Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hana Satria Sakti

Kelas/NIM : PPKn 01/202310631011263


Tugas : T1-4a Ruang Kolaborasi Pembelajaran Sosial Emosional

KASUS I

Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat bersemangat namun
juga merasa khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi pengarahan bahwa Butet akan
menjadi wali kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola. Sebagian besar anak-anak di kelas
tersebut adalah anak-anak yang sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti aturan yang
diberikan dari guru-guru sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah mempersiapkan
beberapa rencana dalam memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya. Ketika mendekati
masuk ke kelas, Butet merasa khawatir namun cukup percaya diri bahwa dirinya akan mampu
menghadapi mereka. Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB tepat, Butet memasuki ruangan
kelas dan tiba-tiba seember air jatuh di atas kepala Butet. Seluruh kelas pun tertawa terbahak-
bahak. Seketika itu juga Butet terbelalak hingga wajahnya memerah. Butet rasanya ingin
berteriak namun tidak mampu. Butet hanya berjalan menuju meja guru dan langsung duduk
sembari mengeringkan dirinya yang basah kuyup.

Pertanyaan diskusi

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.

Jawab: Masalah yang dihadapi Butet adalah Butet menjadi guru baru sekaligus menjadi wali
kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola yang sebagian anak-anaknya sangat aktif dan
seringkali tidak mau mengikuti aturan yang diberikan guru-guru sebelumnya. Ketika masuk ke
kelas untuk pertama kali, Butet mengalami kejadian di luar dugaannya (dalam hal ini kejadian
buruk) yang membuat dirinya harus menahan amarah dan emosinya.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Jawab: Pada kasus ini, Butet sudah menerapkan komponen-komponen pembelajaran sosial-
emosional yaitu self-awareness (kesadaran diri) dan responsible decision making
(pengambilan keputusan yang bertanggung jawab). Pada self-awareness, Butet sudah
menerapkannya dengan memahami emosi pada dirinya ketika mengalami kejadian tersebut
meskipun ia harus malu dengan kondisinya saat itu. Pada responsible decision making, Butet
menerapkannya dengan menunjukkan bahwasanya ia harus menjaga emosi dan amarahnya
dengan menahan dirinya untuk tidak berteriak dan tidak terbawa situasi atau suasana saat
mengalami kejadian tersebut.

KASUS II

Bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai terbiasa dengan
ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa lelah dan kehilangan
semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal penilaian masa
percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan mendekatkan diri dengan siswa
siswi di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali
mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar berlangsung.
Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan terpengaruh karena hal
itu, sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersebut. Kelima siswa tersebut
sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung dan merasa tidak
berdaya.

Pertanyaan diskusi

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.

Jawab: Masalah yang dihadapi butet yaitu butet mulai merasa lelah dan kehilangan semangat
dalam menjalankan tugasnya menjadi guru. hal ini terjadi karena ia merasa kurang dekat
dengan peserta didik di kelasnya terutama lima peserta didik yang sering tidak mengumpulkan

tugas dan mengabaikan peringatan yang telah ia beri.

2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Jawab: Penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada kasus ini berupa Self-
management (manajemen diri) yaitu kemampuan diri dalam mengatur emosi, pikiran serta
perilaku secara efektif pada situasi yang berbeda. dapat terlihat bahwa butet kurang
memanajemen dirinya sehingga dalam mengajar ia merasa lelah dan kehilangan semangat.
Selain manajemen diri, Butet juga perlu meningkatkan Social Awareness (kesadaran sosial).
Peserta didik dikelas tentu memiliki latar belakang serta karakteristik yang berbeda-beda.
dengan adanya peserta didik yang kurang akrab dengan butet, bukan berarti butet harus
kehilangan semangat dan murung dalam mengajar. mungkin butet dapat melakukan
pendekatan dengan mengajak peserta didik ngobrol atau bermain bersama. selanjutnya butet
dapat menciptakan relationship skills (keterampilan sosial) setelah pendekatan yang dilakukan
butet sudah berjalan dengan lancar. butet dapat menjalin hubungan yang baik dengan semua
peserta didik di kelas.

KASUS III

Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan peristiwa yang
beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya belum mampu
menjadi contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet sering berteriak saat
ingin diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun
Butet pun bingung harus bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet
pun memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata pelajaran. Hal ini dilakukan
Butet dengan harapan ada siswa yang bingung dan bertanya kepada Butet terkait tugas
tersebut. Setelah tugas diberikan, Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya, namun
kenyataannya tidak ada yang bertanya. Butet kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya
semakin tidak berdaya.

Pertanyaan diskusi

1.Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.

Jawab: Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, butet sulit untuk
mendapatkan perhatian dari peserta didik, semua cara telah butet lakukan tapi peserta didik

masih tidak merespon apa yang butet lakukan, sehingga butet marah-marah di dalam kelas
dan merasa dirinya terabaikan.

2. bagaimana penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Jawab: Penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada kasus ini berupa Self-
management (manajemen diri) yaitu kemampuan diri dalam mengatur emosi, pikiran serta
perilaku secara efektif pada situasi yang berbeda. dapat terlihat bahwa butet kurang
memanajemen dirinya sehingga dalam mengajar ia merasa lelah dan kehilangan semangat.
Selain manajemen diri, butet juga perlu meningkatkan Social Awareness (kesadaran sosial).
Peserta didik dikelas tentu memiliki latar belakang serta karakteristik yang berbeda-beda.
dengan adanya peserta didik yang kurang akrab dengan butet, bukan berarti butet harus
kehilangan semangat dan murung dalam mengajar. mungkin butet dapat melakukan
pendekatan dengan mengajak peserta didik ngobrol atau bermain bersama. selanjutnya butet
dapat menciptakan relationship skills (keterampilan sosial) setelah pendekatan yang dilakukan
butet sudah berjalan dengan lancar. Butet dapat menjalin hubungan yang baik dengan semua
peserta didik di kelas.

Anda mungkin juga menyukai