Anda di halaman 1dari 5

Ruang Kolaborasi

Nama: Fani Rizki Kurnia Aprianto


NIM: 2398010835

Konteks: guru baru yang humanis, role model, dan belum berpengalaman
Butet adalah seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang sangat mencintai belajar dan berbagi
ilmu dengan orang lain. Visi yang dimilikinya adalah seluruh anak-anak di Indonesia, dapat
memperoleh pendidikan yang memadai supaya dapat menjadi generasi penerus bangsa yang
baik. Penerus bangsa yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan toleransi dalam setiap
perbedaan individu.
Walau dirinya termasuk seorang pribadi yang sulit bersosialisasi dan bergaul, Butet selalu
bersemangat ketika dirinya menyiapkan materi dan metode untuk pembelajaran. Selain itu
Butet selalu memiliki kesulitan untuk mencairkan suasana sebelum memulai pembelajaran.
Butet seringkali merasa khawatir akan respon yang akan diperolehnya saat dirinya berusaha
mencairkan suasana kelas. Ia seringkali merasa dirinya sukar mengatur prioritas karena
baginya semua hal penting dan mendesaknya untuk segera menyelesaikan secepat mungkin.
Kasus 1
Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat bersemangat namun juga
merasa khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi pengarahan bahwa Butet akan menjadi
wali kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola. Sebagian besar anak-anak di kelas tersebut
adalah anak-anak yang sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti aturan yang diberikan
dari guru-guru sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah mempersiapkan beberapa
rencana dalam memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya. Ketika mendekati masuk ke
kelas, Butet merasa khawatir namun cukup percaya diri bahwa dirinya akan mampu
menghadapi mereka. Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB tepat, Butet memasuki ruangan
kelas dan tiba-tiba se-ember air jatuh di atas kepala Butet. Seluruh kelas pun tertawa terbahak-
bahak. Seketika itu juga Butet terbelalak hingga wajahnya memerah. Butet rasanya ingin
berteriak namun tidak mampu. Butet hanya berjalan menuju meja guru dan langsung duduk
sembari mengeringkan dirinya yang basah kuyup.
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab :
Permasalahan yang dialami oleh Butet adalah Butet mengalami kesulitan dalam beradaptasi
dan bersosialisasi dengan lingkungan yang baru, dan Butet langsung menjadi wali kelas.
Pada hari pertama masuk kelas butet sudah mendapatkan perlakuan tidak baik dari peserta
didiknya. Sebagai seorang guru baru Butet seharusnya diberi kesempatan untuk mengenali
lingkungannya dengan baik. Dalam proses pengenalannya tentunya Butet sambil
mempelajari karakter peserta didik. Dengan demikian pelan – pelan Butet dapat mengetahui
strategi seperti apa yang diterapkan di kelas tersebut.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab :
Uraian permasalahan butet pada kasus 1 dan penerapan kompetensi sosial – emosional pada
kasus tersebut :
1. Butet perlu memperkuat keterampilan berinteraksi sosial. Kompetensi ini berkaitan erat
dengan kemampuan berkomunikasi dan mendengarkan sebagai faktor eksternal yang
mampu mempengaruhi suasana keakraban antara Butet dengan siswa. Semakin baik
guru mengenali karakter siswanya maka akan lebih mudah bagi guru untuk memberikan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa

2. Butet perlu meningkatkan kesadaran diri dengan cara mengenali emosi, pikiran, nilai
dan diri sendiri secara akurat. Dengan adanya kesadaran diri maka kita akan dapat
menghadapi berbagai situasi. Apabila kita telah mengetahui diri sendiri, bagaimana
perasaan dan bagaimana jika situasi terjadi, kita bisa memprediksi kemungkinan respon
yang akan diberikan terhadap hal tersebut

3. Butet perlu mendalami terkait cara manajemen diri. Hal ini akan berkaitan dengan
kemampuan Butet dalam mengelola emosi, pikiran, dan perilaku di berbagai situasi.
Kemampuan ini juga berhubungan dengan cara Butet menangani stress, mengontrol
keinginannya dan bertahan saat menghadapi tantangan.
Kasus 2
Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai terbiasa dengan
ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa lelah dan kehilangan
semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal penilaian masa
percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan mendekatkan diri dengan siswa
siswi di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan
seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar
berlangsung. Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan terpengaruh
karena hal itu, sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersebut. Kelima siswa
tersebut sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung dan merasa tidak
berdaya.
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab :
Pada bulan ketiga butet mulai merasa kehilangan semangat untuk mengajar. Karena butet
kesulitan mendekatkan diri dengan beberapa siswa yang sering tidak mengumpulkan tugas.
Padahal pada bulan itu adalah masa penilaian butet sebagai calon guru disekolah tersebut.
Butet belum mampu memanajemen emosinya dengan baik yang terlihat dari kecemasannya
menghadapi evaluasi guru baru.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab :
Uraian permasalahan butet pada kasus 2 dan penerapan kompetensi sosial – emosional pada
kasus tersebut :
1. Kesadaran sosial (Social awareness) merupakan kemampuan untuk dapat memahami
perspektif yang berbeda termasuk berempati terhadap kondisi individu dengan latar
belakang yang berbeda. Dalam kasus ini, Butet sebaiknya menyadari dan memahami
bahwa peserta didik dikelas tentu memiliki latar belakang dan karakteristik yang
berbeda, sehingga dengan adanya peserta didik yang kurang akrab dengannya, Butet
seharusnya menyediakan waktu khusus di luar jam belajar untuk membuat kegiatan
yang dapat mendekatkan diri dengan peserta didik, terkhusus untuk kelima siswa yang
tidak mengumpulkan tugas secara mandiri. Butet dapat mendekati secara individu dan
bertanya mengenai kendala yang dialami untuk mengerjakan tugas mandiri.
2. Manajemen diri (Self-management) merupakan kemampuan untuk dapat mengatur
emosi, pemikiran dan perilaku secara efektif pada situasi yang berbeda. Dalam kasus
ini terlihat bahwa Butet kurang memanajemen dirinya sehingga Butet merasa lelah dan
kehilangan semangat dalam menjalani tugasnya sebagai guru.

3. Keterampilan sosial (Relationship skills) merupakan kemampuan untuk dapat menjalin


dan mempertahankan suatu hubungan yang sehat dan efektif dengan individu dari latar
belakang yang berbeda. Dari kasusu ini, Butet sebaiknya tidak mudah memiliki
prasangka buruk terhadap peserta didiknya, melainkan dapat menjalin hubungan yang
sehat dan efektif dengan kelima peserta didiknya melalui beragam hal yang menjadi
keragaman mereka

Kasus 3
Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan peristiwa yang
beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya belum mampu menjadi
contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet sering berteriak saat ingin
diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun Butet pun
bingung harus bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet pun
memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata pelajaran. Hal ini dilakukan Butet
dengan harapan ada siswa yang bingung dan bertanya kepada Butet terkait tugas tersebut.
Setelah tugas diberikan, Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya, namun kenyataannya
tidak ada yang bertanya. Butet kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin tidak
berdaya.
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas
Jawab :
Masalah yang dialami Butet adalah Butet tidak bisa mengendalikan emosi didepan peserta
didik. Selain itu Butet juga merasa kebingungan. Hal ini tentunya Butet belum mampu
membangun relasi yang baik dengan peserta didiknya. Namun butet masih merasa belum
bisa menguasai kondisi kelas sehingga pembelajaran masih berjalan kurang kondusif
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab :
Uraian permasalahan butet pada kasus 3 dan penerapan kompetensi sosial – emosional pada
kasus tersebut :
1. Kesadaran diri (Self awareness) : Pada kasus permasalahan butet disini, dimana kurang
mampu mengola keterampilan dalam mengelola emosi dalam dirinya sendiri pada saat
proses pembelajaran bersama peserta didiknya. Disini butet kurang memahami peserta
karaketeristik peserta didik, sehingga para peserta didik cenderung mengabaikannya.

2. Kesadaran sosial (Social awareness) : Butet belum memahami kebutuhan peserta


didiknya sehingga langkah butet memberikan tugas dibeberapa pelajaran juga kurang
tetap, karena tujuanya bukan untuk memperdalam namun hanya membuat peserta didik
bingung dan mau bertanya kepada guru. Sebagai seorang guru butet dapat melakukan
sharing dengan guru senior lainya disekolah tersebut bagaimana melakukan proses
pembelajaran yang efektif sehingga dia dapat memunyai pandangan lain dalam
mengelola secara baik emosinya sehingga dia mampu memberikan penerapan model/
media/ metode pembelajaran yang efektif dan dapat menarik para peserta didik , dan
butet pun pada saat mengajar tidak perlu mengajar dengan berteriak hanya untuk
mendapatkan perhatian para peserta didiknya dan pembelajaran dengan baik dan efektif

Anda mungkin juga menyukai