Anda di halaman 1dari 4

Nama :

1. Ismail Marzuki
2. Lalu Yusril Aman
3. L. Hendra Fatoni
4. Melina Sita Lestari
5. R.A. Ega Fathma Fairuzi

Kelas : PPG Prajabatan Bahasa Indonesia

Ruang Kolaborasi T1 Pembelajaran Sosial Emosional

Kasus 1

Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat bersemangat namun juga
merasa khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi pengarahan bahwa Butet akan menjadi
wali kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola. Sebagian besar anak-anak di kelas tersebut
adalah anak-anak yang sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti aturan yang diberikan
dari guru-guru sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah mempersiapkan beberapa
rencana dalam memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya. Ketika mendekati masuk ke
kelas, Butet merasa khawatir namun cukup percaya diri bahwa dirinya akan mampu
menghadapi mereka. Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB tepat, Butet memasuki ruangan
kelas dan tiba-tiba se-ember air jatuh di atas kepala Butet. Seluruh kelas pun tertawa terbahak-
bahak. Seketika itu juga Butet terbelalak hingga wajahnya memerah. Butet rasanya ingin
berteriak namun tidak mampu. Butet hanya berjalan menuju meja guru dan langsung duduk
sembari mengeringkan dirinya yang basah kuyup.

Pertanyaan diskusi:

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Jawaban:

1. Sedikitnya ada dua masalah yang dihadapi Butet jika dilihat dari peristiwa dan deskripsi
kejadian pada kasus di atas.
• Kesadaran diri tidak dilengkapi dengan manajemen diri yang baik. Dalam
deskripsi kasus di atas disebutkan bahwa ia termasuk pribadi yang sulit
bersosialisasi dan merasa khawatir. Meskipun ia mengetahui kekurangan dalam
dirinya tetapi Butet tidak menutupi kekurangannya dengan antisipasi diri yang
baik.
•Responsible decision making tidak berjalan dengan baik. Dalam kasus di atas,
Butet sudah membuat Keputusan cara mengenalkan dirinya di hadapan siswanya
untuk menutupi rasa khawatir dan kecemasannya, tetapi ia luput pada cara
menangai siswa yang sulit dikelola
2. Penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah ini dapat melibatkan
beberapa aspek, antara lain:
• Self-Management (Pengelolaan Diri)

Butet sudah memperlihatkan pengelolaan emosi dengan mengontrol dirinya untuk


tidak mengeluarkan amarahnya secara berlebihan,meskipun marah, ia malah tidak
memberikan reaksi untuk menanggapi masalah itu. Ia menghadapi situasi tersebut
dengan pengelolaan emosi yang baik. Namun strategi Responsible Decision-Making
terlihat tidak berjalan dengan tepat.
• Selanjutnya, butet perlu mengedepankan Relationship Skills (Keterampilan
Hubungan Sosial). Ia harus belajar untuk membuat hubungan baik dengan siswanya,
memosisikan dirinya sebagai guru yang disegani agar tidak diperlakukan secara tidak
wajar

Kasus 2

Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai terbiasa dengan
ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa lelah dan kehilangan
semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal penilaian masa
percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan mendekatkan diri dengan siswa
siswi di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali
mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar berlangsung.
Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan terpengaruh karena hal
itu, sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersebut. Kelima siswa tersebut
sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung dan merasa tidak berdaya.

Pertanyaan diskusi:

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
• Relationship skills tidak dijalin dengan baik. Setelah melalui 3 bulan mengajar Butet
semestinya membangun hubungan yang lebih harmonis denagn siswanya yang
bermasalah. Terlebih ia adalah seorang wali kelas yang harus tahu betul dan
bertanggung jawab pada kelas binannya. Namun ruapanya hubungan antara guru dan
murid ini masih renggang, dalam artian situasi pertama dan selama 3 bulan mengajar,
Butet belum mampu menghadirkan kondisi lingkungan belajar yang lebih kondusif. Ia
masih belum disegani dan dihormati siswanya.
• Self-Management (Pengelolaan Diri) tidak terarah. Ia sudah menyadari dirinya pada
posisi kelas yang sulit dengan kondisi siswa yang sulit diatur, namun ia belum mampu
mengatur dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih disegani. Ia masih menjadi guru
yang asing, dalam pengertian hubungan sosialnya masih belum terlihat, sehingga ia
belum mampu memosisikan dirinya sebagai guru yang lebih dihormati.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
KompetensiSosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
• Kesadaran sosial Butet tidak sepenuhnya dalam kondisi baik. Butet perlu
memahami dinamika kelompok dalam kelas dan menyadari perbedaan
individualitas siswa-siswanya, termasuk faktor-faktor yang mungkin
memengaruhi keterlibatan mereka dalam pembelajaran.
• Butet perlu membuat keputusan yang bijak terkait langkah-langkah yang akan
diambil untuk menangani siswa-siswa yang tidak responsif tersebut, mungkin
dengan melibatkan pihak sekolah atau merancang strategi pendekatan yang
lebih individual. (Responsible Decision-Making)
• Butet perlu mengembangkan keterampilan komunikasi dan empati untuk
mendekati siswa- siswa tersebut dengan cara yang membangun kepercayaan
dan koneksi.(Relationship skills)

Kasus 3

Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan peristiwa yang
beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya belum mampu menjadi
contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet sering berteriak saat ingin
diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun Butet pun
bingung harus bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet pun
memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata pelajaran. Hal ini dilakukan Butet
dengan harapan ada siswa yang bingung dan bertanya kepada Butet terkait tugas tersebut.
Setelah tugas diberikan, Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya, namun kenyataannya
tidak ada yang bertanya. Butet kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin
tidak berdaya.

Pertanyaan diskusi:

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Jawaban:

1. Masalah yang dihadapi Butet adalah kesulitan dalam mendapatkan perhatian siswa
tanpa harus berteriak di kelas dan merasa diabaikan ketika mencoba menggunakan
tugas sebagai cara alternatif untuk menarik perhatian siswa.
2. Penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah ini dapat melibatkan
beberapa aspek:

1. Self-Awareness (Kesadaran Diri): Butet perlu lebih memahami dampak dari cara
berkomunikasinya di kelas, yaitu berteriak, dan menyadari perasaan bersalah dan
tidak berdaya ketika tidak mendapatkan tanggapan yang diharapkan dari siswa.

2. Self-Management (Pengelolaan Diri): Butet perlu mengembangkan strategi


pengelolaan diri yang lebih efektif dalam membangun suasana kelas yang positif
tanpa harus berteriak. Ini mungkin melibatkan teknik pengelolaan stres dan
komunikasi yang lebih efektif.

3. Social Awareness (Kesadaran Sosial): Butet perlu memahami kebutuhan dan


preferensi siswa dalam pembelajaran, serta menyadari bahwa setiap siswa memiliki
gaya belajar yang berbeda. Hal ini membantu dalam merancang strategi yang lebih
sesuai dengan kebutuhan mereka.

4. Relationship Skills (Keterampilan Hubungan): Butet perlu mengembangkan


keterampilan komunikasi yang lebih efektif, seperti menggunakan pendekatan yang
lebih positif dan membangun hubungan yang lebih baik dengan siswa untuk
menciptakan lingkungan yang kondusif.

5. Responsible Decision-Making (Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab):


Butet perlu membuat keputusan yang bijak terkait cara mendekati siswa dan
menciptakan situasi yang lebih dinamis dalam kelas tanpa harus menggunakan
metode yang tidak efektif, seperti berteriak.

Anda mungkin juga menyukai