Artikel Etika Berwirausaha
Artikel Etika Berwirausaha
NIM : 22234022
Park Saeroyi merupakan mantan narapidana lulusan SMP. Setelah keluar dari
penjara, ia manargetkan dalam waktu tujuh tahun ke depan akan memiliki usaha
restoran sendiri. Kemudian, ia menjadi seorang nelayan dan pekerja serabutan,
bahkan kuli bangunan, sembari mengumpulkan modal untuk membuka bisnis
restoran. Sebenarnya, Park Saeroyi memiliki tabungan dari asuransi kematian
sang ayah, namun ia memilih untuk mengumpulkan uang sendiri dengan bekerja
keras selama bertahun-tahun. Dana tabungan kematian ayahnya dialokasikan
untuk berinvestasi.
Cita rasa makanan yang khas dari sebuah usaha restoran, akan membuat
banyak orang tertarik untuk datang kembali. Hal itu terlihat dari ramainya restoran
saat open house saja, namun setelah berjalan malah sepi pengunjung. Saeroyi
memiliki kemampuan memasak yang mumpuni, namun ia lebih ingin
karyawannya yang membuat menu. Bahkan ada beberapa makanan yang terbilang
“gagal” sehingga membuat pengunjung yang mengkritik makanan tersebut.
Setelah mencoba berkali-kali, bahkan karyawan tersebut sering mengikuti lomba
memasak untuk meng-upgrade dan belajar dari kompetisi-kompetisi tersebut,
makanan yang disajikan di restotan Park Saeroyi memiliki cita rasi yang khas dan
tidak mengecewakan.
3. Memperluas Koneksi
Jika Anda sudah mulai menjalankan sebuah usaha, maka hal yang harus
dilakukan adalah mengembangkan usaha tersebut. Terdapat banyak cara untuk
merealisasikan hal tersebut, salah satunya adalah mempeluas koneksi bisnis untuk
menjadikan usaha Anda menjadi sistem franchise. Sebagai contoh, kita dapat
mengetahui bahwa Park Saeroyi memiliki koneksi tidak terduga. Yaitu orang
yang dia tolong ketika masih sekolah. Tidak disangka-sangka orang itu telah
sukses di bidang manajemen. Berkat beliau, Saeroyi dapat menginvestasikan
tabungan ayahnya di perusahaan bisnis lawan tanpa diketahui orang lain. Hal
inilah yang semakin menambah keseruan jalan cerita, Saeroyi dapat hadir dalam
rapat pemilik saham di perusahaan lawan,
Film ini mengajarkan Anda bahwa hanya bekerja keras saja tidak cukup jika
tidak ada strategi. Anda bisa mengetahui strategi bertemu para investor, waktu
menarik saham hingga waktu memulai menanam saham.
Investasi saham seringkali disebut dalam serial drama Itaewon Class. Sebab,
Park Saeroyi menginvestasikan dana tabungan kematian ayahnya untuk membeli
saham perusahaan saat harganya sedang jatuh dan mempertahankannya hingga 8
tahun.
Saat itu, nilai saham milik Park Saeroyi mencapai sekitar 1,9 milyar Won.
Kemudian, ia menjadi salah satu pemegang saham terbesar di perusahaan tersebut.
Sebelum berhenti bekerja, ia sudah memiliki rumah, mobil, dan modal untuk
merintis usaha. Anda bisa belajar hal tersebut dari Oh Soo Ah. Sebab, ia memiliki
dana darurat dan tabungan saat mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya
bekerja.
Saat menjalani sebuah bisnis, tentunya Anda harus memiliki referensi atau
panutan agar dapat belajar dari pengalaman orang lain. Selain itu, Anda juga bisa
memperbaiki kesalahan yang terjadi. Dengan begitu, Anda bisa belajar langsung
dari ahli di bidangnya.
Sama seperti Saeroyi yang belajar dari musuhnya yang bernama Prsedir Jang.
Penggemar serial drama Itaewon Class tentunya tidak asing lagi dengan musuh
Saeroyi yang satu ini. Prsedir Jang menjadi alasan terbesar Saeroyi untuk balas
dendam.
Akhirnya, Saeroyi mencari dan membaca biografi Prsedir Jang dan mencari
kelemahannya. Kemudian, ia juga mencari sesuatu yang bisa ditiru olehnya saat
membangun sebuah usaha restoran. Sehingga, Saeroyi bisa mengalahkan
musuhnya dengan cara elegan.
Serial drama Itaewon Class menjelaskan bagaimana cara mengatur SDM dan
usaha. Episode terakhir drama ini menceritakan bagian saat rapat pemegang
saham. Saeroyi menjelaskan, bahwa bisnis bukan hanya sekadar uang saja, tetapi
juga orang-orangnya.
Bisnis yang sukses diawali dari orang-orang yang bekerja keras. Hal yang
membuat mereka bisa bekerja secara produktif adalah diperlakukan seperti
keluarga sendiri dan dihargai.
Saat bertemu dengan Jo Yi Seo, karakter perempuan ini sangat multi talenta.
Berdasarkan diagnosa psikolog, ia adalah seorang sociopath. Artinya, tipe
karakter tersebut tidak mudah goyah saat tertekan, namun semakin termotivasi
dan tertantang saat melakukan sesuatu.
Tips bisnis ala Itaewon Class yang satu ini juga harus Anda terapkan. Tidak
hanya pengetahuan soal bisnis saja, tetapi Anda juga perlu menentukan prioritas
untuk seluruh jenis pekerjaan. Prioritas itu dimaksudkan agar Anda bisa fokus
terhadap tujuan, seperti yang dilakukan oleh Saeroyi saat fokus mencapai
tujuannya.
Dekorasi restoran juga harus memiliki ciri khas yang berbeda. Anda tidak
perlu mengumpulkan budget yang banyak untuk membeli perlengkapannya.
Dalam serial drama ini, Anda diberitahu bagaimana cara mendekor tempat secara
menarik tanpa mengeluarkan banyak uang. Jo Yi Seo mendekor restoran dengan
cara mengecat kursi, membuat gantungan lampu dari botol Soju hingga membuat
background dengan menggunakan proyektor.
Beberapa poin tersebut dapat menjadi inspirasi bagi kita yang ingin merintis
usaha kuliner. Tentunya, terdapat banyak hal yang harus disesuaikan dalam
kehidupan saat ini. Pada dasarnya, bisnis mengajarkan Anda untuk terus bertahan
meskipun banyak rintangan yang menghadang.
Hal paling menarik dari poin tersebut adalah memanusiakan manusia. Ideologi
yang sama sekali tidak dipikirkan oleh pebisnis lawan. Manusia adalah hal yang
tidak pernah terlepas dari yang namanya bisnis. Dan Saeroyi paham betul ia akan
selalu terlibat dengan masyarakat dan bagaimana membangun kepercayaan
mereka.
Pemimpin dalam perusahaan bukanlah tipe bos besar yang duduk manis di
kursi empuk dan meja besar. Bagaimanapun kesulitan yang dilalui oleh karyawan,
susah, dan senang, serta pahit dan getir pun harus dirasakan oleh pemimpin.
Selain itu pemimpin harus terbuka dengan saran dan masukan yang sekiranya
disampaikan oleh karyaan dengan memperhatikan prinsip-prinsip perusahaan.
Begitulah seharusnya bisnis memanusiakan manusia. Bukan berati karyawan
hadir semata untuk diperintah-perintah lalu semuanya diserahkan pada karyaan
tanpa adanya rangkulan dan bimbingan dari pimpinan. Karena karyawan adalah
sosok manusia yang layak diberi kemapanan. Apabila karyawan susah atau sakit,
maka akan mempengaruhi keuntungan dari perusahaan tersebut. Hal ini harusnya
disadari oleh perushaan yang ada di indonesia.