Disusun Oleh:
NIM : 12070327503
ABSTRAK
pengungkapan carbon emission disclosure pada perusahaan manufaktur. Faktor yang diuji di
dalam penelitian ini adalah leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan total assets
lterdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut mulai dari tahun 2011-2013. Penelitian ini
menggunalan metode analisis regresi linier berganda untuk menguji hipotesis penelitian.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa leverage dan ukuran perusahaan memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap carbon emission disclosure. Untuk profitabilitas dan
total perputaran aset tidak berpengaruh secara signifikan terhadap carbon emission
disclosure.
ABSTRACT
This study aims to determine the factors that influence the disclosure of carbon emission
disclosure in manufacturing companies. The factors tested in this study are leverage,
company size, profitability, and total assets turnover. The sample for this study was
selecte1`d using manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange from
2011-2013 respectively. This research uses multiple linear regression analysis method to test
the research hypothesis. The results of this study indicate that leverage and company size
have a significant effect on carbon emission disclosure. For profitability and total asset
Perubahan iklim saat ini mendapatkan perhatian yang signifikan sebagai isu
lingkungan global. Salah satu faktor yang menyebabkan perubahan iklim di dunia
adalah gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Isu yang berkaitan
dengan perubahan iklim dan kekhawatiran publik atas masalah yang disebabkan oleh
sekarang ini bahwa banyak perusahaan yang sistem operasional mereka menghasilkan
Carbon Accounting serta pengelolaan limbah dengan baik untuk menjaga lingkungan
sekitar, hal ini juga berupaya untuk menjaga loyalitas masyarakat terhadap
digunakan sebagai cara untuk mengukur emisi karbon, mengatur strategi dalam
mengurangi emisi karbon, melakukan pencatatan atas biaya yang terjadi dari kegiatan
laporannya dan praktiknya masih jarang dilakukan oleh entitas bisnis. Perusahaan
(Robert, 2011). Carbon Emission Disclosure yang dilakukan perusahaan dapat dinilai
oleh pembaca laporan tahunan sebagai tanda keseriusan perusahaan dalam menangani
jenis industri dan struktur kepemilikan institusional dengan hasil ukuran perusahaan,
terhadap carbon emission disclosure. Penelitian Jannah dan Muid (2014) yang
perusahaan, leverage dan peringkat Proper, memiliki hasil media exposure, tipe
disclosure.
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah leverage, ukuran perusahaan,
kontribusi dalam menjelaskan secara empiris tentang carbon emission disclosure yang
dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia dan dapat digunakan
KERANGKA TEORITIS
Teori Legitimasi
bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi, karena teori legitimasi adalah hal
yang paling penting bagi organisasi. Batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-
norma dan nilai-nilai sosial serta reaksi terhadap batasan tersebut mendorong
dilandasi oleh kontrak sosial yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat
organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan
terutama ketika berkaitan dengan wilayah sosial dan akuntansi lingkungan. Meskipun
masih terdapat pesimisme yang kuat yang dikemukakan oleh banyak peneliti, teori ini
telah dapat menawarkan sudut pandang yang nyata mengenai pengakuan sebuah
Carbon Accounting
Definisi yang sederhana untuk carbon accounting adalah suatu proses
pembentukan sistem dan program unruk mengurangi emisi karbon, dan pelaporan
dapat mengetahui tingkat emisi karbon yang dihasilkannya dari hasil pengukuran,
perusahaan.
keseluruhan dari emisi CO2 yang diakibatkan secara langsung maupun tidak langsung
Leverage
Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada
tingkat leverage lebih rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri.
asset), debt to equity ratio, long term debt to equity, dan time interested earned.
Leverage atau solvabilitas merupakan istilah yang sering digunakan perusahaan untuk
jaminan terhadap hutang. Hutang disini meliputi hutang lancar dan hutang jangka
panjang. Leverage sering juga disebut dengan solvabilitas. Untuk mengukur leverage
dapat digunakan Debt To Equity Ratio. Dalam rangka mengukur risiko fokus
perhatian kreditor jangka panjang terutama ditujukan pada prospek laba dan perkiraan
arus kas (Riyanto, 2008). Keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh
kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan dapat diukur dengan Debt To
Equity Ratio (DER). DER juga dapat memberikan gambaran tentang struktur modal
yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya
suatu hutang (Brigham dan Houston, 2006). Kewajiban yang lebih tinggi dari hutang
disclosure.
Ukuran Perusahaan
perbandingan yang digunakan adalah total aset perusahaan (Riyanto, 2008). Menurut
Sartono (2010), perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah
kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih
besar pula. Menurut Fahmi (2011), semakin baik kualitas laporan keuangan yang
disajikan maka akan semakin menyakinkan pihak eksternal dalam melihat kinerja
dengan perusahaan akan merasa puas dalam berbagai urusan dengan perusahaan.
Perusahaan selalu menginginkan perolehan laba bersih setelah pajak karena bersifat
menambah modal sendiri. Dengan kata lain, laba bersih dapat diperoleh jika jumlah
penjualan lebih besar daripada jumlah biaya operasi. Agar diperoleh laba bersih yang
sesuai dengan jumlah yang diinginkan, maka perencanaan dan pengendalian menjadi
hal yang sangat penting dilakukan oleh pihak manajemen (Fahmi, 2011).
membutuhkan dukungan modal yang semakin besar, demikian juga sebaliknya, pada
modal juga semakin kecil. Tetapi, jika dana dari sumber intern sudah tidak
mencukupi, maka tidak ada pilihan lain bagi perusahaan untuk menggunakan dana
yang berasal dari luar perusahaan, baik utang maupun dengan mengeluarkan saham
baru. Perusahaan yang besar cenderung memiliki sumber permodalan yang lebih
banyak dan memiliki kemungkinan untuk bangkrut yang lebih kecil, sehingga lebih
mampu untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Dengan kata lain, perusahaan besar
cenderung memiliki utang atau menggunakan dana eksternal dalam jumlah yang lebih
Menurut Riyanto (2008), suatu perusahaan yang besar yang sahamnya tersebar
sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang
kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari pihak yang
yang besar akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan
dengan perusahaan yang kecil. Brigham dan Houston (2006) mengemukakan bahwa
ukuran perusahaan yaitu rata–rata total aset bersih untuk tahun yang bersangkutan
sampai beberapa tahun. Sesuai dengan teori legitimasi yaitu semakin besar suatu
emission disclosure.
Profitabilitas
ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada dasarnya penggunaan
rasio ini yakni menunjukkan tingkat efesiensi suatu perusahaan. Profitability ratio
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2010).
emisi karbon. Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan
yang terdaftar di BEI digunakan Return On Equity (ROE), karena ROE mengukur
saham.
perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu
pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba dilain pihak (Riyanto,
2008). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk
rasio ROE bisa dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah equitas
pengembalian terhadap modal yang mereka tanamkan disebut juga dengan rentabilitas
modal sendiri atau Return On Equity (ROE). Kesimpulan dari pengertian ROE adalah
untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu
perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan
oleh investor, yaitu dengan menggunakan rasio return on equity (ROE). Perusahaan
dengan kemampuan kinerja keuangan yang baik, semakin besar memiliki kemampuan
penggantian mesin baru yang lebih ramah lingkungan dan melakukan aksi tanam
disclosure.
bersih (Net Sales) yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam
bentuk harta perusahaan. Jika perputarannya lambat, ini menunjukkan bahwa aktiva
yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual. Menurut
Djarwanto (2004: 203), rasio total assets turnover bertujuan untuk mengukur
penjualan yang dicapai. Pada umumnya semakin tinggi perputaran aktiva, semakin
efisien penggunaan aktiva tersebut. Perputaran total Aktiva (total assets turnover)
merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar
Semakin tinggi efisien penggunaan assets maka semakin cepat pengembalian dana
Total assets turnover sendiri merupakan rasio antara penjualan dengan total
aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Apabila rasio
rendah itu merupakan indikasi bahwa perusahaan beroperasi pada volume yang
1995) total assets turnover merupakan rasio pengelolaan aktiva terakhir, mengukur
perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva perusahaan. Apabila perusahaan tidak
menghasilkan volume usaha yang cukup untuk ukuran investasi sebesar total
aktivanya, penjualan harus ditingkatkan. Beberapa aktiva harus dijual, atau gabungan
rasio ini selama beberapa periode menunjukkan suatu trend yang cenderung
meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin efisien penggunaan aktiva
oleh besar kecilnya penjualan dan total aktiva, baik lancar maupun aktiva tetap.
Karena itu, Total Assets Turnover dapat diperbesar dengan menambah aktiva pada
satu sisi dan pada sisi lain diusahakan agar penjualan dapat meningkat relatif lebih
besar dari peningkatan aktiva atau dengan mengurangi penjualan disertai dengan
pengurangan relatif terhadap aktiva (Leunupun, 2003). Total assets turnover yang
sehingga cenderung mempunyai laba yang tinggi yang dapat digunakan untuk
emission disclosure.
METODA PENELITIAN
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2011 hingga 2013. Pemilihan
Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa laporan tahunan dan
perusahaan manufaktur yang berupa total kewajiban, total aset, laba setelah pajak,
total ekuitas, total penjualan, dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011
beberapa item yang diadopsi dari penelitian Jannah dan Muid (2014) berdasarkan
penelitian Choi et al. (2013). Untuk mengukur sejauh mana pengungkapan karbon,
diberikan oleh Carbon Disclosure Project (CDP). CDP adalah sebuah organisasi non-
TEKNIK ANALISIS
Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi binary logit dengan
menggunakan software Eviews 7. Adapun model yang akan diestimasi adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
e : error
Analisis
Hasil olahan regresi binary logit menunjukkan bahwa variabel leverage,
ukuran perusahaan, profitabilitas, dan total assets turnover jika diuji secara bersama-
sama memiliki pengaruh signifikan terhadap carbon emission disclosure. Hal ini
Pembahasan
terhadap carbon emission disclosure. Hal ini mendukung teori stakeholder bahwa
stakeholder terkait dengan biaya termasuk pengurangan emisi karbon. Hal ini
pengurangan karbon.
terhadap carbon emission disclosure. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Freedman dan Jaggi (2005) dan Lorenzo et al. (2009) yang menyatakan bahwa,
perusahaan besar memiliki tekanan yang lebih besar dari masalah lingkungan
ini sejalan dengan penelitian Jannah dan Muid (2014) yang menyatakan bahwa
Disclosure.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Choi et al. (2013) yang
membayar sumber daya tambahan manusia atau keuangan yang dibutuhkan untuk
pelaporan sukarela dan pengungkapan emisi karbon yang lebih baik untuk menahan
nilai rasio total assets turnover perusahaan, maka semakin tinggi tingkat efisiensi
III. KESIMPULAN
Simpulan
yang dapat disimpulkan yaitu leverage dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap carbon emission disclosure. Untuk profitabilitas dan total
disclosure.
Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti menganggap perusahaan telah
melakukan carbon emission apabila terdapat salah satu point yang terdapat di
checklist sehingga perlu dilihat secara lebih luas lagi mana perusahaan yang hanya
melakukan salah satu point dan mana yang melakukannya lebih dari satu point.
Saran
Atas dasar simpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat diberikan beberapa
saran yang diharapkan dapat berguna dalam penelitian yang akan datang yaitu
variabel yang signifikan dan dapat digunakan sebagai dasar dalam carbon emission
disclosure adalah variabel leverage dan ukuran perusahaan dan dalam melakukan
ukuran perusahaan. Sampel peneliti dapat mengambil sector lain selain perusahaan