BAB IV
menjadi pusat aktivitas, mulai dari sholat berjama’ah, tadarus, dan tahlil.
panggung/pampang.
Ibrahim bersama Mbah Kasdi, Mbah Kemis, dan Mbah Muntahar. Proses
Sekitar tahun 1958 Kyai Asrori Ibrahim lulus dari Pondok Mojosari
tersebut diantaranya : Mahfudz, Bun Hari, dan M. Jamil. Sejak itulah lahir
87
kelak.
c. untuk mengurangi buta huruf yang ada di sekitar pondok.
minat warga. Banyak santri yang berdatangan, baik dari dalam maupun luar
tersebut cukup untuk menampung seluruh santri. Santri yang sudah tamat
ipar KH. Asrori Ibrahim ) ikut terjun langsung dalam menangani Pondok
88
Aliyah.
mungkin lagi dibendung, oleh karena itu setiap dua tahun sekali diadakan
Pesantren Panggung ini. Karena dipandang sangat perlu maka pada tanggal
Tulungagung.
Bagan 1.1
Stuktur kepengurusan Yayasan Raden Ja’far Shodiq Pondok Pesantren
Panggung Tulungagung.
PENGURUS YRJS
2
DEWAN
Baik dalam buku pedoman dan perizinan santriMASYAYIKH
maupun dari hasil wawancara tidak banyak
memaparkan peran tokoh perempuan/istri kyai dalam pendirian Pondok Pesantren Panggung
Tulungagung.
DEWAN DEWAN
PEMBIMBING KEPALA PPP ASATIDZ
SEKRETARIS SEKSI-SEKSI
SANTRI BENDAHARA
90
kamar yang berukuran besar dan 7 anak untuk kamar yang berukuran
kecil, satu ruang kantor pondok dan kantor madrasah sekaligus ruang
tersedia 7 buah kamar mandi dan WC, tempat wudhu. Adapun untuk
adalah pelajar dan mahasiswa. Oleh karena itu untuk masalah pakaian
mulai dari pukul enam pagi sampai pukul empat sore santri diijinkan
Setelah pukul lima sore seluruh santri wajib mengenakan busana muslim.
Santri putra wajib memakai sarung sedangkan santri putri wajib memakai
3
Wawancara tanggal 2 April 2015
92
telepon genggam (HP). Jika para santri putra secara leluasa dapat
Shodiq dapat dimanfaatkan baik oleh santri putra maupun putri. Pada
berkompetisi secara lebih sportif. Hal ini karena antara santri putra dan
yang sama. Namun, ada beberapa kitab tambahan yang hanya dipelajari
oleh santri putri saja. Ada juga kitab yang hanya dipelajari oleh santri
dari lulusan Pondok Pesantren Panggung. Ada juga yang berasal dari
pondok lain di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sehingga dengan
pondok puteri.
dan membuat seluruh aktivitas santri terarah pada tindakan sang aktor.
Mereka menggunakan kekuasaannya untuk mengintervensi seluruh
rapat yang diambil oleh pengurus baru akan memiliki kekuatan hukum
jika telah mendapatkan restu dari kyai dan nyai untuk untuk selanjutnya
sebagai pemimpin, kyai juga sebagai guru dan model bagi perilaku para
santri dan elemen sosial lainnya di pesantren. Para kyai menjalin ikatan
efektif atas tindakan, peran dan kepribadian kyai dalam sosialisasi gender
bagi santri.
Bagi seorang kyai, pesantren dapat diibaratkan sebagai kerajaan
pesantren. Tidak seorang santri pun atau orang lain yang dapat melawan
lebih besar pengaruhnya. Para santri selalu berharap dan berfikir bahwa
muda jika dibandingkan dengan nyai Hj. Nurun Nasikah. Meski lebih
kita dapat menemukan siapa saja kyai yang terlibat di dalamnya. Terlebih
saat ini, kyai lebih memiliki akses untuk berinteraksi dengan para santri.
yang saat ini menduduki posisi vital dalam struktur organisasi di Pondok
Kiprah nyai Hj. Nurun Nasikah dalam pengelolaan toko tidak tanggung-
4
Wawancara tanggal 5 April 2015
96
karena alasan usia, ia tidak lagi mengambil stok dagangan dari Surabaya.
memiliki keterlibatan yang jauh lebih banyak jika dibanding dengan Nyai
Qur’an dari santri hafizhah. Peran publik yang dilakukan oleh para nyai
muda tidaklah jauh lebih banyak dari para suami mereka (kyai). Peran
Tidak hanya nyai, nyai, dan pengurus, bahkan para santri pun menganggap
tidak menonjol sebagai objek yang teramati, upaya kyai untuk memenuhi
kebutuhan keluarga bisa terlihat dan bisa di contoh oleh santri. Sifat
5
Wawancara tanggal 5 April 2015
6
Wawancara tanggal 10 April 2015
97
dalam keluarga menjadi model bagi para santri yang menyaksikan secara
langsung keharmonisan keluarga kyai. Pada contoh ini fungsi dan peran
Santri juga belajar dari apa yang diajarkan secara nyata oleh kyai dan nyai
lihat di pesantren.
3. Pengurus Pondok
Selain daripada kyai dan nyai, pemilik otoritas yang turut berperan
di syahkan. Selain dari pada itu mereka menjadi model terdekat bagi para
santri. Intensitas interaksi mereka dengan para santri jauh lebih banyak
Jika para kyai dan nyai tinggal di ndalem, maka para pengurus
menuju pintu keluar. Hal ini tentu akan memudahkan untuk memantau
santri ataupun para tamu yang hendak keluar dan masuk Pondok
memiliki asrama. Para santri putri tinggal pada kamar-kamar yang telah
di sediakan.
pada kenyataannya jenis kelamin menjadi salah satu faktor yang tidak
luput dari perhatian. Hal ini dapat dilihat dari produk tata-tertib yang
pengawalan yang jauh lebih ketat jika dibandingkan dengan santri putra.
wajib menggunakan rok panjang. Yang mana dengan rok panjang santri
putri akan dapat lebih berhati-hati dalam melangkah. Lagi, santri putri
tidak leluasa dalam menggunakan telepon pribadi (HP). Para santri putri
adalah untuk menjaga para santri agar mereka dapat lebih fokus pada saat
belajar di pondok.7
aktivitas mereka (baik sebagai kyai ataupun nyai). Kyai menjadi contoh
7
Wawancara tanggal 10 April 2015
8
Wawancara tanggal 01 April 2015
100
dan figur yang paling dekat yang harus diiru oleh para santri laki-laki.
Mereka juga menjadi figur dan harapan bagi para santri putri, bahwa
kyai.
sosialisasi gender yang efekif bagi persepsi santri, baik laki-laki maupun
perempuan. Mereka belajar dari apa yang dijalankan oleh kyai, baik di
dalam maupun di luar pesantren. Model seperi ini yang terlihat secara
Walaupun tidak menonjol sebagai objek yang teramati, upaya kyai untuk
memenuhi kebutuhan keluarga bisa terlihar dan dicontoh oleh para santri.
Peran yang dimainkan oleh kyai dalam keluaraga menjadi model bagi
kyai. Pada contoh ini, fungsi dan peran suami istri ertata rapi dalam
Hal inilah yang menjadi sumber belajar pertama dan utama bagi
menjadi teladan dan model dalam cita-cita mereka karena kelak mereka
lebih banyak memanfaatkan metode ini. Hal ini dikarenakan akses kyai
dalam proses pengajaran maupun pengajian bagi para santri jauh lebih
untuk para santri putri, itupun dengan porsi yang sangat terbatas.
dalam bahasa arab (kitab kuning) yang akan dijadikan sebagai bahan
menangkap secara utuh apa yang disampaikan oleh guru (kyai). Variasi
karena metode ini berpusat kepada kyai. Oleh karena itu, dalam proses
Biasanya metode ini dipadukan dengan diskusi/ tanya jawab. Hal ini
ada dua media atau alat yang digunakan dalam proses sosialisasi gender
Manusia yang dimaksud dalam hal ini adalah tubuh para agen
bangunan gender. Dalam hal ini berarti, gender tidak dapat dipisahkan
tauladhan yang baik. Adapun dalam cakupan yang lebih kecil, dalam
pesantren kyai dan nyai menjadi teladhan para santri. Santri akan
atau tidak, santri telah mengikuti apa yang telah diyakini dan dilakukan
2.2 Peraturan
Tulunggaung
Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, sosialisasi gender di
keyakinan dan nilai-nilai gender yang telah lama dikenal, diberlakukan dan
9
Wawancara tanggal 10 April 2015
105
arena publik. Di sisi lain terjadi kontekstualisasi peran gender, orientasi ini
terletak pada pembagian peran yang lebih fleksibel dengan berdasar pada
Pertama, sebagian besar kyai dan nyai memiliki peran besar dalam proses ini,
gender yang resmi dan mapan dalam lingkungan pesantren. Sikap mereka
lingkungan sosialisasi terdapat wacana gender tertentu yang telah mapan dan
diskursus gender tertentu yang telah mapan. Salah satu proses penting dalam
pedagogi dimana seorang pengajar dalam hal ini kyai ataupun nyai,
memegang peran sentral sebagai pembentuk alam berpikir dan perilaku santri.
Tata-tertib bersama visi dan misi pesantren adalah salah satu sistem referensi