Ruang Kolaborasi
Pengajaran Sosial Emosional
ANDI NURUL RAMDANI
239018485136
PPG IPS 001
Setelah Anda mempelajari 5 Kompetensi Sosial-Emosional (KSE), sekarang saatnya Anda berkolaborasi
untuk menyusun teknik-teknik pembelajaran pembelajaran sosial dan emosional tersebut.
Pertanyaan pemantik untuk diskusi:
1. Jelaskan dengan singkat, padat, dan jelas masalah apa yang dialami oleh Butet!
2. Berdasarkan pemaparan sebelumnya terkait pembelajaran sosial dan emosional yang sudah
dipelajari sebelumnya, hal apa yang akan Anda sarankan untuk Butet?
1. Sesi Diskusi
Selamat datang kembali dalam pembelajaran kita! Mahasiswa akan mendapatkan kesempatan untuk
mendiskusikan penerapan lima kompetensi sosial dan emosional yang dibutuhkan dalam sebuah kasus
bersama para mahasiswa lain.
Tujuan dalam diskusi adalah pengembangan gagasan dan pencapaian pemahaman bersama, sehingga dapat
memperkuat pemahaman konsep yang lebih baik. Sebelum Anda melakukan diskusi pada waktu yang telah
ditentukan, mohon untuk membaca aturan untuk forum diskusi berikut ini:
a. Aturan forum diskusi daring:
Sebelum kita melanjutkan sesi diskusi, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar diskusi dapat berjalan
dengan efektif dan produktif:
1. Bentuklah kelompok minimal beranggotakan 2 (dua) orang, maksimal 3 (tiga) orang.
2. Diskusi ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman bersama penerapan kompetensi sosial
emosional dalam suatu situasi.
3. Sikap terbuka menjadi nilai dasar dari proses diskusi ini.
4. Membangun pendapat dengan mempertimbangkan tanggapannya terhadap respon/jawaban
Mahasiswa lain.
2) Kasus 2
Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai terbiasa dengan ritme
pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa lelah dan kehilangan semangat memasuki
bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal penilaian masa percobaan Butet sebagai guru baru.
Butet merasa kesulitan mendekatkan diri dengan siswa siswi di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak
mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses
belajar mengajar berlangsung. Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan
terpengaruh karena hal itu, sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersebut. Kelima siswa
tersebut sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung dan merasa tidak berdaya.
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab:
Butet akan dinilai pada masa percobaan sebagai guru baru. Butet khawatir karena karena masih ada
5 peserta didik yang sangat sulit untuk mengumpulkan tugas dan tidak mendengarkan atau
mengindahkan panggilan Butet
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan Kompetensi
Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab:
Penerapan Sosial Emosional (KSE) yang harus dilakukan Butet adalah Relationship skills
(keterampilan social). Butet harus mampu untuk melakukan pendekatan kepada kelima peserta
didik tersebut, mungkin Butet mendekatinya lewat hal yang peserta didik ini senangi. Butet bisa
mencari tau lewat peserta didik yang lain apasih kesenangan atau hobby dari peserta didik tersebut
dan Butet mulai mendekati lewat jalur tersebut.
3) Kasus 3
Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan peristiwa yang beragam.
Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya belum mampu menjadi contoh yang baik
untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet sering berteriak saat ingin diperhatikan. Butet merasa
bersalah karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun Butet pun bingung harus bagaimana mencari
perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet pun memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata
pelajaran. Hal ini dilakukan Butet dengan harapan ada siswa yang bingung dan bertanya kepada Butet
terkait tugas tersebut. Setelah tugas diberikan, Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya, namun
kenyataannya tidak ada yang bertanya. Butet kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin tidak
berdaya.
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab:
Butet merasa peserta didiknya sudah tidak memperhatikannya dan Butet juga merasa tidak bisa
menjadi contoh untuk peserta didik. Sudah berbagai cara yang Butet lakukan untuk mencari
perhatian peserta didik tetapi tetap saja Butet merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin tidka
berdaya.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan kompetensi
Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab:
Penerapan Sosial Emosional (KSE) yang harus dilakukan Butet adalah Self-awareness (Kesadaran
diri) dan Relationship skills (keterampilan sosial). Butet harus mampu mengoreksi apa yang
menjadi kekurangan dalam dirinya sehingga peserta didik tidak bisa begitu akrab dengan dirinya.
Butet juga tetap bisa untuk mendekati peserta didik tersebut melalui beberapa cara.
Berdasarkan studi kasus yang Anda diskusikan, tuliskan refleksi yang Anda peroleh dan diskusikan dengan
mahasiswa lain!
Jawab:
Kasus yang Butet alami adalah gambaran bagaimana realita di sekolah apalagi terhadap guru yang
baru. Kasus seperti itu tidak bisa kita hindari kehadirannya di sekolah. Dari studi kasus yang disajikan,
terdapat beberapa refleksi yang dapat diambil. Pertama, sebagai seorang guru baru, Butet perlu memiliki
keterampilan sosial yang baik dalam bergaul dengan siswa-siswinya. Butet dapat memperbaiki
keterampilan sosialnya dengan terus belajar dan berlatih, serta mengambil pelatihan tambahan yang dapat
membantu dalam menghadapi situasi yang sulit di dalam kelas. Kedua, Butet juga perlu belajar untuk
mengatur prioritas dalam pekerjaannya sebagai seorang guru. Sebagai seorang guru, Butet harus mampu
membedakan mana tugas yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan mana yang bisa ditunda. Dengan
begitu, Butet akan dapat bekerja secara lebih efektif dan efisien. Ketiga, Butet perlu memperbaiki cara
mengelola kelasnya. Meskipun situasi di kelas tersebut sangat sulit, Butet sebaiknya tidak berteriak -teriak
atau marah-marah di depan siswa-siswinya. Sebaliknya, Butet perlu mencari cara lain yang lebih efektif
dalam menghadapi masalah yang terjadi di dalam kelas. Keempat, Butet sebaiknya tidak menyerah dengan
mudah ketika menghadapi masalah di kelas. Butet perlu terus mencari solusi dan berusaha untuk
memperbaiki hubungan dengan siswa-siswinya, terutama dengan kelima siswa yang sulit diajak bekerja
sama.
Butet dapat mencoba berbicara dengan mereka secara pribadi dan mencari tahu apa yang menjadi
masalah mereka sehingga sulit untuk bekerja sama dengan Butet. Kelima, sebagai seorang guru, Butet perlu
memperhatikan bagaimana cara mengajarkan materi agar siswa-siswinya tertarik dan terlibat dalam proses
belajar mengajar Butet dapat mencoba mengembangkan metode pembelajaran yang lebih menarik dan
interaktif, seperti menggunakan media pembelajaran yang berbeda atau melibatkan siswa-siswinya dalam
diskusi atau proyek kelompok. Secara keseluruhan, studi kasus ini mengajarkan kita tentang pentingnya
keterampilan sosial, pengaturan prioritas, manajemen kelas, ketekunan, dan kreativitas dalam pekerjaan
sebagai seorang guru. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan refleksi bagi mahasiswa yang ingin menjadi
guru di masa depan untuk mempersiapkan diri mereka secara lebih baik dalam menghadapi tantangan yang
ada di dunia pendidikan.