Anda di halaman 1dari 16

Pembelajaran Sosial

Emosional
Ruang Kolaborasi
Topik 1

Dosen Pengampu:
Drs. Kaspul, M.Pd

PPG Prajabatan Gel.1 2023


Ilmu Pengetahuan Alam
Disusun Oleh: Universitas Lambung Mangkurat
Kelompok 2
ANGGOTA KELOMPOK 2

Hendra Alfian Ari Sandi, S.Pd.


2330111710349
Lolyta Damanik S.Pd
2330111720418 Dwi Vini Sita Saredie, S.Pd.
2330111720180
RUANG
KOLABORASI

Berdasarkan pem
aparan terkait
Jelaskan dengan singkat, pembelajaran so
sial dan
padat, dan jelas masalah emosional yang
sudah
apa yang dialami oleh dipelajari sebelu
mnya, hal apa
Butet! yang akan Anda
sarankan
untuk Butet ?
Butet adalah seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang sangat mencintai belajar
dan berbagi ilmu dengan orang lain. Visi yang dimilikinya adalah seluruh anak-
anak di Indonesia, dapat memperoleh pendidikan yang memadai supaya dapat
menjadi generasi penerus bangsa yang baik. Penerus bangsa yang menjunjung
tinggi nilai nasionalisme dan toleransi dalam setiap perbedaan individu.
Walau dirinya termasuk seorang pribadi yang sulit bersosialisasi dan bergaul,
Butet selalu bersemangat ketika dirinya menyiapkan materi dan metode untuk
pembelajaran. Selain itu Butet selalu memiliki kesulitan untuk mencairkan
suasana sebelum memulai pembelajaran. Butet seringkali merasa khawatir akan
respon yang akan diperolehnya saat dirinya berusaha mencairkan suasana kelas.
Ia seringkali merasa dirinya sukar mengatur prioritas karena baginya semua hal
penting dan mendesaknya untuk segera menyelesaikan secepat mungkin.
KASUS 1
Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat
bersemangat namun juga merasa khawatir. Saat orientasi guru baru,
Butet diberi pengarahan bahwa Butet akan menjadi wali kelas dari kelas
yang sangat sulit dikelola. Sebagian besar anak-anak di kelas tersebut
adalah anak-anak yang sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti
aturan yang diberikan dari guru-guru sebelumnya. Mendengar hal itu,
Butet pun sudah mempersiapkan beberapa rencana dalam
memperkenalkan
2 dirinya di depan kelas nantinya. Ketika mendekati
masuk ke. kelas, Butet merasa khawatir namun cukup percaya diri bahwa
dirinya akan mampu menghadapi mereka. Waktu menunjukkan pukul
07.00 WIB3 tepat, Butet memasuki ruangan kelas dan tiba-tiba se-ember
air jatuh. di atas kepala Butet. Seluruh kelas pun tertawa terbahak-
bahak. Seketika itu juga Butet terbelalak hingga wajahnya memerah.
Butet rasanya ingin berteriak namun tidak mampu. Butet hanya berjalan
menuju meja guru dan langsung duduk sembari mengeringkan dirinya
yang basah kuyup.
KASUS 1
Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan
jelas.

1. Tindakan indisipliner murid: Murid-murid menyiram Butet dengan air,


menunjukkan sikap tidak hormat dan mengganggu proses belajar
mengajar.
2. Ketidakmampuan
2 murid untuk mengikuti aturan: Perilaku murid
menunjukkan
. bahwa mereka tidak terbiasa mengikuti aturan dan
norma di kelas.
3. Ketidakpercayaan
3 dan ketegangan: Tindakan murid menciptakan
suasana
. yang tidak kondusif untuk belajar dan menimbulkan rasa
tidak percaya antara Butet dan muridmurid.
4. Ketidakmampuan Butet untuk mengendalikan situasi: Butet merasa
marah dan frustrasi karena tidak dapat menangani situasi dengan
baik.
KASUS 1
Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya,
bagaimana penerapan kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada
masalah tersebut?

1.Kesadaran Diri:
Butet perlu menyadari emosinya (marah, frustrasi) dan bagaimana
emosinya tersebut memengaruhi tindakannya.
Butet perlu memahami kekuatan dan kelemahannya dalam
menghadapi situasi sulit.
2. Manajemen Diri:
Butet perlu menggunakan teknik relaksasi untuk menenangkan diri
dan mengendalikan emosinya.
Butet perlu mengembangkan strategi untuk menghadapi situasi
indisipliner di kelas.
KASUS 1
3. Kesadaran Sosial:
Butet perlu memahami perspektif murid-murid dan alasan di balik
tindakan mereka.
Butet perlu menunjukkan empati dan memahami kebutuhan murid-
murid.
4. Keterampilan Berelasi:
Butet perlu membangun hubungan yang positif dengan murid-murid
dan menciptakan suasana yang aman dan nyaman di kelas.
Butet perlu berkomunikasi dengan murid-murid secara efektif dan
membangun kepercayaan.
5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab:
Butet perlu mengambil keputusan yang tegas dan adil dalam
menangani situasi indisipliner.
Butet perlu mempertimbangkan konsekuensi dari tindakannya dan
murid-murid.
Kasus 2
Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet
mulai terbiasa dengan ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun
demikian, Butet merasa lelah dan kehilangan semangat memasuki bulan
ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal penilaian masa
percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan
mendekatkan diri dengan siswa siswi di kelasnya. Ada lima siswa yang
selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali mengabaikan
peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar
berlangsung. Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga
bulanan ini akan terpengaruh karena hal itu, sehingga Butet mencoba
untuk mendekati kelima siswa tersebut. Kelima siswa tersebut sama
sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung dan
merasa tidak berdaya.
Kasus 2
a) Apakah masalah yang dihadapi Butet?
Uraikan dengan padat dan jelas.
1. Perasaan kelelahan dan kehilangan semangat yang dialami Butet
pada bulan ketiga pekerjaannya sebagai guru baru.
2. Kesulitan Butet dalam mendekatkan diri dengan siswa-siswa di
kelasnya.
3. Ada lima siswa yang tidak mengumpulkan tugas mandiri dan
sering mengabaikan peringatan dari Butet.
4. Ketidak mampuan Butet untuk mempengaruhi atau mendekati
kelima siswa tersebut, yang membuatnya merasa tidak berdaya
Kasus 2
b) Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian
sebelumnya, bagaimana penerapan kompetensi Sosial-
Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
1. Kesadaran diri (Self-Awareness): Butet perlu mengenali dan memahami
perasaannya sendiri, termasuk rasa kelelahan dan ketidakmampuan
untuk mendekati siswa. Dengan menyadari perasaannya, Butet dapat
mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tantangan ini.
2. Manajemen diri (Self-Management): Butet perlu mengelola emosinya
dan mencari strategi untuk mengatasi perasaan kelelahan dan kehilangan
semangat agar tidak dilampiaskan kepada peserta didik. Ini bisa
mencakup menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan
pribadi Butet
Lanjutan
3. Keterampilan sosial (Social Skills): Butet perlu mengembangkan
keterampilan untuk mendekati dan berkomunikasi dengan siswa-siswa yang
sulit. Ini mencakup kemampuan untuk mendengarkan dengan empati,
membangun hubungan yang positif, dan mengatasi konflik.
4. Kesadaran sosial (Social Awareness): Butet perlu memahami perspektif
siswa-siswa yang sulit, serta faktor-faktor yang mungkin memengaruhi perilaku
mereka. Dengan memahami latar belakang dan kebutuhan siswa, Butet dapat
menciptakan pendekatan yang lebih efektif dalam membantu mereka.
5. Keputusan yang bertanggung jawab (Responsible Decision-Making):
Butet perlu membuat keputusan yang bertanggung jawab dalam menangani
masalah ini. Dari kelima siswa tersebut Butet membuat jadwal pribadi untuk
berdiskusi secara individu dengan menghubungi orang tua kelima peserta didik
tersebut.
Kasus 3

Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan
dan peristiwa yang beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering
khawatir dirinya belum mampu menjadi contoh yang baik untuk anak-anak.
Beberapa kali di kelas, Butet sering berteriak saat ingin diperhatikan. Butet
merasa bersalah karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun Butet pun
bingung harus bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya
Butet pun memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata
pelajaran. Hal ini dilakukan Butet dengan harapan ada siswa yang bingung
dan bertanya kepada Butet terkait tugas tersebut. Setelah tugas diberikan,
Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya, namun kenyataannya tidak
ada yang bertanya. Butet kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya
semakin tidak berdaya.
Kasus 3
Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Kesulitan Mengelola Kelas: Butet masih kesulitan dalam menarik
perhatian dan mengelola kelasnya yang ramai dan aktif. Hal ini terlihat
dari seringnya Butet berteriak untuk mendapatkan perhatian siswa.
Kekhawatiran Kemampuan Diri: Butet masih sering merasa khawatir dan
meragukan kemampuannya dalam menjadi contoh yang baik bagi murid-
muridnya.
Kurangnya Komunikasi dengan Murid: Butet memberikan tugas dengan
harapan murid-muridnya akan bertanya jika mereka bingung, namun
kenyataannya tidak ada yang bertanya. Hal ini menunjukkan kurangnya
komunikasi dan interaksi antara Butet dan murid-muridnya.
Perasaan Bersalah dan Ketidakberdayaan: Butet merasa bersalah karena
harus berteriak di kelas, dan di sisi lain dia juga merasa tidak berdaya
karena tidak tahu cara lain untuk mendapatkan perhatian muridnya.
Kasus 3
Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan
kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?

1. Kesadaran Diri (Self-Awareness): Butet perlu menyadari emosinya sendiri, seperti rasa frustrasi
dan ketidakberdayaannya. Butet juga perlu memahami dampak dari teriakannya terhadap murid-
muridnya.
2. Pengelolaan Diri (Self-Management): Butet perlu mempelajari strategi untuk mengelola emosinya
dengan lebih baik, seperti teknik relaksasi dan komunikasi yang efektif.
3. Kesadaran Sosial (Social Awareness): Butet perlu memahami kebutuhan dan perasaan murid-
muridnya. Butet perlu berusaha untuk melihat situasi dari sudut pandang murid-muridnya.
4. Keterampilan Berhubungan Sosial (Relationship Skills): Butet perlu membangun hubungan yang
lebih positif dengan murid-muridnya. Butet dapat melakukan ini dengan menunjukkan rasa empati,
mendengarkan dengan aktif, dan memberikan pujian yang tulus.
5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making): Butet perlu
mempertimbangkan berbagai pilihan dan konsekuensi sebelum mengambil keputusan. Butet perlu
memilih strategi yang tepat untuk mengelola kelasnya tanpa harus berteriak.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai