Anda di halaman 1dari 16

PERIHAL PEMBUATAN NGO

Syarat-syarat Pemberi Bantuan Hukum (P.8 a. Berbadan hukum


(2) UU 16/11) b. Terakreditasi menurut UU ini
c. Memiliki kantor atau sekretariat
tetap
d. Memiliki pengurus
e. Memiliki program Bantuan Hukum
Syarat Pendirian Jika berbentuk Yayasan
1. Salinan akta pendirian yayasan
2. Fotokopi NPWP yayasan
3. Fotokopi KTP dan NPWP pendiri,
pembina, pengawas, dan pengurus
Yayasan
4. Surat pernyataan tempat kedudukan
disertai alamat lengkap yayasan
yang ditandatangani oleh pengurus
yayasan dan diketahui oleh lurah
atau kepada desa setempat
5. Bukti penyetoran atau keterangan
bank atas nama yayasan atau
pernyataan tertulis dari pendiri yang
memuat keterangan nilai kekayaan
yang dipisahkan sebagai kekayaan
awal untuk mendirikan yayasan
6. Surat pernyataan pendirian
mengenai keabsahan kekayaan awal
Jika berbentuk Perkumpulan Berbadan
Hukum
1. Salinan akta pendirian perkumpulan
atau salinan akta perubahan
pendirian perkumpulan yang
diketahui oleh Notaris sesuai dengan
aslinya;
2. Surat pernyataan tempat kedudukan
disertai alamat lengkap perkumpulan
yang ditandatangani pengurus
perkumpulan dan diketahui oleh
lurah/kepala desa setempat atau
dengan nama lainnya;
3. Sumber pendanaan perkumpulan
4. Program kerja perkumpulan;
5. Surat pernyataan tidak sedang dalam
sengketa kepengurusan atau dalam
perkara di pengadilan;
6. Notulen rapat pendirian
perkumpulan; dan
7. Surat pernyataan kesanggupan dari
pendiri untuk memperoleh kartu
NPWP
Jika berbentuk perkumpulan tanpa Berbadan
Hukum
1. Akta pendirian yang dikeluarkan
oleh notasis yang memuat AD atau
AD dan ART
2. Program kerja perkumpulan
3. Susunan pengurus
4. Surat keterangan domisili sekretariat
ormas
5. NPWP atas nama ormas
6. Surat pernyataan tidak dalam
sengketa kepengurusan atau tidak
dalam perkara di pengadilan; dan
7. Surat pernyataan kesanggupan
melaporkan kegiatan.
Selain persyaratan permohonan pendaftaran,
ormas melampirkan:
1. Formulir isian data ormas;
2. Surat pernyataan tidak berafiliasi
secara kelembaaan dengan partai
politik;
3. Surat pernyataan bahwa nama,
lambang, bendera, tanda gambar,
simbol, atribut, dan cap stempel
yang digunakan belum menjadi hak
panten dan/atau hak cipta pihak lain
serta bukan merupakan milik
pemerintah;
4. Rekomendasi dari kementerian yang
melaksanakan urusan di bidang
agama untuk ormas yang memiliki
kekhususan bidang keagamaan;
5. Rekomendasi dari kementerian
dan/atau perangkat daerah yang
membidangi urusan kebudayaan
untuk ormas yang memiliki
kekhususan kepercayaan kepada
tuhan yang maha esa; dan
6. Surat pernyataan kesediaan atau
persetujuan dari pejabar negara,
pejabat pemerintahan. Dan/atau
tokoh masyarakat yang
bersangkutan, yang namanya
dicantumkan dalam kepengurusan
ormas.
Verifikasi dan Akreditasi (P.2 3 a. Dilakukan setiap 3 tahun terhadap
Permenkumham 3/13) LBH atau Organisasi yang memberi
bantuan hukum, dan pemberi
bantuan hukum
b. Tahapan dalam verifikasi dan
akreditasi:
1. Pengumuman;
2. Permohonan;
3. Pemeriksaan administrasi;
4. Pemeriksaan faktual;
5. Pengklasifikasian Pemberi
Bantuan Hukum;
6. Penetapan Pemberi Bantuan
Hukum;
c. Verifikasi dan akreditasi
dilaksanakan dalam jangka waktu 4
bulan sejan tanggal pengumuman
pendaftaran
Akreditasi diatur lebih lanjut dalam Menteri mengumumkan pelaksanaan
Permenkumham 3/13 (P.11) Verifikasi dan Akreditasi bagi LBH atau
Organisasi yang berminat menjadi Pemberi
Bantuan Hukum. Pengumumannya memuat:
a. Waktu dimulai dan berakhirnya
pendaftaran
b. Persyaratan yang harus dipenuhi
oleh lembaga bantuan hukum atau
organisasi
c. Waktu pelaksanaan Verifikasi dan
Akreditasi
Persyaratan LBH atau Organisasi yang
mengajukan permohonan Verifikasi dan
Akreditasi sedikit berbeda dengan yang ada
di UU 16/11:
a. Berbadan hukum (dibuktikan dengan
surat keputusan pengesahan badan
hukum oleh Menteri, tapi jika lbh
atau organisasi yang mengajukan
berada dalam struktur lembaga atau
organisasi yang sudah berbadan
hukum, maka LBH atau organisasi a
quo sudah berstatus sebagai badan
hukum)
b. Memiliki kantor atau sekretarian
tetap
c. Memiliki pengurus (struktur)
d. Memiliki program Bantuan Hukum
e. Memiliki advokat yang terdaftar
pada LBH atau Organisasi
f. Telah menangani paling sedikit 10
kasus

Pengajuan Permohonan (P.14 Pengajuan Permohonan dan Akreditasi


Permenkumham 3/13) diajukan kepada menteri secara elektronik
atau non-elektronik. Permohonan secara
elektronik diajukan dengan mengisi aplikasi
pada situs resmi Kemenkumham
(www.sidbankum.bphn.go.id) . Permohonan
secara non-elektronik dilakukan dengan
mengisi formulir dan disampaikan melalui
Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional
Permohonan Verifikasi (P.15 Lampiran kelengkapan syarat ketika
Permenkumham 3/13) mengajukan permohonan Verifikasi dan
Akreditasi:
a. Fotokopi salinan akta pendirian
LBH atau Organisasi;
b. Fotokopi ad/art;
c. Fotokopi akta pengurus LBH atau
organisasi;
d. Fotokopi surat penunjukan sebagai
advokat pada LBH atau Organisasi;
e. Fotokopi surat izin beracara sebagai
advokat yang masih berlaku;
f. Fotokopi dokumen mengenai status
kantor LBH atau Organisasi;
g. Fotokopi NPWP LBH atau
Organisasi;
h. Laporan pengelolaan keuangan;
i. Rencana program Bantuan Hukum;
Jika persyaratan lengkap (P. 17 18 a. Jika sudah lengkap, akan ada
Permenkumham 3/13) pemberitahuan secara tertulis
mengenai waktu Pelaksanaan
Verifikasi dan Akreditasi kepada
LBH atau Organisasi
b. Jika belum lengkap, panitia akan
memberitahukan secara tertulis
kepada LBH atau Organisasi untuk
melengkapi persyaratan.
Pelengkapan persyaratan paling
lambat 14 hari kerja terhitung sejak
tanggal surat pemberitahuan
disampaikan. Jika tidak
menyampaikan kelengkapan berkas,
permohonan Verifikasi dan
Akreditasi ditolak.
Hak Pemberi Bantuan Hukum (P.9 UU a. Melakukan rekrutmen terhadap
16/11) advokat, paralegal, dosen, dan
mahasiswa fakultas hukum;
b. Melakukan pelayanan Bantuan
Hukum;
c. Menyelenggarakan penguluhan
hukum, konsultasi hukum, dan
program kegiatan lain yang
berkaitan dengan penyelenggaraan
Bantuan Hukum;
d. Menerima anggaran dari negara
untuk melaksanakan Bantuan
Hukum berdasarkan UU ini;
e. Mengeluarkan pendapat atau
pernyataan dalam membele perkara
yang menjadi tanggung jawabnya di
dalam sidang pengadilan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
f. Mendapatkan informasi dan data lain
dari pemerintah ataupun instansi
lain, untuk kepentingan pembelaan
perkara; dan
g. Mendapatkan jaminan perlindungan
hukum, keamanan, dan keselamatan
selama menjalankan pemberian
Bantuan Hukum.
Kewajiban Pemberi Bantuan Hukum (P. 10 a. Melaporkan kepada Menteri tentang
UU 16/11) program Bantuan Hukum;
b. Melaporkan setiap penggunaan
anggaran negara yang digunakan
untuk pemberian Bantuan Hukum
berdasarkan UU ini;
c. Menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan Bantuan Hukum bagi
advokat, paralegal, dosen,
mahasiswa fakultas hukum yang
direkrut sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9 huruf a;
d. Menjaga kerahasiaan data,
informasi, dan/atau keterangan yang
diperoleh dari Penerima Bantuan
Hukum yang berkaitan dengan
perkara yang sedang ditangani,
kecuali ditentukan lain oleh undang-
undang; dan
e. Memberikan Bantuan Hukum
kepada Penerima Bantuan Hukum
berdasarkan syart dan tata cara yang
ditentukan dalam Undang-Undang
ini sampai perkaranya selesai,
kecuali ada alasan yang sah secara
hukum
Imunitas Pemberi Bantuan Hukum (P.11 Pemberi Bantuan Hukum tidak dapat
UU 16/11) dituntut secara perdata maupun pidana
dalam memberikan Bantuan Hukum yang
menjadi tanggung jawabnya yang dilakukan
dengan itikad baik di dalam maupun di luar
sidang pengadilan sesuai Standar bantuan
Hukum berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan/atau Kode Etik Advokat.
PERIHAL PROGRAM
Penyuluhan Hukum
Penyampaian Penyuluhan Hukum (P.8 Penyampaian materi penyuluhan hukum
Permenkumham 63/2016) diberikan melalui:
a. Ceramah;
b. Diskusi; dan/atau
c. Simulasi.
Penitikberatan materi pada penyuluhan
hukum pada:
a. Materi akses terhadap keadilan; dan
b. Peraturan perundang-undangan di
bidang bantuan hukum
Dari sudut pandang pemberi bantuan
hukum, penyuluhan hukum diadakan secara
pasif, yang artinya Pemohon Bankum
mengajukan permohonan kepada Pemberi
Bankum dengan mengisi formulir. Formulis
diajukan oleh perwakilan kelompok yang
diketahui dan ditandatangani oleh lurah,
kepala desa, atau pejabat setingkat di tempat
tinggal Pemohon Bankum.
Syarat Penyelenggaraan Penyuluhan (P.9 a. Peserta penyuluhan hukum
Permenkumham 63/16) berjumlah paling sedikit 15 orang
dan paling banyak 30 orang;
b. Pelaksanaan penyuluhan hukum
dilakukan dalam waktu paling
singkat 2 jam;
c. Penyuluhan hukum dilaksanakan di
tempat kelompok orang miskin
berdomisili; dan
d. Materi yang disampaikan bertujuan
untuk membangun kesadaran dan
kepatuhan hukum masyarakat.
Laporan Penyelenggaraan Penyuluhan (P.10 a. Laporan dibuat paling lama 3 hari
Permenkumham 63/16) terhitung sejak tanggal selesainya
kegiatan penyuluhan hukum
b. Laporan disertai dengan dokumen
pendukung sepert surat permohonan
darai Pemohon Bankum, foto
pelaksanaan kegiatan, absensi atau
daftar hadir, materi penyuluhan
hukum, dan notula pelaksanaan
penyuluhan hukum
c. Laporan nantinya disampaikan
kepada Kepala Kantor Wilayah
melalui Sidbankum
Penyuluhan Hukum tanpa Permohonan dari a. Bisa dilakukan penyuluhan hukum
Penerima Bankum (P.11 Permenkumham tanpa permohonan dari Penerima
63/16) Bankum, jika telah berkoordinasi
dan/atau mendapatkan rekomendasi
tertulis yang menyatakan bahwa
peserta penyuluhan hukum di lokasi
pelaksanaan penyuluhan hukum
yang merupakan kelompok orang
miskin.
b. Rekomendasi tertulis a quo
dikeluarkan oleh
a. Lurah, kepala desa, atau nama
lainnya sesuai dengan domisili
Penerima Bantuan Hukum;
b. Kepala rumah tahanan negara;
atau
c. Kepala lembaga
pemasyarakatan
Konsultasi Hukum
Pelaksanaan Konsultasi Hukum (P.12 a. Dilakukan untuk membantu mencari
Permenkumham 63/16) solusi penyelesaian masalah hukum
yang dihadapi Penerima Bankum;
b. Dilakukan secara langsung oleh
Pemberi Bankum kepada Penerima
Bankum;
c. Permohonan konsultasi hukum
diajukan oleh Pemohon Bankum
kepada Pemberi Bankum dengan
mengisi formulir permohonan dan
melampirkan surat keterangan
miskin.
Penelitian Hukum
Pelaksanaan Penelitian Hukum (P.14 a. Dilakukan terhadap permasalahan
Permenkumham 63/16) Bantuan Hukum yang terjadi di
wilayah Pemberi Bankum yang
bersangkutan;
b. Pemberi Bankum mengajukan
proposal penelitian hukum kepada
Kepala Kantor Wilayah atau Pejabat
yang ditunjuk
c. Penelitian hukum dapat
dilaksanakan setelah proposal
penelitian yang mendapat
persetujuan dari Kepala Kantor
Wilayah atau pejabat yang ditunjuk
d. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian
hukum
Mediasi
Pelaksanaan Mediasi (P.16 permenkumham a. Dilaksanakan berdasarkan
63/16) kesepakatan para pihak Penerima
Bantuan Hukum terkait masalah
hukum
b. Para pihak yang dimaksud
merupakan salah satu Penerima
Bankum
c. Permohonan mediasi diajukan oleh
Penerima Bankum dengan mengisi
formulir permohonan dengan
melampirkan surat keterangan
miskin
d. Hasil kesepakatan dalam pertemuan
mediasi dibuat dalam berita acara
yang ditandatangani oleh para pihak
Negosiasi
Pelaksanaan Negosiasi (P.17 a. Dilakukan untuk mendampingi
Permenkumham 63/16) dan/atau mewakili penyelesaian
masalah hukum yang dihadapi
Penerima Bantuan Hukum,
berdasarkan permohonan Penerima
Bankum kepada Pemberi Bankum
b. Permohonan negosiasi diajukan oleh
Penerima Bankum dengan mengisi
formulir dengan melampirkan surat
keterangan miskin
c. Hasil kesepakatan dalam pertemuan
negosiasi dibuat dalam berita acara
yang ditandatangani oleh para pihak
Pemberdayaan masyarakat
Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat a. Dilakukan untuk meningkatkan
(P.18 Permenkumham 63/16) pengetahuan dan/atau keterampilan
hukum Penerima Bantuan Hukum
untuk
a. Penanganan atau pemantauan
kasus;
b. Penyusunan permohonan
atau gugatan; dan/atau
c. Pelaporan kasus atau
pendaftaran kasus.
b. Jumlah peserta kegiatan
pemberdayaan masyarakat paling
sedikit berjumlah 10 orang dan
paling banyak 20 orang
c. Pemberdayaan masyarakat
dilaksanakan berdasarkan
a. Permohonan; atau
b. Tanpa permohonan.
d. Pemberdayaan masyarakat yang
diberikan berdasarkan permohonan
diajukan oleh perwakilan kelompok
yang diketahui dan ditandatangani
oleh lurah, kepala desa, atau pejabat
setingkat di tempat tinggal Pemohon
Bankum
e. Pemberdayaan masyarakat yang
diberikan tanpa permohona dapat
dilakukan jika Pemberi Bankum
telah berkoordinasi dan/atau
mendapatkan rekomendasi tertulis
yang menyatakan bahwa peserta
pemberdayaan masyarakat di lokasi
pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat merupakan kelompok
orang miskin.
f. Rekomendasi tertulis dikeluarkan
oleh:
a. Lurah, kepala desa, atau
nama lainnya sesuai dengan
domisili Penerima Bankum;
b. Kepala rumah tahanan
negara; atau
c. Kepala lembaga
pemasyarakatan.

Pendampingan di luar Pengadilan


Pelaksanaan Pendampingan di luar a. Dilakukan dalam bentuk advokasi
Pengadilan (P.20 Permenkumham 63/16) kepada saksi dan/atau korban tindak
pidana ke instansi/lembaga
pemerintah yang terkait.
b. Pendampingan di luar pengadilan
diajukan berdasarkan permohonan
oleh Penerima Bankum dengan
melampirkan surat keterangan
miskin.
c. Kegiatan pendampingan di luar
pengadilan bagi saksi dan/atau
korban berupa:
a. Pemberian konsultasi hukum
yang mencakup informasi
mengenai hak dan kewajiban
saksi dan/atau korban dalam
proses peradilan;
b. Pendampingan saksi
dan/atau korban di tingkat
penyidikan, penuntutan, dan
pada saat pemeriksaan dalam
sidang pengadilan;
c. Pendampingan saksi
dan/atau korban ke unit
pelayanan terpadu yang
berada di wilayahnya;
d. Pendampingan saksi
dan/atau korban ke rumah
sakit atau puskesmas
terdekat untuk mendapatkan
visum et repertum atau
perawatan kesehatan;
e. Pendampingan saksi
dan/atau korban dalam
menanyakan perkembangan
penyidikan dan persidangan
kepada aparat penegak
hukum;
f. Pendampingan saksi
dan/.atau korban untuk
mendapatkan perlindungan;
dan/atau
g. Pendampingan saksi
dan/atau korban ke lembaga
konseling.
Situasi lain
Pemohon Bankum tidak memiliki surat Berdasarkan Pasal 34 ayat (2)
keterangan miskin Permenkumham Nomor 63 Tahun 2016,
dalam hal pemohon Bantuan hukum tidak
memiliki surat keterangan miskin, Pemohon
Bankum dapat melampirkan:
a. Kartu jaminan kesehatan
masyarakat;
b. Kartu bantuan langsung tunai;
c. Kartu keluarga sejahtera;
d. Kartu beras miskin;
e. Kartu indonesia pintar;
f. Kartu indonesia sehat;
g. Kartu perlindungan sosial;
h. Dokumen kepesertaan program
kesejahteraan Pemerintah lainnya;
atau

Dokumen lain sebagai pengganti surat


keterangan miskin
Terdapat penunjukan Hakim untuk Berdasarkan Pasal 34 ayat (4)
mendampingi Penerima Bankum Permenkumham Nomor 63 Tahun 2016,
dalam hal pemberi Bankum menangani
bantuan hukum litigasi mendapatkan
Penetapan Pengadilan berupa Penunjukan
Hakim untuk mendampingi Penerima
Bankum, maka Penerima Bankum tidak
perlu membuat formulir permohonan
bankum dan Surat Keterangan Miskin.
Pemohon Bankum tidak memiliki identitas Berdasarkan Pasal 34 ayat (5)
Permenkumham Nomor 63 Tahun 2016,
dalam hal Pemohon Bankum tidak memiliki
identitas, Pemberi bankum membantu
Pemohon Bankum untuk memperoleh surat
keterangan alamat semestara dan/atau
dokumen lainnya dari instansi yang
berwenang sesuai domisili Pemberi
Bankum.
Surat keterangan alamat sementara dan/atau
dokumen lain harus diketahui lurah, kepala
desa, atau pejabat setingkat di tempat
tinggal Pemberi Bankum.
Sebelum melaksanakan bantuan hukum litigasi dan non-litigasi, Pemberi Bankum
mengajukan permohonan melalui Sidbankum untuk memperoleh persetujuan Kepala
Kantor Wilayah. Persetujuan Kepala Kantor Wilayah wajib diberikan dalam jangka waktu
paling lama 3 hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima. Tapi, dalam hal perkara
membutuhkan waktu penanganan yang cepat, maka pengajuan permohonan bantuan
hukum dapat diajukan setelah penanganan perkara dengan tetap mematuhi persyaratan
pelaksanaan bantuan hukum yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
Permohonan pelaksanaan Bankum paling sedikit memuat:
a. Identitas pemohon dan Penerima Bankum;
b. Jenis Bankum litigasi dan non-litigasi yang diberikan; dan
c. Dokumen lainnya yang berkaitan dengan perkara yang ditangani.

Anda mungkin juga menyukai