Sesuai Peraturan Presiden Nomor Kementerian Ketenagakerjaan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta
68 Tahun 2022 dimana Kementerian memberikan ruang kepada diharapkan menjadi rekan strategis
Ketenagakerjaan mendapat amanah komponen dari swasta untuk pemerintah dalam meningkatkan
sebagai leading sector pelatihan bersinergi dalam program-program akses dan mutu kompetensi yang
vokasi melalui Direktorat Jenderal yang terkait dengan pelatihan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar
Pembinaan Pelatihan Vokasi dan melalui Bantuan Program Pelatihan kerja melalui pelaksanaan pelatihan
Swasta.
Tujuan Sasaran
1. Sebagai acuan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian 1. Meningkatnya kualitas/kompetensi sumber daya manusia di
dalam mengelola serta mempertanggungjawabkan dana wilayah/lingkungan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta.
bantuan secara efektif dan efisien. 2. Mempermudah akses untuk mengikuti pelatihan bagi
2. Memberikan pemahaman kepada pihak terkait tentang masyarakat di wilayah/lingkungan Lembaga Pelatihan Kerja
pengelolaan anggaran Bantuan Program Pelatihan Lembaga Swasta.
Pelatihan Kerja Swasta dalam menjalankan tugasnya. 3. Mendorong pertumbuhan sumber-sumber ekonomi baru
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas, ketertiban, bagi masyarakat.
transparansi serta akuntabilitas pengelolaan Bantuan 4. Terlaksananya pengelolaan dan penyaluran bantuan
Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta. pemerintah secara tepat waktu dan tepat sasaran.
4. Meningkatnya kualitas perencanaan, pelaksanaan, 5. Meningkatnya kualitas tata kelola pelayanan pelatihan di
monitoring, evaluasi dan pelaporan. Lembaga Pelatihan Kerja Swasta.
5. Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan dalam
pelaksanaan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan
Kerja Swasta.
Proses Bisnis
Peserta pelatihan Sertifikasi
terdaftar di SIAPkerja
Evaluasi
UPT Bidang Pelaksanaan Pelatihan Pelatihan &
LPKS
Lavotas Pelaporan
1
4
Membuat 5
Proposal
Tidak Sesuai
2
3
1 Program PBK
2 Instruktur Pelatihan
3 Peserta Pelatihan
9. Perlengkapan peserta; dan tentang Wilayah Pelatihan Unit Pelaksana Teknis Bidang
Pelatihan Vokasi dan Produktivitas
10. Bahan pelatihan.
Tata Cara Pemberian Bantuan Program Pelatihan
Lembaga Pelatihan Kerja Swasta
Pemberi Bantuan
1. BBPVP Bandung; 10. BPVP Samarinda;
2. BBPVP Bekasi; 11. BPVP Lombok Timur;
3. BBPVP Serang; 12. BPVP Banyuwangi;
4. BBPVP Semarang; 13. BPVP Sidoarjo;
5. BBPVP Medan; 14. BPVP Ternate;
6. BBPVP Makassar; 15. BPVP Kendari;
7. BPVP Surakarta; 16. BPVP Bandung Barat;
8. BPVP Banda Aceh; 17. BPVP Sorong; dan
9. BPVP Padang; 18. BPVP Belitung.
Penerima Bantuan
Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Swasta yang ditetapkan dengan SK Penetapan Penerima Bantuan oleh Kepala
UPT Bidang Lavotas dan ditembuskan kepada Dinas yang membidangi ketenagakerjaan Provinsi dan
Kabupaten/Kota setempat
Persyaratan Penerima Bantuan
• Membuat Proposal Bantuan Program Pelatihan LPKS tahun 2024;
• LPKS telah memiliki VIN dan terverifikasi di kelembagaan.kemnaker.go.id;
• Mengusulkan Program Pelatihan yang tercantum pada proglat.kemnaker.go.id;
• Proposal dikirim melalui proposal.kemnaker.go.id;
• Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga Penerima Bantuan;
• Memiliki nomor rekening bank yang masih aktif atas nama lembaga yang sama dengan nama lembaga di NPWP;
• Diutamakan memiliki akreditasi dari LA-LPK ;
• Diutamakan memiliki MoU/Perjanjian Kerjasama penempatan/wirausaha untuk lulusan dengan stakeholder terkait;
• Diutamakan memiliki Job order/Training order;
• Memiliki Instruktur yang memenuhi kriteria persyaratan (sebagaimana disebutkan dalam Bab II huruf B) dan disertai
dengan Surat Keputusan yang ditetapkan oleh pimpinan LPK Swasta;
• Memiliki Tenaga Pelatihan yang dibuktikan dengan Surat Keputusan yang ditetapkan oleh pimpinan LPK Swasta;
• Memiliki sarana dan prasarana pelatihan yang memenuhi persyaratan teknis, baik dari aspek jumlah maupun kualitas
yaitu:
- Ruang belajar teori dan praktik;
- Peralatan praktik (sesuai dengan program pelatihan); dan
- Alat bantu peragaan.
Bentuk Bantuan Besaran Jumlah Bantuan
• Diberikan dalam bentuk uang kepada lembaga • Besaran jumlah bantuan diberikan maksimal
Penerima Bantuan yang diberikan dengan Rp83.200.000,00 (delapan puluh tiga juta
metode Swakelola Tipe IV melalui mekanisme dua ratus ribu rupiah) per paket program
Langsung (LS) pelatihan untuk jenis pelatihan non
• Pencairan dana bantuan dilakukan boarding.
berdasarkan ketetapan Pejabat Pembuat • Besaran jumlah bantuan diberikan maksimal
Komitmen (PPK) dan disahkan Kuasa Rp160.000.000,00 (seratus enam puluh juta
Pengguna Anggaran (KPA) pada satuan kerja rupiah) per paket program pelatihan untuk
masing-masing UPT Bidang Lavotas jenis pelatihan boarding (dengan catatan
jika alokasi anggaran di UPT Bidang Lavotas
memadai)
• Asumsi durasi pelatihan kurang lebih 4 bulan
untuk pelatihan bahasa atau kurang lebih 2
bulan untuk pelatihan teknis
Verifikasi Proposal
2. Verifikasi persyaratan administratif pendukung (tidak wajib dipenuhi seluruhnya, namun akan
dinilai UPT Bidang Lavotas sebagai dasar penilaian scoring pada verifikasi), mencakup :
Ø realisasi kebekerjaan lulusan pelatihan dalam 3 tahun terakhir yang dibuktikan dengan data by
name by address yang valid. (skor maksimal 50)
Jumlah persentase lulusan pelatihan yang bekerja (0% s.d 100%) x 50 = skor yang didapatkan LPKS
untuk kriteria lulusan yang bekerja
Contoh :
LPK A memiliki lulusan pelatihan dalam waktu 3 tahun terakhir sejumlah 200 orang lulusan, yang
berhasil bekerja sejumlah 120 orang.
𝟏𝟐𝟎
maka persentase lulusan pelatihan yang bekerja = 𝟐𝟎𝟎 = 𝟔𝟎%
skor yang didapatkan LPKS = 60% x 50 = 30
Jika dalam penilaian proposal terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi, maka UPT Bidang Lavotas dapat
meminta penjelasan secara langsung kepada LPKS. Dalam hal penilaian proposal memenuhi syarat,
maka dilanjutkan dengan verifikasi lokasi tempat penyelenggaraan pelatihan berdasarkan hasil scoring
verifikasi proposal administratif LPKS. Dalam melakukan penilaian atau verifikasi harus dilengkapi
dengan dokumentasi dan rekaman (check-list) sebagaimana dalam Format 2 dalam lampiran juknis
Rincian Penggunaan Dana Bantuan
Komponen Pendukung Pelatihan Komponen Pelatihan
1. Alat Tulis Kantor (ATK) 1. Penggandaan modul pelatihan
2. Materai
30% 2. Bahan pelatihan
70%
3. Konsumsi rapat atau seleksi peserta 3. Perlengkapan peserta (seminar kit)
4. Koordinasi dengan UPT Bidang Lavotas 4. Pakaian kerja
5. Penggandaan dan pengiriman laporan 5. Honor instruktur
6. Honor panitia pelaksana 6. Sertifikat pelatihan
7. Honor tim rekrutmen 7. Konsumsi peserta pelatihan
8. Dokumentasi 8. Konsumsi pembukaan dan penutupan
9. Spanduk 9. Uang saku peserta
10. Alat Pelindung Diri (APD) untuk Kejuruan 10. Sertifikasi Kompetensi
tertentu
11. Asuransi Jaminan Sosial
Dalam hal total biaya pendukung pelatihan melebihi 30% dapat diperbolehkan sepanjang untuk keperluan
koordinasi yang bersifat at cost dengan memenuhi prinsip kewajaran, efektif, efisien dan ekonomis
Rincian Penggunaan Dana Bantuan
Ø Alat Tulis Kantor (ATK), penggandaan, dokumentasi, spanduk, dan pengiriman laporan disesuaikan dengan
kebutuhan berdasarkan prinsip kewajaran, efektif, efisien, dan ekonomis;
Ø Biaya transportasi/perjalanan dinas untuk koordinasi bersifat at cost disesuaikan dengan kebutuhan
berdasarkan prinsip kewajaran, efektif, efisien, dan ekonomis dengan uang harian maksimal @ Rp150.000,00 /
orang hari
Ø Sertifikasi kompetensi peserta dapat diberikan subsidi paling banyak senilai @ Rp600.000,00/orang untuk
sertifikasi bahasa asing yang diakui oleh negara tujuan (misal JLPT, JFT, TOPIK, TOEFL, IELTS, Goethe-Zertifikat
atau lainnya) atau sertifikasi teknis melalui LSP-P3 atau lembaga sertifikasi yang diakui negara tujuan lainnya;
Ø Asuransi jaminan sosial peserta sebesar Rp17.000/orang/bulan dalam bentuk BPJS Ketenagakerjaan Bukan
Penerima Upah
Tata Cara Penetapan Penerima Bantuan dan Mekanisme
Pencairan Bantuan Program Pelatihan LPKS
Monitoring Evaluasi
• Dilakukan dalam rangka pemantauan, pembinaan, 1. Pemberian rating/ulasan layanan pelatihan pada
SIAPkerja.
mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan 2. Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan pada
pelatihan, identifikasi permasalahan serta antisipasi SIAPkerja
a. materi pelatihan (kurikulum, silabus, dan
upaya pemecahannya modul)
• Dilakukan sejak tahap persiapan, penyelenggaraan b. tenaga pelatih
c. sarana dan prasarana
sampai dengan berakhirnya pelaksanaan kegiatan 3. Survey Kesiapan Bekerja sebanya 2 kali, Pra
Pelatihan dan Pasca Pelatihan pada SIAPkerja.
Pelaporan
Ø Selain laporan penyelenggaraan PBK LPK Swasta juga harus menyertakan laporan keuangan untuk
dijadikan satu kesatuan menjadi laporan paripurna bantuan program pelatihan LPK Swasta.
Ø Laporan paripurna penyelenggaraan pelatihan dibuat maksimal 10 (sepuluh) hari kerja setelah
kegiatan pelatihan selesai sepuluh hari kalender diubah menjadi sepuluh hari kerja.
Dalam pelaporan, LPK Swasta mengunggah beberapa dokumen melalui proposal.kemnaker.go.id, antara
lain:
Ø Laporan Paripurna Penyelenggaraan Pelatihan ;
Ø Dokumentasi kegiatan pelatihan yang diunggah ke dalam akun media sosial LPKS atau dalam
bentuk video pada Youtube; dan
Ø Hasil penelusuran lulusan pelatihan hingga 6 bulan pasca pelatihan.
TERIMA
KASIH