik tersendiri, yang akan dibahas pada dapat memberikan daya tarik tersendiri, yang akan dibahas pada
bagian berikutnya. bagian berikutnya.

A B C A B C

D E F D E F

Gambar 4 Beras analog dari berbagai bahan, A : Beras analog dari Gambar 4 Beras analog dari berbagai bahan, A : Beras analog dari
singkong, sagu, dan jagung putih B. Beras sosoh C. Beras singkong, sagu, dan jagung putih B. Beras sosoh C. Beras
analog dari sagu, ubi kayu, dan ampas kelapa D. Beras analog dari sagu, ubi kayu, dan ampas kelapa D. Beras
analog dari sagu, jagung putih, dan bit E. Beras analog analog dari sagu, jagung putih, dan bit E. Beras analog
dari jagung kuning dan sagu F. Beras analog dari sorgum, dari jagung kuning dan sagu F. Beras analog dari sorgum,
jagung, dan sagu jagung, dan sagu

Fungsi Beras Analog Fungsi Beras Analog


Berdasarkan kelebihan dari beras analog yang dikembangkan Berdasarkan kelebihan dari beras analog yang dikembangkan
dengan teknologi hot extrusion yaitu keleluasaan dalam memilih dengan teknologi hot extrusion yaitu keleluasaan dalam memilih
bahan baku yang akan digunakan sesuai dengan sifat sensori yang bahan baku yang akan digunakan sesuai dengan sifat sensori yang

| 16 | | 16 |

analog yang dibuat dari empat varietas sorgum yaitu varietas analog yang dibuat dari empat varietas sorgum yaitu varietas
pahat, B100, numbu, dan genjah. Hasilnya menunjukkan bahwa pahat, B100, numbu, dan genjah. Hasilnya menunjukkan bahwa
beras yang dibuat dari sorgum varietas pahat dan numbu memiliki beras yang dibuat dari sorgum varietas pahat dan numbu memiliki
penerimaan sensori yang lebih baik dari varietas lainnya. Hal ini penerimaan sensori yang lebih baik dari varietas lainnya. Hal ini
disebabkan karena keempat sorgum tersebut memiliki warna, kadar disebabkan karena keempat sorgum tersebut memiliki warna, kadar
amilosa-amilopektin serta tannin yang berbeda. Kadar amilosa dan amilosa-amilopektin serta tannin yang berbeda. Kadar amilosa dan
amilopektin berpengaruh pada kepulenan beras, sedangkan kadar amilopektin berpengaruh pada kepulenan beras, sedangkan kadar
tannin yang tinggi menyebabkan adanya rasa pahit pada beras. tannin yang tinggi menyebabkan adanya rasa pahit pada beras.
Pemanfaatan bahan baku lain seperti ubijalar ungu dan kuning, Pemanfaatan bahan baku lain seperti ubijalar ungu dan kuning,
serta jagung kuning menghasilkan beras analog aneka warna yang serta jagung kuning menghasilkan beras analog aneka warna yang
dapat memberikan daya tarik tersendiri, yang akan dibahas pada dapat memberikan daya tarik tersendiri, yang akan dibahas pada
bagian berikutnya. bagian berikutnya.

A B C A B C

D E F D E F

Gambar 4 Beras analog dari berbagai bahan, A : Beras analog dari Gambar 4 Beras analog dari berbagai bahan, A : Beras analog dari
singkong, sagu, dan jagung putih B. Beras sosoh C. Beras singkong, sagu, dan jagung putih B. Beras sosoh C. Beras
analog dari sagu, ubi kayu, dan ampas kelapa D. Beras analog dari sagu, ubi kayu, dan ampas kelapa D. Beras
analog dari sagu, jagung putih, dan bit E. Beras analog analog dari sagu, jagung putih, dan bit E. Beras analog
dari jagung kuning dan sagu F. Beras analog dari sorgum, dari jagung kuning dan sagu F. Beras analog dari sorgum,
jagung, dan sagu jagung, dan sagu

Fungsi Beras Analog Fungsi Beras Analog


Berdasarkan kelebihan dari beras analog yang dikembangkan Berdasarkan kelebihan dari beras analog yang dikembangkan
dengan teknologi hot extrusion yaitu keleluasaan dalam memilih dengan teknologi hot extrusion yaitu keleluasaan dalam memilih
bahan baku yang akan digunakan sesuai dengan sifat sensori yang bahan baku yang akan digunakan sesuai dengan sifat sensori yang

| 16 | | 16 |
diinginkan (Muaris dan Budijanto, 2013), maka beras analog dapat diinginkan (Muaris dan Budijanto, 2013), maka beras analog dapat
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai
vehicle untuk tujuan: (1) Pangan fungsional dan (2) Fortifikasi vehicle untuk tujuan: (1) Pangan fungsional dan (2) Fortifikasi
pangan pokok. pangan pokok.

1. Beras Analog sebagai Pangan Fungsional 1. Beras Analog sebagai Pangan Fungsional
Pengembangan beras analog sebagai pangan fungsional yang Pengembangan beras analog sebagai pangan fungsional yang
telah dilakukan tim peneliti beras analog di F-Technopark saat telah dilakukan tim peneliti beras analog di F-Technopark saat
ini difokuskan pada pengembangan beras analog yang yang dapat ini difokuskan pada pengembangan beras analog yang yang dapat
mencegah penyakit diabetes, karena mempunyai indeks glikemik mencegah penyakit diabetes, karena mempunyai indeks glikemik
rendah, memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim pemecah rendah, memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim pemecah
pati, beras analog bersifat hipokolesterolemik, dan beras analog yang pati, beras analog bersifat hipokolesterolemik, dan beras analog yang
bersifat kemo-preventif terutama pada kanker kolon. bersifat kemo-preventif terutama pada kanker kolon.
Indeks glikemik (IG) adalah tingkatan pangan menurut efeknya Indeks glikemik (IG) adalah tingkatan pangan menurut efeknya
terhadap gula darah. Pangan yang menaikkan kadar gula darah terhadap gula darah. Pangan yang menaikkan kadar gula darah
dengan cepat memiliki IG tinggi, sebaliknya pangan yang menaikan dengan cepat memiliki IG tinggi, sebaliknya pangan yang menaikan
kadar gula darah dengan lambat memiliki IG rendah. Nilai IG kadar gula darah dengan lambat memiliki IG rendah. Nilai IG
pangan dikelompokan menjadi IG rendah (<55), sedang (55-70) pangan dikelompokan menjadi IG rendah (<55), sedang (55-70)
dan tinggi (>70) (Miller et al., 1995). Nilai IG suatu bahan pangan dan tinggi (>70) (Miller et al., 1995). Nilai IG suatu bahan pangan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya proses pengolahan, dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya proses pengolahan,
perbandingan amilosa dengan amilopektin, kadar gula dan daya perbandingan amilosa dengan amilopektin, kadar gula dan daya
osmotik pangan, kadar serat, lemak, protein, serta keberadaan zat osmotik pangan, kadar serat, lemak, protein, serta keberadaan zat
antigizi pangan (Rimbawan dan Siagian 2004). Perbedaan geografis antigizi pangan (Rimbawan dan Siagian 2004). Perbedaan geografis
tempat tumbuh tanaman dan jenis varietas tanaman yang berbeda tempat tumbuh tanaman dan jenis varietas tanaman yang berbeda
juga dapat menyebabkan perbedaan pada IG (Foster-Powell et al., juga dapat menyebabkan perbedaan pada IG (Foster-Powell et al.,
2002). Peluang pembuatan beras analog rendah IG dari bahan- 2002). Peluang pembuatan beras analog rendah IG dari bahan-
bahan lokal sangat memungkinkan karena banyak dari bahan-bahan bahan lokal sangat memungkinkan karena banyak dari bahan-bahan
tersebut memiliki nilai IG yang rendah seperti misalnya sorgum dan tersebut memiliki nilai IG yang rendah seperti misalnya sorgum dan
kacang-kacangan. kacang-kacangan.

| 17 | | 17 |

diinginkan (Muaris dan Budijanto, 2013), maka beras analog dapat diinginkan (Muaris dan Budijanto, 2013), maka beras analog dapat
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai
vehicle untuk tujuan: (1) Pangan fungsional dan (2) Fortifikasi vehicle untuk tujuan: (1) Pangan fungsional dan (2) Fortifikasi
pangan pokok. pangan pokok.

1. Beras Analog sebagai Pangan Fungsional 1. Beras Analog sebagai Pangan Fungsional
Pengembangan beras analog sebagai pangan fungsional yang Pengembangan beras analog sebagai pangan fungsional yang
telah dilakukan tim peneliti beras analog di F-Technopark saat telah dilakukan tim peneliti beras analog di F-Technopark saat
ini difokuskan pada pengembangan beras analog yang yang dapat ini difokuskan pada pengembangan beras analog yang yang dapat
mencegah penyakit diabetes, karena mempunyai indeks glikemik mencegah penyakit diabetes, karena mempunyai indeks glikemik
rendah, memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim pemecah rendah, memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim pemecah
pati, beras analog bersifat hipokolesterolemik, dan beras analog yang pati, beras analog bersifat hipokolesterolemik, dan beras analog yang
bersifat kemo-preventif terutama pada kanker kolon. bersifat kemo-preventif terutama pada kanker kolon.
Indeks glikemik (IG) adalah tingkatan pangan menurut efeknya Indeks glikemik (IG) adalah tingkatan pangan menurut efeknya
terhadap gula darah. Pangan yang menaikkan kadar gula darah terhadap gula darah. Pangan yang menaikkan kadar gula darah
dengan cepat memiliki IG tinggi, sebaliknya pangan yang menaikan dengan cepat memiliki IG tinggi, sebaliknya pangan yang menaikan
kadar gula darah dengan lambat memiliki IG rendah. Nilai IG kadar gula darah dengan lambat memiliki IG rendah. Nilai IG
pangan dikelompokan menjadi IG rendah (<55), sedang (55-70) pangan dikelompokan menjadi IG rendah (<55), sedang (55-70)
dan tinggi (>70) (Miller et al., 1995). Nilai IG suatu bahan pangan dan tinggi (>70) (Miller et al., 1995). Nilai IG suatu bahan pangan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya proses pengolahan, dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya proses pengolahan,
perbandingan amilosa dengan amilopektin, kadar gula dan daya perbandingan amilosa dengan amilopektin, kadar gula dan daya
osmotik pangan, kadar serat, lemak, protein, serta keberadaan zat osmotik pangan, kadar serat, lemak, protein, serta keberadaan zat
antigizi pangan (Rimbawan dan Siagian 2004). Perbedaan geografis antigizi pangan (Rimbawan dan Siagian 2004). Perbedaan geografis
tempat tumbuh tanaman dan jenis varietas tanaman yang berbeda tempat tumbuh tanaman dan jenis varietas tanaman yang berbeda
juga dapat menyebabkan perbedaan pada IG (Foster-Powell et al., juga dapat menyebabkan perbedaan pada IG (Foster-Powell et al.,
2002). Peluang pembuatan beras analog rendah IG dari bahan- 2002). Peluang pembuatan beras analog rendah IG dari bahan-
bahan lokal sangat memungkinkan karena banyak dari bahan-bahan bahan lokal sangat memungkinkan karena banyak dari bahan-bahan
tersebut memiliki nilai IG yang rendah seperti misalnya sorgum dan tersebut memiliki nilai IG yang rendah seperti misalnya sorgum dan
kacang-kacangan. kacang-kacangan.

| 17 | | 17 |
Hasil optimasi formula beras berbahan baku jagung, kedelai, Hasil optimasi formula beras berbahan baku jagung, kedelai,
dan bekatul menghasilkan beras dengan IG 54±18 dan kapasitas dan bekatul menghasilkan beras dengan IG 54±18 dan kapasitas
antioksidan setara 7.51 µg vitamin C/mg (7.51 mg/g). Umumnya antioksidan setara 7.51 µg vitamin C/mg (7.51 mg/g). Umumnya
penderita diabetes memiliki tingkat stress oksidatif di atas normal yang penderita diabetes memiliki tingkat stress oksidatif di atas normal yang
dapat meningkatkan resiko terkena penyakit-penyakit komplikatif dapat meningkatkan resiko terkena penyakit-penyakit komplikatif
lainnya. Dengan mengkonsumsi pangan fungsional yang memiliki lainnya. Dengan mengkonsumsi pangan fungsional yang memiliki
aktifitas antioksidan, diharapkan muculnya komplikasi penyakit aktifitas antioksidan, diharapkan muculnya komplikasi penyakit
diabetes tersebut dapat dicegah. diabetes tersebut dapat dicegah.
Menurut rekomendasi Codex Alimentarius, suatu bahan pangan Menurut rekomendasi Codex Alimentarius, suatu bahan pangan
dapat dikatakan sebagai pangan sumber serat jika mengandung serat dapat dikatakan sebagai pangan sumber serat jika mengandung serat
pangan ≥ 3 g per 100 g saji, sedangkan suatu bahan pangan dikatakan pangan ≥ 3 g per 100 g saji, sedangkan suatu bahan pangan dikatakan
sebagai pangan tinggi serat jika kandungan seratnya ≥ 6 g per 100 sebagai pangan tinggi serat jika kandungan seratnya ≥ 6 g per 100
g saji. Beras rendah IG ini memiliki kadar serat sebesar 13.3%. g saji. Beras rendah IG ini memiliki kadar serat sebesar 13.3%.
Serat pangan telah diketahui dapat menurunkan resiko terkena Serat pangan telah diketahui dapat menurunkan resiko terkena
penyakit kardiovaskuler, diabetes, hipertensi, hiperkolesterolemik, penyakit kardiovaskuler, diabetes, hipertensi, hiperkolesterolemik,
dan penyakit degeneratif lainnya (Anderson et al., 2009). dan penyakit degeneratif lainnya (Anderson et al., 2009).
Pada formulasi lainnya dengan menggunakan kombinasi jagung Pada formulasi lainnya dengan menggunakan kombinasi jagung
pulut, jagung lokal dan kedelai, dihasilkan beras dengan nilai pulut, jagung lokal dan kedelai, dihasilkan beras dengan nilai
IG 50±25 dan kadar serat 5.84 % (Noviasari, Kusnandar, dan IG 50±25 dan kadar serat 5.84 % (Noviasari, Kusnandar, dan
Budijanto, 2014). Budijanto, 2014).
Tim riset beras analog IPB (Budijanto dkk) menggunakan bahan- Tim riset beras analog IPB (Budijanto dkk) menggunakan bahan-
bahan sumber fitosterol ini untuk memformulasikan beras analog bahan sumber fitosterol ini untuk memformulasikan beras analog
fungsional yang memiliki sifat anti-proliferasi, kemo-preventif dan fungsional yang memiliki sifat anti-proliferasi, kemo-preventif dan
hipokolesterolemik. hipokolesterolemik.
Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan beras analog yang Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan beras analog yang
dapat mempengaruhi sifat fungsional tersebut pun saat ini sedang dapat mempengaruhi sifat fungsional tersebut pun saat ini sedang
diidentifikasi. Hasil penelitian tim riset beras analog menunjukkan diidentifikasi. Hasil penelitian tim riset beras analog menunjukkan
bahwa sifat fungsional beras analog dari sorgum, terutama sifat anti- bahwa sifat fungsional beras analog dari sorgum, terutama sifat anti-

| 18 | | 18 |

Hasil optimasi formula beras berbahan baku jagung, kedelai, Hasil optimasi formula beras berbahan baku jagung, kedelai,
dan bekatul menghasilkan beras dengan IG 54±18 dan kapasitas dan bekatul menghasilkan beras dengan IG 54±18 dan kapasitas
antioksidan setara 7.51 µg vitamin C/mg (7.51 mg/g). Umumnya antioksidan setara 7.51 µg vitamin C/mg (7.51 mg/g). Umumnya
penderita diabetes memiliki tingkat stress oksidatif di atas normal yang penderita diabetes memiliki tingkat stress oksidatif di atas normal yang
dapat meningkatkan resiko terkena penyakit-penyakit komplikatif dapat meningkatkan resiko terkena penyakit-penyakit komplikatif
lainnya. Dengan mengkonsumsi pangan fungsional yang memiliki lainnya. Dengan mengkonsumsi pangan fungsional yang memiliki
aktifitas antioksidan, diharapkan muculnya komplikasi penyakit aktifitas antioksidan, diharapkan muculnya komplikasi penyakit
diabetes tersebut dapat dicegah. diabetes tersebut dapat dicegah.
Menurut rekomendasi Codex Alimentarius, suatu bahan pangan Menurut rekomendasi Codex Alimentarius, suatu bahan pangan
dapat dikatakan sebagai pangan sumber serat jika mengandung serat dapat dikatakan sebagai pangan sumber serat jika mengandung serat
pangan ≥ 3 g per 100 g saji, sedangkan suatu bahan pangan dikatakan pangan ≥ 3 g per 100 g saji, sedangkan suatu bahan pangan dikatakan
sebagai pangan tinggi serat jika kandungan seratnya ≥ 6 g per 100 sebagai pangan tinggi serat jika kandungan seratnya ≥ 6 g per 100
g saji. Beras rendah IG ini memiliki kadar serat sebesar 13.3%. g saji. Beras rendah IG ini memiliki kadar serat sebesar 13.3%.
Serat pangan telah diketahui dapat menurunkan resiko terkena Serat pangan telah diketahui dapat menurunkan resiko terkena
penyakit kardiovaskuler, diabetes, hipertensi, hiperkolesterolemik, penyakit kardiovaskuler, diabetes, hipertensi, hiperkolesterolemik,
dan penyakit degeneratif lainnya (Anderson et al., 2009). dan penyakit degeneratif lainnya (Anderson et al., 2009).
Pada formulasi lainnya dengan menggunakan kombinasi jagung Pada formulasi lainnya dengan menggunakan kombinasi jagung
pulut, jagung lokal dan kedelai, dihasilkan beras dengan nilai pulut, jagung lokal dan kedelai, dihasilkan beras dengan nilai
IG 50±25 dan kadar serat 5.84 % (Noviasari, Kusnandar, dan IG 50±25 dan kadar serat 5.84 % (Noviasari, Kusnandar, dan
Budijanto, 2014). Budijanto, 2014).
Tim riset beras analog IPB (Budijanto dkk) menggunakan bahan- Tim riset beras analog IPB (Budijanto dkk) menggunakan bahan-
bahan sumber fitosterol ini untuk memformulasikan beras analog bahan sumber fitosterol ini untuk memformulasikan beras analog
fungsional yang memiliki sifat anti-proliferasi, kemo-preventif dan fungsional yang memiliki sifat anti-proliferasi, kemo-preventif dan
hipokolesterolemik. hipokolesterolemik.
Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan beras analog yang Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan beras analog yang
dapat mempengaruhi sifat fungsional tersebut pun saat ini sedang dapat mempengaruhi sifat fungsional tersebut pun saat ini sedang
diidentifikasi. Hasil penelitian tim riset beras analog menunjukkan diidentifikasi. Hasil penelitian tim riset beras analog menunjukkan
bahwa sifat fungsional beras analog dari sorgum, terutama sifat anti- bahwa sifat fungsional beras analog dari sorgum, terutama sifat anti-

| 18 | | 18 |
proliferasi terhadap sel kanker kolon manusia (HCT 16) tetap stabil proliferasi terhadap sel kanker kolon manusia (HCT 16) tetap stabil
bahkan cenderung meningkat selama proses produksi. bahkan cenderung meningkat selama proses produksi.
Studi sifat kemo-preventif beras analog tinggi fitosterol secara Studi sifat kemo-preventif beras analog tinggi fitosterol secara
in-vivo pada mencit percobaan yang diinduksi kanker kolon in-vivo pada mencit percobaan yang diinduksi kanker kolon
menggunakan AOM dan DSS saat ini sedang dilakukan. Data menggunakan AOM dan DSS saat ini sedang dilakukan. Data
sementara yang diperoleh (Gambar 5) menunjukkan bahwa sementara yang diperoleh (Gambar 5) menunjukkan bahwa
penampakan histopatologi kolon mencit dengan ransum beras penampakan histopatologi kolon mencit dengan ransum beras
analog dari bahan yang secara alami tinggi kandungan fitosterolnya analog dari bahan yang secara alami tinggi kandungan fitosterolnya
dan mencit dengan beras analog yang sama tetapi diperkaya dengan dan mencit dengan beras analog yang sama tetapi diperkaya dengan
campuran fitosterol standard pada dosis 1 hingga 3% tidak jauh campuran fitosterol standard pada dosis 1 hingga 3% tidak jauh
berbeda dengan mencit sehat yang diberi ransum standard setara berbeda dengan mencit sehat yang diberi ransum standard setara
AIM 93M. Penelitian lanjutan untuk mekanisme kemo-preventif AIM 93M. Penelitian lanjutan untuk mekanisme kemo-preventif
beras analog tinggi fitosterol ini masih perlu dilakukan. beras analog tinggi fitosterol ini masih perlu dilakukan.
Ubi jalar (Ipomoea batatas (L). Lam) sangat berpotensi untuk menjadi Ubi jalar (Ipomoea batatas (L). Lam) sangat berpotensi untuk menjadi
bahan baku beras analog fungsional, terutama karena kandungan serat bahan baku beras analog fungsional, terutama karena kandungan serat
pangan, karoten, dan antosianinnya. Hasil penelitian Takamine et pangan, karoten, dan antosianinnya. Hasil penelitian Takamine et
al. (2005) menyebutkan bahwa kondisi mikroflora tikus percobaan al. (2005) menyebutkan bahwa kondisi mikroflora tikus percobaan
yang diintervensi dengan serat pangan yang diekstrak dari ubi jalar yang diintervensi dengan serat pangan yang diekstrak dari ubi jalar
jauh lebih baik dibandingkan tikus kontrol. Ubi jalar kuning/oranye jauh lebih baik dibandingkan tikus kontrol. Ubi jalar kuning/oranye
merupakan sumber karotenoid (provitamin A) yang potensial. Hotz merupakan sumber karotenoid (provitamin A) yang potensial. Hotz
et al. (2012a) dan Hotz et al. (2012b) melaporkan bahwa konsumsi et al. (2012a) dan Hotz et al. (2012b) melaporkan bahwa konsumsi
ubi jalar oranye mampu memperbaiki status vitamin A pada anak- ubi jalar oranye mampu memperbaiki status vitamin A pada anak-
anak dan wanita yang rentan akan kekurangan vitamin A di Uganda anak dan wanita yang rentan akan kekurangan vitamin A di Uganda
dan Mozambik. Ubi jalar ungu kaya akan kandungan antosianin. dan Mozambik. Ubi jalar ungu kaya akan kandungan antosianin.
Zhang et al. (2010) melaporkan aktivitas hepatoprotektif ubi jalar Zhang et al. (2010) melaporkan aktivitas hepatoprotektif ubi jalar
ungu in-vitro, sementara hasil penelitian Konczak-Islam et al. (2003) ungu in-vitro, sementara hasil penelitian Konczak-Islam et al. (2003)
menyimpulkan bahwa ekstrak air yang kaya akan antosianin dari menyimpulkan bahwa ekstrak air yang kaya akan antosianin dari
ubi jalar ungu memiliki sifat kemo-preventif. ubi jalar ungu memiliki sifat kemo-preventif.

| 19 | | 19 |

proliferasi terhadap sel kanker kolon manusia (HCT 16) tetap stabil proliferasi terhadap sel kanker kolon manusia (HCT 16) tetap stabil
bahkan cenderung meningkat selama proses produksi. bahkan cenderung meningkat selama proses produksi.
Studi sifat kemo-preventif beras analog tinggi fitosterol secara Studi sifat kemo-preventif beras analog tinggi fitosterol secara
in-vivo pada mencit percobaan yang diinduksi kanker kolon in-vivo pada mencit percobaan yang diinduksi kanker kolon
menggunakan AOM dan DSS saat ini sedang dilakukan. Data menggunakan AOM dan DSS saat ini sedang dilakukan. Data
sementara yang diperoleh (Gambar 5) menunjukkan bahwa sementara yang diperoleh (Gambar 5) menunjukkan bahwa
penampakan histopatologi kolon mencit dengan ransum beras penampakan histopatologi kolon mencit dengan ransum beras
analog dari bahan yang secara alami tinggi kandungan fitosterolnya analog dari bahan yang secara alami tinggi kandungan fitosterolnya
dan mencit dengan beras analog yang sama tetapi diperkaya dengan dan mencit dengan beras analog yang sama tetapi diperkaya dengan
campuran fitosterol standard pada dosis 1 hingga 3% tidak jauh campuran fitosterol standard pada dosis 1 hingga 3% tidak jauh
berbeda dengan mencit sehat yang diberi ransum standard setara berbeda dengan mencit sehat yang diberi ransum standard setara
AIM 93M. Penelitian lanjutan untuk mekanisme kemo-preventif AIM 93M. Penelitian lanjutan untuk mekanisme kemo-preventif
beras analog tinggi fitosterol ini masih perlu dilakukan. beras analog tinggi fitosterol ini masih perlu dilakukan.
Ubi jalar (Ipomoea batatas (L). Lam) sangat berpotensi untuk menjadi Ubi jalar (Ipomoea batatas (L). Lam) sangat berpotensi untuk menjadi
bahan baku beras analog fungsional, terutama karena kandungan serat bahan baku beras analog fungsional, terutama karena kandungan serat
pangan, karoten, dan antosianinnya. Hasil penelitian Takamine et pangan, karoten, dan antosianinnya. Hasil penelitian Takamine et
al. (2005) menyebutkan bahwa kondisi mikroflora tikus percobaan al. (2005) menyebutkan bahwa kondisi mikroflora tikus percobaan
yang diintervensi dengan serat pangan yang diekstrak dari ubi jalar yang diintervensi dengan serat pangan yang diekstrak dari ubi jalar
jauh lebih baik dibandingkan tikus kontrol. Ubi jalar kuning/oranye jauh lebih baik dibandingkan tikus kontrol. Ubi jalar kuning/oranye
merupakan sumber karotenoid (provitamin A) yang potensial. Hotz merupakan sumber karotenoid (provitamin A) yang potensial. Hotz
et al. (2012a) dan Hotz et al. (2012b) melaporkan bahwa konsumsi et al. (2012a) dan Hotz et al. (2012b) melaporkan bahwa konsumsi
ubi jalar oranye mampu memperbaiki status vitamin A pada anak- ubi jalar oranye mampu memperbaiki status vitamin A pada anak-
anak dan wanita yang rentan akan kekurangan vitamin A di Uganda anak dan wanita yang rentan akan kekurangan vitamin A di Uganda
dan Mozambik. Ubi jalar ungu kaya akan kandungan antosianin. dan Mozambik. Ubi jalar ungu kaya akan kandungan antosianin.
Zhang et al. (2010) melaporkan aktivitas hepatoprotektif ubi jalar Zhang et al. (2010) melaporkan aktivitas hepatoprotektif ubi jalar
ungu in-vitro, sementara hasil penelitian Konczak-Islam et al. (2003) ungu in-vitro, sementara hasil penelitian Konczak-Islam et al. (2003)
menyimpulkan bahwa ekstrak air yang kaya akan antosianin dari menyimpulkan bahwa ekstrak air yang kaya akan antosianin dari
ubi jalar ungu memiliki sifat kemo-preventif. ubi jalar ungu memiliki sifat kemo-preventif.

| 19 | | 19 |
A B C A B C

D E F D E F

Gambar 5 Gambaran histopatologi kolon mencit (perbesaran 100x) Gambar 5 Gambaran histopatologi kolon mencit (perbesaran 100x)
A. Mencit normal dengan ransum standar B. Mencit A. Mencit normal dengan ransum standar B. Mencit
yang diinduksi AOM/DSS dengan ransum standar C. yang diinduksi AOM/DSS dengan ransum standar C.
Mencit yang diinduksi AOM/DSS dengan ransum beras Mencit yang diinduksi AOM/DSS dengan ransum beras
analog terbuat dari bahan kaya sterol D – F. Mencit analog terbuat dari bahan kaya sterol D – F. Mencit
yang diinduksi AOM/DSS dengan ransum beras analog yang diinduksi AOM/DSS dengan ransum beras analog
terbuat dari bahan kaya sterol dan diperkaya campuran terbuat dari bahan kaya sterol dan diperkaya campuran
fitosterol murni berturut-turut sebanyak 1, 2, dan 3% fitosterol murni berturut-turut sebanyak 1, 2, dan 3%

Beras analog berbahan baku ubijalar kuning dan ungu telah berhasil Beras analog berbahan baku ubijalar kuning dan ungu telah berhasil
dibuat oleh tim beras analog. Hasil uji sensori beras analog ubijalar dibuat oleh tim beras analog. Hasil uji sensori beras analog ubijalar
ini secara umum cukup baik (Budijanto et al. 2013), sedangkan ini secara umum cukup baik (Budijanto et al. 2013), sedangkan
penelitian mengenai sifat fungsionalnya akan dilakukan dalam penelitian mengenai sifat fungsionalnya akan dilakukan dalam
waktu dekat. waktu dekat.
Inovasi lainnya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan beras Inovasi lainnya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan beras
analog fungsional yaitu dengan menambahkan rempah-rempah, ke analog fungsional yaitu dengan menambahkan rempah-rempah, ke
dalam formulasi beras analog. Sejak jaman dahulu, nenek moyang dalam formulasi beras analog. Sejak jaman dahulu, nenek moyang
kita telah menyadari bahwa rempah-rempah tidak hanya berfungsi kita telah menyadari bahwa rempah-rempah tidak hanya berfungsi
sebagai bumbu penyedap tetapi juga memiliki banyak sifat fungsional sebagai bumbu penyedap tetapi juga memiliki banyak sifat fungsional
yang bermanfaat bagi kesehatan. Secara ilmiah, ditemukan bahwa yang bermanfaat bagi kesehatan. Secara ilmiah, ditemukan bahwa

| 20 | | 20 |

A B C A B C

D E F D E F

Gambar 5 Gambaran histopatologi kolon mencit (perbesaran 100x) Gambar 5 Gambaran histopatologi kolon mencit (perbesaran 100x)
A. Mencit normal dengan ransum standar B. Mencit A. Mencit normal dengan ransum standar B. Mencit
yang diinduksi AOM/DSS dengan ransum standar C. yang diinduksi AOM/DSS dengan ransum standar C.
Mencit yang diinduksi AOM/DSS dengan ransum beras Mencit yang diinduksi AOM/DSS dengan ransum beras
analog terbuat dari bahan kaya sterol D – F. Mencit analog terbuat dari bahan kaya sterol D – F. Mencit
yang diinduksi AOM/DSS dengan ransum beras analog yang diinduksi AOM/DSS dengan ransum beras analog
terbuat dari bahan kaya sterol dan diperkaya campuran terbuat dari bahan kaya sterol dan diperkaya campuran
fitosterol murni berturut-turut sebanyak 1, 2, dan 3% fitosterol murni berturut-turut sebanyak 1, 2, dan 3%

Beras analog berbahan baku ubijalar kuning dan ungu telah berhasil Beras analog berbahan baku ubijalar kuning dan ungu telah berhasil
dibuat oleh tim beras analog. Hasil uji sensori beras analog ubijalar dibuat oleh tim beras analog. Hasil uji sensori beras analog ubijalar
ini secara umum cukup baik (Budijanto et al. 2013), sedangkan ini secara umum cukup baik (Budijanto et al. 2013), sedangkan
penelitian mengenai sifat fungsionalnya akan dilakukan dalam penelitian mengenai sifat fungsionalnya akan dilakukan dalam
waktu dekat. waktu dekat.
Inovasi lainnya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan beras Inovasi lainnya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan beras
analog fungsional yaitu dengan menambahkan rempah-rempah, ke analog fungsional yaitu dengan menambahkan rempah-rempah, ke
dalam formulasi beras analog. Sejak jaman dahulu, nenek moyang dalam formulasi beras analog. Sejak jaman dahulu, nenek moyang
kita telah menyadari bahwa rempah-rempah tidak hanya berfungsi kita telah menyadari bahwa rempah-rempah tidak hanya berfungsi
sebagai bumbu penyedap tetapi juga memiliki banyak sifat fungsional sebagai bumbu penyedap tetapi juga memiliki banyak sifat fungsional
yang bermanfaat bagi kesehatan. Secara ilmiah, ditemukan bahwa yang bermanfaat bagi kesehatan. Secara ilmiah, ditemukan bahwa

| 20 | | 20 |
penduduk yang tinggal di daerah Mediterania memiliki resiko penduduk yang tinggal di daerah Mediterania memiliki resiko
rendah terkena penyakit kardiovaskular dan kanker, hal ini diduga rendah terkena penyakit kardiovaskular dan kanker, hal ini diduga
berkaitan dengan menu makananan mereka (mediterranian diet) berkaitan dengan menu makananan mereka (mediterranian diet)
yang banyak mengandung rempah-rempah (Ortega, 2006). Juga yang banyak mengandung rempah-rempah (Ortega, 2006). Juga
ditemukan korelasi negatif antara konsumsi rempah-rempah dengan ditemukan korelasi negatif antara konsumsi rempah-rempah dengan
resiko terkena penyakit kanker pada masyarakat di Amerika, India, resiko terkena penyakit kanker pada masyarakat di Amerika, India,
dan Cina (Aggarwal et al., 2008). dan Cina (Aggarwal et al., 2008).
Berdasarkan data-data ini, tim riset beras analog mencoba Berdasarkan data-data ini, tim riset beras analog mencoba
mengembangkan beras analog yang diformulasikan dengan rempah- mengembangkan beras analog yang diformulasikan dengan rempah-
rempah. Saat ini formulasi difokuskan pada penggunaan rempah- rempah. Saat ini formulasi difokuskan pada penggunaan rempah-
rempah yang dilaporkan memiliki kemampuan mengontrol kadar rempah yang dilaporkan memiliki kemampuan mengontrol kadar
gula darah untuk menghasilkan beras analog yang bermanfaat bagi gula darah untuk menghasilkan beras analog yang bermanfaat bagi
penderita diabetes seperti daun salam, daun sereh, bawang merah, penderita diabetes seperti daun salam, daun sereh, bawang merah,
bawang putih dan jahe. bawang putih dan jahe.

2. Beras Analog sebagai Kendaraan Fortifikasi 2. Beras Analog sebagai Kendaraan Fortifikasi
Sebagai kendaraan fortifikasi, khususnya Fe, maka beras analog Sebagai kendaraan fortifikasi, khususnya Fe, maka beras analog
memiliki potensi yang sangat besar. Mengingat terminasi ‘beras’ memiliki potensi yang sangat besar. Mengingat terminasi ‘beras’
sebagai staple food bagi masyarakat Indonesia maka cara ini sebagai staple food bagi masyarakat Indonesia maka cara ini
merupakan pilihan yang sangat tepat untuk meningkatkan status merupakan pilihan yang sangat tepat untuk meningkatkan status
gizi masyarakat Indonesia secara luas. gizi masyarakat Indonesia secara luas.
Fortifikasi pada staple food juga akan memberikan keuntungan Fortifikasi pada staple food juga akan memberikan keuntungan
lainnya seperti peningkatan status gizi secara menyeluruh karena lainnya seperti peningkatan status gizi secara menyeluruh karena
produk yang difortifikasi telah dikenal eksistensinya dalam kurun produk yang difortifikasi telah dikenal eksistensinya dalam kurun
waktu yang lama. Selain dengan Fe, fortifikasi pada beras analog waktu yang lama. Selain dengan Fe, fortifikasi pada beras analog
juga dapat dilakukan untuk mikronutrien lainnya seperti vitamin A, juga dapat dilakukan untuk mikronutrien lainnya seperti vitamin A,
Zn, asam folat, tiamin dan ingredien penstabil lainnya. Zn, asam folat, tiamin dan ingredien penstabil lainnya.
Beras analog yang digunakan sebagai media fortifikasi komponen Beras analog yang digunakan sebagai media fortifikasi komponen
mikro sebenarnya dapat berfungsi ganda. Selain untuk mengatasi mikro sebenarnya dapat berfungsi ganda. Selain untuk mengatasi

| 21 | | 21 |

penduduk yang tinggal di daerah Mediterania memiliki resiko penduduk yang tinggal di daerah Mediterania memiliki resiko
rendah terkena penyakit kardiovaskular dan kanker, hal ini diduga rendah terkena penyakit kardiovaskular dan kanker, hal ini diduga
berkaitan dengan menu makananan mereka (mediterranian diet) berkaitan dengan menu makananan mereka (mediterranian diet)
yang banyak mengandung rempah-rempah (Ortega, 2006). Juga yang banyak mengandung rempah-rempah (Ortega, 2006). Juga
ditemukan korelasi negatif antara konsumsi rempah-rempah dengan ditemukan korelasi negatif antara konsumsi rempah-rempah dengan
resiko terkena penyakit kanker pada masyarakat di Amerika, India, resiko terkena penyakit kanker pada masyarakat di Amerika, India,
dan Cina (Aggarwal et al., 2008). dan Cina (Aggarwal et al., 2008).
Berdasarkan data-data ini, tim riset beras analog mencoba Berdasarkan data-data ini, tim riset beras analog mencoba
mengembangkan beras analog yang diformulasikan dengan rempah- mengembangkan beras analog yang diformulasikan dengan rempah-
rempah. Saat ini formulasi difokuskan pada penggunaan rempah- rempah. Saat ini formulasi difokuskan pada penggunaan rempah-
rempah yang dilaporkan memiliki kemampuan mengontrol kadar rempah yang dilaporkan memiliki kemampuan mengontrol kadar
gula darah untuk menghasilkan beras analog yang bermanfaat bagi gula darah untuk menghasilkan beras analog yang bermanfaat bagi
penderita diabetes seperti daun salam, daun sereh, bawang merah, penderita diabetes seperti daun salam, daun sereh, bawang merah,
bawang putih dan jahe. bawang putih dan jahe.

2. Beras Analog sebagai Kendaraan Fortifikasi 2. Beras Analog sebagai Kendaraan Fortifikasi
Sebagai kendaraan fortifikasi, khususnya Fe, maka beras analog Sebagai kendaraan fortifikasi, khususnya Fe, maka beras analog
memiliki potensi yang sangat besar. Mengingat terminasi ‘beras’ memiliki potensi yang sangat besar. Mengingat terminasi ‘beras’
sebagai staple food bagi masyarakat Indonesia maka cara ini sebagai staple food bagi masyarakat Indonesia maka cara ini
merupakan pilihan yang sangat tepat untuk meningkatkan status merupakan pilihan yang sangat tepat untuk meningkatkan status
gizi masyarakat Indonesia secara luas. gizi masyarakat Indonesia secara luas.
Fortifikasi pada staple food juga akan memberikan keuntungan Fortifikasi pada staple food juga akan memberikan keuntungan
lainnya seperti peningkatan status gizi secara menyeluruh karena lainnya seperti peningkatan status gizi secara menyeluruh karena
produk yang difortifikasi telah dikenal eksistensinya dalam kurun produk yang difortifikasi telah dikenal eksistensinya dalam kurun
waktu yang lama. Selain dengan Fe, fortifikasi pada beras analog waktu yang lama. Selain dengan Fe, fortifikasi pada beras analog
juga dapat dilakukan untuk mikronutrien lainnya seperti vitamin A, juga dapat dilakukan untuk mikronutrien lainnya seperti vitamin A,
Zn, asam folat, tiamin dan ingredien penstabil lainnya. Zn, asam folat, tiamin dan ingredien penstabil lainnya.
Beras analog yang digunakan sebagai media fortifikasi komponen Beras analog yang digunakan sebagai media fortifikasi komponen
mikro sebenarnya dapat berfungsi ganda. Selain untuk mengatasi mikro sebenarnya dapat berfungsi ganda. Selain untuk mengatasi

| 21 | | 21 |
masalah defisiensi, komponen mikro tersebut juga dilaporkan masalah defisiensi, komponen mikro tersebut juga dilaporkan
mampu mengurangi resiko terjadinya penyakit degeneratif seperti mampu mengurangi resiko terjadinya penyakit degeneratif seperti
penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, dan mengatasi stress penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, dan mengatasi stress
oksidatif (Benito et al., 1991; Ho et al., 2003; McCaddon et al., oksidatif (Benito et al., 1991; Ho et al., 2003; McCaddon et al.,
2002; Evans et al., 2001; Oppara, 2002). 2002; Evans et al., 2001; Oppara, 2002).
Secara umum, pembuatan beras analog yang terfortifikasi dapat Secara umum, pembuatan beras analog yang terfortifikasi dapat
dilihat pada Gambar 6. Adonan yang terbentuk dari tepung beras dilihat pada Gambar 6. Adonan yang terbentuk dari tepung beras
dan tepung ketan diekstrusi menggunakan ekstruder suhu (70- dan tepung ketan diekstrusi menggunakan ekstruder suhu (70-
80oC) dan dipotong menyerupai ukuran kernel beras. Pengeringan 80oC) dan dipotong menyerupai ukuran kernel beras. Pengeringan
dilakukan dengan suhu sekitar 60oC agar menjaga beras analog dilakukan dengan suhu sekitar 60oC agar menjaga beras analog
yang terbentuk tidak berwarna gelap. Umumnya beras analog yang yang terbentuk tidak berwarna gelap. Umumnya beras analog yang
difortifikasi ini dapat dicampur dengan beras dari penggilingan difortifikasi ini dapat dicampur dengan beras dari penggilingan
padi untuk mendapatkan konsentrasi yang sesuai dengan yang padi untuk mendapatkan konsentrasi yang sesuai dengan yang
diinginkan. Jika tidak, beras analog sendiri tanpa pencampuran diinginkan. Jika tidak, beras analog sendiri tanpa pencampuran
dari beras hasil penggilangan pun dapat langsung dikonsumsi. Jika dari beras hasil penggilangan pun dapat langsung dikonsumsi. Jika
dicampur dengan beras hasil penggilingan maka perbandingan dicampur dengan beras hasil penggilingan maka perbandingan
umunya adalah 99:1 untuk beras hasil penggilingan dan beras umunya adalah 99:1 untuk beras hasil penggilingan dan beras
analog. Bentuk komersial dari produk ini telah dipasarkan dengan analog. Bentuk komersial dari produk ini telah dipasarkan dengan
nama Ultra Rice yang diproduksi oleh PATH (A Catalyst for Global nama Ultra Rice yang diproduksi oleh PATH (A Catalyst for Global
Helath). Helath).

Gambar 6 Pembuatan beras analog fortifikasi Gambar 6 Pembuatan beras analog fortifikasi
| 22 | | 22 |

masalah defisiensi, komponen mikro tersebut juga dilaporkan masalah defisiensi, komponen mikro tersebut juga dilaporkan
mampu mengurangi resiko terjadinya penyakit degeneratif seperti mampu mengurangi resiko terjadinya penyakit degeneratif seperti
penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, dan mengatasi stress penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, dan mengatasi stress
oksidatif (Benito et al., 1991; Ho et al., 2003; McCaddon et al., oksidatif (Benito et al., 1991; Ho et al., 2003; McCaddon et al.,
2002; Evans et al., 2001; Oppara, 2002). 2002; Evans et al., 2001; Oppara, 2002).
Secara umum, pembuatan beras analog yang terfortifikasi dapat Secara umum, pembuatan beras analog yang terfortifikasi dapat
dilihat pada Gambar 6. Adonan yang terbentuk dari tepung beras dilihat pada Gambar 6. Adonan yang terbentuk dari tepung beras
dan tepung ketan diekstrusi menggunakan ekstruder suhu (70- dan tepung ketan diekstrusi menggunakan ekstruder suhu (70-
80oC) dan dipotong menyerupai ukuran kernel beras. Pengeringan 80oC) dan dipotong menyerupai ukuran kernel beras. Pengeringan
dilakukan dengan suhu sekitar 60oC agar menjaga beras analog dilakukan dengan suhu sekitar 60oC agar menjaga beras analog
yang terbentuk tidak berwarna gelap. Umumnya beras analog yang yang terbentuk tidak berwarna gelap. Umumnya beras analog yang
difortifikasi ini dapat dicampur dengan beras dari penggilingan difortifikasi ini dapat dicampur dengan beras dari penggilingan
padi untuk mendapatkan konsentrasi yang sesuai dengan yang padi untuk mendapatkan konsentrasi yang sesuai dengan yang
diinginkan. Jika tidak, beras analog sendiri tanpa pencampuran diinginkan. Jika tidak, beras analog sendiri tanpa pencampuran
dari beras hasil penggilangan pun dapat langsung dikonsumsi. Jika dari beras hasil penggilangan pun dapat langsung dikonsumsi. Jika
dicampur dengan beras hasil penggilingan maka perbandingan dicampur dengan beras hasil penggilingan maka perbandingan
umunya adalah 99:1 untuk beras hasil penggilingan dan beras umunya adalah 99:1 untuk beras hasil penggilingan dan beras
analog. Bentuk komersial dari produk ini telah dipasarkan dengan analog. Bentuk komersial dari produk ini telah dipasarkan dengan
nama Ultra Rice yang diproduksi oleh PATH (A Catalyst for Global nama Ultra Rice yang diproduksi oleh PATH (A Catalyst for Global
Helath). Helath).

Gambar 6 Pembuatan beras analog fortifikasi Gambar 6 Pembuatan beras analog fortifikasi
| 22 | | 22 |
Dengan fortifikasi berbagai mikronutrien ke dalam beras analog Dengan fortifikasi berbagai mikronutrien ke dalam beras analog
diharapkan mampu meningkatkan status gizi masyarakat diharapkan mampu meningkatkan status gizi masyarakat
Indonesia. Indonesia.

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


BERAS ANALOG SEBAGAI VEHICLE BERAS ANALOG SEBAGAI VEHICLE
PENGANEKARAGAMAN PANGAN KE DEPAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN KE DEPAN
Riset yang dibutuhkan Riset yang dibutuhkan
Seperti telah dipaparkan di atas, pada periode awal pembuatan beras Seperti telah dipaparkan di atas, pada periode awal pembuatan beras
analog, penelitian lebih banyak difokuskan pada optimasi formula analog, penelitian lebih banyak difokuskan pada optimasi formula
proses produksi untuk mendapatkan beras dengan penerimaan proses produksi untuk mendapatkan beras dengan penerimaan
sensori yang baik. Pada tahap penelitian selanjutnya, beras analog sensori yang baik. Pada tahap penelitian selanjutnya, beras analog
dikembangkan menjadi beras analog fungsional dan sebagai media dikembangkan menjadi beras analog fungsional dan sebagai media
fortifikasi. Semua tahapan ini dilakukan pada skala laboratorium fortifikasi. Semua tahapan ini dilakukan pada skala laboratorium
dan skala pilot plant. Dalam pengembangan beras analog menjadi dan skala pilot plant. Dalam pengembangan beras analog menjadi
beras analog fungsional secara komersial diperlukan penelitian beras analog fungsional secara komersial diperlukan penelitian
kajian tentang product knowledge, juga penelitian lanjut penerapan kajian tentang product knowledge, juga penelitian lanjut penerapan
pada manusia baik pada kondisi sehat maupun sakit. Kajian ini pada manusia baik pada kondisi sehat maupun sakit. Kajian ini
juga harus dilakukan pada scale up ke skala pabrikasi. Langkah ini juga harus dilakukan pada scale up ke skala pabrikasi. Langkah ini
sangat penting dalam pengembangan bisnis beras analog fungsional sangat penting dalam pengembangan bisnis beras analog fungsional
agar dapat dihasilkan produk yang dapat diterima dengan baik oleh agar dapat dihasilkan produk yang dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat luas. masyarakat luas.
Beras analog dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi produk yang Beras analog dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi produk yang
tidak hanya siap masak tetapi juga siap santap (ready to eat). Inovasi tidak hanya siap masak tetapi juga siap santap (ready to eat). Inovasi
produk berbasis beras analog siap santap ini bisa berupa beras analog produk berbasis beras analog siap santap ini bisa berupa beras analog
(fungsional) instan atau bubur beras analog (fungsional) instan. Peta (fungsional) instan atau bubur beras analog (fungsional) instan. Peta
jalan penelitian dan pengembangan beras analog pada Gambar 7. jalan penelitian dan pengembangan beras analog pada Gambar 7.

| 23 | | 23 |

Dengan fortifikasi berbagai mikronutrien ke dalam beras analog Dengan fortifikasi berbagai mikronutrien ke dalam beras analog
diharapkan mampu meningkatkan status gizi masyarakat diharapkan mampu meningkatkan status gizi masyarakat
Indonesia. Indonesia.

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


BERAS ANALOG SEBAGAI VEHICLE BERAS ANALOG SEBAGAI VEHICLE
PENGANEKARAGAMAN PANGAN KE DEPAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN KE DEPAN
Riset yang dibutuhkan Riset yang dibutuhkan
Seperti telah dipaparkan di atas, pada periode awal pembuatan beras Seperti telah dipaparkan di atas, pada periode awal pembuatan beras
analog, penelitian lebih banyak difokuskan pada optimasi formula analog, penelitian lebih banyak difokuskan pada optimasi formula
proses produksi untuk mendapatkan beras dengan penerimaan proses produksi untuk mendapatkan beras dengan penerimaan
sensori yang baik. Pada tahap penelitian selanjutnya, beras analog sensori yang baik. Pada tahap penelitian selanjutnya, beras analog
dikembangkan menjadi beras analog fungsional dan sebagai media dikembangkan menjadi beras analog fungsional dan sebagai media
fortifikasi. Semua tahapan ini dilakukan pada skala laboratorium fortifikasi. Semua tahapan ini dilakukan pada skala laboratorium
dan skala pilot plant. Dalam pengembangan beras analog menjadi dan skala pilot plant. Dalam pengembangan beras analog menjadi
beras analog fungsional secara komersial diperlukan penelitian beras analog fungsional secara komersial diperlukan penelitian
kajian tentang product knowledge, juga penelitian lanjut penerapan kajian tentang product knowledge, juga penelitian lanjut penerapan
pada manusia baik pada kondisi sehat maupun sakit. Kajian ini pada manusia baik pada kondisi sehat maupun sakit. Kajian ini
juga harus dilakukan pada scale up ke skala pabrikasi. Langkah ini juga harus dilakukan pada scale up ke skala pabrikasi. Langkah ini
sangat penting dalam pengembangan bisnis beras analog fungsional sangat penting dalam pengembangan bisnis beras analog fungsional
agar dapat dihasilkan produk yang dapat diterima dengan baik oleh agar dapat dihasilkan produk yang dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat luas. masyarakat luas.
Beras analog dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi produk yang Beras analog dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi produk yang
tidak hanya siap masak tetapi juga siap santap (ready to eat). Inovasi tidak hanya siap masak tetapi juga siap santap (ready to eat). Inovasi
produk berbasis beras analog siap santap ini bisa berupa beras analog produk berbasis beras analog siap santap ini bisa berupa beras analog
(fungsional) instan atau bubur beras analog (fungsional) instan. Peta (fungsional) instan atau bubur beras analog (fungsional) instan. Peta
jalan penelitian dan pengembangan beras analog pada Gambar 7. jalan penelitian dan pengembangan beras analog pada Gambar 7.

| 23 | | 23 |
Pangan Fungsional Pangan Fungsional Pangan Fungsional Pangan Fungsional
Kebutuhan Siap Masak Siap Santap Kebutuhan Siap Masak Siap Santap
Pasar Pasar

Tepung Beras Analog Tepung Beras Analog


Lokal Beras Analog Fungsional Instan Lokal Beras Analog Fungsional Instan
Produk yang Fungsional Produk yang Fungsional
Lokal Bubur Beras Analog Fungsional Instan Lokal Bubur Beras Analog Fungsional Instan
sesuai sesuai

Teknologi yang Teknologi Teknologi yang Teknologi


relevan Pasca relevan Pasca
Formulasi, Proses Scale up - Fabrikasi, Formulasi, Proses Scale up - Fabrikasi,
Panen Panen
Pengembangan Bisnis Pengembangan Bisnis

Pengembangan Pengembangan
Kegiatan SOP Product Kegiatan SOP Product
Optimasi Formulasi Rekayasa Optimasi Formulasi Rekayasa
Pengem- Pasca Knowledge Pengem- Pasca Knowledge
Optimasi Proses Sosial Optimasi Proses Sosial
bangan Panen (In vitro dan In bangan Panen (In vitro dan In
vivo) vivo)

Gambar 7 Peta jalan pengembangan beras analog sebagai pangan Gambar 7 Peta jalan pengembangan beras analog sebagai pangan
fungsional vehicle penganekaragaman pangan fungsional vehicle penganekaragaman pangan

Pada peta jalan tersebut dapat dilihat bahwa keberhasilan Pada peta jalan tersebut dapat dilihat bahwa keberhasilan
komersialisasi beras analog akan menstimulasi petani untuk komersialisasi beras analog akan menstimulasi petani untuk
membudidayakan umbi-umbian, serealia, dan bahan lain yang dapat membudidayakan umbi-umbian, serealia, dan bahan lain yang dapat
dijadikan bahan baku beras analog. Bahkan, diharapkan industri dijadikan bahan baku beras analog. Bahkan, diharapkan industri
pengolahan tepung maupun pati (baik native starch maupun pengolahan tepung maupun pati (baik native starch maupun
modified starch) dari bahan lokal tersebut dapat pula berkembang modified starch) dari bahan lokal tersebut dapat pula berkembang
sehingga pada akhirnya akan menambah value komoditi tersebut. sehingga pada akhirnya akan menambah value komoditi tersebut.

Kerja sama Sinergi antar Pemangku Kepentingan Kerja sama Sinergi antar Pemangku Kepentingan
Disadari saat ini masih banyak hasil penelitian yang sangat potensial Disadari saat ini masih banyak hasil penelitian yang sangat potensial
tetapi sulit terimplementasi karena lemahnya kerjasama antar tetapi sulit terimplementasi karena lemahnya kerjasama antar
pemangku kepentingan. Untuk pengembangan beras analog perlu pemangku kepentingan. Untuk pengembangan beras analog perlu
dikembangkan model ABGC (Academic, Business, Government, dan dikembangkan model ABGC (Academic, Business, Government, dan
Community) untuk dapat menginisiasi lahirnya kluster industri Community) untuk dapat menginisiasi lahirnya kluster industri

| 24 | | 24 |

Pangan Fungsional Pangan Fungsional Pangan Fungsional Pangan Fungsional


Kebutuhan Siap Masak Siap Santap Kebutuhan Siap Masak Siap Santap
Pasar Pasar

Tepung Beras Analog Tepung Beras Analog


Lokal Beras Analog Fungsional Instan Lokal Beras Analog Fungsional Instan
Produk yang Fungsional Produk yang Fungsional
Lokal Bubur Beras Analog Fungsional Instan Lokal Bubur Beras Analog Fungsional Instan
sesuai sesuai

Teknologi yang Teknologi Teknologi yang Teknologi


relevan Pasca relevan Pasca
Formulasi, Proses Scale up - Fabrikasi, Formulasi, Proses Scale up - Fabrikasi,
Panen Panen
Pengembangan Bisnis Pengembangan Bisnis

Pengembangan Pengembangan
Kegiatan SOP Product Kegiatan SOP Product
Optimasi Formulasi Rekayasa Optimasi Formulasi Rekayasa
Pengem- Pasca Knowledge Pengem- Pasca Knowledge
Optimasi Proses Sosial Optimasi Proses Sosial
bangan Panen (In vitro dan In bangan Panen (In vitro dan In
vivo) vivo)

Gambar 7 Peta jalan pengembangan beras analog sebagai pangan Gambar 7 Peta jalan pengembangan beras analog sebagai pangan
fungsional vehicle penganekaragaman pangan fungsional vehicle penganekaragaman pangan

Pada peta jalan tersebut dapat dilihat bahwa keberhasilan Pada peta jalan tersebut dapat dilihat bahwa keberhasilan
komersialisasi beras analog akan menstimulasi petani untuk komersialisasi beras analog akan menstimulasi petani untuk
membudidayakan umbi-umbian, serealia, dan bahan lain yang dapat membudidayakan umbi-umbian, serealia, dan bahan lain yang dapat
dijadikan bahan baku beras analog. Bahkan, diharapkan industri dijadikan bahan baku beras analog. Bahkan, diharapkan industri
pengolahan tepung maupun pati (baik native starch maupun pengolahan tepung maupun pati (baik native starch maupun
modified starch) dari bahan lokal tersebut dapat pula berkembang modified starch) dari bahan lokal tersebut dapat pula berkembang
sehingga pada akhirnya akan menambah value komoditi tersebut. sehingga pada akhirnya akan menambah value komoditi tersebut.

Kerja sama Sinergi antar Pemangku Kepentingan Kerja sama Sinergi antar Pemangku Kepentingan
Disadari saat ini masih banyak hasil penelitian yang sangat potensial Disadari saat ini masih banyak hasil penelitian yang sangat potensial
tetapi sulit terimplementasi karena lemahnya kerjasama antar tetapi sulit terimplementasi karena lemahnya kerjasama antar
pemangku kepentingan. Untuk pengembangan beras analog perlu pemangku kepentingan. Untuk pengembangan beras analog perlu
dikembangkan model ABGC (Academic, Business, Government, dan dikembangkan model ABGC (Academic, Business, Government, dan
Community) untuk dapat menginisiasi lahirnya kluster industri Community) untuk dapat menginisiasi lahirnya kluster industri

| 24 | | 24 |
beras analog. Dengan sinergitas para pemangku kepentingan beras analog. Dengan sinergitas para pemangku kepentingan
diharapkan pengembangan industri beras analog akan dapat diharapkan pengembangan industri beras analog akan dapat
berkembang menghasilkan pangan alternatif berbasis pangan lokal berkembang menghasilkan pangan alternatif berbasis pangan lokal
non beras dan non terigu yang dapat diterima masyarakat luas. non beras dan non terigu yang dapat diterima masyarakat luas.
Hal ini juga akan mendorong tumbuhnya industri terkait lainnya. Hal ini juga akan mendorong tumbuhnya industri terkait lainnya.
Dengan keterpaduan antar pemangku kepentingan pengembangan Dengan keterpaduan antar pemangku kepentingan pengembangan
beras analog diharapkan akan mengantarkan hasil penelitian untuk beras analog diharapkan akan mengantarkan hasil penelitian untuk
diimplementasikan dalam kegiatan sektor riil industri pangan. diimplementasikan dalam kegiatan sektor riil industri pangan.
Peran masing-masing pemangku kepentingan yang diharapkan Peran masing-masing pemangku kepentingan yang diharapkan
terlibat dalam pengembangan beras analog seperti diuraikan di terlibat dalam pengembangan beras analog seperti diuraikan di
bawah ini. bawah ini.
1. Perguruan Tinggi : berperan dalam koordinasi penelitian dan 1. Perguruan Tinggi : berperan dalam koordinasi penelitian dan
pengembangan teknologi pengolahan beras analog (integrasi on pengembangan teknologi pengolahan beras analog (integrasi on
farm - off farm). Kegiatan research and development dilakukan farm - off farm). Kegiatan research and development dilakukan
dengan melibatkan peneliti lintas disiplin seperi ahli budidaya dengan melibatkan peneliti lintas disiplin seperi ahli budidaya
tanaman dari Departemen Agroromi dan Hortikultura, ahli tanaman dari Departemen Agroromi dan Hortikultura, ahli
teknologi proses dan pangan fungsional dari Departemen Ilmu teknologi proses dan pangan fungsional dari Departemen Ilmu
dan Teknologi Pangan, juga ahli komersialisasi teknologi dari dan Teknologi Pangan, juga ahli komersialisasi teknologi dari
Departemen Teknik Industri Pertanian, serta ahli perekaya Departemen Teknik Industri Pertanian, serta ahli perekaya
sosial dari Fakultas Ekologi Manusia. sosial dari Fakultas Ekologi Manusia.
2. Industri Mesin : melakukan pengembangan disain dan rekayasa 2. Industri Mesin : melakukan pengembangan disain dan rekayasa
serta produksi mesin beras analog (ekstruder). serta produksi mesin beras analog (ekstruder).
3. Industri Pangan : melakukan pengembangan industri tepung 3. Industri Pangan : melakukan pengembangan industri tepung
lokal dan pengolahan beras analog secara komersial. lokal dan pengolahan beras analog secara komersial.
4. Pemerintah : pengembangan percontohan dan melakukan 4. Pemerintah : pengembangan percontohan dan melakukan
sosialisai ke masyarakat pentingnya konsumsi makanan yang sosialisai ke masyarakat pentingnya konsumsi makanan yang
beragam. beragam.

| 25 | | 25 |

beras analog. Dengan sinergitas para pemangku kepentingan beras analog. Dengan sinergitas para pemangku kepentingan
diharapkan pengembangan industri beras analog akan dapat diharapkan pengembangan industri beras analog akan dapat
berkembang menghasilkan pangan alternatif berbasis pangan lokal berkembang menghasilkan pangan alternatif berbasis pangan lokal
non beras dan non terigu yang dapat diterima masyarakat luas. non beras dan non terigu yang dapat diterima masyarakat luas.
Hal ini juga akan mendorong tumbuhnya industri terkait lainnya. Hal ini juga akan mendorong tumbuhnya industri terkait lainnya.
Dengan keterpaduan antar pemangku kepentingan pengembangan Dengan keterpaduan antar pemangku kepentingan pengembangan
beras analog diharapkan akan mengantarkan hasil penelitian untuk beras analog diharapkan akan mengantarkan hasil penelitian untuk
diimplementasikan dalam kegiatan sektor riil industri pangan. diimplementasikan dalam kegiatan sektor riil industri pangan.
Peran masing-masing pemangku kepentingan yang diharapkan Peran masing-masing pemangku kepentingan yang diharapkan
terlibat dalam pengembangan beras analog seperti diuraikan di terlibat dalam pengembangan beras analog seperti diuraikan di
bawah ini. bawah ini.
1. Perguruan Tinggi : berperan dalam koordinasi penelitian dan 1. Perguruan Tinggi : berperan dalam koordinasi penelitian dan
pengembangan teknologi pengolahan beras analog (integrasi on pengembangan teknologi pengolahan beras analog (integrasi on
farm - off farm). Kegiatan research and development dilakukan farm - off farm). Kegiatan research and development dilakukan
dengan melibatkan peneliti lintas disiplin seperi ahli budidaya dengan melibatkan peneliti lintas disiplin seperi ahli budidaya
tanaman dari Departemen Agroromi dan Hortikultura, ahli tanaman dari Departemen Agroromi dan Hortikultura, ahli
teknologi proses dan pangan fungsional dari Departemen Ilmu teknologi proses dan pangan fungsional dari Departemen Ilmu
dan Teknologi Pangan, juga ahli komersialisasi teknologi dari dan Teknologi Pangan, juga ahli komersialisasi teknologi dari
Departemen Teknik Industri Pertanian, serta ahli perekaya Departemen Teknik Industri Pertanian, serta ahli perekaya
sosial dari Fakultas Ekologi Manusia. sosial dari Fakultas Ekologi Manusia.
2. Industri Mesin : melakukan pengembangan disain dan rekayasa 2. Industri Mesin : melakukan pengembangan disain dan rekayasa
serta produksi mesin beras analog (ekstruder). serta produksi mesin beras analog (ekstruder).
3. Industri Pangan : melakukan pengembangan industri tepung 3. Industri Pangan : melakukan pengembangan industri tepung
lokal dan pengolahan beras analog secara komersial. lokal dan pengolahan beras analog secara komersial.
4. Pemerintah : pengembangan percontohan dan melakukan 4. Pemerintah : pengembangan percontohan dan melakukan
sosialisai ke masyarakat pentingnya konsumsi makanan yang sosialisai ke masyarakat pentingnya konsumsi makanan yang
beragam. beragam.

| 25 | | 25 |
Dengan pendekatan terintegrasi dan tidak sektoral kita masih punya Dengan pendekatan terintegrasi dan tidak sektoral kita masih punya
harapan untuk menjadikan sumber karbohidrat lokal menjadi harapan untuk menjadikan sumber karbohidrat lokal menjadi
tumpuan ketahanan pangan nasional. tumpuan ketahanan pangan nasional.

PENUTUP PENUTUP
Eksplorasi berbagai teknologi penghasil pangan alternatif untuk Eksplorasi berbagai teknologi penghasil pangan alternatif untuk
mengurangi ketergantungan terhadap sumber karbohidrat beras mengurangi ketergantungan terhadap sumber karbohidrat beras
dan tepung terigu merupakan langkah strategis dalam menciptakan dan tepung terigu merupakan langkah strategis dalam menciptakan
terwujudnya kemandirian pangan nasional melalui program terwujudnya kemandirian pangan nasional melalui program
penganekaragaman pangan. Teknologi pengolahan beras analog penganekaragaman pangan. Teknologi pengolahan beras analog
diharapkan menjadi terobosan dalam menghasilkan vehicle diharapkan menjadi terobosan dalam menghasilkan vehicle
penganekaragaman pangan yang dapat diterima luas oleh masyarakat. penganekaragaman pangan yang dapat diterima luas oleh masyarakat.
Dengan memanfaatkan bahan baku dari aneka sumber karbohidrat Dengan memanfaatkan bahan baku dari aneka sumber karbohidrat
lokal non padi dan dapat diproduksi secara masal diharapkan beras lokal non padi dan dapat diproduksi secara masal diharapkan beras
analog dapat menjadi salah satu jawaban untuk mengantarkan aneka analog dapat menjadi salah satu jawaban untuk mengantarkan aneka
karbohidrat ke meja makan masyarakat Indonesia. karbohidrat ke meja makan masyarakat Indonesia.
Beras analog yang mulai dikembangkan pada tahun 2011 oleh Beras analog yang mulai dikembangkan pada tahun 2011 oleh
F-Technopark-IPB mendapat sambutan yang sangat luar biasa F-Technopark-IPB mendapat sambutan yang sangat luar biasa
dari masyarakat dan media masa. Hal ini semakin meyakinkan dari masyarakat dan media masa. Hal ini semakin meyakinkan
kami untuk mengembangkan beras analog yang diharapkan dapat kami untuk mengembangkan beras analog yang diharapkan dapat
digunakan sebagai vehicle program penganekaragaman pangan digunakan sebagai vehicle program penganekaragaman pangan
untuk mengurangi tekanan terhadap permintaan pada beras. untuk mengurangi tekanan terhadap permintaan pada beras.
Penelitian yang komprehensif dengan melibatkan ahli lintas disiplin Penelitian yang komprehensif dengan melibatkan ahli lintas disiplin
dan melibatkan para pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk dan melibatkan para pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk
mendukung keberhasilan pengembangan beras analog. Penelitian mendukung keberhasilan pengembangan beras analog. Penelitian
teknis dari hulu hingga hilir, uji penerimaan konsumen (consumer teknis dari hulu hingga hilir, uji penerimaan konsumen (consumer
testing), pengembangan rencana bisnis hingga kajian komersialisasi. testing), pengembangan rencana bisnis hingga kajian komersialisasi.

| 26 | | 26 |

Dengan pendekatan terintegrasi dan tidak sektoral kita masih punya Dengan pendekatan terintegrasi dan tidak sektoral kita masih punya
harapan untuk menjadikan sumber karbohidrat lokal menjadi harapan untuk menjadikan sumber karbohidrat lokal menjadi
tumpuan ketahanan pangan nasional. tumpuan ketahanan pangan nasional.

PENUTUP PENUTUP
Eksplorasi berbagai teknologi penghasil pangan alternatif untuk Eksplorasi berbagai teknologi penghasil pangan alternatif untuk
mengurangi ketergantungan terhadap sumber karbohidrat beras mengurangi ketergantungan terhadap sumber karbohidrat beras
dan tepung terigu merupakan langkah strategis dalam menciptakan dan tepung terigu merupakan langkah strategis dalam menciptakan
terwujudnya kemandirian pangan nasional melalui program terwujudnya kemandirian pangan nasional melalui program
penganekaragaman pangan. Teknologi pengolahan beras analog penganekaragaman pangan. Teknologi pengolahan beras analog
diharapkan menjadi terobosan dalam menghasilkan vehicle diharapkan menjadi terobosan dalam menghasilkan vehicle
penganekaragaman pangan yang dapat diterima luas oleh masyarakat. penganekaragaman pangan yang dapat diterima luas oleh masyarakat.
Dengan memanfaatkan bahan baku dari aneka sumber karbohidrat Dengan memanfaatkan bahan baku dari aneka sumber karbohidrat
lokal non padi dan dapat diproduksi secara masal diharapkan beras lokal non padi dan dapat diproduksi secara masal diharapkan beras
analog dapat menjadi salah satu jawaban untuk mengantarkan aneka analog dapat menjadi salah satu jawaban untuk mengantarkan aneka
karbohidrat ke meja makan masyarakat Indonesia. karbohidrat ke meja makan masyarakat Indonesia.
Beras analog yang mulai dikembangkan pada tahun 2011 oleh Beras analog yang mulai dikembangkan pada tahun 2011 oleh
F-Technopark-IPB mendapat sambutan yang sangat luar biasa F-Technopark-IPB mendapat sambutan yang sangat luar biasa
dari masyarakat dan media masa. Hal ini semakin meyakinkan dari masyarakat dan media masa. Hal ini semakin meyakinkan
kami untuk mengembangkan beras analog yang diharapkan dapat kami untuk mengembangkan beras analog yang diharapkan dapat
digunakan sebagai vehicle program penganekaragaman pangan digunakan sebagai vehicle program penganekaragaman pangan
untuk mengurangi tekanan terhadap permintaan pada beras. untuk mengurangi tekanan terhadap permintaan pada beras.
Penelitian yang komprehensif dengan melibatkan ahli lintas disiplin Penelitian yang komprehensif dengan melibatkan ahli lintas disiplin
dan melibatkan para pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk dan melibatkan para pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk
mendukung keberhasilan pengembangan beras analog. Penelitian mendukung keberhasilan pengembangan beras analog. Penelitian
teknis dari hulu hingga hilir, uji penerimaan konsumen (consumer teknis dari hulu hingga hilir, uji penerimaan konsumen (consumer
testing), pengembangan rencana bisnis hingga kajian komersialisasi. testing), pengembangan rencana bisnis hingga kajian komersialisasi.

| 26 | | 26 |
Kegiatan hulu diarahkan pada pengembangan benih/bibit dan Kegiatan hulu diarahkan pada pengembangan benih/bibit dan
budidaya, sedangkan kegiatan hilir diarahkan pada optimasi proses, budidaya, sedangkan kegiatan hilir diarahkan pada optimasi proses,
pengembangan desain dan rekayasa mesin beras analog, pengujian pengembangan desain dan rekayasa mesin beras analog, pengujian
sifat fungsional beras analog, studi penggandaan skala, dan kajian sifat fungsional beras analog, studi penggandaan skala, dan kajian
strategi komersialisasi. strategi komersialisasi.
Dengan pengembangan beras analog diharapkan secara perlahan Dengan pengembangan beras analog diharapkan secara perlahan
dapat merubah cara pandang masyarakat kita bahwa pangan dapat merubah cara pandang masyarakat kita bahwa pangan
pokok kita tidak hanya beras. Dan yang tidak kalah penting adalah pokok kita tidak hanya beras. Dan yang tidak kalah penting adalah
merubah presepsi masyarakat termasuk media bahwa konsumsi merubah presepsi masyarakat termasuk media bahwa konsumsi
karbohidrat selain nasi dari beras bukan karena kondisi kelaparan. karbohidrat selain nasi dari beras bukan karena kondisi kelaparan.
Dengan perubahan kesadaran ini, diharapkan ke depan masyarakat Dengan perubahan kesadaran ini, diharapkan ke depan masyarakat
dapat terbisa mengkonsumsi aneka sumber karbohidrat tidak hanya dapat terbisa mengkonsumsi aneka sumber karbohidrat tidak hanya
dalam bentuk beras analog akan tetapi dalam bentuk aneka produk dalam bentuk beras analog akan tetapi dalam bentuk aneka produk
dan aneka olahan lainnya dengan rasa nyaman dan bangga. dan aneka olahan lainnya dengan rasa nyaman dan bangga.
Merubah kebiasaan orang tentu bukan pekerjaan yang mudah. Merubah kebiasaan orang tentu bukan pekerjaan yang mudah.
Diperlukan sosialisasi yang terus menerus dan kerjasama yang baik Diperlukan sosialisasi yang terus menerus dan kerjasama yang baik
antara semua pihak. Pemerintah harus berani membuat kebijakan antara semua pihak. Pemerintah harus berani membuat kebijakan
yang mendukung percepatan program ini, seperti contohnya Korea yang mendukung percepatan program ini, seperti contohnya Korea
Selatan. Selain memberikan berbagai subsidi dan mengeluarkan Selatan. Selain memberikan berbagai subsidi dan mengeluarkan
kebijakan proteksi, Pemerintah Korea Selatan juga mewajibkan kebijakan proteksi, Pemerintah Korea Selatan juga mewajibkan
sehari tanpa beras dalam seminggu. Hal ini sudah dimulai oleh sehari tanpa beras dalam seminggu. Hal ini sudah dimulai oleh
pemerintah daerah Kota Depok. pemerintah daerah Kota Depok.
Jika pemerintah sangat mendukung kampanye tepung terigu yang Jika pemerintah sangat mendukung kampanye tepung terigu yang
notabene justru menghabiskan devisa negara dan hanya dikuasai notabene justru menghabiskan devisa negara dan hanya dikuasai
oleh segelintir pengusaha importir, semestinya untuk pengembangan oleh segelintir pengusaha importir, semestinya untuk pengembangan
dan industrialisasi pangan pokok non beras dan non terigu seperti dan industrialisasi pangan pokok non beras dan non terigu seperti
beras analog ini, pemerintah harus memberikan dukungan yang beras analog ini, pemerintah harus memberikan dukungan yang
lebih, karena berbasis bahan baku lokal, bahan baku produk hasil lebih, karena berbasis bahan baku lokal, bahan baku produk hasil

| 27 | | 27 |

Kegiatan hulu diarahkan pada pengembangan benih/bibit dan Kegiatan hulu diarahkan pada pengembangan benih/bibit dan
budidaya, sedangkan kegiatan hilir diarahkan pada optimasi proses, budidaya, sedangkan kegiatan hilir diarahkan pada optimasi proses,
pengembangan desain dan rekayasa mesin beras analog, pengujian pengembangan desain dan rekayasa mesin beras analog, pengujian
sifat fungsional beras analog, studi penggandaan skala, dan kajian sifat fungsional beras analog, studi penggandaan skala, dan kajian
strategi komersialisasi. strategi komersialisasi.
Dengan pengembangan beras analog diharapkan secara perlahan Dengan pengembangan beras analog diharapkan secara perlahan
dapat merubah cara pandang masyarakat kita bahwa pangan dapat merubah cara pandang masyarakat kita bahwa pangan
pokok kita tidak hanya beras. Dan yang tidak kalah penting adalah pokok kita tidak hanya beras. Dan yang tidak kalah penting adalah
merubah presepsi masyarakat termasuk media bahwa konsumsi merubah presepsi masyarakat termasuk media bahwa konsumsi
karbohidrat selain nasi dari beras bukan karena kondisi kelaparan. karbohidrat selain nasi dari beras bukan karena kondisi kelaparan.
Dengan perubahan kesadaran ini, diharapkan ke depan masyarakat Dengan perubahan kesadaran ini, diharapkan ke depan masyarakat
dapat terbisa mengkonsumsi aneka sumber karbohidrat tidak hanya dapat terbisa mengkonsumsi aneka sumber karbohidrat tidak hanya
dalam bentuk beras analog akan tetapi dalam bentuk aneka produk dalam bentuk beras analog akan tetapi dalam bentuk aneka produk
dan aneka olahan lainnya dengan rasa nyaman dan bangga. dan aneka olahan lainnya dengan rasa nyaman dan bangga.
Merubah kebiasaan orang tentu bukan pekerjaan yang mudah. Merubah kebiasaan orang tentu bukan pekerjaan yang mudah.
Diperlukan sosialisasi yang terus menerus dan kerjasama yang baik Diperlukan sosialisasi yang terus menerus dan kerjasama yang baik
antara semua pihak. Pemerintah harus berani membuat kebijakan antara semua pihak. Pemerintah harus berani membuat kebijakan
yang mendukung percepatan program ini, seperti contohnya Korea yang mendukung percepatan program ini, seperti contohnya Korea
Selatan. Selain memberikan berbagai subsidi dan mengeluarkan Selatan. Selain memberikan berbagai subsidi dan mengeluarkan
kebijakan proteksi, Pemerintah Korea Selatan juga mewajibkan kebijakan proteksi, Pemerintah Korea Selatan juga mewajibkan
sehari tanpa beras dalam seminggu. Hal ini sudah dimulai oleh sehari tanpa beras dalam seminggu. Hal ini sudah dimulai oleh
pemerintah daerah Kota Depok. pemerintah daerah Kota Depok.
Jika pemerintah sangat mendukung kampanye tepung terigu yang Jika pemerintah sangat mendukung kampanye tepung terigu yang
notabene justru menghabiskan devisa negara dan hanya dikuasai notabene justru menghabiskan devisa negara dan hanya dikuasai
oleh segelintir pengusaha importir, semestinya untuk pengembangan oleh segelintir pengusaha importir, semestinya untuk pengembangan
dan industrialisasi pangan pokok non beras dan non terigu seperti dan industrialisasi pangan pokok non beras dan non terigu seperti
beras analog ini, pemerintah harus memberikan dukungan yang beras analog ini, pemerintah harus memberikan dukungan yang
lebih, karena berbasis bahan baku lokal, bahan baku produk hasil lebih, karena berbasis bahan baku lokal, bahan baku produk hasil

| 27 | | 27 |
negeri sendiri. Diharapkan semangat kemandirian pangan menjadi negeri sendiri. Diharapkan semangat kemandirian pangan menjadi
kesadaran semua elemen bangsa, agar tidak lagi menjadi negara kesadaran semua elemen bangsa, agar tidak lagi menjadi negara
pengimpor. Saatnya kita menjatuhkan pilihan bukan hanya pada pengimpor. Saatnya kita menjatuhkan pilihan bukan hanya pada
beras dan tepung terigu. beras dan tepung terigu.

| 28 | | 28 |

negeri sendiri. Diharapkan semangat kemandirian pangan menjadi negeri sendiri. Diharapkan semangat kemandirian pangan menjadi
kesadaran semua elemen bangsa, agar tidak lagi menjadi negara kesadaran semua elemen bangsa, agar tidak lagi menjadi negara
pengimpor. Saatnya kita menjatuhkan pilihan bukan hanya pada pengimpor. Saatnya kita menjatuhkan pilihan bukan hanya pada
beras dan tepung terigu. beras dan tepung terigu.

| 28 | | 28 |
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
-----------.2012. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 -----------.2012. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2012 Tentang Pangan. Tambahan Lembaran Negara Tahun 2012 Tentang Pangan. Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5360 Republik Indonesia Nomor 5360
Aggarwal BB, Kunnumakkara AB, Harikumar KB, Tharakan Aggarwal BB, Kunnumakkara AB, Harikumar KB, Tharakan
ST, Sung B, Anand P. 2008. Potential of spice-derived ST, Sung B, Anand P. 2008. Potential of spice-derived
phytochemicals for cancer prevention. Planta Med. 74:1560– phytochemicals for cancer prevention. Planta Med. 74:1560–
1569. 1569.
Anderson JW, Baird P, Davis RH Jr, Ferreri S, Knudtson M, Anderson JW, Baird P, Davis RH Jr, Ferreri S, Knudtson M,
Koraym A, Waters V, Williams CL. 2009. Health benefits of Koraym A, Waters V, Williams CL. 2009. Health benefits of
dietary fiber. Nutr Rev. 67(4):188–205. dietary fiber. Nutr Rev. 67(4):188–205.
Benito E, Stiggelbout A, Bosch FX, Obrador A, Kaldor J, Mulet M, Benito E, Stiggelbout A, Bosch FX, Obrador A, Kaldor J, Mulet M,
Muñoz N. 1991. Nutritional factors in colorectal cancer risk: A Muñoz N. 1991. Nutritional factors in colorectal cancer risk: A
case-control study in Majorca. Int J Cancer, 49: 161–167. case-control study in Majorca. Int J Cancer, 49: 161–167.
Berger A, Jones PJ, Abumweis SS. 2004. Plant sterols: factors affecting Berger A, Jones PJ, Abumweis SS. 2004. Plant sterols: factors affecting
their efficacy and safety as functional food ingredients. Lipids their efficacy and safety as functional food ingredients. Lipids
Health Dis. 3(1): 5. [diakses 2014 Februari 4]. Tersedia pada: Health Dis. 3(1): 5. [diakses 2014 Februari 4]. Tersedia pada:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC419367/ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC419367/
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Survei Sosial Ekonomi Nasional, [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Survei Sosial Ekonomi Nasional,
Jakarta. Jakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Survei Sosial Ekonomi Nasional, [BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Survei Sosial Ekonomi Nasional,
Jakarta. Jakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Survei Sosial Ekonomi Nasional, [BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Survei Sosial Ekonomi Nasional,
Jakarta. Jakarta.

| 29 | | 29 |

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA


-----------.2012. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 -----------.2012. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2012 Tentang Pangan. Tambahan Lembaran Negara Tahun 2012 Tentang Pangan. Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5360 Republik Indonesia Nomor 5360
Aggarwal BB, Kunnumakkara AB, Harikumar KB, Tharakan Aggarwal BB, Kunnumakkara AB, Harikumar KB, Tharakan
ST, Sung B, Anand P. 2008. Potential of spice-derived ST, Sung B, Anand P. 2008. Potential of spice-derived
phytochemicals for cancer prevention. Planta Med. 74:1560– phytochemicals for cancer prevention. Planta Med. 74:1560–
1569. 1569.
Anderson JW, Baird P, Davis RH Jr, Ferreri S, Knudtson M, Anderson JW, Baird P, Davis RH Jr, Ferreri S, Knudtson M,
Koraym A, Waters V, Williams CL. 2009. Health benefits of Koraym A, Waters V, Williams CL. 2009. Health benefits of
dietary fiber. Nutr Rev. 67(4):188–205. dietary fiber. Nutr Rev. 67(4):188–205.
Benito E, Stiggelbout A, Bosch FX, Obrador A, Kaldor J, Mulet M, Benito E, Stiggelbout A, Bosch FX, Obrador A, Kaldor J, Mulet M,
Muñoz N. 1991. Nutritional factors in colorectal cancer risk: A Muñoz N. 1991. Nutritional factors in colorectal cancer risk: A
case-control study in Majorca. Int J Cancer, 49: 161–167. case-control study in Majorca. Int J Cancer, 49: 161–167.
Berger A, Jones PJ, Abumweis SS. 2004. Plant sterols: factors affecting Berger A, Jones PJ, Abumweis SS. 2004. Plant sterols: factors affecting
their efficacy and safety as functional food ingredients. Lipids their efficacy and safety as functional food ingredients. Lipids
Health Dis. 3(1): 5. [diakses 2014 Februari 4]. Tersedia pada: Health Dis. 3(1): 5. [diakses 2014 Februari 4]. Tersedia pada:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC419367/ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC419367/
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Survei Sosial Ekonomi Nasional, [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Survei Sosial Ekonomi Nasional,
Jakarta. Jakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Survei Sosial Ekonomi Nasional, [BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Survei Sosial Ekonomi Nasional,
Jakarta. Jakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Survei Sosial Ekonomi Nasional, [BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Survei Sosial Ekonomi Nasional,
Jakarta. Jakarta.

| 29 | | 29 |
Budi SS, P. Hariyadi, S..Budijanto, D. Syah. 2013. Extrusion Budi SS, P. Hariyadi, S..Budijanto, D. Syah. 2013. Extrusion
Process Technology of Analog Rice (Teknologi Proses Ekstrusi Process Technology of Analog Rice (Teknologi Proses Ekstrusi
untuk Membuat Beras Analog). Majalah Pangan. 12/2013; untuk Membuat Beras Analog). Majalah Pangan. 12/2013;
22(3):263-274. 22(3):263-274.
Budijanto S, Yulianti. 2012. Studi persiapan tepung sorgum Budijanto S, Yulianti. 2012. Studi persiapan tepung sorgum
(Sorghum bicolor l. Moench) dan aplikasinya pada pembuatan (Sorghum bicolor l. Moench) dan aplikasinya pada pembuatan
beras analog. J Teknol Pert. 13 (3): 177-186 beras analog. J Teknol Pert. 13 (3): 177-186
Budijanto S, Sitanggang AB. 2011. Produktivitas dan proses Budijanto S, Sitanggang AB. 2011. Produktivitas dan proses
penggilingan padi terkait dengan pengendalian faktor mutu penggilingan padi terkait dengan pengendalian faktor mutu
berasnya. Majalah Pangan. 20(2): 1-12. berasnya. Majalah Pangan. 20(2): 1-12.
Budijanto S. 2009. Dukungan Iptek Bahan Pangan Pada Budijanto S. 2009. Dukungan Iptek Bahan Pangan Pada
Pengembangan Tepung Lokal. Majalah Pangan. 54(XVII): 55- Pengembangan Tepung Lokal. Majalah Pangan. 54(XVII): 55-
67. 67.
Budijanto S, Faridah D, Yuliana ND. 2013. Metode Pengolahan Budijanto S, Faridah D, Yuliana ND. 2013. Metode Pengolahan
Beras Analog Rendah Indeks Glisemik. Kementrian Hukum Beras Analog Rendah Indeks Glisemik. Kementrian Hukum
dan HAM. P00201304641 dan HAM. P00201304641
Budijanto S, Sitanggang AB, Purnomo EH. 2012. Metode Budijanto S, Sitanggang AB, Purnomo EH. 2012. Metode
Pengolahan Beras Analog. Kementrian Hukum dan HAM. Pengolahan Beras Analog. Kementrian Hukum dan HAM.
P00201200463 P00201200463
Campbel AA, Thorne-Lyman A, Sun K, de Pee S, Kraemer K, Campbel AA, Thorne-Lyman A, Sun K, de Pee S, Kraemer K,
Moench-Pfanner R, Sari M, Akhter N, Bloem MW, Semba Moench-Pfanner R, Sari M, Akhter N, Bloem MW, Semba
RD. 2010. Household Rice Expenditure and Maternal and RD. 2010. Household Rice Expenditure and Maternal and
Child Nutritional Status in Bangladesh. J Nut. 140(1): 189S- Child Nutritional Status in Bangladesh. J Nut. 140(1): 189S-
194S. doi: 10.3945/jn.109.110718. 194S. doi: 10.3945/jn.109.110718.
Cicero AFG, Derosa G. 2005. Rice bran and its main components: Cicero AFG, Derosa G. 2005. Rice bran and its main components:
potential role in the management of coronary risk factors. potential role in the management of coronary risk factors.
Nutraceutical Res. 3(1): 29-46. Nutraceutical Res. 3(1): 29-46.

| 30 | | 30 |

Budi SS, P. Hariyadi, S..Budijanto, D. Syah. 2013. Extrusion Budi SS, P. Hariyadi, S..Budijanto, D. Syah. 2013. Extrusion
Process Technology of Analog Rice (Teknologi Proses Ekstrusi Process Technology of Analog Rice (Teknologi Proses Ekstrusi
untuk Membuat Beras Analog). Majalah Pangan. 12/2013; untuk Membuat Beras Analog). Majalah Pangan. 12/2013;
22(3):263-274. 22(3):263-274.
Budijanto S, Yulianti. 2012. Studi persiapan tepung sorgum Budijanto S, Yulianti. 2012. Studi persiapan tepung sorgum
(Sorghum bicolor l. Moench) dan aplikasinya pada pembuatan (Sorghum bicolor l. Moench) dan aplikasinya pada pembuatan
beras analog. J Teknol Pert. 13 (3): 177-186 beras analog. J Teknol Pert. 13 (3): 177-186
Budijanto S, Sitanggang AB. 2011. Produktivitas dan proses Budijanto S, Sitanggang AB. 2011. Produktivitas dan proses
penggilingan padi terkait dengan pengendalian faktor mutu penggilingan padi terkait dengan pengendalian faktor mutu
berasnya. Majalah Pangan. 20(2): 1-12. berasnya. Majalah Pangan. 20(2): 1-12.
Budijanto S. 2009. Dukungan Iptek Bahan Pangan Pada Budijanto S. 2009. Dukungan Iptek Bahan Pangan Pada
Pengembangan Tepung Lokal. Majalah Pangan. 54(XVII): 55- Pengembangan Tepung Lokal. Majalah Pangan. 54(XVII): 55-
67. 67.
Budijanto S, Faridah D, Yuliana ND. 2013. Metode Pengolahan Budijanto S, Faridah D, Yuliana ND. 2013. Metode Pengolahan
Beras Analog Rendah Indeks Glisemik. Kementrian Hukum Beras Analog Rendah Indeks Glisemik. Kementrian Hukum
dan HAM. P00201304641 dan HAM. P00201304641
Budijanto S, Sitanggang AB, Purnomo EH. 2012. Metode Budijanto S, Sitanggang AB, Purnomo EH. 2012. Metode
Pengolahan Beras Analog. Kementrian Hukum dan HAM. Pengolahan Beras Analog. Kementrian Hukum dan HAM.
P00201200463 P00201200463
Campbel AA, Thorne-Lyman A, Sun K, de Pee S, Kraemer K, Campbel AA, Thorne-Lyman A, Sun K, de Pee S, Kraemer K,
Moench-Pfanner R, Sari M, Akhter N, Bloem MW, Semba Moench-Pfanner R, Sari M, Akhter N, Bloem MW, Semba
RD. 2010. Household Rice Expenditure and Maternal and RD. 2010. Household Rice Expenditure and Maternal and
Child Nutritional Status in Bangladesh. J Nut. 140(1): 189S- Child Nutritional Status in Bangladesh. J Nut. 140(1): 189S-
194S. doi: 10.3945/jn.109.110718. 194S. doi: 10.3945/jn.109.110718.
Cicero AFG, Derosa G. 2005. Rice bran and its main components: Cicero AFG, Derosa G. 2005. Rice bran and its main components:
potential role in the management of coronary risk factors. potential role in the management of coronary risk factors.
Nutraceutical Res. 3(1): 29-46. Nutraceutical Res. 3(1): 29-46.

| 30 | | 30 |
Evans P, Halliwell B. 2001. Micronutrients: oxidant/antioxidant Evans P, Halliwell B. 2001. Micronutrients: oxidant/antioxidant
status. British J Nut. 85: S67-S74. doi:10.1049/BJN2000296 status. British J Nut. 85: S67-S74. doi:10.1049/BJN2000296
[FAO] Food Agricultural Organization. 2012. FAO says rice [FAO] Food Agricultural Organization. 2012. FAO says rice
production outpacing consumption [Internet]. [diakses 2013 production outpacing consumption [Internet]. [diakses 2013
Agustus 23]. Tersedia pada: http://www.fao.org/news/story/ Agustus 23]. Tersedia pada: http://www.fao.org/news/story/
en/item/164713/icode/. en/item/164713/icode/.
[FAO] Food Agricultural Organization. 2013b. FAO Statistical [FAO] Food Agricultural Organization. 2013b. FAO Statistical
Year Book 2013 [Internet]. [diakses 3 Maret 2014] Tersedia Year Book 2013 [Internet]. [diakses 3 Maret 2014] Tersedia
pada: http://www.fao.org/docrep/018/i3107e/i3107e.PDF. pada: http://www.fao.org/docrep/018/i3107e/i3107e.PDF.
[FAO] Food Agricultural Organization. 2013c. FAO Rice Market [FAO] Food Agricultural Organization. 2013c. FAO Rice Market
Monitor, July 2013, Volume XVI - Issue No. 3 [Internet]. Monitor, July 2013, Volume XVI - Issue No. 3 [Internet].
[diakses 2013 Agustus 23]. Tersedia pada: http://www.fao. [diakses 2013 Agustus 23]. Tersedia pada: http://www.fao.
org/economic/est/publications/rice-publications/rice-market- org/economic/est/publications/rice-publications/rice-market-
monitor-rmm/en/ monitor-rmm/en/
Foster-Powell KF, Holt SHA, Miller JCB. 2002. International table Foster-Powell KF, Holt SHA, Miller JCB. 2002. International table
of glicemic index and glycemic load values. Am J Clin Nutr. of glicemic index and glycemic load values. Am J Clin Nutr.
76:5-56. 76:5-56.
Gerhardt AL, Gallo NB. 1998. Full-fat rice bran and oat bran Gerhardt AL, Gallo NB. 1998. Full-fat rice bran and oat bran
similarly reduce hypercholesterolemia in humans. J Nut. 128 similarly reduce hypercholesterolemia in humans. J Nut. 128
(5): 885-889. (5): 885-889.
Hotz C, Loechl C, de Brauw A, Eozenou P, Gilligan D, Moursi M. Hotz C, Loechl C, de Brauw A, Eozenou P, Gilligan D, Moursi M.
Meenakshi JV. 2012a. A large-scale intervention to introduce Meenakshi JV. 2012a. A large-scale intervention to introduce
orange sweet potato in rural Mozambique increases vitamin orange sweet potato in rural Mozambique increases vitamin
A intakes among children and women. British J Nut. 108(1): A intakes among children and women. British J Nut. 108(1):
163-176. 163-176.

| 31 | | 31 |

Evans P, Halliwell B. 2001. Micronutrients: oxidant/antioxidant Evans P, Halliwell B. 2001. Micronutrients: oxidant/antioxidant
status. British J Nut. 85: S67-S74. doi:10.1049/BJN2000296 status. British J Nut. 85: S67-S74. doi:10.1049/BJN2000296
[FAO] Food Agricultural Organization. 2012. FAO says rice [FAO] Food Agricultural Organization. 2012. FAO says rice
production outpacing consumption [Internet]. [diakses 2013 production outpacing consumption [Internet]. [diakses 2013
Agustus 23]. Tersedia pada: http://www.fao.org/news/story/ Agustus 23]. Tersedia pada: http://www.fao.org/news/story/
en/item/164713/icode/. en/item/164713/icode/.
[FAO] Food Agricultural Organization. 2013b. FAO Statistical [FAO] Food Agricultural Organization. 2013b. FAO Statistical
Year Book 2013 [Internet]. [diakses 3 Maret 2014] Tersedia Year Book 2013 [Internet]. [diakses 3 Maret 2014] Tersedia
pada: http://www.fao.org/docrep/018/i3107e/i3107e.PDF. pada: http://www.fao.org/docrep/018/i3107e/i3107e.PDF.
[FAO] Food Agricultural Organization. 2013c. FAO Rice Market [FAO] Food Agricultural Organization. 2013c. FAO Rice Market
Monitor, July 2013, Volume XVI - Issue No. 3 [Internet]. Monitor, July 2013, Volume XVI - Issue No. 3 [Internet].
[diakses 2013 Agustus 23]. Tersedia pada: http://www.fao. [diakses 2013 Agustus 23]. Tersedia pada: http://www.fao.
org/economic/est/publications/rice-publications/rice-market- org/economic/est/publications/rice-publications/rice-market-
monitor-rmm/en/ monitor-rmm/en/
Foster-Powell KF, Holt SHA, Miller JCB. 2002. International table Foster-Powell KF, Holt SHA, Miller JCB. 2002. International table
of glicemic index and glycemic load values. Am J Clin Nutr. of glicemic index and glycemic load values. Am J Clin Nutr.
76:5-56. 76:5-56.
Gerhardt AL, Gallo NB. 1998. Full-fat rice bran and oat bran Gerhardt AL, Gallo NB. 1998. Full-fat rice bran and oat bran
similarly reduce hypercholesterolemia in humans. J Nut. 128 similarly reduce hypercholesterolemia in humans. J Nut. 128
(5): 885-889. (5): 885-889.
Hotz C, Loechl C, de Brauw A, Eozenou P, Gilligan D, Moursi M. Hotz C, Loechl C, de Brauw A, Eozenou P, Gilligan D, Moursi M.
Meenakshi JV. 2012a. A large-scale intervention to introduce Meenakshi JV. 2012a. A large-scale intervention to introduce
orange sweet potato in rural Mozambique increases vitamin orange sweet potato in rural Mozambique increases vitamin
A intakes among children and women. British J Nut. 108(1): A intakes among children and women. British J Nut. 108(1):
163-176. 163-176.

| 31 | | 31 |
Hotz C, Loechl C, Lubowa A, Turnwine JK, Ndeezi G, Masawi Hotz C, Loechl C, Lubowa A, Turnwine JK, Ndeezi G, Masawi
AN, Baingana R, Carriquiry A, de Brauw A, Meenakshi JV, AN, Baingana R, Carriquiry A, de Brauw A, Meenakshi JV,
Gilligan DO. 2012b. Introduction of β-Carotene–Rich Orange Gilligan DO. 2012b. Introduction of β-Carotene–Rich Orange
Sweet Potato in Rural Uganda Resulted in Increased Vitamin A Sweet Potato in Rural Uganda Resulted in Increased Vitamin A
Intakes among Children and Women and Improved Vitamin A Intakes among Children and Women and Improved Vitamin A
Status among Children. J Nut. 142(10): 1871-1880. Status among Children. J Nut. 142(10): 1871-1880.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1979 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1979
tentang perbaikan menu makanan rakyat [Internet]. [diakses tentang perbaikan menu makanan rakyat [Internet]. [diakses
2014 Maret 5]. Tersedia pada: http://www.bphn.go.id/data/ 2014 Maret 5]. Tersedia pada: http://www.bphn.go.id/data/
documents/79ip020.doc. documents/79ip020.doc.
Kharisma T, Yuliana ND, Budijanto S. 2014. The Effect of Coconut Kharisma T, Yuliana ND, Budijanto S. 2014. The Effect of Coconut
Pulp (Cocos nucifera L.) Addition to Cassava based Analogue Pulp (Cocos nucifera L.) Addition to Cassava based Analogue
Rice Characteristics. Submitted to Kasetsart Journal of Natural Rice Characteristics. Submitted to Kasetsart Journal of Natural
Science. Science.
Konczak-Islam I, Yoshimoto M, Hou DX, Terahara N, Yamakawa O. Konczak-Islam I, Yoshimoto M, Hou DX, Terahara N, Yamakawa O.
2003. Potential Chemopreventive Properties of Anthocyanin- 2003. Potential Chemopreventive Properties of Anthocyanin-
Rich Aqueous Extracts from In vitro Produced Tissue of Rich Aqueous Extracts from In vitro Produced Tissue of
Sweetpotato (Ipomoea batatas L.). J Agric Food Chem. 51(20): Sweetpotato (Ipomoea batatas L.). J Agric Food Chem. 51(20):
5916-5922. 5916-5922.
KOMPAS. 2011. Lumbung Padi Tak Terurus. Terbitan 26 KOMPAS. 2011. Lumbung Padi Tak Terurus. Terbitan 26
September September
McCaddon A, Regland B, Hudson P, Davies G. 2002. Functional McCaddon A, Regland B, Hudson P, Davies G. 2002. Functional
vitamin B(12) deficiency and Alzheimer disease. Neurol. vitamin B(12) deficiency and Alzheimer disease. Neurol.
58(9):1395-1399. 58(9):1395-1399.
Miller BJ, Foster-Powell K. 1995. International tables of glycemic Miller BJ, Foster-Powell K. 1995. International tables of glycemic
index. Am J Clin Nutr. 62: 871-890 index. Am J Clin Nutr. 62: 871-890
Muaris H, Budijanto S. 2013. Beras Analog. Gramedia. Jakarta Muaris H, Budijanto S. 2013. Beras Analog. Gramedia. Jakarta
(ID). (ID).

| 32 | | 32 |

Hotz C, Loechl C, Lubowa A, Turnwine JK, Ndeezi G, Masawi Hotz C, Loechl C, Lubowa A, Turnwine JK, Ndeezi G, Masawi
AN, Baingana R, Carriquiry A, de Brauw A, Meenakshi JV, AN, Baingana R, Carriquiry A, de Brauw A, Meenakshi JV,
Gilligan DO. 2012b. Introduction of β-Carotene–Rich Orange Gilligan DO. 2012b. Introduction of β-Carotene–Rich Orange
Sweet Potato in Rural Uganda Resulted in Increased Vitamin A Sweet Potato in Rural Uganda Resulted in Increased Vitamin A
Intakes among Children and Women and Improved Vitamin A Intakes among Children and Women and Improved Vitamin A
Status among Children. J Nut. 142(10): 1871-1880. Status among Children. J Nut. 142(10): 1871-1880.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1979 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1979
tentang perbaikan menu makanan rakyat [Internet]. [diakses tentang perbaikan menu makanan rakyat [Internet]. [diakses
2014 Maret 5]. Tersedia pada: http://www.bphn.go.id/data/ 2014 Maret 5]. Tersedia pada: http://www.bphn.go.id/data/
documents/79ip020.doc. documents/79ip020.doc.
Kharisma T, Yuliana ND, Budijanto S. 2014. The Effect of Coconut Kharisma T, Yuliana ND, Budijanto S. 2014. The Effect of Coconut
Pulp (Cocos nucifera L.) Addition to Cassava based Analogue Pulp (Cocos nucifera L.) Addition to Cassava based Analogue
Rice Characteristics. Submitted to Kasetsart Journal of Natural Rice Characteristics. Submitted to Kasetsart Journal of Natural
Science. Science.
Konczak-Islam I, Yoshimoto M, Hou DX, Terahara N, Yamakawa O. Konczak-Islam I, Yoshimoto M, Hou DX, Terahara N, Yamakawa O.
2003. Potential Chemopreventive Properties of Anthocyanin- 2003. Potential Chemopreventive Properties of Anthocyanin-
Rich Aqueous Extracts from In vitro Produced Tissue of Rich Aqueous Extracts from In vitro Produced Tissue of
Sweetpotato (Ipomoea batatas L.). J Agric Food Chem. 51(20): Sweetpotato (Ipomoea batatas L.). J Agric Food Chem. 51(20):
5916-5922. 5916-5922.
KOMPAS. 2011. Lumbung Padi Tak Terurus. Terbitan 26 KOMPAS. 2011. Lumbung Padi Tak Terurus. Terbitan 26
September September
McCaddon A, Regland B, Hudson P, Davies G. 2002. Functional McCaddon A, Regland B, Hudson P, Davies G. 2002. Functional
vitamin B(12) deficiency and Alzheimer disease. Neurol. vitamin B(12) deficiency and Alzheimer disease. Neurol.
58(9):1395-1399. 58(9):1395-1399.
Miller BJ, Foster-Powell K. 1995. International tables of glycemic Miller BJ, Foster-Powell K. 1995. International tables of glycemic
index. Am J Clin Nutr. 62: 871-890 index. Am J Clin Nutr. 62: 871-890
Muaris H, Budijanto S. 2013. Beras Analog. Gramedia. Jakarta Muaris H, Budijanto S. 2013. Beras Analog. Gramedia. Jakarta
(ID). (ID).

| 32 | | 32 |
Noviasari S, Kusnandar F, Budijanto S. 2014. Pengembangan beras Noviasari S, Kusnandar F, Budijanto S. 2014. Pengembangan beras
analog dengan berbasis pemanfaatan jagung putih. J Teknol Ind analog dengan berbasis pemanfaatan jagung putih. J Teknol Ind
Pangan. Proses percetakan Pangan. Proses percetakan
Opara EC (2002). Oxidative stress, micronutrients, diabetes mellitus Opara EC (2002). Oxidative stress, micronutrients, diabetes mellitus
and its complications. J Royal Society Promotion Health. 122: and its complications. J Royal Society Promotion Health. 122:
28-34. doi:10.1177/146642400212200112 28-34. doi:10.1177/146642400212200112
Ortega RM. 2006. Importance of functional foods in the Ortega RM. 2006. Importance of functional foods in the
Mediterranean diet. Pub Health Nutr. 9(8A): 1136-1140. Mediterranean diet. Pub Health Nutr. 9(8A): 1136-1140.
Palmer MA, Bowden BN. 1977. Variations in sterol and triterpene Palmer MA, Bowden BN. 1977. Variations in sterol and triterpene
contents of developing Sorghum bicolor grains. Phytochem. 16 contents of developing Sorghum bicolor grains. Phytochem. 16
(4): 459-463. (4): 459-463.
Rachman HPS, Ariani M. 2008. Penganekaragaman konsumsi Rachman HPS, Ariani M. 2008. Penganekaragaman konsumsi
pangan di Indonesia: Permasalahan dan Implikasi untuk pangan di Indonesia: Permasalahan dan Implikasi untuk
Kebijakan dan Program. Analisis Kebijakan Pertanian. 6(2): Kebijakan dan Program. Analisis Kebijakan Pertanian. 6(2):
140-154 140-154
Rimbawan, Siagian A. 2004. Indeks Glikemik Pangan, Cara Mudah Rimbawan, Siagian A. 2004. Indeks Glikemik Pangan, Cara Mudah
Memilih Pangan yang Menyehatkan. Penebar Swadaya. Memilih Pangan yang Menyehatkan. Penebar Swadaya.
Jakarta. Jakarta.
Roussi S, Winter A, Gosse F, Werner D, Zhang X, Marchioni Roussi S, Winter A, Gosse F, Werner D, Zhang X, Marchioni
E, Geoffroy P, Miesch M, Raul F. 2005. Different apoptotic E, Geoffroy P, Miesch M, Raul F. 2005. Different apoptotic
mechanisms are involved in the antiproliferative effects of 7b- mechanisms are involved in the antiproliferative effects of 7b-
hydroxysitosterol and 7b-hydroxycholesterol in human colon hydroxysitosterol and 7b-hydroxycholesterol in human colon
cancer cells. Cell Death Differ. 12: 128-135. cancer cells. Cell Death Differ. 12: 128-135.
Sancho RAS, Pastore GM. 2012. Evaluation of the effects of Sancho RAS, Pastore GM. 2012. Evaluation of the effects of
anthocyanins in type 2 diabetes. Food Res Int. 46(1): 378–386 anthocyanins in type 2 diabetes. Food Res Int. 46(1): 378–386

| 33 | | 33 |

Noviasari S, Kusnandar F, Budijanto S. 2014. Pengembangan beras Noviasari S, Kusnandar F, Budijanto S. 2014. Pengembangan beras
analog dengan berbasis pemanfaatan jagung putih. J Teknol Ind analog dengan berbasis pemanfaatan jagung putih. J Teknol Ind
Pangan. Proses percetakan Pangan. Proses percetakan
Opara EC (2002). Oxidative stress, micronutrients, diabetes mellitus Opara EC (2002). Oxidative stress, micronutrients, diabetes mellitus
and its complications. J Royal Society Promotion Health. 122: and its complications. J Royal Society Promotion Health. 122:
28-34. doi:10.1177/146642400212200112 28-34. doi:10.1177/146642400212200112
Ortega RM. 2006. Importance of functional foods in the Ortega RM. 2006. Importance of functional foods in the
Mediterranean diet. Pub Health Nutr. 9(8A): 1136-1140. Mediterranean diet. Pub Health Nutr. 9(8A): 1136-1140.
Palmer MA, Bowden BN. 1977. Variations in sterol and triterpene Palmer MA, Bowden BN. 1977. Variations in sterol and triterpene
contents of developing Sorghum bicolor grains. Phytochem. 16 contents of developing Sorghum bicolor grains. Phytochem. 16
(4): 459-463. (4): 459-463.
Rachman HPS, Ariani M. 2008. Penganekaragaman konsumsi Rachman HPS, Ariani M. 2008. Penganekaragaman konsumsi
pangan di Indonesia: Permasalahan dan Implikasi untuk pangan di Indonesia: Permasalahan dan Implikasi untuk
Kebijakan dan Program. Analisis Kebijakan Pertanian. 6(2): Kebijakan dan Program. Analisis Kebijakan Pertanian. 6(2):
140-154 140-154
Rimbawan, Siagian A. 2004. Indeks Glikemik Pangan, Cara Mudah Rimbawan, Siagian A. 2004. Indeks Glikemik Pangan, Cara Mudah
Memilih Pangan yang Menyehatkan. Penebar Swadaya. Memilih Pangan yang Menyehatkan. Penebar Swadaya.
Jakarta. Jakarta.
Roussi S, Winter A, Gosse F, Werner D, Zhang X, Marchioni Roussi S, Winter A, Gosse F, Werner D, Zhang X, Marchioni
E, Geoffroy P, Miesch M, Raul F. 2005. Different apoptotic E, Geoffroy P, Miesch M, Raul F. 2005. Different apoptotic
mechanisms are involved in the antiproliferative effects of 7b- mechanisms are involved in the antiproliferative effects of 7b-
hydroxysitosterol and 7b-hydroxycholesterol in human colon hydroxysitosterol and 7b-hydroxycholesterol in human colon
cancer cells. Cell Death Differ. 12: 128-135. cancer cells. Cell Death Differ. 12: 128-135.
Sancho RAS, Pastore GM. 2012. Evaluation of the effects of Sancho RAS, Pastore GM. 2012. Evaluation of the effects of
anthocyanins in type 2 diabetes. Food Res Int. 46(1): 378–386 anthocyanins in type 2 diabetes. Food Res Int. 46(1): 378–386

| 33 | | 33 |
Sari M, de Pee S, Bloem MW, Sun K, Thorne-Lyman A, Akhter N, Sari M, de Pee S, Bloem MW, Sun K, Thorne-Lyman A, Akhter N,
Kraemer K, Semba RD. 2010. Higher Household Expenditure Kraemer K, Semba RD. 2010. Higher Household Expenditure
on Animal Source and Nongrain Foods Lowers the Risk of on Animal Source and Nongrain Foods Lowers the Risk of
Stunting among 0-59 months Old in Indonesia: Implications Stunting among 0-59 months Old in Indonesia: Implications
of Rising Food Prices. J Nut. 140(1):195S-200S. doi: 10.3945/ of Rising Food Prices. J Nut. 140(1):195S-200S. doi: 10.3945/
jn.109.110858. jn.109.110858.
Suhardjo. 1998. Konsep dan Kebijakan Diversifikasi Konsumsi Suhardjo. 1998. Konsep dan Kebijakan Diversifikasi Konsumsi
Pangan dalam Rangka Ketahanan Pangan. Prosiding Pangan dalam Rangka Ketahanan Pangan. Prosiding
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI. LIPI Jakarta. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI. LIPI Jakarta.
Suyono. 2002. Peta Pangan dan program Penganekaragaman Suyono. 2002. Peta Pangan dan program Penganekaragaman
Pangan 1939-2002 (63 Tahun). Dalam Penganekaragaman Pangan 1939-2002 (63 Tahun). Dalam Penganekaragaman
Pangan. Prakarsa Swasta dan Pemerintah Daerah. Forum Kerja Pangan. Prakarsa Swasta dan Pemerintah Daerah. Forum Kerja
Penganekaragaman Pangan. 2003. Jakarta Penganekaragaman Pangan. 2003. Jakarta
Syah D. 2009. Riset untuk Mendayagunakan Potensi Lokal: Syah D. 2009. Riset untuk Mendayagunakan Potensi Lokal:
Pelajaran dari Industrialisasi Diversifikasi Pangan. IPB Press. Pelajaran dari Industrialisasi Diversifikasi Pangan. IPB Press.
Takamine K, Hotta H, Degawa Y, Morimura S, Kida K. 2005. Takamine K, Hotta H, Degawa Y, Morimura S, Kida K. 2005.
Effects of dietary fiber prepared from sweet potato pulp on cecal Effects of dietary fiber prepared from sweet potato pulp on cecal
fermentation products and microflora in rats. J App Glycosci. fermentation products and microflora in rats. J App Glycosci.
52(1): 1-5. 52(1): 1-5.
Torlesse H, Kiess L, Bloem MW. 2003. Association of Household Torlesse H, Kiess L, Bloem MW. 2003. Association of Household
Rice Expenditure with Child Nutritional status, Indicates a Role Rice Expenditure with Child Nutritional status, Indicates a Role
for Macroeconomic Food Policy in Combating Malnutrition. J for Macroeconomic Food Policy in Combating Malnutrition. J
Nut. 133(5):1320-1325. Nut. 133(5):1320-1325.

| 34 | | 34 |

Sari M, de Pee S, Bloem MW, Sun K, Thorne-Lyman A, Akhter N, Sari M, de Pee S, Bloem MW, Sun K, Thorne-Lyman A, Akhter N,
Kraemer K, Semba RD. 2010. Higher Household Expenditure Kraemer K, Semba RD. 2010. Higher Household Expenditure
on Animal Source and Nongrain Foods Lowers the Risk of on Animal Source and Nongrain Foods Lowers the Risk of
Stunting among 0-59 months Old in Indonesia: Implications Stunting among 0-59 months Old in Indonesia: Implications
of Rising Food Prices. J Nut. 140(1):195S-200S. doi: 10.3945/ of Rising Food Prices. J Nut. 140(1):195S-200S. doi: 10.3945/
jn.109.110858. jn.109.110858.
Suhardjo. 1998. Konsep dan Kebijakan Diversifikasi Konsumsi Suhardjo. 1998. Konsep dan Kebijakan Diversifikasi Konsumsi
Pangan dalam Rangka Ketahanan Pangan. Prosiding Pangan dalam Rangka Ketahanan Pangan. Prosiding
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI. LIPI Jakarta. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI. LIPI Jakarta.
Suyono. 2002. Peta Pangan dan program Penganekaragaman Suyono. 2002. Peta Pangan dan program Penganekaragaman
Pangan 1939-2002 (63 Tahun). Dalam Penganekaragaman Pangan 1939-2002 (63 Tahun). Dalam Penganekaragaman
Pangan. Prakarsa Swasta dan Pemerintah Daerah. Forum Kerja Pangan. Prakarsa Swasta dan Pemerintah Daerah. Forum Kerja
Penganekaragaman Pangan. 2003. Jakarta Penganekaragaman Pangan. 2003. Jakarta
Syah D. 2009. Riset untuk Mendayagunakan Potensi Lokal: Syah D. 2009. Riset untuk Mendayagunakan Potensi Lokal:
Pelajaran dari Industrialisasi Diversifikasi Pangan. IPB Press. Pelajaran dari Industrialisasi Diversifikasi Pangan. IPB Press.
Takamine K, Hotta H, Degawa Y, Morimura S, Kida K. 2005. Takamine K, Hotta H, Degawa Y, Morimura S, Kida K. 2005.
Effects of dietary fiber prepared from sweet potato pulp on cecal Effects of dietary fiber prepared from sweet potato pulp on cecal
fermentation products and microflora in rats. J App Glycosci. fermentation products and microflora in rats. J App Glycosci.
52(1): 1-5. 52(1): 1-5.
Torlesse H, Kiess L, Bloem MW. 2003. Association of Household Torlesse H, Kiess L, Bloem MW. 2003. Association of Household
Rice Expenditure with Child Nutritional status, Indicates a Role Rice Expenditure with Child Nutritional status, Indicates a Role
for Macroeconomic Food Policy in Combating Malnutrition. J for Macroeconomic Food Policy in Combating Malnutrition. J
Nut. 133(5):1320-1325. Nut. 133(5):1320-1325.

| 34 | | 34 |
USDA Foreign Agricultural Services. 2013. Global Agricultural USDA Foreign Agricultural Services. 2013. Global Agricultural
Information Network Report. Indonesia grain and feed annual Information Network Report. Indonesia grain and feed annual
Indonesia grain and feed annual report 2013 [Internet]. [diakses Indonesia grain and feed annual report 2013 [Internet]. [diakses
pada tanggal 24 Maret 2014]. Tersedia pada: http://gain.fas. pada tanggal 24 Maret 2014]. Tersedia pada: http://gain.fas.
usda. gov/Recent%20GAIN%20Publications/Grain%20 usda. gov/Recent%20GAIN%20Publications/Grain%20
and%20Feed%20Annual_Jakarta_Indonesia_4-11-2013.pdf. and%20Feed%20Annual_Jakarta_Indonesia_4-11-2013.pdf.
Yamaya A, Endo Y, Fujimoto K, Kitamur K. 2007. Effects of genetic Yamaya A, Endo Y, Fujimoto K, Kitamur K. 2007. Effects of genetic
variability and planting location on the phytosterol content and variability and planting location on the phytosterol content and
composition in soybean seeds. Food Chem. 102: 1071 – 1075. composition in soybean seeds. Food Chem. 102: 1071 – 1075.
Zhang ZF, Fan SH, Zheng YL, Lu J, Wu DM, Shan Q, Hu B. Zhang ZF, Fan SH, Zheng YL, Lu J, Wu DM, Shan Q, Hu B.
2009. Purple sweet potato color attenuates oxidative stress 2009. Purple sweet potato color attenuates oxidative stress
and inflammatory response induced by d-galactose in mouse and inflammatory response induced by d-galactose in mouse
liver. Food Chem Toxicol. 47(2): 496-501. doi: 10.1016/j. liver. Food Chem Toxicol. 47(2): 496-501. doi: 10.1016/j.
fct.2008.12.005. fct.2008.12.005.

| 35 | | 35 |

USDA Foreign Agricultural Services. 2013. Global Agricultural USDA Foreign Agricultural Services. 2013. Global Agricultural
Information Network Report. Indonesia grain and feed annual Information Network Report. Indonesia grain and feed annual
Indonesia grain and feed annual report 2013 [Internet]. [diakses Indonesia grain and feed annual report 2013 [Internet]. [diakses
pada tanggal 24 Maret 2014]. Tersedia pada: http://gain.fas. pada tanggal 24 Maret 2014]. Tersedia pada: http://gain.fas.
usda. gov/Recent%20GAIN%20Publications/Grain%20 usda. gov/Recent%20GAIN%20Publications/Grain%20
and%20Feed%20Annual_Jakarta_Indonesia_4-11-2013.pdf. and%20Feed%20Annual_Jakarta_Indonesia_4-11-2013.pdf.
Yamaya A, Endo Y, Fujimoto K, Kitamur K. 2007. Effects of genetic Yamaya A, Endo Y, Fujimoto K, Kitamur K. 2007. Effects of genetic
variability and planting location on the phytosterol content and variability and planting location on the phytosterol content and
composition in soybean seeds. Food Chem. 102: 1071 – 1075. composition in soybean seeds. Food Chem. 102: 1071 – 1075.
Zhang ZF, Fan SH, Zheng YL, Lu J, Wu DM, Shan Q, Hu B. Zhang ZF, Fan SH, Zheng YL, Lu J, Wu DM, Shan Q, Hu B.
2009. Purple sweet potato color attenuates oxidative stress 2009. Purple sweet potato color attenuates oxidative stress
and inflammatory response induced by d-galactose in mouse and inflammatory response induced by d-galactose in mouse
liver. Food Chem Toxicol. 47(2): 496-501. doi: 10.1016/j. liver. Food Chem Toxicol. 47(2): 496-501. doi: 10.1016/j.
fct.2008.12.005. fct.2008.12.005.

| 35 | | 35 |
“Maka, nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang engkau “Maka, nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang engkau
dustakan?” (QS Ar-Rahmaan: 13) dustakan?” (QS Ar-Rahmaan: 13)

| 37 | | 37 |

“Maka, nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang engkau “Maka, nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang engkau
dustakan?” (QS Ar-Rahmaan: 13) dustakan?” (QS Ar-Rahmaan: 13)

| 37 | | 37 |
UCAPAN TERIMA KASIH UCAPAN TERIMA KASIH
Sebelum mengakhiri orasi ilmiah ini, sekali lagi saya mengucapkan Sebelum mengakhiri orasi ilmiah ini, sekali lagi saya mengucapkan
rasa syukur tak terhingga kepada Allah SWT, karena hanya atas rasa syukur tak terhingga kepada Allah SWT, karena hanya atas
segala rahmat dan karunia-Nya, saya dapat mengabdi di Departemen segala rahmat dan karunia-Nya, saya dapat mengabdi di Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor, sampai mencapai jenjang jabatan Guru Institut Pertanian Bogor, sampai mencapai jenjang jabatan Guru
Besar. Jabatan Guru besar ini merupakan suatu amanah yang Besar. Jabatan Guru besar ini merupakan suatu amanah yang
sangat berat, semoga saya dapat terus menjaganya untuk bertindak sangat berat, semoga saya dapat terus menjaganya untuk bertindak
dalam kebenaran ilmiah yang tidak bertentangan dengan kebenaran dalam kebenaran ilmiah yang tidak bertentangan dengan kebenaran
Illahiah. Illahiah.
Pada kesempatan yang sangat baik ini, perkenankan saya Pada kesempatan yang sangat baik ini, perkenankan saya
mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Indonesia melalui mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Indonesia melalui
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atas penetapan saya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atas penetapan saya sebagai
Guru Besar dalam bidang Ilmu Teknologi Pangan dan Gizi pada Guru Besar dalam bidang Ilmu Teknologi Pangan dan Gizi pada
tanggal 1 Oktober 2012 melalui Keputusan Mentri Pendidikan dan tanggal 1 Oktober 2012 melalui Keputusan Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 99347/A4.3/KP/2012. Kebudayaan Nomor 99347/A4.3/KP/2012.
Ucapan terimakasih dan penhargaan juga saya sampaikan kepada Ucapan terimakasih dan penhargaan juga saya sampaikan kepada
Rektor Institut Pertanian Bogor, Ketua Senat Akademik IPB, Ketua Rektor Institut Pertanian Bogor, Ketua Senat Akademik IPB, Ketua
Dewan Guru Besar IPB, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Dewan Guru Besar IPB, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPB,
Ketua Senat Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Ketua Departemen Ketua Senat Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Ketua Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan IPB dan Kepala Bagian Kimia Pangan Ilmu dan Teknologi Pangan IPB dan Kepala Bagian Kimia Pangan
yang telah memberikan kesempatan berkarya, membantu menilai, yang telah memberikan kesempatan berkarya, membantu menilai,
menyetujui serta mendukung saya untuk menduduki jabatan Guru menyetujui serta mendukung saya untuk menduduki jabatan Guru
Besar. Besar.
Ucapan terimakasih dan rasa hormat, saya sampaikan kepada Bapak Ucapan terimakasih dan rasa hormat, saya sampaikan kepada Bapak
dan Ibu Guru SD Dagangan I Kabupaten Madiun, SMPN Uteran dan Ibu Guru SD Dagangan I Kabupaten Madiun, SMPN Uteran
Kabupaten Madiun, SMPN III Madiun, SMAN I Madiun. Kabupaten Madiun, SMPN III Madiun, SMAN I Madiun.

| 39 | | 39 |

UCAPAN TERIMA KASIH UCAPAN TERIMA KASIH


Sebelum mengakhiri orasi ilmiah ini, sekali lagi saya mengucapkan Sebelum mengakhiri orasi ilmiah ini, sekali lagi saya mengucapkan
rasa syukur tak terhingga kepada Allah SWT, karena hanya atas rasa syukur tak terhingga kepada Allah SWT, karena hanya atas
segala rahmat dan karunia-Nya, saya dapat mengabdi di Departemen segala rahmat dan karunia-Nya, saya dapat mengabdi di Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor, sampai mencapai jenjang jabatan Guru Institut Pertanian Bogor, sampai mencapai jenjang jabatan Guru
Besar. Jabatan Guru besar ini merupakan suatu amanah yang Besar. Jabatan Guru besar ini merupakan suatu amanah yang
sangat berat, semoga saya dapat terus menjaganya untuk bertindak sangat berat, semoga saya dapat terus menjaganya untuk bertindak
dalam kebenaran ilmiah yang tidak bertentangan dengan kebenaran dalam kebenaran ilmiah yang tidak bertentangan dengan kebenaran
Illahiah. Illahiah.
Pada kesempatan yang sangat baik ini, perkenankan saya Pada kesempatan yang sangat baik ini, perkenankan saya
mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Indonesia melalui mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Indonesia melalui
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atas penetapan saya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atas penetapan saya sebagai
Guru Besar dalam bidang Ilmu Teknologi Pangan dan Gizi pada Guru Besar dalam bidang Ilmu Teknologi Pangan dan Gizi pada
tanggal 1 Oktober 2012 melalui Keputusan Mentri Pendidikan dan tanggal 1 Oktober 2012 melalui Keputusan Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 99347/A4.3/KP/2012. Kebudayaan Nomor 99347/A4.3/KP/2012.
Ucapan terimakasih dan penhargaan juga saya sampaikan kepada Ucapan terimakasih dan penhargaan juga saya sampaikan kepada
Rektor Institut Pertanian Bogor, Ketua Senat Akademik IPB, Ketua Rektor Institut Pertanian Bogor, Ketua Senat Akademik IPB, Ketua
Dewan Guru Besar IPB, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Dewan Guru Besar IPB, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPB,
Ketua Senat Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Ketua Departemen Ketua Senat Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Ketua Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan IPB dan Kepala Bagian Kimia Pangan Ilmu dan Teknologi Pangan IPB dan Kepala Bagian Kimia Pangan
yang telah memberikan kesempatan berkarya, membantu menilai, yang telah memberikan kesempatan berkarya, membantu menilai,
menyetujui serta mendukung saya untuk menduduki jabatan Guru menyetujui serta mendukung saya untuk menduduki jabatan Guru
Besar. Besar.
Ucapan terimakasih dan rasa hormat, saya sampaikan kepada Bapak Ucapan terimakasih dan rasa hormat, saya sampaikan kepada Bapak
dan Ibu Guru SD Dagangan I Kabupaten Madiun, SMPN Uteran dan Ibu Guru SD Dagangan I Kabupaten Madiun, SMPN Uteran
Kabupaten Madiun, SMPN III Madiun, SMAN I Madiun. Kabupaten Madiun, SMPN III Madiun, SMAN I Madiun.

| 39 | | 39 |
Rasa terimakasih dan penghargaan yang tulus saya sampaikan kepada Rasa terimakasih dan penghargaan yang tulus saya sampaikan kepada
Prof. Dedi Fardiaz, Prof. Musa Hubeis, Dr. Tajudin Batancut dan Prof. Dedi Fardiaz, Prof. Musa Hubeis, Dr. Tajudin Batancut dan
Prof. Sukardi atau semua bantuannya baik moril maupun materiil. Prof. Sukardi atau semua bantuannya baik moril maupun materiil.
Rasa terimakasih dan penghargaan yang tulus juga saya sampaikan Rasa terimakasih dan penghargaan yang tulus juga saya sampaikan
kepada Prof. M. Aman Wirakartakusumah, sebagai dekan dan kepada Prof. M. Aman Wirakartakusumah, sebagai dekan dan
direktur PAU, atas kesempatannya untuk melanjutkan pendidikan direktur PAU, atas kesempatannya untuk melanjutkan pendidikan
S2/S3 di Tohoku University Jepang. Juga pada Asahi Foundation, S2/S3 di Tohoku University Jepang. Juga pada Asahi Foundation,
Hasia Foundation dan Kamei Foundation untuk beasiswa S3 saya. Hasia Foundation dan Kamei Foundation untuk beasiswa S3 saya.
Rasa terimakasih yang tulus juga kepada Prof. Shuchi Kimura Rasa terimakasih yang tulus juga kepada Prof. Shuchi Kimura
dan Dr. Yuji Furukawa selaku pembimbing tesis dan disertasi atas dan Dr. Yuji Furukawa selaku pembimbing tesis dan disertasi atas
bimbingan, juga kepada Prof. Michio Komai yang teluh memberi bimbingan, juga kepada Prof. Michio Komai yang teluh memberi
peluang dan kesempatan kerjasama penelitian dan pengiriman siswa peluang dan kesempatan kerjasama penelitian dan pengiriman siswa
melalui program U to U. melalui program U to U.
Kepada Dr. Anton Apriyantono dan Prof. Tien R Muchtadi, saya Kepada Dr. Anton Apriyantono dan Prof. Tien R Muchtadi, saya
sampaikan penghargaan yang tulus atas bimbingan, dorongan dan sampaikan penghargaan yang tulus atas bimbingan, dorongan dan
semua kesempatan yang diberikan. semua kesempatan yang diberikan.
Terima kasih kepada Prof. Bambang Pramudya yang telah memberi Terima kasih kepada Prof. Bambang Pramudya yang telah memberi
kesempatan untuk menjadi Pembantu Dekan III dan Plt Pembantu kesempatan untuk menjadi Pembantu Dekan III dan Plt Pembantu
Dekan II. Juga kepada Dr. Sam Herodian, saya mengucapkan Dekan II. Juga kepada Dr. Sam Herodian, saya mengucapkan
terimaasih dan penghargaan yang sangat tinggi atas kepercayaannya terimaasih dan penghargaan yang sangat tinggi atas kepercayaannya
untuk memimpin F-Technopark.. untuk memimpin F-Technopark..
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada Terima kasih dan penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada
temen-temen di PT. FITS Mandiri, tempat dimana perkenalan temen-temen di PT. FITS Mandiri, tempat dimana perkenalan
pertama saya dengan dunia UMKM, yang membawa saya berkenalan pertama saya dengan dunia UMKM, yang membawa saya berkenalan
dengan UMKM dari berbagai daerah di Indonesia. dengan UMKM dari berbagai daerah di Indonesia.
Terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman di SEAFAST Terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman di SEAFAST
Center, IPB (Prof. Purwiyatno Hariyadi, Prof Lilis Nuraida, Prof Center, IPB (Prof. Purwiyatno Hariyadi, Prof Lilis Nuraida, Prof
Ratih Dewanti, Prof Nuri Andarwulan, Dr. Dahrulsyah dan Ratih Dewanti, Prof Nuri Andarwulan, Dr. Dahrulsyah dan

| 40 | | 40 |

Rasa terimakasih dan penghargaan yang tulus saya sampaikan kepada Rasa terimakasih dan penghargaan yang tulus saya sampaikan kepada
Prof. Dedi Fardiaz, Prof. Musa Hubeis, Dr. Tajudin Batancut dan Prof. Dedi Fardiaz, Prof. Musa Hubeis, Dr. Tajudin Batancut dan
Prof. Sukardi atau semua bantuannya baik moril maupun materiil. Prof. Sukardi atau semua bantuannya baik moril maupun materiil.
Rasa terimakasih dan penghargaan yang tulus juga saya sampaikan Rasa terimakasih dan penghargaan yang tulus juga saya sampaikan
kepada Prof. M. Aman Wirakartakusumah, sebagai dekan dan kepada Prof. M. Aman Wirakartakusumah, sebagai dekan dan
direktur PAU, atas kesempatannya untuk melanjutkan pendidikan direktur PAU, atas kesempatannya untuk melanjutkan pendidikan
S2/S3 di Tohoku University Jepang. Juga pada Asahi Foundation, S2/S3 di Tohoku University Jepang. Juga pada Asahi Foundation,
Hasia Foundation dan Kamei Foundation untuk beasiswa S3 saya. Hasia Foundation dan Kamei Foundation untuk beasiswa S3 saya.
Rasa terimakasih yang tulus juga kepada Prof. Shuchi Kimura Rasa terimakasih yang tulus juga kepada Prof. Shuchi Kimura
dan Dr. Yuji Furukawa selaku pembimbing tesis dan disertasi atas dan Dr. Yuji Furukawa selaku pembimbing tesis dan disertasi atas
bimbingan, juga kepada Prof. Michio Komai yang teluh memberi bimbingan, juga kepada Prof. Michio Komai yang teluh memberi
peluang dan kesempatan kerjasama penelitian dan pengiriman siswa peluang dan kesempatan kerjasama penelitian dan pengiriman siswa
melalui program U to U. melalui program U to U.
Kepada Dr. Anton Apriyantono dan Prof. Tien R Muchtadi, saya Kepada Dr. Anton Apriyantono dan Prof. Tien R Muchtadi, saya
sampaikan penghargaan yang tulus atas bimbingan, dorongan dan sampaikan penghargaan yang tulus atas bimbingan, dorongan dan
semua kesempatan yang diberikan. semua kesempatan yang diberikan.
Terima kasih kepada Prof. Bambang Pramudya yang telah memberi Terima kasih kepada Prof. Bambang Pramudya yang telah memberi
kesempatan untuk menjadi Pembantu Dekan III dan Plt Pembantu kesempatan untuk menjadi Pembantu Dekan III dan Plt Pembantu
Dekan II. Juga kepada Dr. Sam Herodian, saya mengucapkan Dekan II. Juga kepada Dr. Sam Herodian, saya mengucapkan
terimaasih dan penghargaan yang sangat tinggi atas kepercayaannya terimaasih dan penghargaan yang sangat tinggi atas kepercayaannya
untuk memimpin F-Technopark.. untuk memimpin F-Technopark..
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada Terima kasih dan penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada
temen-temen di PT. FITS Mandiri, tempat dimana perkenalan temen-temen di PT. FITS Mandiri, tempat dimana perkenalan
pertama saya dengan dunia UMKM, yang membawa saya berkenalan pertama saya dengan dunia UMKM, yang membawa saya berkenalan
dengan UMKM dari berbagai daerah di Indonesia. dengan UMKM dari berbagai daerah di Indonesia.
Terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman di SEAFAST Terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman di SEAFAST
Center, IPB (Prof. Purwiyatno Hariyadi, Prof Lilis Nuraida, Prof Center, IPB (Prof. Purwiyatno Hariyadi, Prof Lilis Nuraida, Prof
Ratih Dewanti, Prof Nuri Andarwulan, Dr. Dahrulsyah dan Ratih Dewanti, Prof Nuri Andarwulan, Dr. Dahrulsyah dan

| 40 | | 40 |
kolega lainnya), atas kesempatan dan kerjasamanya dalam berbagai kolega lainnya), atas kesempatan dan kerjasamanya dalam berbagai
penelitian khususnya dalam penelitian RUSNAS Diversifikasi penelitian khususnya dalam penelitian RUSNAS Diversifikasi
Pangan Pokok. Pangan Pokok.
Kepada Rinrin Jamrianti, S.TP, MES., Miftah Maksum, ST., MT., Kepada Rinrin Jamrianti, S.TP, MES., Miftah Maksum, ST., MT.,
dan Robbi Suwandi di PT. SMESS Indonesia, terima kasih atas dan Robbi Suwandi di PT. SMESS Indonesia, terima kasih atas
kebersamaan dan pembelajarannya, sehingga mengantarkan saya kebersamaan dan pembelajarannya, sehingga mengantarkan saya
lebih memahami dunia industri beserta lika likunya. lebih memahami dunia industri beserta lika likunya.
Ucapan terima kasih juga untuk semua teman, rekan dan kolega di Ucapan terima kasih juga untuk semua teman, rekan dan kolega di
F-Technopark. Juga kepada Dr. Nancy Yuliana, Dr. Ardiansyah dan F-Technopark. Juga kepada Dr. Nancy Yuliana, Dr. Ardiansyah dan
Trina Kharisma STP, atas bantuannya mempersiapkan penulisan Trina Kharisma STP, atas bantuannya mempersiapkan penulisan
buku Orasi Ilmiah ini. buku Orasi Ilmiah ini.
Kepada Prof. Purwiyatno Hariyadi dan Prof. Frasiska Zakaria Kepada Prof. Purwiyatno Hariyadi dan Prof. Frasiska Zakaria
Rungkat kami ucapkan terimakasih atas masukan dan koreksinya Rungkat kami ucapkan terimakasih atas masukan dan koreksinya
untuk penyempurnaan naskah orasi ilmiah ini. untuk penyempurnaan naskah orasi ilmiah ini.
Kepada Mahasiswa saya : Program Diploma SJMP, TPG/ITP, Ilmu Kepada Mahasiswa saya : Program Diploma SJMP, TPG/ITP, Ilmu
Nutrisi Ternak, Program S2/S3 PS IPN, PS Ilmu Gizi dan PS Ilmu Nutrisi Ternak, Program S2/S3 PS IPN, PS Ilmu Gizi dan PS Ilmu
Nutrisi Ternak, saya sampaikan rasa bangga dan terima kasih. Nutrisi Ternak, saya sampaikan rasa bangga dan terima kasih.
Ungkapan terimakasih yang tulus juga kami haturkan kepada Ungkapan terimakasih yang tulus juga kami haturkan kepada
rekan sejawat dosen-dosen, teknisi/laboran dan staf administrasi di rekan sejawat dosen-dosen, teknisi/laboran dan staf administrasi di
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan.
Terimakasih dan rasa hormat yang tak terhingga saya sampaikn Terimakasih dan rasa hormat yang tak terhingga saya sampaikn
keluarga besar: kedua orang tua saya, almarhum ayahanda Sunardi keluarga besar: kedua orang tua saya, almarhum ayahanda Sunardi
dan Ibu Sumirah; Almarhumah Hindriati Widyastuti, Istri saya dan Ibu Sumirah; Almarhumah Hindriati Widyastuti, Istri saya
Siti Nurianty; anak-anak saya Andi, Nabila dan Sekar, Bapak Siti Nurianty; anak-anak saya Andi, Nabila dan Sekar, Bapak
Mertua M. Djais (alm) dan Bu Siti Chotidjah, serta Kakak saya Mertua M. Djais (alm) dan Bu Siti Chotidjah, serta Kakak saya
Eko Sugianto dan adik-adik saya Astuti Andayani, Bapak dan Ibu Eko Sugianto dan adik-adik saya Astuti Andayani, Bapak dan Ibu
Sabekti ,Siswahyudi, dan Nugrahaningrum. Sabekti ,Siswahyudi, dan Nugrahaningrum.

| 41 | | 41 |

kolega lainnya), atas kesempatan dan kerjasamanya dalam berbagai kolega lainnya), atas kesempatan dan kerjasamanya dalam berbagai
penelitian khususnya dalam penelitian RUSNAS Diversifikasi penelitian khususnya dalam penelitian RUSNAS Diversifikasi
Pangan Pokok. Pangan Pokok.
Kepada Rinrin Jamrianti, S.TP, MES., Miftah Maksum, ST., MT., Kepada Rinrin Jamrianti, S.TP, MES., Miftah Maksum, ST., MT.,
dan Robbi Suwandi di PT. SMESS Indonesia, terima kasih atas dan Robbi Suwandi di PT. SMESS Indonesia, terima kasih atas
kebersamaan dan pembelajarannya, sehingga mengantarkan saya kebersamaan dan pembelajarannya, sehingga mengantarkan saya
lebih memahami dunia industri beserta lika likunya. lebih memahami dunia industri beserta lika likunya.
Ucapan terima kasih juga untuk semua teman, rekan dan kolega di Ucapan terima kasih juga untuk semua teman, rekan dan kolega di
F-Technopark. Juga kepada Dr. Nancy Yuliana, Dr. Ardiansyah dan F-Technopark. Juga kepada Dr. Nancy Yuliana, Dr. Ardiansyah dan
Trina Kharisma STP, atas bantuannya mempersiapkan penulisan Trina Kharisma STP, atas bantuannya mempersiapkan penulisan
buku Orasi Ilmiah ini. buku Orasi Ilmiah ini.
Kepada Prof. Purwiyatno Hariyadi dan Prof. Frasiska Zakaria Kepada Prof. Purwiyatno Hariyadi dan Prof. Frasiska Zakaria
Rungkat kami ucapkan terimakasih atas masukan dan koreksinya Rungkat kami ucapkan terimakasih atas masukan dan koreksinya
untuk penyempurnaan naskah orasi ilmiah ini. untuk penyempurnaan naskah orasi ilmiah ini.
Kepada Mahasiswa saya : Program Diploma SJMP, TPG/ITP, Ilmu Kepada Mahasiswa saya : Program Diploma SJMP, TPG/ITP, Ilmu
Nutrisi Ternak, Program S2/S3 PS IPN, PS Ilmu Gizi dan PS Ilmu Nutrisi Ternak, Program S2/S3 PS IPN, PS Ilmu Gizi dan PS Ilmu
Nutrisi Ternak, saya sampaikan rasa bangga dan terima kasih. Nutrisi Ternak, saya sampaikan rasa bangga dan terima kasih.
Ungkapan terimakasih yang tulus juga kami haturkan kepada Ungkapan terimakasih yang tulus juga kami haturkan kepada
rekan sejawat dosen-dosen, teknisi/laboran dan staf administrasi di rekan sejawat dosen-dosen, teknisi/laboran dan staf administrasi di
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan.
Terimakasih dan rasa hormat yang tak terhingga saya sampaikn Terimakasih dan rasa hormat yang tak terhingga saya sampaikn
keluarga besar: kedua orang tua saya, almarhum ayahanda Sunardi keluarga besar: kedua orang tua saya, almarhum ayahanda Sunardi
dan Ibu Sumirah; Almarhumah Hindriati Widyastuti, Istri saya dan Ibu Sumirah; Almarhumah Hindriati Widyastuti, Istri saya
Siti Nurianty; anak-anak saya Andi, Nabila dan Sekar, Bapak Siti Nurianty; anak-anak saya Andi, Nabila dan Sekar, Bapak
Mertua M. Djais (alm) dan Bu Siti Chotidjah, serta Kakak saya Mertua M. Djais (alm) dan Bu Siti Chotidjah, serta Kakak saya
Eko Sugianto dan adik-adik saya Astuti Andayani, Bapak dan Ibu Eko Sugianto dan adik-adik saya Astuti Andayani, Bapak dan Ibu
Sabekti ,Siswahyudi, dan Nugrahaningrum. Sabekti ,Siswahyudi, dan Nugrahaningrum.

| 41 | | 41 |
Akhirnya, terima kasih saya haturkan kepada semua hadirin yang Akhirnya, terima kasih saya haturkan kepada semua hadirin yang
dengan penuh kesabaran dan perhatian telah mengikuti pidato dengan penuh kesabaran dan perhatian telah mengikuti pidato
pengukuhan ini. Saya menyadari bahwa masih banyak hal yang pengukuhan ini. Saya menyadari bahwa masih banyak hal yang
kurang di dalam pidato pengukuhan saya ini. Oleh karena itu, kurang di dalam pidato pengukuhan saya ini. Oleh karena itu,
perkenankanlah saya dengan segala kerendahan hati mohon maaf perkenankanlah saya dengan segala kerendahan hati mohon maaf
yang tulus apabila ada ungkapan, tutur kata, atau tingkah laku yang yang tulus apabila ada ungkapan, tutur kata, atau tingkah laku yang
kurang berkenan di hati para hadirin. Besar harapan saya , orasi kurang berkenan di hati para hadirin. Besar harapan saya , orasi
ilmiah yang saya sampaikan dapat 1) mendorong kita untuk dapat ilmiah yang saya sampaikan dapat 1) mendorong kita untuk dapat
memanfaatkan pangan lokal, 2) mengembangkan nilai tambah memanfaatkan pangan lokal, 2) mengembangkan nilai tambah
pangan lokal 3) berupaya untuk terus mengekplorasi keunggulan pangan lokal 3) berupaya untuk terus mengekplorasi keunggulan
pangan lokal sehingga dapat digunakan untuk mendorong industri pangan lokal sehingga dapat digunakan untuk mendorong industri
pangan berbahan sumber daya alam lokal. Terwujudnya harapan pangan berbahan sumber daya alam lokal. Terwujudnya harapan
ini membutuhkan peran serta kita semua, baik peneliti perguruan ini membutuhkan peran serta kita semua, baik peneliti perguruan
tinggi, dinas terkait, kebijakan pemerintah, badan penelitian dan tinggi, dinas terkait, kebijakan pemerintah, badan penelitian dan
pengembangan, serta pelaku usaha dan kepedulian kita semua pengembangan, serta pelaku usaha dan kepedulian kita semua
untuk lebih mencitai dan menghargai produk dalam negeri.. untuk lebih mencitai dan menghargai produk dalam negeri..
Demikian pidato pengukuhan ini saya sampaikan. Atas segala Demikian pidato pengukuhan ini saya sampaikan. Atas segala
perhatiannya, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih, perhatiannya, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

| 42 | | 42 |

Akhirnya, terima kasih saya haturkan kepada semua hadirin yang Akhirnya, terima kasih saya haturkan kepada semua hadirin yang
dengan penuh kesabaran dan perhatian telah mengikuti pidato dengan penuh kesabaran dan perhatian telah mengikuti pidato
pengukuhan ini. Saya menyadari bahwa masih banyak hal yang pengukuhan ini. Saya menyadari bahwa masih banyak hal yang
kurang di dalam pidato pengukuhan saya ini. Oleh karena itu, kurang di dalam pidato pengukuhan saya ini. Oleh karena itu,
perkenankanlah saya dengan segala kerendahan hati mohon maaf perkenankanlah saya dengan segala kerendahan hati mohon maaf
yang tulus apabila ada ungkapan, tutur kata, atau tingkah laku yang yang tulus apabila ada ungkapan, tutur kata, atau tingkah laku yang
kurang berkenan di hati para hadirin. Besar harapan saya , orasi kurang berkenan di hati para hadirin. Besar harapan saya , orasi
ilmiah yang saya sampaikan dapat 1) mendorong kita untuk dapat ilmiah yang saya sampaikan dapat 1) mendorong kita untuk dapat
memanfaatkan pangan lokal, 2) mengembangkan nilai tambah memanfaatkan pangan lokal, 2) mengembangkan nilai tambah
pangan lokal 3) berupaya untuk terus mengekplorasi keunggulan pangan lokal 3) berupaya untuk terus mengekplorasi keunggulan
pangan lokal sehingga dapat digunakan untuk mendorong industri pangan lokal sehingga dapat digunakan untuk mendorong industri
pangan berbahan sumber daya alam lokal. Terwujudnya harapan pangan berbahan sumber daya alam lokal. Terwujudnya harapan
ini membutuhkan peran serta kita semua, baik peneliti perguruan ini membutuhkan peran serta kita semua, baik peneliti perguruan
tinggi, dinas terkait, kebijakan pemerintah, badan penelitian dan tinggi, dinas terkait, kebijakan pemerintah, badan penelitian dan
pengembangan, serta pelaku usaha dan kepedulian kita semua pengembangan, serta pelaku usaha dan kepedulian kita semua
untuk lebih mencitai dan menghargai produk dalam negeri.. untuk lebih mencitai dan menghargai produk dalam negeri..
Demikian pidato pengukuhan ini saya sampaikan. Atas segala Demikian pidato pengukuhan ini saya sampaikan. Atas segala
perhatiannya, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih, perhatiannya, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

| 42 | | 42 |
RIWAYAT HIDUP RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri I. Identitas Diri


Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto
Jabatan : Guru Besar Tetap Ilmu Teknologi Jabatan : Guru Besar Tetap Ilmu Teknologi
Pangan dan Gizi, IPB Pangan dan Gizi, IPB
Tempat/Tanggal Lahir : Madiun, 2 Mei 1961 Tempat/Tanggal Lahir : Madiun, 2 Mei 1961
Alamat Rumah : Jl. Abiyasa Raya No 5 Bogor Alamat Rumah : Jl. Abiyasa Raya No 5 Bogor
Unit Kerja : Departemen ITP, FATETA-IPB Unit Kerja : Departemen ITP, FATETA-IPB

II. Riwayat Pendidikan II. Riwayat Pendidikan


Tahun Universitas Tahun Universitas
1980-1985 Pendidikan Sarjana di Jurusan Teknologi Pangan 1980-1985 Pendidikan Sarjana di Jurusan Teknologi Pangan
dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian IPB dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian IPB
1988-1990 Pendidikan Master Food Chemistry, Tohoku 1988-1990 Pendidikan Master Food Chemistry, Tohoku
University Jepang University Jepang
1990-1993 Pendidikan Doktor Food Chemistry, Tohoku 1990-1993 Pendidikan Doktor Food Chemistry, Tohoku
University Jepang University Jepang

III. Riwayat Pekerjaan III. Riwayat Pekerjaan


Tahun Pekerjaan Tahun Pekerjaan
1986–sekarang Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan 1986–sekarang Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian IPB Fakultas Teknologi Pertanian IPB
1993–2000 Sekretaris Program Studi Diploma Supervisor 1993–2000 Sekretaris Program Studi Diploma Supervisor
Jaminan Mutu Pangan Jaminan Mutu Pangan
2000–2002 Ketua Program Studi Diploma Supervisor 2000–2002 Ketua Program Studi Diploma Supervisor
Jaminan Mutu Pangan Jaminan Mutu Pangan
1998–2000 Asisten Direktur Pusat Studi Pangan dan Gizi 1998–2000 Asisten Direktur Pusat Studi Pangan dan Gizi
IPB IPB

| 43 | | 43 |

RIWAYAT HIDUP RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri I. Identitas Diri


Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto
Jabatan : Guru Besar Tetap Ilmu Teknologi Jabatan : Guru Besar Tetap Ilmu Teknologi
Pangan dan Gizi, IPB Pangan dan Gizi, IPB
Tempat/Tanggal Lahir : Madiun, 2 Mei 1961 Tempat/Tanggal Lahir : Madiun, 2 Mei 1961
Alamat Rumah : Jl. Abiyasa Raya No 5 Bogor Alamat Rumah : Jl. Abiyasa Raya No 5 Bogor
Unit Kerja : Departemen ITP, FATETA-IPB Unit Kerja : Departemen ITP, FATETA-IPB

II. Riwayat Pendidikan II. Riwayat Pendidikan


Tahun Universitas Tahun Universitas
1980-1985 Pendidikan Sarjana di Jurusan Teknologi Pangan 1980-1985 Pendidikan Sarjana di Jurusan Teknologi Pangan
dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian IPB dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian IPB
1988-1990 Pendidikan Master Food Chemistry, Tohoku 1988-1990 Pendidikan Master Food Chemistry, Tohoku
University Jepang University Jepang
1990-1993 Pendidikan Doktor Food Chemistry, Tohoku 1990-1993 Pendidikan Doktor Food Chemistry, Tohoku
University Jepang University Jepang

III. Riwayat Pekerjaan III. Riwayat Pekerjaan


Tahun Pekerjaan Tahun Pekerjaan
1986–sekarang Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan 1986–sekarang Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian IPB Fakultas Teknologi Pertanian IPB
1993–2000 Sekretaris Program Studi Diploma Supervisor 1993–2000 Sekretaris Program Studi Diploma Supervisor
Jaminan Mutu Pangan Jaminan Mutu Pangan
2000–2002 Ketua Program Studi Diploma Supervisor 2000–2002 Ketua Program Studi Diploma Supervisor
Jaminan Mutu Pangan Jaminan Mutu Pangan
1998–2000 Asisten Direktur Pusat Studi Pangan dan Gizi 1998–2000 Asisten Direktur Pusat Studi Pangan dan Gizi
IPB IPB

| 43 | | 43 |
Tahun Pekerjaan Tahun Pekerjaan
1998–2002 Manager Procurement. Sub Proyek QUE 1998–2002 Manager Procurement. Sub Proyek QUE
Teknologi Pangan IPB Teknologi Pangan IPB
2001–2004 Pembantu Dekan III, FATETA-IPB 2001–2004 Pembantu Dekan III, FATETA-IPB
2003–2005 Person in Charge of mutual partnership 2003–2005 Person in Charge of mutual partnership
2002–2006 Direktor of Food Industrial Teaching System 2002–2006 Direktor of Food Industrial Teaching System
(fits) (fits)
2005–2006 Penanggung Jawab Kantor Bisnis Teknologi 2005–2006 Penanggung Jawab Kantor Bisnis Teknologi
Departemen ITP-FATETA-IPB Departemen ITP-FATETA-IPB
2008–sekarang Direktur F-Technopark, Fakultas Teknologi 2008–sekarang Direktur F-Technopark, Fakultas Teknologi
Pertanian IPB Pertanian IPB

IV. Riwayat Pendidikan dan Pengajaran IV. Riwayat Pendidikan dan Pengajaran
No Mata Kuliah Jenjang PS No Mata Kuliah Jenjang PS
1 Kimia Pangan S1 ITP 1 Kimia Pangan S1 ITP
2 Pengantar Teknologi Pangan S1 ITP 2 Pengantar Teknologi Pangan S1 ITP
3 Praktikum Terpadu Pengolahan S1 ITP 3 Praktikum Terpadu Pengolahan S1 ITP
Pangan Pangan
4 Kimia Komponen Pangan Lanjut S3 IPN 4 Kimia Komponen Pangan Lanjut S3 IPN
5 Kolokium S2 IPN 5 Kolokium S2 IPN
6 Kolokium S3 IPN 6 Kolokium S3 IPN

V. Pengalaman Membimbing Mahasiswa V. Pengalaman Membimbing Mahasiswa


No Jenjang Jumlah No Jenjang Jumlah
1 Diploma II dan III 26 1 Diploma II dan III 26
2 Sarjana 76 2 Sarjana 76
3 Magister 18 3 Magister 18
4 Doktor 13 4 Doktor 13

| 44 | | 44 |

Tahun Pekerjaan Tahun Pekerjaan


1998–2002 Manager Procurement. Sub Proyek QUE 1998–2002 Manager Procurement. Sub Proyek QUE
Teknologi Pangan IPB Teknologi Pangan IPB
2001–2004 Pembantu Dekan III, FATETA-IPB 2001–2004 Pembantu Dekan III, FATETA-IPB
2003–2005 Person in Charge of mutual partnership 2003–2005 Person in Charge of mutual partnership
2002–2006 Direktor of Food Industrial Teaching System 2002–2006 Direktor of Food Industrial Teaching System
(fits) (fits)
2005–2006 Penanggung Jawab Kantor Bisnis Teknologi 2005–2006 Penanggung Jawab Kantor Bisnis Teknologi
Departemen ITP-FATETA-IPB Departemen ITP-FATETA-IPB
2008–sekarang Direktur F-Technopark, Fakultas Teknologi 2008–sekarang Direktur F-Technopark, Fakultas Teknologi
Pertanian IPB Pertanian IPB

IV. Riwayat Pendidikan dan Pengajaran IV. Riwayat Pendidikan dan Pengajaran
No Mata Kuliah Jenjang PS No Mata Kuliah Jenjang PS
1 Kimia Pangan S1 ITP 1 Kimia Pangan S1 ITP
2 Pengantar Teknologi Pangan S1 ITP 2 Pengantar Teknologi Pangan S1 ITP
3 Praktikum Terpadu Pengolahan S1 ITP 3 Praktikum Terpadu Pengolahan S1 ITP
Pangan Pangan
4 Kimia Komponen Pangan Lanjut S3 IPN 4 Kimia Komponen Pangan Lanjut S3 IPN
5 Kolokium S2 IPN 5 Kolokium S2 IPN
6 Kolokium S3 IPN 6 Kolokium S3 IPN

V. Pengalaman Membimbing Mahasiswa V. Pengalaman Membimbing Mahasiswa


No Jenjang Jumlah No Jenjang Jumlah
1 Diploma II dan III 26 1 Diploma II dan III 26
2 Sarjana 76 2 Sarjana 76
3 Magister 18 3 Magister 18
4 Doktor 13 4 Doktor 13

| 44 | | 44 |
VI. Riwayat Pelatihan/Training VI. Riwayat Pelatihan/Training
No Tahun Kegiatan Penyelenggara No Tahun Kegiatan Penyelenggara
1 1995 Pelatihan Applied Aproach IPB 1 1995 Pelatihan Applied Aproach IPB
(Metode Pengajaran) (Metode Pengajaran)
2 1998 Internship Seaweed Peocessing Tohoku 2 1998 Internship Seaweed Peocessing Tohoku
University University
3 2002 Workshop Strenghtening Small JICA 3 2002 Workshop Strenghtening Small JICA
and Medium Entreprise for and Medium Entreprise for
Gorticultura Product Gorticultura Product

VII. Pengalaman Penelitian VII. Pengalaman Penelitian


No Tahun Jabatan Penelitian No Tahun Jabatan Penelitian
1 2013/2014 Anggota Anticancer activity of sterols- rich 1 2013/2014 Anggota Anticancer activity of sterols- rich
artificial rice in Balb/c artificial rice in Balb/c
Mice Mice
2 2014 Ketua Chemical composition and 2 2014 Ketua Chemical composition and
anticancer profile of Indonesian anticancer profile of Indonesian
and Japanese rice brans of different and Japanese rice brans of different
varieties and its potential as food varieties and its potential as food
functional ingredient functional ingredient
3 2013 Anggota Kajian kemanan pangan kertas 3 2013 Anggota Kajian kemanan pangan kertas
Duplex Duplex
4 2013 Ketua Pengembangan Beras Analog 4 2013 Ketua Pengembangan Beras Analog
Sebagai Vehicle Program Sebagai Vehicle Program
Diversifikasi Pangan Untuk Diversifikasi Pangan Untuk
Mendukung Ketahanan Pangan Mendukung Ketahanan Pangan
Nasional Nasional
5 2013 Ketua Pengembangan beras analog 5 2013 Ketua Pengembangan beras analog
rendah indeks glisemik rendah indeks glisemik

| 45 | | 45 |

VI. Riwayat Pelatihan/Training VI. Riwayat Pelatihan/Training


No Tahun Kegiatan Penyelenggara No Tahun Kegiatan Penyelenggara
1 1995 Pelatihan Applied Aproach IPB 1 1995 Pelatihan Applied Aproach IPB
(Metode Pengajaran) (Metode Pengajaran)
2 1998 Internship Seaweed Peocessing Tohoku 2 1998 Internship Seaweed Peocessing Tohoku
University University
3 2002 Workshop Strenghtening Small JICA 3 2002 Workshop Strenghtening Small JICA
and Medium Entreprise for and Medium Entreprise for
Gorticultura Product Gorticultura Product

VII. Pengalaman Penelitian VII. Pengalaman Penelitian


No Tahun Jabatan Penelitian No Tahun Jabatan Penelitian
1 2013/2014 Anggota Anticancer activity of sterols- rich 1 2013/2014 Anggota Anticancer activity of sterols- rich
artificial rice in Balb/c artificial rice in Balb/c
Mice Mice
2 2014 Ketua Chemical composition and 2 2014 Ketua Chemical composition and
anticancer profile of Indonesian anticancer profile of Indonesian
and Japanese rice brans of different and Japanese rice brans of different
varieties and its potential as food varieties and its potential as food
functional ingredient functional ingredient
3 2013 Anggota Kajian kemanan pangan kertas 3 2013 Anggota Kajian kemanan pangan kertas
Duplex Duplex
4 2013 Ketua Pengembangan Beras Analog 4 2013 Ketua Pengembangan Beras Analog
Sebagai Vehicle Program Sebagai Vehicle Program
Diversifikasi Pangan Untuk Diversifikasi Pangan Untuk
Mendukung Ketahanan Pangan Mendukung Ketahanan Pangan
Nasional Nasional
5 2013 Ketua Pengembangan beras analog 5 2013 Ketua Pengembangan beras analog
rendah indeks glisemik rendah indeks glisemik

| 45 | | 45 |
No Tahun Jabatan Penelitian No Tahun Jabatan Penelitian
6 2012 Ketua Uji Coba Mesin Stabilisasi Bekatul 6 2012 Ketua Uji Coba Mesin Stabilisasi Bekatul
dan Karakterisasi Produk Bekatul dan Karakterisasi Produk Bekatul
Terstabilisasi Terstabilisasi
7 2012 Ketua Formulasi Dan Karakterisasi 7 2012 Ketua Formulasi Dan Karakterisasi
Gizi Beras Analog Terbuat Dari Gizi Beras Analog Terbuat Dari
Campuran Tepung Sorgum, Campuran Tepung Sorgum,
Mocaf, Jagung, Maizena Dan Sagu Mocaf, Jagung, Maizena Dan Sagu
8 2012 Ketua Pengaruh Varietas Sorgum 8 2012 Ketua Pengaruh Varietas Sorgum
terhadap Penerimaan Konsumen terhadap Penerimaan Konsumen
Beras Analog Beras Analog
9 2012 Ketua Pengembangan Formula Beras 9 2012 Ketua Pengembangan Formula Beras
Analog Berbasis Pati Sagu Analog Berbasis Pati Sagu
10 2011 Ketua Pengembagan Beras Analog 10 2011 Ketua Pengembagan Beras Analog
Berbasis Sorgum Berbasis Sorgum
11 2011 Ketua Rancang Bangun Mesin Stabilisasi 11 2011 Ketua Rancang Bangun Mesin Stabilisasi
Bekatul Untuk Pengolahan Bekatul Untuk Pengolahan
Ingridient Pangan Fungsional Ingridient Pangan Fungsional
Yang Dapat Diaplikasikan Pada Yang Dapat Diaplikasikan Pada
Penggilingan Padi Kecil Penggilingan Padi Kecil
12 2011 Ketua Pengembangan Rantai Nilai 12 2011 Ketua Pengembangan Rantai Nilai
Serealia Lokal (Indigenous Serealia Lokal (Indigenous
Cereals) Untuk Memperkokoh Cereals) Untuk Memperkokoh
Ketahanan Pangan Nasional Ketahanan Pangan Nasional
13 2010 Ketua Teknologi Pengolahan Tahu 13 2010 Ketua Teknologi Pengolahan Tahu
Instan Instan
14 2010 Ketua Rice Bran untuk produk ingridien 14 2010 Ketua Rice Bran untuk produk ingridien
pangan fungsional pangan fungsional

| 46 | | 46 |

No Tahun Jabatan Penelitian No Tahun Jabatan Penelitian


6 2012 Ketua Uji Coba Mesin Stabilisasi Bekatul 6 2012 Ketua Uji Coba Mesin Stabilisasi Bekatul
dan Karakterisasi Produk Bekatul dan Karakterisasi Produk Bekatul
Terstabilisasi Terstabilisasi
7 2012 Ketua Formulasi Dan Karakterisasi 7 2012 Ketua Formulasi Dan Karakterisasi
Gizi Beras Analog Terbuat Dari Gizi Beras Analog Terbuat Dari
Campuran Tepung Sorgum, Campuran Tepung Sorgum,
Mocaf, Jagung, Maizena Dan Sagu Mocaf, Jagung, Maizena Dan Sagu
8 2012 Ketua Pengaruh Varietas Sorgum 8 2012 Ketua Pengaruh Varietas Sorgum
terhadap Penerimaan Konsumen terhadap Penerimaan Konsumen
Beras Analog Beras Analog
9 2012 Ketua Pengembangan Formula Beras 9 2012 Ketua Pengembangan Formula Beras
Analog Berbasis Pati Sagu Analog Berbasis Pati Sagu
10 2011 Ketua Pengembagan Beras Analog 10 2011 Ketua Pengembagan Beras Analog
Berbasis Sorgum Berbasis Sorgum
11 2011 Ketua Rancang Bangun Mesin Stabilisasi 11 2011 Ketua Rancang Bangun Mesin Stabilisasi
Bekatul Untuk Pengolahan Bekatul Untuk Pengolahan
Ingridient Pangan Fungsional Ingridient Pangan Fungsional
Yang Dapat Diaplikasikan Pada Yang Dapat Diaplikasikan Pada
Penggilingan Padi Kecil Penggilingan Padi Kecil
12 2011 Ketua Pengembangan Rantai Nilai 12 2011 Ketua Pengembangan Rantai Nilai
Serealia Lokal (Indigenous Serealia Lokal (Indigenous
Cereals) Untuk Memperkokoh Cereals) Untuk Memperkokoh
Ketahanan Pangan Nasional Ketahanan Pangan Nasional
13 2010 Ketua Teknologi Pengolahan Tahu 13 2010 Ketua Teknologi Pengolahan Tahu
Instan Instan
14 2010 Ketua Rice Bran untuk produk ingridien 14 2010 Ketua Rice Bran untuk produk ingridien
pangan fungsional pangan fungsional

| 46 | | 46 |
No Tahun Jabatan Penelitian No Tahun Jabatan Penelitian
15 2010 Ketua Inaktivasi Enzim Lipase untuk 15 2010 Ketua Inaktivasi Enzim Lipase untuk
Stabilitas Bekatul (maksimum FFA Stabilitas Bekatul (maksimum FFA
5%) 4 Varietas Padi sebagai Bahan 5%) 4 Varietas Padi sebagai Bahan
Ingredient Pangan Fungsional Ingredient Pangan Fungsional
yang dapat Disimpan 6 Bulan yang dapat Disimpan 6 Bulan
16 2009 Anggota Perbaikan Karakter Lemak Kakao 16 2009 Anggota Perbaikan Karakter Lemak Kakao
Aceh dengan Proses Tempering Aceh dengan Proses Tempering
17 2009 Anggota Aplikasi Aloe Vera Sebagai 17 2009 Anggota Aplikasi Aloe Vera Sebagai
Edible Coating Pada Produksi Edible Coating Pada Produksi
Hortikultura Terolah Minimal Hortikultura Terolah Minimal
18 2008 Ketua Aplikasi Albumin Sebagai 18 2008 Ketua Aplikasi Albumin Sebagai
Flokulan Untuk Peningkatan Flokulan Untuk Peningkatan
Daya Terima Sari Buah Mete Daya Terima Sari Buah Mete
19 2007 Ketua Pengembangan Asap Cair 19 2007 Ketua Pengembangan Asap Cair
Tempurung Kelapa untuk Tempurung Kelapa untuk
Pengawetan Produk Buah-buahan Pengawetan Produk Buah-buahan

VIII. Pengabdian Kepada Masyarakat VIII. Pengabdian Kepada Masyarakat


No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat
1 2014 Pendampingan pendirian miniplant beras 1 2014 Pendampingan pendirian miniplant beras
analog (PT BLST) analog (PT BLST)
2 2013/2014 Pendampingan pendirian pabrik beras analog 2 2013/2014 Pendampingan pendirian pabrik beras analog
di Cigombong Kabupaten Bogor (Koperasi di Cigombong Kabupaten Bogor (Koperasi
Wanita Jakarta) Wanita Jakarta)
3 2014 Instruktur Pelatihan Penerapan Teknologi 3 2014 Instruktur Pelatihan Penerapan Teknologi
untuk Pengembangan Produk Pangan (PPEI, untuk Pengembangan Produk Pangan (PPEI,
Makasar) Makasar)
4 2013/2014 Pendampingan Pengembangan minuman sari 4 2013/2014 Pendampingan Pengembangan minuman sari
tebu (Tulung Agung) tebu (Tulung Agung)
| 47 | | 47 |

No Tahun Jabatan Penelitian No Tahun Jabatan Penelitian


15 2010 Ketua Inaktivasi Enzim Lipase untuk 15 2010 Ketua Inaktivasi Enzim Lipase untuk
Stabilitas Bekatul (maksimum FFA Stabilitas Bekatul (maksimum FFA
5%) 4 Varietas Padi sebagai Bahan 5%) 4 Varietas Padi sebagai Bahan
Ingredient Pangan Fungsional Ingredient Pangan Fungsional
yang dapat Disimpan 6 Bulan yang dapat Disimpan 6 Bulan
16 2009 Anggota Perbaikan Karakter Lemak Kakao 16 2009 Anggota Perbaikan Karakter Lemak Kakao
Aceh dengan Proses Tempering Aceh dengan Proses Tempering
17 2009 Anggota Aplikasi Aloe Vera Sebagai 17 2009 Anggota Aplikasi Aloe Vera Sebagai
Edible Coating Pada Produksi Edible Coating Pada Produksi
Hortikultura Terolah Minimal Hortikultura Terolah Minimal
18 2008 Ketua Aplikasi Albumin Sebagai 18 2008 Ketua Aplikasi Albumin Sebagai
Flokulan Untuk Peningkatan Flokulan Untuk Peningkatan
Daya Terima Sari Buah Mete Daya Terima Sari Buah Mete
19 2007 Ketua Pengembangan Asap Cair 19 2007 Ketua Pengembangan Asap Cair
Tempurung Kelapa untuk Tempurung Kelapa untuk
Pengawetan Produk Buah-buahan Pengawetan Produk Buah-buahan

VIII. Pengabdian Kepada Masyarakat VIII. Pengabdian Kepada Masyarakat


No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat
1 2014 Pendampingan pendirian miniplant beras 1 2014 Pendampingan pendirian miniplant beras
analog (PT BLST) analog (PT BLST)
2 2013/2014 Pendampingan pendirian pabrik beras analog 2 2013/2014 Pendampingan pendirian pabrik beras analog
di Cigombong Kabupaten Bogor (Koperasi di Cigombong Kabupaten Bogor (Koperasi
Wanita Jakarta) Wanita Jakarta)
3 2014 Instruktur Pelatihan Penerapan Teknologi 3 2014 Instruktur Pelatihan Penerapan Teknologi
untuk Pengembangan Produk Pangan (PPEI, untuk Pengembangan Produk Pangan (PPEI,
Makasar) Makasar)
4 2013/2014 Pendampingan Pengembangan minuman sari 4 2013/2014 Pendampingan Pengembangan minuman sari
tebu (Tulung Agung) tebu (Tulung Agung)
| 47 | | 47 |
No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat
5 2013 Instruktur Pelatihan Peningkatan Kualitas 5 2013 Instruktur Pelatihan Peningkatan Kualitas
Produk Pangan (PPEI, BATAM) Produk Pangan (PPEI, BATAM)
6 2013 Narasumber Penguatan Teknologi untuk 6 2013 Narasumber Penguatan Teknologi untuk
UKM Pangan (Dinas Indag Pemprov Kepri, UKM Pangan (Dinas Indag Pemprov Kepri,
BATAM). BATAM).
7 2013 Pendampingan Perbaikan minuman dalam 7 2013 Pendampingan Perbaikan minuman dalam
kemasan (Vendor Serambi Botani). kemasan (Vendor Serambi Botani).
8 2012 Nara sumber pelatihan pengolahan pala 8 2012 Nara sumber pelatihan pengolahan pala
(Pemda Fakfak, Fakfak) (Pemda Fakfak, Fakfak)
9 2012 Tenaga Ahli Pengembangan produk turunan 9 2012 Tenaga Ahli Pengembangan produk turunan
pala papua (Pemnda Fakfak) pala papua (Pemnda Fakfak)
10 2012 Nara sumber Penguatan teknologi IKM 10 2012 Nara sumber Penguatan teknologi IKM
Hasil Laut di Maluku Tengah (Kementrian Hasil Laut di Maluku Tengah (Kementrian
Pembangunan Daerah Tertinggal). Pembangunan Daerah Tertinggal).
11 2012 Pendampingan Pengolahan Bekatul Di 11 2012 Pendampingan Pengolahan Bekatul Di
Kelompok Tani Wanita di Kabupaten Pasuruan Kelompok Tani Wanita di Kabupaten Pasuruan
(PPK Sampoerna) (PPK Sampoerna)
12 2011 Nara sumber Pengutan teknologi pengolahan 12 2011 Nara sumber Pengutan teknologi pengolahan
sagu di Halmahera Utara (Kementrian sagu di Halmahera Utara (Kementrian
Pembangunan Daerah Tertinggal) Pembangunan Daerah Tertinggal)
13 2010 Pendampingan IbM Kelompok Usaha Mikro 13 2010 Pendampingan IbM Kelompok Usaha Mikro
Kecil Mutiara Pangan Melalui Bantuan Rumah Kecil Mutiara Pangan Melalui Bantuan Rumah
Kemasan di Leuwiliang Bogor Kemasan di Leuwiliang Bogor
14 2011 Pendampingan Penguatan teknologi IKM 14 2011 Pendampingan Penguatan teknologi IKM
pengolahan sagu di Pulau Padang Riau pengolahan sagu di Pulau Padang Riau
(KPSA) (KPSA)
15 2011 Nara Sumber Pengembangan Kurikulum 15 2011 Nara Sumber Pengembangan Kurikulum
Pelatihan Pengembangan Produk Jagung Pelatihan Pengembangan Produk Jagung
(PPEI) (PPEI)

| 48 | | 48 |

No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat


5 2013 Instruktur Pelatihan Peningkatan Kualitas 5 2013 Instruktur Pelatihan Peningkatan Kualitas
Produk Pangan (PPEI, BATAM) Produk Pangan (PPEI, BATAM)
6 2013 Narasumber Penguatan Teknologi untuk 6 2013 Narasumber Penguatan Teknologi untuk
UKM Pangan (Dinas Indag Pemprov Kepri, UKM Pangan (Dinas Indag Pemprov Kepri,
BATAM). BATAM).
7 2013 Pendampingan Perbaikan minuman dalam 7 2013 Pendampingan Perbaikan minuman dalam
kemasan (Vendor Serambi Botani). kemasan (Vendor Serambi Botani).
8 2012 Nara sumber pelatihan pengolahan pala 8 2012 Nara sumber pelatihan pengolahan pala
(Pemda Fakfak, Fakfak) (Pemda Fakfak, Fakfak)
9 2012 Tenaga Ahli Pengembangan produk turunan 9 2012 Tenaga Ahli Pengembangan produk turunan
pala papua (Pemnda Fakfak) pala papua (Pemnda Fakfak)
10 2012 Nara sumber Penguatan teknologi IKM 10 2012 Nara sumber Penguatan teknologi IKM
Hasil Laut di Maluku Tengah (Kementrian Hasil Laut di Maluku Tengah (Kementrian
Pembangunan Daerah Tertinggal). Pembangunan Daerah Tertinggal).
11 2012 Pendampingan Pengolahan Bekatul Di 11 2012 Pendampingan Pengolahan Bekatul Di
Kelompok Tani Wanita di Kabupaten Pasuruan Kelompok Tani Wanita di Kabupaten Pasuruan
(PPK Sampoerna) (PPK Sampoerna)
12 2011 Nara sumber Pengutan teknologi pengolahan 12 2011 Nara sumber Pengutan teknologi pengolahan
sagu di Halmahera Utara (Kementrian sagu di Halmahera Utara (Kementrian
Pembangunan Daerah Tertinggal) Pembangunan Daerah Tertinggal)
13 2010 Pendampingan IbM Kelompok Usaha Mikro 13 2010 Pendampingan IbM Kelompok Usaha Mikro
Kecil Mutiara Pangan Melalui Bantuan Rumah Kecil Mutiara Pangan Melalui Bantuan Rumah
Kemasan di Leuwiliang Bogor Kemasan di Leuwiliang Bogor
14 2011 Pendampingan Penguatan teknologi IKM 14 2011 Pendampingan Penguatan teknologi IKM
pengolahan sagu di Pulau Padang Riau pengolahan sagu di Pulau Padang Riau
(KPSA) (KPSA)
15 2011 Nara Sumber Pengembangan Kurikulum 15 2011 Nara Sumber Pengembangan Kurikulum
Pelatihan Pengembangan Produk Jagung Pelatihan Pengembangan Produk Jagung
(PPEI) (PPEI)

| 48 | | 48 |
No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat
16 2011 Nara Sumber Pembuatan Petunjuk Teknis/ 16 2011 Nara Sumber Pembuatan Petunjuk Teknis/
Petunjuk Pelaksanaan Pengolahan Gula Petunjuk Pelaksanaan Pengolahan Gula
(Kementan) (Kementan)
17 2011 Nara Sumber Peluang Penggunaan Teknologi 17 2011 Nara Sumber Peluang Penggunaan Teknologi
Ekstrusi pada Fortifikasi Pada Beras Ekstrusi pada Fortifikasi Pada Beras
(BAPPENAS) (BAPPENAS)
18 2010 Nara sumber/instruktur Diseminasi Teknologi 18 2010 Nara sumber/instruktur Diseminasi Teknologi
Sederhana Penjernihan Air Gambut (KPSA) Sederhana Penjernihan Air Gambut (KPSA)
19 2010 Nara sumber/instruktur Peningakatan Kualitas 19 2010 Nara sumber/instruktur Peningakatan Kualitas
Produk Olahan Sagu Di Kecamatan Merbau Produk Olahan Sagu Di Kecamatan Merbau
Kabupaten Meranti (KPSA) Kabupaten Meranti (KPSA)
20 2010 Instruktur Pelatihan Peningakatan Kualitas 20 2010 Instruktur Pelatihan Peningakatan Kualitas
Produk Abon Ikan(KPSA) Produk Abon Ikan(KPSA)
21 2010 Nara sumber Pengembangan Produk Turunan 21 2010 Nara sumber Pengembangan Produk Turunan
Rumput Laut. (ATMI, Solo) Rumput Laut. (ATMI, Solo)
22 2010 Nara Sumber Pengembangan Konoditas Lokal 22 2010 Nara Sumber Pengembangan Konoditas Lokal
di Ngada (Pemnda Ngada) di Ngada (Pemnda Ngada)
23 2010 Nara sumber Pengembangan Kurikulum 23 2010 Nara sumber Pengembangan Kurikulum
Pelatihan TOT Penguatan Kemasan untuk Pelatihan TOT Penguatan Kemasan untuk
UKM (PPEI) UKM (PPEI)
24 2010 Pendampingan Pengembangan Produk Teh 24 2010 Pendampingan Pengembangan Produk Teh
Gelas (PT. Teh Jawa) Gelas (PT. Teh Jawa)
25 2011 Narasumber Pelatihan Pahlawan Ekonomi 25 2011 Narasumber Pelatihan Pahlawan Ekonomi
Surabaya dengan tema “Jiwa dan Semangat Surabaya dengan tema “Jiwa dan Semangat
Kewirausahaan serta Inovasi Kewirausahaan”. Kewirausahaan serta Inovasi Kewirausahaan”.
Surabaya (PPK Samporena, Surabaya). Surabaya (PPK Samporena, Surabaya).
26 2011 Narasumber Pelatihan “Intensive Student 26 2011 Narasumber Pelatihan “Intensive Student
Technopreneurship Program (i-STEP 2011). Technopreneurship Program (i-STEP 2011).
(RAMP IPB, Bogor) (RAMP IPB, Bogor)

| 49 | | 49 |

No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat


16 2011 Nara Sumber Pembuatan Petunjuk Teknis/ 16 2011 Nara Sumber Pembuatan Petunjuk Teknis/
Petunjuk Pelaksanaan Pengolahan Gula Petunjuk Pelaksanaan Pengolahan Gula
(Kementan) (Kementan)
17 2011 Nara Sumber Peluang Penggunaan Teknologi 17 2011 Nara Sumber Peluang Penggunaan Teknologi
Ekstrusi pada Fortifikasi Pada Beras Ekstrusi pada Fortifikasi Pada Beras
(BAPPENAS) (BAPPENAS)
18 2010 Nara sumber/instruktur Diseminasi Teknologi 18 2010 Nara sumber/instruktur Diseminasi Teknologi
Sederhana Penjernihan Air Gambut (KPSA) Sederhana Penjernihan Air Gambut (KPSA)
19 2010 Nara sumber/instruktur Peningakatan Kualitas 19 2010 Nara sumber/instruktur Peningakatan Kualitas
Produk Olahan Sagu Di Kecamatan Merbau Produk Olahan Sagu Di Kecamatan Merbau
Kabupaten Meranti (KPSA) Kabupaten Meranti (KPSA)
20 2010 Instruktur Pelatihan Peningakatan Kualitas 20 2010 Instruktur Pelatihan Peningakatan Kualitas
Produk Abon Ikan(KPSA) Produk Abon Ikan(KPSA)
21 2010 Nara sumber Pengembangan Produk Turunan 21 2010 Nara sumber Pengembangan Produk Turunan
Rumput Laut. (ATMI, Solo) Rumput Laut. (ATMI, Solo)
22 2010 Nara Sumber Pengembangan Konoditas Lokal 22 2010 Nara Sumber Pengembangan Konoditas Lokal
di Ngada (Pemnda Ngada) di Ngada (Pemnda Ngada)
23 2010 Nara sumber Pengembangan Kurikulum 23 2010 Nara sumber Pengembangan Kurikulum
Pelatihan TOT Penguatan Kemasan untuk Pelatihan TOT Penguatan Kemasan untuk
UKM (PPEI) UKM (PPEI)
24 2010 Pendampingan Pengembangan Produk Teh 24 2010 Pendampingan Pengembangan Produk Teh
Gelas (PT. Teh Jawa) Gelas (PT. Teh Jawa)
25 2011 Narasumber Pelatihan Pahlawan Ekonomi 25 2011 Narasumber Pelatihan Pahlawan Ekonomi
Surabaya dengan tema “Jiwa dan Semangat Surabaya dengan tema “Jiwa dan Semangat
Kewirausahaan serta Inovasi Kewirausahaan”. Kewirausahaan serta Inovasi Kewirausahaan”.
Surabaya (PPK Samporena, Surabaya). Surabaya (PPK Samporena, Surabaya).
26 2011 Narasumber Pelatihan “Intensive Student 26 2011 Narasumber Pelatihan “Intensive Student
Technopreneurship Program (i-STEP 2011). Technopreneurship Program (i-STEP 2011).
(RAMP IPB, Bogor) (RAMP IPB, Bogor)

| 49 | | 49 |
No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat
27 2011 Narasumber Orientasi Pengelola Program 27 2011 Narasumber Orientasi Pengelola Program
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (BKKBN, Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (BKKBN,
Jakarta) Jakarta)
28 2011 Narasumber Workshop dan Temu Bisnis 28 2011 Narasumber Workshop dan Temu Bisnis
Pengembangan Komoditi Pala Aceh. (Forum Pengembangan Komoditi Pala Aceh. (Forum
Pala Aceh, Tapak Tuan Aceh Tengah). Pala Aceh, Tapak Tuan Aceh Tengah).
29 2011 Narasumber Pelatihan Penumbuhkembangkan 29 2011 Narasumber Pelatihan Penumbuhkembangkan
Industri Kecil Berbasis Sumberdaya Lokal Industri Kecil Berbasis Sumberdaya Lokal
Untuk Pemberdayaan TKI Kabupaten Untuk Pemberdayaan TKI Kabupaten
Sukabumi (Kementrian Perindustrian, Sukabumi (Kementrian Perindustrian,
Sukabumi). Sukabumi).
30 2011 Narasumber Pelatihan Penumbuhkembangkan 30 2011 Narasumber Pelatihan Penumbuhkembangkan
Industri Kecil Berbasis Sumberdaya Lokal Industri Kecil Berbasis Sumberdaya Lokal
Untuk Pemberdayaan TKI Kabupaten Untuk Pemberdayaan TKI Kabupaten
Kuningan (Kementrian Perindustrian, Kuningan (Kementrian Perindustrian,
Kuningan). Kuningan).
31 2011 Narasumber Pelatihan Penumbuhkembangkan 31 2011 Narasumber Pelatihan Penumbuhkembangkan
Industri Kecil Berbasis Sumberdaya Lokal Industri Kecil Berbasis Sumberdaya Lokal
Untuk Pemberdayaan TKI Kabupaten Subang Untuk Pemberdayaan TKI Kabupaten Subang
(Kementrian Perindustrian, Subang). (Kementrian Perindustrian, Subang).
32 2011 Narasumber Monitoring dan Evaluasi 32 2011 Narasumber Monitoring dan Evaluasi
Bimbingan Teknis Pengembangan Agroindustri Bimbingan Teknis Pengembangan Agroindustri
di Propinsi Sumatera Barat (Dinas Pertanian di Propinsi Sumatera Barat (Dinas Pertanian
Propinsi Sumbar, Padang). Propinsi Sumbar, Padang).
33 2011 Instruktur Pelatihan Inovasi dan Implementasi 33 2011 Instruktur Pelatihan Inovasi dan Implementasi
Teknologi Pengolahan Tepung Ubi Kayu, Teknologi Pengolahan Tepung Ubi Kayu,
Pengemasan dan Pelabelan (Dinas Perindustrian Pengemasan dan Pelabelan (Dinas Perindustrian
Propinsi Riau, Pekanbaru). Propinsi Riau, Pekanbaru).

| 50 | | 50 |

No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat


27 2011 Narasumber Orientasi Pengelola Program 27 2011 Narasumber Orientasi Pengelola Program
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (BKKBN, Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (BKKBN,
Jakarta) Jakarta)
28 2011 Narasumber Workshop dan Temu Bisnis 28 2011 Narasumber Workshop dan Temu Bisnis
Pengembangan Komoditi Pala Aceh. (Forum Pengembangan Komoditi Pala Aceh. (Forum
Pala Aceh, Tapak Tuan Aceh Tengah). Pala Aceh, Tapak Tuan Aceh Tengah).
29 2011 Narasumber Pelatihan Penumbuhkembangkan 29 2011 Narasumber Pelatihan Penumbuhkembangkan
Industri Kecil Berbasis Sumberdaya Lokal Industri Kecil Berbasis Sumberdaya Lokal
Untuk Pemberdayaan TKI Kabupaten Untuk Pemberdayaan TKI Kabupaten
Sukabumi (Kementrian Perindustrian, Sukabumi (Kementrian Perindustrian,
Sukabumi). Sukabumi).
30 2011 Narasumber Pelatihan Penumbuhkembangkan 30 2011 Narasumber Pelatihan Penumbuhkembangkan
Industri Kecil Berbasis Sumberdaya Lokal Industri Kecil Berbasis Sumberdaya Lokal
Untuk Pemberdayaan TKI Kabupaten Untuk Pemberdayaan TKI Kabupaten
Kuningan (Kementrian Perindustrian, Kuningan (Kementrian Perindustrian,
Kuningan). Kuningan).
31 2011 Narasumber Pelatihan Penumbuhkembangkan 31 2011 Narasumber Pelatihan Penumbuhkembangkan
Industri Kecil Berbasis Sumberdaya Lokal Industri Kecil Berbasis Sumberdaya Lokal
Untuk Pemberdayaan TKI Kabupaten Subang Untuk Pemberdayaan TKI Kabupaten Subang
(Kementrian Perindustrian, Subang). (Kementrian Perindustrian, Subang).
32 2011 Narasumber Monitoring dan Evaluasi 32 2011 Narasumber Monitoring dan Evaluasi
Bimbingan Teknis Pengembangan Agroindustri Bimbingan Teknis Pengembangan Agroindustri
di Propinsi Sumatera Barat (Dinas Pertanian di Propinsi Sumatera Barat (Dinas Pertanian
Propinsi Sumbar, Padang). Propinsi Sumbar, Padang).
33 2011 Instruktur Pelatihan Inovasi dan Implementasi 33 2011 Instruktur Pelatihan Inovasi dan Implementasi
Teknologi Pengolahan Tepung Ubi Kayu, Teknologi Pengolahan Tepung Ubi Kayu,
Pengemasan dan Pelabelan (Dinas Perindustrian Pengemasan dan Pelabelan (Dinas Perindustrian
Propinsi Riau, Pekanbaru). Propinsi Riau, Pekanbaru).

| 50 | | 50 |
No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat
34 2011 Narasumber Worshop “Pengembangan 34 2011 Narasumber Worshop “Pengembangan
Komoditas Unggulan Daerah Melalui Komoditas Unggulan Daerah Melalui
Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna dalam Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna dalam
rangka Percepatan Pembangunan Daerah rangka Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal (Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal (Kementrian Pembangunan Daerah
Tertinggal, Manado) Tertinggal, Manado)
35 2011 Instruktur Pelatihan Peningkatan Kualitas 35 2011 Instruktur Pelatihan Peningkatan Kualitas
SDM Pengelola UP2HP (Dinas Pertanian SDM Pengelola UP2HP (Dinas Pertanian
Propinsi Sumatera Barat, Padang) Propinsi Sumatera Barat, Padang)
36 2011 Narasumber Lokakarya “Sosialisasi Fasilitasi 36 2011 Narasumber Lokakarya “Sosialisasi Fasilitasi
dan Koordinasi Pengembangan Klaster dan Koordinasi Pengembangan Klaster
Industri Pengolahan Hasil Laut” (Kementrian Industri Pengolahan Hasil Laut” (Kementrian
Perindustrian). Perindustrian).
37 2011 Narasumber Seminar Perempuan dan Industri 37 2011 Narasumber Seminar Perempuan dan Industri
Rumahan : “Pengembangan Industri Rumahan Rumahan : “Pengembangan Industri Rumahan
dalam Sistem Ekonomi Rumah Tangga untuk dalam Sistem Ekonomi Rumah Tangga untuk
Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan
Anak” (Kementrian Pemberdayaan Perempuan Anak” (Kementrian Pemberdayaan Perempuan
dan perlindungan Anak, Jakarta). dan perlindungan Anak, Jakarta).
38 2011 Lokakarya “Database dan Kebijakan Strayegis 38 2011 Lokakarya “Database dan Kebijakan Strayegis
Pengembangan Industri Rumahan Melalui Pengembangan Industri Rumahan Melalui
Pemberdayaan Perempuan” (Kementrian Pemberdayaan Perempuan” (Kementrian
Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan
Anak, Bogor). Anak, Bogor).

| 51 | | 51 |

No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat


34 2011 Narasumber Worshop “Pengembangan 34 2011 Narasumber Worshop “Pengembangan
Komoditas Unggulan Daerah Melalui Komoditas Unggulan Daerah Melalui
Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna dalam Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna dalam
rangka Percepatan Pembangunan Daerah rangka Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal (Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal (Kementrian Pembangunan Daerah
Tertinggal, Manado) Tertinggal, Manado)
35 2011 Instruktur Pelatihan Peningkatan Kualitas 35 2011 Instruktur Pelatihan Peningkatan Kualitas
SDM Pengelola UP2HP (Dinas Pertanian SDM Pengelola UP2HP (Dinas Pertanian
Propinsi Sumatera Barat, Padang) Propinsi Sumatera Barat, Padang)
36 2011 Narasumber Lokakarya “Sosialisasi Fasilitasi 36 2011 Narasumber Lokakarya “Sosialisasi Fasilitasi
dan Koordinasi Pengembangan Klaster dan Koordinasi Pengembangan Klaster
Industri Pengolahan Hasil Laut” (Kementrian Industri Pengolahan Hasil Laut” (Kementrian
Perindustrian). Perindustrian).
37 2011 Narasumber Seminar Perempuan dan Industri 37 2011 Narasumber Seminar Perempuan dan Industri
Rumahan : “Pengembangan Industri Rumahan Rumahan : “Pengembangan Industri Rumahan
dalam Sistem Ekonomi Rumah Tangga untuk dalam Sistem Ekonomi Rumah Tangga untuk
Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan
Anak” (Kementrian Pemberdayaan Perempuan Anak” (Kementrian Pemberdayaan Perempuan
dan perlindungan Anak, Jakarta). dan perlindungan Anak, Jakarta).
38 2011 Lokakarya “Database dan Kebijakan Strayegis 38 2011 Lokakarya “Database dan Kebijakan Strayegis
Pengembangan Industri Rumahan Melalui Pengembangan Industri Rumahan Melalui
Pemberdayaan Perempuan” (Kementrian Pemberdayaan Perempuan” (Kementrian
Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan
Anak, Bogor). Anak, Bogor).

| 51 | | 51 |
No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat
39 2011 Narasumber Lokakarya “Pengembangan Usaha 39 2011 Narasumber Lokakarya “Pengembangan Usaha
Kecil dan Mikro dalam Rangka Percepatan Kecil dan Mikro dalam Rangka Percepatan
Diversifikasi Pangan” (Kementrian Pertanian, Diversifikasi Pangan” (Kementrian Pertanian,
Jakarta). Jakarta).
40 2011 Narasumber Temu Bisnis dan Workshop 40 2011 Narasumber Temu Bisnis dan Workshop
“Pengembangan Komoditi Pala dan Peluang “Pengembangan Komoditi Pala dan Peluang
Bisnisnya Untuk Peningkatan Produktivitas Bisnisnya Untuk Peningkatan Produktivitas
dan Ekonomi masyarakat” (IICC, Bogor). dan Ekonomi masyarakat” (IICC, Bogor).

IX. Penulisan Artikel Ilmiah IX. Penulisan Artikel Ilmiah


No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah
1 1992 Budijanto S, Ito M, Furukawa, Y, Kimura S. 1992. 1 1992 Budijanto S, Ito M, Furukawa, Y, Kimura S. 1992.
Comparison of different types of dietary oleic acid Comparison of different types of dietary oleic acid
on the reduction of plasma cholesterol levels in rats. on the reduction of plasma cholesterol levels in rats.
J of Clin Biochem and Nut , 3 (3): 161-167. J of Clin Biochem and Nut , 3 (3): 161-167.
2 1992 Budijanto S, Ito M, Furukawa Y, Kimura S. 1992. 2 1992 Budijanto S, Ito M, Furukawa Y, Kimura S. 1992.
Effect of various dietary fatty acid ethyl esters on plasma Effect of various dietary fatty acid ethyl esters on plasma
cholesterol and lipoprotein metabolism in rats. J of clin cholesterol and lipoprotein metabolism in rats. J of clin
biochem and nut, 13(1): 13-22. biochem and nut, 13(1): 13-22.
3 1993 Budijanto S, Ito M, Morimatsu F, Furukawa Y, 3 1993 Budijanto S, Ito M, Morimatsu F, Furukawa Y,
Kimura S. 1993. Dietary fatty acid ethyl esters and Kimura S. 1993. Dietary fatty acid ethyl esters and
lecithin-cholesterol Acyltransferase Activity in Rats. J of lecithin-cholesterol Acyltransferase Activity in Rats. J of
Clin Biochem and Nut, 14 (3): 183-193 Clin Biochem and Nut, 14 (3): 183-193
4 1994 Yang SC, Ito M, Morimatsu F, Budijanto 4 1994 Yang SC, Ito M, Morimatsu F, Budijanto
S, Furukawa Y, Kimura S. 1994. Stimulation of S, Furukawa Y, Kimura S. 1994. Stimulation of
ethanol metabolism induced by proline and lysine ethanol metabolism induced by proline and lysine
ingestion in prolonged ethanol-administered stroke- ingestion in prolonged ethanol-administered stroke-
prone spontaneously hypertensive rats. J of Clin prone spontaneously hypertensive rats. J of Clin
Biochem and Nut, 16 (3): 151-159. Biochem and Nut, 16 (3): 151-159.
| 52 | | 52 |

No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat No Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat


39 2011 Narasumber Lokakarya “Pengembangan Usaha 39 2011 Narasumber Lokakarya “Pengembangan Usaha
Kecil dan Mikro dalam Rangka Percepatan Kecil dan Mikro dalam Rangka Percepatan
Diversifikasi Pangan” (Kementrian Pertanian, Diversifikasi Pangan” (Kementrian Pertanian,
Jakarta). Jakarta).
40 2011 Narasumber Temu Bisnis dan Workshop 40 2011 Narasumber Temu Bisnis dan Workshop
“Pengembangan Komoditi Pala dan Peluang “Pengembangan Komoditi Pala dan Peluang
Bisnisnya Untuk Peningkatan Produktivitas Bisnisnya Untuk Peningkatan Produktivitas
dan Ekonomi masyarakat” (IICC, Bogor). dan Ekonomi masyarakat” (IICC, Bogor).

IX. Penulisan Artikel Ilmiah IX. Penulisan Artikel Ilmiah


No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah
1 1992 Budijanto S, Ito M, Furukawa, Y, Kimura S. 1992. 1 1992 Budijanto S, Ito M, Furukawa, Y, Kimura S. 1992.
Comparison of different types of dietary oleic acid Comparison of different types of dietary oleic acid
on the reduction of plasma cholesterol levels in rats. on the reduction of plasma cholesterol levels in rats.
J of Clin Biochem and Nut , 3 (3): 161-167. J of Clin Biochem and Nut , 3 (3): 161-167.
2 1992 Budijanto S, Ito M, Furukawa Y, Kimura S. 1992. 2 1992 Budijanto S, Ito M, Furukawa Y, Kimura S. 1992.
Effect of various dietary fatty acid ethyl esters on plasma Effect of various dietary fatty acid ethyl esters on plasma
cholesterol and lipoprotein metabolism in rats. J of clin cholesterol and lipoprotein metabolism in rats. J of clin
biochem and nut, 13(1): 13-22. biochem and nut, 13(1): 13-22.
3 1993 Budijanto S, Ito M, Morimatsu F, Furukawa Y, 3 1993 Budijanto S, Ito M, Morimatsu F, Furukawa Y,
Kimura S. 1993. Dietary fatty acid ethyl esters and Kimura S. 1993. Dietary fatty acid ethyl esters and
lecithin-cholesterol Acyltransferase Activity in Rats. J of lecithin-cholesterol Acyltransferase Activity in Rats. J of
Clin Biochem and Nut, 14 (3): 183-193 Clin Biochem and Nut, 14 (3): 183-193
4 1994 Yang SC, Ito M, Morimatsu F, Budijanto 4 1994 Yang SC, Ito M, Morimatsu F, Budijanto
S, Furukawa Y, Kimura S. 1994. Stimulation of S, Furukawa Y, Kimura S. 1994. Stimulation of
ethanol metabolism induced by proline and lysine ethanol metabolism induced by proline and lysine
ingestion in prolonged ethanol-administered stroke- ingestion in prolonged ethanol-administered stroke-
prone spontaneously hypertensive rats. J of Clin prone spontaneously hypertensive rats. J of Clin
Biochem and Nut, 16 (3): 151-159. Biochem and Nut, 16 (3): 151-159.
| 52 | | 52 |
No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah
5 1996 Morimatsu F, Ito M, Budijanto S, Watanabe I, 5 1996 Morimatsu F, Ito M, Budijanto S, Watanabe I,
Furukawa Y, Kimura S. 1996. Plasma cholesterol- Furukawa Y, Kimura S. 1996. Plasma cholesterol-
suppressing effect of papain-hydrolyzed pork meat in suppressing effect of papain-hydrolyzed pork meat in
rats fed hypercholesterolemic diet. J of Nut Sci and rats fed hypercholesterolemic diet. J of Nut Sci and
Vitamin, 42(2):145-153 \ Vitamin, 42(2):145-153 \
6 2000 Budijanto S, Nuraida L, dan Susanto A. 2000. 6 2000 Budijanto S, Nuraida L, dan Susanto A. 2000.
Studi Stabilitas Minyak Kapang Mucor Inaequisporus Studi Stabilitas Minyak Kapang Mucor Inaequisporus
M05 II/4 Kaya Asam Gamma Linolenat Selama M05 II/4 Kaya Asam Gamma Linolenat Selama
Penyimpanan. Bul Teknol dan Ind Pangan, XI Penyimpanan. Bul Teknol dan Ind Pangan, XI
(2):49-57. (2):49-57.
7 2001 Handaruwati, Budijanto S, Hariyadi P, Budiatman 7 2001 Handaruwati, Budijanto S, Hariyadi P, Budiatman
S. 2001. Produksi fraksi kaya asam lemak omega-3, S. 2001. Produksi fraksi kaya asam lemak omega-3,
melalui fraksi alkoholisis enzimatis minyak ikan tuna melalui fraksi alkoholisis enzimatis minyak ikan tuna
menggunakan lipase Rhizomucor miehel. Forum menggunakan lipase Rhizomucor miehel. Forum
Pascasarjana, 27 (4): 572-574. Pascasarjana, 27 (4): 572-574.
8 2002 Zita LS, Soewarno TS, Budijanto S. 2002. Kajian 8 2002 Zita LS, Soewarno TS, Budijanto S. 2002. Kajian
Penurunan Titik Leleh Lilin Lebah (Apis Cerana) Penurunan Titik Leleh Lilin Lebah (Apis Cerana)
Dalam Pembuatan Margarin Oles Rendah Kalori. J Dalam Pembuatan Margarin Oles Rendah Kalori. J
Teknol dan Ind Pangan, 13(2):157-164. Teknol dan Ind Pangan, 13(2):157-164.
9 2002 Nurcahyo, Hariyadi P, dan Budijanto S. 2002. 9 2002 Nurcahyo, Hariyadi P, dan Budijanto S. 2002.
Studi Kinetika Konversi Distilat Asam Lemak Kelapa Studi Kinetika Konversi Distilat Asam Lemak Kelapa
Menjadi Pengemulsi Menggunakan Enzim Lipase Menjadi Pengemulsi Menggunakan Enzim Lipase
Rhizomucor Meihei Dalam Reaktor Tangki Kontinyu. Rhizomucor Meihei Dalam Reaktor Tangki Kontinyu.
J Teknol dan Ind Pangan, 22 (2): 118-125. J Teknol dan Ind Pangan, 22 (2): 118-125.
10 2004 Rawi DFA, Hariyadi P dan Budijanto S. 2004. 10 2004 Rawi DFA, Hariyadi P dan Budijanto S. 2004.
Kajian Hidrolisis Enzimatis Minyak Sawit Secara In Kajian Hidrolisis Enzimatis Minyak Sawit Secara In
Situ. Jurnal Forum Pasca Sarjana IPB, 27(2): 135- Situ. Jurnal Forum Pasca Sarjana IPB, 27(2): 135-
143 143

| 53 | | 53 |

No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah


5 1996 Morimatsu F, Ito M, Budijanto S, Watanabe I, 5 1996 Morimatsu F, Ito M, Budijanto S, Watanabe I,
Furukawa Y, Kimura S. 1996. Plasma cholesterol- Furukawa Y, Kimura S. 1996. Plasma cholesterol-
suppressing effect of papain-hydrolyzed pork meat in suppressing effect of papain-hydrolyzed pork meat in
rats fed hypercholesterolemic diet. J of Nut Sci and rats fed hypercholesterolemic diet. J of Nut Sci and
Vitamin, 42(2):145-153 \ Vitamin, 42(2):145-153 \
6 2000 Budijanto S, Nuraida L, dan Susanto A. 2000. 6 2000 Budijanto S, Nuraida L, dan Susanto A. 2000.
Studi Stabilitas Minyak Kapang Mucor Inaequisporus Studi Stabilitas Minyak Kapang Mucor Inaequisporus
M05 II/4 Kaya Asam Gamma Linolenat Selama M05 II/4 Kaya Asam Gamma Linolenat Selama
Penyimpanan. Bul Teknol dan Ind Pangan, XI Penyimpanan. Bul Teknol dan Ind Pangan, XI
(2):49-57. (2):49-57.
7 2001 Handaruwati, Budijanto S, Hariyadi P, Budiatman 7 2001 Handaruwati, Budijanto S, Hariyadi P, Budiatman
S. 2001. Produksi fraksi kaya asam lemak omega-3, S. 2001. Produksi fraksi kaya asam lemak omega-3,
melalui fraksi alkoholisis enzimatis minyak ikan tuna melalui fraksi alkoholisis enzimatis minyak ikan tuna
menggunakan lipase Rhizomucor miehel. Forum menggunakan lipase Rhizomucor miehel. Forum
Pascasarjana, 27 (4): 572-574. Pascasarjana, 27 (4): 572-574.
8 2002 Zita LS, Soewarno TS, Budijanto S. 2002. Kajian 8 2002 Zita LS, Soewarno TS, Budijanto S. 2002. Kajian
Penurunan Titik Leleh Lilin Lebah (Apis Cerana) Penurunan Titik Leleh Lilin Lebah (Apis Cerana)
Dalam Pembuatan Margarin Oles Rendah Kalori. J Dalam Pembuatan Margarin Oles Rendah Kalori. J
Teknol dan Ind Pangan, 13(2):157-164. Teknol dan Ind Pangan, 13(2):157-164.
9 2002 Nurcahyo, Hariyadi P, dan Budijanto S. 2002. 9 2002 Nurcahyo, Hariyadi P, dan Budijanto S. 2002.
Studi Kinetika Konversi Distilat Asam Lemak Kelapa Studi Kinetika Konversi Distilat Asam Lemak Kelapa
Menjadi Pengemulsi Menggunakan Enzim Lipase Menjadi Pengemulsi Menggunakan Enzim Lipase
Rhizomucor Meihei Dalam Reaktor Tangki Kontinyu. Rhizomucor Meihei Dalam Reaktor Tangki Kontinyu.
J Teknol dan Ind Pangan, 22 (2): 118-125. J Teknol dan Ind Pangan, 22 (2): 118-125.
10 2004 Rawi DFA, Hariyadi P dan Budijanto S. 2004. 10 2004 Rawi DFA, Hariyadi P dan Budijanto S. 2004.
Kajian Hidrolisis Enzimatis Minyak Sawit Secara In Kajian Hidrolisis Enzimatis Minyak Sawit Secara In
Situ. Jurnal Forum Pasca Sarjana IPB, 27(2): 135- Situ. Jurnal Forum Pasca Sarjana IPB, 27(2): 135-
143 143

| 53 | | 53 |
No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah
11 2004 Muchtaridi, Apriyantono A, Subarnas A, Budijanto 11 2004 Muchtaridi, Apriyantono A, Subarnas A, Budijanto
S, dan Levita J. (2004). Analysis of compounds from S, dan Levita J. (2004). Analysis of compounds from
essential oil of nutmeg seeds (Myristica fragrans) essential oil of nutmeg seeds (Myristica fragrans)
possessing inhibitory properties on mice locomotor possessing inhibitory properties on mice locomotor
activity. Math et Nat Acta, 3 (1): 1-9. activity. Math et Nat Acta, 3 (1): 1-9.
12 2005 Syah D, Hariyadi RD, dan Budijanto S. 2005. 12 2005 Syah D, Hariyadi RD, dan Budijanto S. 2005.
Roadmap for sagu development. Sago palm, 13 Roadmap for sagu development. Sago palm, 13
(2):77 (2):77
13 2005 Syah D, Hariyadi P, Hariyadi RD dan Budijanto 13 2005 Syah D, Hariyadi P, Hariyadi RD dan Budijanto
S. 2005. Dukungan Riset untuk Pemantapan S. 2005. Dukungan Riset untuk Pemantapan
Ketahanan Pangan. Makalah Seminar Temu Bisnis Ketahanan Pangan. Makalah Seminar Temu Bisnis
Sinergio Berbagai Langkah untuk Mempercepat Sinergio Berbagai Langkah untuk Mempercepat
Diversifikasi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal. Diversifikasi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal.
Makasar. Hal 1-14 Makasar. Hal 1-14
14 2005 Subarna, Suroso, Budijanto S, dan Sutrisno. 2005. 14 2005 Subarna, Suroso, Budijanto S, dan Sutrisno. 2005.
Pengembangan metode masak optimum beras Pengembangan metode masak optimum beras
varietas Sintanur, IR 64 dan Ciherang. Prosiding varietas Sintanur, IR 64 dan Ciherang. Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen
untuk pengembangan industri berbasis Pertanian, untuk pengembangan industri berbasis Pertanian,
Bogor. Bogor.
15 2005 Subarna, Suroso, Budijanto S dan Sutrisno. 2005. 15 2005 Subarna, Suroso, Budijanto S dan Sutrisno. 2005.
Perubahan kualitas beras selama penyimpanan. Perubahan kualitas beras selama penyimpanan.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif
Pascapanen untuk pengembangan industri berbasis Pascapanen untuk pengembangan industri berbasis
Pertanian. Pertanian.
16 2008 Budijanto S. 2008. Tinggalkan tepung impor Pilihlah 16 2008 Budijanto S. 2008. Tinggalkan tepung impor Pilihlah
tepung lokal. Berita IPTEKS tepung lokal. Berita IPTEKS

| 54 | | 54 |

No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah


11 2004 Muchtaridi, Apriyantono A, Subarnas A, Budijanto 11 2004 Muchtaridi, Apriyantono A, Subarnas A, Budijanto
S, dan Levita J. (2004). Analysis of compounds from S, dan Levita J. (2004). Analysis of compounds from
essential oil of nutmeg seeds (Myristica fragrans) essential oil of nutmeg seeds (Myristica fragrans)
possessing inhibitory properties on mice locomotor possessing inhibitory properties on mice locomotor
activity. Math et Nat Acta, 3 (1): 1-9. activity. Math et Nat Acta, 3 (1): 1-9.
12 2005 Syah D, Hariyadi RD, dan Budijanto S. 2005. 12 2005 Syah D, Hariyadi RD, dan Budijanto S. 2005.
Roadmap for sagu development. Sago palm, 13 Roadmap for sagu development. Sago palm, 13
(2):77 (2):77
13 2005 Syah D, Hariyadi P, Hariyadi RD dan Budijanto 13 2005 Syah D, Hariyadi P, Hariyadi RD dan Budijanto
S. 2005. Dukungan Riset untuk Pemantapan S. 2005. Dukungan Riset untuk Pemantapan
Ketahanan Pangan. Makalah Seminar Temu Bisnis Ketahanan Pangan. Makalah Seminar Temu Bisnis
Sinergio Berbagai Langkah untuk Mempercepat Sinergio Berbagai Langkah untuk Mempercepat
Diversifikasi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal. Diversifikasi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal.
Makasar. Hal 1-14 Makasar. Hal 1-14
14 2005 Subarna, Suroso, Budijanto S, dan Sutrisno. 2005. 14 2005 Subarna, Suroso, Budijanto S, dan Sutrisno. 2005.
Pengembangan metode masak optimum beras Pengembangan metode masak optimum beras
varietas Sintanur, IR 64 dan Ciherang. Prosiding varietas Sintanur, IR 64 dan Ciherang. Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen
untuk pengembangan industri berbasis Pertanian, untuk pengembangan industri berbasis Pertanian,
Bogor. Bogor.
15 2005 Subarna, Suroso, Budijanto S dan Sutrisno. 2005. 15 2005 Subarna, Suroso, Budijanto S dan Sutrisno. 2005.
Perubahan kualitas beras selama penyimpanan. Perubahan kualitas beras selama penyimpanan.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif
Pascapanen untuk pengembangan industri berbasis Pascapanen untuk pengembangan industri berbasis
Pertanian. Pertanian.
16 2008 Budijanto S. 2008. Tinggalkan tepung impor Pilihlah 16 2008 Budijanto S. 2008. Tinggalkan tepung impor Pilihlah
tepung lokal. Berita IPTEKS tepung lokal. Berita IPTEKS

| 54 | | 54 |
No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah
17 2008 Budijanto S, Hasbullah R, Prabawati S, Setiadjit, 17 2008 Budijanto S, Hasbullah R, Prabawati S, Setiadjit,
Sukarno, dan Zuraida I. 2008. Kajian Keamanan Sukarno, dan Zuraida I. 2008. Kajian Keamanan
Asap Cair Tempurung Kelapa untuk Produk Pangan. Asap Cair Tempurung Kelapa untuk Produk Pangan.
J Pascapanen, 5(1): 32-40. J Pascapanen, 5(1): 32-40.
18 2008 Indarti E, Arpi N, Elhusna N, dan Budijanto S. 18 2008 Indarti E, Arpi N, Elhusna N, dan Budijanto S.
2008. Optimasi Perolehan Lemak Kakao secara 2008. Optimasi Perolehan Lemak Kakao secara
Pengepresan Dengan Variasi Tekanan dan Waktu. Pengepresan Dengan Variasi Tekanan dan Waktu.
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Antar Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Antar
Universitas : “Sains dan Teknologi“.Hal 107-114. Universitas : “Sains dan Teknologi“.Hal 107-114.
19 2008 Rosmana D, Piliang WG, Setiyono A dan Budijanto 19 2008 Rosmana D, Piliang WG, Setiyono A dan Budijanto
S. 2008. Minyak Ikan Lemuru dan Suplementasi S. 2008. Minyak Ikan Lemuru dan Suplementasi
Vitamin E dalam Ransum Ayam Broiler sebagai Vitamin E dalam Ransum Ayam Broiler sebagai
Imunomodulator. Animal Product, 10 (2): 110-116 Imunomodulator. Animal Product, 10 (2): 110-116
20 2009 Handayani D, Bantacut T, Munandar JM dan 20 2009 Handayani D, Bantacut T, Munandar JM dan
Budijanto S. 2009. Simulasi Kebijakan Daya Saing Budijanto S. 2009. Simulasi Kebijakan Daya Saing
Kedelai Lokal pada Pasar Domestik. J Teknol Ind Kedelai Lokal pada Pasar Domestik. J Teknol Ind
Pertanian, 19(1): 7-15. Pertanian, 19(1): 7-15.
21 2009 Budijanto, S. 2009. Dukungan Iptek Bahan 21 2009 Budijanto, S. 2009. Dukungan Iptek Bahan
Pangan Pada Pengembangan Tepung Lokal. Majalah Pangan Pada Pengembangan Tepung Lokal. Majalah
Pangan, 54(XVII): 55-67. Pangan, 54(XVII): 55-67.
22 2009 Zuraida, R. Hasbullah, Sukarno, Budijanto S, 22 2009 Zuraida, R. Hasbullah, Sukarno, Budijanto S,
Prabawati S dan Setiadjit. 2009. Aktivitas Antibakteri Prabawati S dan Setiadjit. 2009. Aktivitas Antibakteri
Asap Cair Dan Daya Awetnya Terhadap Bakso Ikan. J Asap Cair Dan Daya Awetnya Terhadap Bakso Ikan. J
llmu Pertanian Indonesia, 14 (1): 41-49 llmu Pertanian Indonesia, 14 (1): 41-49
23 2009 Budijanto S., 2009. インドネシア の 食肉 to 23 2009 Budijanto S., 2009. インドネシア の 食肉 to
食肉 製品. 食肉の科学, 50(2) 221-225. 食肉 製品. 食肉の科学, 50(2) 221-225.

| 55 | | 55 |

No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah


17 2008 Budijanto S, Hasbullah R, Prabawati S, Setiadjit, 17 2008 Budijanto S, Hasbullah R, Prabawati S, Setiadjit,
Sukarno, dan Zuraida I. 2008. Kajian Keamanan Sukarno, dan Zuraida I. 2008. Kajian Keamanan
Asap Cair Tempurung Kelapa untuk Produk Pangan. Asap Cair Tempurung Kelapa untuk Produk Pangan.
J Pascapanen, 5(1): 32-40. J Pascapanen, 5(1): 32-40.
18 2008 Indarti E, Arpi N, Elhusna N, dan Budijanto S. 18 2008 Indarti E, Arpi N, Elhusna N, dan Budijanto S.
2008. Optimasi Perolehan Lemak Kakao secara 2008. Optimasi Perolehan Lemak Kakao secara
Pengepresan Dengan Variasi Tekanan dan Waktu. Pengepresan Dengan Variasi Tekanan dan Waktu.
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Antar Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Antar
Universitas : “Sains dan Teknologi“.Hal 107-114. Universitas : “Sains dan Teknologi“.Hal 107-114.
19 2008 Rosmana D, Piliang WG, Setiyono A dan Budijanto 19 2008 Rosmana D, Piliang WG, Setiyono A dan Budijanto
S. 2008. Minyak Ikan Lemuru dan Suplementasi S. 2008. Minyak Ikan Lemuru dan Suplementasi
Vitamin E dalam Ransum Ayam Broiler sebagai Vitamin E dalam Ransum Ayam Broiler sebagai
Imunomodulator. Animal Product, 10 (2): 110-116 Imunomodulator. Animal Product, 10 (2): 110-116
20 2009 Handayani D, Bantacut T, Munandar JM dan 20 2009 Handayani D, Bantacut T, Munandar JM dan
Budijanto S. 2009. Simulasi Kebijakan Daya Saing Budijanto S. 2009. Simulasi Kebijakan Daya Saing
Kedelai Lokal pada Pasar Domestik. J Teknol Ind Kedelai Lokal pada Pasar Domestik. J Teknol Ind
Pertanian, 19(1): 7-15. Pertanian, 19(1): 7-15.
21 2009 Budijanto, S. 2009. Dukungan Iptek Bahan 21 2009 Budijanto, S. 2009. Dukungan Iptek Bahan
Pangan Pada Pengembangan Tepung Lokal. Majalah Pangan Pada Pengembangan Tepung Lokal. Majalah
Pangan, 54(XVII): 55-67. Pangan, 54(XVII): 55-67.
22 2009 Zuraida, R. Hasbullah, Sukarno, Budijanto S, 22 2009 Zuraida, R. Hasbullah, Sukarno, Budijanto S,
Prabawati S dan Setiadjit. 2009. Aktivitas Antibakteri Prabawati S dan Setiadjit. 2009. Aktivitas Antibakteri
Asap Cair Dan Daya Awetnya Terhadap Bakso Ikan. J Asap Cair Dan Daya Awetnya Terhadap Bakso Ikan. J
llmu Pertanian Indonesia, 14 (1): 41-49 llmu Pertanian Indonesia, 14 (1): 41-49
23 2009 Budijanto S., 2009. インドネシア の 食肉 to 23 2009 Budijanto S., 2009. インドネシア の 食肉 to
食肉 製品. 食肉の科学, 50(2) 221-225. 食肉 製品. 食肉の科学, 50(2) 221-225.

| 55 | | 55 |
No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah
24 2010 Budijanto S, Sitanggang AB, Silalahi BE, dan 24 2010 Budijanto S, Sitanggang AB, Silalahi BE, dan
Murdiati W. 2010. Penentuan Umur Simpan Murdiati W. 2010. Penentuan Umur Simpan
Seasoning Menggunakan Metode Accelerated Shelf-life Seasoning Menggunakan Metode Accelerated Shelf-life
Testing (ASLT) dengan Pendekatan Kadar Air Kritis. Testing (ASLT) dengan Pendekatan Kadar Air Kritis.
J Teknol Pertanian, 11(2); 71-77. J Teknol Pertanian, 11(2); 71-77.
25 2010 Budijanto S, Sitanggang AB, dan Kartika YD. 25 2010 Budijanto S, Sitanggang AB, dan Kartika YD.
2010. Penentuan Umur Simpan Tortilla Dengan 2010. Penentuan Umur Simpan Tortilla Dengan
Metode Akselerasi Berdasarkan Kadar Air Kritis Metode Akselerasi Berdasarkan Kadar Air Kritis
Serta Pemodelan Ketepatan Sorpsi Isotherminya. J Serta Pemodelan Ketepatan Sorpsi Isotherminya. J
Teknol dan Ind Pangan, 21(2): 165-170. Teknol dan Ind Pangan, 21(2): 165-170.
26 2002 Soepitojo S, Hariyadi, P dan Budijanto S. 2002. 26 2002 Soepitojo S, Hariyadi, P dan Budijanto S. 2002.
Produksi Monoasilgliserol dari Minyak Ikan Tuna Produksi Monoasilgliserol dari Minyak Ikan Tuna
Secara Alkoholisis Enzimatik Dalam Reaktor Secara Alkoholisis Enzimatik Dalam Reaktor
Kontinyu. Prosiding Seminar Nasional PATPI. Kontinyu. Prosiding Seminar Nasional PATPI.
Yogajakarta. Hal 1675-1685. Yogajakarta. Hal 1675-1685.
27 2011 Zuraida I, Sukarno and Budijanto S. 2011. 27 2011 Zuraida I, Sukarno and Budijanto S. 2011.
Antibacterial activity of coconut shell liquid smoke Antibacterial activity of coconut shell liquid smoke
(CS-LS) and its application on fish ball preservation. (CS-LS) and its application on fish ball preservation.
Int Food Res J, 18: 405-410 Int Food Res J, 18: 405-410
28 2011 Budijanto S dan Sitanggang AB. 2011. Produktivitas 28 2011 Budijanto S dan Sitanggang AB. 2011. Produktivitas
dan proses penggilingan padi terkait dengan dan proses penggilingan padi terkait dengan
pengendalian faktor mutu berasnya. Majalah Pangan, pengendalian faktor mutu berasnya. Majalah Pangan,
20 (2):1-12. 20 (2):1-12.
29 2011 Budijanto S, Sitanggang AB dan Murdiati W. 29 2011 Budijanto S, Sitanggang AB dan Murdiati W.
2011. Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimia Dan 2011. Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimia Dan
Fungsional Isolat Protein Biji Kecipir (Psophocarpus Fungsional Isolat Protein Biji Kecipir (Psophocarpus
Tetragonolobus L.). J Teknol dan Ind Pangan, 22 Tetragonolobus L.). J Teknol dan Ind Pangan, 22
( 2): 130-136. ( 2): 130-136.

| 56 | | 56 |

No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah


24 2010 Budijanto S, Sitanggang AB, Silalahi BE, dan 24 2010 Budijanto S, Sitanggang AB, Silalahi BE, dan
Murdiati W. 2010. Penentuan Umur Simpan Murdiati W. 2010. Penentuan Umur Simpan
Seasoning Menggunakan Metode Accelerated Shelf-life Seasoning Menggunakan Metode Accelerated Shelf-life
Testing (ASLT) dengan Pendekatan Kadar Air Kritis. Testing (ASLT) dengan Pendekatan Kadar Air Kritis.
J Teknol Pertanian, 11(2); 71-77. J Teknol Pertanian, 11(2); 71-77.
25 2010 Budijanto S, Sitanggang AB, dan Kartika YD. 25 2010 Budijanto S, Sitanggang AB, dan Kartika YD.
2010. Penentuan Umur Simpan Tortilla Dengan 2010. Penentuan Umur Simpan Tortilla Dengan
Metode Akselerasi Berdasarkan Kadar Air Kritis Metode Akselerasi Berdasarkan Kadar Air Kritis
Serta Pemodelan Ketepatan Sorpsi Isotherminya. J Serta Pemodelan Ketepatan Sorpsi Isotherminya. J
Teknol dan Ind Pangan, 21(2): 165-170. Teknol dan Ind Pangan, 21(2): 165-170.
26 2002 Soepitojo S, Hariyadi, P dan Budijanto S. 2002. 26 2002 Soepitojo S, Hariyadi, P dan Budijanto S. 2002.
Produksi Monoasilgliserol dari Minyak Ikan Tuna Produksi Monoasilgliserol dari Minyak Ikan Tuna
Secara Alkoholisis Enzimatik Dalam Reaktor Secara Alkoholisis Enzimatik Dalam Reaktor
Kontinyu. Prosiding Seminar Nasional PATPI. Kontinyu. Prosiding Seminar Nasional PATPI.
Yogajakarta. Hal 1675-1685. Yogajakarta. Hal 1675-1685.
27 2011 Zuraida I, Sukarno and Budijanto S. 2011. 27 2011 Zuraida I, Sukarno and Budijanto S. 2011.
Antibacterial activity of coconut shell liquid smoke Antibacterial activity of coconut shell liquid smoke
(CS-LS) and its application on fish ball preservation. (CS-LS) and its application on fish ball preservation.
Int Food Res J, 18: 405-410 Int Food Res J, 18: 405-410
28 2011 Budijanto S dan Sitanggang AB. 2011. Produktivitas 28 2011 Budijanto S dan Sitanggang AB. 2011. Produktivitas
dan proses penggilingan padi terkait dengan dan proses penggilingan padi terkait dengan
pengendalian faktor mutu berasnya. Majalah Pangan, pengendalian faktor mutu berasnya. Majalah Pangan,
20 (2):1-12. 20 (2):1-12.
29 2011 Budijanto S, Sitanggang AB dan Murdiati W. 29 2011 Budijanto S, Sitanggang AB dan Murdiati W.
2011. Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimia Dan 2011. Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimia Dan
Fungsional Isolat Protein Biji Kecipir (Psophocarpus Fungsional Isolat Protein Biji Kecipir (Psophocarpus
Tetragonolobus L.). J Teknol dan Ind Pangan, 22 Tetragonolobus L.). J Teknol dan Ind Pangan, 22
( 2): 130-136. ( 2): 130-136.

| 56 | | 56 |
No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah
30 2011 Budijanto, S. 2011. Rusnas Sebagai Akselerator 30 2011 Budijanto, S. 2011. Rusnas Sebagai Akselerator
Penganekaragaman Pangan Pokok. Prosiding Seri Penganekaragaman Pangan Pokok. Prosiding Seri
Seminar Pemantapan Roadmap Penganekaragaman Seminar Pemantapan Roadmap Penganekaragaman
Pangan Indonesia. Pangan Indonesia.
31 2011 Wulandari N, Muchtadi TR, Budijanto S dan 31 2011 Wulandari N, Muchtadi TR, Budijanto S dan
Sugiyono. 2011. Sifat Fisik Minyak Sawit Kasar Dan Sugiyono. 2011. Sifat Fisik Minyak Sawit Kasar Dan
Korelasinya Dengan Atribut Mutu. J Teknol dan Ind Korelasinya Dengan Atribut Mutu. J Teknol dan Ind
Pangan, 22 (2): 177-183. Pangan, 22 (2): 177-183.
32 2011 Budijanto S, Sujiprihati S, Rizkyah D dan Prabawati 32 2011 Budijanto S, Sujiprihati S, Rizkyah D dan Prabawati
S. 2011. Aplikasi Asap Cair dan Gel Lidah Buaya S. 2011. Aplikasi Asap Cair dan Gel Lidah Buaya
(Aloe vera L.) untuk Memperpanjang Masa Simpan (Aloe vera L.) untuk Memperpanjang Masa Simpan
Buah Pepaya. J Pascapanen, 8(1): 11-18. Buah Pepaya. J Pascapanen, 8(1): 11-18.
33 2012 Budijanto, S., dan Yulianti. 2012. Studi persiapan 33 2012 Budijanto, S., dan Yulianti. 2012. Studi persiapan
tepung sorgum dan aplikasinya pada pembuatan tepung sorgum dan aplikasinya pada pembuatan
beras analog. J Teknol Pertanian, 13 (3):177-186. beras analog. J Teknol Pertanian, 13 (3):177-186.
34 2012 Budijanto S, Sitanggang AB, Wiranti H, 34 2012 Budijanto S, Sitanggang AB, Wiranti H,
Koesbiantoro B. 2012. Pengembangan Teknologi Koesbiantoro B. 2012. Pengembangan Teknologi
Sereal Sarapan bekatul dengan Menggunakan Twin Sereal Sarapan bekatul dengan Menggunakan Twin
Screw Extruder. J Pascapanen, 9 (2): 63-60. Screw Extruder. J Pascapanen, 9 (2): 63-60.
35 2013 Budi FS, Hariyadi P, Budijanto S dan Syah D. 35 2013 Budi FS, Hariyadi P, Budijanto S dan Syah D.
2013. Teknologi Proses Ekstrusi untuk Membuat Beras 2013. Teknologi Proses Ekstrusi untuk Membuat Beras
Analog. Majalah Pangan, 22 (3): 263-274. Analog. Majalah Pangan, 22 (3): 263-274.
36 2013 Noviasari S, Kusnandar F, dan Budijanto S. 2013. 36 2013 Noviasari S, Kusnandar F, dan Budijanto S. 2013.
Pengembangan Beras Analog Dengan Memanfaatkan Pengembangan Beras Analog Dengan Memanfaatkan
Jagung Putih. J Teknol dan Ind Pangan, 24 (2): Jagung Putih. J Teknol dan Ind Pangan, 24 (2):
194-200. 194-200.

| 57 | | 57 |

No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah


30 2011 Budijanto, S. 2011. Rusnas Sebagai Akselerator 30 2011 Budijanto, S. 2011. Rusnas Sebagai Akselerator
Penganekaragaman Pangan Pokok. Prosiding Seri Penganekaragaman Pangan Pokok. Prosiding Seri
Seminar Pemantapan Roadmap Penganekaragaman Seminar Pemantapan Roadmap Penganekaragaman
Pangan Indonesia. Pangan Indonesia.
31 2011 Wulandari N, Muchtadi TR, Budijanto S dan 31 2011 Wulandari N, Muchtadi TR, Budijanto S dan
Sugiyono. 2011. Sifat Fisik Minyak Sawit Kasar Dan Sugiyono. 2011. Sifat Fisik Minyak Sawit Kasar Dan
Korelasinya Dengan Atribut Mutu. J Teknol dan Ind Korelasinya Dengan Atribut Mutu. J Teknol dan Ind
Pangan, 22 (2): 177-183. Pangan, 22 (2): 177-183.
32 2011 Budijanto S, Sujiprihati S, Rizkyah D dan Prabawati 32 2011 Budijanto S, Sujiprihati S, Rizkyah D dan Prabawati
S. 2011. Aplikasi Asap Cair dan Gel Lidah Buaya S. 2011. Aplikasi Asap Cair dan Gel Lidah Buaya
(Aloe vera L.) untuk Memperpanjang Masa Simpan (Aloe vera L.) untuk Memperpanjang Masa Simpan
Buah Pepaya. J Pascapanen, 8(1): 11-18. Buah Pepaya. J Pascapanen, 8(1): 11-18.
33 2012 Budijanto, S., dan Yulianti. 2012. Studi persiapan 33 2012 Budijanto, S., dan Yulianti. 2012. Studi persiapan
tepung sorgum dan aplikasinya pada pembuatan tepung sorgum dan aplikasinya pada pembuatan
beras analog. J Teknol Pertanian, 13 (3):177-186. beras analog. J Teknol Pertanian, 13 (3):177-186.
34 2012 Budijanto S, Sitanggang AB, Wiranti H, 34 2012 Budijanto S, Sitanggang AB, Wiranti H,
Koesbiantoro B. 2012. Pengembangan Teknologi Koesbiantoro B. 2012. Pengembangan Teknologi
Sereal Sarapan bekatul dengan Menggunakan Twin Sereal Sarapan bekatul dengan Menggunakan Twin
Screw Extruder. J Pascapanen, 9 (2): 63-60. Screw Extruder. J Pascapanen, 9 (2): 63-60.
35 2013 Budi FS, Hariyadi P, Budijanto S dan Syah D. 35 2013 Budi FS, Hariyadi P, Budijanto S dan Syah D.
2013. Teknologi Proses Ekstrusi untuk Membuat Beras 2013. Teknologi Proses Ekstrusi untuk Membuat Beras
Analog. Majalah Pangan, 22 (3): 263-274. Analog. Majalah Pangan, 22 (3): 263-274.
36 2013 Noviasari S, Kusnandar F, dan Budijanto S. 2013. 36 2013 Noviasari S, Kusnandar F, dan Budijanto S. 2013.
Pengembangan Beras Analog Dengan Memanfaatkan Pengembangan Beras Analog Dengan Memanfaatkan
Jagung Putih. J Teknol dan Ind Pangan, 24 (2): Jagung Putih. J Teknol dan Ind Pangan, 24 (2):
194-200. 194-200.

| 57 | | 57 |
No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah
37 2013 Indarti E, Arpi N dan Budijanto S. 2013. Kajian 37 2013 Indarti E, Arpi N dan Budijanto S. 2013. Kajian
Pembuatan Cokelat Batang dengan Metode Tepering Pembuatan Cokelat Batang dengan Metode Tepering
dan Tanpa Tempering. J Teknol dan Ind Pertanian, dan Tanpa Tempering. J Teknol dan Ind Pertanian,
5(1); 1-6. 5(1); 1-6.
38 2013 Budijanto S. 2013. Pangan Lokal Untuk Ketahanan 38 2013 Budijanto S. 2013. Pangan Lokal Untuk Ketahanan
Pangan Nasional. Majalah Beranda, 1: 31-36. Pangan Nasional. Majalah Beranda, 1: 31-36.
39 2013 Budijanto S, Hulliandini F, Purnomo EH dan 39 2013 Budijanto S, Hulliandini F, Purnomo EH dan
Kharisma T. 2013. Formulation and Characterization Kharisma T. 2013. Formulation and Characterization
of Anlogue Rice made of sweet potato (ipomoea batatas), of Anlogue Rice made of sweet potato (ipomoea batatas),
sago starch (metroxylon sp) and Hydrocolloid gelling sago starch (metroxylon sp) and Hydrocolloid gelling
agent. Proc of the 20th Tri-University International agent. Proc of the 20th Tri-University International
Joint Seminar and Symposium. Tsu Japan. Joint Seminar and Symposium. Tsu Japan.
40 2013 Yuliana ND, Budijanto S, Verpoorte R and Choi 40 2013 Yuliana ND, Budijanto S, Verpoorte R and Choi
YH. 2103. NMR metabolomics for identification YH. 2103. NMR metabolomics for identification
of adenosine A1 receptor binding compounds of adenosine A1 receptor binding compounds
from Boesenbergia rotunda rhizomes extract. J of from Boesenbergia rotunda rhizomes extract. J of
Ethnopharma, 150 (1): 95-99 Ethnopharma, 150 (1): 95-99
41 2014 Yulian ND, Rosa D, Budijanto S, Verpoorte R 41 2014 Yulian ND, Rosa D, Budijanto S, Verpoorte R
and Choi, YH 2014. Identification of adenosine and Choi, YH 2014. Identification of adenosine
A1 receptor ligands from Morus alba L. stem bark A1 receptor ligands from Morus alba L. stem bark
by NMR metabolomics approach. Accepted in Int by NMR metabolomics approach. Accepted in Int
Food Res J Food Res J
42 2014 Kurniawati M, Yuliana ND, and Budijanto S. 42 2014 Kurniawati M, Yuliana ND, and Budijanto S.
2014. The effect of single screw conveyor stabilization 2014. The effect of single screw conveyor stabilization
on free fatty acids, α-tocoferol, and γ- oryzanol content on free fatty acids, α-tocoferol, and γ- oryzanol content
of rice bran. Accepted in Inter Food Res J. of rice bran. Accepted in Inter Food Res J.

| 58 | | 58 |

No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah


37 2013 Indarti E, Arpi N dan Budijanto S. 2013. Kajian 37 2013 Indarti E, Arpi N dan Budijanto S. 2013. Kajian
Pembuatan Cokelat Batang dengan Metode Tepering Pembuatan Cokelat Batang dengan Metode Tepering
dan Tanpa Tempering. J Teknol dan Ind Pertanian, dan Tanpa Tempering. J Teknol dan Ind Pertanian,
5(1); 1-6. 5(1); 1-6.
38 2013 Budijanto S. 2013. Pangan Lokal Untuk Ketahanan 38 2013 Budijanto S. 2013. Pangan Lokal Untuk Ketahanan
Pangan Nasional. Majalah Beranda, 1: 31-36. Pangan Nasional. Majalah Beranda, 1: 31-36.
39 2013 Budijanto S, Hulliandini F, Purnomo EH dan 39 2013 Budijanto S, Hulliandini F, Purnomo EH dan
Kharisma T. 2013. Formulation and Characterization Kharisma T. 2013. Formulation and Characterization
of Anlogue Rice made of sweet potato (ipomoea batatas), of Anlogue Rice made of sweet potato (ipomoea batatas),
sago starch (metroxylon sp) and Hydrocolloid gelling sago starch (metroxylon sp) and Hydrocolloid gelling
agent. Proc of the 20th Tri-University International agent. Proc of the 20th Tri-University International
Joint Seminar and Symposium. Tsu Japan. Joint Seminar and Symposium. Tsu Japan.
40 2013 Yuliana ND, Budijanto S, Verpoorte R and Choi 40 2013 Yuliana ND, Budijanto S, Verpoorte R and Choi
YH. 2103. NMR metabolomics for identification YH. 2103. NMR metabolomics for identification
of adenosine A1 receptor binding compounds of adenosine A1 receptor binding compounds
from Boesenbergia rotunda rhizomes extract. J of from Boesenbergia rotunda rhizomes extract. J of
Ethnopharma, 150 (1): 95-99 Ethnopharma, 150 (1): 95-99
41 2014 Yulian ND, Rosa D, Budijanto S, Verpoorte R 41 2014 Yulian ND, Rosa D, Budijanto S, Verpoorte R
and Choi, YH 2014. Identification of adenosine and Choi, YH 2014. Identification of adenosine
A1 receptor ligands from Morus alba L. stem bark A1 receptor ligands from Morus alba L. stem bark
by NMR metabolomics approach. Accepted in Int by NMR metabolomics approach. Accepted in Int
Food Res J Food Res J
42 2014 Kurniawati M, Yuliana ND, and Budijanto S. 42 2014 Kurniawati M, Yuliana ND, and Budijanto S.
2014. The effect of single screw conveyor stabilization 2014. The effect of single screw conveyor stabilization
on free fatty acids, α-tocoferol, and γ- oryzanol content on free fatty acids, α-tocoferol, and γ- oryzanol content
of rice bran. Accepted in Inter Food Res J. of rice bran. Accepted in Inter Food Res J.

| 58 | | 58 |
No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah
43 2014 Kharisma T, Yuliana ND and Budijanto S. 2014. 43 2014 Kharisma T, Yuliana ND and Budijanto S. 2014.
The Effect of Coconut Pulp (Cocos nucifera L.) Addition The Effect of Coconut Pulp (Cocos nucifera L.) Addition
to Cassava based Analogue Rice Characteristics. to Cassava based Analogue Rice Characteristics.
Submitted to Kasetsart J of Nat Sci. Submitted to Kasetsart J of Nat Sci.
44 2014 Kusumawaty I, Fardiaz D, Andarwulan N, Widowati 44 2014 Kusumawaty I, Fardiaz D, Andarwulan N, Widowati
S dan Budijanto S. 2013. Stabilisasi Bekatul Dengan S dan Budijanto S. 2013. Stabilisasi Bekatul Dengan
Ekstrusi Ulir Ganda Menggunakan Response Surface Ekstrusi Ulir Ganda Menggunakan Response Surface
Methodology. J Pascapanen, 10(1): 27-37. Methodology. J Pascapanen, 10(1): 27-37.

X. Penulisan Buku X. Penulisan Buku

No Tahun Buku No Tahun Buku


1 1989 Apriyantono, A., D. Fardiaz, N.L Puspitasari, 1 1989 Apriyantono, A., D. Fardiaz, N.L Puspitasari,
Sedarnawati dan S. Budijanto. 1989. Analisis Sedarnawati dan S. Budijanto. 1989. Analisis
Pangan. PAU Pangan dan Gizi, IPB. Pangan. PAU Pangan dan Gizi, IPB.
2 2013 Muaris H., dan S. Budijanto. 2013. Beras Analog. 2 2013 Muaris H., dan S. Budijanto. 2013. Beras Analog.
Gramedia. Jakarta. Gramedia. Jakarta.
3 2001 Sutrisno, Tajudin Bantacut. Anas M. Fauzi, 3 2001 Sutrisno, Tajudin Bantacut. Anas M. Fauzi,
Herry Suhardiyanto, Purwiyatno Hariyadi, Herry Suhardiyanto, Purwiyatno Hariyadi,
Slamet Budijanto, Mat Syukur. 2001. Kajian Slamet Budijanto, Mat Syukur. 2001. Kajian
Pengembangan Ekonomi Lokal Dalam Upaya Pengembangan Ekonomi Lokal Dalam Upaya
Meningkatkan Aktivitas Usaha Kecil Menengah Meningkatkan Aktivitas Usaha Kecil Menengah
dan Koperasi Berorientasi Ekspor (Klaster Komoditi dan Koperasi Berorientasi Ekspor (Klaster Komoditi
Kopi, Klaster Komoditi Hasil Laut, dan Klaster Kopi, Klaster Komoditi Hasil Laut, dan Klaster
Komoditi Serat Rami) Komoditi Serat Rami)

| 59 | | 59 |

No Tahun Artikel Ilmiah No Tahun Artikel Ilmiah


43 2014 Kharisma T, Yuliana ND and Budijanto S. 2014. 43 2014 Kharisma T, Yuliana ND and Budijanto S. 2014.
The Effect of Coconut Pulp (Cocos nucifera L.) Addition The Effect of Coconut Pulp (Cocos nucifera L.) Addition
to Cassava based Analogue Rice Characteristics. to Cassava based Analogue Rice Characteristics.
Submitted to Kasetsart J of Nat Sci. Submitted to Kasetsart J of Nat Sci.
44 2014 Kusumawaty I, Fardiaz D, Andarwulan N, Widowati 44 2014 Kusumawaty I, Fardiaz D, Andarwulan N, Widowati
S dan Budijanto S. 2013. Stabilisasi Bekatul Dengan S dan Budijanto S. 2013. Stabilisasi Bekatul Dengan
Ekstrusi Ulir Ganda Menggunakan Response Surface Ekstrusi Ulir Ganda Menggunakan Response Surface
Methodology. J Pascapanen, 10(1): 27-37. Methodology. J Pascapanen, 10(1): 27-37.

X. Penulisan Buku X. Penulisan Buku

No Tahun Buku No Tahun Buku


1 1989 Apriyantono, A., D. Fardiaz, N.L Puspitasari, 1 1989 Apriyantono, A., D. Fardiaz, N.L Puspitasari,
Sedarnawati dan S. Budijanto. 1989. Analisis Sedarnawati dan S. Budijanto. 1989. Analisis
Pangan. PAU Pangan dan Gizi, IPB. Pangan. PAU Pangan dan Gizi, IPB.
2 2013 Muaris H., dan S. Budijanto. 2013. Beras Analog. 2 2013 Muaris H., dan S. Budijanto. 2013. Beras Analog.
Gramedia. Jakarta. Gramedia. Jakarta.
3 2001 Sutrisno, Tajudin Bantacut. Anas M. Fauzi, 3 2001 Sutrisno, Tajudin Bantacut. Anas M. Fauzi,
Herry Suhardiyanto, Purwiyatno Hariyadi, Herry Suhardiyanto, Purwiyatno Hariyadi,
Slamet Budijanto, Mat Syukur. 2001. Kajian Slamet Budijanto, Mat Syukur. 2001. Kajian
Pengembangan Ekonomi Lokal Dalam Upaya Pengembangan Ekonomi Lokal Dalam Upaya
Meningkatkan Aktivitas Usaha Kecil Menengah Meningkatkan Aktivitas Usaha Kecil Menengah
dan Koperasi Berorientasi Ekspor (Klaster Komoditi dan Koperasi Berorientasi Ekspor (Klaster Komoditi
Kopi, Klaster Komoditi Hasil Laut, dan Klaster Kopi, Klaster Komoditi Hasil Laut, dan Klaster
Komoditi Serat Rami) Komoditi Serat Rami)

| 59 | | 59 |
No Tahun Buku No Tahun Buku
4 2003 Tajuddin Bantacut, Anas Miftah Fauzi, Slamet 4 2003 Tajuddin Bantacut, Anas Miftah Fauzi, Slamet
Budijanto. 2003. Studi Kaji Tindak Bantuan Budijanto. 2003. Studi Kaji Tindak Bantuan
Pada Usaha Mikro dan Usaha Kecil Agroindustri. Pada Usaha Mikro dan Usaha Kecil Agroindustri.
Bunga Rampai Lembaga Keuangan Mikro Business Bunga Rampai Lembaga Keuangan Mikro Business
Innovation Center of Indonesia Bekerjasama Innovation Center of Indonesia Bekerjasama
dengan Kantor Kementerian Koperasi dan Usaha dengan Kantor Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah. Bogor. Kecil Menengah. Bogor.
5 2000 Sutrisno, Mat Syukur, Slamet Budijanto. 2000. 5 2000 Sutrisno, Mat Syukur, Slamet Budijanto. 2000.
Pola Kemitraan Partisipatif. Bunga Rampai Pola Kemitraan Partisipatif. Bunga Rampai
Kemitraan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal. Kemitraan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal.
Yayasan Mitra Pembangunan Desa-Kota dan Yayasan Mitra Pembangunan Desa-Kota dan
Business Innovation Nenter of Indonesia. Jakarta. Business Innovation Nenter of Indonesia. Jakarta.
Hal 119-126. Hal 119-126.

XI. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral XI. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral
Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun
Terakhir Terakhir
No Tahun Penyampaian Makalah Secara Oral No Tahun Penyampaian Makalah Secara Oral
1 2008 Optimasi Perolehan Lemak Kakao secara 1 2008 Optimasi Perolehan Lemak Kakao secara
Pengepresan Dengan Variasi Tekanan dan Waktu. Pengepresan Dengan Variasi Tekanan dan Waktu.
Seminar Nasional Hasil Penelitian Antar Universitas Seminar Nasional Hasil Penelitian Antar Universitas
: “Sains dan Teknologi“Universutas Syah Kuala : “Sains dan Teknologi“Universutas Syah Kuala
Banda Aceh. 2008. Banda Aceh. 2008.
2 2010 Cooking Oil for Food Services Kajian Kemaanan 2 2010 Cooking Oil for Food Services Kajian Kemaanan
Pangan dan Kesehatan. Seminar Safety of Food Pangan dan Kesehatan. Seminar Safety of Food
Services. Jakarta. 2010 Services. Jakarta. 2010

| 60 | | 60 |

No Tahun Buku No Tahun Buku


4 2003 Tajuddin Bantacut, Anas Miftah Fauzi, Slamet 4 2003 Tajuddin Bantacut, Anas Miftah Fauzi, Slamet
Budijanto. 2003. Studi Kaji Tindak Bantuan Budijanto. 2003. Studi Kaji Tindak Bantuan
Pada Usaha Mikro dan Usaha Kecil Agroindustri. Pada Usaha Mikro dan Usaha Kecil Agroindustri.
Bunga Rampai Lembaga Keuangan Mikro Business Bunga Rampai Lembaga Keuangan Mikro Business
Innovation Center of Indonesia Bekerjasama Innovation Center of Indonesia Bekerjasama
dengan Kantor Kementerian Koperasi dan Usaha dengan Kantor Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah. Bogor. Kecil Menengah. Bogor.
5 2000 Sutrisno, Mat Syukur, Slamet Budijanto. 2000. 5 2000 Sutrisno, Mat Syukur, Slamet Budijanto. 2000.
Pola Kemitraan Partisipatif. Bunga Rampai Pola Kemitraan Partisipatif. Bunga Rampai
Kemitraan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal. Kemitraan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal.
Yayasan Mitra Pembangunan Desa-Kota dan Yayasan Mitra Pembangunan Desa-Kota dan
Business Innovation Nenter of Indonesia. Jakarta. Business Innovation Nenter of Indonesia. Jakarta.
Hal 119-126. Hal 119-126.

XI. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral XI. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral
Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun
Terakhir Terakhir
No Tahun Penyampaian Makalah Secara Oral No Tahun Penyampaian Makalah Secara Oral
1 2008 Optimasi Perolehan Lemak Kakao secara 1 2008 Optimasi Perolehan Lemak Kakao secara
Pengepresan Dengan Variasi Tekanan dan Waktu. Pengepresan Dengan Variasi Tekanan dan Waktu.
Seminar Nasional Hasil Penelitian Antar Universitas Seminar Nasional Hasil Penelitian Antar Universitas
: “Sains dan Teknologi“Universutas Syah Kuala : “Sains dan Teknologi“Universutas Syah Kuala
Banda Aceh. 2008. Banda Aceh. 2008.
2 2010 Cooking Oil for Food Services Kajian Kemaanan 2 2010 Cooking Oil for Food Services Kajian Kemaanan
Pangan dan Kesehatan. Seminar Safety of Food Pangan dan Kesehatan. Seminar Safety of Food
Services. Jakarta. 2010 Services. Jakarta. 2010

| 60 | | 60 |
No Tahun Penyampaian Makalah Secara Oral No Tahun Penyampaian Makalah Secara Oral
3 2010 IbM Kelompok Usaha Mikro Kecil Mutiara Pangan 3 2010 IbM Kelompok Usaha Mikro Kecil Mutiara Pangan
Melalui Bantuan Rumah Kemasan di Leuwiliang. Melalui Bantuan Rumah Kemasan di Leuwiliang.
Laporan Hasil Penelitian. Seminar Hasil Penelitian Laporan Hasil Penelitian. Seminar Hasil Penelitian
IPB. IICC-Bogor 2010 IPB. IICC-Bogor 2010
4 2010 Inaktivasi Enzim Lipase Untuk Stabilisasi Bekatul 4 2010 Inaktivasi Enzim Lipase Untuk Stabilisasi Bekatul
(Maksimum FFA 5%) 4 Varietas Padi Sebagai (Maksimum FFA 5%) 4 Varietas Padi Sebagai
Bahan Ingredient Pangan Fungsional yang dapat Bahan Ingredient Pangan Fungsional yang dapat
Disimpan 6 bulan. Seminar Hasil Penelitian IPB. Disimpan 6 bulan. Seminar Hasil Penelitian IPB.
2010, IICC-Bogor. 2010, IICC-Bogor.
5 2010 Karakterisasi CPO untuk mendukung pengembangan 5 2010 Karakterisasi CPO untuk mendukung pengembangan
transportasi CPO MODA PIPA. Seminar Tahunan transportasi CPO MODA PIPA. Seminar Tahunan
MAKSI. 2010, IICC-Bogor. MAKSI. 2010, IICC-Bogor.
6 2011 Teknologi fortifikasi beras dengan menggunakan 6 2011 Teknologi fortifikasi beras dengan menggunakan
Ekstrusi Panas. Workhop fortifikasi beras. 2011, Ekstrusi Panas. Workhop fortifikasi beras. 2011,
Jakarta Jakarta
7 2012 Industri Hilir Pengolahan Rumput Laut. ATMI, 7 2012 Industri Hilir Pengolahan Rumput Laut. ATMI,
Solo. 2010. Teknologi Pengolahan Beras Analog. Solo. 2010. Teknologi Pengolahan Beras Analog.
Pengembangan Pangan Lokal Untuk Mendukung Pengembangan Pangan Lokal Untuk Mendukung
Pankin (Badan Ketahanan Pangan –Kementan). Pankin (Badan Ketahanan Pangan –Kementan).
2012, Cisarua Bogor 2012, Cisarua Bogor
8 2012 Formulation Sorghum Analogue Rice. International 8 2012 Formulation Sorghum Analogue Rice. International
Conference Future of Food Factors. 2012, Jakarta Conference Future of Food Factors. 2012, Jakarta
9 2012 Effect of Carbohydrate Sources to Rice Analogue 9 2012 Effect of Carbohydrate Sources to Rice Analogue
Acceptance. International Conference Future of Acceptance. International Conference Future of
Food Factors. 2012, Jakarta Food Factors. 2012, Jakarta
10 2012 Effect of Sorghum Varieties (Sorghum bicolor 10 2012 Effect of Sorghum Varieties (Sorghum bicolor
L. Moench) toward Consumer Acceptance on L. Moench) toward Consumer Acceptance on
Analogue Rice. International Conference Future of Analogue Rice. International Conference Future of
Food Factors. 2012, Jakarta Food Factors. 2012, Jakarta

| 61 | | 61 |

No Tahun Penyampaian Makalah Secara Oral No Tahun Penyampaian Makalah Secara Oral
3 2010 IbM Kelompok Usaha Mikro Kecil Mutiara Pangan 3 2010 IbM Kelompok Usaha Mikro Kecil Mutiara Pangan
Melalui Bantuan Rumah Kemasan di Leuwiliang. Melalui Bantuan Rumah Kemasan di Leuwiliang.
Laporan Hasil Penelitian. Seminar Hasil Penelitian Laporan Hasil Penelitian. Seminar Hasil Penelitian
IPB. IICC-Bogor 2010 IPB. IICC-Bogor 2010
4 2010 Inaktivasi Enzim Lipase Untuk Stabilisasi Bekatul 4 2010 Inaktivasi Enzim Lipase Untuk Stabilisasi Bekatul
(Maksimum FFA 5%) 4 Varietas Padi Sebagai (Maksimum FFA 5%) 4 Varietas Padi Sebagai
Bahan Ingredient Pangan Fungsional yang dapat Bahan Ingredient Pangan Fungsional yang dapat
Disimpan 6 bulan. Seminar Hasil Penelitian IPB. Disimpan 6 bulan. Seminar Hasil Penelitian IPB.
2010, IICC-Bogor. 2010, IICC-Bogor.
5 2010 Karakterisasi CPO untuk mendukung pengembangan 5 2010 Karakterisasi CPO untuk mendukung pengembangan
transportasi CPO MODA PIPA. Seminar Tahunan transportasi CPO MODA PIPA. Seminar Tahunan
MAKSI. 2010, IICC-Bogor. MAKSI. 2010, IICC-Bogor.
6 2011 Teknologi fortifikasi beras dengan menggunakan 6 2011 Teknologi fortifikasi beras dengan menggunakan
Ekstrusi Panas. Workhop fortifikasi beras. 2011, Ekstrusi Panas. Workhop fortifikasi beras. 2011,
Jakarta Jakarta
7 2012 Industri Hilir Pengolahan Rumput Laut. ATMI, 7 2012 Industri Hilir Pengolahan Rumput Laut. ATMI,
Solo. 2010. Teknologi Pengolahan Beras Analog. Solo. 2010. Teknologi Pengolahan Beras Analog.
Pengembangan Pangan Lokal Untuk Mendukung Pengembangan Pangan Lokal Untuk Mendukung
Pankin (Badan Ketahanan Pangan –Kementan). Pankin (Badan Ketahanan Pangan –Kementan).
2012, Cisarua Bogor 2012, Cisarua Bogor
8 2012 Formulation Sorghum Analogue Rice. International 8 2012 Formulation Sorghum Analogue Rice. International
Conference Future of Food Factors. 2012, Jakarta Conference Future of Food Factors. 2012, Jakarta
9 2012 Effect of Carbohydrate Sources to Rice Analogue 9 2012 Effect of Carbohydrate Sources to Rice Analogue
Acceptance. International Conference Future of Acceptance. International Conference Future of
Food Factors. 2012, Jakarta Food Factors. 2012, Jakarta
10 2012 Effect of Sorghum Varieties (Sorghum bicolor 10 2012 Effect of Sorghum Varieties (Sorghum bicolor
L. Moench) toward Consumer Acceptance on L. Moench) toward Consumer Acceptance on
Analogue Rice. International Conference Future of Analogue Rice. International Conference Future of
Food Factors. 2012, Jakarta Food Factors. 2012, Jakarta

| 61 | | 61 |
No Tahun Penyampaian Makalah Secara Oral No Tahun Penyampaian Makalah Secara Oral
11 2013 Stabilisasi Bekatul dengan Teknik Ekstrusi Tanpa 11 2013 Stabilisasi Bekatul dengan Teknik Ekstrusi Tanpa
Die untuk Menghasilkan Ingredien Pangan Die untuk Menghasilkan Ingredien Pangan
Fungsional. Seminar Nasional Nutrigenomika dan Fungsional. Seminar Nasional Nutrigenomika dan
Masa Depan Teknologi Pangan. 2013, Jakart. Masa Depan Teknologi Pangan. 2013, Jakart.
12 2013 Pemgembangan Beras Analog dengan Indeks 12 2013 Pemgembangan Beras Analog dengan Indeks
Glikemik Rendah. Seminar Nasional Nutrigenomika Glikemik Rendah. Seminar Nasional Nutrigenomika
dan Masa Depan Teknologi Pangan. 2013, Jakarta dan Masa Depan Teknologi Pangan. 2013, Jakarta
13 2013 Teknologi Pengolahan Beras Analog. Workshop 13 2013 Teknologi Pengolahan Beras Analog. Workshop
Apresiasi Pangan Lokal (Badan Ketahanan Pangan Apresiasi Pangan Lokal (Badan Ketahanan Pangan
–Kementan). 2013, Bandung –Kementan). 2013, Bandung
14 2013 Formulation and nutritional characterization 14 2013 Formulation and nutritional characterization
of artificial rice from Indonesian indigenous of artificial rice from Indonesian indigenous
carbohydrate sources. Asean Food Conference. carbohydrate sources. Asean Food Conference.
2013, Singapore 2013, Singapore
15 2013 The effect of rice bran stabilization by using single 15 2013 The effect of rice bran stabilization by using single
screw to the content of free fatty acids, α-tocoferol, screw to the content of free fatty acids, α-tocoferol,
and γ-oryzanol. Asean Food Conference. Singapore, and γ-oryzanol. Asean Food Conference. Singapore,
2013 2013

XII. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun XII. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun
Terakhir Terakhir
No Tahun Perolehan HKI No Tahun Perolehan HKI
1 2002 Produksi M-DAG dari TBS Off Grade dengan 1 2002 Produksi M-DAG dari TBS Off Grade dengan
Lipase in Situ. 2002. Granted. Lipase in Situ. 2002. Granted.
2 2005 Teknologi Pengolahan Mie Jagung. 2005. Granted 2 2005 Teknologi Pengolahan Mie Jagung. 2005. Granted
3 2005 Aplikasi Proses Thermal untuk pengolahan Asinan 3 2005 Aplikasi Proses Thermal untuk pengolahan Asinan
Bogor. 2005. Pemeriksaan. Bogor. 2005. Pemeriksaan.
4 2008 Penggunaan Albumin Untuk Peningkatan Cita 4 2008 Penggunaan Albumin Untuk Peningkatan Cita
Rasa Sari Buah Mete. 2008. Pemeriksaan Rasa Sari Buah Mete. 2008. Pemeriksaan
| 62 | | 62 |

No Tahun Penyampaian Makalah Secara Oral No Tahun Penyampaian Makalah Secara Oral
11 2013 Stabilisasi Bekatul dengan Teknik Ekstrusi Tanpa 11 2013 Stabilisasi Bekatul dengan Teknik Ekstrusi Tanpa
Die untuk Menghasilkan Ingredien Pangan Die untuk Menghasilkan Ingredien Pangan
Fungsional. Seminar Nasional Nutrigenomika dan Fungsional. Seminar Nasional Nutrigenomika dan
Masa Depan Teknologi Pangan. 2013, Jakart. Masa Depan Teknologi Pangan. 2013, Jakart.
12 2013 Pemgembangan Beras Analog dengan Indeks 12 2013 Pemgembangan Beras Analog dengan Indeks
Glikemik Rendah. Seminar Nasional Nutrigenomika Glikemik Rendah. Seminar Nasional Nutrigenomika
dan Masa Depan Teknologi Pangan. 2013, Jakarta dan Masa Depan Teknologi Pangan. 2013, Jakarta
13 2013 Teknologi Pengolahan Beras Analog. Workshop 13 2013 Teknologi Pengolahan Beras Analog. Workshop
Apresiasi Pangan Lokal (Badan Ketahanan Pangan Apresiasi Pangan Lokal (Badan Ketahanan Pangan
–Kementan). 2013, Bandung –Kementan). 2013, Bandung
14 2013 Formulation and nutritional characterization 14 2013 Formulation and nutritional characterization
of artificial rice from Indonesian indigenous of artificial rice from Indonesian indigenous
carbohydrate sources. Asean Food Conference. carbohydrate sources. Asean Food Conference.
2013, Singapore 2013, Singapore
15 2013 The effect of rice bran stabilization by using single 15 2013 The effect of rice bran stabilization by using single
screw to the content of free fatty acids, α-tocoferol, screw to the content of free fatty acids, α-tocoferol,
and γ-oryzanol. Asean Food Conference. Singapore, and γ-oryzanol. Asean Food Conference. Singapore,
2013 2013

XII. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun XII. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun
Terakhir Terakhir
No Tahun Perolehan HKI No Tahun Perolehan HKI
1 2002 Produksi M-DAG dari TBS Off Grade dengan 1 2002 Produksi M-DAG dari TBS Off Grade dengan
Lipase in Situ. 2002. Granted. Lipase in Situ. 2002. Granted.
2 2005 Teknologi Pengolahan Mie Jagung. 2005. Granted 2 2005 Teknologi Pengolahan Mie Jagung. 2005. Granted
3 2005 Aplikasi Proses Thermal untuk pengolahan Asinan 3 2005 Aplikasi Proses Thermal untuk pengolahan Asinan
Bogor. 2005. Pemeriksaan. Bogor. 2005. Pemeriksaan.
4 2008 Penggunaan Albumin Untuk Peningkatan Cita 4 2008 Penggunaan Albumin Untuk Peningkatan Cita
Rasa Sari Buah Mete. 2008. Pemeriksaan Rasa Sari Buah Mete. 2008. Pemeriksaan
| 62 | | 62 |
No Tahun Perolehan HKI No Tahun Perolehan HKI
5 2009 Gel Aloevera untuk Edible coating fresh cut fruit. 5 2009 Gel Aloevera untuk Edible coating fresh cut fruit.
2009. Pemeriksaan 2009. Pemeriksaan
6 2010 Formulasi dan Teknologi Tahu Instant. 2010. 6 2010 Formulasi dan Teknologi Tahu Instant. 2010.
Pemeriksaan Pemeriksaan
7 2012 Mesin penstabil bekatul. 2012. Pemeriksaan 7 2012 Mesin penstabil bekatul. 2012. Pemeriksaan
8 2012 Metode preparasi bera analog. 2012. Pemeriksaan 8 2012 Metode preparasi bera analog. 2012. Pemeriksaan
9 2013 Metode preparasi bera analog rendah indeks 9 2013 Metode preparasi bera analog rendah indeks
glisemik. 2013. Pemeriksaan glisemik. 2013. Pemeriksaan

XIII. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 XIII. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10
Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya atau institusi lainnya
No Tahun Penghargaan yang Pernah Diraih No Tahun Penghargaan yang Pernah Diraih
1 2009 Satyalancana Karya Satya 20 Th dari Presiden RI 1 2009 Satyalancana Karya Satya 20 Th dari Presiden RI
tahun 2009. tahun 2009.
2 2011 103 Inovasi Paling Prospektif dari Mentri Negara 2 2011 103 Inovasi Paling Prospektif dari Mentri Negara
Riset dan Teknologi tahun 2011. Riset dan Teknologi tahun 2011.
3 2011 104 Inovasi Paling Prospektif. Mentri Negara Riset 3 2011 104 Inovasi Paling Prospektif. Mentri Negara Riset
dan Teknologi. 2011. dan Teknologi. 2011.
4 2012 Rekor MURI Beras Non Padi dari MURI. 2012 4 2012 Rekor MURI Beras Non Padi dari MURI. 2012
5 2012 Rekor MURI makan nasi non padi dengan peserta 5 2012 Rekor MURI makan nasi non padi dengan peserta
terbanyak dari MURI 2012 terbanyak dari MURI 2012
6 2012 Pemenang Anugerah Inovasi Jawa Barat, Bidang 6 2012 Pemenang Anugerah Inovasi Jawa Barat, Bidang
Pangan kategori Kelompok dari Gubernur Jawa Pangan kategori Kelompok dari Gubernur Jawa
Barat 2012 Barat 2012
7 2013 Komersialisasi Teknologi dari Rektor IPB 2013. 7 2013 Komersialisasi Teknologi dari Rektor IPB 2013.

| 63 | | 63 |

No Tahun Perolehan HKI No Tahun Perolehan HKI


5 2009 Gel Aloevera untuk Edible coating fresh cut fruit. 5 2009 Gel Aloevera untuk Edible coating fresh cut fruit.
2009. Pemeriksaan 2009. Pemeriksaan
6 2010 Formulasi dan Teknologi Tahu Instant. 2010. 6 2010 Formulasi dan Teknologi Tahu Instant. 2010.
Pemeriksaan Pemeriksaan
7 2012 Mesin penstabil bekatul. 2012. Pemeriksaan 7 2012 Mesin penstabil bekatul. 2012. Pemeriksaan
8 2012 Metode preparasi bera analog. 2012. Pemeriksaan 8 2012 Metode preparasi bera analog. 2012. Pemeriksaan
9 2013 Metode preparasi bera analog rendah indeks 9 2013 Metode preparasi bera analog rendah indeks
glisemik. 2013. Pemeriksaan glisemik. 2013. Pemeriksaan

XIII. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 XIII. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10
Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya atau institusi lainnya
No Tahun Penghargaan yang Pernah Diraih No Tahun Penghargaan yang Pernah Diraih
1 2009 Satyalancana Karya Satya 20 Th dari Presiden RI 1 2009 Satyalancana Karya Satya 20 Th dari Presiden RI
tahun 2009. tahun 2009.
2 2011 103 Inovasi Paling Prospektif dari Mentri Negara 2 2011 103 Inovasi Paling Prospektif dari Mentri Negara
Riset dan Teknologi tahun 2011. Riset dan Teknologi tahun 2011.
3 2011 104 Inovasi Paling Prospektif. Mentri Negara Riset 3 2011 104 Inovasi Paling Prospektif. Mentri Negara Riset
dan Teknologi. 2011. dan Teknologi. 2011.
4 2012 Rekor MURI Beras Non Padi dari MURI. 2012 4 2012 Rekor MURI Beras Non Padi dari MURI. 2012
5 2012 Rekor MURI makan nasi non padi dengan peserta 5 2012 Rekor MURI makan nasi non padi dengan peserta
terbanyak dari MURI 2012 terbanyak dari MURI 2012
6 2012 Pemenang Anugerah Inovasi Jawa Barat, Bidang 6 2012 Pemenang Anugerah Inovasi Jawa Barat, Bidang
Pangan kategori Kelompok dari Gubernur Jawa Pangan kategori Kelompok dari Gubernur Jawa
Barat 2012 Barat 2012
7 2013 Komersialisasi Teknologi dari Rektor IPB 2013. 7 2013 Komersialisasi Teknologi dari Rektor IPB 2013.

| 63 | | 63 |

Anda mungkin juga menyukai