Anda di halaman 1dari 4

Nama Kelompok

1. Virna Dwi Risnawanti


2. Ulfatun Ni’mah
3. Ummi Naziroh
4. Zulva Romadhani P.
5. Zaimatus Sa’diyah
6. Abdul Rovi’i

Kelas : IPA – H

TOPIK 1 – RUANG KOLABORASI (Diskusi)


Pembelajaran Sosial Emosional

SESI DISKUSI
Butet adalah seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang sangat mencintai belajar dan berbagi ilmu
dengan orang lain. Visi yang dimilikinya adalah seluruh anak-anak di Indonesia, dapat
memperoleh pendidikan yang memadai supaya dapat menjadi generasi penerus bangsa yang
baik. Penerus bangsa yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan toleransi dalam setiap
perbedaan individu. Walau dirinya termasuk seorang pribadi yang sulit bersosialisasi dan bergaul,
Butet selalu bersemangat ketika dirinya menyiapkan materi dan metode untuk pembelajaran.
Selain itu Butet selalu memiliki kesulitan untuk mencairkan suasana sebelum memulai
pembelajaran. Butet seringkali merasa khawatir akan respon yang akan diperolehnya saat dirinya
berusaha mencairkan suasana kelas. Ia seringkali merasa dirinya sukar mengatur prioritas karena
baginya semua hal penting dan mendesaknya untuk segera menyelesaikan secepat mungkin.
Pertanyaan Pemantik :
1. Jelaskan dengan singkat, padat, dan jelas masalah apa yang dialami oleh Butet!
Jawab :
Masalah yang dialami Butet dari kasus di atas adalah sebagai berikut :
• Butet memiliki kesulitan untuk mencairkan suasana sebelum memulai pembelajaran.
• Butet sering merasa khawatir terhadap respon peserta didik terhadap dirinya saat dia
berusaha mencairkan suasana kelas
• Butet sering merasa kesulitan dalam mengatur skala prioritas suatu hal , karena
menurutnya semua sangat penting baginya untuk segera di selesaikan
2. Berdasarkan pemaparan terkait pembelajaran sosial dan emosional yang sudah dipelajari
sebelumnya, hal apa yang akan Anda sarankan untuk Butet ?

1
Jawab :
Saran saya terhadap masalah yang dihadapi oleh Butet adalah setidaknya Butet menampilkan
rasa kepercayaan dirinya terlebih dahulu yang mana akan berguna nantinya dalam mengasah
keterampilan berelasi (Relationship Skill). Butet seharusnya tidak perlu risau mengenai respon
dari peserta didiknya, karena yang terpenting bagi seorang guru adalah menampilkan sikap-
sikap yang mengarah pada hal-hal positif atau yang sering disebut dengan positive vibes,
seperti contohnya selalu tersenyum dan lebih bisa mengontrol emosi.
Mengenai kesulitan Butet terhadap mengatur skala prioritas suatu hal, sebaiknya Butet
membuat catatan tentang hal yang harus dikerjakan serta tenggat waktu atau deadlinenya,
sehingga Butet bisa mengurutkan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu dari tanggal
deadline yang ditentukan tersebut.

STUDI KASUS
Kasus 1
Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat bersemangat namun juga
merasa khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi pengarahan bahwa Butet akan menjadi
wali kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola. Sebagian besar anak-anak di kelas tersebut adalah
anak-anak yang sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti aturan yang diberikan dari guru-
guru sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah mempersiapkan beberapa rencana dalam
memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya. Ketika mendekati masuk ke kelas, Butet merasa
khawatir namun cukup percaya diri bahwa dirinya akan mampu menghadapi mereka. Waktu
menunjukkan pukul 07.00 WIB tepat, Butet memasuki ruangan kelas dan tiba-tiba se-ember air
jatuh di atas kepala Butet. Seluruh kelas pun tertawa terbahak-bahak. Seketika itu juga Butet
terbelalak hingga wajahnya memerah. Butet rasanya ingin berteriak namun tidak mampu. Butet
hanya berjalan menuju meja guru dan langsung duduk sembari mengeringkan dirinya yang basah
kuyup.
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab :
Masalah yang dialami Butet adalah kekhawatirannya kepada proses pembelajaran di kelas.
Butet menghadapi peserta didik yang sulit diatur terutama dalam hal kenakalan, sehingga
saat pertama kali masuk kelas Butet justru dijahili oleh siswanya dengan menumpahkan air
dalam ember di atas kepalanya, namun Butet hanya bisa diam untuk menahan amarah dan
tetap menuju masuk ke meja guru.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab :

2
Berikut Kompetensi Sosial Emosional yang dapat dilakukan oleh butet adalah sebagai berikut:
- Kesadaran Diri (self-awareness): Butet sudah mampu mengenal emosi yang dia rasakan dan
mampu menyadari perasaan dan emosi yang dihadapi saat situasi awal pertemuan kelas yang
memiliki kesan kurang baik.
- Manajemen diri (self-management): Butet sudah mampu mengendalikan dan mengatur
emosi dengan baik, terbukti ketika saat terguyur air di kepala Butet wajahnya langsung
memerah namun dia tetap diam dan tidak marah atau berteriak.

Kasus 2
Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai terbiasa dengan
ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa lelah dan kehilangan
semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal penilaian masa
percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan mendekatkan diri dengan siswa siswi
di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali
mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar berlangsung.
Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan terpengaruh karena hal itu,
sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersebut. Kelima siswa tersebut sama
sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung dan merasa tidak berdaya.
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab :
Masalah yang dihadapi oleh Butet adalah dia kehilangan motivasi dalam mengajar karena
sikap dari peserta didiknya serta kesulitan dalam menjalin komunikasi dengan peserta
didiknya.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab :
Penerapan Kompetensi Sosial – Emosional dari kasus Butet di atas adalah sebagai berikut :
- Manajemen diri (Self Management) : Sebenarnya Butet memiliki self management yang baik,
terbukti dengan dia mampu bertahan mengajar di kelas tersebut selama 2 bulan, walaupun
di bulan ketiga dia kehilagan motivasi dan semangat mengajar.
- Keterampilan berelasi (relationship skills) dan Pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab (responsible decision-making) : Butet memanggil kelima siswa yang tidak pernah
mengumpulkan tugas tersebut untuk dilakukan pendekatan lebih lanjut demi mengetahui
alasan dari kelima siswa tersebut tidak mau mengerjakan dan mengumpulkan tugas,
walaupan pendekatan tersebut terkesan gagal karena kelima siswa tidak mengindahkan
panggilan dari Butet sebagai seorang guru.

3
Kasus 3
Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan peristiwa yang
beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya belum mampu menjadi
contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet sering berteriak saat ingin
diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun Butet pun
bingung harus bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet pun
memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata pelajaran. Hal ini dilakukan Butet
dengan harapan ada siswa yang bingung dan bertanya kepada Butet terkait tugas tersebut.
Setelah tugas diberikan, Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya, namun kenyataannya tidak
ada yang bertanya. Butet kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin tidak berdaya.
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab :
Masalah yang dihadapi oleh Butet pada kasus tersebut adalah dia merasa bersalah karena
sering berteriak di kelas untuk mencari perhatian siswanya. Butet memberikan pelajaran
tambahan agar siswa di kelasnya lebih memperatikan pelajaran, namun respon dari siswanya
sangat tidak sesuai harapan Butet.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab :
Penerapan Kompetensi Sosial – Emosional dari kasus Butet di atas adalah sebagai berikut :
- Kesadaran diri (self-awareness) : Butet sering berteriak di kelas karena untuk mendapatkan
perhatian dari siswanya, hal tersebut membuat Butet merasa bersalah. Dalam hal tersebut Butet
mengenali dan menyadari emosinya karena menghadi perilaku siswanya, yang mana setelah berteriak
di kelas Butet merasa sangat bersalah karena tidak bisa mengontrol emosinya.
- Keterampilan berelasi (relationship skills) dan Pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab (responsible decision-making) : Butet memberikan pelajaran tambahan agar dapat
menjadi perhatian dari siswa di kelasnya. Butet menginginkan siswanya memahami betul akan
pembelajaran yang telah disampaikan olehnya walaupun hasilnya tidak sesuai dengan yang
diharapkan oleh Butet, para siswa di kelas tidak merespon pelajaran tambahan yang diberikan
oleh Butet.

Anda mungkin juga menyukai