Anda di halaman 1dari 3

Kelompok (IPA 001)

1. Putri Gayatri Ramadhanty (2023084177)


2. Khairani Syafila Prabasiwi (2023084154)
3. Risa Ambarwati (2023084173)
4. Miftakhul Khasanah (2023084169)
5. Resita Sekar Dahlia (2023084157)

Perkembangan Sosial dan Emosional (SEL)


Topik 1 – Ruang Kolaborasi
Pertanyaan Pemantik
1. Jelaskan dengan singkat, padat, dan jelas masalah apa yang dialami oleh Butet!
Butet memiliki kesulitan dalam mencairkan suasana pembelajaran di kelas yang dia ampu
2. Berdasarkan pemaparan sebelumnya terkait pembelajaran sosial dan emosional yang
sudah dipelajari sebelumnya, hal apa yang akan Anda sarankan untuk Butet?
Kami menyarankan agar butet banyak belajar mengenai self management terkait
bagaimana cara mengatur emosi, pemikiran dan perilaku yang efektif dalam mengelola
kelas sehingga kehadirannya dapat diterima dengan baik oleh peserta didik
Latar belakang
Konteks: guru baru yang humanis, role model, dan belum berpengalaman
Butet adalah seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang sangat mencintai belajar dan berbagi ilmu
dengan orang lain. Visi yang dimilikinya adalah seluruh anak-anak di Indonesia, dapat
memperoleh pendidikan yang memadai supaya dapat menjadi generasi penerus bangsa yang
baik. Penerus bangsa yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan toleransi dalam setiap
perbedaan individu.
Walau dirinya termasuk seorang pribadi yang sulit bersosialisasi dan bergaul, Butet selalu
bersemangat ketika dirinya menyiapkan materi dan metode untuk pembelajaran. Selain itu Butet
selalu memiliki kesulitan untuk mencairkan suasana sebelum memulai pembelajaran. Butet
seringkali merasa khawatir akan respon yang akan diperolehnya saat dirinya berusaha
mencairkan suasana kelas. Ia seringkali merasa dirinya sukar mengatur prioritas karena baginya
semua hal penting dan mendesaknya untuk segera menyelesaikan secepat mungkin.
Studi Kasus
Kasus 1

Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat bersemangat namun juga
merasa khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi pengarahan bahwa Butet akan menjadi wali
kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola. Sebagian besar anak-anak di kelas tersebut adalah anak-
anak yang sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti aturan yang diberikan dari guru-guru
sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah mempersiapkan beberapa rencana dalam
memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya. Ketika mendekati masuk ke kelas, Butet merasa
khawatir namun cukup percaya diri bahwa dirinya akan mampu menghadapi mereka. Waktu
menunjukkan pukul 07.00 WIB tepat, Butet memasuki ruangan kelas dan tiba-tiba se-ember air jatuh
di atas kepala Butet. Seluruh kelas pun tertawa terbahak-bahak. Seketika itu juga Butet terbelalak
hingga wajahnya memerah. Butet rasanya ingin berteriak namun tidak mampu. Butet hanya berjalan
menuju meja guru dan langsung duduk sembari mengeringkan dirinya yang basah kuyup.

Pertanyaan diskusi:

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Jawaban

1. Masalah emosi yang dihadapi Butet adalah rasa jengkel, marah, kecewa, dendam, sedih,
kesal
2. Penerapan kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut adalah dengan
mengenali emosi diri terlebih dahulu, setelah lebih tenang kemudian menentukan
keputusan yang bertanggungjawab. Butet dapat memperkenalkan diri dengan baik, tanpa
harus langsung meluapkan emosinya, kemudian menanyakan siapa yang melakukan hal
tersebut, tentunya dengan susunan kata yang baik.

Kasus 2

Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai terbiasa dengan
ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa lelah dan kehilangan
semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal penilaian masa
percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan mendekatkan diri dengan siswa siswi
di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali
mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar berlangsung.
Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan terpengaruh karena hal itu,
sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersebut. Kelima siswa tersebut sama
sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung dan merasa tidak berdaya.

Pertanyaan diskusi:

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Jawaban

1. Masalah emosi yang dihadapi Butet adalah bingung, khawatir, lelah, tidak bersemangat,
frustasi, dan merasa bersalah. Hal tersebut dirasakan Butet karena sikap kelima anak
tersebut yang tidak menindahkan perintah dari Butet sehingga Butet merasa tidak
dihargai dan bingung dalam menentukan tindak lanjut menghadapi masalah tersebut.
2. Penerapan kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut adalah diawali
dengan mengenali diri, mengelola emosi yang bergejolak dengan menarik napas dalam
agar lebih tenang hatinya, kemudian menerapkan kesadaran social bahwa siswa memiliki
karakter yang berbeda-beda dan tentunya penanganan yang dilakukan juga berbeda sesuai
dengan kondisi yang ada, kemudian menerapkan keterampilan social dengan menjaga
hubungan yang baik antara guru dan siswa walaupun antara keduanya terdapat masalah.
Pada dasarnya guru harus tetap mendampingi siswanya dalam kondisi apapun, walaupun
siswanya memiliki sifat sekeras apapun, seperti halnya batu yang ditetesi air secara terus-
menerus nantinya lama-kelamaan akan mengikis. Begitu halnya siswa yang memiliki
sifat sangat keras, kemudian guru selalu bersabar dan berusaha untuk mendampingi dan
melakukan pendekatan maka lama-kelamaan siswa akan luluh dan mau untuk
mendengarkan nasihat gurunya.

Kasus 3

Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan peristiwa yang
beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya belum mampu menjadi
contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet sering berteriak saat ingin
diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun Butet pun
bingung harus bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet pun
memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata pelajaran. Hal ini dilakukan Butet
dengan harapan ada siswa yang bingung dan bertanya kepada Butet terkait tugas tersebut.
Setelah tugas diberikan, Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya, namun kenyataannya tidak
ada yang bertanya. Butet kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin tidak berdaya.

Pertanyaan diskusi:

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

Jawaban

1. Masalah emosi yang dihadapi Butet adalah frustasi, pesimis, sedih, dan merasa tidak
berbakat untuk menjadi guru
2. Penerapan kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut adalah emosi yang
dirasakan Butet sebenarnya boleh diungkapkan namun dengan tata Bahasa yang baik agar
siswa menyadari bahwa perbuatan yang dilakukan adalah tidak benar dan tidak boleh
diulangi Kembali. Butet juga dapat menyampaikan bahwa setiap perbuatan pasti ada
konsekuensi atau hukumannya, hukuman bukan berarti harus dengan kekerasan, namun
tetap harus bersifat mendidik. Hukuman yang diberikan disesuaikan dengan bidang
kesalahannya misalkan ada siswa yang mengantuk dikelas maka hukumannya dengan
menyuruh siswa tersebut untuk berdiri di dekat tiang bendera atau bisa juga diminta
untuk bernyanyi didepan kelas. Hal tersebut bukan maksud untuk mempermalukan,
namun tetap ada unsur edukasi yaitu melatih mental didepan kelas.

Anda mungkin juga menyukai