Anda di halaman 1dari 37

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Al-Karamah

Amuntai

Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai adalah pondok Pesantren

Swasta yang didirikan pada bulan Juli 2014 dengan status terdaftar pada

kementrian Agama Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan nomor statistik

510363080034 / NPSN 69951822 sebuah Madrasah yang di bawah

naungan Yayasan Al-Karamah Amuntai. Dengan adanya pondok

pesantren itu Perkembangan masyarakat yang sudah terkontaminasi oleh

kehidupan masyarakat kota membuat mereka terlena dan terbuai oleh

kenikmatan dunia sesaat. Nilai-nilai religius dan sosialis semakin hari

semakin habis terkikis oleh sapuan gelombang kehidupan. Berkaca dari

fenomena yang sedemikan rupa, para masyarakat yang masih peduli

dengan para generasi pelanjut estafet kehidupan merasa perlu adanya

sebuah naungan yang bisa menselaraskan percampuran masyarakat kota

dengan masyarakat desa agar nilai-nilai yang diadopsi dari masyarakat

kota hanya sebatas keilmuan saja. Sementara gaya kehidupan dan tata

krama masih mempertahankan nilai-nilai religius dan sosialis serta

kegotong royongan yang tinggi. Maka, tepat pada tanggal 01 Juli 2014

Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai resmi didirikan. Pondok

1
2

Pesantren Al-Karamah Amuntai membuka penerimaan santri baru untuk

tahun pelajaran 2015 Pendiri Pondok Pesantren ini adalah KH. Hanafi

Hm. Keberadaan Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai mendapatkan

sambutan yang positif dari masyarakat khususnya di kecamatan Amuntai

Selatan Hal ini terlihat dari antusias masyarakat dalam setiap kegiatan

yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai yang

beralamatkan di Jl. Amuntai - Alabio Gg. Al-Karamah RT 02 Desa

keramat Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

kode pos 71452

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Karamah

Pondok Pesantren Al-Karamah terletak di Jalan Amuntai Alabio

Gang Al-Karamah RT 02 Desa Keramat Kecamatan Amuntai Selatan

Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan Kode Pos

71452.

3. Visi, Misi, dan Tujuan Pondok Pesantren Al-Karamah

a. Visi

Mencetak generasi yang handal untuk menjadi ulama yang

mendalami ilmu agama dengan baik dan benar serta berakhlak yang

luhur dan mampu memenuhi tuntutan zaman.

b. Misi
3

Terdepan dalam pembelajaran ilmu alquran, ilmu alat, dan ilmu fiqih

serta menitik beratkan pada metode membaca kitab dengan cepat,

tepat, dan mudah.

c. Tujuan

Mencetak generasi yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.

Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan sopan. Menghasilkan

generasi yang berakhlaqul karimah.

4. Keadaan Pimpinan Yayasan dan Kepala Sekolah Pondok Pesantren

Al-Karamah Amuntai

Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai dari mulai awal dibangun yaitu

tahun 2014 sampai sekarang. Untuk mengetahui lebih jelas silahkan

dilihat pada tabel berikut:

Susunan Pimpinan Yayasan Dan Kepala Sekolah Pondok Pesantren Al-

Karamah Amuntai

Nama Masa Bertugas

Ust Muhammad Syarif S.Ag Sekarang

Muhammad Khairi 2014-Sekarang

5. Keadaan Tenaga Pendidik Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai

Berdasarkan hasil dokumentasi yang penulis dapatkan, di Pondok

Pesantren Al-Karamah Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu

Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan tenaga pendidik berjumlah 14


4

orang dengan rincian 1 orang pengasuh ponpes Al-Karamah dan 13

orang guru hororer. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel berikut:

PENDIDIKAN

NO NAMA TERAKHIR JABATAN

FORMAL/PONPES

1 Ust Muhammad S1/PP Datuk Pengasuh

Syarif S.Ag Kelampaan Bangil Pondok

Mahad Aly Rakha

2 Fathurrahman, S1/Ar-Raudhah Sekretaris

S.pd.I

3 M. Hasan Paket C/PP Datuk Wali Asrama

Kelampayan Bangil Putra

4 Ahmad Sibawaihi Tsanawiyah/Darul Keamanan

Hadist Malang

5 Ahmad Riduan Paket C/Ar-Raudhah Humas

6 M. Nor Salim, S.pd S1/PP Darussalam Administrasi

Martapura Ekonomi

8 Salman Jalil PP Darussalam Kesehatan

Martapura

9 M. Khairi Paket C/PP Kepala


5

Darussalam Martapura Sekolah

Tingkat

Wustha

10 M. Moehdi, S.Ag S1/PP Darussalam Tata

Martapura Usaha,Lab

11 Herda, S.Ag S1/PP Darussalam Wali Asrama

Martapura Amuntai

12 Aulia Fitriadah, S1/PP Ar-Raudhah Dewan Guru

S.Ag

13 Misriyati Ma’had Aly Kebersihan

Darussalam Martapura

14 Minawati Dewi Paket C/Ma’had Aly Dewan Guru

Darussalam Martapura

6. Keadaan Anak Didik di Pondok Pesantren Al-Karamah

Adapun jumlah keseluruhan anak didik di Pondok Pesantren Al-

Karamah Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara

Provinsi Kalimantan Selatan berjumlah 56 Untuk lebih jelas dapat dilihat

dari tabel berikut:

No Tingkat kelas Jumlah siswa

1 1 Wustha 23

2 2 Wustha 15
6

3 3 Wustha 18

7. Keadaan Fasilitas Pondok Pesantren Al-Karamah

Keadaan Fasilitas Pondok Pesantren Al-Karamah. Adapun rincian dari

fasilitas tersebut berdasarkan hasil dokumentasi dapat dilihat pada tabel

berikut1

No Sarana dan Prasarana Satuan

1 Ruang Kelas 9 buah

2 Ruang Kantor Guru 2 buah

3 Ruang Aula 1 buah

4 Mushalla 1 buah

5 Ruang Perpustakaan 1 buah

6 Ruang Praktek -

7 Ruang UKS -

8 Ruang Keterampilan -

9 Ruang Computer -

10 Meja Kantor 10 buah

11 Kursi Kantor 10 buah

12 Meja Kursi Guru Kelas 5 set

13 Meja Murid 35 buah

1
”Sumber Dokumen Ponpes Al-Karamah,” Bulan mei 2023.
7

14 Kursi Murid 35 buah

15 WC Guru 2 buah

16 WC Murid 4 buah

17 Kamar Mandi 3 buah

Data santriwati yang memiliki hafalan juz 30

Nama Santriwati Jumlah Hafalan

1. Nor Atiah Juz 30

2. Mahriana Hafizah Juz 30

3. Amuntai Arifa Juz 30

4. Nor Rahmah Juz 30

5. Uswatun Lestari Juz 30

6. Marlini Tsabina Juz 30

7. Rika Kartika Juz 30

8. Bahlina SaAmuntai Juz 30

B. Penyajian Data

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penelitian berkaitan dengan

Strategi Menghafal Al-Qur’an santriwati di pondok Pesantren Al-Karamah

Amuntai. Hasil penelitian tersebut diperoleh dengan cara observasi secara

langsung dan melalui wawancara dengan santriwati serta pengumpulan

dokumen-dokumen yang tersedia.


8

1. Strategi Santriwati Dalam Menghafal Al-Qur’an

a. Strategi Mengulang Bacaan sampai Lancar

Proses menghafal Al-Qur’an setiap santri memiliki cara

tersendiri, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan beberapa

santri sebagai berikut:

Wawancara bersama NA pada tanggal 15 mei 2023 ia mengatakan:

“Strategi yang saya gunakan, setiap satu halaman Al-Qur’an terlebih

dulu saya baca berulang-ulang dari awal sampai habis, kalau sudah

lancar dan bacaannya mudah di ingat lalu saya hafalkan per ayat

sampai benar-benar hafal dan lancar. Jumlah ayat yang saya hafalkan

setiap pertemuan pembelajaran Tahfidzul Qur’an yaitu satu halaman

Al-Qur’an. Waktu pelaksanaan pembelajaran Tahfidzul Qur’an dari

pagi pukul 07.30-08.10 Tempat pelaksanaan Tahfidzul Qur’an di dalam

kelas. Dalam menghafal Al-Qur’an media yang saya gunakan hanya

satu yaitu fokus ke Al-Qur’an saja. target saya perhari menghafal Al-

Qur’an yaitu sebanyak satu halaman.”2

Hasil yang serupa wawancara bersama UL pada tanggal 15 mei

2023 ia mengatakan:
2
NA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
9

“Ketika saya ingin menghafal saya harus membaca satu pojok Al-

Qur’an terlebih dahulu, apabila sudah lancar bacaan saya barulah

saya menghafalnya. Jumlah ayat yang dihafal setiap pertemuan yaitu

satu halaman Al-Qur’an. waktu pelaksanaan pembelajaran Tahfidzul

Qur’an yaitu pukul 07.30-08.10 Tempat kami menghafal Al-Qur’an di

dalam kelas. Media yang saya gunakan hanya Al-Qur’an, karena disini

tidak boleh membawa hp, mp3, spiker, dan lain-lain. Target saya

perhari harus hafal satu halaman Al-Qur’an”.3

Selaras dengan NR hasil wawancara pada tanggal 15 mei 2023 ia

mengatakan:

“Untuk menghafal Al-Qur’an pertama saya baca terlebih dahulu

ayatnya sampai lancar kalau sudah lancar baru saya hafalkan ayat

tersebut. Jumlah ayat yang saya hafal setiap petemuan sebanyak satu

halaman Al-Qur’an. waktu pelaksanaan Tahfidzul Qur’an di pagi hari

dari pukul 07.30-08.10 Biasanya tempat kami menghafal di dalam

kelas. Media yang saya gunakan dalam menghafal yaitu fokus ke Al-

Qur’an saja. Target saya dalam sehari harus mendapatkan satu

halaman Al-Qur’an”.4

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa strategi yang

digunakan santriwati NA, UL dan NR dalam menghafal Al-Qur’an

adalah strategi mengulang bacaan sampai lancar.

3
UL, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
4
NR, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
10

b. Strategi Menghafal Per ayat

wawancara bersama BS pada tanggal 15 mei 2023 ia mengatakan:

“Strategi saya menghafal pertama tama saya menghafal perayat terlebih

dahulu, kalau sudah lancar lanjut lagi ke ayat berikutnya. Jumlah ayat

yang saya hafalkan yaitu sebanyak satu halaman. Waktu pelaksanaan

pembelajaran Tahfidzul Qur’an di pagi hari pukul 07. 30-08.10. Tempat

pelaksanaan tahfidzul Qur’an yaitu di dalam kelas. Media yang saya

gunakan dalam menghafal yaitu fokus ke Al-Qur’an saja, tidak ada media

lain. Target saya dalam satu hari menghafal sebanyak satu halaman Al-

Qur’an”.5

Hal senada juga diungkapkan oleh MT pada wawancara 15 mei

2023 ia mengatakan:

“Cara saya menghafal Al-Qur’an pertama-tama saya menghafal

perayat, apabila sudah matang hafalannya baru lanjut ke ayat berikutnya.

Jumlah ayat yang saya hafal dalam sehari sebanyak satu halaman. Waktu

pelaksanaan tahfidz Qur’an setiap hari dari pagi pukul 07.30-08.10

Tempat pelaksanaan Tahfidzul Qur’an yaitu di dalam kelas. Media yang

saya gunakan untuk menghafal yaitu fokus ke Al-Qur’an saja. Target saya

perhari menghafal Al-Qur’an sebanyak satu lembar”.6

5
BS, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
6
MT, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
11

Hal serupa juga di ungkapkan oleh MH strategi dalam menghafal

AlQur’an. Sebagaimana hasil wawancara bersama MH pada tanggal 15 mei

2023 yang mengatakan:

“Ketika saya ingin menghafal petama saya fokuskan menghafal satu ayat

terlebih dahulu kalau sudah lancar baru ke ayat berikutnya. Perhari saya

menghafal sebanyak satu halaman. Waktu pelaksanaan Tahfidz Qur’an

dari pukul 07.30-08.10 Tempat pelaksanaan penbelajaran Tahfidzul

Qur’an di kelas. Metode yang saya gunakan dengan cara menghafal

perayat. Tidak ada media yang saya gunakan kecuali Al-Qur’an. target

saya perhari harus mendapatkan hafalan sebanyak satu halaman

setengah”.7

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa ketika

pembelajaran Tahfidzul Qur’an strategi yang digunakan santriwati BS, MH

dan MT adalah strategi menghafal per ayat.

c. Strategi Membaca Per Ayat Kemudian Baru Di Hafal

Hal yang sama juga diungkapkan oleh PA. Sebagaimana hasil

wawancara pada tanggal 15 mei 2023 ia mengatakan:

“Strategi yang saya gunakan ketika mau menghafal pertama saya

membaca per ayat dulu kalau semuanya sudah lancar baru saya hafalkan.

Jumlah ayat yang dihafal setiap pertemuan sebanyak satu halaman Al-

Qur’an. waktu pelaksanaan Tahfidzul Qur’an di pagi hari. Tempat

pelaksanaan pembelajaran Tahfidzul Qur’an di kelas. Media yang saya


7
MH, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
12

gunakan hanya Al-Qur’an untuk menghafal. Target saya perhari harus

mendapatkan dua lembar, jika tidak terpenuhi maka semampu saya

saja”.8

RK juga mengatakan hal yang sama. Sebagaimana hasil

wawancara pada tanggal 15 mei 2023 ia mengatakan:

“Cara saya menghafal pertama saya membaca dulu per ayat kalau sudah

lancar baru saya hafalkan ayat tersebut. Jumlah ayat yang saya hafalkan

setiap pertemuan pembelajaran Tahfidzul Qur’an sebanyak satu halaman

Al-Qur’an. waktu pelaksanaan Tahfidz Qur’an dilaksanakan setiap hari

dari pukul 07:30- 08.10 Biasanya tempat kami menghafal di kelas. Media

yang digunakan hanyalah Al-Qur’an. target saya dalam sehari untuk

menghafal Al-Qur’an sebanyak satu halaman Al-Qur’an”.9

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa ketika

pembelajaran Tahfidzul Qur’an strategi yang digunakan santriwati PA dan

RK adalah strategi membaca per ayat kemudian baru di hafal

2. Faktor pendukung dan penghambat santri dalam menghafal Al-Qur’an

Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh data-data faktor

pendukung dan penghambat santri dalam menghafal Al-Qur’an sebagai

8
PA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
9
RK, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
13

berikut: Pada saat pembelajaran Tahfidzul Qur’an setiap santri pasti

memiliki faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal.

a. Faktor Pendukung

1) Faktor Guru

sebagaimana hasil wawancara bersama NA pada tanggal 15 mei 2023

yang mengatakan:

“Faktor pendukung saya dalam pembelajaran Tahfidzul Qur’an yaitu

ustadzah selalu memberikan arahan dalam menghafal”.10

Hal serupa juga diungkapkan oleh BS sebagaimana hasil

wawancara pada tanggal 15 mei 2023 yang mengatakan:

“yang membuat saya mendukung dalam menghafal Al-Qur’an adalah

ustadz dan ustadzah yang selalu memberikan motivasi pada saat

pembelajaran Tahfidzul Qur’an.”.11

Selanjutnya informasi yang diberikan oleh MT pada tanggal 15

mei 2023 mengatakan.

“Faktor pendukung saya adalah ustadzah yang tidak pernah lelah

dalam membimbing dan memberikan motivasi agar giat menghafal”.12

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor pendukung

santriwati NA, BS dan MT dalam menghafal Al-Qur’an adalah faktor

guru yang selalu memberikan arahan, motivasi dan bimbingan dalam

menghafal Al-Qur’an.

2) Faktor Lingkungan Pondok Pesantren


10
NA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
11
BS, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
12
MT, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
14

Kemudian informasi yang diberikan oleh UL, sebagaimana hasil

wawancara pada tanggal 15 mei 2023 yang mengatakan:

“pendukung yang membuat saya ingin menghafal adalah suasana

tempat menghafal enak dan sejuk untuk menghafal”.13

Selanjutnya informasi yang dikemukakan oleh NR, sebagaimana

hasil wawancara pada tanggal 15 mei 2023 yang mengatakan:

“faktor pendukung saya adalah suasana kelas sangat enak dan nyaman

untuk menghafal Al-Qur’an karena berangin-angin karena berada di

samping sungai yang mengalir deras di pagi hari”.14

Selanjutnya informasi yang diberikan oleh RK sebagaimana hasil

wawancara pada tanggal 15 mei 2023 yang mengatakan:

“Faktor yang membuat saya mudah menghafal adalah tempatnya

sangat enak jadi sangat bersemangat untuk menghafal. 15

Selanjutnya informasi dari MH sebagaimana hasil wawancara pada

tanggal 15 mei 2023 yang mengatakan:

“faktor pendukung yang membuat saya ingin menghafal adalah

tempatnya enak untuk menghafal karena berangin.”.16

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor pendukung

santriwati UL, NR, RK dan MH dalam menghafal Al-Qur’an adalah

lingkungan pondok yang memadai seperti suasana kelas yang nyaman,

sejuk yhang digunakan untuk menghafal.

13
UL, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
14
NR, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
15
RK, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
16
MH, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
15

3) Faktor Teman Sebaya

Hal serupa juga diungkapkan oleh PA pada tanggal 15 mei 2023

yang mengatakan:

“faktor pendukung saya yaitu teman-teman yang mengajak bersama-

sama untuk menghafal”.17

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor pendukung

santriwati PA dalam menghafal Al-Qur’an adalah teman yang mengajak

menghafal Al-Qur’an.

b. Faktor penghambat

1) Rasa Malas

hasil wawancara bersama NA pada tanggal 15 mei 2023 yang

mengatakan:

“faktor penghambat saya dalam menghafal Al-Qur’an yaitu

malas. Jika mengalami kesulitan maka yang harus saya lakukan adalah

mengulang-ulang terus ayat yang sulit tersebut”.18

Selanjutnya informasi yang diberikan oleh MT pada tanggal 15

mei 2023 mengatakan.

Sedangkan faktor penghambat saya adalah apabila hafalan sebelumnya

belum lancar jadi malas mau menambah hafalan. Jika mengalami

kesulitan untuk menghafal maka yang harus saya lakukan adalah

memaksakan untuk terus menghafalnya ayat tersebut”.19

17
PA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
18
NA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
19
MT, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
16

Selanjutnya informasi yang dikemukakan oleh NR, sebagaimana

hasil wawancara pada tanggal 15 mei 2023 yang mengatakan:

Kalau faktor penghambatnya terkadang bisa malas, jika sulit dalam

menghafal Al-Qur’an maka yang harus saya lakukan fokus kepada

ayat-ayat yang sulit”.20

Hal serupa juga diungkapkan oleh PA pada tanggal 15 mei 2023

yang mengatakan:

“faktor pengambatnya adalah ada rasa malas dan tidak bersungguh-

sungguh untuk menghafal. Jika ada kesulitan untuk menghafal maka

yang harus saya lakukan benar-benar membaca ayat tersebut sampai

lancar”.21

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor

penghambat yang dirasakan oleh santriwati NA, NR, MT dan PA

adalah rasa malas yang kadang menghampiri

2) Terlalu Banyak Pikiran

Hal serupa juga diungkapkan oleh BS sebagaimana hasil

wawancara pada tanggal 15 mei 2023 yang mengatakan:

“Faktor penghambat yang saya rasakan dalam menghafal Al-Qur’an

yaitu terlalu banyak pikiran saat pembelajaran Tahfidzul Qur’an.

yang harus saya lakukan jika mengalami kesulitan adalah fokus

terlebih dahulu pada ayat yang susah tersebut”.22

20
NR, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
21
PA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
22
BS, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
17

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor

penghambat yang dirasakan oleh santriwati BS adalah banyak pikiran.

3) Tidak Konsentrasi

Kemudian informasi yang diberikan oleh UL, sebagaimana hasil

wawancara pada tanggal 15 mei 2023 yang mengatakan:

penghambatnya adalah jika lagi sakit maka sangat susah untuk

menghafal karena pikiran tidak konsentrasi. Apabila sulit untuk

menghafal maka yang harus saya lakukan adalah selalu membaca

berulang-ulang ayat yang susah tersebut”.23

Selanjutnya informasi yang diberikan oleh RK sebagaimana hasil

wawancara pada tanggal 15 mei 2023 yang mengatakan:

“Sedangkan faktor penghambat saya adalah apabila dalam keadaan

sakit maka pikiran tidak fokus untuk menghafal. Jika mengalami

kesulitan dalam menghafal maka yang harus saya lakukan selalu

membacanya”.24

Selanjutnya informasi dari MH sebagaimana hasil wawancara pada

tanggal 15 mei 2023 yang mengatakan:

“faktor penghambat saya adalah ketika lagi flu dan batuk jadi sangat

susah untuk saya menghafal karena pikiran tidak konsentrasi. Jika

mengalami kesulitan dalam menghafal AlQur’an maka yang harus

saya lakukan adalah selalu membaca ayat-ayat yang sulit dihafal”.25

23
UL, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
24
RK, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
25
MH, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
18

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor

penghambat yang dirasakan oleh santriwati UL, RK dan MH adalah

tidak kons

trasi saat sakit dan flu

3. Upaya santriwati dalam mengatasi faktor penghambat ketika

menghafal Al-Qur’an

a. Melawan rasa malas

Adapun upaya santri dalam mengatasi faktor penghambat ketika

menghafal Al-Qur’an sebagaimana hasil wawancara dengan NA pada

tanggal 15 mei 2023 ia mengatakan:

“upaya yang saya lakukan untuk mengatasi faktor penghambat dengan

cara melawan rasa malas tersebut agar tidak jadi kebiasaan. cara saya

menjaga hafalan adalah sering-sering muroja’ah”.26

Hal serupa juga diungkapkan oleh BS, sebagaimana hasil

wawancara pada tanggal 15 mei 2023 ia mengatakan:

“solusi saya mengatasi faktor penghambat dengan cara melawan rasa

malas tersebut agar tidak jadi kebiasaan. Adapun menjaga hafalan

dengan cara muroja’ah setiap hari hafalan yang sudah dihafal”.27

Hal selanjutnya senada dengan NR, sebagaimana hasil

wawancara pada tanggal 15 mei 2023 ia mengatakan:

26
NA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
27
BS, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
19

“cara saya mengatasi faktor penghambat, selalu saya usahakan

membaca ayat-ayat Al-Qur’an agar rasa malas tersebut hilang. Adapun

cara saya menjaga hafalan dengan cara muroja’ah setiap hari agar

hafalan tetap terjaga”.28

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa upaya santriwati

NA, BS dan NR saat mengatasi faktor penghambat adalah dengan

melawan rasa malas.

b. Selalu Berusaha Menghafal

Hal selanjutnya senada dengan MT, sebagaimana hasil wawancara

pada tanggal 15 mei 2023 ia mengatakan:

“upaya saya dalam mengatasi faktor penghambat dengan cara selalu

berusaha untuk menghafal, sedangkan cara saya menjaga hafalan

adalah selalu muroja’ah setiap hari agar hafalan tetap terjaga”.29

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa upaya santriwati

MT saat mengatasi faktor penghambat adalah dengan selalu berusaha

menghafal.

c. Memaksa Diri

28
NR, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
29
MT, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
20

Lain halnya dengan PA, sebagaimana hasil wawancara pada

tanggal 15 mei 2023 ia mengatakan:

“solusi yang saya lakukan adalah memaksakan diri untuk menghafal

agar rasa malas tidak menjadi kebiasaan. Sedangkan cara saya menjaga

hafalan seringsering muroja’ah”.30

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa upaya santriwati

PA saat mengatasi faktor penghambat adalah dengan memaksakan diri

untuk menghafal.

d. Istirahat

Beda halnya dengan RK, sebagaimana hasil wawancara pada

tanggal 15 mei 2023 ia mengatakan:

“cara saya mengatasi faktor penghambat yaitu jika dalam keadaan sakit

maka saya lebih banyak-banyak beristirahat agar cepat sembuh dan bisa

melanjutkan hafalan Al-Qur’an. adapun cara saya menjaga hafalan

dengan cara sering-sering muroja’ah setiap hari”.31

Senada dengan MH, sebagaimana hasil wawancara pada tanggal 15

mei 2023 ia mengatakan:

“solusi saya mengatasi faktor penghambat dengan cara beristirahat

secukupnya agar rasa sakit yang dialami cepat sembuh. Adapun cara

30
PA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
31
RK, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
21

saya menjaga hafalan saya selalu istiqomah setiap hari muroja’ah agar

hafalan tetap terjaga”.32

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa upaya santriwati

RK dan MH saat mengatasi faktor penghambat adalah dengan

beristirahat.

C. Analisis Data

Setelah menyajikan data, kegiatan selanjutnya adalah menganalisis

data-data tersebut. Agar lebih terarah penganalisaannya, maka penulis

mengemukakan berdasarkan pengakajian data itu pula, yakni sebagai berikut:

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, yaitu bagaimana strategi

santriwati dalam menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Karamah

Amuntai, apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal Al-

Qur’an santriwati di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai, apa saja upaya

santriwati dalam mengatasi faktor penghambat ketika menghafal Al-Qur’an

di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai. Peneliti telah mengumpulkan

sejumlah data dari hasil penelitian dilapangan yang diperoleh secara langsung

melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

32
MH, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
22

1. Strategi santriwati dalam menghafal Al-Qur’an di Pondok

Pesantren Al-Karamah Amuntai

a. Strategi Mengulang Bacaan Sampai Lancar

Strategi ini merupakan strategi yang sering di pakai para penghafal

Al-Qur’an yang mana strategi ini mengulang ayat-ayat Al-Qur’an

secara berkali-kali sebelum dihafalkan sampai lancar dengan

menggunakan Al-Qur’an pojok, kalau sudah lancar baru dihafal dan

dalam proses menghafal nya pun dengan cara menghafal urutan-urutan

ayat yang ingin dihafal dalam satu kesatuan jumlah setelah benar-benar

hafal ayat nya.33 Dalam proses menghafal Al-Qur’an santriwati Pondok

Pesantren Al-Karamah Amuntai banyak menggunakan strategi ini hal

ini sebagaimana hasil wawancara dari UL ia mengatakan:

“Ketika saya ingin menghafal saya harus membaca satu pojok Al-

Qur’an terlebih dahulu, apabila sudah lancar bacaan saya barulah

saya menghafalnya.” 34

Hal serupa juga diungkapkan oleh NR ia mengatakan:

“Untuk menghafal Al-Qur’an pertama saya baca terlebih dahulu

ayatnya sampai lancar kalau sudah lancar baru saya hafalkan ayat

tersebut.” 35

Hal ini juga diungkapkan oleh NA ia mengatakan:

33
Wiwi Alawiyah, Panduan Menghafal al-Quran Super Kilat, Yogyakarta: DIVA Press. h. 6.
34
UL, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
35
NR, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
23

“Strategi yang saya gunakan, setiap satu halaman Al-Qur’an terlebih

dulu saya baca berulang-ulang dari awal sampai habis, kalau sudah

lancar dan bacaannya mudah di ingat lalu saya hafalkan per ayat

sampai benar-benar hafal dan lancar” 36

Wawancara di atas diperkuat dengan observasi penelitian pada

tanggal 15 mei 2023, pembelajaran Tahfidzul Qur’an secara tatap muka

dilaksanakan di kelas, setelah diamati ternyata memang benar santriwati

NA, NR, dan UL ketika pembelajaran Tahfidzul Qur’an mereka

membaca dulu satu halaman ayat yang ingin dihafal di baca sampai

lancar berulang kali kalau sudah lancar baru dihafalkan37

b. Strategi Menghafal Per Ayat

Dalam menghafal Al-Qur’an diperlukan kecermatan dan ketelitian

dalam mengamati kalimat-kalimat dalam suatu ayat yang hendak

dihafalnya, terutama pada ayat-ayat panjang. Hal penting yang perlu

diperhatikan saat menghafal bahwa banyaknya ayat-ayat ditinggalkan

akan mengganggu kelancaran, dan justru akan menjadi beban tambahan

dalam proses menghafal. Oleh karena itu, hendaknya penghafal tidak

beralih pada ayat lain sebelum menyelesaikan ayat-ayat yang sedang

dihafalnya. Strategi ini cara peng aplikasikan nya dengan cara

menghafal satu persatu ayat yang ingin dihafal dengan tidak beralih

pada Ayat berikutnya sebelum ayat yang sedang dihafal bener-benar

36
NA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
37
Observasi pada Senin 15 mei pukul 02.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
24

hafal,38 Dalam proses menghafal Al-Qur’an santriwati Pondok

Pesantren Al-Karamah Amuntai juga banyak sebagian yang

menggunakan strategi ini hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh

BS ia mengatakan: “Strategi saya menghafal pertama tama saya

menghafal perayat terlebih dahulu, kalau sudah lancar lanjut lagi ke

ayat berikutnya” 39

Hal senada juga diungkapkan oleh MT ia mengatakan:

“Cara saya menghafal Al-Qur’an pertama-tama saya menghafal perayat,

apabila sudah matang hafalannya baru lanjut ke ayat berikutnya.” 40

Hal serupa juga di ungkapkan oleh MH yang mengatakan:

“Ketika saya ingin menghafal petama saya fokuskan menghafal satu ayat

terlebih dahulu kalau sudah lancar baru ke ayat berikutnya.” 41

Wawancara di atas diperkuat dengan observasi penelitian pada

tanggal 15 mei 2023, pembelajaran Tahfidzul Qur’an secara tatap muka

dilaksanakan di kelas, setelah diamati ternyata memang benar santriwati

BS, MT dan MH ketika pembelajaran Tahfidzul Qur’an mereka fokus

menghafal satu ayat dulu kalau sudah hafal ayat sebelumnya baru

menghafalkan ayat berikutnya.42

c. Strategi Membaca Per Ayat Baru Dihafalkan

38
W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktik Menghafal Al-Quran, Jakarta: AMZAH. h. 10.
39
BS, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
40
MT, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
41
MH, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
42
Observasi pada Senin 15 mei pukul 02.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
25

Strategi ini sangat jarang digunakan, cara penggunaan strategi ini

yaitu misalnya membaca ayat satu dahulu sampai benar-benar lancar kalau

sudah lancar kemudian dihafalkan, kalau sudah hafal ayat satu tadi lalu

membaca ayat dua sampai lancar kalau sudah lancar baru menghafalnya

dan seterusnya.43 Dalam proses menghafal Al-Qur’an ada juga santriwati

Al-Karamah yang menggunakan strategi ini sebagaimana yang dikatakan

oleh PA: “Strategi yang saya gunakan ketika mau menghafal pertama

saya membaca per ayat dulu kalau semuanya sudah lancar baru saya

hafalkan.” 44 Hal serupa juga dikatakan oleh RK yang mengatakan: “Cara

saya menghafal pertama saya membaca dulu per ayat kalau sudah lancar

baru saya hafalkan ayat tersebut” 45

Wawancara di atas diperkuat dengan observasi penelitian pada

tanggal 15 mei 2023, pembelajaran Tahfidzul Qur’an secara tatap muka

dilaksanakan di kelas, setelah diamati ternyata memang benar santriwati

PA dan RK ketika pembelajaran Tahfidzul Qur’an mereka menghafal

dengan cara membaca per ayat dulu baru dihafal.46

2. Faktor pendukung dan penghambat santri dalam menghafal Al-

Qur’an

Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh data-data faktor

pendukung dan penghambat santri dalam menghafal Al-Qur’an sebagai

43
W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktik Menghafal Al-Quran, Jakarta: AMZAH. h. 20.
44
PA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
45
RK, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
46
Observasi pada Senin 15 mei pukul 02.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
26

berikut: Pada saat pembelajaran Tahfidzul Qur’an setiap santri pasti

memiliki faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal.

d. Faktor Pendukung

1) Faktor Guru

Dalam menghafal Al-Qur’an supaya sukses perlu adanya

dukungan terutama dukungan dari guru dan orang tua, guru diharapkan

mampu memberikan arahan dan motivasi kepada murid nya untuk

selalu murajaah dan memberikan semangat supaya tidak bosan untuk

menghafal Al-Qur’an. Motivasi dari guru ini merupakan dorongan dari

luar supaya siswa terus giat dalam menghafal karena dalam proses

menghafal rasa bosan itu akan selalu muncul. Oleh karena itu sangat

diperlukan dorongan dan motivasi dari guru47 Di pondok pesantren Al-

Karamah Amuntai guru tahfidz selalu memberikan motivasi, arahan dan

bimbingan pada santriwati sehingga mereka merasa sangat terdukung

hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh NA: “Faktor pendukung

saya dalam pembelajaran Tahfidzul Qur’an yaitu ustadzah selalu

memberikan arahan dalam menghafal”.48

Hal serupa juga diungkapkan oleh BS: “yang membuat saya

mendukung dalam menghafal Al-Qur’an adalah ustadz dan ustadzah

47
Muhaimin., Bimbingan Praktis Menghafal al-Quran, Jakarta: Pustaka Al Husna Baru h. 120.
48
NA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
27

yang selalu memberikan motivasi pada saat pembelajaran Tahfidzul

Qur’an.”.49

MT juga mengatakan: “Faktor pendukung saya adalah ustadzah yang

tidak pernah lelah dalam membimbing dan memberikan motivasi agar

giat menghafal”.50

Wawancara di atas diperkuat dengan observasi penelitian pada

tanggal 15 mei 2023, pembelajaran Tahfidzul Qur’an secara tatap muka

dilaksanakan di kelas, setelah diamati ternyata memang benar bahwa

yang menjadi faktor pendukung santriwati NA, BS dan MT dalam

menghafal Al-Qur’an adalah ustadzah mereka selalu memberikan

arahan, bimbingan dan motivasi. Hal tersebut beliau lakukan setelah

pembelajaran tahfidz selesai. Begitu juga ketika ada santriwati yang

semangat nya sudah mulai kendor maka ustadzah langsung memberikan

nasehat-nasehat dan keutamaan dalam menghafal Al-Qur’an supaya

motivasi mereka bangktit kembali.51

2) Faktor Lingkungan Pondok Pesantren

Dalam menghafal Al-Qur’an supaya berhasil tidak hanya

bersumber dari faktor guru saja tetapi juga dari lingkungan tempat

menghafal supaya dapat fokus dan konsentrasi ketika menghafal,

lingkungan yang nyaman untuk menghafal Al-Qur’an sangat

dibutuhkan untuk menambah semangat dan motivasi.52 Adapun tempat

49
BS, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
50
MT, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
51
Observasi pada Senin 15 mei pukul 02.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
52
Asmuni Yusran M, Dirasah Islamiyah I, (Pengantar Studi Alquran Hadits Figh dan Pranata Sosial), Jakarta: PT Raja Grafindo h. 25.
28

menghafal santriwati di Pondok Pesantren Al-Karamah sangat

mendukung untuk menghafal Al-Qur’an yaitu kelas nya yang nyaman

dan sejuk, hal ini sel ini selaras dengan yang dikatakan oleh UL ia

mengatakan: “pendukung yang membuat saya ingin menghafal adalah

suasana tempat menghafal enak dan sejuk untuk menghafal”.53

NR juga mengatakan: “faktor pendukung saya adalah suasana

kelas sangat enak dan nyaman untuk menghafal Al-Qur’an karena

berangin-angin karena berada di samping sungai yang mengalir deras

di pagi hari”.54

RK juga mengatakan hal yang serupa: “Faktor yang membuat

saya mudah menghafal adalah tempatnya sangat enak jadi sangat

bersemangat untuk menghafal. 55

MH pun mengatakan hal yang sama: “faktor pendukung yang

membuat saya ingin menghafal adalah tempatnya enak untuk

menghafal karena berangin.”.56

Wawancara di atas diperkuat dengan observasi penelitian pada

tanggal 15 mei 2023, pembelajaran Tahfidzul Qur’an secara tatap muka

dilaksanakan di kelas, setelah diamati ternyata memang benar bahwa

yang menjadi faktor pendukung santriwati UL, NR, RK dan MH dalam

menghafal Al-Qur’an adalah lingkungan pondok yang memadai seperti

suasana kelas yang nyaman, sejuk yhang digunakan untuk menghafal.57

53
UL, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
54
NR, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
55
RK, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
56
MH, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
57
Observasi pada Senin 15 mei pukul 02.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
29

3) Faktor Teman Sebaya

Faktor teman sebaya sangat berpengaruh dalam mengahafal Al-

Qur’an seperti yang diucapkan Nabi Muhammad SAW “ Sesungguhnya

agama seseorang tergantung agama temannya” , hal ini menunjukkan

bahwa teman sangat berpengaruh dalam menghafal Al-Qur’an 58 Di

Pindok Pesantren Al-Karamah Amuntai santriwati nya yang saling

mendukung mengajak dalam kebaikan yaitu menghafal Al-Qur’an, hai

ini sesuai yang dikatakan oleh PA: “faktor pendukung saya yaitu

teman-teman yang mengajak bersama-sama untuk menghafal”.59

Wawancara di atas diperkuat dengan observasi penelitian pada

tanggal 15 mei 2023, pembelajaran Tahfidzul Qur’an secara tatap muka

dilaksanakan di kelas, setelah diamati ternyata memang benar bahwa

yang menjadi faktor pendukung santriwati PA dalam menghafal Al-

Qur’an adalah teman yang mengajak pada kebaikan yaitu menghafal

Al-Qur’an, hal ini terlihat saat peneliti berkunjung ke tempat peneliti

melihat ada banyak santriwati yang sedang mencari pasangan untuk

saling menjagakan hafalan Al-Qur’an nya dan pada saat murajaah

juga.60

e. Faktor penghambat

1) Rasa Malas

Seorang penghafal Al-Qur’an pasti memilki faktor penghambat dalam

menghafal Al-Qur’an, menurut Al-Mulham menerangkan bahwasannya


58
Chalil, r. Kembali kepada al-Quran dan As-Sunnah, Jakarta: Bulan Bintang h. 45.
59
PA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
60
Observasi pada Senin 15 mei pukul 02.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
30

terdapat faktor penghambat santri dalam menghafal Al-Qur’an yaitu:

malas, banyak pikiran dan tidak konsentrasi61 Di Pondok Pesantren Al-

Karamah Amuntai diketahui dari hasil wawancara dengan santriwati

bahwa yang menjadi penghambat mereka dalam menghafal al qur’n

adalah rasa malas yang muncul sebagaimana yang dikatakan oleh NA:

“faktor penghambat saya dalam menghafal Al-Qur’an yaitu malas.

Jika mengalami kesulitan maka yang harus saya lakukan adalah

mengulang-ulang terus ayat yang sulit tersebut”.62 Hal serupa juga

dikatakn oleh MT: “Sedangkan faktor penghambat saya adalah apabila

hafalan sebelumnya belum lancar jadi malas mau menambah hafalan.

Jika mengalami kesulitan untuk menghafal maka yang harus saya

lakukan adalah memaksakan untuk terus menghafalnya ayat

tersebut”.63 NR juga mengatakan: “Kalau faktor penghambatnya

terkadang bisa malas, jika sulit dalam menghafal Al-Qur’an maka yang

harus saya lakukan fokus kepada ayat-ayat yang sulit”.64

PA pun juga mengatakan hal yang sama: “faktor pengambatnya

adalah ada rasa malas dan tidak bersungguh-sungguh untuk

menghafal. Jika ada kesulitan untuk menghafal maka yang harus saya

lakukan benar-benar membaca ayat tersebut sampai lancar”.65

Wawancara di atas diperkuat dengan observasi penelitian pada

tanggal 15 mei 2023, pembelajaran Tahfidzul Qur’an secara tatap muka

61
Al-Mulham, Menjadi Hafidz Al-Quran Dengan Otak Kanan, Jakarta: Pustaka Ikadi h. 3.
62
NA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
63
MT, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
64
NR, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
65
PA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
31

dilaksanakan di kelas, setelah diamati ternyata memang benar bahwa

yang menjadi faktor penghambat santriwati NA, MT, NR dan PA

dalam menghafal Al-Qur’an adalah rasa malas, hal ini peneliti temukan

saat peneliti berkunjung ke kelas dan melihat ada santriwati yang tidak

setoran dan pada saat itu juga peneliti langsung bertanya apa yang

menyebabkan ia tidak setoran, santriwati tersebut menjawab bahwa ia

sedang malas dan ingin setoran nanti saja66

2) Terlalu Banyak Pikiran

Terlalu banyak pikiran sedikit banyak nya akan mengganggu seseorang

dalam menghafal karena berkurang nya fokus bagi seorang penghafal

Al-Qur’an karena dalam proses menghafal lebih mudah dan cepat harus

dengan mem fokuskan pikiran pada ayat yang ingin dihafal. 67 Dari hasil

wawancara diketahui bahwa faktor penghambat santriwati dalam

menghafal Al-Qur’an adalah terlalu banyak pikiran sebagaimana yang

diungkapkan oleh BS: “Faktor penghambat yang saya rasakan dalam

menghafal Al-Qur’an yaitu terlalu banyak pikiran saat pembelajaran

Tahfidzul Qur’an. yang harus saya lakukan jika mengalami kesulitan

adalah fokus terlebih dahulu pada ayat yang susah tersebut”.68

Wawancara di atas diperkuat dengan observasi penelitian pada

tanggal 15 mei 2023, pembelajaran Tahfidzul Qur’an secara tatap muka

dilaksanakan di kelas, setelah diamati ternyata memang benar bahwa

66
Observasi pada Senin 15 mei pukul 02.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
67
Musthafa, Pokok-Pokok Ajaran Islam, Jakarta: Rabbani Press h. 48.
68
BS, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
32

yang menjadi faktor penghambat santriwati BS dalam menghafal Al-

Qur’an adalah banyak pikiran.69

3) Tidak Konsentrasi

Konsentrasi sangat diperlukan dalam mengahafal Al-Qur’an hal ini

supaya ayat yang sedang dihafal cepat di tangkap oleh otak dan melekat

dalam ingatan. Untuk mem fokuskan konsentrasi juga butuh usaha

salah satu nya deangan mengesampingkan pikiran yang tidak perlu di

pikirkan saat itu yang mengganggu fokus otak. Tidak dapat konsentrasi
70
salah satu nya karena sakit, susah fokus dan tidak percaya diri. Dari

hasil wawancara diketahui bahwa faktor penghambat santriwati dalam

menghafal Al-Qur’an adalah susah konsentrasi, hal ini selaras dengan

yang dikatakan oleh UL: “penghambatnya adalah jika lagi sakit maka

sangat susah untuk menghafal karena pikiran tidak konsentrasi.

Apabila sulit untuk menghafal maka yang harus saya lakukan adalah

selalu membaca berulang-ulang ayat yang susah tersebut”.71

RK juga mengatakan yang demikian: “Sedangkan faktor penghambat

saya adalah apabila dalam keadaan sakit maka pikiran tidak fokus

untuk menghafal. Jika mengalami kesulitan dalam menghafal maka

yang harus saya lakukan selalu membacanya”.72

MH juga mengatakan: “faktor penghambat saya adalah ketika lagi flu

dan batuk jadi sangat susah untuk saya menghafal karena pikiran tidak

69
Observasi pada Senin 15 mei pukul 02.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
70
Musthafa, Pokok-Pokok Ajaran Islam, h. 102.
71
UL, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
72
RK, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
33

konsentrasi. Jika mengalami kesulitan dalam menghafal AlQur’an

maka yang harus saya lakukan adalah selalu membaca ayat-ayat yang

sulit dihafal”.73

Wawancara di atas diperkuat dengan observasi penelitian pada

tanggal 15 mei 2023, pembelajaran Tahfidzul Qur’an secara tatap muka

dilaksanakan di kelas, setelah diamati ternyata memang benar bahwa

yang menjadi faktor penghambat santriwati UL, RK dan MH dalam

menghafal Al-Qur’an adalah tidak konsentrasi hal tersebut terjadi

karena kadang mereka sedang tidak enak badan dan flu74

3. Upaya santriwati dalam mengatasi faktor penghambat ketika

menghafal Al-Qur’an

a. Melawan rasa malas, dalam menghafal Al-Qur’an seseorang sangat

sering berjumpa dengan rasa malas, cara untuk mengatasi hal ini salah

satu nya yaitu dengan melawan rasa malas yang muncul itu sendiri.

Menurut sa’dullah cara nya bisa dengan sebagai berikut:

f. Mengulang dalam hati. Cara ini dilakukan dengan membaca Al-Qur’an

dalam hati tanpa mengucapkannya lewat mulut. Strategi ini merupakan

salah satu kebiasaan para ulama di masa lampau untuk menguatkan dan

mengingat hafalan mereka.

g. Mengulang dengan mengucapkan. Strategi ini sangat membantu

seorang penghafal Al-Qur’an dalam memperkuat hafalannya. Dengan

trategi ini, secara tidak langsung ia telah melatih mulut dan


73
MH, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
74
Observasi pada Senin 15 mei pukul 02.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
34

pendengarannya dalam melafalkan serta mendengarkan bacaan sendiri.

Ia akan bertambah semangat dan terus berupaya melakukan

pembenaran-pembenaran ketika terjadi kesalahan dalam

melafalkannya.75

Dari hasil wawancara diketahui bahwa upaya santriwati dalam

mengatasi faktor penghambat dalam menghafal Al-Qur’an dengan cara

melawan rasa malas sebagaimana yang diungkapkan oleh NA: “upaya

yang saya lakukan untuk mengatasi faktor penghambat dengan cara

melawan rasa malas tersebut agar tidak jadi kebiasaan. cara saya

menjaga hafalan adalah sering-sering muroja’ah”.76

BS juga mengatakan: “solusi saya mengatasi faktor penghambat

dengan cara melawan rasa malas tersebut agar tidak jadi kebiasaan.

Adapun menjaga hafalan dengan cara muroja’ah setiap hari hafalan

yang sudah dihafal”.77

NR juga mengatakan hal yang senada: “cara saya mengatasi

faktor penghambat, selalu saya usahakan membaca ayat-ayat Al-

Qur’an agar rasa malas tersebut hilang. Adapun cara saya menjaga

hafalan dengan cara muroja’ah setiap hari agar hafalan tetap

terjaga”.78

75
Sa’dullah, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani 2008 h. 9.
76
NA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
77
BS, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
78
NR, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
35

Wawancara di atas diperkuat dengan observasi penelitian pada

tanggal 15 mei 2023, pembelajaran Tahfidzul Qur’an secara tatap muka

dilaksanakan di kelas, setelah diamati ternyata memang benar bahwa

yang menjadi upaya santriwati saat mengatasi faktor penghambat dalam

menghafal Al-Qur’an adalah dengan melawan rasa malas dengan terus

mengulang ayat yang dihafal79

h. Selalu Berusaha Menghafal, Seorang penghafal Al-Qur’an saat

hafalannya sedang hilang hendak nya berusaha untuk murajaah dan

berusaha untuk menghafalkannya kembali80 hal inilah yang dilakukan

santriwati Pondok Pesantren Al-Karamah mereka mengatasi faktor

penghambat yang mereka rasakan dengan cara berusaha menghafal

kembali seperti yang diungkapkan oleh MT: “upaya saya dalam

mengatasi faktor penghambat dengan cara selalu berusaha untuk

menghafal, sedangkan cara saya menjaga hafalan adalah selalu

muroja’ah setiap hari agar hafalan tetap terjaga”.81

Wawancara di atas diperkuat dengan observasi penelitian pada

tanggal 15 mei 2023, pembelajaran Tahfidzul Qur’an secara tatap muka

dilaksanakan di kelas, setelah diamati ternyata memang benar bahwa

yang menjadi upaya santriwati saat mengatasi faktor penghambat dalam

menghafal Al-Qur’an adalah berusaha menghafal kembali82

79
Observasi pada Senin 15 mei pukul 02.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
80
Sa’dullah, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, h. 200.
81
MT, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
82
Observasi pada Senin 15 mei pukul 02.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
36

i. Memaksa Diri, Saat timbul nya rasa malas dalam diri penghafal Al-

Qur’an hendak nya tidak dibiarkan saja tapi di cegah dengan

memaksakan diri untuk menghafal dengan mengingat kembali tujuan

dan keutamaan menghafal Al-Qur’an yang sangat mulia.83 Dari hasil

wawancara diketahui bahwa upaya santriwati dalam mengatasi faktor

penghambat dalam menghafal Al-Qur’an dengan cara, hal ini

sebagaimana yang dikatakan oleh PA: “solusi yang saya lakukan

adalah memaksakan diri untuk menghafal agar rasa malas tidak

menjadi kebiasaan. Sedangkan cara saya menjaga hafalan seringsering

muroja’ah”.84

Wawancara di atas diperkuat dengan observasi penelitian pada

tanggal 15 mei 2023, pembelajaran Tahfidzul Qur’an secara tatap muka

dilaksanakan di kelas, setelah diamati ternyata memang benar bahwa

yang menjadi upaya santriwati saat mengatasi faktor penghambat dalam

menghafal Al-Qur’an adalah dengan memaksakan diri untuk menghafal

supaya rasa malas tidak menjadi kebiasaan.85

j. Istirahat, Seseorang apabila sakit atau demam sangat dianjurkan

istirahat yang cukup untuk pemulihan begitupun juga dengan penghafal

Al-Qur’an apabila mengalami sakit hendak nya istirahat yang cukup

supaya otak refresh. Hal inilah yang dilakukan santriwati Pondok

Pesantren Al-Karamah saat mengatasi faktor penghambat dalam

83
Ash-Shid dieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir, PT Pustaka Rizki Putra h. 270.
84
PA, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
85
Observasi pada Senin 15 mei pukul 02.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
37

menghafal Al-Qur’an yaitu saat sakit, karena pada saat sakit susah

sekali fokus.86 Sebagimana yang dikatakan oleh RK: “cara saya

mengatasi faktor penghambat yaitu jika dalam keadaan sakit maka

saya lebih banyak-banyak beristirahat agar cepat sembuh dan bisa

melanjutkan hafalan Al-Qur’an. adapun cara saya menjaga hafalan

dengan cara sering-sering muroja’ah setiap hari”.87

MH juga mengatakan bahwa: “solusi saya mengatasi faktor

penghambat dengan cara beristirahat secukupnya agar rasa sakit yang

dialami cepat sembuh. Adapun cara saya menjaga hafalan saya selalu

istiqomah setiap hari muroja’ah agar hafalan tetap terjaga”.88

Wawancara di atas diperkuat dengan observasi penelitian pada

tanggal 15 mei 2023, pembelajaran Tahfidzul Qur’an secara tatap muka

dilaksanakan di kelas, setelah diamati ternyata memang benar bahwa

yang menjadi upaya santriwati saat mengatasi faktor penghambat dalam

menghafal Al-Qur’an adalah dengan istirahat yang cukup ketika kondisi

badan tidak mendukung untuk menghafal Al-Qur’an89

86
Ash-Shid dieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir, 18.
87
RK, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok pesantren Al-Karamah Amuntai
88
MH, wawancara pada Senin, 15 mei 2023, pukul 10.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai
89
Observasi pada Senin 15 mei pukul 02.00 di Pondok Pesantren Al-Karamah Amuntai

Anda mungkin juga menyukai