Anda di halaman 1dari 40

DAMPAK KERUSAKAN HUTAN BAGI

KESEHATAN MASYARAKAT
DUSUN EMBERAS

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan

Disusun Oleh :

Kornelius Rudiyanto

………………………………………….

NO.Induk :

kelas : XII

Jurusan : Ilmu Pengetahuan Alam

SMA YAKOTA

TAYAN HILIR

2024
LEMBAR PENGESAHAN

MANFAAT HUTAN BAGI KESEHATAN

MASYARAKAT DUSUN

EMBERAS

Karya Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan

Oleh

KORNELIUS RUDIYANTO

NIS :

Telah diterima persetujuan pada tanggal…..

Menyetujui,

Guru Pembimbing

Adhe Naya,S.Pd.k

Mengetahui,

Kepala SMA YAKOTA Wali Kelas

Eklopas Dakabesi S.Th Marshan,S.Pdk

i
Adhe Naya,S.Pd.k Marsan,S.Pd.K

Tanggal:............................ Tanggal:..........................

Guru Penguji 1 Guru penguji 2

…………………………… ……………………………

Tanggal: ………………… Tanggal: …………………

ii
MOTTO

“Jangan pernah jadikan sebuah kesalahan membuat kamu jadi

terpuruk.Tapi jadikanlah kesalahan tersebut menjadi jalan untuk kamu

menggapai kesuksesan."

iii
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

dengan judul “ DAMPAK KERUSAKAN HUTAN BAGI KESEHATAN

MASYARAKAT DUSUN EMBERAS “ dilakukan untuk memenuhi salah

satu syarat untuk mencapai kelulusan SMA YAKOTA Penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak Untuk

itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Eklopas Dakabesi S.Th,M.Pd, Selaku Kepala Sekolah SMA Yakota,

Sekaligus guru mata pelajaran bimbingan Karya Tulis Ilmiah.

3. Adhe Naya,S.Pdk, selaku guru pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengalaman menulis kepada penulis.

4. Serta teman - teman yang mendukung dan membantu dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini

5. Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan Karya tulis ilmiah

yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai

kesempurnaan, sebagai bekal perbaikan, penulis akan berterima kasih

apabila para pembaca berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk

kritikan maupun saran demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai

kesempurnaan, sebagai bekal perbaikan, penulis akan berterima kasih

iv
apabila para pembaca berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk

kritikan maupun saran demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini

Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca

Tayan, ....Februari 2024

Penulis

v
DAFTAR ISI

MOTTO .............................................................................................................. iii

Kata Pengantar ................................................................................................ iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

BAB I ................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Perumusan masalah ................................................................................ 2

C. Tujuan penulis ........................................................................................ 2


D. Tempat dan Waktu penelitian ................................................................. 3

E. Metode penelitian .................................................................................... 3

F. Teknik dan pengumpulan data ............................................................... 3

G. Definisi operasional .................................................................................... 3


H. Manfaat penelitian ................................................................................... 4

BAB II ................................................................................................................ 5
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 5
A. Hutan ............................................................................................................ 5
B. Kesehatan Masyarakat ................................................................................ 9
BAB lll ........................................................................................................ 12
METODE PENELITIAN............................................................................... 12
A. Metode penelitian ........................................................................... 12
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ........................................................ 12
C. Instrumen Penelitian ...................................................................... 13
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 16

vi
E. Alat dan bahan ........................................................................................... 17
F. Instrumen penelitian ................................................................................. 18
BAB lV............................................................................................................. 20

HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 20

A. Pembahasan ................................................................................ 20
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 23
BAB V.............................................................................................................. 30

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 30

A. Kesimpulan .............................................................................. 30
B. Saran ........................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 32

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hutan adalah sebuah ekosistem berupa sumber daya alam hayati

yang berupa pepohonan dan alam lingkungannya,dan merupakan

kesatuan dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. masyarakat

adalah sekelompok manusia yang saling berinteraksi dengan individu

dengan individu lainya dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh

suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.

Hutan sangat penting bagi kesehatan dusun Embras.Menurut

pendapat masyarakat setempat kesehatan yang dipengaruhi oleh

hutan sangatlah penting bagi kesehatan Dusun Embras.

Karena hutan berfungsi menyerap karbon dioksida yang

ditimbulkan oleh manusia.Contohnya asap pabrik,pembakaran

sampah,dan asap kendaraan.manfaat hutan juga kita bisa menghirup

udara segar dan lebih segar ketika berada di hutan.

Tidak seperti di perkotaan kita tahu bahwa di perkotaan pohon-

pohon sudah sedikit,tetapi pembangunan sangat luas sehingga hutan-

hutan dibabat habis oleh manusia.Penggunaan hutan yang tidak

dikelola dengan baik.Contohnya pertambangan boksit dan juga

penebangan liar hal tersebut membuat hutan menjadi gundul dan juga

menyebabkan abrasi.Hal tersebut sudah kita ketahui bahwa fungsi

1
hutan ialah untuk menyerap karbon dioksida.jika tidak ada

penyerapan karbon dioksida maka akan berpengaruh bagi kesehatan

masyarakat dusun Embras.

Jadi hal yang harus kita lakukan pada masalah tersebut adalah:

1. Melakukan Reboisasi

2. Melaksanakan sistem tebang pilih

3. Melindungi dan menjaga habitat makhluk hidup

4. Mengurangi berkendara

5. Tidak membakar hutan

B. Perumusan masalah

1. Bagaimanakah dampak penebangan pohon di dusun emberas

yang mempengaruhi kesehatan masyarakat ?

2. Bagaimanakah masalah pertambangan bauksit yang

mengakibatkan abrasi,sehingga tidak ada penyerapan karbon

dioksida yang akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat

dusun Embras ?

3. Apakah masalah berkurangnya Ekosistem yang berada di dusun

Emberas ?

4. Bagaimanakah masalah pencemaran sungai yang disebabkan

oleh limbah cair yang dihasilkan dari pencucian bijih bauksit?

C. Tujuan penulis
Agar penulis bisa mengetahui tentang kesehatan masyarakat

dan masalah yang membuat hutan menjadi gundul.

2
D. Tempat dan Waktu penelitian

1. Waktu penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini

dilaksanakan bulan Januari 2024

2. Tempat penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Dusun Emberas,

Desa Emberas, Kecamatan Tayan hilir, Kabupaten Sanggau,

kalimantan Barat.

E. Metode penelitian

Jadi metode yang digunakan pada penelitian pada karya tulis

ilmiah tersebut adalah menggunakan metode kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung

menggunakan analisis atau secara wawancara kepada narasumber.

F. Teknik dan pengumpulan data

Penulis akan melakukan pengumpulan data dengan melakukan

proses wawancara terhadap narasumber dan menyebarkan angket

kepada beberapa orang siswa untuk melakukan

penelitian.Wawancara sudah membuat pedoman pertanyaan secara

tertulis dan ditanyakan secara lisan kepada responden.

G. Definisi operasional

Judul yang peneliti pilih adalah”DAMPAK KERUSAKAN HUTAN

BAGI KESEHATAN MASYARAKAT DUSUN EMBERAS"

3
1. Pengertian hutan

Hutan adalah sebuah ekosistem berupa sumber daya alam

hayati yang berupa pepohonan dan alam lingkungannya,dan

merupakan kesatuan dengan yang lainnya tidak dapat

dipisahkan.

2. Pengertian kesehatan

Kesehatan merupakan suatu keadaan jasmani

seseorang,baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terhindar

dari penyakit maupun kelemahan/cacat.

3. Pengertian masyarakat

masyarakat adalah sekelompok manusia yang saling

berinteraksi dengan individu dengan individu lainya dalam arti

seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka

anggap sama.

Tujuan peneliti agar mengetahui kesehatan masyarakat dan

ekosistem di dusun emberas

H. Manfaat penelitian

Agar peneliti bisa mengetahui informasi tentang kesehatan dusun

emberas dan permasalahan penebangan pohon secara liar sehingga

kurangnya penerapan karbon dioks

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hutan
Definisi Hutan

Mangrove forests are biological natural resources that have a

variety of potentials that benefit human life both directly and indirectly

and can be felt, both by people who live near the mangrove forest area

and people who live far from the mangrove forest area. Mangrove

forests also have high economic and ecological values but are very

vulnerable to damage if they are not wise in maintaining, preserving

and managing them. Hutan mangrove merupakan sumber daya alam

hayati yang mempunyai berbagai keragaman potensi yang

memberikan manfaat bagi kehidupan manusia baik yang secara

langsung maupun tidak langsung dan bisa dirasakan, baik oleh

masyarakat yang tinggal di dekat kawasan hutan mangrove maupun

masyarakat yang tinggal jauh dari kawasan hutan mangrove. Hutan

mangrove juga memiliki nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi akan

tetapi sangat rentan terhadap kerusakan apabila kurang bijaksananya

dalam mempertahankan, melestarikan dan mengelolanya.KONDISI

EKOLOGI DAN NILAI MANFAAT HUTAN MANGROVE DI DESA

LANSA, KECAMATAN WORI, KABUPATEN MINAHASA UTARA.

JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS, 6(2), 45.

https://doi.org/10.35800/jplt.6.2.2018.21526

5
Bentuk biomassa. Hutan juga dapat menjadi pengemisi karbon

dioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses respirasi, dekomposisi dan

pembusukan yang dibantu oleh berbagai macam jasad renik. (Dodik

Ridho Nurrochmat, dkk, 2014 : 18). Jenis-Jenis Hutan dan Manfaat

Hutan Jenis-jenis hutan dapat dibedakan berdasarkan hal-hal sebagai

berikut, yaitu: 1. Berdasarkan Fungsinya Berdasarkan fungsinya hutan

dibedakan menjadi : a. Hutan Lindung Mendengar kalimat hutan

lindung menyiratkan bahwa hutan lindung dapat ditentukan di dataran

tinggi sebagai cekungan hidrografi di sepanjang sungai atau di tepian

(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan). Biasanya hutan lindung berada di tengah-tengah lokasi

hutan produksi, hutan adat, hutan rakyat. atau di daerah yang

berbatasan dengan pemukiman dan perkotaan. Umumnya

pengelolaan hutan lindung dilakukan oleh pemerintah pusat,

pemerintah daerah, atau bahkan komunitas seperti masyarakat adat.

Fungsi dari hutan lindung ini sendiri adalah area khusus yang dimana

dapat memberikan perlindungan terhadap daerah sekitarnya yang

diperuntukkan pengelolaan air, kawasan pencegahan banjir dan erosi,

dan juga untuk membentengi area khusus untuk memelihara

kesuburan tanah. b. Hutan Suaka Alam Hutan suaka alam adalah

hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok

sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa

serta ekosistem, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem

6
penyangga kehidupan (Frans Wanggai : 2009). Cagar alam, cagar

biosfer, taman nasional, dan suaka marga satwa termasuk dalam

bagian dari hutan suaka di Indonesia. Adapun beberapa ciri dari hutan

suaka alam hutan tersebut memiliki flora dan fauna yang mempunyai

ciri khas tertentu yang hanya ada di tempat tersebut, hutan tersebut

memiliki manfaat yang sangat baik untuk kehidupan flora, fauna,

masyarakat serta sosial ekonomi. Kesadaran upaya perencanaan dan

pengukuhan beberapa kawasan konservasi termasuk penunjukan dan

penetapan beberapa kawasan menjadi Taman Nasional. Hutan suaka

alam juga memiliki manfaat untuk pelestarian variabilitas hayati flora,

fauna, dan ekosistem yang terdapat di dalam hutan suaka alam

tersebut. c. Hutan Wisata Hutan wisata adalah hutan yang

dipergunakan dan dipelihara untuk kepentingan pariwisata dan untuk

rekreasi. Di samping kegunaannya sebagai tempat rekreasi atau pun

pariwisata, hutan wisata ini juga pemanfaatannya melindungi tumbuh

tumbuhan dan binatang-binatang langka supaya tidak punah

keberadaannya. Karakteristik dari hutan wisata ini adalah mempunyai

keindahan alam yang masih terjaga dan terawat sehingga memiliki

spesifikasi tersendiri, dikhususkan dirawat, dibina serta dipelihara

untuk kepentingan pariwisata yang dimana dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat sekitar maupun pemerintah daerah.

Adapun manfaat dari hutan wisata yang diatur di dalam Keputusan

Menteri Kehutanan bahwa hutan wisata dikhususkan untuk kegiatan

7
pariwisata, selain itu manfaat dari hutan wisata hampir sama dengan

hutan lindung dan hutan suaka alam yaitu sebagai sarana pendidikan

atau edukasi serta sebagai sarana penelitian dan pengembangan

yang dimana masyarakat dapat melakukannya di hutan wisata sebab

tidak semua jenis hutan dibuka untuk umum. d. Hutan Produksi Hutan

produksi adalah area hutan yang dimana hasilnya dapat digunakan

atau diambil, baik dalam bentuk kayu maupun non-kayu. Agar

pemanfaatannya dapat dilaksanakan secara bertanggung jawab maka

pemerintah daerah maupun perusahaan swasta harus memiliki izin

usaha. Beberapa jenis izin usaha yang digunakan untuk pemanfaatan

hutan produksi adalah Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan (IUPK), Izin

Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan (IUPJL), Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK), Izin Usaha Pemanfaatan

Hasil Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK), Izin Pemungutan Hasil Hutan

Kayu (IPHHK), dan Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu

(IPHHBK). Karakteristik dari hutan produksi itu sendiri yang di dalam

satu area hanya terdapat satu macam jenis pohon contohnya hutan

karet maupun hutan jati, kawasan yang dimanfaatkan luas

dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manfaat yang

diberikan oleh hutan produksi menurut Pasal 28 ayat (1) Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan adalah pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa

8
lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta

pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu.

B. Kesehatan Masyarakat

Kesehatan mental merupakan salah satu kajian dalam ilmu

kejiwaan yang sudah dikenal sejak abad-19, seperti di Jerman tahun

1875 M. Kesehatan mental sebagai suatu kajian ilmu jiwa walaupun

dalam bentuk sederhana. Pada pertengahan abad ke-20 kajian

mengenai kesehatan mental sudah jauh berkembang dan maju

dengan pesat sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi modern

(Ramayulis 2002). Ia merupakan suatu ilmu yang praktis dan banyak

dipraktikkan dalam kehidupan manusia sehari-hari, baik dalam bentuk

bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di semua aspek

kehidupan individu, misalnya dalam rumah tangga, sekolah-sekolah,

lembaga-lembaga pendidikan dan dalam masyarakat. Hal ini dapat

dilihat misalnya, dengan berkembangnya klinik-klinik kejiwaan dan

munculnya lembaga-lembaga pendidikan kesehatan mental.

Semuanya ini dapat menjadi pertanda bagi perkembangan dan

kemajuan ilmu kesehatan mental (Ramayulis 2002). Pada awalnya,

kesehatan mental hanya terbatas pada individu yang mempunyai

gangguan kejiwaan dan tidak diperuntukkan bagi setiap individu pada

umumnya. Namun, pandangan tersebut bergeser sehingga kesehatan

mental tidak terbatas pada individu yang memiliki gangguan kejiawaan

9
tetapi juga diperuntukkan bagi individu yang mentalnya sehat yakni

bagaimana individu tersebut mampu mengeksplor dirinya sendiri

kaitannya dengan bagaimana ia berinteraksi dengan lingkungan

sekitarnya. Berikut akan dipaparkan mengenai sejarah kesehatan

mental yang dibagi atas Zaman Pra Ilmiah dan Zaman Modern.

Kholifah, L. nur. (2022). Kesehatan mental. Center for Open Science.

http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/6bdrq.

Anda sebagai bidan tentu sudah sering mendengarkan kata

kesehatan yang diartikan sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa,

dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara

sosial dan ekonomis sedangkan masyarakat adalah sekumpulan

manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling

berinteraksi. Arti lain kesehatan menurut WHO (1947) adalah suatu

keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta

tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sehat menurut UU

23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan

adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang mungkin

hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sehat secara mental

(kesehatan jiwa) adalah satu kondisi yang memungkinkan

perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari

seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan

orang-orang lain. Sehat secara sosial adalah perikehidupan

seseorang dalam masyarakat, yang diartikan bahwa seseorang

10
mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan

kehidupannya sendiri dan kehidupan keluarga sehingga

memungkinkan untuk bekerja, beristirahat dan menikmati liburan.

Berdasarkan dua pengertian kesehatan tersebut, dapat disarikan

bahwa kesehatan ada empat dimensi, yaitu fisik (badan), mental

(jiwa), sosial dan ekonomi yang saling mempengaruhi dalam

mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang, kelompok, atau

masyarakat. Oleh karena itu, kesehatan bersifat holistik atau

menyeluruh, tidak hanya memandang kesehatan dari segi fisik saja.

Misalnya: seseorang kelihatan sehat dari segi fisiknya, akan tetapi ia

tidak mampu mengendalikan emosinya ketika sedih maupun senang

dengan mengekspresikan ke dalam bentuk perilaku berteriak atau

menangis keras-keras, atau tertawa terbahak-bahak yang

membuatnya sulit untuk bisa kembali ke kondisi normal, maka orang

tersebut tidak sehat. Begitu pula orang yang kelihatan sehat dari segi

fisiknya, akan tetapi tidak mampu memajukan kehidupannya sendiri

dengan belajar, bekerja, ataupun berinteraksi dengan masyarakat

sekitarnya, maka orang tersebut tidak bisa dikatakan sehat. Sehat

rakyat: Jurnal kesehatan masyarakat. (n.d.).

https://doi.org/10.54259/sehatrakyat.

11
BAB lll

METODE PENELITIAN

A. Metode penelitian

Sebuah karya tulis ilmiah tentu saja menggunakan metode dan

teknik tersendiri yang baik dalam penelitian dengan beberapa

permasalahan yang akan dijadikan bahan kajian atau pembahasan.

Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat,

serta desain penelitian yang akan digunakan. Metode merupakan

syarat mutlak yang digunakan bertujuan untuk dapat melihat kedalam

sebuah penelitian. Demikian pula karya tulis ilmiah yang merupakan

bentuk karya ilmiah. Sesuai dengan judul penelitian yang diambil yaitu

“ DAMPAK KERUSAKAN HUTAN BAGI KESEHATAN

MASYARAKAT DUSUN EMBERAS“, peneliti menetapkan metode

yang digunakan adalah metode kualitatif, yang bertujuan untuk

membuat gambaran yang akurat mengenai fakta-fakta di lapangan

dan ciri khas yang terdapat pada objek penelitian.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi dan subjek penelitian digunakan untuk memberi

penjelasan dimana penelitian dilaksanakan dan apa yang akan diteliti.

Adapun lokasi penelitian dan subjek penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Lokasi Penelitian

12
Lokasi merupakan daerah atau tempat yang digunakan

peneliti dalam melaksanakan penelitian. Pelaksanaan penelitian

ini dilaksanakan di Dusun Emberas, Desa Emberas, Kecamatan

Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, provinsi kalimantan barat.

2. Subjek Penelitian`

Peneliti memilih lokasi ini karena Dusun Emberas merupakan

tempat yang dimana memiliki pengaruh besar bagi kesehatan

yang dipengaruhi oleh hutan terhadap masyarakat. Subyek

penelitian ini adalah Masyarakat Dusun Emberas.

C. Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyiapkan beberapa

instrumen penelitian. Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006 :

260) bahwa :

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen merupakan alat yang digunakan dalam mengumpulkan

data yang diperlukan selama penelitian. Sebelum melakukan

penelitian ke lapangan peneliti menyiapkan beberapa panduan

diantaranya pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Dengan adanya panduan tersebut peneliti akan lebih terarah dan

fokus terhadap topik yang akan jadi bahan pembahasan.

13
Adapun instrumen yang akan digunakan pada penelitian kali ini

antara lain :

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah kumpulan atau hal pokok yang

menjadikan dasar untuk memberikan petunjuk bagaimana

sesuatu yang harus dilakukan dalam wawancara. Sehingga

wawancara tersebut dapat menghasilkan sesuatu hal yang

diinginkan. Wawancara dilakukan langsung kepada narasumber,

yaitu masyarakat Dusun Emberas. Wawancara yang dipakai

dalam penelitian ini menggunakan dua pedoman yaitu wawancara

terstruktur (structured interview) dan wawancara tak terstruktur

(unstructured interview.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan

pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Sedangkan

wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

datanya.

Menurut Guba dan Lincoln (1985) tujuan wawancara adalah

mengkonstruksi menggali orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain

kompleksitas yang dialami pada masa lalu; memproyeksikan

14
harapan-harapan agar dialami pada masa yang akan datang,

memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangkan (dalam Kasmahidayat, 2010:65)

Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan

wawancara untuk mencari tahu kejadian, kegiatan, memverifikasi

masyarakat.

Selain kepada narasumber yang bersangkutan, wawancara

juga dilakukan kepada masyarakat umum guna mengetahui

seberapa jauh pengetahuan kesehatan masyarakat Dusun

Emberas.

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi adalah kumpulan atau hal-hal pokok yang

menjadikan dasar untuk memberikan petunjuk bagaimana

sesuatu yang harus dilakukan dalam melakukan observasi,

sehingga observasi yang dilakukan tersebut dapat menghasilkan

suatu hal yang diinginkan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti

adalah observasi tidak berstruktur, karena peneliti hanya

mengagumi saja, tidak terjun langsung sebagai pelaku yang akan

diteliti.

Pedoman observasi adalah kumpulan atau hal-hal pokok yang

menjadikan dasar untuk memberikan petunjuk bagaimana

sesuatu yang harus dilakukan dalam melakukan observasi,

15
sehingga observasi yang dilakukan tersebut dapat menghasilkan

suatu hal yang diinginkan.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi tidak

berstruktur, karena peneliti hanya mengagumi saja, tidak terjun

langsung sebagai pelaku yang akan diteliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu suatu cara yang digunakan oleh

peneliti guna mendapatkan informasi yang akurat mengenai penelitian

yang dilakukan. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data,

yaitu :

1. Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara pengumpulan data yang

digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumber

yang bersangkutan secara lebih mendalam. Wawancara

dilakukan kepada sumber yang terpercaya yang memang

mengetahui secara mendalam tentang objek penelitian. Selain itu

wawancara juga dilakukan kepada masyarakat setempat guna

mengetahui secara mendalam sejauh mana objek dikenal. Tujuan

lainnya yaitu, dapat memperoleh data secara konkret tentang

objek yang diteliti.

Adapun langkah-langkah wawancara menurut Lincoln and

Guba dalam Sugiyono (2013 : 235) mengemukakan ada tujuh

16
langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan

data dalam penelitian kualitatif, yaitu :

A. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

B. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan.

C. Mengawali atau membuka alur wawancara

D. Melangsungkan alur wawancara

E. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan

mengakhirinya.

F. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

G. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah

diperoleh.

Wawancara dilakukan dengan jenis wawancara terstruktur

dan tak terstruktur agar pertanyaan yang diajukan kepada pihak

yang terlibat dapat dijawab dengan jelas. Pemilihan subjek yang

akan diwawancarai lebih

Oleh karena itu peneliti menggunakan langkah-langkah

wawancara menurut Lincoln and Guba dalam Sugiyono (2013 :

235)

E. Alat dan bahan

jadi alat dan bahan yang akan digunakan pada penelitian pada

karya tulis ilmiah sebagai berikut :

17
1. Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan atau

percakapan dengan sumber data.

2. Alat perekam: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau

pembicaraan.

3. Daftar pertanyaan: berfungsi untuk mempermudah dalam

memberikan pertanyaan ke narasumber.

4. Alat tulis : berfungsi menulis semua pembicaraan atau

percakapan dengan sumber data.

F. Instrumen penelitian
A. Wawancara

Sebelum melakukan penelitian, penulis menyiapkan beberapa

instrumen pertanyaan sebagai berikut:

Bagaimanakah dampak penebangan pohon di dusun emberas

yang mempengaruhi kesehatan masyarakat ?

Bagaimanakah masalah pertambangan bauksit yang

mengakibatkan abrasi,sehingga tidak ada penyerapan karbon

dioksida yang akan berpengaruh pada dusun Embras ?

Apakah masalah berkurangnya Ekosistem yang berada di dusun

Emberas ?

Bagaimanakah masalah pencemaran sungai yang disebabkan

oleh limbah cair dihasilkan dari pencucian bijih bauksit?

Bagaimana cara mengatasi dampak kerusakan hutan ?

18
B. Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini, dipergunakan untuk

melengkapi data dari hasil wawancara dan hasil pengamatan

(observasi). Dokumentasi yang akan diambil oleh penulis dalam

penelitian adalah

1. Pengambilan video pada saat wawancara.

2. Pengambilan dokumentasi pada masyarakat dan hutannya.

19
BAB lV

HASIL PENELITIAN

A. Pembahasan

Setelah menjabarkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian,

teori-teori yang telah mengukuhkan penelitian, dan metode penelitian

yang digunakan, maka pada bab ini dipaparkan mengenai hasil dari

penelitian. Hasil penelitian akan dijabarkan berdasarkan hasil

wawancara, observasi dan dokumentasi. Pembahasan dalam bab ini

didapat melalui hasil pengumpulan data melalui studi dokumentasi,

observasi, wawancara terhadap informan yang dibutuhkan dalam

penelitian, serta diskusi yang terfokuskan terhadap masalah yang

diteliti. Pada bab ini hasil penelitian dan pembahasan ini, akan

menguraikan berbagai hal mengenai hasil wawancara pada bulan

Januari 2024 Yang dilakukan di Desa Emberas. terkait dengan “

DAMPAK KERUSAKAN HUTAN BAGI KESEHATAN

MASYARAKAT DUSUN EMBERAS “

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

deskriptif. dilakukan untuk menggambarkan proses atau peristiwa

yang sedang berlaku pada saat ini di lapangan yang dijadikan objek

penelitian, kemudian data atau informasinya dianalisis sehingga

diperoleh suatu pemecahan masalah. Untuk tahap analisis yang

dilakukan oleh peneliti adalah membuat daftar pertanyaan untuk

wawancara, pengumpulan data, dan melakukan analisis data yang

20
dilakukan sendiri oleh peneliti. Wawancara yang dilakukan oleh

peneliti dilakukan pada bulan Januari 2024. Hasil penelitian ini

diperoleh dengan teknik wawancara yang mendalam dengan

narasumber sebagai bentuk pencarian data dan observasi Non

Partisipan di lapangan yang kemudian peneliti analisis, berikut

merupakan tabel jadwal wawancara yang dilakukan oleh peneliti :

Jadwal Wawancara

Nama Tanggal Tempat Daftar Gambar


Informan Wawancara Wawancara

Antonius 31 Januari 2024 Di Kantor Desa


Tebsin (Staf Emberas
desa)

21
Sumardi 31 Januari 2024 Di Rt.004
(Ketua Rt.004) Dusun
Emberas,
Desa Emberas

Dominus Jaher 31 Januari 2024 Di Rt.003


(Ketua Rt.003) Dusun
Emberas,
Desa Emberas

Kamalia Silaba 31 Januari 2024 Polindes Di


(Bidan di Desa Desa Emberas
Emberas

22
Silvanus 31 Januari 2024 Di Rumah
Juandi Masyarakat
(Masyarakat)

Vitonius Ali 31 Januari 2024 Di Rumah


(Temunggung Temunggung
Adat Dayak Adat Dayak
Tebang) Tebang Di

Pada bab IV ini akan diberikan pemaparan mengenai hasil


penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti saat
melakukan penelitian di Desa Emberas, Kecamatan Tayan Hilir,
Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan barat dari Penjelasan yang
diberikan merupakan penjabaran dari rumusan masalah yang ada.

B. Hasil Penelitian

NO Pertanyaan penelitian aspek indikator sumber


data

1 Bagaimanakah dampak Dampak Penebangan Staf


pohon Desa,
penebangan pohon di Bidan,
Ketua
dusun emberas yang Rt,
Masyar
mempengaruhi akat Di
Desa
Embera

23
kesehatan masyarakat s

2 Bagaimanakah Akibat Pertambanga Staf


n Bauksit Desa,
masalah pertambangan Bidan,
Ketua
bauksit yang Rt,
Masyar
mengakibatkan akat Di
Desa
abrasi,sehingga tidak Embera
s
ada penyerapan karbon

dioksida yang akan

berpengaruh pada

dusun Embras ?

3 Apakah masalah Masalah Berkurangny Staf


Desa,
berkurangnya a Ekosistem Bidan,
Ketua
Ekosistem yang berada Rt,
Masyar
di dusun Emberas ? akat Di
Desa
Embera
s

4 Bagaimanakah Sebab pencemaran Staf


Desa,
masalah pencemaran sungai Bidan,
Ketua
sungai yang Rt,
Masyar
disebabkan oleh limbah akat Di
Desa
cair dihasilkan dari Embera
s

24
pencucian bijih

bauksit?

5 Bagaimana cara Mengatasi dampak

mengatasi dampak kerusakan

kerusakan hutan ? hutan

Hasil wawancara pertama berkaitan dengan “Dampak kerusakan

hutan bagi kesehatan masyarakat dusun Emberas” , penulis

mendapatkan informasi dari Narasumber.

Wawancara pada Antonius Tebsin (Staf desa) Wawancara

dilakukan pada rabu, 31 Februari 2024 di Dusun Emberas, Desa

Emberas, Kecamatan Tayan hilir, Kabupaten Sanggau, Provinsi

Kalimantan barat. Hasil dari wawancara yang telah dilakukan di

dapatkan informasi bahwa menurut Antonius Tebsin dampak

penebangan hutan yang dilakukan di desa Emberas mengakibatkan

banjir, pemukiman menjadi rusak,kotoran-kotoran menjadi naik

sehingga menyebabkan penyakit kulit, kemudian kerusakan

lingkungan yaitu tanaman-taman menjadi rusak dan mati sehingga

tidak menghasilkan sesuatu bagi perekonomian masyarakat. Dampak

pertambangan menyebabkan abrasi, pemanasan global jadi

25
pemerintah ingin menanam pohon untuk memperbaiki ekosistem yang

di tambang tersebut.

sejauh ini dampak pencemaran air yang dilakukan oleh pencucian

bijih bauksit masih belum ada karena pihak perusahaan melakukan

perbaikan terus agar limbah tersebut tidak jebol dan merusak tanaman

di dekat kolam pembuangan cairan bekas pencucian bijih bauksit,

karena jika kolam tersebut tidak dilakukan perbaikan terus-menerus

akan mengakibatkan pencemaran sungai sedangkan kegunaan

sungai sangat lah banyak. untuk penanaman sendiri perusahan sudah

melakukan penanaman di sekitar pertambangan seperti sawit,

kaliandra, dan pohon albasia. Untuk mengatasi hal tersebut

pemerintah akan melakukan sanksi adat terhadap orang yang

menebang pohon secara liar. cara mengatasi dampak kerusakan

hutan dengan melakukan kerjasama dengan pemerintah tentang hal

tersebut.

Hasil wawancara cara kedua penulis mendapatkan informasi dari

narasumber. Wawancara dilakukan pada Sumardi (Ketua Rt.004)

wawancara dilakukan pada hari yang sama di Desa Emberas, Rt.004.

Hasil dari wawancara yang telah dilakukan di dapatkan informasi

menurut Sumardi (Ketua Rt.004) dampak penebangan pohon tidak

ada karena untuk penebangan pohon itu hanya dilakukan pada saat

berladang jadi tidak ada pengaruh kesehatan masyarakat Dusun

Emberas. Pengaruh pertambangan bauksit bagi masyarakat itu tidak

26
ada. pencemaran sungai yang disebabkan oleh pencucian bijih

bauksit juga belum ada karena jauh dari pemukiman masyarakat.

Hasil wawancara ketiga penulis mendapatkan informasi dari

narasumber. Kemudian wawancara dilakukan pada Dominus Jaher

(Ketua Rt.003) wawancara dilakukan di Desa Emberas, Rt.003. Hasil

dari wawancara yang telah dilakukan di dapatkan informasi menurut

Dominus Jaher (Ketua Rt.003)dampak penebangan pohon adalah

membuat pohon menjadi gundul dan menyebabkan pencemaran pada

air sungai. pengaruhnya bagi kesehatan adalah membuat masyarakat

menjadi tidak sehat karena mengkonsumsi air tersebut. Pengaruh dari

pertambangan bauksit adalah membuat debu hingga mempengaruhi

kesehatan masyarakat yang berada di kampung makanya dengan hal

itu gimana pemerintah pusat mengatasi hal tersebut, dengan hal ini

masyarakat bisa menuntut karena debu yang dihasilkan oleh

pertambangan bauksit. karena di Dusun jonti itu ada uang debunya

walaupun jauh. Masalah pencemaran sungai yang disebabkan oleh

pencucian bijih bauksit di sekitar Desa Emberas masih belum ada, jadi

yang terkena pencemaran limbah hasil pencucian bijih bauksit adalah

di sekitaran danau penyebabnya karena ada kebocoran pada kolam

yang menampung limbah bijih bauksit. Hasil dari kebocoran tersebut

mengakibatkan ikan yang berada di danau mati. Untuk mengatasinya

itu sendiri masih belum biasa karena kita harus konsultasi dengan

pemerintah desa tentang masalah tersebut.

27
Hasil wawancara keempat penulis mendapatkan informasi dari

narasumber. Kemudian wawancara dilakukan pada Kamalia Silaba

(Bidan di Desa Emberas) wawancara dilakukan di Rt.002, Polindes

Desa Emberas. Hasil dari wawancara yang telah dilakukan di

dapatkan informasi menurut Kamalia Silaba (Bidan di Desa Emberas)

dampak penebangan pohon yang dilakukan di Desa Emberas

membuat polusi pada udara dan juga pada saat musim kemarau

penghijauan itu kurang dilakukan oleh pemerintah. Pengaruhnya bagi

kesehatan pada masyarakat menyebabkan masyarakat batuk, sesak

nafas, pilek, dan juga orang yang penyakit asma rentan diare. Akibat

pertambangan bauksit polusi udara karena perusahaan itu tidak jauh

dari pemukiman warga. Masalah pencucian bijih bauksit yang

mempengaruhi air yang dikonsumsi masyarakat masih belum ada

sampai sekarang. Untuk mengatasi hal tersebut kita harus menanam

pohon kembali agar ada ke penghijauan kembali.

Hasil wawancara kelima penulis mendapatkan informasi dari

narasumber. Kemudian wawancara dilakukan pada Silvanus Juandi

selaku masyarakat yang berada di Rt.001 Desa Emberas. Hasil dari

wawancara yang telah dilakukan di dapatkan informasi menurut

Silvanus Juandi dampak penebangan pohon yang berada di Desa

Emberas menyebabkan pemanasan global,abrasi,menyebabkan

longsor, dan banjir. Untuk pengaruhnya bagi kesehatan adalah

pencemaran udara dapat menyebabkan udara kita menjadi tidak

28
segar menyebabkan kesehatan kita terganggu seperti batuk, pilek,

ataupun sesak nafas. Akibat dari pertambangan bauksit adalah

menyebabkan abrasi, longsor, pemanasan global tetapi di sini

perusahaan pertambangan bauksit sesudah melakukan

pertambangan mereka melakukan penanaman pohon pada area yang

sudah di tambang agar mengurangi dampak terhadap lingkungan

sekitar. Untuk pencemaran pada air itu sendiri masih belum ada

karena pihak perusahaan melakukan perbaikan terus menerus pada

kolam yang menampung limbah hasil pencucian bijih bauksit. Cara

mengatasinya adalah dengan melakukan penanaman kembali.

Hasil wawancara kelima penulis mendapatkan informasi dari

narasumber. Kemudian wawancara dilakukan pada Vitonius Ali

Selaku temunggung adat dayak tebang Di Desa Emberas Hasil dari

wawancara yang telah dilakukan di dapatkan informasi menurut

Vitonius Ali dampak penebangan pohon yang dilakukan di Desa

Emberas adalah tidak ada. Pengaruh bagi kesehatan masyarakat di

temukan tidak ada. Akibat pertambangan bauksit juga tidak ada

pengaruhnya. Untuk pencemaran pada air itu sendiri masih belum ada

karena pihak perusahaan melakukan perbaikan terus menerus pada

kolam yang menampung limbah hasil pencucian bijih bauksit. Cara

mengatasinya adalah melakukan penghijauan kemba

29
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis

dapat mengambil kesimpulan yaitu:

1. Penanaman merupakan cara yang sangat efektif bagi masyarakat

agar penghijauan bisa kembali lagi yang ada di Desa Embars

pada area yang sudah di tambang agar tidak ada lagi longsor,

abrasi, pemanasan global dan juga pemerintah berupaya

membantu masyarakat untuk menyumbang pepohonan.

2. Polusi yang di akibatkan oleh pertambagan bauksit membuat

masyarakat sekitarnya sulit untuk menghirup udara yang bersih

sehingga harus memakai masker agar kesehatannya selalu

terjaga.

3. Air merupakan sumber ekonomi yang dimiliki masyarakat seperti

mencuci, mandi, hingga dikonsumsi oleh masyarakat sekitar

karena hal tersebut pihak perusahaan membuat kolam untuk

menyimpan limbah hasil pencucian bijih bauksit dan melakukan

perbaikan terus pada kolam tersebut.

B. Saran

Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna

baik dari materi, maupun dari segi penyajian Pembahasaan karena

30
keterbatasan waktu dan wawasan dalam menjangkau informasi. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan saran untuk kesempurnaan

karya tulis ilmiah ini.

31
DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)’’ Pengertian

masyarakat’’.2022,03 september.Artikel ini tayang di

Kompas.com,halaman 1.

.KONDISI EKOLOGI DAN NILAI MANFAAT HUTAN MANGROVE DI

DESA LANSA, KECAMATAN WORI, KABUPATEN MINAHASA UTARA.

JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS, 6(2), 45.

https://doi.org/10.35800/jplt.6.2.2018.21526

Kholifah, L. nur. (2022). Kesehatan mental. Center for Open Science.

http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/6bdrq.

Sehat rakyat: Jurnal kesehatan masyara

kat. (n.d.). https://doi.org/10.54259/sehatrakyat.

32

Anda mungkin juga menyukai