Air permukaan termasuk di antaranya sungai dimana sungai didefinisikan sebagai suatu sistem yang sifatnya kompleks tetapi tidak tak beraturan (complex but not complicated). Sistem yang komplek adalah sistem yang terdiri dari banyak komponen, dimana komponen – komponen tersebut saling berhubungan dan berpengaruh dalam suatu sistem sinergis, mampu menghasilkan sistem kerja dan produk yang efisien. Sedang sistem yang complicated adalah sistem yang komponen – komponennya tidak bekerja secara sinergis, sehingga sistem tersebut menghasilkan produk atau output yang tidak efisien. Komponen sungai yang kompleks. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), sungai adalah alur atau wadah air alami dan/ atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Daerah Aliran Sungai tersebut merupakan satu kesatuan ekosistem yang tersusun atas sumber daya alam dan manusia sebagai pemanfaatnya. Daerah aliran sungai dipandang sebagai sumber daya alam dengan ragam pemilikan baik (private, common, state property) dan berfungsi sebagai penghasil barang dan jasa bagi masyarakat menyebabkan (Maryono, 2008). Ekosistem sungai (lotic) dibagi menjadi beberapa zona dimulai dengan zona krenal (mata) air yang umumnya terdapat di daerah hulu. Zona krenal dibagi menjadi rheokrenal, yaitu mata air yang berbentuk air terjun biasanya terdapat pada tebing-tebing yang curam, limnokrenal, yaitu mata air yang membentuk genangan air yang selanjutnya membentuk aliran sungai yang kecil. Mata air akan membentuk aliran sungai di daerah pegunungan yang disebut zona rithral, ditandai dengan aliran sungai. Zona ritral dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu epirithral (bagian yang paling hulu), metarithral (bagian tengah) dan hyporithral (bagian yang paling akhir). Setelah melewati zona hyporithral, aliran sungai akan memasuki zona potamal, yaitu aliran sungai pada daerah yang relatif lebih landai dibandingkan dengan zona rithral. Zona potamal dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu epipotamal, metapotamal dan hypopotamal (Barus, 2004). Perairan sungai sebagai suatu ekosistem mempunyai berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi membentuk suatu jalinan fungsional yang saling mempengaruhi. Komponen pada ekosistem sungai akan terintegrasi satu sama lainnya membentuk suatu aliran energi yang akan mendukung stabilitas ekosistem tersebut. Secara ekologis sungai dibagian hulu dicirikan dengan volume air kecil, dangkal, berbatu-batu, aliran air cepat, suhu air lebih rendah, oksigen terlarut lebih tinggi dan dibagian hilir dicirikan dengan volume air besar, arus lambat, dasar sungai pasir atau lumpur, unsur hara terlarut tinggi, dan kemelimpahan organisme penghuni tinggi (Suwondo et al., 2004).
1.2. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum Perairan Lahan Basah dengan materi Identifikasi Floran dan Fauna Lahan Sungai adalah untuk mengetahui jenis flora dan fauna yang ada di lahan sungai.