Anda di halaman 1dari 5

Ruang Kolaborasi Sosial Emosional Kelompok 5

Nama / NIM: Restu Widyana Wisman / 2312653


Reni Nurdianti / 2312356
Risky Maulidy Putra / 2313068
Nurul Melani / 2313225
Nurul Rafia’ah / 2313198

Latar belakang
Konteks: guru baru yang humanis, role model, dan belum berpengalaman
Butet adalah seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang sangat mencintai belajar dan
berbagi ilmu dengan orang lain. Visi yang dimilikinya adalah seluruh anak-anak di Indonesia,
dapat memperoleh pendidikan yang memadai supaya dapat menjadi generasi penerus bangsa
yang baik. Penerus bangsa yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan toleransi dalam
setiap perbedaan individu.
Walau dirinya termasuk seorang pribadi yang sulit bersosialisasi dan bergaul, Butet selalu
bersemangat ketika dirinya menyiapkan materi dan metode untuk pembelajaran. Selain itu
Butet selalu memiliki kesulitan untuk mencairkan suasana sebelum memulai pembelajaran.
Butet seringkali merasa khawatir akan respon yang akan diperolehnya saat dirinya berusaha
mencairkan suasana kelas. Ia seringkali merasa dirinya sukar mengatur prioritas karena baginya
semua hal penting dan mendesaknya untuk segera menyelesaikan secepat mungkin.
Pertanyaan pemantik:
1. Jelaskan dengan singkat, padat dan jelas masalah apa yang dialami oleh Butet!
Jawaban:
Butet adalah seorang lulusan Sarjana Pendidikan, tetapi Butet memiliki kepribadian yang
sulit bersosialisasi dan bergaul (sosial awareness). Butet selalu bersemangat ketika menyiapkan
materi dan metode tetapi selalu kesulitan untuk mencairkan suasana sebelum memulai
pembelajaran. Butet sering merasa khawatir (self awareness) dan merasa sukar mengatur waktu
(social awareness).
2. Berdasarkan pemaparan terkait pembelajaran sosial dan emosional yang sudah
dipelajari sebelumnya, hal apa yang akan Anda sarankan untuk Butet?
Jawaban:
Saran yang diberikan untuk Butet :
 Butet sebaiknya memetakan ragam karakteristik peserta didik agar dapat memberikan
perlakuan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
 Menjalin hubungan dan komunikasi yang kooperatif sehingga membuat peserta didik
nyaman selama proses pembelajaran di kelas.
 Meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan di kelas dengan cara menanyakan kepada
guru yang sudah berpengalaman dalam mengajar di kelas tersebut
Kasus 1:
Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat bersemangat namun
juga merasa khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi pengarahan bahwa Butet akan
menjadi wali kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola. Sebagian besar anak-anak di kelas
tersebut adalah anak-anak yang sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti aturan yang
diberikan dari guru-guru sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah mempersiapkan
beberapa rencana dalam memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya. Ketika mendekati
masuk ke kelas, Butet merasa khawatir namun cukup percaya diri bahwa dirinya akan mampu
menghadapi mereka. Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB tepat, Butet memasuki ruangan
kelas dan tiba-tiba seember air jatuh di atas kepala Butet. Seluruh kelas pun tertawa terbahak-
bahak. Seketika itu juga Butet terbelalak hingga wajahnya memerah. Butet rasanya ingin
berteriak namun tidak mampu. Butet hanya berjalan menuju meja guru dan langsung duduk
sembari mengeringkan dirinya yang basah kuyup.
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas
Jawaban :
Masalah yang dihadapi butet adalah sebagai guru baru butet harus berhadapan dan harus
mengelola kelas yang sulit diatur, kelas ini merupakan kelas dari guru sebelumnya yang juga
gagal dalam mendidik peserta didiknya. Selain itu, peserta didik disana juga belum bisa
mengendalikan sikapnya dengan baik dan belum mampu mengenali emosional sikap yang harus
mereka tunjukkan kepada guru yang mengajar mereka, peristiwa yang dialami butet pada
pertemuan awal seperti diguyur air seember oleh peserta didik bisa dikatakan bahwa butet
sebagai guru kurang dihargai oleh peserta didik. Butet sudah mampu mengelola emosi namun
belum bisa mengkomunikasikan emosi kepada peserta didik.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawaban :
Berdasarkan kasus diatas, Butet sudah menerapkan KSE, Yaitu :
 Kesadaran diri (Self awareness) dengan merasa kaget dan marah dengan wajah yang
memerah terkait tindakan peserta didik di kelasnya kepada dirinya.
 Manajemen diri (Self Management) dengan Butet tetap mampu mengontrol dan
mengelola emosinya serta tetap menunjukkan perilaku baik kepada peserta didik di
kelasnya.
 Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab (Responsible Decision Making)
dengan cara Butet tetap melanjutkan pembelajaran di kelas tersebut sebagai wali kelas
baru dan membuat kesepakatan pada peserta didik dalam kelasnya.
Kasus 2 :
Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai terbiasa
dengan ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa lelah dan
kehilangan semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal penilaian
masa percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan mendekatkan diri dengan
siswa siswi di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan
seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar
berlangsung. Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan terpengaruh
karena hal itu, sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersebut. Kelima siswa
tersebut sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung dan merasa tidak
berdaya.
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas?
Jawab :
 Butet masih kesulitan berbaur dengan peserta didik di kelasnya setelah tiga bulan
menjalankan tugas.
 Terdapat lima orang peserta didik yang sering kali mengabaikan tugas dan peringatan
yang diberikan butet.
 Butet khawatir terhadap evaluasi tiga bulanan masa percobaan butet sebagai gurubaru.
 Pendekatan yang dilakukan butet kepada lima peserta didik tersebut sama sekali tidak
dihiraukan
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana
penerapan Kompetensi Sosial -Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab :
 (Self- awareness/ Kesadaran diri) : Butet menyadari bahwa dirinya masih kesulitandalam
mendekatkan diri dengan siswa siswi di kelasnya.
 (Social awareness/kesadaran sosial) : Butet memahami masih ada beberapa siswa yang
sulit untuk ia dekati sehingga dengan kondisi yang terjadi. Butet mencoba melakukan
pendekatan dengan memanggil kelima siswa tersebut untuk bertemu.
 (Self-management/ Manajemen diri) : Berdasarkan usaha yang dilakukan Butet dengan
melakukan pendekatan kepada siswa menunjukkan bahwa Butet mampu mengelola dan
mengatur emosi yang ia rasakan.
 (Responsible decision making/Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab) : Butet
mengambil keputusan untuk tetap bertahan dan juga mencari solusi untuk mengatasi
masalah yang sedang ia alami.
Kasus 3
Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan peristiwa
yang beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya belum mampu
menjadi contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet sering berteriak saat
ingin diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun Butet
pun bingung harus bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet pun
memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata pelajaran. Hal ini dilakukan Butet
dengan harapan ada siswa yang bingung dan bertanya kepada Butet terkait tugas tersebut.
Setelah tugas diberikan, Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya, namun kenyataannya
tidak ada yang bertanya. Butet kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin tidak
berdaya.
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab:
 Butet masih sering khawatir dirinya belum mampu menjadi contoh yang baik bagi
peserta didik.
 Butet merasa kesulitan untuk mendapatkan perhatian dari para peserta didiknya.
 Butet sudah menerapkan beberapa cara untuk menarik perhatian peserta didik, namun
tidak berhasil.
 Butet merasa diabaikan oleh peserta didiknya
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana
penerapankompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab:
Penerapan Sosial-Emosional (KSE) yang dapat diterapkan pada masalahtersebut adalah:
 Sel Awarness: butet menyadari dirinya masih sering khawatir terkait dirinya belum
mampu menjadi contoh yang baik bagi peserta didik.
 Kemampuan untuk mengelola emosi (self-management). Butet seharusnya mengelola
emosinya dengan cara yang lebih positif, seperti mengajak peserta didik berdiskusi
untuk mencari tahu masalah yang dihadapinya, memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menyampaikan pendapat mengenai pembelajaran yang diinginkan.
 Kemampuan berelasi (relationship skills). Butet sebaiknya melakukan pendekatan
kepada peserta didiknya untuk membangun hubungan yang baik dengan cara
memperhatikan latar belakang, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai