Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 5:

1. Ikhfatul Aulyah
2. Fradiksa Suna H.
3. Jumbuh Suprastowo
4. Ari Gusmawan
5. Diyas Farikhatus Sholihah
Mata Kuliah : Pembelajaran Sosial Emosional

02.01.3-T1-4a Ruang Kolaborasi

Latar Belakang

Konteks: Guru baru yang humanis, role model, dan belum berpengalaman.

Butet adalah seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang sangat mencintai belajar dan
berbagi ilmu dengan orang lain. Visi yang dimilikinya adalah seluruh anak-anak di
Indonesia, dapat memperoleh pendidikan yang memadai supaya dapat menjadi generasi
penerus bangsa yang baik. Penerus bangsa yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan
toleransi dalam setiap perbedaan individu.
Walau dirinya termasuk seorang pribadi yang sulit bersosialisasi dan bergaul, Butet
selalu bersemangat ketika dirinya menyiapkan materi dan metode untuk pembelajaran.
Selain itu Butet selalu memiliki kesulitan untuk mencairkan suasana sebelum memulai
pembelajaran. Butet seringkali merasa khawatir akan respon yang akan diperolehnya saat
dirinya berusaha mencairkan suasana kelas. Ia seringkali merasa dirinya sukar mengatur
prioritas karena baginya semua hal penting dan mendesaknya untuk segera menyelesaikan
secepat mungkin.
A. Kasus 1
Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat
bersemangat namun juga merasa khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi
pengarahan bahwa Butet akan menjadi wali kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola.
Sebagian besar anak-anak di kelas tersebut adalah anak-anak yang sangat aktif dan
seringkali tidak mau mengikuti aturan yang diberikan dari guru-guru sebelumnya.
Mendengar hal itu, Butet pun sudah mempersiapkan beberapa rencana dalam
memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya. Ketika mendekati masuk ke kelas,
Butet merasa khawatir namun cukup percaya diri bahwa dirinya akan mampu
menghadapi mereka. Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB tepat, Butet memasuki
ruangan kelas dan tiba-tiba se-ember air jatuh di atas kepala Butet. Seluruh kelas pun
tertawa terbahak-bahak. Seketika itu juga Butet terbelalak hingga wajahnya memerah.
Butet rasanya ingin berteriak namun tidak mampu. Butet hanya berjalan menuju meja
guru dan langsung duduk sembari mengeringkan dirinya yang basah kuyup.
Pertanyaan Diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas!
Jawaban: Dalam kasus diatas, Butet merasa khawatir karena merupakan
kesempatan pertamanya untuk masuk ke dalam Kelas. Ditambah lagi Butet akan
menjadi wali kelas dari sebuah kelas yang anak-anaknya sulit dikelola dan
mengikuti aturan dari guru-guru sebelumnya. Namun sebagai guru baru, Butet
memiliki semangat yang tinggi dalam mempersiapkan dirinya sebelum masuk
ke kelas. Termasuk untuk memperkenalkan dirinya di kelas tersebut, Butet
cukup merasa percaya diri. Ketika Butet memasuki ruang kelas, se-ember air
jatuh dan membuat dirinya basah kuyup. Seluruh kelas pun tertawa terbahak-
bahak atas kejadian tersebut. Butet yang mendapatkan perlakuan tidak baik
tersebut kaget namun dirinya tidak bisa mengekspresikan emosinya sehingga
dirinya hanya bisa diam dan berjalan ke meja guru.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya,


bagaimana penerapan kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah
tersebut?
Jawaban: Secara umum pembelajaran sosial dan emosional memiliki
fungsi untuk membantu individu dalam kemampuan dasar dengan baik. Jadi
individu bukan hanya fokus kepada kemampuan yang dimiliki saja tetapi
juga dapat membangun hubungan yang baik dengan orang lain disekitarnya.
Dalam kasus Butet, dirinya mendapatkan perlakuan yang tidak baik dan
cenderung agresif dari anak-anak di kelas. Meskipun Butet merasa kaget tetapi
dirinya hanya diam dan tidak bisa mengekspresikan emosinya. Jika Butet
memiliki self-awareness yang baik, maka ketika mendapatkan perlakuan
tersebut sebaiknya langsung memberikan teguran dengan tegas kepada
anak-anak di kelas tersebut. Hal tersebut bertujuan agar sebagai seorang
guru di kelas tersebut, Butet menyadarkan anak-anak di kelas tersebut
bahwa perilaku itu tidak baik dan salah. Sehingga kedepannya anak-anak di
kelas tersebut akan segan dan lebih menghargai Butet sebagai guru di kelas
tersebut.

B. Kasus 2
Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai
terbiasa dengan ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa
lelah dan kehilangan semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan
jadwal penilaian masa percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan
mendekatkan diri dengan siswa siswi di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak
mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan
oleh Butet saat proses belajar mengajar berlangsung. Butet kemudian menjadi khawatir
hasil evaluasi tiga bulanan ini akan terpengaruh karena hal itu, sehingga Butet mencoba
untuk mendekati kelima siswa tersebut. Kelima siswa tersebut sama sekali tidak
mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung dan merasa tidak berdaya.
Pertanyaan Diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas!
Jawaban: Dalam kasus diatas, Butet mulai merasa lelah dan kehilangan
semangat memasuki bulan ketiga sebagai seorang guru. Kemudian pada bulan
ketiga ini juga merupakan jadwal penilaian masa percobaan Butet sebagai guru
baru. Di kelasnya Butet cukup merasa kesulitan mendekatkan diri dengan anak-
anak di kelas tersebut, terutama ada lima anak yang selalu tidak mengumpulkan
tugas dan sering mengabaikan peringatan yang diberikan Butet. Oleh karena itu
Butet merasa khawatir pada kelima anak tersebut dapat mempengaruhi hasil
penilaian masa percobaan Butet sebagai guru baru. Upaya untuk mendekatkan
diri kepada kelima anak tersebut tidak berjalan baik karena kelima anak tersebut
mengabaikan panggilan dari Butet.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya,
bagaimana penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah
tersebut?
Jawaban: Memasuki bulan ketiga Butet sebagai seorang guru baru, dirinya
merasa lelah dan menurunnya semangat dalam dirinya. Apalagi pada bulan
ketiga ini juga merupakan penilaian masa percobaan Butet sebagai guru baru
tentu membuat dirinya semakin khawatir. Kemudian Butet juga belum bisa
mendekatkan diri terutama dengan lima anak di kelasnya yang sering
mengabaikan peringatan dan tidak mengumpulkan tugas. Kondisi tersebut
mencerminkan bahwa Butet memiliki self-management yang buruk dimana
nampak pada awal Butet menjadi seorang guru merupakan pribadi yang
bersemangat. Tetapi memasuki bulan ketiga Butet malah merasa lelah dan
menurun semangat dalam dirinya. Kemudian self-awareness yang dimiliki Butet
pun dapat dikatakan kurang, karena Butet sering kali merasa khawatir akan suatu
hal yang kondisi tersebut dapat mempengaruhi tindakan selanjutnya yang akan
dilakukan oleh Butet. Seperti Butet mengambil tindakan untuk memanggil
kelima anak di kelas tetapi respon yang diberikan kelima anak tersebut tidak
sesuai dengan ekspektasi Butet yang akhirnya menyebabkan dirinya menjadi
bingung dan tidak berdaya.

C. Kasus 3
Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan
peristiwa yang beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya
belum mampu menjadi contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet
sering berteriak saat ingin diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus berteriak-
teriak seperti itu, namun Butet pun bingung harus bagaimana mencari perhatian siswa-
siswanya itu. Akhirnya Butet pun memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa
mata pelajaran. Hal ini dilakukan Butet dengan harapan ada siswa yang bingung dan
bertanya kepada Butet terkait tugas tersebut. Setelah tugas diberikan, Butet menanti
siswa-siswinya akan bertanya, namun kenyataannya tidak ada yang bertanya. Butet
kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin tidak berdaya.
Pertanyaan Diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas!
Jawaban: Pada kasus diatas, Butet masih sering khawatir dirinya belum mampu
menjadi sosok contoh yang baik untuk anak-anak di kelas. Kemudian meskipun
sudah satu semester dilalui, Butet masih kesulitan mendapatkan perhatian anak-
anak di kelas. Seringkali Butet berteriak agar mendapatkan perhatian ketika di
kelas, meskipun sebenarnya Butet merasa bersalah karena melakukan hal
tersebut. Kemudian cara lain untuk mendapatkan perhatian yang dilakukan Butet
adalah dengan memberikan tugas dengan harapan ada anak yang kebingungan
dan akhirnya bertanya terkait tugas tersebut. Namun hasilnya anak-anak di kelas
tersebut tidak ada yang merespon maupun bertanya. Akhirnya disitu Butet
merasa dirinya diabaikan dan semakin tidak berdaya sebagai seorang guru.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya,
bagaimana penerapan kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah
tersebut?
Jawaban: Meskipun sudah melewati satu semester dengan kelas tersebut, Butet
masih memiliki self-management yang buruk dimana terlihat dari masih sering
merasa bingung dan khawatir akan suatu hal. Seperti Butet merasa bersalah atas
tindakannya sendiri yaitu berteriak untuk mendapatkan perhatian di kelas.
Kondisi tersebut menunjukkan kurangnya pertimbangan sebelum melakukan
Tindakan sehingga muncul rasa bersalah. Kemudian berhubungan dengan self-
awareness dari Butet juga masih sangat kurang, dimana terlihat ketika Butet
memiliki ekspektasi dengan memberikan tugas dapat mendapatkan perhatian
dari anak-anak di kelas dengan cara merespon maupun bertanya. Namun
kenyataannya anak-anak di kelas tidak ada yang bertanya, akhirnya
menyebabkan ekspektasi dari Butet tidak terpenuhi. Hasilnya Butet merasa
dirinya diabaikan dan semakin tidak berdaya sebagai seorang guru di kelas
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai