Anda di halaman 1dari 2

Universitas Indonesia

Fakultas Hukum
Program Studi Sarjana Reguler/Paralel

Ujian Tengah Semester Genap Tahun Akademik 2021/2022


ASAS-ASAS HUKUM PIDANA
Senin, 4 April 2022
Waktu: 2,5 jam (150 menit)
Pukul: 08.00 – 10.30 WIB untuk Reguler dan Pararlel
Ketentuan Perhatikan dan ikuti ketentuan ujian di bawah ini:
1. Mahasiswa masuk ke ruang zoom sebagaimana biasa dalam perkuliahan;
2. Mahasiswa wajib mengaktifkan kamera;
3. Ujian diselenggarakan secara closebook;
4. Cantumkan Nama Lengkap dan NPM Sdr dalam jawaban ujian. Jawaban ujian diketik
secara berurutan dalam format MSWord, di kertas A4, ukuran margin normal, jenis huruf
Times New Roman, ukuran font 12, spasi 1,5. Jawaban disimpan dalam format MsWord
dengan ketentuan nama file: UTS (Reg/Par/Ekstensi)_Kelas A/B/C/D)_Nama lengkap
mahasiswa_NPM (contoh: UTS Reg_Kelas A_Gandjar_0508XXX);
5. Jawaban diunggah melalui pengumuman pada google classroom sesuai masing-masing
kelas Asas Hukum Pidana. Jawaban ujian diterima selambatnya 10 menit setelah
berakhirnya waktu ujian;
6. Jawaban yang masuk pada google clasroom melampaui batas waktu yang telah
ditentukan, dianggap tidak mengikuti ujian;
7. Kemiripan jawaban dengan sesama peserta ujian akan diberi nilai D.

Kasus

Pada tanggal 10 Desember 2018, saat senja di Tasikmalaya, Nyi Iteung (TKI) merasa kesal karena
teringat kepada Koh Liong (WNA) yang tidak mau memberikan pinjaman uang padanya saat ia
hendak mudik. Ia kemudian menyiapkan keripik pisang yang sudah dibubuhi sedikit racun tikus
sebagai oleh-oleh khas dari kampung halaman. Niatnya hanya sekedar memberikan pelajaran pada
Koh Liong yang dianggap “tidak berperasaan” oleh Nyi Iteung yang telah bekerja bertahun lamanya
pada majikannya itu. Keripik pisang beracun tersebut dibawanya dalam perjalanan ke Beijing untuk
kembali bekerja sebagai TKI. Sesampainya di Beijing pada tanggal 29 Desember 2018, Nyi Iteung
langsung mengantar oleh-oleh istimewa itu ke rumah Koh Liong. Melihat keripik pisang
kesukaannya, Koh Liong lantas memakan dengan lahap setoples besar keripik pisang yang diberikan
Nyi Iteung. Akibatnya, Koh Liong terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit terdekat karena diare
hebat. Setelah 5 hari dalam perawatan, malang nyawanya tak terselamatkan.

Pertanyaan:

1. Tindak pidana apakah yang dapat dipersalahkan kepada Nyi Iteung atas hilangnya nyawa Koh
Liong? Jelaskan dengan menyebutkan dasar hukum dan uraikan dengan lengkap unsur-
unsurnya.
2. Apakah hukum pidana Indonesia dapat diterapkan dalam kasus ini? Jelaskan dengan penjelasan
yang memadai disertai dasar hukumnya dan teori-teori locus delicti.
3. Apakah kasus di atas berjenis delik: a. formil, b. propria, c. kualifisir, d. omisi, e. berangkai?
Uraikan jawaban Sdr. dengan lengkap.
4. Menurut Sdr., apakah ajaran Kausalitas diperlukan dalam kasus tersebut di atas? Terangkan
alasan Sdr. dan lengkapi dengan ajaran Kausalitas yang tepat.
5. Bila pada tanggal 1 Januari 2019 terjadi perubahan undang-undang berupa penambahan unsur
“melawan hukum” dalam pasal KUHP yang didakwakan; apakah Pasal 1 ayat (2) KUHP dapat
diberlakukan dalam kasus tersebut? Berikan penjelasan yang memadai dikaitkan denganteori-
teori tempus delicti
6. Bila sebelum Koh Liong sempat menikmatinya, keripik pisang yang diberikan Nyi Iteung
ternyata telah habis dimakan oleh A Ling (10 tahun, anak Koh Liong) yang diketahui Nyi
Iteung juga sangat menyukai keripik tersebut hingga mengakibatkan hilangnya nyawa A Ling.
a. Apakah Nyi Iteung dapat dimintakan pertanggungjawaban terhadap matinya A Ling?
Jelaskan jawaban Sdr dilengkapi dengan dasar hukum, dan jenis opzetnya.
b. Mengingat niatnya semula adalah memberikan pelajaran kepada Koh Liong namun
ternyata Koh Liong tetap sehat; apakah Nyi Iteung tetap dapat dimintakan
pertanggungjawaban atas perbuatannya terhadap Koh Liong? Jelaskan jawaban
Saudara. Jangan lupa menyertakan dasar hukumnya
1
7. Jelaskan dan bilamana perlu sertakan contoh agar lebih jelas:
a. Apakah voornemen (niat) dalam Pasal 53 (1) KUHP disamakan dengan opzet
(sengaja)? Jika ya, opzet kategori yang mana?
b. Apakah begin van uitvoering (permulaan pelaksanaan) di Pasal 53 (1) merupakan
pelaksanaan niat atau pelaksanaan kejahatan?
c. Apakah yang dimaksud dengan bestandel (unsur tertulis) dan elemen (unsur tidak
tertulis)?
d. Apakah yang dimaksud dengan ajaran melawan hukum formil dan melawan hukum
materiil?
e. Apakah yang dimaksud dengan penafsiran analogi?

Selamat bekerja

Anda mungkin juga menyukai