Anda di halaman 1dari 10

TOPIK 1 RUANG KOLABORASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Sosial


Emosional

Disusun Oleh:
Alda Risma 22400508

Husni Wulandari 22400548


Wici Yuli Seti Yabas 22400622

Roombel-004

Dosen Pengampu: Dra.Reinita, M.Pd

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Latar Belakang
(konteks guru baru yang humanis, role model, dan belum berpengalaman)

Butet adalah seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang sangat mencintai belajar
dan berbagi ilmu dengan orang lain. Visi yang dimilikinya adalah seluruh anak-
anak di Indonesia, dapat memperoleh pendidikanyang memadai supaya dapat
menjadi generasi penerus bangsa yang baik. Penerus bangsa yang menjunjung
tinggi nilai nasionalisme dan toleransi dalam setiap perbedaan
individu.

Walau dirinya termasuk seorang pribadi yang sulit bersosialisasi dan bergaul,
Butet selalu bersemangat ketika dirinya menyiapkan materi dan metode untuk
pembelajaran. Selain itu Butet selalu memiliki kesulitan untuk mencairkan
suasana sebelum memulai pembelajaran. Butet seringkali merasa khawatir akan
respon yang akan diperolehnya saat dirinya berusaha mencairkan suasana kelas.
Ia seringkali merasa dirinya sukar mengatur prioritas karena baginya semua hal
penting dan mendesaknya untuk segera menyelesaikan secepat mungkin.
Berikut adalah beberapa kasus yang terjadi pada Butet.
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
a. Berdasarkan uraian kasus I, permasalahan yang dihadapi oleh Butet
adalah Butet menjadi seorangguru wali kelas dimana kelasnya adalah
kelas yang sulit dikelola.
b. Butet merasa khawatir bahkan sebelum memasuki kelas ketika
ditunjuk menjadi wali kelas darikelas yang sangat sulit dikelola.
c. Butet menghadapi masalah pada saat memasuki ruang kelas dan tiba-
tiba seember air jatuh dari atas kepala Butet. Seketika itu juga Butet
terbelak hingga wajahnya memerah.
Kasus 1
Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat
bersemangat namun juga merasa khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi
pengarahan bahwa Butet akan menjadi wali kelas dari kelas yang sangat sulit
dikelola. Sebagian besar anak-anak di kelas tersebut adalah anak-anak yang
sangat aktifdan seringkali tidak mau mengikuti aturan yang diberikan dari guru-
guru sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah mempersiapkan beberapa
rencana dalam memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya. Ketika
mendekati masuk ke kelas, Butet merasa khawatir namun cukup percaya diri
bahwa dirinya akan mampu menghadapi mereka. Waktu menunjukkan pukul
07.00 WIB tepat, Butet memasuki ruangan kelas dan tiba-tiba se-ember air jatuh
di atas kepala Butet. Seluruh kelas pun tertawa terbahak-bahak. Seketika itu juga
Butet terbelalak hingga wajahnya memerah. Butet rasanya ingin berteriak namun
tidak mampu. Butet hanya berjalan menuju meja guru dan langsung duduk
sembari mengeringkan dirinya yang basah kuyup.

a. Pada saat orientasi guru baru, Butet tidak bertanya dengan kepala
sekolah maupun guru tentang permasalahan yang lebih kompleks
terkait perasalahan di kelasnya dan bagaimana guru-guru sebelumnya
menghadapi peserta didik tersebut.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana
penerapan kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
a. Self Awareness (kesadaran diri) yaitu kemampuan untuk mengenali diri
secara akurat mengenai emosi, pikiran, dan nilai atau velue diri. Pada
kasus ini, Butet menyadari bahwa ia adalah guru yang memiliki sifat
sulit bersosialisasi dan bergaul, Butet juga sadar bahwa anak-anak yang
dihadapunya nantinya sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti
aturan yang diberikan dari guru-guru sebelumnya. Sehingga, Butet pun
sudah mempersiapkan beberapa rencana dalam memperkenalkan
dirinya di depan kelas nantinya. Butet juga sadar ketika Ia terguyur
seember air tepat diatas kepalanya ia menjadi merasa marah dan kesal,
terbelalak, dan wajahnya merah terkait tindakan yang dilakukan oleh
anak-anak kelas tersebut kepada dirinya.
b. Self Management (manajemen diri) yaitu kemampuan untuk mengatur
emosi, pemikiran dan perilaku secara efektif pada situasi yang
berbeda. Manajemen diri yang dilakukan Butet terlihat ketika Ia
terguyur seember air tepat diatas kepalanya dan Ia mampu untuk
mengontrol dan mengelola emosinya serta menunjukkan perilaku yang
positif sehingga Butet tidak langsung marah saat di kelas dengan tetap
memilih berjalan menuju meja guru dan tidak meluapkan amarah yang
sedang dirasakan
c. Social Awareness (Kesadaran Sosial) yaitu kemampuan memahami
perspektif yang berbeda termasuk berempati terhadap kondisi individu
dengan latar belakang yang berbeda. Butet masih dapat memahami dan
berempati kepada kelas tersebut dengan cara dia masih bisa menahan
rasa kesal yang pada saat itu dirasakan Butet seharusnya sebagai guru
harus menumbuhkan sikap percaya diri dan mau mulai bergaul dengan
orang sekitar agar Butet dapat berkomunikasi yang baik dengan rekan
kerjanya terkait menghadapi permasalahan yang ada di kelas. Butet
seharusnya menghilangkan sikap khawatirnya akan gagal mendapatkan
respon peserta didik terhadap apa yang dilakukannya. hal ini dilakukan
supaya Butet dapat membawa energi positif bagi peserta didik di kelas
tersebut.
d. Relationship skills (keterampilan sosial) yaitu kemampuan menjalin
dan mempertahankan hubungan/relasi yang sehat dan efektif dengan
individu dari latar belakang yang berbeda.Butet harus menyusun suatu
program yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter peserta didik
yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan diskusi bersama dengan rekan sejawat dan membuat
kontrak belajar bersama dengan peserta didik.
e. Responsible Decision Making (Pengambilan Keputusan Yang
Bertanggung Jawab) yaitu membuat pilihan yang tepat dan konstruktif
pada situasi tertentu. Perilaku ini ditunjukkan pada saat Butet terguyur
air ketika memasuki kelas kemudian Ia hanya berjalan menuju meja
guru dan langsung duduk sembari mengeringkan dirinya yang basah
kuyup. Tindakan yang dapat dilakukan Butet yaitu dengan membuat
kesepakatan kelas yang berisikan aturan-aturan yang disepakati
bersama diimbangi dengan pemberian reward dan punishment. Selain
itu, kesepakan tersebut wajib dipajang di kelas dengan tulisan yang
besar dan diletakkan di tempat yang mudah di baca oleh peserta didik,
serta ditandatangani oleh seluruh peserta didik. Hal ini dilakukan agar
peserta didik dapat membaca apa yanng telah mereka sepakati dan apa
saja reward dan punishment jika mereka mengikuti aturan tersebut dan
melanggarnya.

Kasus 2

Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai
terbiasa dengan ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet
merasa lelah dan kehilangan semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan
ketiga ini merupakan jadwal penilaian masa percobaan Butet sebagai guru baru.
Butet merasa kesulitan mendekatkan diri dengan siswa siswi di kelasnya. Ada
lima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali
mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar
berlangsung. Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini
akan terpengaruh karena hal itu, sehingga Butet mencoba untuk mendekati
kelima siswa tersebut. Kelima siswa tersebut sama sekali tidak mengindahkan
panggilan dari Butet. Butet bingung dan merasa tidak berdaya.

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Permasalahan yang dialami pada kasus kedua yaitu:
a. Memasuki bulan ketiga, dimana merupakan jadwal penilaian masa
percobaan Butet sebagai guru baru, dia masih merasa kesulitan
mendekatkan diri dengansiswa siswa di kelasnya dan ia merasa lelah
dan kehilangan semangat.
b. Terdapat 5 siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan
seringkali mengabaikanperingatan yang diberikan oleh Butet
c. Butet merasa khwatir akan hasil evaluasi tiga bulanan tersbut.
d. Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersbut, akan tetapi tidak
ada responyang berarti dan Butet merasa bingung.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana
penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
a. Butet memiliki permasalahan dalam lingkup Self Awareness
(kesadaran diri). Self Awareness merupakan kemampuan untuk
mengenali diri secara akurat mengenai emosi, pikiran, dan nilai atau
velue diri. Pada permasalahan ini, seharunya Butet harus sadar bahwa
ia adalah guru yang menjadi panutan dan harus mampu menjadikan
dirinya menjadi pribadi yang dekat dengan peserta didiknya. Hal yang
dapat dilakukan Butet agar memiliki semangat lagi dalam
melaksanakan pembelajaran bisa meminta bantuan rekan sejawat untuk
bersama-sama melakukan evaluasi dan refleksi diri agar mengetahui
apa saja yang harus diperbaiki kedepannya dan memiliki motivasi
yang tinggi. Butet memahami bahwa dirinya merasa kesulitan
mendekatkan diri dengan siswa siswi di kelasnya. Seharusnya Butet
melakukan pendekatan diri terhadap peserta didiknya tidak hanya pada
saat proses pembelajaran. Selain itu, untuk 5 murid tersebut, Butet juga
harus sering mengingatkantugas anak-anak dan memberikan motivasi
kepada mereka agar dapat melaksanakan peraturan yang telah
disepakati dengan memberikan reward/punishment. Hal ini dilakukan
agar peserta didik sadar akan tugasnya sebagai seorang peserta didik
b. Self Management yaitu kemampuan untuk mengatur emosi, pemikiran
dan perilaku secara efektif pada situasi yang berbeda. Hal ini terlihat
pada saat Butet merasa lelah dan kehilangan semangat memasuki bulan
ketiga. Butet seharusnya mencari motivasinya kembali serta
menumbuhkan rasa percaya dirinya supaya perilakunya dapat lebih
jernih dan terarah. Selain itu, Butet juga perlu berkomunikasi dengan
orangtua terkait peserta didik di kelas agar orangtua juga dilibatkan
dalam perkembangan peserta didik dan bersama-sama dapat
menumbuhkan sikap disiplin peserta didik.
c. Social awareness (kesadaran sosial) yaitu kemampuan memahami
perspektif yang berbeda termasuk berempati terhadap kondisi individu
dengan latar belakang yang berbeda. Butet memahami bahwa peserta
didik memiliki latar belakang dan karakter yang berbeda. Seperti
tindakan kelima peserta didik yang selalu tidak mengumpulkan tugas
mandiri dan seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan oleh
Butet saat proses belajar mengajar berlangsung.
d. Relationship skills (keterampilan sosial) yaitu kemampuan menjalin
dan mempertahankan hubungan/relasi yang sehat dan efektif dengan
individu dari latar belakang yang berbeda. Butet harus selalu berusaha
untuk melakukan pendekatan dengan peserta didik. Butet juga perlu
mengetahui latar belakang peserta didik dan menjamin hubungan
kerjasama yang baik dengan orangtua peserta didik.
e. Responsible decision making yaitu pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab. Hal ini terlihat pada saat Butet mencoba untuk
melakukan pendekatn dengan kelima peserta didik yang mengalami
permasalahan kedisiplinan
Kasus 3
Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan
peristiwa yang beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir
dirinya belum mampu menjadi contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa
kali di kelas, Butet sering berteriak saat ingin diperhatikan. Butet merasa
bersalah karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun Butet pun bingung
harus bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet pun
memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata pelajaran. Hal ini
dilakukan Butet dengan harapan ada siswa yang bingung dan bertanya kepada
Butet terkait tugas tersebut. Setelah tugas diberikan, Butet menanti siswa-
siswinya akan bertanya, namun kenyataannya tidak ada yang bertanya. Butet
kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin tidak berdaya.

1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Masalah yang dialami Butet yaitu kurang percaya diri terhadap kemampuan
yang telah dimiliki:
a. Butet kesulitan mencari perhatian peserta didik
b. Butet sering berteriak saat ingin diperhatikan dan merasa bersalah
karena berteriak teriak didalam kelas
c. Butet memberikan tugas kepada peserta didik dengan harapan
mereka dapat bertanyanamun tidak sesuai dengan harapan Butet
d. Kepercayaan diri Butet yang makin menurun walau masih bertahan
untuk mengajar karena iamempunyai tanggung jawab yang diberikan
kepada peserta didik
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana
penerapan kompetensiSosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Penerapan kompetensi sosial-emosional pada masalah antara lain:
a. Self awareness (kesadaran diri) merupakan kemampuan untuk
mengenali diri secara akurat mengenai emosi, pikiran, dan nilai atau
velue diri. Pada permasalahan ini, Butet masih merasa tidak dapat
menjadi contoh yang baik (pesimis) dan cenderung memberikan solusi
yang kurang sesuai. Dari sifat kurang memiliki kesadaran diri pada
guru membuat peserta didik juga akan mengalami kendala dalam
proses pembelajarannya. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh Butet
untuk meningkatkan nilai dirinya melalui mempelajari apa ice
breaking yang bisa digunakan utnuk peserta didik ketika bosan dan
kurang fokus melalui Youtube, membaca jurnal, mengikuti seminar
dan pelatihan, dll.
b. Self Management yaitu kemampuan untuk mengatur emosi, pemikiran
dan perilaku secara efektif pada situasi yang berbeda.masih kurang
Butet berteriak untuk mencari perhatian peserta didik. Manajemen diri
(self management) masih kurang Butet berteriak untuk mencari
perhatian peserta didik. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan yakni
dengan menambahkan ice breaking, mengajar dengan humor, game, dll
c. Social awareness (kesadaran sosial) yaitu kemampuan memahami
perspektif yang berbeda termasuk berempati terhadap kondisi
individu dengan latar belakang yang berbeda. Penerapan
Keterampilan Sosial (Relationship Awareness) Butet masih kurang
percaya dirinya dalam hal hasil yang diperolahehnya. Butet dapat
mendekatkan diri dan mencoba mengerti peserta didik secara
emosional sehingga peserta didik juga akan memiliki sifat keterbukaan
dengan guru.
d. Relationship skills (keterampilan sosial) yaitu kemampuan menjalin
dan mempertahankan hubungan/relasi yang sehat dan efektif dengan
individu dari latar belakang yang berbeda. Butet dapat mendekatkan
diri kepada peserta didik agar lebih mengerti peserta didik secara
personal.
e. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab Responsible Decision
Making masih kurang. Butet memberikan penugasan yang berat
kepada siswanya tanpa memahami karakter siswanya dan malah
membuat peserta didik merasa takut. Seharusnya Butet dapat
mengembalikan pusat perhatian peserta didik dengan melakukan ice
breaking dengan tepuk, bernyanyi, dll. libatkan diri untuk
menyelesaikan permasalahan hingga menanggung resiko yang akan
timbul. Keputusan yang diambil Butet adalah memberikan tugas
kepada peserta didik sembari berharap ada yang bertanya. Hal tersebut
menunjukkan Butet tidak memiliki kesungguhan dalam keputusan
yang diambilnya. Butet alih-alih menggunakan metode pembelajaran
yang lebih meningkatkan partisipasi peserta didik malah memberikan
permasalahan kepada peserta didik dengan tanpa ikut berperan. Hal ini
dipengaruhi oleh emosi Butet yang merasa khawatir belum mampu
menjadi teladan yang baik bagi peserta didik sehingga menimbulkan
distraksi terhadap pengambilan keputusan Butet.

Anda mungkin juga menyukai