Anda di halaman 1dari 5

Nama : Siti Mareta Sari

Nim : 223112917777

Kelas : PPG Prajab BK 02

RUANG KOLABORASI TOPIK 1

Latar Belakang

(konteks guru baru yang humanis, role model, dan belum berpengalaman)

Butet adalah seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang sangat mencintai belajar dan
berbagi ilmu dengan orang lain. Visi yang dimilikinya adalah seluruh anak-anak di Indonesia,
dapat memperoleh pendidikan yang memadai supaya dapat menjadi generasi penerus
bangsa yang baik. Penerus bangsa yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan toleransi
dalam setiap perbedaan individu.

Walau dirinya termasuk seorang pribadi yang sulit bersosialisasi dan bergaul, Butet
selalu bersemangat ketika dirinya menyiapkan materi dan metode untuk pembelajaran.
Selain itu Butet selalu memiliki kesulitan untuk mencairkan suasana sebelum memulai
pembelajaran. Butet seringkali merasa khawatir akan respon yang akan diperolehnya saat
dirinya berusaha mencairkan suasana kelas. Ia seringkali merasa dirinya sukar mengatur
prioritas karena baginya semua hal penting dan mendesaknya untuk segera menyelesaikan
secepat mungkin.
Berikut adalah beberapa kasus yang terjadi pada Butet.

Kasus 1

Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat bersemangat
namun juga merasa khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi pengarahan bahwa Butet
akan menjadi wali kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola. Sebagian besar anak-anak di
kelas tersebut adalah anak-anak yang sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti aturan
yang diberikan dari guru-guru sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah
mempersiapkan beberapa rencana dalam memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya.
Ketika mendekati masuk ke kelas, Butet merasa khawatir namun cukup percaya diri bahwa
dirinya akan mampu menghadapi mereka. Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB tepat, Butet
memasuki ruangan kelas dan tiba-tiba se-ember air jatuh di atas kepala Butet. Seluruh kelas
pun tertawa terbahak-bahak. Seketika itu juga Butet terbelalak hingga wajahnya memerah.
Butet rasanya ingin berteriak namun tidak mampu. Butet hanya berjalan menuju meja guru
dan langsung duduk sembari mengeringkan dirinya yang basah kuyup.

Pertanyaan diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.

Jawab:

Butet merupakan guru yang selalu memiliki jiwa yang optimis dan memiliki
keinginan yang kuat untuk peserta didik terutama yang di ajar olehnya untuk
menjadikan peserta didiknya berjiwa nasionalis dan toleransi yang tinggi. Butet
sendiri memiliki pribadi yang sulit bersosialisasi dan selalu overthinking dengan
prespun dari peserta didik yang diajarnya nanti. Butet mulai bekerja dan ditunjuk
sebagai wali kelas yang peserta didiknya memiliki tingkat aktif yang tinggi, dengan
kata lain murid yang sulit sekali diatur dan diajak Kerjasama. Dan kekhawatiran butet
selama ini ternyata terjadi yang mana butet dibuat menderita oleh peserta didiknya di
kelas, yaitu butet disiram dengan se ember air yang diletakan diatas pintu saat butet
memasuki ruangan kelasnya.

Untuk itu butet merasa berkecil hati dan overthinking mengenai permasalahan
yang dimiliki olehnya. Butet melakukan pelatihan mengenai sosial emosional untuk
mengembangkan kemampuan kompetensi guru yang harus ia miliki.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Jawab:

Dari kasus butet tersebut ternyata butet memiliki emosional yang cukup baik
yaitu dengan tidak gampang marah dan bisa mengontrol emosi yang dimiliki olehnya,
dapat dilihat butet seharusnya dapat meluapkan amarah yang dimilikinya
dikarenakan sudah ‘dibully’ oleh peserta didiknya, akan tetapi butet malah
membersihkan dirinya dan melanjutkan memasuki keras tersebut, walau ada amarah
yang dirasakan oleh butet seperti muka yang merah dan ingin berteriak butet masih
berusaha sabar. Hal lainnya yang Nampak butet memiliki kompetensi sosial yang
kurang karena butet sulit bersosialisasi dan bergaul, sehingga butet memiliki
kekurangan dan keterbatasan untuk berinteraksi dengan peserta didiknya dan hal ini
akan memperhambat butet untuk dekat dan menyampaikan materi pelajaran yang
menyenangkan saat di kelas. Seperti halnya dengan sekarang yang mana butet saat
masuk kelas dan langsung ada bullyan dari peserta didiknya sehingga hal ini
membuat butet semakin sulit untuk mengajak peserta didik bekerjasama.

Dari hasil analisis kasus butet ini maka dapat disimpulkan sosial butet belum
cukup baik untuk dapat menjadi guru yang memenuhi kompetensi sosial emosional
yang professional, akan tetapi butet memiliki pengelolaan emosi yang cukup baik dan
bisa mengkontrol emosi yang dimiliki olehnya, sehingga butet cukup bagus untuk
menerapkan emosional yang baik dimiliki oleh guru yang professional.
Kasus 2

Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai terbiasa
dengan ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa lelah dan
kehilangan semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal
penilaian masa percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan mendekatkan diri
dengan siswa siswi di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas
mandiri dan seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar
mengajar berlangsung. Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan
terpengaruh karena hal itu, sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersebut.
Kelima siswa tersebut sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung
dan merasa tidak berdaya.

Pertanyaan diskusi:

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab:
Butet sudah mengajar di sekolah selama 2 bulan sehingga akan dilakukan
penilaian untuk bulan ketiga ini, akan tetapi permasalahan butet mengenai sulit
bersosialisasi dan mendekatkan diri dengan peserta didik masih menjadi masalah
serius yang mana butet masih kesulitan untuk mendekatkan diri dengan peserat didik
di kelas yang ia ampu. Untuk itu butet merasa khawatir dengan hasil penilaian masa
percobaan dirinya sebagai guru baru di sekolah tersebut, butet merasa penilaiannya
bergantung dengan 5 orang peserta didik yang di kelasnya yang selalu tidak
mengumpulkan tugas dan selalu mengabaikan peringatan yang telah diberikan oleh
butet. Butet sudah mencoba berbagai cara untuk mendekatkan diri kepada 5 peserta
didik yang bermasalah tersebut akan tetapi peserta didik tersebut tidak menggubris
butet.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab:
Dari perjalanan waktu butet selama 2 bulan ini dan sebentar lagi akan
penilaian evaluasinya sebagai guru baru, butet masih belum bisa bersosialisasi dnegan
baik dan dekat dengan peserta didiknya di kelas sehingga kompetensi sosial yang
dimiliki oleh butet masihlah kurang, akan tetapi butet cukup baik untuk mencoba
memperbaiki dirinya dan mencoba berbagai hal untuk mendekatkan dirinya dnegan
peserta didiknya walau hasil yang diperoleh masih nihil. Dalam kompetensi
emosional yang dimiliki oleh butet dari awal sudah sangat baik dan sudah dapat
mengontrol emosi yang dimilikinya dengan baik dan mampu menahan diri untuk
tidak marah dan berteriak kepada peserta didik yang membuat masalah.
Kasus 3

Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan
peristiwa yang beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya belum
mampu menjadi contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet sering
berteriak saat ingin diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus berteriak-teriak seperti
itu, namun Butet pun bingung harus bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu.
Akhirnya Butet pun memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata pelajaran. Hal
ini dilakukan Butet dengan harapan ada siswa yang bingung dan bertanya kepada Butet
terkait tugas tersebut. Setelah tugas diberikan, Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya,
namun kenyataannya tidak ada yang bertanya. Butet kemudian merasa diabaikan dan merasa
dirinya semakin tidak berdaya.

Pertanyaan diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab:
Dari perjalanan butet yang sudah menginjak 1 semester, butet sudah cukup
menyesuaikan diri di sekolahnya sat ini akan tetapi butet malah sulit memikirkan
strategi yang baik untuk membuat peserta didik memperhatikan penejelasannya di
kelas sehingga butet merasa perlu berteriak untuk membuat peserta didiknya
memperhatikan penjelasannya di kelas. Butet merasa peserta didiknya tidak aktif dan
jarnag bertanya sehingga butet membuat sebuah strategi yaitu butet memberikan
banyak tugas untuk peserta didiknya agar membuat mereka dapat bertanya dan aktif
saat pelajaran, akan tetapi strategi tersebut tidak efektif karena peserta didik yang
diharapkan bisa aktif malah tidak ada sama sekali yang bertanya mengenai tugas-
tugas tersebut.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab:
Dalam kompetensi yang dimiliki oleh butet dalam 1 semester yang Sudah
dilalui dapat diketahui butet memiliki strategi yang salah dalam mendekatkan diri
kepada peserta didik, seperti halnya dengan butet seharusnya tidak berteriak ketika
merasa tidak diperhatikan. Walau butet merasa bersalah dengan peserta didiknya
akan tetapi seharusnya butet bisa memikirkan staretgi pembelajaran yang menarik
dan membuat peserta didik tertarik dengan penyampaian pelajaran yang dilakukan
oleh butet, seperti halnya dengan butet menyelipkan games dan selingan disaat
pemebalajarannya sehingga membuat peserta didik merasa tidak bosan. Butet juga
melakukan strategi memberikan tugas yang cukup banyak pada peserta didik dan hal
ini tidak efektif, karena membaut siswa terbebani dengan tugas yang banyak sehingga
dapat membenci butet sebagai guru yang killer dan memberikan tugas yang banyak.
Dari hasil penjelasan tersebut maka dapat diketahui penerapan dalam sosial
emosional butet belum cukup baik dan perlu perubahan dalam pengelolaan emosi
dan sosialnya, walaupun emosi butet sudah cukup baik dari awal kedatangannya akan
tetapi butet hanya butuh strategi yang baik untuk dapat mengelola emosi dan
sosialnya. Pada kompetensi sosial yang dimiliki oleh butet sangatlah perlu perbaikan
dan perlu strategi yang efektif untuk membantu butet dapat dekat dengan peserta
didik di kelas.

Anda mungkin juga menyukai