Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

ACARA 5

SIMULASI HUKUM MENDEL II

Nama : Tyara Wahyu Wardhani

NIM : 221810401086

Kelompok :7

Hari/tanggal : Selasa, 3 Oktober 2023

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2023
I. Tujuan

Tujuan dari praktikum simulasi hukum Mendel II adalah


mahasiswa dapat membuktikan hukum Mendel II tentang
pengelompokan atau pemilihan alel secara bebas.

II. Metode
II.1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum simulasi
Hukum Mendel II adalah sebagai berikut:
- 2 gelas beaker
- 16 Kertas bersimbol B mewakili sifat Bulat
- 16 Kertas bersimbol b mewakili sifat Kisut
- 16 Kertas bersimbol M mewakili sifat Manis
- 16 Kertas bersimbol m mewakili sifat Masam
II.2. Cara Kerja
Cara kerja dalam praktikum simulasi hukum Mendel II adalah
sebagai berikut:
Dilipat kertas bersimbol B dan M, kemudian dimasukkan ke wadah
A sebagai simbol betina sebanyak 4 kali dan ke wadah B sebagai
simbol jantan sebanyak 4 kali.

Dilipat kertas bersimbol B dan m, kemudian dimasukkan ke wadah


A sebagai simbol betina sebanyak 4 kali dan ke wadah B sebagai
simbol jantan sebanyak 4 kali.

Dilipat kertas bersimbol b dan M, kemudian dimasukkan ke wadah


A sebagai simbol betina sebanyak 4 kali dan ke wadah B sebagai
simbol jantan sebanyak 4 kali.
Dilipat kertas bersimbol b dan m, kemudian dimasukkan ke wadah
A sebagai simbol betina sebanyak 4 kali dan ke wadah B sebagai
simbol jantan sebanyak 4 kali.

Ditutup wadah dan dikocok kemudian dibuka wadah, diambil


masing-masing 1 lembar wadah jantan dan wadah betina, ditutup
mata saat pengambilan kertas.

Dicatat gamet yang didapat dari pengambilan acak tersebut.

Dilakukan langkah pengambilan hingga kertas dalam wadah habis.

III. Hasil dan Pembahasan

3.1 Tabel Hasil

Kelas Expected
Observed (O) (O-E)2 (O-E)2/E
fenotip (E)
Bulat
9 9 1 1/9=0,1
manis
Bulat
3 3 1 1/3=0,3
masam
Keriput
2 3 1 1/3=0,3
manis
Keriput
2 1 1 1=1
masam
Total X2 16 1,7
3.2 Tabel Chi Square

3.3 Pembahasan

Genetika merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang


pewarisan sifat dari parental atau indukan kepada keturunannya.
Praktikum acara 5 ini membahas tentang pembuktian mengenai Hukum
Mendel II. Hukum mendel adalah hukum tentang hukum pemisahan dan
hukum berpasangan bebas yang dicetuskan oleh George Johann Mendel
pada tahun 1865. Mendel mencetuskan hukum I mengenai pemisahan
gen atau segresi yang berbunyi dalam pembentukan gamet sel kelamin
keturunan, kedua gen induk pasangan sealel akan berpisah atau
mengalami segragasi sehingga menyebabkan tiap gamet menerima satu
gen dari induknya (Dewa et al., 2020).

Mendel kemudian melakukan perobaan kembali, dan menemukan


suatu fakta penemuan baru sehingga tercetuslah hukum Mendel II yang
berbunyi segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung pada segregasi
pasangan gen lainnya sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk
akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas. Berdasarkan
bunyi dari hukum Mendel II tersebut dapat diketahui bahwa bila dua
individu memiliki dua pasang atau lebih sifat, maka sifat yang akan
diturunkan pada generasi selanjutnya diturunkan secara bebas, tidak
tergantung pada pasangan sifat yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap alel dengan alel yang berbeda tidak saling mempengaruhi satu
sama lain ketika proses pewarisan sifat berlangsung (Esti, 2016).

Hukum Mendel II memiliki tiga konsep dasar yaitu konsep


persilangan Backcross, konsep persilangan Testcross, dan konsep
persilangan Respirok. Konsep persilangan Backcross adalah konsep
langkah silang antara F1 dengan salah satu induknya. Konsep
persilangan Testcross adalah persilangan suatu individu yang genotpnya
belum diketahui. Fungsi dari konsep persilangan Testcross adalah untuk
mengetahui apakah genotif individu tersebut bersifat homozigot atau
heterozigot. Konsep persilangan Respirok adalah persilangan yang
dilakukan dimana sifat parental jantan dan betina dipertukarkan tetapi
tetap menghasilkan keturunan yang sama. Hukum Mendel II dapat
dibuktikan dengan melakukan persilangan dihibrid. Persilangan dihibrid
adalah perkawinan antara dua individu dari spesies yang sama dengan
dua sifat yang berbeda. Contoh persilangan dihibrid yaitu pada
persilangan ercis, dimana sifat pertama memiliki bunga kuning dengan biji
bulat, dan sifat kedua memiliki bunga putih berbiji kisut. Persilangan
tersebut akan mendapatkan variasi keturunan dengan perbandingan
9:3:3:1 (Akbar et al., 2015).

Hasil praktikum pembuktian Hukum Mendel II pada tabel hasil


menunjukkan hasil yaitu sebagai berikut, hasil observasi pada
pengambilan pertama bulat manis terambil sebanyak 9 kali. Ekspetasi
yang diharapkan pada pengambilan bulat manis yaitu 9. Hasil
pengambilan kedua bulat masam terambil sebanyak 3 kali. Ekspetasi
yang diharapkan pada pengambilan bulat masam yaitu 3. Hasil
pengambilan ketiga keriput manis terambil sebanyak 2 kali. Ekspetasi
yang diharapkan pada pengambilan keriput manis yaitu 3. Hasil
pengambilan keriput asam terambil sebanyak 2 kali. Ekspetasi yang
diharapkan pada pengambilan yaitu 1. Hasil yang didapatkan pada
perhitungan tabel tersebut adalah 1,7. Hasil tersebut kemudian dianalisis
menggunakan metode Chi Square. Menurut Amrulla et al (2020), Chi
Square adalah suatu metode yang digunakan untuk mereduksi fitur-fitur
yang tidak relavan dalam proses klasifikasi. Hasil Chi Square dapat dilihat
pada tabel 3.2 yang terdapat pada lembar sebelumnya. Berdasarkan tabel
tersebut, dapat dikelompokkan nilai probabilitynya. Nilai probability (P)
merupakan nilai pembatas yang menentukan cukup atau tidaknya hasil
analisis yang didapat. Nilai probability lebih dari 0,05 (P > 0,05)
menunjukkan bahwa hasil yang didapat mendekati valid, artinya
penyimpangan yang didapat pada percobaan Hukum Mendel II tidak
terjadi secara nyata, sebaliknya jika nilai probability yang didapat kurang
dari 0,05 (P < 0,05) menunjukkan bahwa hasil yang didapat semakin tidak
valid, artinya penyimpangan yang didapat pada percobaan Hukum Mendel
II terjadi secara nyata (Amrulla et al., 2020). Berdasarkan literatur tersebut
dapat diketahui bahwa hasil yang didapat dengan perhitungan Chi Square
adalah baik atau valid karena nilai yang didapat lebih dari 0,05 sesuai
dengan yang dijelaskan oleh literatur.

Keberhasilan hasil analisis Chi Square dipengaruhi oleh beberapa


faktor yaitu jenis chi square yang digunakan. Chi square sendiri memiliki
jenis diantaranya yaitu chi squre menggunakan uji kecocokan, uji
independensi, dan uji goodness-of-fit. Faktor lain yang mempengaruhi
hasil analisis yaitu jenis sampel, hipotesis, dan validitas data yang didapat.
Berdasarkan faktor tersebut dapat diketahui bahwa semakin banyak data
yang dimanipulasi atau ketidakvalidan data berpengaruh terhadap
keberhasilan analisis Chi square (Nishom, 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, R. T., Soewarto, H., dan Aries, M. 2015. Implementasi sistem


hereditas menggunakan metode persilangan hukum mendel untuk
identifikasi pewarisan warna kulit manusia. Jurnal Online
Mahasiswa. 2 (1) : 23-30.

Amrullah, A. Z., Andi, S. A., dan Muh, A. J. H. 2020. Analisis sentimen


movie review menggunakan naive bayes classifier dengan seleksi
fitur Chi Square. Jurnal BITe. 2 (1) : 40-44.

Dewa, N. O., Ida, B. P. A., Anak, A. P. A., dan Sudirgayasa, I. G. 2020.


Pengembangan modul hukum mendel dan penyimpangan semu
hukum mendel bersetting strategi pembelajaran kooperatif jigsaw
untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA. Jurnal pedagogi dan
pembelajaran, 3 (3): 54-58.

Esti, L. A. 2016. Genetika Mendel : Prinsip dasar pemahaman ilmu


genetika. Malang: UB Press.

Nishom, M. 2019. Perbandingan akurasi Euclidean Distance, Minkowski


Distance, dan Manhattan Distance pada algoritma K-means
Clustering berbasis Chi Square. Jurnal Informatika, 4 (1) : 20-24.

Anda mungkin juga menyukai