Anda di halaman 1dari 13

Etika bisnis dalam wirausaha

Nama : Silvia Putri Kinanti

NIM : 22234022

Program Studi : Perpustakaan dan Ilmu Informasi

Mata Kuliah : Pengantar Kewirausahaan

Kelas/seksi : Daring101 /202211280751

Dosen Pengampu : Arief Maulana, S.E., M.M.

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

SEMESTER 1/TAHUN AJARAN 2022


ITAEWON CLASS, DRAMA KOREA YANG
MENGAJARKAN ETIKA DALAM BERBISNIS
Mungkin sebagian orang percaya bahwa drama korea hanya
mengambarkan kisah romantis dan mendayu-dayu, namun ternyata banyak sekali
kisah-kisah dalam drama korea yang memiliki pesan inspiratif. Salah satunya
drama dengan judul Itaewon Class. Pecinta drama korea tentu tidak asing lagi
dengan drama yang satu ini. Drama ini cukup populer di awal tahun 2020 dan
meraih yang cukup tinggi. Selain itu drama ini dibintangi oleh aktor papan atas
Korea Selatan seperti Park Seojun, Kim Dami, Kwon Nara, dan masih banyak
lagi. Namun tentu saja kita tidak membahas paras elok yang disuguhkan oleh
pemain drama ini. Melainkan bagaimana sang tokoh utama dapat mendirikan
bisnis waralaba dengan banyaknya rintangan terutama saingan bisnis yang tidak
manusiawi.

Pentingnya Etika Bisnis dalam Berwirausaha


Drama ini menjelaskan betapa pentingnya etika dalam berwirausaha.
Etika membantu agar hubungan tetap berjalan dengan harmonis. Baik itu dengan
rekan, ataupun dengan karyawan. Pimpinan, Park Saeroyi adalah sosok yang
sangat mengedepankan etika. Ia tidak pernah mengandalkan otot dalam berbisnis,
meski dikenal sebagai orang yang memiliki kemampuan beladiri.
Kita dapat tau bahwa manusia adalah makhluk sosial. Park Saeroyi dapat
sukses menjalankan bisnisnya bukan tanpa bantuan orang lain. Salah satu faktor
keberhasilan Park Saeroyi adalah memiliki modal yang tepat. Yaitu teman-
temannya yang menjadi partner bisnis. Dia sangat menjaga hubungan baik dengan
teman-teman partner bisnisnya, saling mengayomi, dan saling support. Saeroyi
tidak mementingkan kemampuan, karena hal itu bisa dilatih dari pengalaman.
Saeroyi lebih mementingkan karakter, yaitu mau berusaha, loyal, dan tidak mudah
menyerah. Dan itu semua tecermin dalam karakter setiap partner bisnisnya.
Contoh Perilaku yang Mencerminkan Etika dalam
berwirausaha
Park Saeroyi (Park Seojun), tokoh utama dalam drama tersebut
digambarkan sebagai seorang mantan narapidana yang merintis bisnis dengan
tekad untuk balas dendam atas kematian ayahnya. Begitu banyak rintangan dan
hambatan yang dia lalui untuk mendirikan bisnisnya tersebut, bahkan hingga
dicurangi, ditipu, dikucilkan, hingga gulung tikar. Namun banyak hal-hal menarik
dari keprinadian Park Saeroyi yang patut dicontoh, terutama bagi pebisnis muda
atau kaum-kaum yang baru terjun kedalam dunia bisnis. Berikut penjelasannya.
1. Menentukan Target dan Bekerja Keras

Park Saeroyi merupakan mantan narapidana lulusan SMP. Setelah keluar dari
penjara, ia manargetkan dalam waktu tujuh tahun ke depan akan memiliki usaha
restoran sendiri. Kemudian, ia menjadi seorang nelayan dan pekerja serabutan,
bahkan kuli bangunan, sembari mengumpulkan modal untuk membuka bisnis
restoran. Sebenarnya, Park Saeroyi memiliki tabungan dari asuransi kematian
sang ayah, namun ia memilih untuk mengumpulkan uang sendiri dengan bekerja
keras selama bertahun-tahun. Dana tabungan kematian ayahnya dialokasikan
untuk berinvestasi.

2. Menyajikan Cita Rasa yang Khas

Cita rasa makanan yang khas dari sebuah usaha restoran, akan membuat
banyak orang tertarik untuk datang kembali. Hal itu terlihat dari ramainya restoran
saat open house saja, namun setelah berjalan malah sepi pengunjung. Saeroyi
memiliki kemampuan memasak yang mumpuni, namun ia lebih ingin
karyawannya yang membuat menu. Bahkan ada beberapa makanan yang terbilang
“gagal” sehingga membuat pengunjung yang mengkritik makanan tersebut.
Setelah mencoba berkali-kali, bahkan karyawan tersebut sering mengikuti lomba
memasak untuk meng-upgrade dan belajar dari kompetisi-kompetisi tersebut,
makanan yang disajikan di restotan Park Saeroyi memiliki cita rasi yang khas dan
tidak mengecewakan.

3. Memperluas Koneksi
Jika Anda sudah mulai menjalankan sebuah usaha, maka hal yang harus
dilakukan adalah mengembangkan usaha tersebut. Terdapat banyak cara untuk
merealisasikan hal tersebut, salah satunya adalah mempeluas koneksi bisnis untuk
menjadikan usaha Anda menjadi sistem franchise. Sebagai contoh, kita dapat
mengetahui bahwa Park Saeroyi memiliki koneksi tidak terduga. Yaitu orang
yang dia tolong ketika masih sekolah. Tidak disangka-sangka orang itu telah
sukses di bidang manajemen. Berkat beliau, Saeroyi dapat menginvestasikan
tabungan ayahnya di perusahaan bisnis lawan tanpa diketahui orang lain. Hal
inilah yang semakin menambah keseruan jalan cerita, Saeroyi dapat hadir dalam
rapat pemilik saham di perusahaan lawan,

4. Memiliki Strategi Bisnis

Film ini mengajarkan Anda bahwa hanya bekerja keras saja tidak cukup jika
tidak ada strategi. Anda bisa mengetahui strategi bertemu para investor, waktu
menarik saham hingga waktu memulai menanam saham.

5. Investasi untuk Jangka Panjang

Investasi saham seringkali disebut dalam serial drama Itaewon Class. Sebab,
Park Saeroyi menginvestasikan dana tabungan kematian ayahnya untuk membeli
saham perusahaan saat harganya sedang jatuh dan mempertahankannya hingga 8
tahun.

Saat itu, nilai saham milik Park Saeroyi mencapai sekitar 1,9 milyar Won.
Kemudian, ia menjadi salah satu pemegang saham terbesar di perusahaan tersebut.

6. Mencapai Kebebasan Finansial

Salah karakter yang tidak boleh dilewatkan adalah Oh Soo Ah yang


diperankan oleh Kwon Nara. Saat duduk di bangku kuliah, Soo Ah mendapatkan
beasiswa dari sebuah perusahaan. Setelah lulus, ia bekerja di perusahaan tersebut.

Setelah bertahun-tahun lamanya bekerja di perusahaan milik musuh seseorang


yang ia sukai, akhirnya Soo Ah menjabat sebagai Manajer di divisi Strategic.
Setelah itu, ia memutuskan untuk keluar dari perusahaan itu.

Sebelum berhenti bekerja, ia sudah memiliki rumah, mobil, dan modal untuk
merintis usaha. Anda bisa belajar hal tersebut dari Oh Soo Ah. Sebab, ia memiliki
dana darurat dan tabungan saat mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya
bekerja.

7. Belajar dari Pengalaman Orang Lain

Saat menjalani sebuah bisnis, tentunya Anda harus memiliki referensi atau
panutan agar dapat belajar dari pengalaman orang lain. Selain itu, Anda juga bisa
memperbaiki kesalahan yang terjadi. Dengan begitu, Anda bisa belajar langsung
dari ahli di bidangnya.

Sama seperti Saeroyi yang belajar dari musuhnya yang bernama Prsedir Jang.
Penggemar serial drama Itaewon Class tentunya tidak asing lagi dengan musuh
Saeroyi yang satu ini. Prsedir Jang menjadi alasan terbesar Saeroyi untuk balas
dendam.

Akhirnya, Saeroyi mencari dan membaca biografi Prsedir Jang dan mencari
kelemahannya. Kemudian, ia juga mencari sesuatu yang bisa ditiru olehnya saat
membangun sebuah usaha restoran. Sehingga, Saeroyi bisa mengalahkan
musuhnya dengan cara elegan.

8. Investasi Sumber Daya Manusia (SDM)

Saeroyi memperkerjakan Ma Hyun Hyi di restorannya. Ia merupakan teman


sekaligus mantan buruh kapal. Ma Hyun Hyi diberikan kepercayaan oleh Saeroyi
untuk menjadi koki di restoran tersebut. Namun, ia tidak punya keahlian memasak
dan hampir dipecat oleh manajer restoran bernama Jo Yi Seo. Disini Saeroyi
menunjukkan sikap berbesar hati untuk menerima kekurangan partnernya,
merangkul, dan memberi semangat.

Akhirnya, Saeroyi memutuskan untuk tidak memecat Ma Hyun Hyi. Ia malah


memberikan gaji dua kali lipat agar Ma Hyun Hyi bekerja lebih baik dan
maksimal. Akhirnya, Ma Hyun Hyi memenangkan kompetisi memasak tingkat
nasional. Setelah itu, para investor tertarik untuk menyuntikkan dana restoran.
9. Memanusiakan Manusia

Serial drama Itaewon Class menjelaskan bagaimana cara mengatur SDM dan
usaha. Episode terakhir drama ini menceritakan bagian saat rapat pemegang
saham. Saeroyi menjelaskan, bahwa bisnis bukan hanya sekadar uang saja, tetapi
juga orang-orangnya.

Bisnis yang sukses diawali dari orang-orang yang bekerja keras. Hal yang
membuat mereka bisa bekerja secara produktif adalah diperlakukan seperti
keluarga sendiri dan dihargai.

10. Jangan Cepat Menyerah

Semua orang pastinya memiliki impian masing-masing dalam hidupnya. Anda


mungkin seringkali menghadapi berbagai rintangan saat ingin mencapai tujuan.
Jika Anda memiliki niat dan tekad yang kuat, maka impian yang diinginkan akan
segera tercapai.

Sama seperti yang dilakukan oleh Saeroyi saat menghadapi berbagai


rintangan. Ia berhasil merintis bisnisnya sendiri setelah bekerja keras selama
bertahun-tahun.

11. Peran Food Influencer

Saat bertemu dengan Jo Yi Seo, karakter perempuan ini sangat multi talenta.
Berdasarkan diagnosa psikolog, ia adalah seorang sociopath. Artinya, tipe
karakter tersebut tidak mudah goyah saat tertekan, namun semakin termotivasi
dan tertantang saat melakukan sesuatu.

Ia merupakan food influencer yang berperan penting dalam perkembangan


usaha restoran milik Saeroyi. Bagian ini mengajarkan Anda betapa pentingnya
marketing yang dilakukan melalui media sosial. Tidak hanya menggunakan jasa
badut saja, tetapi juga menyebarkan brosur.

12. Menentukan Prioritas

Tips bisnis ala Itaewon Class yang satu ini juga harus Anda terapkan. Tidak
hanya pengetahuan soal bisnis saja, tetapi Anda juga perlu menentukan prioritas
untuk seluruh jenis pekerjaan. Prioritas itu dimaksudkan agar Anda bisa fokus
terhadap tujuan, seperti yang dilakukan oleh Saeroyi saat fokus mencapai
tujuannya.

13. Memiliki Alasan Berbisnis


Apa pun yang Anda lakukan, tentunya harus ada alasan yang kuat dibalik hal
tersebut. Sama seperti alasan Saeroyi yang tidak ingin meminta maaf, karena
beralasan ingin terus berusaha mengembangkan usaha restorannya.

14. Menyuguhkan Makanan Berkualitas

Cara penyuguhan makanan sangat penting dipelajari saat merintis usaha


kuliner. Selain soal rasa, makanan juga harus terlihat bagus dan berkualitas saat
difoto. Tidak hanya penampilannya saja yang dinilai, tetapi cara menyajikan
makanan atau etika saat disuguhkan kepada pelanggan juga harus diterapkan oleh
siapa pun.

15. Dekorasi Tempat yang Menjadi Ciri Khas

Dekorasi restoran juga harus memiliki ciri khas yang berbeda. Anda tidak
perlu mengumpulkan budget yang banyak untuk membeli perlengkapannya.
Dalam serial drama ini, Anda diberitahu bagaimana cara mendekor tempat secara
menarik tanpa mengeluarkan banyak uang. Jo Yi Seo mendekor restoran dengan
cara mengecat kursi, membuat gantungan lampu dari botol Soju hingga membuat
background dengan menggunakan proyektor.

Beberapa poin tersebut dapat menjadi inspirasi bagi kita yang ingin merintis
usaha kuliner. Tentunya, terdapat banyak hal yang harus disesuaikan dalam
kehidupan saat ini. Pada dasarnya, bisnis mengajarkan Anda untuk terus bertahan
meskipun banyak rintangan yang menghadang.

Hal paling menarik dari poin tersebut adalah memanusiakan manusia. Ideologi
yang sama sekali tidak dipikirkan oleh pebisnis lawan. Manusia adalah hal yang
tidak pernah terlepas dari yang namanya bisnis. Dan Saeroyi paham betul ia akan
selalu terlibat dengan masyarakat dan bagaimana membangun kepercayaan
mereka.

Lawan bisnis Saeroyi memanglah perusahaan hebat, yang sudah merintis


usaha bertahun-tahun lamanya, dan memiliki cabang dimana-mana. Namun
kekurangan yang mereka miliki terletak pada etika. Adanya korupsi yang
dilakukan oleh pimpinan membuat perusahaan ini jatuh dan gulung tikar. Selain
itu, pimpinan sama sekali tidak memperhatikan karyawan. Pimpinan hanya
memikirkan keuntungan dan reputasi pribadi. Perusahaan ini rela mengorbankan
karyawan yang kompeten hanya karena masalah pribadi. Tentu hal ini tidak etis
dalam berwirausaha.

Pemimpin dalam perusahaan bukanlah tipe bos besar yang duduk manis di
kursi empuk dan meja besar. Bagaimanapun kesulitan yang dilalui oleh karyawan,
susah, dan senang, serta pahit dan getir pun harus dirasakan oleh pemimpin.
Selain itu pemimpin harus terbuka dengan saran dan masukan yang sekiranya
disampaikan oleh karyaan dengan memperhatikan prinsip-prinsip perusahaan.
Begitulah seharusnya bisnis memanusiakan manusia. Bukan berati karyawan
hadir semata untuk diperintah-perintah lalu semuanya diserahkan pada karyaan
tanpa adanya rangkulan dan bimbingan dari pimpinan. Karena karyawan adalah
sosok manusia yang layak diberi kemapanan. Apabila karyawan susah atau sakit,
maka akan mempengaruhi keuntungan dari perusahaan tersebut. Hal ini harusnya
disadari oleh perushaan yang ada di indonesia.

Inikah yang seharusnya diperhatikan oleh Perusahaan dan atasan. Betapa


banyak talenta-talenta muda yang direkrut dari kampus-kampus papan atas.
Namun setelah masuk ke perusahaan, mereka tidak lagi dididik dan
dikembangkan. Paling-paling ada training sekali saja sewaktu awal bekerja.
Setelah itu, ya dibiarkan saja dengan pekerjaan rutinnya. Malahan, ada juga loh
orang yang direkrut langsung disuruh bekerja dan sepanjang karirnya tidak
mendapatkan sentuhan apapun selain perintah untuk mengerjakan ini dan itu.

Banyak perusahaan yang tidak mengalokasi budget untuk pengembangan dan


pendidikan karyawannya. Banyak pula atasan yang tidak mau mendidik dan
mengembangkan anak buahnya. Semuanya hanyalah soal kerja, kerja, dan kerja
saja. Rekrut, lalu tempatkan. “Kamu sudah menjadi karyawan di perusahaan. Ini
meja kerja kamu. Ini komputer kamu. Dan ini job desc kamu. Bekerjalah sebaik-
baiknya oke….” Lantas setiap hari mereka tidak melakukan apapun selain
menyuruhnya bekerja dan menanyakan hasilnya.

Penelitian menunjukkan bahwa uang bukanlah faktor utama yang membuat


seseorang betah dan berprestasi ditempat kerjanya. Karyawan justru merasa gerah
dipimpin oleh seseorang yang tidak menghargai dirinya sebagai „manusia‟
meskipun digaji cukup. Sebaliknya, orang yang digaji standar-standar saja bisa
sedemikian bahagianya dalam bekerja. Dan antusias mereka, karena merasa
diperlakukan dengan sangat baik oleh atasannya.

Memanusiakan karyawan, jika Anda ingin menyebutkan demikian. Dan yang


namanya memanusiakan manusia itu bukan hanya perlakuan atau perkataan sopan
saja. Melainkan juga mendengarkan aspirasinya. Mempedulikan pendapatnya.
Mengembangkannya. Mendidiknya. Melatihnya. Membantunya untuk mencapai
puncak kapasitas dirinya. Dan sudah menjadi sifat dasar manusia juga bahwa; jika
mereka diperlakukan secara manusiawi, maka mereka akan mau memberikan
performa terbaik dalam kesetiaan tertingginya.

Upaya Agar Wirausaha Mampu Mengaplikasikan Etika


Bisnis Dalam Berwirausaha
Agar seluruh wirausaha dapat menerapkan etika dalam kegiatan
berwirausaha, maka kita harus memulai ari diri sendiri, perhatikan lingkungan
sekitar, dan belajar dari pengalaman. Banyak wisausaha besar yang akhirnya
mengalami kebangkrutan karena tidak menjalankan etika dalam berbisnis.
Ketiadaan etika ini sangatberpengaruh besar dalam keharmonisan hubungan baik
dengan rekan kerja maupun dengan pelanggan. Setidaknya kita dapat memulai
bagaimana menerapkan sikap jujur dan bertanggung jawab.
Dalam skala besar, kita dapat membantu memberikan informasi kepada
orang lain lewat media sosial atau secara langsung. Sama halnya seperti
bagaimana islam masuk ke Indonesia. Pedagang islam sama sekali tidak pernah
memaksa masyarakat nusantara untuk membeli dagangan yang mereka jual.
Mereka melayani pembeli dengan sikap ramah dan penuh kesabaran. Ketika tiba
waktu sholat, para pedagang menunaikan kewajiban tanpa takut dagangannya
akan dicuri oleh orang. Disana, masyarakat nusantara dapat menilai bahwa
pedagang islam bukanlah orang jahat. Para pedagang islam adalah orang-orang
baik yang berakhlaq mulia. Hal inilah yang membuat banyaknya masyarakat
nusantara yang memeluk agama islam.
Ada beberapa hal yang dapat kitab lakukan untuk meningkatkan etika
dalam berwirausaha, yaitu:

1. Saling Menghargai dan Memberi Rasa Hormat.


Manusia adalah makhluk sosial yang sejatinya tidak bisa hidup atau
bertahan tanpa kehadiran manusia lain disisi mereka. Meskipun mereka perlu
kehadiran manusia lainnya, namun mereka juga perlu dihargai dan dihormati oleh
orang lain.
Rasa hormat yang mereka dapatkan dari orang lain akan membuat kita
merasa “lebih utuh”, karena kita akan merasa bahwa orang lain menyadari dan
menginginkan kehadiran kita di sisi mereka. Itulah mengapa cara pertama yang
perlu kita lakukan untuk meningkatkan etika kerja adalah saling menghargai dan
menghormati semua lapisan pekerja di sebuah perusahaan.
Tidak peduli posisi apapun yang mereka miliki, dari mulai satpam sampai
direktur, semua orang perlu dihormati dan dihargai. Nah, jika seseorang sudah
merasakan hal ini di dalam lingkungan kerja mereka, dapat dipastikan mereka
akan merasa nyaman dan betah bekerja di perusahaan tersebut.
Bukan hanya itu, perasaan dihargai dan dihormati akan membuat
seseorang untuk memberikan kinerja yang lebih dari biasanya. Cara pertama ini
perlu diterapkan pada setiap perusahaan di Indonesia. Melihat masih banyaknya
generasi muda yang tidak menghormati rekan kerjanya yang lebih senior, atau
para bos yang sangat meremehkan kedudukan para karyawannya. Duh ga banget
deh! Itulah mengapa rasa saling menghormati dan menghargai perlu diterapkan
oleh semua orang, dari semua umur.
2. Berkomunikasi secara Terbuka.
Ketika semua orang sudah merasa dihargai dan dihormati, sekarang kita
perlu menerapkan cara yang kedua yaitu, berkomunikasi secara terbuka.
Komunikasi yang terbuka sangat penting untuk diterapkan di dalam tim manapun.
Ini bukan hanya bertujuan untuk mengurangi kesalahpahaman di dalam pekerjaan,
namun juga untuk menumbuhkan rasa profesionalisme dan menumbuhkan budaya
kerja yang baik di tempat kerja.
Tidak ada yang perlu ditutup-tutupi, tidak ada kebohongan dan semuanya
berjalan apa adanya. Komunikasi yang berjalan dengan lancar dan terbuka akan
menciptakan tim yang kuat. Mengapa? Karena mereka akan merasa saling percaya
satu sama lain.
Dalam penerapan komunikasi yang seperti ini, para pemimpin juga akan
lebih mudah untuk menyampaikan nilai-nilai dan budaya kerja apa yang
diharapkan oleh perusahaan. Semuanya dapat dimengerti dengan jelas oleh para
karyawan, sehingga mereka akan paham bagaimana indikator penilaian yang
berlaku di dalam perusahaan dan bagaimana cara mereka bisa meraih jenjang
karier yang lebih tinggi.
Ketika semuanya dapat dipahami dengan jelas, maka karyawan akan
merasa lebih bersemangat dan termotivasi dalam memberikan kinerja lebih. Ini
semua dilakukan agar mereka dapat meraih pencapaian yang diharapkan oleh
pimpinannya dan bisa menuju jenjang karier yang diinginkan. Komunikasi seperti
ini perlu diterapkan pada semua perusahaan atau organisasi di Indonesia.
Tujuannya agar tidak terjadi perpecahan di antara karyawan, seperti kasus
nepotisme.

3. Saling Memberikan Contoh yang Baik.


Meskipun posisi pemimpin selalu ada di depan, namun bukan berarti
hanya para pemimpin yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan contoh
yang baik. Dapat kami katakan bahwa semua orang yang berada di dalam setiap
perusahaan memiliki kewajiban untuk memberi contoh yang baik.
Memberi contoh yang baik tidak selalu tentang hal-hal yang berat,
misalnya mendapat penghargaan dari mitra bisnis dan lain sebagainya. Contoh
yang baik bisa dimulai dari hal-hal kecil yang sering kita sepelekan. Misalnya,
tidak datang terlambat ke kantor, tidak mengganggu rekan kerja yang sedang
bekerja, menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu, dan lain-lain. Itu
semua mungkin bukan hal yang terlalu “WOW”, namun perlu kita terapkan dari
sekarang.
Ketika kita sudah memberi contoh yang baik, maka secara tidak langsung
kita sedang membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif. Hal-hal positif
memang lebih susah untuk diterapkan dan disebarkan, itulah mengapa kita semua
perlu mengusahakannya.
Apabila semua orang selalu memberikan kinerja yang terbaik, maka dapat
dipastikan persaingan positif untuk dapat selalu berprestasi akan tercipta di antara
semua karyawan. Terlebih lagi, orang-orang di Indonesia terdiri dari berbagai
suku dan daerah. Norma-norma yang berlaku di setiap daerah mungkin bisa saja
berbeda, namun setidaknya kita bisa berfokus dengan nilai-nilai dan budaya kerja
inti yang dimiliki perusahaan.

4. Saling Memberikan Kepercayaan.


Kepercayaan. Ya! Etika kerja tidak akan tercipta jika tidak ada rasa
kepercayaan. Coba kita bayangkan, bagaimana seorang karyawan bisa
memberikan etika kerja yang kuat, jika dirinya tidak mendapatkan kepercayaan
dari manajernya?
Memberikan kepercayaan juga perlu diterapkan oleh para atasan dan
karyawan. Para pimpinan harus percaya bahwa karyawannya akan menggunakan
kepercayaan dari mereka dengan sebaik mungkin. Mereka percaya bahwa
karyawan tidak akan membocorkan rahasia perusahaan, karyawan akan
memberikan hasil yang menakjubkan atas proyek yang mereka kerjakan, dan lain
sebagainya.
Sebaliknya, karyawan juga perlu memberikan kepercayaan mereka kepada
pimpinannya. Percaya bahwa penilaian kinerja yang mereka berikan dilakukan
secara adil, percaya bahwa para pemimpin akan membimbing mereka untuk bisa
mengembangkan diri lebih baik lagi, dan contoh-contoh kepercayaan lainnya.
Dapat terlihat dengan jelas bukan, bahwa etika kerja yang kuat sangat
memerlukan kepercayaan satu sama lain?

5. Memberikan Pelatihan Berkualitas kepada Para Karyawan.


Apabila keempat cara di atas sudah diterapkan, maka kita perlu satu cara lagi
untuk melengkapinya. Semua cara-cara di atas belum lengkap tanpa pelatihan atau
training yang diberikan oleh perusahaan kepada para karyawannya.
Pelatihan ini bisa berupa pelatihan kepemimpinan, pelatihan manajemen,
dan lain sebagainya. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengasah kemampuan
para karyawan agar mereka lebih termotivasi untuk menjadi karyawan yang lebih
unggul. Tentunya, semua karyawan unggul pasti memiliki etika kerja yang tinggi.
Kenyataannya, kinerja karyawan Indonesia masih tidak terlalu kompetitif
seperti negara lain. Itulah mengapa pelatihan yang berkualitas perlu diberikan
pada setiap perusahaan di Indonesia. Tujuannya agar kinerja masyarakat
Indonesia semakin maju dan hebat.
PENUTUP
Demikianlah ulasan mengenai pentingnya etika bisnis yang dapat saya
jelaskan pada kesempatan kali ini. Ada banyak hal yang harus diperhatikan oleh
seorang pebisnis salah satunya etika. Dan jika berbicara tentang etika, maka tidak
akan ada habisnya. Karena etika adalah unsur penting dalam setiap tindakan yang
dilakukan oleh manusia. Baik buruknya etika akan mempengaruhibagaimana
hubungan kita dengan orang lain. Dan dalam berbisnia, tentu kita akan selalu
berhubunga dengn orang lain.
Melalui drama Itaewon Class, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
tidak ada yang instan di dunia ini. Segalanya butuh proses dan perjuangan. Butuh
kerja keras pengorbanan untuk mencapai hasil yang maksimal. Dan penulis sangat
merekomendasikan drama ini untuk ditonton karena memiliki pesan yang sangat
inspiratif.
DAFTAR PUSTAKA
https://bisniskuy.com/tips-bisnis-ala-itaewon-class/
https://www.uii.ac.id/belajar-mempertahankan-bisnis-dari-itaewon-class/
https://www.kompasiana.com/takutpada-allah-
/54f4c0577455139d2b6c8d64/bisnis-sebenarnya-untuk-memanusiakan-manusia
https://id.linkedin.com/pulse/memanusiakan-bawahan-dadang-kadarusman
https://www.studilmu.com/blogs/details/5-cara-meningkatkan-etika-kerja-di-
perusahaan-indonesia

Anda mungkin juga menyukai