Anda di halaman 1dari 5

Kelompok : Andini Ayunita

Aulia Nurul Husna


Ayung Yeni Prihatin
Fatoni Anpriyanto
Insya Puspita Gendhis
Khasanah Nur Hidayah

TOPIK 1 RUANG KOLABORASI


PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Latar belakang

Konteks: guru baru yang humanis, role model, dan belum berpengalaman
Butet adalah seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang sangat mencintai belajar dan
berbagi ilmu dengan orang lain. Visi yang dimilikinya adalah seluruh anak-anak di Indonesia,
dapat memperoleh pendidikan yang memadai supaya dapat menjadi generasi penerus bangsa
yang baik. Penerus bangsa yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan toleransi dalam
setiap perbedaan individu.

Walau dirinya termasuk seorang pribadi yang sulit bersosialisasi dan bergaul, Butet
selalu bersemangat ketika dirinya menyiapkan materi dan metode untuk pembelajaran. Selain
itu Butet selalu memiliki kesulitan untuk mencairkan suasana sebelum memulai
pembelajaran. Butet seringkali merasa khawatir akan respon yang akan diperolehnya saat
dirinya berusaha mencairkan suasana kelas. Ia seringkali merasa dirinya sukar mengatur
prioritas karena baginya semua hal penting dan mendesaknya untuk segera menyelesaikan
secepat mungkin.
Studi Kasus

1) Kasus 1

Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat bersemangat
namun juga merasa khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi pengarahan bahwa Butet
akan menjadi wali kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola. Sebagian besar anak-anak di
kelas tersebut adalah anak-anak yang sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti aturan
yang diberikan dari guru-guru sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah
mempersiapkan beberapa rencana dalam memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya.
Ketika mendekati masuk ke kelas, Butet merasa khawatir namun cukup percaya diri bahwa
dirinya akan mampu menghadapi mereka. Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB tepat, Butet
memasuki ruangan kelas dan tiba-tiba se-ember air jatuh di atas kepala Butet. Seluruh kelas
pun tertawa terbahak-bahak. Seketika itu juga Butet terbelalak hingga wajahnya memerah.
Butet rasanya ingin berteriak namun tidak mampu. Butet hanya berjalan menuju meja guru
dan langsung duduk sembari mengeringkan dirinya yang basah kuyup.

Pertanyaan diskusi:

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Jawab:
1. Masalah yang dihadapi oleh Butet adalah tantangan menjadi guru serta wali kelas
dengan peserta didik yang sulit untuk dikelola karena sebagian besar peserta didiknya
aktif dan tidak mau mengikuti aturan yang diberikan guru. Masalah lain yaitu
ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh kejadian yang tidak diinginkan saat ia
memasuki kelas baru yang sulit dikelola. Ia merasa sangat bersemangat namun juga
merasa khawatir. Saat hari pertama masuk ke kelas, Butet diberikan kejutan oleh
peserta didiknya dengan siraman seember air yang jatuh di atas kepalanya sehingga
Butet ditertawakan oleh seluruh kelas dan menyebabkan ia merasa sangat malu,
marah, dan merasa tidak dihargai. Hal ini juga bisa mempengaruhi rasa percaya
dirinya dan hubungannya dengan peserta didiknya di kelas.
2. Untuk menangani masalah ini, penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE)
sangat penting bagi Butet. Butet harus dapat mengelola emosi dan stres yang muncul
akibat insiden tersebut. Ia perlu memahami perasaan dan kebutuhan peserta didiknya
serta membangun hubungan yang positif dengan mereka. Selain itu, Butet perlu
memahami bagaimana cara mengekspresikan diri dengan baik, termasuk bagaimana
cara mengatasi situasi yang memalukan. Hal ini akan membantu Butet menjadi role
model dan menginspirasi peserta didiknya untuk mengembangkan keterampilan
sosial-emosional yang positif.

2) Kasus 2

Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai terbiasa
dengan ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa lelah dan
kehilangan semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal
penilaian masa percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan mendekatkan diri
dengan peserta didik di kelasnya. Ada lima peserta didik yang selalu tidak mengumpulkan
tugas mandiri dan seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses
belajar mengajar berlangsung. Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan
ini akan terpengaruh karena hal itu, sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima peserta
didik tersebut. Kelima peserta didik tersebut sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari
Butet. Butet bingung dan merasa tidak berdaya.

Pertanyaan diskusi:

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Jawab:

1. Masalah yang dihadapi Butet dalam kasus ini adalah kesulitan mendekatkan diri
dengan peserta didik di kelasnya, khususnya lima peserta didik yang selalu tidak
mengumpulkan tugas dan sering mengabaikan peringatan Butet.
Dalam menghadapi masalah ini, Butet bisa menerapkan beberapa kompetensi Sosial-
Emosional (KSE), antara lain:
 Self-awareness: Butet harus memahami emosinya terkait situasi tersebut dan
mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya dalam menghadapi tantangan di
kelas.

 Social awareness: Butet perlu memahami situasi dan kondisi peserta didik, serta
bisa melihat dari perspektif peserta didik untuk lebih memahami kebutuhan
mereka.

 Relationship management: Butet perlu mengelola hubungan dengan peserta


didik, membangun kepercayaan, dan menunjukkan rasa peduli terhadap peserta
didik di kelasnya, terlebih dengan kelima peserta didik yang sulit dihadapi
tersebut.

 Responsible decision-making: Butet harus mempertimbangkan konsekuensi dari


keputusan-keputusannya terkait cara menangani peserta didik yang sulit
tersebut, serta bertanggung jawab terhadap tindakan dan keputusannya tersebut.

2. Butet bisa mencoba beberapa cara untuk mendekati peserta didik-peserta didik
tersebut dengan menerapkan KSE, antara lain:

 Menggunakan pendekatan yang empati dan memahami kebutuhan dan kondisi


peserta didik, seperti mendekati peserta didik secara personal dan bertanya
tentang apa yang menyebabkan mereka sulit untuk mengumpulkan tugas.

 Menunjukkan rasa peduli dan empati terhadap peserta didik, seperti dengan
memberikan apresiasi dan memberikan umpan balik yang positif terhadap
kemajuan peserta didik.

 Mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif, seperti dengan


memberikan instruksi dan arahan yang jelas dan mudah dipahami oleh peserta
didik, serta menghindari konflik dan membangun hubungan yang harmonis.

Dengan menerapkan KSE secara tepat, Butet diharapkan bisa mengatasi masalah yang
dihadapinya, memperbaiki hubungan dengan peserta didik, dan mencapai hasil
evaluasi tiga bulanan yang baik.

3) Kasus 3
Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan
peristiwa yang beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya belum
mampu menjadi contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet sering
berteriak saat ingin diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus berteriak-teriak seperti
itu, namun Butet pun bingung harus bagaimana mencari perhatian peserta didik-peserta
didiknya itu. Akhirnya Butet pun memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata
pelajaran. Hal ini dilakukan Butet dengan harapan ada peserta didik yang bingung dan
bertanya kepada Butet terkait tugas tersebut. Setelah tugas diberikan, Butet menanti peserta
didiknya akan bertanya, namun kenyataannya tidak ada yang bertanya. Butet kemudian
merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin tidak berdaya.

Pertanyaan diskusi:

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Jawab:
1. Masalah yang dihadapi oleh Butet adalah kesulitan dalam mencari perhatian dan
mendapatkan interaksi yang baik dengan peserta didiknya di kelas. Butet merasa tidak
mampu menjadi contoh yang baik dan merasa kesulitan dalam mengelola kelas. Butet
mencoba memberikan tugas dengan harapan bisa mendapatkan interaksi dari peserta
didiknya, namun kenyataannya tidak berhasil.
2. Dalam masalah ini, penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) dapat membantu
Butet untuk meningkatkan hubungan antara dirinya dengan peserta didiknya. KSE
yang relevan antara lain adalah kemampuan interpersonal seperti kem ampuan
mendengarkan, berbicara dengan sopan, dan bekerja sama dengan orang lain. Butet
dapat mencoba untuk meningkatkan kemampuan interpersonalnya dengan lebih aktif
mendengarkan dan berbicara dengan peserta didiknya, serta bekerja sama dengan
rekan guru dan staf sekolah lainnya. Selain itu, KSE juga dapat membantu Butet
dalam mengelola emosinya sehingga ia tidak terlalu mudah marah atau putus asa
ketika menghadapi situasi yang sulit di kelas. Dengan demikian, Butet dapat lebih
efektif dalam mengelola kelas dan mendapatkan perhatian dan interaksi yang baik
dari peserta didiknya.

Anda mungkin juga menyukai